SISTEM KENDALI
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya buku pegangan kuliah Sistem Kendali
di lingkungan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.
Buku yang terdiri dari 9 bab ini disusun dengan merujuk pada materi yang terdapat pada
keempat textbook yang tertulis pada Daftar Pustaka. Meskipun demikian, Bab 5, 6, 7 dan 8
disusun dengan merujuk hanya pada textbook pertama yang sekaligus merupakan buku referensi
matakuliah EL303 Sistem Kendali, yaitu Ogata, K., Modern Control Engineering, 3rd Edition,
Prentice Hall International. Inc., 1997. Urutan pembahasan dan pengelompokan pokok-pokok
bahasan pada buku ini disesuaikan dengan silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP) EL303.
Buku ini dirancang untuk diajarkan pada mahasiswa strata 1 tingkat dua / tiga yang
telah memahami matakuliah prasyarat seperti Teori Rangkaian dan Transformasi Laplace.
Pembahasan Sistem Kendali pada buku ini dibatasi hanya untuk sistem linier kontinyu dengan
pendekatan tradisional menggunakan konsep fungsi alih, meskipun konsep modern seperti
konsep ruang waktu (state space concept) juga dibahas sebagai pengenalan. Penggunaan
program MATLAB untuk membantu analisis dan desain sistem kendali juga dibahas.
Materi buku ini telah diajarkan pada matakuliah EL303 sejak tahun 1993, tentu saja
dengan beberapa penyempurnaan sepanjang waktu tersebut. Dengan beban kredit 3 SKS dan
waktu kuliah 16 minggu, diharapkan seluruh materi pada buku ini dapat dipahami oleh
mahasiswa. Perkecualian dapat diberikan pada materi konsep ruang waktu yang pada buku ini
diberikan secara lengkap. Untuk menambah pemahaman mahasiswa terhadap materi pada buku
ini, maka pada buku ini telah pula dilengkapi dengan 64 contoh pembahasan soal. Sedang bagi
para pengajar, buku ini juga dilengkapi dengan transparansi pengajaran.
Meskipun buku ini telah disiapkan secara intensif selama 1 tahun, kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan-kekurangan pada buku ini, baik dari segi penyampaiannya, maupun
dari segi materinya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan terhadap
buku ini dari para pembaca sekalian, para pakar maupun para mahasiswa pemakai.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
penyiapan, penulisan dan penerbitan buku ini.
Bandung, Oktober 1999
Penulis
Bab I: Pendahuluan Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
PENDAHULUAN
SISTEM KENDALI
u PENDAHULUAN
u KARAKTERISTIK TANGGAPAN
TERTUTUP
u PROSES PERANCANGAN
PENDAHULUAN
•Rekayasa memberikan perhatian pada
pemahaman dan pengendalian material dan
kekuatan alam demi kemaslahatan ummat
manusia.
KARAKTERISTIK TANGGAPAN
Beberapa Definisi:
PROSES PERANCANGAN
MODEL MATEMATIS
SISTEM DINAMIS
• PENDAHULUAN
• KLASIFIKASI SISTEM
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI SISTEM
- LINEAR VS NONLINEAR
- TIME-INVARIANT VS TIME-VARYING
- CONTINUOUS-TIME VS DISCRETE-TIME
- DETERMINISTIC VS STOCHASTIC
- LINEAR VS NON-LINEAR
Daerah linear
TIME-INVARIANT VS TIME-VARYING
CONTINUOUS-TIME VS DISCRETE-TIME
- Sistem kontinyu waktu : memiliki semua variabel / sinyal
yang kontinyu terhadap waktu.
DETERMINISTIC VS STOCHASTIC
1
sLI ( s) + RI ( s ) + I ( s ) = Ei ( s)
Cs
1 I ( s)
I ( s ) = Eo ( s ) → = sEo ( s )
sC C
I (s)
s 2 LI ( s ) + RsI ( s ) + = sEi ( s )
c
Fungsi alih :
I (s)
E ( s) C 1
= =
E i ( s ) s 2 L + Rs + 1 I ( s) 2
+ RCs + 1
C
R L1
e(t) C +- L2 e0(t)
i1(t) i2(t)
di1
e(t ) = Ri1 + L1 + e0 (1)
dt
di2
e0 = L2 ( 2)
dt
ic = i1 (t ) − i2 (t )
d (t )
ic = C e 0
dt
} i1 − i2 = C
de0
dt
(3)
Transformasi Laplace :
E 0 ( s)
E 0 ( s) − sL2 I 2 ( s) (2) → I 2 ( s) = (2)
sL2
I1 ( s) − I 2 ( s) = sC E0 ( s) (3)
E ( s) = ( R + sL1 ) I1 ( s) + E0 ( s) (1)
E ( s) − E 0 ( s)
I1 ( s) = (1)
R + sL1
(1) & (2) → (3)
E ( s) − E 0 ( s) E 0 ( s)
− = sC E 0 ( s)
R + sL1 sL2
( ) ( )
sL 2 E ( s) − R + s( L1 + L2 ) E0 ( s) = ( R + sL1 ) s2 L 2 C E 0 ( s)
sL E ( s) = [ s L C( R + sL ) + s( L + L ) + R ] E ( s)
2
2
2 1 1 2 0
E 0 ( s) sL2
= 2
E ( s) s L2 C( R + sL1 ) + s( L1 + L2 ) + R
sL2
=
s3 L1 L2 C + s2 L2 CR + s( L1 + L2 ) + R
i2 R2 Op Amp ideal :
Zin = ~
R1 Sehingga i0 = 0
-
ei i1 ex i0
+ eo virtual ground,
ex ~0
sehingga
i 1 = i 2
Persamaan Rangkaian:
ei − ex ex − eo e −e
= ⇒ i = o
R1 R2 R1 R2
Diperoleh:
R2
eo = − e:
R1
ei deo eo
= −C −
R1 dt R2
Ei ( s ) E (s)
= − sCEo ( s) − o
R1 R2
sehingga
E o ( s) R 1
= − 2
Ei ( s ) R1 R2 Cs + 1
d2y dy du
m 2 + b − + k ( y − u ) = 0
dt dt dt
d2y dy du
m 2 + b + ky = b + ku
dt dt dt
Laplace :
(ms 2
)
+ bs + k Y ( s ) = (bs + k )U ( s )
Y ( s) bs + k
=
U ( s ) ms 2 + bs + k
k
m gaya luar f
b
Laplace :
ms 2 X ( s) + bs X ( s) + kX ( s) = F ( s)
Ambil :
f = d(t) , sehingga F(s) = 1; m= 1; b=2; k = 1
1 1
X ( s) = =
s 2 + 2 s + 1 ( s + 1)( s + 1)
Teknik Elektro ITB [EYS- 98] hal 2-15
_____________________________________________________________________________
Bab 2: Model Matematis Sistem Dinamis EL303 Sistem Kendali
_____________________________________________________________________________
Jα = ∑ T
J
T w
d 2θ dθ
J 2 +b =T
dt dt ω = kecepatan sudut rad / s
atau : θ = simpangan sudut (rad)
dω
J + bω = T
dt
ef eg ea zL
Lf
ia
if
if = arus medan n ia = arus jangkar
ο Kecepatan konstan n
ο Arus output ia dapat dikontrol dari besarnya arus if
e g = k1 ⋅ n ⋅ φ
φ = k2 ⋅ i f
} eg = k g ⋅ i f (1)
Konstanta generator
dif
e(1)f := R f i f + L f ( 2)
dt
eg
if = (3)
kg
Substitusi (3) -à (2):
eg L f deg
ef = Rf +
kg k g dt
Dalam Laplace:
E f ( s) =
1
kg
[ ]
R f + sL f E g ( s)
FungsiAlih :
E g (s) kg
=
E f ( s) R f + sL f
Atau:
ea
ia =
zL
Substitusi :
ea Lg dea
− e a = −e g + R g +
zL z L dt
Rg Lg dea
eg = eat + ea +
zL z L dt
Rg sLg
E g ( s) = 1 + + Ea ( s)
z L ( s ) z L ( s )
z L ( s)
= E ( s)
z L ( s) a
Diperoleh:
E a ( s) z L ( s)
=
E g ( s) z L ( s) + Rg + Lg s
Sehingga :
E a ( s) E g ( s) Ea ( s)
= x
E f ( s) E f ( s) E g ( s)
Rg z L ( s)
= x
R + sLf z L ( s) + Rg + sLg
rangkaian jangkar
Rm Lm
J inersia
ia = arus jangkar Lf
B= damping
If
Ef = konstan
if = arus medan
em = tegangan terinduksi
φ = k2 ⋅ i f φ = konstan
If = konstan
sehingga
dθo
em = k e ⋅ n = k e ke = konstanta tegangan motor
dt
Persamaan rangkaian :
d ia
ea = Rm ia + Lm + em
dt
d dθ
ea = Rm ia + Lm ia + k e o
dt dt
Ea ( s) = ( Rm + sLm ) I a ( s) + k e sθo ( s)
Persamaan Beban
T = kT . ia
KT = konstansta torsi motor
d 2θo dθ
T= J 2 +B
dt dt
atau :
(
kT I a ( s) = Js 2 + Bs Θo ( s ))
sehingga :
Θ o (s) kT
=
E a (s ) J Lm s 2 + (Rm J + Lm B )s 2 + (Rm B + k e kT )s
Dengan definisi :
Lm
Ta = → Konstanta waktu jangkar
Rm
Rm B
γ = → Faktor redaman
ke kT
Diperoleh:
Θ s (s ) kT
=
[
Ea (s ) s TaTm s 2 + (Tm + γ Ta )s + (γ + 1) ]
ψ = k f ⋅i f →Konstan
ψ untuk if konstan
Torsi T :
T = ki ia ⋅ φ = ki ⋅ ia ⋅ k f ⋅ i f = k ⋅ ia
k = konstanta motor - torsi
dθ
eb = kb ⋅
dt
Persamaan input :
dia
La + Ra ia +eb = ea
dt
Persamaan output :
d 2θ dθ
T = k ⋅ ia = J 2 + b
dt dt
Konfigurasi dasar :
Rf Rg Lg Rm Lm
ef Lf eg em
if ia θo
n J
generator dc If
B
Ef
servo motor
Fungsi alih :
E g ( s) kg
=
E f ( s) R f + sL f
( ) (
eg = Rg + Rm ia + Lg + Lm ) d in
dt
dθ
+ ke o
dt
E ( s) = [( R + R ) + s( L + L )] I ( s) + k sΘ ( s)
g g m g m a e o
Persamaan Beban :
d 2θ o dθ
T=J +B o
d+2 dt
kT ⋅ I a ( s ) = (Js 2 + Bs )Θo ( s )
I (s) =
(Js 2
+ Bs )
Θo ( s)
a
kT
atau :
( ) (
ea → eg ⋅ Rm → Rm + Rg ; Lm → Lm + Lg , sehingga )
Θ o ( s) kT
=
[( g m ) [(
g m g ) ( m g)] (
E g ( s) s J L + L s 2 + R + R J + L + L B s + R + R B + k k
m e T ) ]
sehingga :
Θ o ( s) Θ o ( s) E g ( s)
= x
e f ( s) E g ( s) E f ( s)
= ……………………..
ef Lf Ea
if
if = arus medan θ o(t)
J
B
di f
e f = i f Rf + Lf
dt
Diperoleh:
θ o (s) kT R f ⋅ B
→ =
E f ( s ) s (1 + T f s )(1 + Tm s )
Lf
Tf = = Konstanta waktu rangkaian
Rf
J
Tm = = Konstanta waktu motor
B
♦Beberapa Pengertian:
♦ State:
State suatu sistem dinamik adalah sekumpulan minimum
variabel (disebut variabel-variabel state) sedemikian rupa
sehingga dengan mengetahui variabel-variabel tsb pada t = t0,
bersama sama dengan informasi input untuk t ≥ t0, maka
perilaku sistem pada t ≥ t0 dapat ditentukan secara utuh.
♦ Variabel-variabel State:
Variabel-variabel state suatu sistem dinamik adalah
sekumpulan minimum variabel yang menentukan state sistem
dinamik tsb.
Variabel state tidak harus merupakan besaran yang dapat
diukur atau diamati secara fisik (merupakan keunggulan
metoda ini).
Secara praktis, pilih besaran yang dapat diukur sebagai
variabel state ( agar dapat diumpanbalikkan) .
♦ Vektor State
Bila dibutuhkan n var state untuk mendeskripsikan secara
utuh perlaku suatu sistem, maka n variabel tsb dapat
dipandang sebagai n komponen dari suatu vektor x.
Suatu vektor state adalah suatu vektor yang menentukan
secara unik state sistem x(t) untuk t ƒ t0 bila state pada t = t0
diberikan dan input u(t) pada t ƒ t0 juga diberikan.
♦ State Space
Merupakan ruang berdimensi n dengan sumbu-sumbu x1, x2,
… xn. Setiap state dapat terletak disuatu titik dalam ruang tsb.
♦ Persamaan State-Space
Perlu 3 jenis variabel dalam analisis:
1. Variabel-variabel input,
2. Variabel-variabel output,
3. Variabel-variabel state.
Representasi state space untuk suatu sistem tidak unik, tetapi
jumlah variabel state nya adalah sama untuk sistem yang
sama.
Input :
u1(t), u2(t), …,ur(t)
Output :
y1(t), y2(t), . . . , ym(t).
Bila didefinisikan:
Dengan:
A(t) : Matrix state
B(t) : Matrix input
C(t) : Matrix output
D(t) : Matrix transmisi langsung
Contoh:
Persamaan sistem :
Sehingga diperoleh:
Atau:
y = x1
Sehingga:
atau:
Diperoleh:
atau:
Diperoleh:
Mengingat:
• Ambil :
Atau :
dengan:
dan
Atau :
y=Cx
dengan
C = [1 0 . . . 0]
Ambil:
dengan
Diperoleh:
Atau:
dengan:
Blok Diagramnya:
Model matematisnya:
Definisikan:
diperoleh:
Definisikan:
Dari Persamaan:
Diperoleh:
Persamaan Output:
• PENDAHULUAN
• FUNGSI ALIH
• DIAGRAM BLOK
• FORMULA MASON
PENDAHULUAN
Langkah-langkah dalam analisis dan desain sistem kendali:
FUNGSI ALIH
Contoh:
DIAGRAM BLOK
• Tidak praktis menggambarkan karakteristik setiap komponen
dalam suatu sistem kendali.
• Karakteristik sekelompok komponen yang membentuk suatu
fungsi tertentu (sub-sistem) diwakili oleh satu blok fungsi alih.
• Diagram blok: Interkoneksi antar beberapa blok fungsional
sehingga membentuk suatu sistem kendali (loop terbuka /
tertutup).
• Diagram blok dapat menggambarkan sifat-sifat dinamis suatu
sistem dan aliran sinyal, tetapi tak menggambarkan konstruksi
fisik sistem tsb.
• Suatu sistem fisis yang berbeda dapat saja memiliki diagram
blok yang sama (misal: analogi sistem mekanis ß-> elektrik ).
• Komponen-komponen dasar:
• Blok fungsional
Contoh:
B( s)
= G ( s) H (s)
E ( s)
C ( s)
= G( s)
E ( s)
C(s) = G(s)E(s)
E(s) = R(s) – B(s)
= R(s) – H(s)C(s)
Atau:
C(s) = G(s)[R(s)- H(s)C(s)],
Sehingga:
C (s) G(s)
=
R( s ) 1 + G ( s ) H ( s )
Bila:
C D ( s)
Maka: ≈ 0, sehingga pengaruh gangguan dapat ditekan
D( s )
(baca: keuntungan sistem loop tertutup).
Contoh:
Penggabungan:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
y2=ay1+by2+cy4
y3= dy2
y4= ey1+fy3
y5=gy3+hy4
BEBERAPA DEFINISI
FORMULA MASON
• SFG mengandung informasi yang sama dengan diagram blok.
• SFG memudahkan penentuan fungsi alih melalui formula
penguatan Mason, tanpa perlu melakukan reduksi diagram blok
secara bertahap.
• Formula Penguatan Mason:
1 m
P = ∑ Pk ∆ k
∆ k =1
Dengan:
Pk : penguatan lintasan maju ke k
: determinan grafik
= 1- ∑L1 + ∑L2 - ∑L3 + ….+(-1)m∑Lm
∑L1 : Jumlah penguatan setiap loop (tertutup)
∑L2: Jumlah perkalian dari semua kombinasi penguatan
2 loop yang tak bersentuhan satu sama lain
(tak memiliki node bersama).
∑L3: Jumlah perkalian dari semua kombinasi penguatan
3 loop yang tak bersentuhan satu sama lain.
k : Nilai bila bagian grafik tidak menyentuh lintasan
maju ke k, atau nilai sisa jika lintasan yang
menghasilkan Pk dihilangkan.
Contoh
Contoh :
Contoh :
Contoh:
Contoh:
Contoh:
o PENDAHULUAN
o ANALISIS KEPEKAAN
o ANALISIS KESTABILAN
o PENDAHULUAN
♦ Langkah pertama analisis : penurunan model matematis sistem.
♦ Ada beberapa metoda analisis unjuk kerja sistem :
− Analisis Kestabilan : Routh Hurwith, Root Locus, Bode Plot,
Nyquist Plot.
− Analisis Waktu Alih : spesifikasi koefisien redaman dan
frekuensi natural.
− Analisis Keadaan Tunak : Kosntanta tunak statik
− Analisis Kepekaan
♦ Sinyal-Sinyal Pengujian :
− fungsi step : ganguan yang muncul tiba-tiba
− fungsi ramp : fungsi berubah bertahap terhadap waktu
− fungsi percepatan
− fungsi impuls : gangguan sesaat yang muncul tiba-tiba
− fungsi sinusoidal : linearitas sistem
♦ Pemilihan sinyal uji harus mendekati bentuk input sistem pada kondisi
kerjanya.
♦ Tanggapan waktu :
− waktu alih : keadaan awal hingga keadaan akhir.
− keadaan tunah : tanggapan pada waktu t → ∼
Kesimpulan :
• Informasi lengkap tentang karakteristik dinamis sistem dapat diperoleh
dengan mengukur tanggapan sistem tersebut terhadap impuls.
• Pembangkitan Impuls secara praktis dilakukan dengan membuat pulsa
dengan lebar yang sangat sempit dibandingkan dengan konstanta waktu
sistem.
C( s) 1
Fungsi alih : =
R( s) Ts + 1
1
♦ untuk input unit step : R ( s) =
s
T 1 1 T
C(s) = ⋅ = −
Ts + 1 s s Ts + 1 ( )
sehingga c(t ) = 1 − e − t / T u(t )
• Bila Kurva log c(t ) − c(~) ≡ garis lurus, maka sistem orde-1
1
♦ Untuk input unit ramp R (s) =
s2
C(s) =
1 1 1 T
⋅ 2= 2− +
Ts + 1 s s
T2
s Ts + 1
sehingga c(t ) = t − T + Te
−t / T
(
u(t ) )
Galat keadaan mantap : e(~)=T
sehingga
1
C (t ) = e − t / T u (t )
T
Error Detector :
er = K 0 r
ec = K 0 c
dengan K0 = konstanta proporsionalitas arm detector
Torsi motor :
T = K2 i a
dengan K2 = konstanta torsi motor
ia = arus jangkar
Rangkaian jangkar :
dia dθ
La + Ra i a + K 3 = K1e (1)
dt dt
dengan K3 = konstanta back emf motor
θ = sudut putaran poros motor
Persamaan Torsi :
(2)
dengan :
J0 = momen inersi motor + beban + roda gigi terhadap poros motor
b0 = koefisien gesekan motor + beban + roda gigi terhadap poros
motor
Output :
Dengan
Maka :
K
G ( s) = 2
Js + Bs
Atau :
Definisikan :
σ = redaman (attenuation)
ζ = faktor / koefisien redaman
B B
ζ= =
Bc 2 JK
K B
Diperoleh : = ω n2 dan = 2ζω n = 2σ
J J
C ( s) ω n2
=
R( s) s 2 + 2ζω n s + ω n2
• Teredam kurang
C ( s) ωn2
=
R( s) ( s + ζωn + jωd )( s + ζωn + jωd )
dengan
ωd = ωn 1 − ζ 2
= frekuensi natural teredam
jωd
X
− ξωn σ
X
Untuk input unit step : − jωd
ωn2
C ( s) =
( s2 + 2ζωns + ωn2 )s
1 s + ζωn ζωn
= − −
s ( s + ζω ) + ω
2 2
( s + ζωn )2 + ωd2
n d
sehingga
ζ
c(t ) = 1 − e −ζωn t cos ωd t + sin ωd t
1−ζ 2
e−ζωn t 1 − ζ 2
= 1− sin ωd t + tan −1 (t ≥ 0)
1−ζ2 ζ
‚ Teredam Kritis
jω
bid-s
σ
− ωn
ωn2
C ( s) =
( s + ωn )2 s
sehingga
c( t ) = 1 − e −ω n t (1 + ωnt ) t≥0
ƒ Teredam lebih
jω
Letak pole-pole bid-s
σ
− s1 = − s2 =
− ζω n − ω n ζ 2 − 1 − ζω n + ωn ζ 2 − 1
sehingga
s2 = ζ − ζ 2 − 1 ω n
Bila s2 << s1 , maka respons orde-2 dapat didekati dengan mengabaikan faktor
s1.
Diperoleh pendekatan :
C ( s) ζωn − ωn ζ 2 − 1 s
= = 2
R( s) s + ζω − ω ζ 2 − 1 s + s2
n n
− ζ − ζ 2 −1 ω n t
( t ≥ 0)
c( t ) = 1 − e
2. Waktu naik (tr) : Waktu yang dibutuhkan agar tanggapan naik dari :
- 0 % ke 100 % dari nilai akhirnya (teredam kurang)
- 10 % ke 90 % dari nilai akhirnya (teredam lebih)
Waktu Naik :
Waktu naik terjadi bila : c(tr) = 1
ζ
c( t r ) = 1 = 1 − e−ζω n t r cos ω d t r + sin ω d t r
1−ζ 2
−ζω n t r
Mengingat e ≠ 0, maka
ζ
cos ω d t r + sin ω d t r = 0
1−ζ 2
Atau :
1−ζ 2 ω
tan ω d t r = − =− d
ζ σ
1 ω π −β
Diperoleh tr = tan −1 d =
ωd −σ ωd
Waktu Puncak :
Waktu puncak terjadi pada saat :
dc
(
= sin ω d t p ) ωn
e
−ζω n t p
=0
dt t=t p 1− ζ 2
Diperoleh :
sin ωd t p = 0
Sehingga :
ω d t p = 0, π , 2π , 3π ,K
Simpangan Puncak :
Simpangan puncak terjadi pada :
t = t p = π ωd
Sehingga :
M p = c(t p ) − 1
( ) ζ
sin π
−ζω π ω
= −e n d cos π +
1−ζ 2
( )
− σ ωd π − ζ 1−ζ 2 π
= e = e
Diperoleh :
M p = e −(σ ωd )π x100%
Waktu Menetap
e −ζω n t
−1 1 − ζ
2
c( t ) = 1 −
sin ω d t + tan (t ≥ 0 )
ζ
1−ζ 2
1
- Ditentukan oleh konstanta waktu :; τ =
ζω n
Tanggapan Impuls :
Untuk 0 ≤ ζ < 1,
ωn
c(t ) = e −ζω n t sin ω n 1 − ζ 2 t (t ≥ 0 )
1−ζ 2
Untuk ζ=1,
c(t ) = ω n2 te −ω n t ( t ≥ 0)
Untuk ζ >1,
ωn ζ 2 −1) ωn ζ 2 −1)ωn t
c(t ) = e (ζ − − e −(ζ − ( t ≥ 0)
2 ζ −12
2 ζ −1
2
c( t ) = 1 −
e −ζω n t
βζ ( β − 2) + 1
2
{
βζ 2 ( β − 2) cos 1 − ζ 2 ω n t
+
βζ [ζ 2 ( β − 2) + 1]
1−ζ 2
}
sin 1 − ζ 2 ω n t −
e − pt
βζ 2 ( β − 2) + 1
( t ≥ 0)
dengan:
p
β=
ζω n
Mengingat:
βζ 2 ( β − 2) + 1 = ζ 2 ( β − 1) 2 + (1 − ζ 2 ) > 0
maka suku yang mengandung e-pt selalu negatif .
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-19
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
Diperoleh:
C(s) p (s ) d (s )
=
R (s ) q (s )d (s ) + p (s ) n (s )
b 0s m + b1s m −1 + L + b m −1s + b m
= (m ≤ n)
a 0 s n + a 1s n −1 + L + a n −1s + a n
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-20
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
m
K ∏ (s + z i )
C(s) = q
i =1
r
s∏ (s + p j ) ∏ (s 2 + 2ζ kω k s + ω k2 )
j=1 k =1
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-21
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
a q aj r
b k (s + ζ kω k ) + c kω k 1 − ζ k2
C(s) = + ∑ +∑
s j=1 s + p j k =1 s 2 + 2ζ kω k s + ω k2
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-22
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-23
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
♦ Kestabilan Sistem
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-24
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-25
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
meningkat pula.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-26
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
C(s) G (s)
=
R (s ) 1 + G (s) H(s)
dan :
E (s ) C(s) H(s) 1
=1− =
R (s ) R (s ) 1 + G (s) H(s)
Diperoleh :
1
E (s ) = R (s )
1 + G (s ) H (s )
sR (s)
e ss = lim e( t ) = lim sE (s) = lim
t →∞ s →0 s→ 0 1 + G (s) H(s)
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-27
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
s 1
e ss = lim
s → 0 1 + G (s ) H (s ) s
1
=
1 + G (0) H(0)
1
e ss =
1+ Kp
K (Ta s + 1)(Tb s + 1) L
K p = lim =K
s →0 (T1s + 1) (T2 s + 1) L
K (Ta s + 1)(Tb s + 1) L
K p = lim =∞ ( N ≥ 1)
s →0 s N (T1s + 1) (T2 s + 1) L
1
e ss = untuk sistem tipe 0
1+ K
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-28
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
s 1
e ss = lim
s → 0 1 + G (s ) H (s ) s 2
1
= lim
s → 0 sG (s ) H (s )
kυ = lim sG (s)H(s)
s→0
1
e ss =
Kυ
sK (Ta s + 1)(Tb s + 1L
k v = lim =0
s →0 (T1s + 1)(T2 s + 1) L
sK (Ta s + 1)(Tb s + 1L
k v = lim =K
s→ 0 (T1s + 1)(T2 s + 1) L
sK(Ta s + 1)(Tb s + 1L
k v = lim =∞ ( N ≥ 2)
s →0 s N (T1s + 1)(T2 s + 1) L
1
e ss = =∞ for type 0 systems
Kυ
1 1
e ss = = for type 1 systems
Kυ K
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-29
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
1
e ss = =0 for type 2 or higher systems
Kυ
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-30
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
keadaan tunak.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-31
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
t2
r(t ) = for t≥0
2
=0 for t<0
1
= 2
lim s G (s) H(s)
s→ 0
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-32
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-33
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-34
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
Maka:
∞ ∞
lim
s→ 0 ∫0
∈−st e( t ) dt = ∫ e( t )dt = lim E (s)
0 s→ 0
Ingat:
E (s ) H(s)C(s) 1
= 1− =
R (s ) R (s ) 1 + G (s ) H (s )
Sehingga:
∞ R (s )
∫0
e(t ) dt = lim
s → 0 1 + G (s) H (s)
1
=
Kυ
= steady-state actuating error in unit-ramp response
Dengan demikian :
∞
∫0
e( t ) dt = e ssr
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-35
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-36
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
o ANALISIS KEPEKAAN
dengan:
T (s) = C(s) / R (s)
dT(s) / T (s)
S TK (s) =
dK(s) / K (s)
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-37
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-38
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
dengan:
Sehingga:
K 1 T (s )
S TK1 (s) = =1
T(s) K 1
= =
dK 2 [1 + K 2 G (s)]2 K 1 [1 + K 2 G (s)] 2
Sehingga:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-39
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
− K 1 G 2 (s) − K 2 G (s )
2
K2
S (s) =
T
=
T(s) K 1 [1 + K 2 G (s)]2 1 + K 2 G (s)
K2
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-40
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-41
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303: Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-42
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
PROSEDUR:
1. Tulis persamaan orde-n dalam bentuk sbb:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-44
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
CONTOH 1:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-45
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
CONTOH 2:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-46
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
CONTOH:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-47
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
CONTOH:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-48
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-49
Bab 4: Analisis Sistem Kendali EL303 Sistem Kendali
CONTOH:
_____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4-50
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
ROOT LOCUS
Ì Pendahuluan
Ì Kasus Khusus
Transport Lag
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 1 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Ì PENDAHULUAN
n Karakteristik tanggapan transient sistem loop
tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop
tertutupnya).
Persamaan Karakteristik: s2 + 2s + K =0
− 2 ± 4 − 4K
s= = −1 ± 1 − K
2
K s1 s2
0 0 -2
1 -1 -1
2 -1+j1 -1+j1
10 -1+j3 -1+j3
101 -1+j10 -1+j10
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 3 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 5 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Ì PROSEDUR PENGGAMBARAN
ROOT LOCUS
• Syarat Sudut:
ÉG(s)H(s) = ! 1800(2k+1); k = 0, 1, 2, ….
• Ambil titik test : bila jumlah total pole dan zero
dikanan titik ini ganjil, maka titik tsb terletak di Root
Locus.
• Banyaknya asimtot = n – m
n = banyaknya pole loop terbuka
m= banyaknya zero loop terbuka
± 1800 (2k + 1)
• Sudut-sudut asimtot =
n−m
k=0, 1, 2, …
σa =
∑ (letak pole berhingga )− ∑ (letak zero berhingga )
n−m
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
B(s) + KA(s) = 0,
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Secara grafis:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
CONTOH 1:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
CONTOH 2:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 10 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Ì BEBERAPA CATATAN
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 11 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 12 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 13 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 14 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Ì KASUS KHUSUS
] Parameter K bukan penguatan loop terbuka.
] Umpanbalik positif.
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 15 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 16 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
] Umpanbalik Positif.
• Modifikasi Aturan
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 17 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Contoh:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 18 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 19 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 20 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
G(s)H(s)
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 21 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 22 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
= ±1800 (2k+1); k= 0, 1, 2, …
Sehingga:
K (Ta s − 1) 0
∠ =0
s (Ts + 1)
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 23 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 24 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
Contoh:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 25 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 26 dari 28
Bab5: Root Locus EL303: Sistem Kendali
• Pendekatan Lain:
__________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 28 dari 28
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Ì Pendahuluan
• Spesifikasi Unjuk Kerja sistem
• Metoda Perancangan Tradisional
• Kompensasi Seri & Paralel
• Kompensasi Lead, Lag & Lag-Lead
Ì Kompensasi Lead
Ì Kompensasi Lag
Ì Kompensasi Lag-Lead
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-1
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
7 PENDAHULUAN
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-2
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
• Kriteria Pemilihan:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-3
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
• Kompensasi Seri:
⇒ Lebih sederhana.
⇒ Perlu tambahan amplifier untuk memperkuat gain
dan / atau membuat isolasi.
⇒ Diletakkan pada titik dengan daya terendah pada
lintasan maju (mengurangi disipasi daya).
• Kompensasi Paralel:
⇒ Jumlah komponen lebih sedikit, karena terjadi pada
tranfer energi dari level lebih tinggi ke level lebih
rendah.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-4
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
• Realisasi Kompensator
• Mekanik
• Pneumatik
• Hydraulik
• Kombinasi
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-5
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-6
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
perancangan selesai.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-7
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
7 KOMPENSASI LEAD
• Untuk perbaikan respons transient tanpa banyak
mempengaruhi respons steady state sistem.
• Realisasi Kompensator
1 1
s+ s+
E o ( s) R4 C1 R1C1 Ts + 1 T
= = Kcα = Kc
E i ( s) R3 C2 1 αTs + 1 1
s+ s+
R2 C2 αT
dengan:
T = R1C1; αT= R2C2; Kc = R4C1/R3C2;
α = R2C2/R1C1
Kompensator Lead : bila α <1 (R1C1 > R2C2)
Kompensator Lag : bila α >1 (R1C1 < R2C2)
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-8
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
• Prosedur Desain:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
10
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
11
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
CONTOH SOAL
4
Suatu sistem balikan satuan dengan G (s) = , diinginkan agar frekuensi natural tak
s(s + 2)
teredamnya ω n = 4 rad/detik dan koefisien redaman ζ tetap = 0,5.
Solusi :
1) Tentukan apakah melalui gain adjustment spesifikasi tersebut dapat dipenuhi.
Root Locus sistem semula ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Sistem yang diinginkan memiliki ζ = 0,5 dan ω n = 4 , sehingga pole-pole lup tertutup
yang diinginkan adalah :
s12 = −ζω n ± jω n 1 − ζ 2
= −2 ± j 2 3
Terlihat bahwa pole-pole tersebut tak terletak pada Root Locus sistem semula, sehingga
sistem perlu dikompensasi.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
12
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
4
∠
s(s + 2) s = −2 ± j 2 3 = −210 0
Mengingat syarat sudut untuk Root Locus adalah –1800, maka sudut yang harus diberikan
oleh kompensator maju adalah φ = 30 0 .
1
Titik D merupakan zero kompensator s = − dan
T
1
Titik C merupakan pole kompensator s = −
αT
Secara analisis, diperoleh zero pada s = -2,9 dan pole pada s = -5,4, sehingga diperoleh T
= 0,345 dan α = 0,537
5. Penentuan nilai Kc
Sistem terkompensasi menjadi
4K c (s + 2,9)
G c (s) G (s ) =
s(s + 2)(s + 5,4)
4K c (s + 2,9)
Dengan menggunakan syarat magnitude : =1
s(s + 2)(s + 5,4) s = −2 + j 2 3
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
13
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
6. Plot Root Locus sistem terkompensasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
18,7(s + 2,9)
Sistem terkompensasi memiliki fungsi alih lup terbuka G c (s)G (s) =
s (s + 2)(s + 5,4)
Sedang rangkaian kompensatornya dapat dilihat pada gambar dibawah ini dengan
mengingat bahwa :
s + 2,9 0,34s + 1 R 2 R 4 R 1 C1 + 1
G c (s) = 4,68 = 2,51 = ⋅
s + 5,4 0,185s + 1 R 1 R 3 R 2 C 2 s + 1
7. Pengecekan ulang Kv :
4
Kv sistem semula = lim sG (s) = lim s = 2 det ik −1
s →0 s →0 s(s + 2)
Terlihat bahwa tanggapan keadaan tunak sistem terkompensasi lebih baik pula.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
14
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Pole ketiga sistem terkompensasi akan diperoleh pada s = -3,4. Terlihat bahwa pole ini
berdekatan dengan zero kompensator pada s = -2,9, sehingga pengaruh pole tersebut pada
tanggapan peralihan relatif kecil.
8. Ada beberapa alternatif penentuan pole dan zero komponen satuan, tidak hanya seperti
pada butir 4. Pada prinsipnya cukup sudut CPD pada gambar pada butir 4 saja yang dibuat
300, sehingga letak pole dan zero kompensator dapat digeser-geser sepanjang sumbu
nyata.
Salah satu alternatif adalah dengan meletakkan zero kompensator pada s = -2 (dan pole
pada s = -4), sehingga sistem terkompensasi memiliki orde tetap = 2 (bukan 3) akibat pole
sistem semula pada s = -2 dihilangkan oleh zero kompensator tersebut. Pada keadaan ini
Kv yang diperoleh adalah 4 detik-1.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
15
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
7 KOMPENSASI LAG
Tujuan:
Untuk perbaikan respons steady state tanpa banyak
mengubah karakteristik respons transient.
Realisasi Kompensator
1 1
s+ s+
E o ( s) R4 C1 R1 C1 Ts + 1 T
= = K cα = Kc
E i ( s) R3 C2 1 αTs + 1 1
s+ s+
R2 C2 αT
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
16
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
1
s+
Ts + 1 T ;
Gc ( s) = K c β = Kc β >1
βTs + 1 1
s+
βT
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
17
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Solusi:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
18
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Ambil :
1
s+
Ts + 1 T ;
G c ( s) = K c β = Kc β >1
βTs + 1 1
s+
βT
bila : − 1 ≈−
1
T βT
1
s1 +
Gc ( s1 ) = K c T ≈K
c
1
s1 +
βT
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
19
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Prosedur:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
20
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
21
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
22
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
CONTOH SOAL
K
Sistem semula : G (s) H (s) = dengan K = 1,06
s(s + 1) (s + 2)
Diinginkan Kv = 5 sec-1 tanpa banyak mempengaruhi karakteristik respons
transientnya.
Rancanglah kompensator yang diperlukan
Solusi :
lim s
• Kv = G(s) H (s) =
s→0
lim s 1,06
= = 0,53 s −1
s → s s(s + 1) (s + 2)
Kv yang diinginkan = 5s-1 → perlu kompensator lag.
• Pers karakteristik sistem :
1 + G(s)H(s) = 0
s(s+1) (s+2) + 1,06 = 0
(s + 2,33) (s + 0,33-j0,58) (s + 0,33 + j0,58) = 0
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
23
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
3. Menentukan β :
K v yang diinginkan 5
β= = ~10
K v semula 0,53
4. Menentukan T :
Nilai T harus dipilih cukup besar agar pole dan zero kompensator
berdekatan dan dekat titik asal, sehingga karakteristik transient tak banyak
berubah (Root Locus sistem terkompensasi hanya tergeser sedikit dari
Root Locus sistem semula).
Tolok ukur besarnya perubahan karakteristik transient dapat dilihat dari
sudut phase lag yang dikontribusikan oleh kompensator.
Makin kecil sudut ini (berkisar 10 sampai 100), makin kecil pula
perubahan karakteristik transient sistem.
s + 0,1
• Misal : T = 10, maka Gc(s) = Kc
s + 0,01
Sudut yang dikontribusikan oleh Gc(s) pada
s = -0,33 ±j0,58 adalah :
−0,23 + j0,58
= Kc =
φ = Gc (s) −0,32 + j0,58
S = −033 + j0,58
0,58 0,58
tan −1 − tan −1 =
−0,23 −0,32
111,630 − 118,880 = −7,250
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
24
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
6. Menentukan Kc
Kc dicari dari syarat magnitude Root Locus sistem terkompensasi :
G c (s) G ( s) =1
s = Pole do min an lup tertutup
untuk ξ = 0,5: ( )
s1, 2 = − 0,5 ± j 0,5 3 ω n
atau : s1, 2 = −σ ± jσ 3
1,06 K c (s + 0,1
sehingga : =1
s(s + 1)(s + 2)(s + 0,01 s = − σ + jσ 3
Diperoleh persamaan :
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
25
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
(
1,06K c −σ + 0,1 + jσ 3 = )
[( ) (
2 σ 4 σ 2 − 12σ + 2 − j 3 4 σ 2 − 2 )]
Atau :
1,06K c = −4(2 σ 2 − 1)
dan :
5,8σ 2 − 2σ + 0,1 = 0 → a = 0,28
a = 0,06 ← tak dipakai
dan Kc = 0,88.
s + 0,1
Diperoleh : G c ( s) = 0,88
s + 0,01
Kv yang diperoleh :
lim
Kv = sGc(s)G (s)
s→0
1,06x0,88 (0,1)
= = 4,7 s −1
(1) (2) (0,01)
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
26
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
7 KOMPENSASI LAG-LEAD
Kompensator Lead:
- memperbesar bandwith:
- mempercepat respons,
- memperkecil %Mp pada respons step.
Kompensator Lag:
- memperbesar gain pada frekuensi rendah
(akurasi steady state membaik),
- memperlambat respons (bandwith mengecil).
Kompensator Lag-Lead:
- perbaikan respons transient dan steady state
sekaligus.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
27
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Realisasi Kompensator
E o ( s) − R6 − Z1 ( s)
=
E i ( s) R5 Z 2 ( s)
R4 R6 ( R1 + R3 )C1 s + 1 R2 C2 s + 1
=
R3 R5 R1C1 s + 1 ( R2 + R4 )C2 s + 1
Ambil:
T1
T1 = ( R1 + R3 )C1 ; = R1C1 ; T2 = R2 C2 ;
γ
βT2 = ( R2 + R4 )C2
Sehingga:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
28
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
E o ( s) β T1 s + 1 T2 s + 1
= Kc
Ei ( s) γ T1 βT2 s + 1
s + 1
γ
1 1
s + s +
T1 T2
= Kc
γ 1
s + s +
T1 βT2
dengan:
R1 + R3 R + R4
γ = > 1; β = 2 >1
R1 R2
R R R R + R3
Kc = 2 4 6 1
R1 R3 R5 R2 + R4
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
29
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
1 1
s + s +
T1 T2
Gc ( s) = Kc ; γ > 1; β > 1
γ 1
s + s +
T1 βT2
⇓ ⇓
lead lag
Atau:
β T1 s + 1 T2 s + 1
Gc ( s ) = K c
γ T1 βT2 s + 1
s + 1
γ
1 1
s + s +
T1 T2
= Kc
γ 1
s + s +
T1 βT2
dengan:
γ > 1; β > 1
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
30
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
31
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Tentukan T2 sehingga:
1
s1 + 1
T2 s1 +
≈ 1; −5 < ∠
T1
< 0o
dan
o
s1 +
1 γ
βT2 s1 +
T1
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
32
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
= lim s→0 sK c G ( s)
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
33
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
1
1 1
s +
s + T1
T1 ∠ =φ
Kc G ( s1 ) = 1 ; β
β
s + s1 +
T1 T1
dengan :
s1= salah satu pole lup tertutup dominan.
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
34
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
Contoh Soal
4
Suatu sistem kendali balikan satuan dengan G (s) = diinginkan memiliki
s (s + 0,5)
koefisien redaman dari pole-pole lup tertutup dominannya sebesar 0,5, menaikkan
frekuensi natural tak teredamnya hingga 5 rad/detik, dan konstanta kecepatan statiknya 80
detik-1.
Solusi :
1). Pengecekan melalui gain adjustment
Persamaan karakteristik sistem semula :
1 + G ( s ) = 0, atau : s 2 + 0,5s + 4 = 0
Pole-pole lup tertutupnya : s = −0,25 ± j1,9843
Bentuk umumnya adalah :
jz
Root Locus sistem semula :
r
-0,5
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
35
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
4
= −235 0
s(s + 0,5) s = −2 , 5 + j 4 , 33
Dengan demikian fasa maju yang harus diberikan oleh bagian lead kompensator adalah 550.
4. Menentukan pole dan zero bagian lead kompensator.
Secara grafis, hal ini dapat dilakukan seperti pada gambar berikut ini :
jζ
j5
P
j4
55 o j3
j2
j1
B A
-6 x
-5 -4 -3 -2 -1 o 1 ρ
-j1
-j2
-j3
Disini zero kompensator bagian lead dipilih pada s = -0,5 untuk menghilangkan pole
sistem semula pada s = -0,5.
Sedang pole kompensator dapat dihitung dengan memperhatikan sudut APB adalah 550 ;
diperoleh s = -5,021. Dengan demikian bagian kompensator ini adalah :
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
36
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
1
s+
T1 s + 0,5
Kc = Kc
γ s + 5,021
s+
T1
Diperoleh T1 = 2 ; γ = 10,04
s + 0,5 4
Kc ⋅ =1
s + 5,021 s(s + 0,5) s =−2 ,5 + j 4,33
Diperoleh Kc = 6,26
[Catatan : bagian lag kompensator tak disertakan dalam syarat magnitude karena
magnitude nya mendekati 1)
β
80 = lim sK c G (s )
s →0 γ
β 4
80 = lim s(6,26) ⋅
s →0 10,04 s(s + 0,5)
80 = 4,988β , diperoleh β = 16,04
Nilai konstanta waktu T2 harus dipilih cukup besar sehingga :
1 1
s+ s+
T2 T2
≈1 dan − 5 0 < < 00
s 1
s+ s+
16,04T2 s = −2 , 5+ j 4 , 33
16,04T2 s = −2 , 5+ j4 , 33
1
s+
5 = s + 0,2
1 s + 0,01247
s + 16,04 x 5
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
37
Bab 6: Desain Sistem Kendali Melalui Root Locus EL303:Sistem Kendali
s + 0,5 s + 0,2
Fungsi alih kompensator menjadi : Gc ( s) = 6,26
s + 5,02 s + 0,01247
25,04(s + 0,2)
Fungsi alih lup terbuka sistem menjadi : G c (s)G (s ) =
s(s + 5,02)(s + 0,01247)
Perhatikan bahwa sistem berorde –3, bukan 4, karena ‘penghilangan’ satu pole sistem
semula oleh salah satu zero kompensator.
7. Pengecekan Ulang
Letak pole lup tertutup dominan (yang semula diinginkan pada s = −2,5 ± j4,33 hanya tergeser
sedikit ke s = −2,4123 ± j4,2756 (dengan ζ = 0,491) akibat pengaruh bagian lag kompensator,
sedang pole ketiga pada s = -0,2078: dekat sekali dengan zero pada s = -0,2, sehingga
pengaruh pole ini pada tanggapan peralihan kecil.
Perbandingan tanggapan unit step dan unit ramp sistem semula dan sistem terkompensasi:
___________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6-
38
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
TANGGAPAN FREKUENSI
Plot
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-1
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
2. Digram Bode:
• Kompensasi unjuk kerja sistem lebih mudah melalui
diagram Bode.
• Penentuan fungsi alih secara eksperimen dapat
dilakukan lebih mudah.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-2
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-3
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
p( s) p( s)
G( s) = =
q( s) ( s + s1)( s + s2 ) L ( s + sn )
Output :
p (s ) ωx
Y (s ) = G (s )x(s ) = L 2
q (s ) s + ω 2
a*
Y (s ) =
a b b b
+ + 1 + 2 +L+ n
s + jω s − jω s + s1 s + s2 s + sn
atau
y( t ) = a e − jωt + a*e jωt + b1e − s1t + b2e − s2t +L+bn e − snt t ≥0
ωx xG (− jω )
a = G (s ) (s + jω ) =−
s +ω
2 2
s = − jω 2j
xG( jω )
a* =
2j
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-4
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
G( jω ) = G( jω ) e jφ = G( jω ) ∠φ
G( jω ) = magnitude G(jω)
φ = ∠G( jω ) = pergeseran fasa antara input sinus dengan
output sinus =
[
Im G( jω )
tan −1
]
[
Re G( jω )]
ω = frekuensi yang cakupannya ditentukan dan frekuensi
kerjanya.
Untuk G( − jω ) = G( − jω ) e − jφ = G( jω ) − jφ
e
Sehingga :
e j (ωt +φ ) − e − j (ωt +φ )
y ss (t ) = x G ( jω )
2j
= x G ( jω ) sin (ωt + φ )
= y sin (ωt + φ )
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-5
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Kesimpulan :
y( jω )
G( jω ) =
x( jω )
sedang fasa alih G(s) dapat diperoleh dengan mengganti jω
menjadi s pada G(jω).
y( j ω )
G( jω ) = : magnitude fungsi alih
x( j ω )
y( jω )
∠G( jω ) = ∠ ; sudut phasa fungsi alih merupakan pergeseran
x( jω )
phasa output sinus terhadap inputnya.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-6
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Anggap :
k ( s + z)
G( s) =
s( s + p )
dengan tanggapan frekuensi
k ( jω + z)
G ( jω ) =
jω ( jω + p)
Magnitude :
k jω + z k AP
G ( jω ) = =
jω jω + p OP ⋅ BP
∠G ( jω ) = ∠jω + z − ∠jω − ∠jω + p
ω ω
= tan −1 − 90o − tan −1
z p
= φ −θ1 −θ 2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-7
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
K
G (s) =
( s + p1 )( s + p2 )
G( jω ) =
k k
Magnitude : =
jω + p1 jω + p2 AP BP
Sudut fasa : ∠G ( jω ) = θ 1 − θ 2
Untuk pole-pole kompleks sekawan yang dekat dengan sumbu
maya :
G( jω ) = besar sekali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-8
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-9
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
1. Penguatan k
jω jω 2 +1
4. Faktor-faktor kuadratis 1 + 2ζ ω + ω
n n
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-10
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
• Penguatan k
G ( jω )H ( jω ) = K
Magnitude G ( jω )H ( jω ) = 20 log K db
Sudut fasa ∠G( jω ) = 0
db
20log
K
0,1 1 10 100
0,1 1 10 100
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-11
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Untuk : G( jω ) H ( jω ) =
1
jω
Magnitude G ( jω )H ( jω ) = 20 log
1
= −20 log ω db
jω
Untuk : G( jω ) H ( jω ) = jω , diperoleh
Magnitude : 20 log ω db
Sudut fasa : 90o
Catatan:
1
Bila G ( jω ) H ( jω ) = , maka
( jω ) n
Magnitude : -20 n Log z db; Sudut fasa : -900x n
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-12
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
1
Magnitude : 20 log = −20 log 1 + ω 2 T 2 db
1 + jωT
Sudut fasa : φ = − tan −1 ωT
1
• Pada frekuensi rendah : ω 〈〈 , maka
T
Magnitude ~ − 20 log 1 = 0 db (asimtot pertama)
Sudut fasa ~0o
1
• Pada frekuensi tinggi : ω 〉〉 , maka
T
Magnitude ~ − 20 log ω 2T 2 = −20 log ωT (asimtot kedua)
Sudut fasa ~90o
1
• Pada frekuensi sudut ω=
T
φ = − tan −1 = −45o
T
Sudut fasa
T
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-13
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
1
Pada ω=
T
galat = − 20 log 1 + 1 + 20 log 1 = −3,03db
1
Pada ω= (1 octave dibawah frekuensi sudut)
2T
1
galat = − 20 log + 1 + 20 log 1 = −0,97 db
4
2
Pada ω= (1 octave diatas frekuensi sudut)
T
galat = − 20 log 22 + 1 + 20 log 2 = −0,97db
dst.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-14
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Untuk G( jω ) H ( jω ) = 1 + jωT
1
20 log + jωT = −20 log dan
1 + jωT
∠1 + jωT = tan−1 ωT = −∠
1
1 + jωT
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-15
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
• Faktor-Faktor Kuadratik
Untuk G( jω ) H ( jω ) =
1
ω ω 2
1 + 2ζ j +j
ωn ω n
Bila ζ 〉 1 , maka faktor orde-2 tersebut dapat dipecah
menjadi 2 faktor orde-1.
Untuk 0 〈 ζ 〈 1 :
Magnitude :
ω2 2 2
20 log
1
= −20 log 1 − + 2ζ ω
2 ωn
ω ω 2 ωn
1 + 2ζ j + j
ωn ωn
Sudut fasa :
2ζ ω
ωn
φ = − tan −1
2
ω
1 − ω
n
Pada frekuensi rendah : ω 〈〈 ωn:
Magnitude : − 20 log 1 = 0 db
Sudut fasa : φ ~ − tan−1 0 = 0o (asimtot 1)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-16
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
ω ω 2
Untuk G( jω ) H ( jω ) = 1 + 2ζ j + j ,
ω n ωn
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-17
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
G( jω ) =
1
ω2 2 2
1 − + 2ζ ω
2 ωn
ωn
ω2 2 ω
2
g (ω ) = 1 − + 2ζ minimum
2 ωn
ωn
atau
( )
ω 2 − ω 2 1 − 2ζ 2 2
g (ω ) =
n
ωn2
2
(
+ 4ζ 1 − ζ
2
)
ωr = ω n 1 − 2ζ 2 ( 0 ≤ ζ ≤ 0,707)
ωd =ωn 1−ζ 2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-18
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
M r G ( jω ) max = (G( jω r ) =
1
2ζ 1 − ζ 2
ω
2ζ r
ωn
φ r = − tan −1 2
1 − ω r
ω n
dengan ω r = ω n 1 − 2ζ 2 , diperoleh
− 1 − 2ζ 2 ζ
φr = − tan 1 = −90o + sin−1
ζ 1−ζ 2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-19
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-20
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-21
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-22
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-23
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
1) s → 0 G ( s )H (s )
K p =lim
Dalam domain frekuensi :
K p =ωlim→0 G ( jω )H ( jω )
20 log G ( jω )H ( jω ) = 20 log K p
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-24
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
2) s →0 sG (s )H ( s )
K v = lim
Sehingga
atau : 20 log G ( jω )H ( jω )
Kv
20 log = 20 log K v = 20 log K v
jω ω =1
ω =1
Alternatif lain :
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-25
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
3)
K a = limG (s )H (s )
s →0
Kv
20 log = 20 log K v atau 20 log G ( jω )H ( jω ) = 20 log K v
( jω )2 ω =1
ω =1
Alternatif lain :
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-26
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
G1( s) G2 ( s)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-27
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
G( jω ) =
1
Untuk
jω
G( jω ) =
1
Im bid G(jω)
ω
∠G( jω ) = −90o
Untuk G( jω ) = jω
G( jω ) = ω
∠G( jω ) = 90o Re
ω →~
G( jω ) =
1
jω
ω→0
ω →~
Im bid G(jω)
ω=0
Re
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-28
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
2. Faktor-Faktor Orde-1
1
Untuk G ( jω ) =
1 + jωT
G( jω ) =
1
1 + ω 2T 2
∠G( jω ) = − tan −1 ωT
Pada ω=0
G( jω ) = 1∠ 0o
Pada ω = 1 T
G( jω ) =
1
∠ − 45o
2
pada ω →~
G( jω ) = 0∠ − 90o
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-29
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Bukti :
G( jω ) = x + jy
dengan
1 − ωT
x= dan y=
1 + ω 2T 2 1 + ω 2T 2
Pers lingkaran :
1 2
x − + y2 = r2
2
1 1 − ω 2T 2 2 − ωT 2 1 2
+ =
2 2 2 1 + ω 2T 2 2
1+ ω T
Untuk G( jω ) = 1 + jωT
G( jω ) = 1 + ω 2 T 2 ∠ tan −1 ωT
pada ω = 0 G( jω ) = 1∠ 0o
G( jω ) =
1
pada ω= 2∠ 45 o
T
pada ω →~ G( jω ) = ~ ∠ 90o
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-30
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Untuk G ( jω ) = 1 + jωT
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-31
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
3. Faktor-Faktor Kuadratik
G( jω ) =
1
Untuk ; ζ 〉0
ω ω 2
1 + 2ζ j +j
ωn ωn
ω
2ζ
ωn
G( jω ) = ∠ − tan −1
1
2 2 ω
ω ω 1−
1 − + 2ζ ωn
ωn ωn
pada ω=0
G( jω ) = 1∠ 0o
pada ω = ωn
G( jω ) =
1
∠ − 90o
2ζ
pada ω →~
G( jω ) = 0∠ − 180o
G( jω )
Mr = ω =ωr
G( jω )
ω =0
ω ω 2
Untuk G( jω ) = 1 + 2ζ j +j ;ζ 〉 0
ωn ωn
ω
ω 2 2 2ζω 2 2ζ
ωn
G( jω ) = 1 −
+ ∠ tan −1
2 ωn ω2
ωn
1−
ωn2
pada ω→0 :
G( jω ) = 1∠ 0o
pada ω = ωn :
G( jω ) = 2ζ ∠ 90o
pada ω →~
G( jω ) = ~ ∠180o
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-33
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
2
ω ω
Untuk G ( jω ) = 1 + 2ζ j + j ; ζ 〉 0
ωn ωn
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-34
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-35
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Transport Lag
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-36
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-37
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-38
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-39
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
1
• Kurva G(jω) simetris terhadap titik asal dengan
G ( jω )
1
mengingat 20 log = −20 log G( jω )
G ( jω
= −∠G( jω )
1
∠
G( jω )
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-40
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-41
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
C ( s) G ( s)
=
R( s) 1 + G( s) H ( s)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-42
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-43
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
2. Bila ada pole dan zero dengan jumlah sama pada kurva
tertutup di bidang -s, maka kurva tertutup di bidang F(s)
tak mengelilingi titik asal.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-44
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Teori Pemetaan :
p( s)
Anggap F ( s) =
q ( s)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-45
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-46
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-47
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
• Bila ada satu atau lebih pole G(s)H(s) dititik asal (pada bid-s),
maka lintasan Nyquist harus tidak mencakupnya).
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-48
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Z=N+P
Z = banyaknya akar 1+G(s)H(s) disebelah kanan bidang-s
N = Berapa kali titik -1+j0 dikelilingi searah jarum jam.
P = banyaknya pole loop terbuka G(s)H(s) disebelah kanan
bidang-s.
1) P = 0 dan N = 0
2) Bila P ≠ 0, maka N = -P
Ts (Ts ) 2 (Ts ) 3 Ts
1− + − + ••• 1−
e− Ts = 2 8 48 ⇒ e −Ts ≈ 2 = 2 − Ts
Ts (Ts ) 2 (Ts )3 Ts 2 + Ts
1+ + + + ••• 1+
2 8 48 2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-49
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
• Pemetaan s = εe jθ ; ε → 0
dengan θ;−90o sampai + 90o , maka
( )( )
G εe jθ H εe jθ =
k
εe jθ
= e− jθ
k
ε
N = 0; P = 0 → Z = 0 (stabil)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-50
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
k
Ambil G( s) H ( s) =
s ( Ts )
s= e → θ 90 + 90o ,
diperoleh :
k − j 2θ
lim G( s ) H ( s ) = e
s→te jθ ε 2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-51
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh 1:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-52
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh 2:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-53
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh 3:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-54
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh 4:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-55
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
Contoh 5:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-56
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-57
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
• Analisis melalui
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-58
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
γ = 180 o + φ ; (
φ : sudut fasa G jωgco )
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-59
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-60
Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7-61
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
TANGGAPAN FREKUENSI
Ì Pendahuluan
Ì Kompensasi Lead
Ì Kompensasi Lag
Ì Kompensasi Lag-Lead
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-1
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
∗ PENDAHULUAN
♦ Dalam desain sistem kendali (secara konvensional),
unjuk kerja respons transient umumnya merupakan hal
yang terpenting .
♦ Spesifikasi transient dinyatakan (secara tak langsung)
dalam:
⇒ phase margin (faktor redaman)
⇒ gain margin (batas kestabilan)
⇒ lebar bidang frekuensi (kecepatan transient)
⇒ simpangan puncak resonansi (faktor
redaman)
⇒ frekuensi resonansi
⇒ frekuensi gain crossover
⇒ konstanta-konstanta error statik (ketelitian
steady state)
♦ Alat bantu perancangan: Bode Plot (lebih praktis) ,
Nyquist, dst.
♦ Terbatas pada SISO, linear, invarian waktu.
• Spesifikasi dicoba dipenuhi melalui gain
adjustment dengan cara coba-coba.
• Tak selalu berhasil mengingat plant tak selalu
dapat diubah.
• Perlu rancangan ulang : kompensasi (seri).
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-2
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-3
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-4
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-5
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-6
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
∗ KOMPENSASI LEAD
• Asumsi:
• Spesifikasi unjuk kerja diberikan dalam phase &
gain margins, konstanta error statik dst.
• Respons transient tak memuaskan.
• Kompensasi dapat dicapai dengan penambahan
kompensator seri.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-7
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
1−α
1−α
sin φ m = 2 =
1+α 1+α
2
Perhatikan bahwa :
ωm = frekuensi tengah geometri antara 2 frekuensi
sudut, sehingga:
1 1 1 1
log ω m = [log + log ] atau ω m =
2 T αT α T
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-8
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
• Prosedur Perancangan:
1. Anggap kompensator lead:
1
s+
Ts + 1 T
Gc ( s ) = K c α = Kc (0 < α < 1)
αTs + 1 1
s+
αT
atau:
Ts + 1
Gc ( s) = K dengan K = K cα
αTs + 1
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-9
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
CONTOH SOAL
4
Sistem semula : G (s) = G(s)
s(s + 2) +
-
Kv = 20 s−1
Diinginkan : PM ≥ 500
GM ≥ 10db
Solusi :
Ts + 1
1. Anggap kompensator lead : G c ( s) = K c α ;0 < α < 1
αTs + 1
Sistem terkompensasi :
+
-
G 'c (s) G1(s)
Ts + 1
G 'c (s) =
αTs + 1
20
G1( jω ) =
ω
jω j + 1
2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-11
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
( )
Pers : 400 = ω 2 0,25ω 2 + 1 ⇒ ω gco = 6,17 rad / s
GM = ~
⇒ PM tak terpenuhi, perlu kompensator Lead
φ m = 500 − 180 + 50 = 37 0
offset
offset : perlu untuk kompensasi pergeseran ω gco kekanan akibat
penambahan kompensator lead.
1− α
sin φ m = ⇒ α = 0,24 untuk φ m = 380
1+ α
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-12
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
1 + jωT 1
=
1 + jωTα ω = 1 α
αT
1 1
untuk α = 0,24 ⇒ = = 6,2 db
α 0,49
Sehingga untuk mengkompensasi kenaikan gain 6,2 db, maka
G 1 ( jω ) = −6,2 db , atau:
20
20 log = −6,2 db
2
ω
ω +1
2
Persamaan : 40,82 = 0,25ω 4 + ω 2 ⇒ ω 'geo = 8,92 rad / s ≅ 9 rad / s
0,227 s + 1
G c (s) = 10
0,054 s + 1
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-13
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
K 10
6 Menentukan K c = = = 41,7
α 0,24
Catatan :
G c (s) Ts + 1 0,227s + 1
= =
10 αTs + 1 0,054s + 1
40
G 1 (s) = 10G (s) =
s(s + 1)
Sistem terkompensasi:
+ 41,7(s + 4,41) 4
- s + 18,4 s( s + 2)
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-14
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
40(0,227s + 1)
G c (s) G (s) =
s(s + 2) ( 0,054 s + 1)
G c (s)G ( s)
=
s= j8,92
2 8,92 0,48
tan −1 − 900 − tan −1 − tan −1 =
1 2 1
63,4 0 − 90 0 − 77,4 0 − 25,6 0 = −129,60
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-15
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
∗ KOMPENSASI LAG
• Polar Plotnya
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-16
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
LPF
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-17
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
Prosedur:
1. Anggap kompensator lag:
1
s+
Ts + 1 T ;
Gc ( s) = K c β = Kc β >1
βTs + 1 1
s+
βT
Ts + 1
atau: G c ( s) = K dengan K = Kc β
βTs + 1
Sehingga OLTF sistem terkompensasi:
Ts + 1
Gc ( s) G ( s) = K G ( s) = Gc| ( s)G1 ( s)
βTs + 1
dengan:
Ts + 1
G1 ( s) = KG ( s ) Gc| ( s ) =
βTs + 1
Tentukan K melalui konstanta error statik yang
diinginkan.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-18
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
K = Kcα
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-19
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
CONTOH SOAL
Diberikan suatu sistem sbb:
+ 1
- s(s + 1)( 0,5s + 1)
sK
= lim =K=5
s→ 0 s( s + 1)( 0,5s + 1)
atau K = 5
Dengan K = 5, sistem terkompensasi memenuhi syarat kinerja keadaan tunak.
5
3. Gambar diagram Bode G 1 ( jω ) =
jω ( jω + 1)(0,5 jω + 1)
Dari gambar tersebut diperoleh margin fasa = -200, yang berarti sistem tidak stabil.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-20
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-21
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
1
Frekuensi sudut lainnya ω = , yang berkaitan dengan pole dari kompensator fasa
βT
1
mundur, ditentukan dengan = 0,01 radian/detik.
βT
Jadi, fungsi alih kompensator fasa mundur adalah
1
10s + 1 s+
G c (s) = K c (10) = Kc 10
100s + 1 1
s+
100
Karena penguatan K telah ditentukan besarnya = 5 dan β ditentukan = 10, maka
K 5
Kc = = = 0,5
β 10
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-22
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
Dari gambar diperoleh: phase margin sekitar 400, gain margin sekitar 11 dB, Kv =5
detik-1.
Frekuensi gain crossover yang baru menurun dari 2 radian/detik menjadi 0,5
radian/detik, yang berarti lebar pita frekuensi nya berkurang (menyebabkan tanggapan
sistem lebih lambat).
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-23
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
∗ KOMPENSASI LAG-LEAD
• Kompensator Lead:
- memperbesar bandwidth:
- mempercepat respons,
- memperkecil %Mp pada respons step.
• Kompensator Lag:
- memperbesar gain pada frekuensi rendah
(akurasi steady state membaik),
- memperlambat respons (bandwidth mengecil).
• Kompensator Lag-Lead:
- memperbesar bandwidth dan
- memperbesar gain pada frekuensi rendah.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-24
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
1 1
s + s +
T1 T2
Gc ( s) = Kc ; γ > 1; β > 1
γ 1
s + s +
T1 βT2
⇓ ⇓
lead lag
dengan:
1
ω1 =
T1T2
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-25
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-26
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
• Prosedur Perancangan:
Kombinasi prosedur Perancangan untuk Kompensasi
Lead dan Kompensasi Lag.
Gc ( s) = K c
T1 s + 1 T2 s + 1
T1 βT2 s + 1
s + 1
β
1 1
s + s +
T1 T2
= Kc
β 1
s + s +
T1 βT2
dengan:
β >1
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-27
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
CONTOH SOAL:
Suatu sistem umpan balik satuan dengan fungsi alih lup terbuka
K
G (s) =
s(s + 1)( s + 2 )
Diinginkan konstanta galat kecepatan statik Kv 10 detik-1, phase margin 500, dan gain
margin 10 dB atau lebih.
Solusi:
1. Asumsikan bahwa digunakan kompensator lag-lead. Fungsi alih lup terbuka sistem
terkompensasi adalah Gc(s)G(s). Karena penguatan K dari plant dapat diatur,
asumsikan Kc = 1, sehingga lim G c (s) = 1 .
s→ 0
4. Phase margin sistem tak terkompensasi adalah -32o : sistem tidak stabil.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-28
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
5. Tentukan frekuensi gain crossover yang baru. Dari kurva sudut fasa G(jω),
terlihat ∠G(jω) = -1800 pada ω = 1,5 radian/detik. Frekuensi ini selanjutnya
dipilih sebagai frekuensi gain crossover yang baru, selanjutnya sudut phase lead
yang diinginkan pada ω = 1,5 radian/detik kira-kira 500.
6. Dengan frekuensi gain crossover = 1,5 radian/detik, dapat ditentukan frekuensi
1
sudut bagian lag dari kompensator. Selanjutnya pilih frekuensi sudut ω =
T2
yang berkaitan dengan zero dari bagian lag kompensator menjadi 1 dekade di
bawah frekuensi gain crossover yang baru, atau pada ω = 0,15 radian/detik.
7. Untuk kompensator lead, sudut phase lead maksimum, φm :
1
1−
β β −1
sin φ m = =
1 β+1
1+
β
Bila β = 10, maka φm = 54,90. Karena diinginkan margin fasa 50 , dapat dipilih β
1
= 10. Jadi β = 10, sehingga frekuensi sudut ω = (yang berkaitan
βT2
8. Bagian fasa maju dapat ditentukan seperti berikut. Karena frekuensi gain crossover
yang baru adalah ω = 1,5 radian/detik, dari Bode Plot G(j1,5) = 13 dB. Jadi jika
kompensator lag-lead menyumbang -13 dB pada ω = 1,5 radian/detik, maka frekuensi
ini adalah frekuensi gain crossover baru, seperti yang diinginkan. Dari persyaratan
ini, adalah mungkin untuk menggambar sebuah garis lurus dengan kemiringan 20
dB/dekade, melalui titik (-13 dB, 1,5 radian/detik). Perpotongan garis ini dan garis 0
dB serta garis -20 dB menentukan frekuensi sudut. Jadi frekuensi sudut untuk bagian
mendahului adalah ω = 0,7 radian/detik dan ω = 7 radian/detik. Dengan demikian,
s + 0,7 1 1,43s + 1
fungsi alih bagian lead dari kompensator menjadi =
s+ 7 10 0,143s + 1
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-29
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
Diperoleh:
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-30
Bab 8: Desain Sistem Kendali Melalui Tanggapan Frekuensi EL303:Sistem Kendali
Dari Bode Plot diperoleh: phase margin = 500, gain margin = 16 dB, dan Kv = 10
detik-1.
____________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8-31
BAB IX
PERANCANGAN SISTEM KENDALI MELALUI
PENDEKATAN TANGGAPAN FREKUENSI
9.1 Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah perancangan dan kompensasi dari
sistem kendali linier masukan tunggal keluaran tunggal yang tidak berubah dengan waktu,
dengan pendekatan tanggapan frekuensi.
Dalam sistem kendali, kinerja tanggapan peralihan pada umumnya lebih penting.
Pada pendekatan tanggapan frekuensi, kinerja tanggapan frekuensi ditentukan secara tidak
langsung. Yaitu melalui bentuk-bentuk margin fasa, margin penguatan, resonansi besaran
puncak (memberikan perkiraaan kasar dari redaman sistem), frekuensi gain crossover,
frekuensi resonansi, lebar pita (memberikan perkiraan kasar dari kecepatan tanggapan
peralihan) dan konstanta galat kecepatan statik (memberikan ketelitian keadaan tunak).
Meskipun korelasi antara tanggapan peralihan dan tanggapan frekuensi tidak langsung,
spesifikasi kawasan frekuensi mudah dipahami dengan pendekatan diagram Bode.
Setelah lup terbuka dirancang dengan metoda tanggapan frekuensi, pole dan zero
lup tertutup dapat ditentukan. Karakteristik tanggapan frekuensi harus diperiksa untuk
melihat apakah sistem yang dirancang memenuhi persyaratan kawasan waktu. Jika tidak
memenuhi harus dimodifikasi dan dianalisa ulang sampai diperoleh suatu hasil yang
memuaskan.
Perancangan dalam kawasan frekuensi adalah sederhana dan jelas. Diagram
tanggapan frekuensi secara nyata menunjukkan cara sistem yang akan dimodifikasi,
meskipun prediksi secara pasti dari karakteristik tanggapan peralihannya tidak dapat
dilakukan.
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan dalam perancangan kawasan frekuensi.
Yang pertama adalah pendekatan diagram polar dan yang lain adalah pendekatan diagram
Bode. Bila suatu kompensator ditambahkan, diagram polar harus digambarkan lagi,
sehingga cukup menyita waktu dan kurang menarik untuk digunakan. Sedangkan suatu
diagram Bode dari kompensator dapat secara sederhana ditambahkan ke diagram Bode
yang asli (semula), yang akan menjadi diagram Bode yang lengkap. Juga bila penguatan
lup terbuka diubah, kurva besaran digeserkan ke atas atau ke bawah tanpa mengubah
kemiringan kurva, dan sudut fasanya tetap sama. Untuk perancangan, sebaiknya digunakan
diagram Bode.
Pendekatan yang umum untuk diagram Bode adalah pertama-tama dengan
mengatur penguatan lup terbuka sehingga diperoleh persyaratan ketelitian keadaan tunak.
Kemudian gambarkan kurva besaran dan sudut fasa dari lup terbuka tidak terkompensasi
(dengan penguatan lup terbuka yang diatur). Jika spesifikasi margin fasa dan margin
penguatan tidak dipenuhi, maka suatu kompensator yang sesuai yang akan membentuk
fungsi alih lup terbuka ditentukan. Sampai akhirnya dipenuhi persyaratan yang
diinginkan.
150
kiri (sumbu khayal). Nilai minimum α biasanya diambil kira-kira 0,05. (Hal ini berarti fasa
mendahului maksimum yang dihasilkan oleh kompensator fasa mendahului adalah 650).
Im
ωm
φm 1 (1− α)
2 ω=∞
ω=0
0 α 1 Re
1 (1 + α )
2
Gambar 9.1 Diagram polar dari kompensator fasa mendahului
α(jωT +1)
dengan 0 < α < 1.
(jωαT +1)
Untuk suatu nilai α yang diberikan, sudut antara sumbu riel positif dan tangen garis yang
digambarkan dari titik pusat ke setengah lingkaran memberikan sudut fasa mendahului
maksimum, φm. Frekuensi pada titik tangen disebut ωm. Dari Gambar 9.1 sudut fasa pada ω
= ωm adalah φm, dengan
1− α
1− α
sin φ m = 2 = .............………………… (9-1)
1+ α 1+ α
2
Persamaan (9-1) menghubungkan sudut fasa mendahului maksimum dengan nilai dari α.
Gambar 9.2 memperlihatkan diagram Bode dari suatu kompensator bila Kc = 1 dan
α = 0,1.
dB
10
0
− 10
− 20
0,1 1 10 100 ω ( rad / dtk )
T T T T
90 0
φm
0
0
0,1 1 ωm 10 100 ω ( rad / dtk )
T T T T
151
Gambar di atas memperlihatkan diagram Bode dari suatu kompensator fasa
mendahului bila Kc = 1 dan α = 0,1. Frekuensi sudut untuk kompensator fasa mendahului
1 1 10
adalah ω = dan ω = = .
T αT T
Dari Gambar 9.2 terlihat bahwa ω merupakan rata-rata geometri dari kedua frekuensi
sudut, atau
1⎛ 1 1 ⎞
log ω m = ⎜ log + log ⎟
2⎝ T αT ⎠
Jadi
1
ωm = ..................………………. (9-2)
αT
Secara umum, terlihat bahwa kompensator fasa mendahului adalah suatu filter yang
melalukan frekuensi tinggi (high pass filter).
Asumsikan bahwa spesifikasi kinerja diberikan dalam bentuk margin fasa, margin
penguatan, konstanta galat kecepatan statik dan sebagainya. Langkah-langkah
perancangan suatu kompensator fasa mendahului dengan pendekatan tanggapan frekuensi
adalah seperti berikut.
152
1
berhubungan dengan ω m = , dan pergeseran sudut fasa φm terjadi pada frekuensi
αT
ini.
5. Tentukan frekuensi sudut dari kompensator fasa mendahului, sebagai berikut :
1
zero kompensator fasa mendahului : ω =
T
1
pole kompensator fasa mendahului : ω =
αT
6. Dengan menggunakan nilai K yang ditentukan dalam langkah 1 dan α yang ditentukan
dalam langkah 4, hitunglah konstanta Kc dari
K
Kc =
α
7. Periksa margin penguatan untuk meyakinkan sudah terpenuhi (sesuai permintaan). Jika
belum, ulangi proses perancangan dengan memodifikasi lokasi pole-zero dari
kompensator sampai diperoleh suatu hasil yang diharapkan.
Contoh 9.1 :
atau
K = 10
Dengan K = 10, sistem terkompensasi akan memenuhi syarat keadaan tunak.
Kemudian gambarkan diagram Bode dari
40 20
G 1 ( jω ) = =
jω ( jω + 2) jω (0,5 jω + 1)
Gambar 9.5 berikut memperlihatkan kurva besaran dan sudut fasa dari G1(jω).
153
Gain cross over
Margin fasa
40
1 ω ) = 10G
Gambar 9.5 Diagram Bode dari G(j (jω ) = .
jω(jω + 2)
Dari diagram ini, diperoleh margin fasa 170 dan margin penguatan + ∞ dB. Margin fasa
yang diinginkan adalah 500 (sedikitnya). Jadi perlu ditambahkan fasa mendahului
setidaknya 330 (agar permintaan dipenuhi).
Penambahan suatu kompensator fasa mendahului akan mengubah kurva besaran
dalam diagram Bode, di mana frekuensi gain crossover akan digeserkan ke kanan. Untuk
menaikkan frekuensi gain crossover harus diimbangi dengan kenaikan fasa tertinggal dari
G1(jω). Perhatikan pergeseran frekuensi gain crossover, asumsikan bahwa φm, fasa
maksimum yang diinginkan, adalah 380 (yang berarti 50 ditambahkan untuk kompensasi
pergeseran frekuensi gain crossover).
Karena
1− α
sin φ m = dan φ m = 38 0 , maka α = 0,24 .
1+ α
1 1
Selanjutnya adalah menentukan frekuensi sudut ω = dan ω = dari kompensator
T αT
fasa mendahului. Sudut fasa mendahului maksimum φm terjadi pada rata-rata geometrik
1
dari dua frekuensi sudut, atau ω = . Banyaknya modifikasi dalam kurva besaran pada
T α
1 Ts + 1
ω= yang termasuk bentuk adalah
T α αTs + 1
1
1+ j
1 + jωT α 1
= =
1 + jωαT ω = 1 1 α
T α 1 + jα
α
sehingga
1 1 1
= = = 6,2dB
α 0,24 0,49
dan G 1 ( jω ) = −6,2 dB pada ω = 9 rad/dtk. Frekuensi ini diperoleh sebagai frekuensi gain
1
crossover yang baru ω c = , atau
T α
1
= αω c = 4,41
T
atau
1 ω
= c = 18,4
αT α
154
Kompensator mendahului yang ditentukan adalah
s + 4,41 0,227s + 1
G c (s) = K c = Kcα
s + 18,4 0,054s + 1
dengan nilai Kc ditentukan sebagai
K 10
Kc = = = 41,7
α 0,24
Jadi fungsi alih kompensator menjadi
s + 4,41 0,227s + 1
G c (s) = 41,7 = 10
s + 18,4 0,054s + 1
Bahwa
G c (s) G (s)
G 1 (s) = c 10G (s) = G c (s)G (s)
K 10
G ( jω )
Kurva besaran dan kurva sudut fasa untuk c terlihat pada Gambar 9.6. Sistem
10
terkompensasi mempunyai fungsi alih lup terbuka
s + 4,41 4
G c (s)G (s) = 41,7
s + 18,4 s(s + 2)
Kompensator fasa mendahului menyebabkan frekuensi gain crossover naik dari 6,3
rad/dtk menjadi 9 rad/dtk. Kenaikan frekuensi ini berarti kenaikan dalam lebar pita, yang
berimplikasi pada meningkatnya tanggapan. Margin fasa dan margin penguatan masing-
masing 500 (kira-kira) dan +∞ dB. Sistem terkompensasi terlihat dalam Gambar 9.7
berikut.
+ 41,7( s + 4,41) 4
- s + 18,4 s(s + 2)
155
1
Dalam bidang kompleks, kompensator fasa tertinggal mempunyai zero pada s = − dan
T
1
pole pada s = − . Pole terletak di sebelah kanan zero.
βT
Im
Kc Kcβ
0 Re
ω=∞ ω=0
K c β(jωT + 1)
Gambar 9.8 Diagram polar suatu kompensator fasa tertinggal .
jωβT + 1
dB
30
20
10
0
ω ( rad / dtk )
00
− 90 0
0,01 0,1 1 10 ω ( rad / dtk )
T T T T
Fungsi utama dari suatu kompensator fasa tertinggal adalah untuk meredam pada
frekuensi tinggi agar margin fasa sistem terpenuhi. Langkah-langkah perancangan
kompensator fasa tertinggal untuk sistem seperti yang terlihat pada Gambar 9.3 dengan
pendekatan tangapan frekuensi adalah seperti berikut.
1. Asumsikan kompensator fasa tertinggal sebagai
1
Ts + 1 s +
G c (s) = K c β = Kc T ; (β > 1)
βTs + 1 1
s+
βT
156
Definisikan
K cβ = K
Maka
Ts + 1
G c (s) = K
βTs + 1
Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi adalah
Ts + 1 Ts + 1 Ts + 1
G c (s)G (s) = K G (s) = KG (s) = G (s)
βTs + 1 βTs + 1 βTs + 1 1
dengan
G 1 (s) = KG (s)
Tentukan penguatan K untuk memenuhi syarat pada konstanta galat statik.
2. Jika sistem tak terkompensasi G 1 ( jω ) = KG ( jω ) tidak memenuhi spesifikasi margin
fasa dan margin penguatan, maka carilah tititk frekuensi di mana sudut fasa fungsi alih
lup terbuka = -1800 ditambah margin fasa yang diinginkan. Margin fasa yang
diinginkan margin fasanya ditentukan ditambah 50 sampai 120. (Penambahan 50 sampai
120 mengkompensasi fasa tertinggal dari kompensator fasa tertinggal). Pilih frekuensi
ini sebagai frekuensi gain crossover yang baru.
3. Untuk mencegah efek gangguan fasa tertinggal terhadap kompensator fasa tertinggal,
pole dan zero dari kompensator fasa tertinggal harus ditempatkan pada lokasi yang
lebih rendah dibanding frekuensi gain crossover yang baru. Jadi, pilih frekuensi sudut
1
ω= (berkaitan dengan zero kompensator fasa tertinggal) 1 oktaf atau 1 dekade di
T
bawah frekuensi gain crossover yang baru.
4. Tentukan redaman yang penting yang memberikan kurva besaran turun ke 0 dB pada
frekuensi gain crossover yang baru. Redaman -20logβ menentukan nilai β. Selanjutnya
frekuensi sudut lainnya (berhubungan dengan pole kompensator fasa tertinggal)
1
ditentukan dari ω = .
βT
5. Dengan menggunakan nilai K yang ditentukan dalam langkah 1 dan β yang ditentukan
dalam langkah 5, hitunglah konstanta Kc dari
K
Kc =
β
Contoh 9.2 :
+ 1
- s(s + 1)(0,5s + 1)
157
K
G 1 (s) = KG (s) =
s(s + 1)(0,5s + 1)
Langkah pertama dalam perancangan adalah mengatur penguatan K untuk memperoleh
konstanta galat kecepatan statik yang diinginkan. Jadi
Ts + 1
K v = lim sG c (s)G (s) = lim s G 1 (s) = lim sG 1 (s)
s→ 0 s→ 0 βTs + 1 s→ 0
sK
= lim =K=5
s→ 0 s( s + 1)( 0,5s + 1)
atau K = 5
Gambar 9.11 memperlihatkan kurva besaran dan kurva sudut fasa dari G1(jω). Dari
gambar tersebut diperoleh margin fasa = -200, yang berarti sistem tidak stabil.
158
Gambar 9.11 Diagram Bode untuk sistem tak terkompensasi (G1),
kompensator (Gc), dan sistem terkompensasi (GcG).
Penambahan kompensator fasa tertinggal mengubah kurva fasa dari diagram Bode,
harus ditambahakn antara 50 sampai 120 terhadap margin fasa yang dikompensasi untuk
memodifikasi kurva fasa. Karena frekuensi yang berkaitan dengan margin fasa 400 adalah
0,7 rad/dtk, maka frekuensi gain crossover yang baru (dari sistem terkompensasi) harus
dipilih dekat dengan nilai ini. Untuk menghindari konstanta waktu yang terlalu besar,
1
dipilih frekuensi sudut ω = (yang berkaitan dengan zero kompensator fasa tertinggal)
T
adalah 0,1 rad/dtk. Karena frekuensi sudut ini tidak terlalu jauh di bawah frekuensi gain
crossover yang baru, modifikasi dalam kurva fasa boleh tidak kecil. Selanjutnya
ditambahkan 120 untuk margin fasanya. Margin fasanya menjadi 520. Sudut fasa fungsi
alih lup terbuka yang tidak terkompensasi adalah -1280 pada ω = 0,5 rad/dtk. Selanjutnya
dipilih frekuensi gain crossover adalah 0,5 rad/dtk. Untuk membuat kurva besaran turun ke
0 dB pada frekuensi gain crossover yang baru, dalam hal ini adalah -20 dB. Jadi
1
20 log = −20
β
atau β = 10
1
Frekuensi sudut lainnya ω = , yang berkaitan dengan pole dari kompensator
βT
fasa tertinggal, ditentukan dengan
1
= 0,01 rad/dtk
βT
Jadi, fungsi alih kompensator fasa tertinggal adalah
1
10s + 1 s+
G c (s) = K c (10) = Kc 10
100s + 1 1
s+
100
Karena penguatan K telah ditentukan besarnya = 5 dan β ditentukan = 10, maka
K 5
Kc = = = 0,5
β 10
Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi adalah
5(10s + 1)
G c (s)G (s) =
s(100s + 1)(s + 1)(0,5s + 1)
Kurva besaran dan kurva sudut fasa Gc(jω)G(jω) terlihat pada Gambar 9.11.
Margin fasa sistem terkompensasi kira-kira 40 , sesuai dengan yang diinginkan.
Margin penguatan kira-kira 11 dB, yang memenuhi permintaan. Konstanta galat kecepatan
159
statik adalah 5 dtk-1, sesuai dengan yang diinginkan. Jadi sistem terkompensasi memenuhi
syarat pada keadaan tunak dan kestabilan relatif.
Frekuensi gain crossover yang baru menurun dari kira-kira 2 rad/dtk menjadi 0,5
rad/dtk, yang berarti lebar pitanya berkurang.
ω=∞
0 1
Re
ω=ω1 ω=0
Terlihat bahwa untuk 0 < ω < ω1, kompensator berlaku sebagai kompensator fasa
tertinggal; sementara untuk ω1< ω < ∞, berlaku sebagai kompensator fasa mendahului.
Frekuensi ω1 adalah frekuensi di mana sudut fasa = 0, yang diberikan oleh
1
ω1 =
T1T2
Gambar 9.13 memperlihatkan diagram Bode dari suatu kompensator fasa tertinggal-
mendahului, bila Kc = 1, γ = β dan T2 = 10T1 . Terlihat bahwa kurva besaran mempunyai
nilai 0 dB pada daerah frekuensi rendah dan tinggi.
160
Gambar 9.13 Diagram blok dari suatu kompensator tertinggal - mendahului yang
diberikan oleh persamaan (9-3) dengan Kc = 1, γ = β dan T2 = 10T1 .
Contoh 9.3 :
Perhatikan sistem umpan balik satuan yang mempunyai fungsi alih lup terbuka.
K
G (s) =
s(s + 1)(s + 2)
Diinginkan konstanta galat kecepatan statik Kv 10 dtk-1, margin fasa 500, dan margin
penguatan 10 dB atau lebih.
Asumsikan bahwa digunakan kompensator fasa tertinggal-mendahului seperti
dalam persamaan (9-4). Fungsi alih lup terbuka sistem terkompensasi adalah Gc(s)G(s).
Karena penguatan K dari kendalian dapat diatur, asumsikan Kc = 1, sehingga
lim G c (s) = 1 .
s→ 0
161
Selanjutnya digambarkan diagram Bode sistem tak terkompensasi dengan K = 20. Margin
fasa sistem tak terkompensasi adalah -32o , yang berarti sistem tak terkompensasi tidak
stabil. Lihat Gambar 9.14.
Langkah selanjutnya adalah memilih frekuensi gain crossover yang baru. Dari
kurva sudut fasa G(jω), terlihat ∠G(jω) = -1800 pada ω = 1,5 rad/dtk. Frekuensi ini
selanjutnya dipilih sebagai frekuensi gain crossover yang baru, selanjutnya sudut fasa
mendahului yang diinginkan pada ω = 1,5 rad/dtk kira-kira 500.
Sekali dipilih frekuensi gain crossover adalah 1,5 rad/dtk, dapat ditentukan
frekuensi sudut bagian fasa tertinggal dari kompensator fasa tertinggal-mendahului.
1
Selanjutnya dipilih frekuensi sudut ω = yang berkaitan dengan zero dari bagian fasa
T2
tertinggal kompensator menjadi 1 dekade di bawah frekuensi gain crossover yang baru,
atau pada ω = 0,15 rad/dtk.
162
Gambar 9.14 Diagram Bode untuk sistem tak terkompensasi (G),
kompensator (Gc ) dan sistem terkompensasi (GcG).
163
(s + 0,7)(s + 0,15)20
G c (s)G (s) =
(s + 7)(s + 0,015)s(s + 1)(s + 2)
10(1,43s + 1)(6,67s + 1)
= ................... (9-5)
s(0,143s + 1)(66,7s + 1)(s + 1)(0,5s + 1)
Kurva besaran dan kurva sudut fasa sistem dalam persamaan (9-5) juga terlihat dalam
Gambar 9.14. Margin fasa sistem terkompensasi adalah 500, margin penguatan adalah 16
dB, dan konstanta galat kecepatan statik adalah 10 dtk-1. Semua persyaratan dipenuhi dan
perancangan telah dilengkapi.
164
Lebih dari setengah pengendali di industri saat ini menggunakan pengendali PID
atau pengendali PID yang dimodifikasi. Pengendali analog PID kebanyakan tipe hidraulik,
pneumatik, elektrik, dan elektronika atau kombinasinya. Saat ini, banyak yang
ditransformasikan ke bentuk digital dengan menggunakan prosesor mikro.
Karena kebanyakan pengendali PID diatur di tempat, maka banyak macam aturan
penalaan yang telah dihasilkan dalam literatur. Dengan menggunakan aturan penalaan ini,
dapat dilakukan penalaan yang halus dari pengendali PID di tempat. Telah dikembangkan
juga metoda penalaan otomatis dan beberapa pengendali PID memiliki kemampuan
penalaan on-line secara otomatis. Saat ini di industri telah digunakan pengendali PID yang
dimodifikasi seperti pengendali I-PD dan pengendali PID dengan dua derajat kebebasan.
+
K p(1+ 1 s+ Tds) kendalian
- Ti
165
25%
kendalian
u(t) c(t)
Jika kendalian menyangkut integrator atau pole-pole kompleks conjugate dominan, maka
kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S (lihat Gambar 9.18). (Jika
tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan). Kurva tanggapan
undak seperti ini dapat dihasilkan secara eksperimen atau dari suatu simulasi dinamika
kendalian.
0
L T t
Karakteristik kurva berbentuk S ditentukan oleh dua konstanta, yaitu waktu trunda
C(s)
L dan konstanta waktu T. Fungsi alih dapat didekati dengan suatu sistem orde
U(s)
pertama seperti berikut.
C(s) Ke − Ls
=
U(s) Ts + 1
Ziegler - Nichols mengusulkan untuk menentukan nilai Kp, Ti, dan Td menurut rumus
seperti yang terlihat pada Tabel 9.1 berikut.
166
Tabel 9.1 Aturan Penalaan Ziegler - Nichols berdasarkan pada tanggapan undak
dari kendalian (metoda pertama)
Tipe Pengendali Kp Ti Td
P T ∞ 0
L
PI T L 0
0,9
L 0,3
PID T 2L 0,5L
1,2
L
c(t)
Pcr
0 t
Ziegler - Nichols mengusulkan menentukan nilai parameter Kp, Ti, dan Td yang
memenuhi rumus dalam Tabel 9.2.
167
Tabel 9.2 Aturan penalaan Ziegler - Nichols berdasarkan pada penguatan
kritis Kcr dan perioda kritis Pcr (metoda kedua).
Tipe Pengendali Kp Ti Td
P 0,5 Kcr ∞ 0
PI 0,45 Kcr 1 0
P
1,2 cr
PID 0,6 Kcr 0,5Pcr 0,125Pcr
Pengendali yang ditata dengan metoda kedua aturan Ziegler - Nichols memberikan
1
G c (s) = K p (1 + + Td s)
Ti s
1
= 0,6K cr (1 + + 0,125Pcr s)
0,5Pcr s
2
⎛ 4 ⎞
⎜s + ⎟
⎝ Pcr ⎠
= 0,075K cr Pcr
s
Jadi pengendali PID mempunyai sebuah pole pada titik pusat dan zero ganda pada
4
s=- .
Pcr
Aturan penalaan Ziegler - Nichols digunakan secara luas untuk menala pengendali
PID dalam proses sistem kendali, di mana kendalian dinamis tidak diketahui secara pasti.
Aturan ini juga dapat digunakan untuk kendalian dinamis yang diketahui.
Jika fungsi alih kendalian diketahui, suatu tanggapan undak satuan dapat dihitung
atau penguatan kritis Kcr dan perioda kritis dapat dihitung. Selanjutnya dengan
menggunakan nilai-nilai hasil perhitungan tadi, memungkinkan untuk menentukan
parameter Kp, Ti, dan Td dari Tabel 9.1 atau Tabel 9.2. Tetapi manfaat yang sebenarnya
dari aturan penalaan Ziegler - Nichols terlihat bila kendalian dinamis tidak diketahui
sehingga tidak ada pendekatan analitis atau grafis yang dimanfaatkan dalam perancangan
pengendali.
Secara umum, untuk kendalian dinamis yang rumit tetapi tidak terdapat integrator,
dapat diterapkan aturan penalaan Ziegler - Nichols. Tetapi jika kendalian mempunyai suatu
integrator, dalam beberapa kasus, aturan ini tidak dapat diterapkan.
Untuk memberikan gambaran suatu kasus di mana aturan Ziegler - Nichols tidak
dapat diterapkan, perhatikan kasus berikut. Diberikan suatu sistem kendali umpan balik
satuan yang mempunyai suatu kendalian dengan fungsi alih
(s + 2)(s + 3)
G (s) =
s(s + 1)(s + 5)
Karena terdapat suatu integrator, metoda pertama tidak dapat diterapkan. Menunjuk
Gambar 9.17, tanggapan undak dari kendalian ini bukan kurva yang berbentuk S. Jika
metoda kedua dicobakan (lihat Gambar 9.19) sistem lup tertutup dengan suatu pengendali
proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus apa pun nilai Kp yang diambil. Hal ini
dapat dilihat dari analisis berikut. Karena persamaan karakteristik
atau s3 + (6 + K p )s 2 + (5 + 5K p )s + 6K p = 0
168
s3 1 5 + 5K p
s2 6 + Kp 6K p
1
30 + 29K p + 5K 2p
s 0
6 + Kp
s0 6K p
Koefisien dalam kolom pertama positif untuk semua nilai Kp postif. Jadi sistem lup
tertutup tidak akan berosilasi terus-menerus, dan nilai penguatan kritis Kcr tidak ada. Jadi
metoda kedua tidak dapat diterapkan.
Contoh 9.4 :
Perhatikan sistem kendali seperti yang terlihat pada Gambar 9.21, di mana suatu
pengendali PID digunakan untuk mengendalikan sistem.
R(s) + 1 C(s)
Gc( s)
- s(s+1)(s+5)
pengendali
PID
Nilai Kp yang membuat sistem stabil marginal sehingga osilasi terus-menerus terjadi dapat
diperoleh dengan menggunakan kriteria kestabilan Routh. Karena persamaan karakteristik
untuk sistem lup tertutup adalah
s 3 + 6s 2 + 5s + K p = 0
s3 1 5
2
s 6 Kp
30 - K p
s1
6
0
s Kp
169
Dengan menguji koefisien kolom pertama deret Routh, osilasi akan terjadi jika Kp = 30.
Jadi penguatan kritis Kcr adalah
Kcr = 30
Bila penguatan Kp ditentukan sama dengan Kcr (= 30), persamaan karakteristik menjadi
s 3 + 6s 2 + 5s + 30 = 0
( jω ) 3 + 6( jω ) 2 + 5 jω + 30 = 0
atau 6(5 − ω 2 ) + jω (5 − ω 2 ) = 0
2π 2π
Pcr = = = 2,8099
ω 5
Pengendali PID mempunyai sebuah pole pada titik pusat dan zero ganda pada s=-1,4235.
Gambar 9.22 Diagram blok sistem dengan pengendali PID yang dirancang
menggunakan aturan Ziegler-Nichols (metoda kedua).
Selanjutnya menentukan tanggapan undak satuan dari sistem. Fungsi alih lup
tertutup
C(s) 6,3223s3 + 18s + 12,811
=
R (s) s 4 + 6s 3 + 11,3223s 2 + 18s + 12,811
Tanggapan undak satuan dari sistem ini dapat diperoleh secara mudah dengan MATLAB.
170
Gambar 9.23 Kurva tanggapan undak satuan dari sistem pengendali PID yang dirancang
menggunakan aturan penalaan Ziegler - Nichols (metoda kedua).
Overshoot maksimum kira-kira 62% (terlalu berlebihan). Hal ini dapat direduksi
dengan penalaan secara halus parameter-parameter pengendali. Penalaan secara halus
dapat dilakukan oleh komputer. Dengan tetap menjaga Kp =18 dan menggerakkan
zeroganda ke s = -0,65, yaitu menggunakan pengendali PID
1 (s + 0,65) 2
G c (s) = 18(1 + + 0,7692s) = 13,848 …………... (9-6)
3,077s s
Overshoot maksimum dalam tanggapan undak satuan fapat direduksi kira-kira 18% (lihat
Gambar 9.24).
Gambar 9.24 Tanggapan undak satuan sistem dalam Gambar 9.21 dengan
pengendali PID mempunyai parameter Kp = 18, Ti =3,077dan Td =0,7692.
Jika penguatan proporsional Kp dinaikkan sampai 39,42, tanpa mengubah lokasi zero
ganda (s = -0,65), yaitu menggunakan pengendali PID
1 (s + 0,65) 2
G c ( s) = 39,42(1 + + 0,7692s) = 30,322 ………. (9-7)
3,077s s
maka kecepatan tanggapan dinaikkan, overshoot maksimum jika dinaikkan menjadi kira-
kira 28%, seperti terlihat pada Gambar 9.25.
171
Gambar 9.25 Tanggapan undak satuan sistem dalam Gambar 9.21 dengan pengendali
PID mempunyai parameter Kp = 39,42, Ti =3,077dan Td =0,7692.
Karena overshoot maksimum dengan kasus ini cukup dekat ke 25% dan tanggapan lebih
cepat dari sistem dengan Gc(s) yang diberikan persamaan (9-6), Gc(s) yang terakhir ini
dapat diterima. Nilai penalaan menjadi
Menarik untuk diamati bahwa masing-masing nilai kira-kira dua kali nilai yang
diusulkan metoda kedua aturan penalaan Ziegler - Nichols. Hal penting yang perlu dicatat
adalah aturan penalaan Ziegler - Nichols telah ditetapkan pada titik awal untuk penalaan
yang halus.
172
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
PENGENDALI OTOMATIS
DI INDUSTRI
v Pendahuluan
v Pengendali On-Off
v Pengendali Proporsional
v Pengendali Integral
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-1
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
v PENDAHULUAN
Pengendali Otomatik
Masukan Detektor galat
referensi + Keluaran
Penguat Aktuator Plant
(set point) -
sinyal galat aktuasi
Sensor
u Mode Pengendali:
- Diskontinyu / Digital: - On / Off (2 posisi)
- 3 posisi
- Programmable (PLC)
- Microcomputer
- Kontinyu / Analog : - Proporsional
- Integral
- Proporsional + Integral
- Proporsional + Derivatif
- Proporsional + Integral + Derivatif
u Implementasi : - Mekanik
- Hidraulik
- Pneumatik
- Elektronik : Analog / Digital
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-2
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
v PENGENDALI ON-OFF
• Aplikasi :
Sistem skala besar dengan laju proses lambat
(sistem pendingin/pemanas ruangan).
• Contoh implementasi:
Katup yang digerakkan oleh solenoid.
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-3
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
v PENGENDALI PROPORSIONAL
+ E(s) U(s)
KP
-
u(t) = Kp.e(t),
atau:
U(s) = Kp.E(s)
dengan Kp : gain proporsional
• Aplikasi :
- Sistem dengan manual reset dapat dilakukan,
- Sistem yang tak mengalami perubahan beban besar.
• Contoh Implementasi:
Amplifier dengan penguatan yang dapat diatur.
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-4
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
v PENGENDALI INTEGRAL
+ E(s) Ki U(s)
- s
du (t )
= K i . e ( t ),
dt
atau
t
u(t ) = K i ∫ e (t )dt
0
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-5
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
aksi kendali
u(t) PI
e(t)
2
+ E(s) K p (1 + Ti s) U(s)
Kp
- Ti s 1
Kp
hanya proporsional
0
t Ti t
a b c
masukan fungsi keluaran
undak satuan pengendali
t
Kp
u ( t ) = K p e( t ) +
Ti ∫ e(t )dt
0
• Aplikasi :
Sistem dengan perubahan beban besar yang tak terlalu
Cepat (perlu waktu integrasi).
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-6
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
• Pengendali PI :
1 K p 1 + Ti s
G c ( s) = K p 1 + =
Ti s Ti s
• Kompensator Lag:
Ts + 1
G c ( s) = K c β ; β >1
βTs + 1
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-7
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
aksi kendali
u(t) PD
e(t) Td
+ E(s) U(s)
K p (1 + Td s)
-
hanya
proporsional
0
t t
de(t )
u(t ) = K p e(t ) + K p Td
dt
• Fungsi alih Pengendali:
U ( s)
= K p (1 + Td s)
E ( s)
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Td: waktu derivatif (adjustable)
Pengendali PD:
Gc ( s) = K p (1 + Td s)
Kompensator Lead:
Ts + 1
G c ( s) = K c α ( 0 < α < 1)
αTs + 1
• Pengendali PD = versi sederhana dari kompensator lead.
• Kp ditentukan dari spesifikasi steady state
t
Kp de( t )
u( t ) = K p e ( t ) +
Ti ∫ e(t )dt +K p Td
0
dt
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-10
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
1 1
s + s +
T1 T2
G c ( s) = K c ; γ > 1; β > 1
γ 1
s + s +
T1 βT2
⇓ ⇓
lead lag
• Bode Plot Pengendali PID untuk
(0,1s + 1)( s + 1)
G c ( s) = 2
s
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-11
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
+
K p(1+ 1 s+ Tds) plant
- Ti
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-12
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
0
L T t
c(t)
Pcr
0 t
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-14
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
Contoh 9-1:
Suatu sistem kendali umpanbalik satuan:
( s + 2)(s + 3)
G ( s) =
s( s + 1)( s + 5)
Persamaan karakteristik:
s(s + 1)(s + 5) + K p (s + 2)(s + 3) = 0
s3 + (6 + K p )s 2 + (5 + 5K p )s + 6K p = 0
1
30 + 29K p + 5K 2p
s 0
6 + Kp
s0 6K p
Sistem stabil untuk semua nilai Kp positif. Jadi sistem tidak berosilasi :
nilai penguatan kritis Kcr tidak ada. Dengan demikian metoda kedua tidak
dapat diterapkan.
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-15
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
Contoh 9-2:
Suatu sistem dengan pengendali PID sbb:
R(s) + 1 C(s)
Gc( s)
- s(s+1)(s+5)
pengendali
PID
1
G c (s) = K p (1 + + Td s)
Ti s
Solusi:
Karena plant mengandung integrator, gunakan metoda kedua (Ti = ∞ dan
Td = 0):
C(s) Kp
=
R (s) s(s + 1)(s + 5) + K p
Menentukan nilai Kcr :
Persamaan karakteristik sistem: s3 + 6s2 + 5s + K p = 0
Deret R-H nya:
s3 1 5
s2 6 Kp
30 - K p
s1
6
0
s Kp
Osilasi akan terjadi jika Kp = 30. Jadi penguatan kritis Kcr = 30
Persamaan karakteristik nya:
s3 + 6s2 + 5s + 30 = 0
Frekuensi osilasinya:
( jω ) 3 + 6( jω ) 2 + 5 jω + 30 = 0
6(5 − ω 2 ) + jω (5 − ω 2 ) = 0
Frekuensi keadaan berosilasi menjadi ω = 5 → ω = 5 rad/s.
2
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-16
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
2π 2 π
Perioda osilasi adalah: Pcr = = = 2,8099 detik
ω 5
Gunakan Tabel pada Metoda II, diperoleh:
K p = 0,6K cr = 0,6x30 = 18
Ti = 0,5Pcr = 0,5x2,8099 = 1,405
Td = 0,125Pcr = 0,125x2,8099 = 0,35124
Fungsi alih PID adalah :
1
G c (s) = K p (1 + + Td s)
Ti s
1 6,3223(s + 1,4235) 2
= 18(1 + + 0,35124s) =
1,405s s
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-17
Bab 9: Pengendali Otomatis di Industri EL303:Sistem Kendali
Bila Kp = 39,42:
1 (s + 0,65) 2
G c (s) = 39,42(1 + + 0,7692s) = 30,322
3,077s s
__________________________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9-18