Anda di halaman 1dari 29

7

EPENDYMOMA
Rr. Suzy Indharty

Epidemiologis anaplastic (malignant), histologis


anaplastic dari suatu ependymoma tidak
Ependymoma merupakan suatu tumor dapat menentukan prognosis penderita
central nervous system (CNS) yang terdiri dan hal ini masih kontroversial.2
atas sel-sel glial yang memunyai Walaupun kadang-kadang ependymoma
diferensiasi sepanjang garis ependyma. dianggap suatu tumor yang jinak, data
Ependymoma sering terjadi pada garis dari SEER (Surveillance, Epidemiology,
ependyma dari ventrikel dan canalis dan End Result) melaporkan bahwa
centralis dari spinal cord.1 survival ependymoma pada anak-anak
Klasifikasi ependymoma menurut lebih jelek dibandingkan dengan
WHO berdasarkan gambaran histologis, medulloblastoma. Secara keseluruhan
yaitu WHO grade I adalah myxopapillary angka survival sepuluh tahun, adalah 30-
ependymoma dan subependymoma. WHO 50% dan jeleknya survival secara
grade II adalah ependymoma dengan keseluruhan tidak signifikan berubah pada
cellular, papillary, dan variasi clear cell. decade sebelumnya.3
WHO grade III adalah anaplastic Ependymoma intrakranial
ependymoma.Myxopapillary ependymoma sebenarnya merupakan suatu massa yang
dianggap sebagai variasi biological dan berada pada intraventrikel dan sering
morphology yang jelas dari ependymoma meluas ke ruang subarachnoid,4
yang terjadi pada daerah cauda equine sedangkan ependymoma spinal
dan merupakan gambaran lebih jinak merupakan suatu massa yang berada pada
daripada ependymoma grade II. intramedullary yang timbul dari central
Subependymoma adalah suatu lesi yang canal atau massa exophytic pada conus
jarang dan bagian sifat yang jinak dari dan cauda equina. Lokasi anatomi yang
myxopapillary ependymoma. jelas antara intrakranial dan spinal
Ependymoblastoma bukan merupakan merupakan hubungan epidemiologi dan
suatu primitive neuroectodermal tumor klinis. Pada anak, sekitar 90%
(PNET) dan jelas dari ependymoma. ependymoma intrakranial dengan yang
Walaupun gambarannya utama biasanya timbul dari atap ventrikel
merupakan WHO grade II suatu bentuk IV (infratentorial), dengan sekitar 50%
BAB 7 EPENDYMOMA

dari penderita diagnosis di bawah usia tidak menunjukan mutasi dari gen NF-2
lima tahun. Pada dewasa, 75% pada penderita dengan ependymoma.9
ependymoma timbul dalam canalis
spinalis, dengan sedikit terjadi Gejala dan Tanda
intrakranial (supratentorial).5
Ependymoma merupakan tumor Sekitar 90% ependymoma pada anak-anak
otak ketiga terbanyak pada anak-anak terjadi dalam otak, sedangkan 10% lokasi
yaitu 6-12% dari semua tumor otak pada pada spinal cord. Sepertiga ependymoma
anak-anak. Insiden tumor pada intrakranial lokasi supratentorial dan dua
intracerebral terjadi 0.3 per 100.000 pertiga terdapat pada fossa posterior, dan
penderita per tahun (anak dan dewasa). khas disebut midline posterior syndrome
Intrakranial ependymoma ditemukan dengan gejala sakit kepala, muntah, dan
sekitar 9% dari semua tumor otak pada letargi. Gejala ini tidak spesifik
anak di bawah usia dua puluh tahun, dan manifestasi meningginya tekanan
ketiga terbanyak dari tumor otak primer intrakranial (ICP), dan gambarannya
pada anak-anak, setelah PNET dan mirip dengan medulloblastoma and
astrocytoma. Puncak insidennya adalah astrocytoma. Karena semua tumor ini
antara lahir dan usia empat tahun, dengan dapat timbul dalam ventrikel IV,
sedikit variasi setelah usia ini.6 Sekitar hydrocephalus obstruksi segera terjadi
64% dari semua kasus terjadi pada dan biasanya merupakan gejala awal. Bila
wanita. Ini memberi kesan bahwa gejala awal tidak diketahui, gejalanya
ependymoma spinal cord terdapat sekitar semakin persisten sebagai truncal ataxia,
10% dari semua tumor ependymal pada nystagmus, paresis nervus VI karena
anak-anak dan dewasa muda. Spinal cord hydrocephalus. Beberapa penderita
ependymoma jarang pada anak usia di ditemukan kepala miring ke arah benturan
bawah sepuluh tahun, atau di bawah 1% dari tonsil cerebellar ke cervical spinal
dari semua tumor spinal. Setelah usia canal. Jika tumor terus berkembang,
sepuluh tahun, insiden bertambah, dan dapat terjadi opisthotonus, bradikardi,
tumor intramedullary terutama pada apnea, dan kematian.
penderita usia lebih dari dua puluh tahun.7 Sekitar 35% penderita secara
Penyebab ependymoma tidak histologis merupakan grade III (WHO)
diketahui, tidak ada faktor lingkungan, pada saat didiagnosis. Sekitar 7-15%
dan saat ini penelitian-penelitian penderita mengalami penyebaran saat
dikonsentrasikan pada kelainan didiagnosis.10 Supratentorial
cytogenetic. Tumor ini ditemukan 2-5% ependymoma tumbuh sebagai tumor
dari penderita dengan neurofibromatosis intraparenchymal, khas dekat dengan
(NF) 2,8 terutam pada kromosom 22, ventrikel lateralis. Infratentorial
daerah cloned gen NF-2. Beberapa ependymoma timbul dari ventrikel IV dan
laporan mendapatkan hilangnya material khas invasi ke struktur di dekatnya atau
kromosom 22 pada jaringan meluas ke aqueduct of Sylvius, foramen
ependymoma.8 Hilangnya daerah spesifik Magendie, foramen Lushka ke
kromosom pada tumor selalu memberi cerebellopontine angle (CPA), atau upper
indikasi bahwa adanya tumor gen supresi cervical cord dan disfungsi saraf otak,
dan usia awal dari tumor ini khas terjadi terutama lemah daerah facial, hilang
dengan hipotesis bahwa terdapat germ pendengaran, dan disfungsi menelan.
line mutation yang cenderung terjadi Extraneural ependymoma jarang terjadi,
kanker pada anak-anak usia awal. Saat ini, biasanya terjadi setelah progresif dari

97

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

penyakit intrakranial, termasuk Gambaran patologi ependymoma secara


peritoneum, lymph node, paru-paru, kasar adalah berupa massa solid yang
pleura, tulang, dan hati.11 Pada tidak teratur. Sering terjadi pembentukan
ependymoma jarang terjadi perdarahan kista, juga punctate kalsifikasi, nekrosis,
spontan yang akut.12 Ini lebih sering dan perdarahan intratumoral. Bentuk
terjadi pada anak usia muda dengan tumor anaplastic yang agresif dari ependymoma,
yang ganas. Anak-anak dengan khas dengan sel-sel pleomorphic
ependymoma supratentorial memberi multinucleated, nekrosis, dan perubahan
gejala dan tanda secara umum seperti pembuluh darah terjadi sebanyak 25%
hipertensi intrakranial, kejang, atau gejala dari penderita.18,19 Subependymoma
neurologis pada daerah otak yang terlibat. adalah suatu ependymoma yang
Anak usia di bawah dua tahun cenderung berhubungan dengan tumor jinak
dengan tanda tidak spesifik, seperti peka, fibrillary, rosettes ependyma berkurang,
muntah, lethargy, macrocephaly, atau nekrosis, dan neovaskular dari
gangguan berjalan. Durasi gejala biasanya ependymoma konvensional. Ini sering
kurang dari enam bulan saat diagnosis, terjadi pada bagian belakang ventrikel IV
dengan 50% anak-anak memperlihatkan atau frontal horn ventrikel lateralis.19
durasi gejala satu bulan atau kurang.13 Studi heterogenitas molecular
Gejala ependymoma spinal cord pada ada di antara identitas histologis tumor.
dewasa termasuk rasa sakit (75%), Selanjutnya, identitas lebih konsisten
perubahan sensorik (71%), dan lemah dengan defek genetic, seperti hilangnya
(68%). Rata-rata durasi gejala tiga belas locus kromosom 22, mutasi p53 pada
bulan sebelum diagnosis.14 Ependymoma ependymoma ganas, kelainan karyotype
cauda equina memberi gejala terbatasnya dengan sering melibatkan kromosom 6
spinal motion (50%), spasme dan/atau 16, dan mutasi NF2.
paraveretebral (32%), serta defisit
motorik dan hilangnya reflex (34%).15 Radiologis

Patofisiologis Keterbatasan Computed Tomography


scan (CT scan) terutama ditemukan
Ependymoma secara tradisional dalam pemeriksaan lesi fossa posterior.20
diperkirakan timbul dari proses onkogenik Walaupun demikian, CT scan masih
yang tranformasi dari sel ependymal digunakan sebagai tambahan untuk MRI
normal menjadi phenotype tumor. dalam evaluasi ependymoma.
Kejadian genetik masih belum diketahui, CT scan membantu
tetapi progresivitas yang signifikan telah menggambarkan daerah kalsifikasi,
terjadi ke arah gambaran mutasi yang cenderung punctate dan fokal. Kalsifikasi
terpisah dengan berbagai phenotype ditemukan 50% ependymoma
tumor. Beberapa hal memberi kesan supratentorial, dan 46% ependymoma
bahwa radial glia mungkin asal dari sel.16 infratentorial.21 Komponen solid dari
Ependymoma intramedullary ependymoma cenderung isoattenuating
berhubungan dengan neurofibromatosis sampai hyperattenuating pada gray
type I. Histologis yang sering dari tumor matter. Sifat kista hypoattenuating
jinak ini adalah pembentukan sisa sel terdapat 46-83% ependymoma
ependyma berupa rosettes dan supratentorial, dan 23% ependymoma
perivascular pseudo-rosettes yang benar- infratentorial.21
benar terpisah dari ependyma.17

98

BAB 7 EPENDYMOMA

Sepertiga ependymoma supratentorial dan reseksi dan/atau radiasi. Bagian solid


enhance homogen dengan pemberian dari ependymoma khas dengan isointense
kontras. Sebaliknya sisa dua pertiga sampai hypointense pada white matter
enhance heterogen. Susunan enhancement dengan waktu penyembuhan yang singkat
pada ependymoma infratentorial sedikit / waktu echo (TR/TE) T1-weighted
berbeda, yaitu Sekitar 10% tidak enhance, images. Tumor ini bersifat hyperintense
sisanya 90% secara kasar terbagi rata terhadap white matter pada T2-weighted
antara homogen dan heterogen images. Sebanyak 50% ependymoma
enhancement. memperlihatkan signal heterogen, berupa
CT scan digunakan untuk kalsifikasi, nekrosis, methemoglobin,
membedakan ependymoma dari tumor hemosiderin, atau vaskularisasi tumor.18,24
lain dengan dijumpainya kalsifikasi Misalnya, foci hyperintense pada T1 dan
sebanyak 50%. Medulloblastoma T2-weighted images, kesan
memunyai enhancement yang lebih methemoglobin pada subacute
homogen dan sedikit nilai attenuation hemorrhage dari usia satu sampai empat
lebih tinggi daripada ependymoma. minggu. Foci hypointense terdapat pada
Kalsifikasi lebih sedikit (15%) dari T1 dan T2-weighted images, kesan
ependymoma yaitu sekitar 50%. hemosiderin, calcium, atau nekrosis. Foci
Ependymoma juga cenderung mengisi punctate calcific sulit didiagnosis secara
ventrikel IV, kadang-kadang meluas prospective tetapi ditemukan sebanyak
keluar foramen Luschka, sebaliknya 45% dari ependymoma.24,25 Perubahan
medulloblastoma cenderung menonjol kista terdapat pada intensitas signal tinggi
pada ventrikel IV. adalah pada T2-weighted.
Kombinasi kalsifikasi punctate Signal heterogen merupakan sifat
dan pembentukan kista lebih sering terjadi yang digunakan untuk membedakan
pada ependymoma daripada cerebellar ependymoma dari medulloblastoma yang
astrocytoma. Brain stem glioma lebih homogen. Kalsifikasi dan
cenderung iosattenuating, jarang perdarahan lebih khas pada ependymoma
kalsifikasi, dan cenderung infiltrasi dan dari medulloblastoma. Sebagai tambahan,
meluas ke pons.21 ependymoma lebih cepat meluas melalui
Ependymoma supratentorial foramen Luschka dan Magendie. Oleh
dapat dibedakan dari ependymoma karena itu disebut plastic ependymoma.
intraventrikel. Ependymoma Ependymoma mirip dengan choroid
supratentorial lokasinya lebih sering pada plexus papilloma tetapi tidak homogeny
parenchyma otak daripada ependymoma dan pinggir yang tidak teratur kurang khas
infratentorial, yang selalu intraventrikel. dan edema sekitar ependymoma.
Ependymoma supratentorial dilaporkan Enhancement dengan gadolinium
83% terletak pada parenchyma.22 digunakan untuk membedakan tumor dari
Ependymoma supratentorial cenderung edema vasogenic sekitarnya dan jaringan
lebih besar dari ependymoma otak normal. Tanpa iv kontras
infratentorial, yaitu 94% besar lebih dari enhancement, T2-weighted images lebih
empat cm.23 Ependymoma supratentorial dipercaya untuk membedakan pinggir
extraventrikel selalu memunyai tumor dari T1-weighted images.25
komponen kista dengan atau tanpa mural Pada cerebral angiography yaitu
nodule. gambaran ependymoma menyebabkan
Peran MRI dalam terapi vena dari recess lateralis pada ventrikel
ependymoma, adalah dalam deteksi tumor IV bergeser.25 Vena yang normal ini

99

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

berjalan transverse dan vena tumor CNS yang lain dipastikan terjadi
supratonsillar sepanjang aspek anterior dengan tissue sampling.
dan lateral dari pole atas tonsil Dengan Computed Tomography
cerebellar. Kemudian berjalan lateral ke (CT) scan, gambaran ependymoma
CPA melewati brachium dari pons, untuk isodense terhadap cortex cerebellar dan
bergabung dengan vena petrosal. heterogen. Perdarahan ditemukan 13%
Ependymoma yang meluas ke ventrikel kasus ; kalsifikasi terjadi 25-50%
IV dan lateral recesses dapat menggeser penderita. Kista dan daerah nekrosis
vena ini ke belakang dan ke samping. dengan densitas rendah. Ventrikel IV,
ependymoma kadang-kadang dikelilingi
Diagnosis oleh peritumoral edema atau
cerebrospinal fluid (CSF), tetapi ini tidak
Evaluasi penderita dengan ependymoma khas dan dapat ditemukan dengan tipe
termasuk riwayat dan pemeriksaan fisik, tumor yang lain. Setidaknya ditemukan
MRI otak dan tulang belakang sebelum sebagian kontras enhance pada tumor ini,
dan sesudah operasi, dan evaluasi cairan tetapi biasanya heterogen dan irregular.28
otak. Idealnya MRI tulang belakang Hydrocephalus terdapat hampir pada
dilakukan sebelum operasi karena setelah semua lesi fossa posterior.
operasi, darah dalam ruang subarachnoid Lesi supratentorial sering sangat
spinal cord dapat dibingungkan dengan besar saat diagnosis dan memunyai
drop metastasis. daerah asal dalam ventrikel atau
Radiologi imaging berperan semuanya intraparenchym. Khas
dalam diagnosis dan terapi penderita irregular enhance dengan densitas rendah
dengan ependymoma. CT scan selalu pada bagian tengah nekrosis.
digunakan untuk mengevaluasi awal MRI sangat berarti dalam
intrakranial hemorrhage, massa, atau efek menentukan anatomi tumor fossa
massa. Ependymoma supratentorial posterior dan hubungannya dengan
tampak besar, heterogen, periventrikular, batang otak, spinal cord, dan
atau jarang terdapat massa intraventrikel. cerebellopontine angle (CPA).29 Khas,
Kalsifikasi ditemukan sekitar 50% pada tampak massa timbul dari sebelah bawah
CT scan. Kebanyakan ependymoma batang otak dan proyeksi ke ventrikel IV.
supratentorial memunyai komponen kista Ependymoma memunyai tendensi melalui
dan enhance setelah pemberian kontras.26 foramen Lushka ke CPA dan memunyai
Ependymoma infratentorial tampak lesi bagian, seperti lidah dari dorsal tumor
heterogen yang tumbuh dalam ventrikel dan lateral ke atas cervical cord. Arteri
IV dan menyebabkan dilatasi ventrikel vertebralis dan posterior inferior
lateralis dan III. Kebanyakan penderita, cerebellar arteries dapat bergeser. MRI
dengan MRI bagian solid tumor intense ependymoma khas dengan inhomogen,
dengan gray matter pada T1 dan T2 tumor khas isodense atau densitas rendah
weighted dan enhance dengan kontras.27 pada T1-weighted, dan isodense atau
Jika diduga suatu massa, signal meninggi pada T2-weighted.
dilakukan Magnetic Resonance Imaging Biasanya inhomogen enhance dengan
(MRI). MRI lebih baik untuk tumor CNS, pemberian kontras. MRI ependymoma
dan pemeriksaan selalu cenderung cauda equina biasanya memperlihatkan
terhadap perkiraan diagnosis. Diagnosis homogen hypointense signal pada
pasti ependymoma, seperti kebanyakan rangkaian T1-weighted, hyperintense
signal pada rangkaian T2-weighted, dan

100

BAB 7 EPENDYMOMA

enhance homogen setelah pemberian • WHO grade II, yaitu


gadolinium.15 ependymoma dengan
Karena kurangnya spesifikasi cellular, papillary atau
standar pada gambaran foto ini, tidak ada diferensiasi tancytic, dan
teknik, seperti proton magnetic resonance variasi clear sel
spectroscopy digunakan untuk menambah • WHO grade III, yaitu
diagnosis spesifik. Ada tiga grup utama anaplastic ependymoma
histologis tumor fossa posterior pada Subependymoma adalah suatu tumor yang
anak-anak, yang tampak perbedaan jarang, biasanya berlokasi pada dinding
susunan metabolik. Cerebellar sistem ventrikel. Secara histologis,
astrocytoma memperlihatkan karakteristik dengan kelompok
berkurangnya ratio N-acetylaspartate monomorphic sel dengan latar belakang
terhadap choline dibandingkan dengan fibrillary, sering memperlihatkan
kontrol otak ; ependymoma rata-rata degenerasi kista fokal, hyalinisasi
rendah, dan medulloblastoma adalah pembuluh darah, deposit hemosiderin, dan
rendah seluruhnya.30 kalsifikasi. Subependymoma biasanya
Ependymoma jarang menyebar memperlihatkan immunopositivity kuat
saat diagnosis dengan insiden 11-17%.31 untuk glial fibrillary acidic protein
Namun, demikian, penting diketahui ada (GFAP) dan S-100 antigen. Dibandingkan
atau tidak karena penyebaran sangat dengan tumor ependymal yang lain,
menentukan faktor diagnostik. Jika subependymoma memunyai sedikit
memungkinkan dilakukan MR scan proliferasi sel, seperti yang tampak pada
tulang belakang sebelum operasi karena MIB-1 immunostaining,33 dan tidak
darah berhubungan dengan operasi dapat memperlihatkan perubahan cytogenetic
membingungkan sampai beberapa minggu serta dianggap lesi hamartomatous.34
setelah operasi fossa posterior dan Setelah reseksi, tumor jarang rekuren, dan
memberikan hasil false-positif. prognosis jangka panjang memuaskan.
Patologis ependymoma (WHO
Histologis grade II) termasuk cellular, papillary, dan
variasi clear cell, juga anaplastic
Ependymoma timbul dari epithelium ependymoma (WHO grade III),
ependymal pada garis ventrikel dari otak myxopapillary ependymoma (WHO grade
dan canalis centralis dari spinal cord. I), dan subependymoma (WHO grade I).
Oleh karena itu, kebanyakan lokasi tumor Secara histologis, ependymoma khas
ini terdapat pada ventrikel lateral, III, dengan ependymal pseudorosette dengan
dan IV serta lumbosacral spinal cord. proses glial fibrillary acidic protein
Ependymoma biasanya merupakan suatu (GFAP)-positive pada pembuluh darah.
tumor dengan batas yang jelas dan Myxopapillary ependymoma terletak pada
memperlihatkan daerah kalsifikasi, cauda equina dan conus, sedangkan
perdarahan, dan kista. Klasifikasi subependymoma dan anaplastic
ependymoma menurut WHO32 dibedakan ependymoma terletak pada
atas tiga tingkatan, yaitu intramedullary.
• WHO grade I, yaitu Berbagai subtype histologis
subependymoma dan ependymoma yang paling sering
myxopapillary ditemukan adalah cellular ependymoma,
ependymoma. tetapi terjadi juga epithelial tanycytic
(fibrillar), subependymoma

101

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

myxopapillary, atau mixed. Diferensiasi intratumoral. Walaupun unencapsulated


histologis dari astrocytoma sulit, tetapi dari asal glial tumor, biasanya batas jelas
diagnosis adanya perivascular dan tidak infiltrasi ke jaringan spinal cord
pseudorosette atau rosette yang sekitarnya. Percobaan baru-baru ini
sebenarnya, yang terdiri atas sel-sel berhubungan dengan expresi MIB-1
neoplastic mengelilingi pembuluh darah antigen dengan ependymoma ganas telah
dengan cytoplasmic meluas antara nucleus membaur oleh heterogenitas tumor.
dan dinding pembuluh darah. Grade II Gambaran jenis Myxopapillary
ependymoma merupakan cellular, sedang ependymoma kebanyakan ditemukan di
dengan aktivitas mitosis rendah, tetapi daerah cauda equina yang asalnya dari
dapat memperlihatkan nuclear atypia, villum terminalis. Tumor tumbuh lambat
kadang-kadang mitosis, dan foci nekrosis dan terjadi erosi tulang di dekatnya dan
dan kalsifikasi. Grade II ependymoma jaringan lunak sekitarnya. Makroskopis,
memunyai tiga subtipe, yaitu batas tumor jelas dan khas terjadi dalam
a. Cellular ependymoma, cellularity villum terminalis. Mikroskopis
menonjol, tetapi pembentukan menunjukkan terdiri atas sel cuboidal atau
pseudorosette atau rosette selalu columnar tumor sekitar vascular core dari
kurang menonjol hyaline dan sedikit sel jaringan ikat dan
b. Papillary ependymoma, histologis pembuluh darah, kadang-kadang
mirip susunan papilloma choroid sitoplasma-nya jelas/bersih.32 Walaupun
plexus jarang, tumor ini dapat menyebar
c. Clear cell ependymoma, terdiri sepanjang axis central nervous system
atas sel-sel membengkak, clear (CNS)35 atau terjadi di luar CNS dalam
cytoplasm, dan plasma daerah ectopic, seperti pada sacrum dan
32
membrane. jaringan presacral, yang secara
WHO grade III anaplastic (malignant) embyologis berasal dari sisa ependymal.36
ependymoma, histologis jelas anaplastic, Immunohistochemistry sulit untuk
termasuk high cellularity, variasi nuclear interpretasi ependymoma dan tidak
atypia, hyperchromatin, dan aktivitas menambah informasi terhadap
mitosis yang nyata. Proliferasi vascular pemeriksaan histologis konvensional.
selalu menonjol dan nekrosis yang luas.32 Kebanyakan ependymoma jelas dengan
Ependymoblastoma sangat ganas dan GFAP walaupun antigen yang lain,
jarang dari asalnya embryonic yang terdiri seperti epithelial membrane antigen
atas elemen-elemen yang mirip primitive (EMA) berbeda-beda. Vimentin biasanya
embryonic ependymal cell. Tumor ini terdapat pada perivascular pseudorosette.
bukan tumor ependymal, tetapi primitive Index DNA tidak berhubungan dengan
neuroectodermal tumor yang sangat hasil akhir atau histologis.37
ganas. Elektron mikroskop dapat
Terdapat pertentangan antara digunakan untuk menegakan diagnosis
neuropatologis mengenai diagnosis dan ependymoma apabila tampak atypical. Sel
tingkatan ependymoma. Angka kesalahan normal ependymoma tampak berukuran
klasifikasi dapat mencapai 69%, dan tidak microvilli dan cilia pada permukaan
dapat ditentukan hubungan antara apical. Rosette yang sebenarnya tampak
histologis dengan hasil akhir penderita.10 pada lebih dari 90% penderita, tetapi
Kebanyakan histologis dari spinal hanya 30-40% penderita dengan light
ependymoma adalah jinak, walaupun mikroskop. Tidak ada gambaran
sering terdapat nekrosis dan perdarahan

102

BAB 7 EPENDYMOMA

untrastruktur untuk diferensiasi low-grade untuk menentukan lokasi tumor dan batas
dengan anaplastic ependymoma. tumor rostrocaudal. Reseksi tumor yang
luas diikuti terhadap lesi, monitoring
Operasi intraoperative, pengalaman operator, dan
dilakukan frozen-section untuk diagnosis
Managemen optimal terhadap histologis untuk tumor yang besar dapat
ependymoma belum sepenuhnya digunakan dekompresi internal dengan
ditegaskan, tetapi hati-hati dalam analisis aspirator ultrasonic atau laser. Ini dapat
faktor prognosis, memberi jalan dan menutup dura dengan baik mencegah
pengertian. Jelas bahwa suatu agresif kebocoran CSF.
reseksi tumor memberi harapan pada Peranan operasi pada
penderita yang lebih baik dari ependymoma fillum terminalis bergantung
30,31
perawatannya. Ini berhubungan pada ukuran tumor dan hubungannya
dengan lamanya survival. Kebanyakan terhadap cabang cauda equina sekitarnya.
ependymoma timbul dalam fossa Reseksi total harus dicoba; bagian tumor
posterior, dan harus mengetahui anatomi yang tidak melibatkan fillum terminalis
sebelum dilakukan operasi. umumnya terdapat antara tumor dan
Anak-anak dengan lesi fossa spinal cord. Amputasi segment fillum
posterior biasanya dilakukan operasi afferen dan efferen diperlukan untuk
dengan teknik midline suboccipital. membuang tumor. Dekompresi internal
Meskipun dengan gross total resection tidak dilakukan pada ukuran tumor yang
(GTR) menguntungkan survival, lesi pada kecil atau sedang karena dapat menambah
fossa posterior sangat dekat dengan saraf- risiko penyebaran melalui CSF.
saraf kranial membuat risiko GTR, dan
kemungkinan lamanya disfungsi Obat-Obatan
neurologis dan ketidakmampuan.
Sndroma fossa posterior juga Tidak ada obat spesifik untuk terapi
menyebabkan cerebellar mutism, suatu ependymoma, bagaimanapun
komplikasi operasi fossa posterior, dan ependymoma supratentorial memerlukan
sering terjadi apabila invasi ke terapi obat-obatan. Untuk kejang,
brainstem.38 Mutism memunyai jarak penderita biasanya mulai dengan
laten satu sampai tujuh hari, dan durasi levetiracetam (Keppra), phenytoin
enam sampai tiga ratus enam puluh lima (Dilantin), atau carbamazepine
hari. Mutism diberi keseimbangan antara (Tegretol). Levetiracetam selalu
perbaikan survival dengan GTR dan digunakan karena obat ini mengurangi
potensi morbiditas setelah operasi. efek-efek pada sistem P450 yang tampak
Hydrocephalus dapat diatasi dengan dengan phenytoin dan carbamazepine,
perioperative external ventricular drain, yang dapat tergganggu dengan terapi anti-
ventriculoperitoneal shunt, atau third neoplastic. Vasogenic cerebral edema
ventriculostomy meskipun jarang. diterapi dengan corticosteroid seperti
Teknik operasi untuk tumor dexamethason dan umumnya dikombinasi
intramedullary adalah melalui standard dengan anti-ulcer agent. Corticosteroid
laminectomy, penderita dengan prone juga efektif untuk terapi edema yang
position. Pengangkatan tumor berhubungan dengan tumor
intramedullary yang strategis bergantung intramedullary pada pre dan postoperasi.
pada hubungan tumor dengan spinal cord. Levetiracetam (Keppra) digunakan
Intraoperative ultrasound digunakan sebagai terapi tambahan untuk kejang

103

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

partial dan kejang myoclonic. Juga supratentorial khas timbul dekat trigone
diberikan untuk kejang primer general ventrikel lateralis.18,25
tonic-clonic. Mekanisme obat belum Ventrikel IV secara garis besar
diketahui. Untuk dewasa diberikan berbentuk seperti pyramid, lantainya
dengan dosis 1000 mg/hari, tidak dibentuk oleh bagian dorsal pons dan
melebihi 3000 mg/hari. Untuk anak umur medulla, dan atapnya oleh velum
empat sampai lima belas tahun medullary superior dan velum medullary
20mg/kg/hari, tidak melebihi 60mg; Dosis inferior. Batas samping terdiri atas
ini diberi tidak diberikan pada anak di peduncles cerebellar superior, middle,
bawah empat tahun. dan inferior. Bagian puncak bawah
Phenytoin (Dilantin), dosis terbuka ke cistern magna melalui midline
dewasa sebanyak 15mg/kg, dosis foramen Magendie.
maintenance 5mg/kg/hari atau 300 mg iv. Jika vermis dibelah dan masuk ke
Untuk anak-anak diberi 15mg/kg iv, dosis ventrikel, tampak bentuk struktur lantai
maintenance 5mg/kg/hari iv. ventrikel. Tampak juga obex, hypoglossal
Carbamazepine (Tegretol) diberikan trigone, dan area postrema. Bentuk striae
kepada, dewasa 200-600 mg PO dan medullaris adalah seperti pita pada bagian
untuk anak-anak 15-25 mg/kg/hari. tengah ventrikel, dan sampai ke dalam
Dexamethasone (Decadron) diberi untuk median sulcus. Lebih ke rostral, median
dewasa 16 mg/hari dan untuk anak-anak sulcus merupakan sayap oleh facial
0.5 mg/kg/hari iv. colliculi. Pada rostral apex, rongga kurve
ventrikel IV menurun (ke anterior), dan
Anatomi cerebral aquaduct sebagai petunjuk ke
ventrikel III. Langit-langit ventrikel
Intrakranial ependymoma dapat terjadi di lateral membentuk lateral recesses,
atas atau di bawah tentorium. Tumor tempat plexus choroidalis berasal. Plexus
timbul dalam daerah angulasi ventrikel choroidalis menonjol dari foramen lateral
dari sel-sel sisa ependymal yang meluas dan segera berakhir pada saraf otak IX,
ke sekitar white matter.21 Ependymoma sedikit di belakang saraf facial dan
infratentorial terdapat pada 60-73% vestibulocochlear. Struktur aliran darah
penderita dan 70-80% dari tumor fossa pada inferior ventrikel IV berasal dari
posterior terletak pada ventrikel IV.15,17 hemisphere tonsilar cabang posterior
Sebagai tambahan, 15% timbul dalam inferior cerebellar arteri, yang berasal
cerebellopontine angle (CPA), dan asalnya dari daerah choroidal dan diikuti
sisanya 5-8% timbul dalam hemiphere permukaan inferior dan medial dari tonsil.
cerebellar.24,25 Ependymoma khasnya berasal dari obex
Sebanyak 55% ependymoma dan mengisi rongga ventrikel IV.
infratentorial invasi sisterna CPA melalui Ependymoma ini bisa timbul dari samping
lateral recesses ventrikel IV. Ektensi dalam cerebellar peduncle dan ventrikel
paling sering adalah dari foramen bergeser jauh dari tumor. Pada kasus ini,
Magendie ventrikel IV ke foramen selalu ektensi melalui foramen Lushka ke
magnum dengan melibatkan upper CPA yang memiliki banyak nervus
cervical spinal cord. Sebanyak 12% kranialis. Aliran darah berasal dari
Ependymoma infratentorial, menyebar posterior inferior cerebellar arteries,
melalui subarachnoid, terutama gambaran yang mungkin juga dalam jaringan tumor.
histologisnya suatu anaplastic.24 Tumor Cabang arteri yang mengalir ke medulla

104

BAB 7 EPENDYMOMA

dan cerebellum bagian tengah dapat juga sering dan sumbat menyebabkan shunt
terlibat dengan tumor. tidak berfungsi. Herniasi ke atas43 dan
perdarahan tumor dilaporkan setelah
Manajemen Hydrocephalus dekompresi akut dari bagian
supratentorial dengan massa fossa
Anak-anak dengan ependymoma selalu posterior masih belum dioperasi.
mengalami sakit akut pada saat Baru-baru ini, penggunaan
ditemukan. Perdarahan di dalam tumor endoskopi sebelum operasi pada
bisa sebagai pencetus keadaan umum ventrikolostomi III beberapa hari sebelum
yang memburuk secara akut dan operasi telah dilakukan. Setelah reseksi
menyebabkan koma terutama pada bayi. tumor, kebanyakan penderita dengan
Gejala ini biasanya karena akut obstruksi hydrosepalus obstruksi berkurang.
hydrocephalus daripada massa itu sendiri Penderita dengan persisten hydrocephalus
dan kontroversi tentang manajemen memunyai tipe hubungan primer,
hydrocephalus. Opsi antara lain steroid sehingga tidak bisa berkurang dengan
sebelum operasi diikuti eksisi tumor,39 ventrikulostomi III caranya dimulai
external ventricular drain,40 pemasangan dengan pemberian dexametason (satu
CSF shunt sebelum tumor dibuang.41 mg/kg/hari) saat dirawat untuk
Pemasangan shunt sebelum operasi menghindari shunt sebelum operasi, dan
menunjukan bahwa : melakukan ventrikulostomi intraoperasi
1. Persiapan penderita dan dan defenitif operasi secara elektif
keluarga untuk operasi, beberapa hari kemudian. Jika keadaan
membuat diagnostik tes, dan penderita memburuk tiba-tiba, dilakukan
rencana operasi besar secara operasi emergensi.
elektif.
2. Prosedur operasinya aman Manajemen Tumor
pada fossa posterior setelah
tekanan intrakranial menurun. Walaupun ependymoma cukup vaskular,
Angka kematian berkurang dilaporkan arteriografi dan risiko embolisasi jarang
dengan pemasangan shunt sebelum dilakukan. Aliran darah ke tumor melalui
operasi tumor tetapi memunyai kerugian cabang kecil dari posterior
dengan strategi ini : inferiorcerebellar artery (PICA) jelas
1. Tidak semua penderita memunyai risiko embolisasi. Posisi
memerlukan shunt setelah operasi penderita, yaitu telungkup (prone
operasi tumor dan shunt position). Posisi duduk memunyai risiko
sebelum operasi emboli udara, frontal pneumocephalus,
kemungkinan berhubungan dan hipotensi sistemik serta lengan ahli
dengan komplikasi. bedahnya lemah/capek.
2. Pemasangan shunt sebelum Pada kebanyakan kasus dibuat
operasi memperlambat insisi vertical garis tengah dari inion ke
pengobatan tumor. daerah cervical tengah, dan dilakukan
3. Shunt sebagai sumber kraniektomi dari sinus transverses ke
penyebaran tumor dapat foramen magnum. Bila tumor seluruhnya
menyebar melalui jaras timbul ke arah CPA, dilakukan teknik
CSF.40 retrosigmoid. Lengkungan C1 dibuang
Penggunaan filter millipore dilakukan bila tumor meluas ke cisterna magna dan
untuk mencegah problem ini,42 tetapi daerah cervical atas.

105

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

Dura dibuka dengan insisi MRI untuk melihat lokasi daerah korteks
berbentuk Y sampai ke tingkat C1. CSF dan reseksi volumetrik untuk letak tumor
dilubangi melalui ventrikulostomi untuk yang dalam, ini dilakukan pada beberapa
mengurangi tekanan pada fossa posterior; senter.45
jika ventrikel mengecil, diberikan
mannitol. Cisterna magna dibuka, dan Komplikasi
cerebellar tonsil dipisah, dan tampak
massa tumor. Kemudian, vermis dibuka Secara umum, reseksi tumor otak
pada garis tengah untuk melihat bagian memunyai angka mortalitas 1-2%. Sekitar
atas tumor. Ependymoma selalu timbul di 40% penderita masih sehat atau mendapat
daerah subependymal dari dinding lateral defisit yang minimal setelah operasi, 30%
ventrikel IV, dan ventrikel bergeser ke tidak ada manifestasi setelah operasi atau
samping oleh massa tumor. Mirip dengan, perubahannya relative seperti sebelum
pembuangan tumor dari foramen Lushka operasi, dan 25% penderita bertambah
dan CPA ditangguhkan sampai sebagian defisitnya setelah operasi, tetapi
besar tumor telah direseksi. Pada bagian kebanyakan selalu perbaikan. emboli
atas tumor tampak oklusi tumor atau udara dapat terjadi pada posisi operasi
mengisi aquaduct dan ini dibuang dengan terlungkup. Insiden ditemukan pada 10%
cara disedot (suction). dari penderita. Posisi ini juga dapat
Bila tidak ada penyebaran, tidak menyebabkan retinal iskemia dan buta
mudah menjawab tentang bagaimana akibat penekanan yang cukup lama,
agresifnya membuang tumor dekat batang tekanan darah arteri yang rendah dan
otak. Karena ependymoma memunyai drainase vena cerebral yang jelek.
prediksi untuk melekat pada obex, Penekanan yang lama juga dapat
risikonya adalah sleep apnea, disfungsi menyebabkan nekrosis pada axilla, lutut,
menelan, dan kronik aspirasi. Kecuali dada, dan penis.
reseksi total sebagian besar dapat Pengangkatan tumor dari batang
dilakukan, tetapi tumor terus berkembang otak dapat menyebabkan retensi CO2,
jika tindakan lanjutan cukup lama. tidak mampu menelan, ataxia, paresis
Demikian juga halnya bila tumor terletak pita suara, aspirasi pneumonia berulang-
pada CPA dan tumornya sangat dekat ulang, dan quadriparesis. Beberapa
dengan beberapa saraf otak, sehingga bila penderita memerlukan tracheostomi,
dilakukan reseksi total dapat gastrostomi untuk makanan dan
menyebabkan hilangnya gerakan facial penggunaan ventilator yang lama.
atau pendengaran. Yang tidak Problem ini adalah karena insufisiensi
menguntungkan adalah tumor selalu pernafasan setelah operasi, bisa juga
terletak di daerah saraf otak sebelah karena trauma langsung pada medulla
bawah dan cabang-cabang PICA, dan bila atau kompresi pembuluh darah oleh
struktur anatomi tidak terganggu setelah tumor.
operasi, selalu dilakukan tracheostomi Karena terlambatnya perubahan
dan gastrostomi untuk memberi makanan kesadaran atau tanda fokal neurologis
selama beberapa hari.44 setelah operasi, penderita harus segera
Operasi dengan teknik standar dilakukan scan ulang. Masalah
Ependymoma pada supratentorial, hydrocephalus dan perdarahan, sindroma
bergantung pada lokasi. Tumor pada anak pseudobulbar, yang dapat terjadi stupor,
kecil biasanya besar dan lokasinya tidak irritability, labilnya emosi, dysartria,
sulit. Sebagai tambahan dibuat fungsional mutism, nystagmus, dan facial plegia

106

BAB 7 EPENDYMOMA

dalam tujuh puluh dua jam setelah Melena, abdominal pain dan distensi, dan
operasi.46 Sindroma ini dapat hilang hematemesis yang terjadi karena operasi
beberapa minggu sampai bulan. Pada ini kemungkinan adalah karena stress.
awalnya sangat sulit membedakan Pencegahan dengan antasida masih
sindroma ini secara klinis dengan kontroversi. Beberapa studi memakai
dekompensasi hydrocephalus, terutama pencegahan dengan cimetidine, ranitidine,
pada anak muda. Jika sistem ventrikel atau antasida.
melebar dari sebelumnya, dilakukan
pemasangan shunt. Pengobatan Tambahan
Anak-anak dengan reseksi fossa
posterior tumor memunyai risiko mutism Manajemen penderita dengan
cerebellar setelah operasi. Mutism ependymoma secara medis termasuk
ditemukan 5-30% pada penderita setelah terapi tambahan, seperti conventional
operasi tumor yang besar di daerah radiation therapy, radiosurgery, dan
vermis. Biasanya penyembuhannya kemoterapi, steroid untuk edema dan
beberapa minggu sampai enam bulan. antikonvulsi pada penderita dengan
Penyembuhannya kembali seperti semula ependymoma supratentorial.47
dengan semua kata-kata dan kalimat
dibandingkan hanya dengan suara, Terapi Radiasi
memberi kesan terlambat bicara daripada
apraxia atau dysartria. Penderita selalu Pada dewasa atau anak lebih besar,
dilakukan scan, dan ditemukan tipe radiotherapi merupaka standard
cerebellar bicara (cerebellar type speech). tambahan pengobatan diikuti reseksi pada
Fenomena ini masih kontroversi. ependymoma WHO grade II. Pada
Kebanyakan mengatakan lesi pada penderita tertentu hanya dilakukan operasi
nucleus dentatus atau pedunculus saja, kebanyakan tumor fossa posterior
cerebelli superior. tidak dapat dilakukan total reseksi dan
Aseptic meningitis tanda demam, rekuren tanpa radiasi setelah operasi.
fotofobia, kaku daerah nuchal, dan CSF Terapi radiasi setelah operasi telah
pleositosis yang terjadi berhubungan banyak digunakan. Penderita dengan
dengan darah-spinal fluid, dan dianjurkan terapi radiasi setelah operasi, signifikan
serial spinal tap sampai CSF jernih. lebih baik daripada operasi saja.20 Pada
Sindroma ini terjadi lima sampai tujuh beberapa senter, percobaan klinik sedang
hari setelah operasi. berlangsung dan tidak diberikan
Bila pseudomeningocele terjadi, radioterapi setelah operasi dalam seleksi
jarang dilakukan revisi luka operasi. ependymoma supratentorial dengan
Occipital pseudomeningocele diatasi komplit radiografik reseksi operasi dan
dengan intermitan lumbal punksi, dibuang tidak ada penyebaran.48 Terdapat
10-20 ml CSF per hari. Jika gambaran perbaikan survival dengan craniospinal
ulangan scan menunjukan ventrikel radiation (CSA). Studi baru-baru ini,
melebar, luka operasi terancam bocor, pada penderita dilakukan myelography,
cairan CSF keluar melalui spinal, atau CT, dan MRI scan, menunjukan insiden
jika anak mengalami sakit kepala, letargi, yang rendah (11%) terhadap penyebaran
atau ataxia, dilakukan pemasangan pada saat diagnosis.18,19 Dosis radiasi
ventriculoperitoneal shunt. Kira-kira 30% untuk pengobatan ependymoma adalah
tumor fossa posterior pada anak-anak 4500-5600 cGy. Dosis di bawah ini
memerlukan shunt. berhubungan dengan meningginya angka

107

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

rekuren. Dosis perhari adalah 180-200 radiasi belum dapat ditegaskan, risiko
cGy. Studi baru-baru ini dosisnya 100 tinggi terhadap rekuren pada anak muda
cGy dua kali per hari dan total dosis diterapi dengan kemoterapi saja. Setelah
adalah 7200 cGy, diikuti dengan reseksi total, perlu digunakan modalitas
kemoterapi. Hasilnya dilaporkan 80% free ini. Peranan studi lapangan radiasi
survival dengan total reseksi. Teknik conformal untuk kontrol local dari
radiosurgical saat ini digunakan untuk ependymoma masih berlangsung.
pengobatan lokal rekuren, dengan
menggunakan linear accelerator49 atau Kemoterapi
gamma knife50 dengan ukuran 1000 dan
2000 cGy diberikan dosis tunggal. Ependymoma, sensitif terhadap
Dosis tinggi kemoterapi dicoba kemoterapi. Anak di bawah usia tiga
menggantikan terapi radiasi dengan pada tahun dengan penggunaan kemoterapi
anak usia di bawah enam tahun dengan dapat membantu menghindari efek radiasi
tumor otak yang ganas,51 atau yang merugikan. Kombinasi regimen
menggantikan radiasi dengan kemoterapi kemoterapi terdiri atas cisplatin,
setelah operasi pada anak usia di bawah etoposide (VP-16), carboplatin,
lima tahun.52 vincristin, dan mechlorethamine atau
Pemeriksaan lain fokus dengan cara ifosfaminde, carboplatin, dan etoposide
mengurangi lapangan radiasi dengan (ICE) telah diberikan dengan berbagai
menggunakan radiotherapy conformal. keberhasilan. Ependymoma merupakan
Radiotherapi mengenai pinggir/batas tumor yang jarang. Ada yang
target volume sepuluh mm sekitar sisa menggunakan terapi VETOPEC
tumor setelah operasi. Penderita (vincristin, etoposide, cyclophosphamide,
menerima focal radiasi dengan dosis 54- cisplatin, carboplatin) untuk sisa
55.9Gy diikuti operasi definitive. Sekitar ependymoma, memberi hasil yang
30% diberi kemoterapi sebelumnya. Efek memuaskan.54 Beberapa studi
survival bergantung pada tingkatan tumor mendapatkan respon tumor terhadap dan
dan luasnya reseksi.53 Evaluasi perbaikan survival dengan regimen
radiotherapy conformal penderita usia cisplatin untuk rekuren ependimoma.55
lebih dua belas bulan termasuk pada Walaupun respon-nya tinggi, tidak ada
konsorsium Pediatric Brain Tumor regimen kemoterapi memperlihatkan
dengan usia di bawah tiga tahun, perbaikan survival secara keseluruhan
menggunakan kemoterapi intrathecal, pada dewasa dengan rekuren
kemoterapi sistemik, dan radiotherapy ependymoma. Kemoterapi ditambah
conformal. Radiasi craniospinal masih terapi radiasi dibanding radiasi saja telah
digunakan, atau kombinasi dengan dilakukan dengan kombinasi
kemoterapi pada penderita dewasa dengan cyclohexylnitrosourea (CCNU),
ependymoma yang menyebar. vincristine, and prednisone.
Sampai sekarang tidak ada Penderita usia di bawah tiga
peranan terapi tambahan terhadap tahun saat diagnosis, setelah operasi
ependymoma spinal setelah reseksi diobati dengan vincristine,
operasi total. Terhadap penderita dengan cyclophosphomide, cisplatinum, dan
56
sisa tumor setelah operasi atau rekuren etoposide. Radiasi diberikan setelah
yang awal, radiasi dianggap sebagai dasar anak mencapai usia tiga tahun. Semua
untuk status neurologis dan keadaan angka progresif free survival adalah 43%
medis penderita. Walaupun peranan terapi selama dua tahun, dengan perbandingan

108

BAB 7 EPENDYMOMA

yang baik pada anak yang lebih besar Baru-baru ini dicoba, fenofibrate
yang menerima terapi radiasi saat kombinasi dengan oral thalidomide,
diagnosis dan memberi kesan bahwa ini celecoxib, dosis rendah obat oral
merupakan strategi yang berguna. etoposide, dan cyclophosphamide, serta
Kemoterapi pada penderita dengan kombinasi bevacizumab dan irinotecan.
ependymoma telah dievaluasi untuk terapi Terapi target biologis telah dilakukan,
anak dengan sisa penyakit atau tetapi respon definitif masih belum dapat
menghindari radiotherapi pendeita usia di ditentukan.60
bawah tiga tahun. Saat ini, kemoterapi digunakan
Hasil akhir yang baik sebagai terapi tambahan yang lebih nyata
menggunakan kemoterapi (vincristin, pada penderita dengan sisa penyakit
carboplatin, cisplatin, cyclophosphamide, setelah operasi, dan respon tercapai
dan methotrexate) untuk terapi dengan operasi kedua dan radiasi
ependymoma anak usia di bawah tiga conformal. Kemoterapi dapat juga
tahun tanpa metastasis intrakranial.57 mengontrol penyebaran penyakit secara
Sebanyak 42% bebas radiotherapy selama mikroskopis, tetapi hasilnya jarang
lima tahun; median diikuti selama enam memberi respon secara makroskopis.
tahun, angka survival sekitar 80% selama
tiga tahun, dan 60% lima tahun,58 Ependymoma Spinal Cord
memberi kesan bahwa intensif
kemoterapi, terutama tambahan Prognosis ependymoma pada spinal cord
methotrexate bermanfaat untuk terapi lebih baik daripada intrakranial. Terapi
anak muda dengan ependymoma. operasi masih pilihan utama untuk
Perbaikan survival juga tampak pada anak ependymoma spinal cord dan total reseksi
usia di bawah tiga tahun dengan biasanya dapat sembuh. Rekomendasi
medulloblastoma dan terapi dengan terapi untuk reseksi ulang , jika sisa tumor
methotrexate.59 ditemukan pada scan setelah operasi atau
Kemoterapi konvensional penderita dengan rekuren.61 Terapi radiasi
memunyai efek terhadap berbagai digunakan apabila reseksi total tidak
perbaikan pada hasil akhir ependymoma, memungkinkan. Beberapa studi,
dan radiotherapy dihindari terhadap memunyai angka kontrol yang baik
perkembangan otak karena efek substansi terhadap sisa tumor dengan terapi radiasi,
neurocognitive. Baru-baru ini ditekankan 80% bebas progresif survival tiga tahun
mengenai subklasifikasi molekular tumor setelah diagnosis.14
ini. hTERT negative berhubungan dengan
angka survival lima tahun dengan 84% Rekuren
berbanding 41% hTERT positif pada
tumor ini. Beberapa gen telah Rekuren terjadi 25-80% dari penderita
diidentifikasi memunyai risiko rekuren, dan ini bergantung pada reseksi tumor dan
lamanya onset, dan lokasi tumor. usia penderita. Kebanyakan rekuren
Strategis baru, seperti terapi target tumor pada daerah asalnya/local adalah
molekul kecil dan kemoterapi 73%, asal dan daerah baru yang terlibat
antiangiogenic sangat interes. Ada yang 16%, dan daerah baru/jauh 11%.
menggunakan terapi cocktail dengan oral Selanjutnya, dilakukan komplit kontras
antiangiogenic agent termasuk MR scan otak dan tulang belakang
thalidomide, celecoxib, dan dosis rendah sebelum operasi ulang karena yang
oral etoposide, dan cyclophosphamide. menyebar memunyai prognosis yang

109

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

jelek.55 Berbagai terapi digunakan setelah tumor. Penderita dengan total reseksi
rekuren termasuk operasi kedua, radiasi, tumor terutama pada fossa posterior
radiosurgery, kemoterapi, dan dosis memunyai lima tahun, bebas progresif
tinggi kemoterapi. Sekitar 20-28% survival rate mendekati 70%
penderita mencapai total remisi kedua.52 dibandingkan dengan 30-40% penderita
Anak di bawah usia lima tahun tidak yang dengan reseksi sebagian tumor.
menerima radiasi, dan yang melakukan
total reseksi kedua diikuti terapi radiasi Morbiditas /Mortalitas
memunyai kesempatan total remisi kedua
(28%). Tidak ada manfaat radiasi untuk Prognosis penderita dengan ependymoma
penyakit rekuren jika reseksi total kedua yang tidak diterapi adalah menyedihkan.
tidak tercapai.52 Gambaran histologis, terapi dengan
Beberapa senter melakukan rutin operasi saja, angka survival lima tahun
MR scan kepala secara regular, untuk adalah sebesar 17.27%. Tambahan terapi
mendeteksi rekuren yang tidak ada gejala. radiasi menambah angka survival lima
Cara ini masih kontroversi pada tahun sebesar 40-87%.21 Ukuran dan
medulloblastoma/PNET, tetapi pada lokasi tumor dapat membatasi efektivitas
ependymoma nampaknya rasional karena radiotherapy. Usia kemungkinan
rekuren selalu lokal dan dapat dilakukan merupakan faktor penting dalam
operasi, aman dan lebih efektif bila tumor membatasi terapi. Kebanyakan tumor
kecil.62 timbul pada populasi anak muda. Dosis
Baru-baru ini, Children’s terapi radiasi harus dikurangi untuk
Hospital di Philadelphia, untuk rekuren mengurangi efek yang memburuk pada
tumor dilakukan scan setiap enam bulan perkembangan CNS. Tidak ada perbedaan
selama dua tahun, kemudian setiap tahun suku dengan terjadinya ependymoma.
selama tiga tahun, dan setiap dua tahun
selama beberapa periode. Biologi Molekular

Prognosis Analisis gen pada ependymoma


memperlihatkan beberapa karakteristik
Prediksi kelangsungan hidup jangka perbedaan lokasi dan tingkatan spesifik
panjang termasuk luasnya reseksi saat dari tumor karyotype dan ekpresi gen.
operasi dan jumlah sisa tumor pada foto Ependymoma selalu memunyai
setelah operasi.63 Walaupun low grade karyotypes, dan mayoritas tumor
tumor menurut WHO, lokasi memperlihatkan perubahan multiple
infratentorial pada anak-anak, tidak cytogenetic. Perubahan cytogenetic60 pada
adanya invasi tumor ke brain stem, tidak tumor ini adalah monosomy 22, yang
ada metastasis,64 perbaikan status terjadi lebih dari 30% tumor, dan bisa
performance, dan usia lebih tua (untuk dilihat pada awal tingkat oncogenesis
ependymoma anak) memunyai hubungan ependymoma.66 Rekuren kromosomal
dengan kelangsungan hidup yang aberasi dan perubahan expressi pada
menguntungkan, faktor-faktor ini tidak sejumlah kecil gen dapat membedakan
signifikan berhubungan dengan intrakranial dari spinal cord ependymoma,
65
kelangsungan hidup yang panjang. dan beberapa penderita, supratentorial
Reseksi yang luas merupakan dari tumor fossa posterior.
prediksi penting dari hasil akhir, tidak Sejumlah kelainan kromosom
bergantung pada tingkat histologis dari pada ependymoma termasuk rantai

110

BAB 7 EPENDYMOMA

melibatkan kromosom 1, 5, 7, 9, dan 12 Sel-sel isoform ini jarang melekat dan


dan hilangnya keterlibatnya kromosom 6, lebih mudah terhadap penyebaran melalui
9, 10, 11, 13, 17, dan 22.67 Hilangnya atau CSF. Walaupun ependymoma tidak
translokasi yang melibatkan kromosom ditemukan pada penderita dengan
22q. Ini lebih sering pada dewasa, tuberous sclerosis, laporan mendapati
termasuk monosomy 22, merupakan berkurangnya atau tidak ada expressi dari
kelainan kromosom paling sering pada tuberin pada ependymoma dewasa.72
ependymoma dan terjadi sering pada Aplikasi analisis gen terhadap
dewasa dengan tumor spinal cord68 dan praktik klinis masih belum secara rutin
mirip dengan anaplastic dan diferensiasi dilakukan, beberapa studi memberi kesan
ependymoma. Gen NF2 terletak pada bahwa teknik ini dapat digunakan untuk
kromosom 22, dan insiden ependymoma stratifikasi risiko pada saat diagnosis.
bertambah pada penderita dengan NF2, Rantai 1q25 berhubungan dengan bebas
daerah yang terlibat dalam hilangnya allel rekuren dan semua survival penderita
kromosom 22 (22q) yang dibedakan dari anak dengan grade III intrakranial
locus NF2, tetapi distal dari locus BCR ependymoma. Sebagai tambahan,
dan putative gen ependymoma pada amplifikasi dari epidermal growth factor
kromosom 22q kemungkinan tidak receptor (EGFR) pada 7p11.2 dengan
bergantung pada gen NF2. Penderita meningginya protein EGFR berhubungan
dengan NF2 insiden bertambah pada dengan prognosis yang jelek menurut
ependymoma, tetapi predominan tumor WHO grade II ependymoma.73
spinal intramedullary dan bukan
intrakranial ependymoma. Sebaliknya ,
populasi pediatric sekitar 90%
intrakranial ependymoma dan 10%
spinal.65 Spinal ependymoma lebih baik
riwayat alami daripada intrakranial.66,69
Mutasi gen NF2 tidak ditemukan dalam
ependymoma intrakranial, tetapi mutasi
NF2 tampak pada sporadic ependymoma
intramedullary spinal.70 Kelainan
kromosom 17p juga ditemukan pada
ependymoma pediatric (50%) dan
translokasi atau hilangnya kromosom 6q
ditemukan pada tumor ini. Gambar 1 Head CT-scan terlihat massa tumor
komponen solid-kistik pada fossa posterior menekan
Mutasi germline jarang pada
pons dengan pelebaran ventrikel IV.
ependymoma, tetapi termasuk mutasi p53
(Li-Fraumeni syndrome), dan penderita
dengan mutasi germline pada gen APC
menyebabkan polyposis pada colon dan
multiple ependymoma (Turcot’s
syndrome).71 Semua ependymoma express
neural cell adhesion molecule (NCAM),
tetapi tidak express E-cadherin.66
Anaplastic ependymoma polysialyted
isoform dari NCAM disebut PSA-NCAM.

111

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

Gambar 2. Durante operasi, tampak tumor terletak diantara kedua serebellum dan telah dilakukan
reseksi total dari tumor

Gambar 3. Setelah operasi tidak terlihat lagi massa tumor. A. MRI T1-weighted potongan sagital. B.
T1-weighted potongan aksial.

Gambar 4. Head CT-scan terlihat massa hiperdens batas tegas intravetrikuler ventrikel lateralis kornu
posterior kanan dengan hidrosefalus.

112

BAB 7 EPENDYMOMA

Gambar 5. Durante operasi

Gambar 6. Struktur papillary (HE, 400x) Pseudorosette (HE, 400x)


Ependimoma varian papillary

113

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

Gambar. a. Pembuluh darah dengan pseudorosette (HE,200X) b. sel-sel tumor tersusun


‘palisade’ (HE,400x) jaringan tumor otak tampak lembaran-lembaran sel dengan bentuk inti
bulat, oval dan spindel, dan sebagian kromatin padat, sebagian lagi kasar dengan nucleoli
sebagian menonjol. Sesetempat pada pinggiran massa tumor tampak sel epitel yang
tersusun sejajar seperti pagar (palisade). Pada stroma tampak pembuluh darah yang
dikelilingi oleh sel tumor membentuk struktur pseudorosette. Pembuluh darah proliferasi,
dilatasi dan sebagian kongesti. Kesimpulan: Ependymoma WHO grade II

Gambar. Histologis tumor dari lantai ventrikel IV, perivascular pseudorosettes


Pseudorosettes X100 - Ependymoma dengan typical pseudorosettes (sufitni)

114

BAB 7 EPENDYMOMA

rhabdoid tumors and meningiomas.


Tinjauan Pustaka Int J Cancer. 1995;64:243-247
10. Robertson PL, Zeltzer PM, Boyett
1. Massimino M, Buttarella FR, JM, et al. Survival and prognostic
Antonelli M, Dandola L, Modena P, factors following radiation therapy
Giangaspero F. Intracranial and chemotherapy for ependymomas
ependymoma: factors affecting in children: a report of the Children’s
outcome. Future Oncol. Mar Cancer Group. Journal of
2009;5(2):207-216 Neurosurgery 1998;88:695-703
2. Ernestus RI, Schroder R, Stutzer H, 11. Newton HB, Henson J, Walker RW.
Klug N. Prognostic relevance of Extraneural metastases in
localization and grading in ependymoma. Journal of
intracranial ependymomas of Neurooncology 1992;14:135-142
childhood. Childs Nerv Syst. 12. Ernestus R, Schroder R, Klug N.
1996;12:522-526 Spontaneous intracerebral
3. Ries LAG, Eisner MP, Kosary CL, hemorrhage from an unsuspected
Hankey BF, Miller BA, Clegg L, ependymoma in early infancy. Childs
Edwards BK. SEER Cancer Statistics Nerv Syst. 1992:357-360
Review 2002, 1973-1999. Bethesda, 13. Horn B, Heideman R, Geyer R et al.
MD: National Cancer Institute A multi-instititional retrospective
4. Applegate GL, Marymont study of intracranial ependymoma in
MH. Intracranial ependymomas: a children: identification of risk factors.
review. Cancer Journal of Pediatric Hematology &
Invest 1998;16(8):588-593 Oncology 1999;21:203-211
5. Schwartz TH, Kim S, Glick RS, et 14. Waldron JN, Laperriere NJ,
al. Supratentorial ependymomas in Jaakkimainen L, Simpson WJ, Payne
adult D, Milosevic M, Wong CS. Spinal
patients. Neurosurgery Apr 1999;44(4 cord ependymomas: a retrospective
):721-731 analysis of 59 cases. International
6. Polednak A, Flannery J. Histology of Journal of Radiation Oncology,
cancer incidence and prognosis:SEER Biology, Physics 1993;27:223-229
population-based data, 1973-1987. 15. Wager M, Lapierre F, Blanc JL,
Brain, other central nervous system, Listrat A, Bataille B. Cauda equina
and eye cancer. Cancer. 1994;75:330- tumors: a French multicenter
337 retrospective review of 231 adult
7. Constantini S, Allen J, Epstein F. cases and review of the literature.
Pediatric and adult primary spinal Neurosurgical Review 2000;23:119-
cord tumors. In: Black P, Loeffler J 129
(eds) Cancer of the nervous system. 16. Poppleton H, Gilbertson RJ. Stem
Blackwell Science, Cambridge cells of ependymoma. Br J Cancer Jan
1997:638-639 15 2007;96(1):6-10
8. Russell D, LJR. Pathology of Tumors 17. Barone BM, Elvidge AR.
of yhe Nervous System. Baltimore, Ependymomas. A clinical survey. J
MD: Williams & Wilkins; 1994 Neurosurg. Oct 1970;33(4):428-438
9. Slave I, MMM, Dunn M, et al. Exon 18. Spoto GP, Press GA, Hesselink JR,
scanning for mutations of the NF-2 Solomon M. Intracranial
gene in pediatric ependymoma, ependymoma and subependymoma:

115

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

MR manifestations. AJNR Am J 29. Wang A, Sutton L, Cnann A, et al.


Neuroradiol. Jan-Feb 1990;11(1):83- Proton MR spectroscopy of pediatric
91 cerebellar tumors. AJNR.
19. Osborn AG, Astrocytomas and other 1995;16:1821-1833
Glial Neoplasms. Diagnostic 30. Rezai A, Woo H, Lee M, et al.
Neuroradiology. 1994:570-571 Disseminated ependymomas of the
20. Loevner LA. Imaging features of central nervous system. J Neurosurg.
posterior fossa neoplasms in children 1996;85:618-624
and adults. Semin Roentgenol. Apr 31. Rousseau P, Habrand JL, Sarrazin D,
1999;34(2):84-101 et al. Treatment of intracranial
21. Sanford RA, Gajjar A. epedymomas of children: review of a
Ependymomas. Clin Neurosurg. 15-year experience. International J
1997;44:559-570. Radiat Oncol Biol Phys.
22. Swartz JD, Zimmerman RA, Bilaniuk 1994;28(2):381-386
LT. Computed tomography of 32. Louis DN, Ohgaki H, Wiestler OD,
intracranial ependymomas. Cavence WK (eds). WHO
Radiology. Apr 1982;143(1):97-101 Classification of Tumors of the
23. Armington WG, Osborn AG, Central Nervous System.
Cubberley DA, Hansberger HR, International Agency for Research on
Boyer R, Naidick TP. Supratentorial Cancer, Lyon 2007
ependymoma: CT appearance. 33. Prayson RA, Suh JH.
Radiology. Nov 1985;157(2):367-372 Subependymomas: clinicopathologic
24. Vezina LG, Packer RJ. Infratentorial study of 14 tumors, including
brain tumors of childhood. comparative MIB-1
Neuroimaging Clin N Am. May immunohistochemical analysis with
1994;4(2):423-436 other ependymal neoplasms. Arvhives
25. Han BK, Babcock DS, Oestreich AE. of Pathology and Laboratory
Sonography of brain tumors in Medicine/Archives of Pathology &
infants. AJR Am J Roentgenol. Jul Laboratory Medicine 1999;123:306-
1984;143(1):31-36 309
26. Furie DM and Provenzale JM. 34. Debiec-Rychter M, Hagemeijer A,
Supratentorial ependymomas and Sciot R. Cytogenetic analysis in three
subependymomas: CT and MR cerebral subependymomas: further
appearance. Journal of Computer evidence for a hamartomatous nature?
Assisted Tomography 1995;19:518- Cancer Genetics and Cytogenetics
526 2000;122:63-64
27. Tortori-Donati P, Fondelli MP, Cama 35. Smyth MD, Pitts L, Jackler RK,
A, Garre ML, Rossi A, Andreussi L. Aldape KD. Metastatic spinal
Ependymomas of the posterior cranial ependymoma presenting as a
fossa: CT and MRI findings. vestibular schwannoma. Case
Neuroradiology 1995;37:238-243 illustration. Journal of Neurosurgery
28. Atlas S, Lavi E. Intra-axial brain 2000;92:247
tumors. In: Atlas S, ed. Magnetic 36. Ciraldo AV, Platt MS, Agamanolis
Resinance Imaging of the Brain and DP, Boeckman CR. Sacrococcygeal
Spine, ed. Philadelphia: Lippincott- myxopapillary ependymomas and
Raven; 1996 ependymal rests in infants and

116

BAB 7 EPENDYMOMA

children. Journal of Pediatric Surgery 46. Wisoff J, Epstein F. Pseudobulbar


1986;21:49-52 palsy after posterior fossa operation in
37. Reyes-Mugica M, Chou PM, Myint children. Neurosurgery. 1984;15:707-
MM, Ridaura-Sanz C, Gonzalez- 709
Crussi F, Tomita T. Ependymomas in 47. Merchant TE. Current management of
children: histologic and DNA-flow childhood ependymoma. Oncology
cytometric study. Pediatric Pathology (Williston Park). 2002/05;16(5):629-
1994;14:453-466 642, 644; discussion 645-646, 648
38. Catsman-Berrevoets CE, Van Dongen 48. Palma L, Celli P, Cantore G.
HR, Mulder PG, et al. Tumour type Supratentorial ependymomas of the
and size are high risk factors for the first two decades of life: long term
syndrome of "cerebellar" mutism and follow-up of 20 cases (including two
subsequent dysarthria. J Neurol subependymomas). Neurosurgery.
Neurosurg 1993;32:169-175
Psychiatry. Dec 1999;67(6):755-757 49. Dunbar S, Tarbell N, Kooy H, et al.
39. Lapras C, Palet J, et al. Cerebellar Stereotactic radiotherapy for pediatric
astrocytomas in childhood. Childs and adult brain tumors: preliminary
Nerv Sys. 1986;2:55 report. Int J Rad Oncol Biol Phys.
40. Kessler L, Dugan P, Concannon J. 1994;30:531-539
Systemic metastases of 50. Hirato M, Nakamura M, Inoue H, et
medulloblastoma promoted by al. Gamma knife radiosurgery for the
shunting. Surg Neurol. 1975;3:147 treatment of brainstem tumors.
41. Albright A. Posterior fossa tumors. Stereotact Funct Neurosurg.
Neurosurg Clin N Am. 1992;3:881- 1995;64(suppl):32-41
891 51. Mason WP, Goldman S, Yates AJ,
42. Park T, Hoffman H, Hendrick E, et al. Boyett J, Li H, Finlay JL. Survival
Medulloblastoma, clinical following intensive chemotherapy
presentation and management. with bone marrow reconstitution for
Experience at the Hospital for Sick children with recurrent intracranial
Children, Toronto, 1950-1980. J ependymoma-a report of the
Neurosurg. 1983;58:543-552 Children’s Cancer Group. Journal of
43. McLaurin R. On the use of Neurooncology 1998;37:135-143
precraniotomy shunting in the 52. Grill J, Le Deley MC, Gambarelli D
management of posterior fossa tumors et al. Postoperative chemotherapy
in children. A cooperative study. In: without irradiation for ependymoma
Chapman P,ed. Concepts in Pediatric in children under 5 years of age: a
Neurosurgery, Vol 6. Basel: Karger. multicenter trial of the French Society
1985:1-5 of Pediatric Oncology. Journal of
44. Nagib M, O’Fallon M. Posterior fossa Clinical Oncology 2001;19:1288-
lateral ependymoma in childhood. 1296
Pediatr Neurosurg. 1996;24:299-305 53. Merchant TE, Li C, Xiong X, Kun
45. Morita A, Kelly P. Resection of LE, Boop FA, Sanford RA.
intraventrikular tumors via a Conformal radiotherapy after surgery
computer-assisted volumetric for paediatric ependymoma: a
stereotactic approach. Neurosurgery. prospective study. Lancet Oncology
32:920-927, 1993 2009;10:258-266

117

BAB 7 TUMOR OTAK PADA ANAK

54. White L, Kellie S, Gray E, et al. Childs Nervous System 1999;15:17-


Postoperative chemotherapy in 28
children less than 4 years of age with 62. Torres C, Rebsamen S, Silber J, et al.
malignant brain tumors: promising Surveillance scanning of children
initial response to a VETOPEC based with medulloblastoma. New Eng J
regimen. A study of the Australian Med. 1994;330:892-895
and New Zealand Children’s Cancer 63. Healey EA, Barnes PD, Kupsky WJ,
Study Group (ANZCCSG). Journal of Scott RM, Sallan SE, Black PM. The
Pediatric Hematology & Oncology prognostic significance of
1998;20:125-130 postoperative residual tumor
55. Goldwein J, Glauseer T, Packer R, et inependymoma. Neurosurgery. May 1
al. Recurrent intracranial 991;28(5):666-671; discussion 671-
ependymoma in children survival, 267
patterns of failure, and prognostic 64. Carrie C, Mottolese C, Bouffet E,
factors. Cancer. 1990;66:557-563 Negrier S, Bachelot TH, Lasset
56. Duffner P, Horowitz M, Kirscher J. C. Non-metastatic childhood
Postoperative chemotherapy and ependymomas. Radiother
delayed radiation in children less than Oncol. Aug 1995;36(2):101-106
three years of age malignant brain 65. McGuire CS, Sainani KL, Fisher
tumors. N Engl J Med. PG. Both location and age predict
1993;328:1725-1731 survival in ependymoma: a SEER
57. Grundy RG, Wilne SA, Weston CL, study. Pediatr Blood
et al. Primary postoperative Cancer. Jan 2009;52(1):65-69
chemotherapy without radiotherapy 66. Hamilton RL, Pollack IF. The
for intracranial ependymoma in molecular biology of ependymomas.
children: the UKCCSG/SIOP Brain Pathol. 1997;7:807-822
prospective study. Lancet Oncology 67. Modena P, Lualdi E, Facchinetti F et
2007;8:696-705 al. Identification of tumor-spesific
58. Bouffet E, Tabori U, Bartels U. molecular signatures in intracranial
Pediatric ependymomas: should we ependymoma and association with
avoid radiotherapy? Lancet Oncology clinical characteristic. Journal of
2007;8:665-666 Clinical Oncology 2006;24:5223-
59. Rutkowski S, Bode U, Deinlein F, et 5233
al. Treatment of early childhood 68. Park JP, Chaffee S, Noll WW,
medulloblastoma by postoperative Rhodes CH. Constitutional de novo
chemotherapy alone. New England t(1;22)(p22;q11.2) and ependymoma.
Journal of Medicine 2005;352:978- Cancer Genetics 1996;86:150-152
986 69. Guttman DH, Giordano MJ, Fishback
60. Bouffet E, Capra M, Bartels U. AS, et al. Loss of merlin expression in
Salvage chemotherapy for metastatic sporadic meningiomas,
and recurrent ependymoma of ependymomas, and schwannomas.
childhood. Childs Nerv Syst Neurology. 1997;49:267-270
2009;25:1293-1301 70. Birch BD, Johnson JP, Parsa A, et al.
61. Nadkarni TD, Rekate HL. Pediatric Frequent type 2 neurofibromatosis
intramedullary spinal cord tumors. gene transcript mutations in sporadic
Critical review of the literature. intramedullary spinal cord

118

BAB 7 EPENDYMOMA

ependymomas. Neurosurgery. 1996;


39:135-140
71. Torres CF, Korones DN, Pilcher W.
Multiple ependymomas ina patient
with Turcot’s syndrome. Med Pediatr
Oncol. 1997;28:59-61
72. Wienecke R, Guha A, Maize JC, et al.
Reduced TSC2 RNA and protein in
sporadic astrocytomas and
ependymomas. Ann Neurol.
1997;42:230-235
73. Mendrzyk F, Korshunov A, Benner
A, Toedt G, Pfister S, Radlwimmer B,
Lichter P. Identification of gain on 1q
and epidermal growth factor receptor
overexpression as independent
prognostic markers in intracranial
ependymoma. Clinical Cancer
Research 2006;12:2070-2079

119

Anda mungkin juga menyukai