KETERBACAAN
►Setiap guru, bidang studi apa pun, tuntutan memilihkan bahan
bacaan yang layak untuk siswanya, terlebih-lebih untuk guru bahasa
Indonesia. Mengapa? Karena pengajaran membaca secara formal
dibebankan kepada guru bidang studi bahasa Indonesia.
►Buku paket atau buku teks sebagai buku pegangan dasar dalam
melaksanakan kegiatan belajar dewasa ini sangat banyak
jumlahnya, namun tidak berarti guru harus terpaku terhadap bahan
ajar yang ada.
►Dalam kehidupan di masyarakat, keragaman bahan bacaan untuk
konsumsi baca ini terasa sangat beragam, dapat berupa buku teks,
buku ilmiah, surat kabar, majalah, pamplet-pamplet, dan lain-lain.
►Kesemua bahan bacaan tersebut berpeluang untuk dijadikan bahan
ajar membaca atau mungkin untuk tugas membaca.
Masalahnya, apakah semua bahan bacaan
yang tersedia serta mudah didapat tersebut
layak untuk konsumsi baca siswa kita?
Bagaimana kita dapat menentukan kriteria
kelayakan dimaksud? Seberapa jauh peran
guru dalam memilihkan bahan bacaanyang
layak baca untuk para siswanya ?
Pengertian dan Latar Belakang
Keterbacaan merupakan alih bahasa dari readability.Bentukan Readability
merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk dasar readable, artinya
dapat dibaca atau terbaca. Konfiks ke-an pada bentuk keterbacaan
mengandung arti hal yang berkenaan dengan apa yang disebut dalam bentuk
dasarnya.
Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan "keterbacaan" sebagai hal atau
ihwal terbaca-tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembacanya. Jadi,
"keterbacaan" ini mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan
suatu bahan bacaan tertentu bagi peringkat pembaca tertentu.
B. Ini Budi yang dilahirkan dari pasangan ibu dan bapak Ahmad dan
berkakakkan seorang perempuan bernama Wati. Jika ibu Budi memasak,
kakaknya melakukan pekerjaan lain, yakni menyiram bunga; sedangkan
ayahnya membaca koran. Mereka berempat tinggal di kampung Cimanggu
yang letaknya tidak jauh dari pasar yang berada di kampungnya.