Group 10 Tes Kompetensi Membaca
Group 10 Tes Kompetensi Membaca
MEMBACA”
Oleh :
20197470171 Aswiyanti
Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui
sarana tulisan. Dalam kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang
menyangkut huruf dan ejaan. Pada hakikatnya huruf dan atau tulisan hanyalah lambang bunyi bahasa tertentu.
Oleh karena itu, dalam kegiatan membaca kita harus mengenali lambang tulis tertentu itu mewakili
(melambangkan, menyarankan) bunyi tertentu yang mengandung makna yang tertentu pula.
Kegiatan membaca merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat reseptif kedua setelah menyimak.
Hubungan antara penutur (penulis) dan penerima (pembaca) bersifat tidak langsung, yaitu melalui lambang
tulisan. Dalam dunia pendidikan aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-
tawar. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan peserta didik dan terlebih lagi mahasiswa didik melalui
aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan
bacanya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang mempunyai tugas membina dan meningkatkan kemampuan
membaca peserta didik.
Begitu pentingnya penekanan pembelajaran membaca sampai-sampai dalam SNP (Standar Nasional
Pendidikan), pasal 6 dikemukakan pentingnya penekanan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis pada
sekolah dasar yaitu :
1. Penekanan Tes Kompetensi membaca
2. Pembuatan Tes Kompetensi Membaca
3. Pembuatann Tes Kompetensi Membaca
1. Penekanan Tes Kompetensi membaca
Pada kenyataannya ada banyak tujuan orang membaca, misalnya karena ingin memperoleh dan
menanggapi informasi, memperluas pengetahuan, memperoleh hiburan dan menyenangkan hati, dan lain-lain.
Demikian juga ada sekian macam ragam bacaan yang biasa dibaca orang seperti membaca koran dan majalah,
buku literatur, tabel, iklan, sastra (fiksi, puisi, drama) dan lain-lain.
Tujuan orang membaca koran, buku literatur, dan teks-teks kesastraan yang berbeda jenis bacaannya tidak
sama. Bahkan, tujuan membaca teks-teks kesastraan saja tidak sama, misalnya membaca puisi untuk merebut
makna dan membaca puisi untuk keindahan, walau ada juga kesamaannya seperti untuk mengasah kepekaan
pikiran dan perasaan.
Tujuan pembelajaran membaca di sekolah juga bermacam-macam yang secara ringkas dapat dikatakan sejalan
dengan jenis membaca yang dibelajarkan. Namun, tanpa bermaksud meremehkan pentingnya berbagai tujuan
membaca di atas, membaca pemahaman tampaknya yang paling penting dan karenanya harus mendapat
perhatian khusus. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah bahwa kompetensi membaca yang baik diperlukan
dan menjadi prasyarat untuk dapat membaca dan memahami berbagai literatur mata pelajaran yang lain. Untuk
meraih kompetensi membaca yang baik, kemampuan dan kemauan membaca mesti baik pula. Hal ini mesti
diprasyarati oleh kemauan membaca berbagai bacaan. Intinya, peserta didik, juga guru dan dosen, harus rajin
membaca. Ini lebih banyak dipengaruhi oleh unsur sikap, ranah afektif.
Intinya, kita perlu mengetahui beberapa tinggi sikap, kemauan membaca peserta didik. Inventori afektif itu
dapat dilakukan lewat wawancara, pemberian angket, pengamatan, atau gabungan dari ketiga-ketiganya.
Misalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan saat wawancara :
1) Apakah anda selalu membaca setiap hari?
2) Buku apa sajakah yang anda baca? Dsb
Jika hasil inventori afektif tersebut ditemukan fakta bahwa sikap atau kemauan membaca peserta didik belum
baik, kita mesti memotivasi dan membantu mencarikan solusi jika ada berbagai faktor penyebab. Misalnya,
membantu mengusahakan agar sekolah dapat menyediakan berbagai bacaan.
2. Bahan Tes Kompetensi membaca
Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang
terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu, teks bacaan yang diujikan hendaklah yang mengandung informasi yang
menuntut untuk dipahami
a. Tingkat kesulitan
wacana i. Wacana prosa
b. Isi wacana
d. Jenis wacana
iv. Wacana latin
a. Tingkat kesulitan wacana
Secara pedagogis orang mengatakan bahwa bacaan yang baik adalah sesuai
dengan tingkat perkembangan jiwa, minat, kebutuhan atau menarik perhatian
peserta didik. Tujuan kegiatan membaca itu sendiri, khususnya berkaitan dengan
pemahaman bacaan, adalah untuk memperluas dunia dan horison peserta didik,
memperkenalkan teknologi, berbagai hal dan budaya dari berbagai pelosok daerah
dan negara lain. Pemberian bahan yang demikian tentu saja, harus
mempertimbangkan tingkat kematangan peserta didik.
c. Panjang pendek wacana
• Tes Pemahaman wacana Prosa • Pertanyaan terbuka • Tentang PISA & PIRLS
• Tes Pemahaman wacana dialog • Menceritakan Kembali • PISA & PIRLS Model
• Tes Pemahaman wacana • Membuat Ringkasan, sinopsis, penilaian
kesastraan rangkuman, saduran berbasis,multiliterasi
• Tes Pemahaman wacana lain • Contoh PISA & PIRLS
a. tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban
Tes kompetensi dengan cara ini bertujuan untuk mengukur kemampuan membaca peserta didik
dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan oleh pembuat soal. Apapun jenis wacana yang di ujikan dan
bagaimanapun cara menyakijan ujian, kerja peserta didik menjawab soal dengan memilih opsi jawaban. Jenis
tes ini disebut juga tes tradisional
Dalam tes pemahaman ini tidak boleh menanyakan hal hal yang telah umum diketahui tanpa
membaca. Soal yang biasa ditanyakan dalam tes ini adalah tema, gagasan pokok, gagasan penjelas,
makna tersurat dan tersirat dan juga makna istilah dan ungkapan
ii. tes pemahaman wacana dialog
Adalah tes kompetensi membaca berupa teks dialog yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
pemahaman isi wacana.
iii. tes pemahaman wacana kesastraan
Adalah tes pemahaman wacana kesastraan berkaitan dengan pemahaman pesan, makna tersurat dan
tersirat, makna ungkapan serta unsur unsur intrinsik pembangun teks. Teks wacana kesastraan hadir
bukan semata mata untuk dipahami, melainkan juga untuk dinikmati bukan saja kenikmatan intelektual
tetapi juga kenikmatan emosional.
iv. tes pemahaman wacana lain : Surat, Tabel, Diagram, Grafik dan Ikan.
Wacana yang di ujikan haruslah di batasi dengan wacana resmi dan bukan bersifat pribadi.
b. Tes kompetensi membaca dengan mengontruksi jawaban
Dalam tes kompetensi ini peserta ujian tidak hanya memilih jawaban benar dalam jawaban yang di
sediakan, melainkan harus mengemukakan jawaban sendiri dengan mengreasikan bahasa berdasarkan infromasi
yang diperoleh dari wacana yang diteskan. Dalam pengerjaan tugas ini peserta dituntut untuk memahami
wacana tersebut. Pemahaman terhadap isi pesan wacana adalah prasyarat untuk dapat mengonstruksi jawaban
tugas.
i. Pertanyaan terbuka
Dalam tes ini peserta tidak hanya mengingat atau menyebutkan fakta dalam teks namun juga
mengharuskan peserta didik berfikir tingkat tinggi, berpikir analitis, sintesis dan evaluatif. Jawaban
pertanyaan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
ii. Menceritakan kembali
Dalam tes ini peserta didik harus memahami isi pesan wacana yang bersangutan. Berdasarkan
pemahamannya itulah peserta didi kemudian tampil untuk menceritakan kembali isi wacana.
Dalam tes ini peserta didik harus mampu mengidentifikasi, memilih dan menentuan hal hal penting dan
kemudian mengungkapkan kembali secara lisan atau tertulis dengan bahasa sendiri.
c. Tes Membaca PISA & PIRLS