Skripsi
YUSUF MARDIYANTO
NIM. 11. 0791. S
YUSUF MARDIYANTO
NIM. 11.0791.S
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien
Kabupaten Pekalongan” yang disusun oleh Komang Setia Ananta dan Yusuf
Mardiyanto, telah diteliti dan disetujui untuk dipertahankan dalam uji skripsi pada
Pekajangan Pekalongan.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
STUDI DESKRIPTIF GAYA HIDUP DAN KUALITAS HIDUP PASIEN
GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI
HEMODIALISA DI RSUD KRATON
KABUPATEN PEKALONGAN
Disusun oleh
Dewan penguji
Penguji I Penguji II Penguji III
Wiwiek Natalya, M.Kep., Sp. Kom Sigit Prasojo, M.Kep. Dafid Arifianto M.Kep., Sp.KMB
NIK. 10.001.072 NIK. 90.001.007 NIK. 97.001.017
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam skripsi “Studi
Deskriptif Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
benar adanya dan merupakan hasil karya kami sendiri. Segala kutipan karya pihak
lain telah kami tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari
ditemukan adanya plagiasi maka kami rela gelar kesarjanaan kami di cabut.
Peneliti I Peneliti II
v
MOTTO
o Dengan iman & akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
ﷲا ﱠ نا ﱠ
ﷲو ر و ا ﱠ
berjudul “Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
Pekalongan”.
hambatan, akan tetapi berkat bimbingan semua pihak akhirnya skripsi penelitian
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
Pekajangan.
4. Segenap dosen dan staf yang telah membantu selama proses pembelajaran
5. Kepala Ruang Hemodialisa RSUD Kraton dan RSUD Kajen, serta seluruh staf
penelitian
viii
6. Seluruh keluargaku yang telah memberikan doa dan dukungan
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan positif baik yang disadari atau
pun tidak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
ﷲ م و ﱠ م
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
MOTTO ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian .......................................................................... 13
2. Etiologi .............................................................................. 14
x
3. Patofisiologi ...................................................................... 14
5. Penatalaksanaan ................................................................. 17
B. Hemodialisa ............................................................................ 20
1. Pengertian .......................................................................... 20
1. Pengertian .......................................................................... 22
Hemodialisa........................................................................ 28
1. Pengertian .......................................................................... 33
DEFINISI OPERASIONAL
xi
C. Definisi Operasional ................................................................ 45
B. Pembahasan ............................................................................. 68
A. SIMPULAN ............................................................................ 81
B. SARAN ................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Nilai terendah, tertinggi, skor range domain WHOQoL ............ 41
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien
Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik ..................................... 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas dari RSUD Kajen
xv
Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
Mei, 2014
INTISARI
Gagal ginjal kronik adalah penyakit renal tahap akhir dan hemodialisa merupakan
salah satu terapi pengganti bagi pasien gagal ginjal kronik. Sehingga terjadi
ketergantungan terhadap terapi hemodialisa pada pasien yang berpengaruh
terhadap gaya hidup dan kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik dengan terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
Kabupaten Pekalongan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan cross sectional terhadap 31 pasien dengan metode
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Untuk pengolahan data dan
analisa data menggunakan program statistic deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisa
sebagian besar masih memiliki gaya hidup buruk yaitu 51,61%, dan sisanya
memiliki gaya hidup baik yaitu 48,39% (mean=68,48; SD=11,08). Untuk kualitas
hidup pasien sebagian besar memiliki tingkat kualitas hidup tinggi yaitu 54,84%
dan sisanya 45,16% memiliki kualitas hidup rendah (mean=221; SD=41,27).
Implikasi dari penelitian ini menyarankan bahwa perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan perlu menyadari dan memperhatikan dengan baik aspek-aspek gaya
hidup dan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisa. Pengkajian yang
terus menenus dan berkesinambungan sangat diperlukan oleh perawat guna
menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kata Kunci: Gaya Hidup, Kualitas Hidup, Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa
Daftar Pustaka: 61 (2000-2014)
xvi
Bachelor Science of Nursing Program
Institute of Health Science of Muhammadiyah Pekajangan
May, 2014
ABSTRACT
Chronic renal failure is the end stage renal disease and hemodialysis is a
replacement therapy for patients with chonic renal failure. Resulting in
dependence on hemodialysis therapy patients whose influence on lifestyle and
quality of life. This study aims to describe how the lifestyle and quality of life of
patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy at the Kraton
General Hospital Pekalongan. The design used in this study is descriptive with a
cross-sectional approach to 31 patients with using total sampling method. For data
processing and analysis using descriptive statistics program. The results of this
indicate tha patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy
most had a bad lifestyle that is 51.61%, and 48.39% had a good lifestyle
(mean=68.48; SD=11.08). For the quality of life of most patients had a high level
of quality of life that is 54.84% and 45.16% had a low quality of life
(mean =221; SD =41.27). The implications of this study suggest that nurses as
nursing care providers need to be aware of and pay attention to both aspects of
lifestyle and quality of life of patients undergoing hemodialysis. Continued
assessment is needed to determine the appropriate action to improve the quality of
life of patients.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bidang penelitian kesehatan karena kualitas hidup adalah salah satu indikator
and Prevention, USA (2003) dari bagian epidemiologi dan gaya hidup
1
2
dan kondisi kelemahan dan penyakit lain seperti epilepsi, kanker, dan
gangguan mental.
Penyakit ginjal adalah salah satu penyakit yang bisa disebabkan karena
kondisi penyakit kronis lain seperti diabetes dan hipertensi. Ginjal merupakan
organ tubuh manusia yang memiliki peranan penting dalam sistem metabolik
tubuh manusia. Selain berperan sebagai organ penyaring racun dan zat-zat sisa
dalam darah, ginjal juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan volume dan
ginjal kronik (GGK) sangat luas dan kompleks, dari penyebab akut sampai
kronis seperti penyakit degeneratif, yang sering tanpa keluhan maupun gejala
klinik kecuali sudah masuk ke stadium terminal (gagal ginjal terminal). Hasil
terminal (GGT) terjadi akibat efek langsung dari gagal ginjal kronik dan
menempati urutan pertama dari semua penyakit ginjal (Sukandar 2006, h.42).
Setiawan, 2012), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit
gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung
pada cuci darah. Menurut United State Renal Data System (USRDS, 2012) di
(dikutip dalam Butar, 2012) di Indonesia penderita gagal ginjal kronik tahun
2010 terbilang tinggi, mencapai 300.000 orang tetapi belum semua pasien
dapat tertangani oleh para tenaga medis, baru sekitar 25.000 orang pasien
sama sekali.
ratanya telah meningkat dari 1 pada setiap 10 orang menjadi 1 pada setiap 7
atau 8 orang. Jumlah penderita gagal ginjal kronik yang menjadi terminal terus
meningkat dan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini terdapat
sekitar 70.000 penderita gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah.
Kasus gagal ginjal di Jawa Tengah yang tertinggi adalah kota Surakarta 1497
kasus (25.22 %) dan yang kedua adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 742 kasus
dalam Bekti, 2012) dalam studi populasi yang dilakukan di empat kota, yakni
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronis sebesar 8,6% dari total
penduduk Indonesia, dan sekarang hampir satu dari tujuh orang menderita
penyakit ginjal.
4
52 pasien setiap bulannya. Pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan
untuk sekali cuci darah pada saat pertama adalah Rp. 995.000,00, dan untuk
2013). RSUD Kajen pada tahun 2011 tercatat sebanyak 548 tindakan
sudah dilakukan pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 dari bulan Januari
sampai bulan Agustus 2013 tercatat telah dilakukan tindakan sebanyak 1015
tindakan dengan rata-rata 41 pasien per bulan (Rekam Medik RSUD Kajen,
2013).
dialisa (Lubis, 2006). Pasien dengan gejala gagal ginjal kronis yang meningkat
dirujuk ke pusat dialisis dan transplantasi sedini mungkin sejak penyakit renal
(Smeltzer & Bare 2002, h.1451). Peterson (1995) (dikutip dalam Lubis, 2006)
5
menjadi pilihan utama dan tindakan perawatan yang umum bagi penderita
cara untuk dapat bertahan hidup. Pasien gagal ginjal kronik harus menjalani
atau 4 jam per kali terapi) atau sampai mendapat ginjal baru melalui operasi
dengan indikasi dialisis sering berdampak pada perubahan gaya hidup yang
kram otot, mual, muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal,
demam, dan menggigil. (Smeltzer & Bare 2002, hh.1397-1401). Masalah ini
(Kotler 2002, h.92). Pola pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu
berbeda dalam situasi atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa
berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan
6
dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu
dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam “kesehatan” gaya hidup
gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada individu saja, tetapi juga
sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan
Dialisis juga menyebabkan perubahan gaya hidup pada keluarga, waktu yang
bersalah serta depresi di dalam keluarga (Smeltzer & Bare 2002, h.1402).
Gaya hidup pasien akan berubah, perubahan diet dan pembatasan air akan
Keharusan untuk kontrol atau melakukan dialisis di rumah sakit juga akan
pasien harus berhenti bekerja dan diam di rumah. Hal-hal ini yang perlu
2012).
mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan teratur tetapi terbatas, tidak hanya
meliputi konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut hidup dan
Kualitas hidup memiliki empat domain yaitu domain fisik, domain psikologis,
oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan
gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang medasari, dan usia pasien. Gangguan fisik
psikologis pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan pengobatan dan rawat
jalan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan perubahan atau
perasaan takut, cemas, rasa tidak berdaya, putus asa, bahkan bunuh diri. Untuk
itu diperlukan penanganan yang terpadu baik untuk kondisi psikologis pasien
(Davita, 2010).
menambah beban stress yang telah ada sebelumnya. Dukungan sosial yang
8
stress (Lubis, 2006). Selain dukungan sosial, keadaan lain yang meliputi
fisik (polusi, kebisingan, lalu lintas, iklim), dan transportasi, juga sangat
depresi terhadap kualitas hidup pasien penyakit gagal ginjal kronik yang
rata skor Beck Depression Inventory Second Edition (BDI-II) pasien adalah
19,3 (SD=10,7) dan skor tingkat kesehatan secara umum Kidney Disease
kesehatan karena dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari suatu
tindakan atau intervensi yang telah dilakukan. Selain itu juga dapat digunakan
sebagai data awal untuk acuan dalam memberikan intervensi kepada pasien
pada penderita gagal ginjal yang berdampak pada pasien dan keluarganya
(Davita, 2010).
9
penelitian tentang “Studi deskriptif gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal
Pekalongan”.
B. Rumusan Masalah
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
gambaran tentang gaya hidup dan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal
Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
Pekalongan.
Pekalongan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Perawat
4. Bagi Pendidikan
memahami lebih jelas tentang gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal
referensi tentang gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Muharni (2009) tentang Pola Hidup Penderita Gagal Ginjal
mayoritas tidak baik (80%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Muharni
dengan rincian depresi ringan sebesar 21,6%, depresi sedang 27,0%, dan
depresi berat 16,2%. Rata-rata skor BDI-II pasien adalah 19,3 (SD=10,7).
antara depresi dan kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis
penelitian yang dilakukan oleh Prasetya adalah pada variabel yang diteliti,
deskriptif dan mempunyai dua variabel independen yaitu gaya hidup dan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare
muncul secara bertahap sebelum terjun ke fase penurunan faal ginjal tahap
akhir (Sukandar 2006, h.43). Gagal ginjal kronik merupakan sebutan bagi
ginjal. Perbedaan antara gagal ginjal akut dengan gagal ginjal kronik
13
14
2. Etiologi
Bare 2002, h.1448). Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati
3. Patofisiologi
Gagal ginjal kronik (GGK) terjadi bila fungsi ginjal sudah sangat
dan karbohidrat. Ginjal yang sakit tidak bisa menahan protein darah
timbunan produk sampah dalam darah, maka gejala akan semakin berat
4. Manifestasi Klinik
atau tangan serta berkurangnya keinginan buang air kecil. Semakin tinggi
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. Mekanisme yang
penyebabnya. Menurut Smeltzer & Bare (2002, h.1449) berikut tanda dan
1) Kardiovaskuler
2) Integumen
3) Pulmoner
4) Gastrointestinal
mual dan muntah, konstipasi dan diare, perdarahan pada saluran GI.
5) Neurologi
6) Muskuloskeletal
7) Reproduktif
5. Penatalaksanaan
pada gagal ginjal tahap akhir dan faktor yang dapat dipulihkan (mis.,
GGK. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara fisik namun juga secara
tangga yang normal, melakukan aktivitas seks yang sehat, bagi pasien
harus dilakukan untuk penderita gagal ginjal baik akut maupun kronik.
Tindakan ini sering juga disebut sebagai terapi pengganti karena fungsinya
19
berbahaya dari tubuh hasil sisa metabolisme. Dialisa saat ini hanya
aspek-aspek dari kegagalan fungsi ginjal yang lain serta untuk mencegah
2006). Ada dua jenis dialisis, yaitu: hemodialisis (cuci darah dengan mesin
dialiser) dan dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut). Cara yang
penderita gangguan ginjal. Hal ini terutama dilakukan apabila fungsi ginjal
yang tersisa sangat sedikit sekali bahkan tidak ada. Prinsip utamanya
adalah mengganti ginjal yang rusak dengan donor yang sehat melalui
ginjal tidak menjamin penderita sembuh total karena pada banyak kasus
B. Hemodialisa
1. Pengertian
pada pertukaran ion-ion dan partikel cairan darah melalui suatu membran
sampah dan racun hasil dari metabolisme tubuh ( Tuty, 2011). Sedangkan
pengalihan darah pasien dari tubuhnya melalui dialiser yang terjadi secara
pasien.
2. Tujuan Hemodialisa
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Smeltzer
ginjal buatan.
transport zat terlarut (solute), penentuan eleminasi solute mass (Alam &
artifisial berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus yang
dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih
C. GAYA HIDUP
1. Pengertian
h.174, dalam Ridwan, 2011) gaya hidup adalah pola hidup seseorang
Cultural values and beliefs shape behavioural practices which are either
yang baik dibatasi atau didorong oleh kondisi spesifik sosial ekonomi
dikenal dengan faktor resiko (Kozier, 2004). Gaya hidup yang berpotensi
memberikan efek negatif antara lain makan berlebihan atau nutrisi yang
buruk, kurang tidur dan istirahat, dan kebersihan pribadi yang buruk.
emosional dapat menjadi faktor resiko bila bersifat berat, terjadi dalam
kurun waktu yang lama, atau jika seseorang yang mengalaminya tidak
sakit (Potter & Perry 2005, h.17). Faktor – faktor seperti nilai, demografi,
bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai
racun dan toksin. Diet yang bersifat membatasi akan merubah gaya hidup
dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak
yang dapat membawa kematian seperti hiperkalemia dan udema paru dapat
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
a. Faktor Internal
1) Sikap
dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat
25
3) Kepribadian
individu.
4) Konsep diri
5) Motif
akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang
6) Persepsi
b. Faktor Eksternal
1) Kelompok referensi
2) Keluarga
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh
3) Kelas sosial
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu
a. Aktivitas (Activities)
preferences inventory.
b. Minat (Interest)
c. Opini (Opinions)
terhadap dirinya atau orang lain serta terhadap dunia sekitarnya yang
d. Nilai (Value)
e. Demografis (Demography)
4. Ekonomi
Menurut Alam & Hadibroto (2007, h.65) Gagal ginjal kronik tidak
gejalanya dapat dikendalikan. Usaha yang bisa dilakukan bila sudah kena
strategi medis, terdapat banyak hal yang dapat dilakukan oleh pasien gagal
ginjal kronik adalah dengan merubah dan menjaga pola hidup antara lain:
a. Diit
h.143).
h.69).
b. Aktivitas
berolah raga ringan seperti joging. Selain itu dengan beraktivitas dapat
dapat dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronik harus sesuai dengan
2011).
diperkirakan selama 10-20 menit setiap sesi (olah raga sesi singkat),
fisik yanng buruk seperti sulit berjalan, sulit menaiki kursi atau bangkit
yaitu sesi pemanasan dan sesi pendinginan sekitar 5-10 menit setelah
(Sazli 2012, h.11). Hal terpenting yang harus diingat oleh pasien
lelah, pusing, timbul sesak nafas, dada terasa sakit, detak jantung
sangat cepat, perut terasa sakit, dan kaki terasa kram (Yayasan Ginjal
c. Istirahat
berat juga akan mengalami kelelahan yang sangat dan sesak nafas.
d. Pola seksual
akan sering terpengaruh. Hal ini bisa disebabkan karena faktor organik
diri dan perasaan tidak menarik lagi) atau masalah fisik (distensi
e. Psikososial
penyakit yang kronis dan sering membuat pasien tidak ada harapan.
marah dalam dirinya. Tujuan terapi pada pasien gagal ginjal kronik,
gangguan harga diri, dan krisis bunuh diri. Masalah perilaku yang
2009, h.146).
D. KUALITAS HIDUP
1. Pengertian
kendati penyakit yang dideritanya, dapat tetap merasa nyaman secara fisik,
tidak terkait dengan lamanya seseorang akan hidup karena bukan domain
sosial yang terjadi pada pasien dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Karakteristik pasien
1) Usia
kronik usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik
2) Jenis Kelamin
memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari
3) Pendidikan
4) Pekerjaan
yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan untuk
6) Status Pernikahan
(Zadeh, 2003).
d. Depresi
e. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga yang didapat oleh pasien gagal ginjal kronis yang
h.1398).
Life (1996) memiliki empat domain. Empat domain tersebut yaitu sebagai
berikut:
39
a. Domain Fisik
terhadap obat, energi dan kelelahan, nyeri dan tidak nyaman, istirahat
hipotensi, kram otot, mual, muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit
2005).
b. Domain Psikologis
jalan dalam jangka waktu yang lama tentu saja menimbulkan perubahan
marah, perasaan takut, cemas, rasa tidak berdaya, putus asa, bahkan
bunuh diri. Untuk itu diperlukan penanganan yang terpadu baik untuk
c. Domain Sosial
bahwa individu yang memiliki interaksi yang dekat dengan teman dan
d. Domain Lingkungan
digunakan, namun tetap saja para ahli belum menentukan cara mana yang
Instrument ini merupakan alat ukur kualitas hidup yang paling sederhana,
versi WHOQoL-BREF ini lebih sesuai, praktis, dan tidak memakan waktu
Tabel 2.1
Nilai terendah, tertinggi, skor range domain WHOQoL-BREF
1. Fisik 7 35 28
2. Psikologis 6 30 24
3. Hubungan Sosial 3 15 12
4. Lingkungan 8 40 32
Tabel 2.2
Perhitungan Skor Kualitas Hidup WHOQoL-BREF
Raw
Domain Penghitungan
Skor
Tabel 2.3
Transformasi Skala Kualitas Hidup WHOQoL-BREF
Domain 1 Domain 2 Domain 3 Domain 4
Raw Transformed Raw Transformed Raw Transformed Raw Transformed
Score scores Score scores Score scores Score scores
4-20 0-100 4-20 0-100 4-20 0-100 4-20 0-100
7 4 0 6 4 0 3 4 0 8 4 0
8 5 6 7 5 6 4 5 6 9 5 6
9 5 6 8 5 6 5 7 19 10 5 6
10 6 13 9 6 13 6 8 25 11 6 13
11 6 13 10 7 19 7 9 31 12 6 13
12 7 19 11 7 19 8 11 44 13 7 19
13 7 19 12 8 25 9 12 50 14 7 19
14 8 25 13 9 31 10 13 56 15 8 25
15 9 31 14 9 31 11 15 69 16 8 25
16 9 31 15 10 38 12 16 75 17 9 31
17 10 38 16 11 44 13 17 81 18 9 31
18 10 38 17 11 44 14 19 94 19 10 38
19 11 44 18 12 50 15 20 100 20 10 38
20 11 44 19 13 56 21 11 44
21 12 50 20 13 56 22 11 44
22 13 56 21 14 63 23 12 50
23 13 56 22 15 69 24 12 50
24 14 63 23 15 69 25 13 56
25 14 63 24 16 75 26 13 56
26 15 69 25 17 81 27 14 63
27 15 69 26 17 81 28 14 63
28 16 75 27 18 88 29 15 69
29 17 81 28 19 94 30 15 69
30 17 81 29 19 94 31 16 75
31 18 88 30 20 100 32 16 75
32 18 88 33 17 81
33 19 94 34 17 81
34 19 94 35 18 88
35 20 100 36 18 88
37 19 94
38 19 94
39 20 100
40 20 100
Sumber: WHO, 2000
BAB III
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
Deskriptif Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Karakteristik
Responden
Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan,
Lama Menjalani HD
Gaya Hidup
Pasien Gagal Ginjal 1. Activity (Aktivitas)
Kronik dengan 2. Interest (Minat)
Terapi Hemodialisa
3. Opinion ( Opini)
Kualitas Hidup
1. Domain Fisik
2. Domain Psikologis
3. Domain Sosial
4. Domain Lingkungan
44
45
B. Variabel Penelitian
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
yang lain (Notoatmodjo 2005, h.70). Dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel independen, yaitu gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal
C. Definisi Operasional
responden
sejak lahir
5 Pendidikan Pendidikan Lembar observasi 1 : Pendidikan Nom
formal yang pengumpulan data. rendah (tidak inal
sudah dilalui sekolah, SD,
oleh dan SMP)
responden 2 : Pendidikan
tinggi (SMA
dan PT)
6 Pekerjaan Pekerjaan Lembar observasi 1 : Tidak Nom
yang dijalani pengumpulan data. Bekerja inal
responden 2 : Bekerja
untuk
47
mendapatkan
uang/upah
yang
digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
7 Lama Lama Lembar observasi 1 : Belum Lama Nom
menjalani responden pengumpulan data. (<24 bln) inal
hemodialisa menjalani 2 : Lama (>24
hemodialisa bln)
dalam bulan,
dari pertama
menjalani
hemodialisa
sampai
penelitian
dilakukan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
mendeskripsikan gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
kronik yang menjalani hemodialisa secara rutin di RSUD kraton dan yang
48
49
2. Sampel Penelitian
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1 Persiapan/ perencanaan
2 Pembuatan proposal
3 Ujian Proposal
4 Penelitian
5 Pembuatan Laporan
6 Uji Hasil
7 Revisi akhir
D. Etika Penelitian
pihak-pihak yang terkait dengan proposal ini yaitu pada Direktur RSUD
51
responden berada dan kepada calon responden itu sendiri untuk mendapatkan
yaitu:
1. Informed consent
2. Anonimity
3. Confidentiality
E. Instrumen Penelitian
dalam penelitian ini ada dua jenis yang berupa kuesioner. Instrument pertama
yaitu kuesioner gaya hidup yang terdiri dari 25 pertanyaan. Kuesioner gaya
hidup berisi tentang Aktivitas, Minat dan Opini. Kuesioner ini terdiri dari 15
13, 14, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. dan 10 pertanyaan negatif
(unfavourable) yaitu pada pertanyaan nomor 2, 3, 7, 10, 11, 12, 15, 16, 17,
dengan nilai terendah 25 dan nilai tertinggi 100. Kategori untuk tingkat gaya
hidup pasien yaitu apabila < 68,48 adalah buruk, apabila > 68,48 adalah baik.
perbandingan kualitas hidup yang dapat dipakai secara nasional dan secara
antar budaya. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan
1: sangat buruk; skor 2: buruk; skor 3: biasa saja; skor 4: baik dan skor: 5
sangat baik. Pertanyaan nomor 2, 16-25 skor 1: sangat tidak memuaskan; skor
sangat memuaskan. Pertanyaan nomor 3-9 skor 1: tidak sama sekali; skor 2:
sedikit; skor 3: dalam jumlah sedang; skor 4: sangat sering; dan skor 5: dalam
terbalik. Pertanyaan nomor 10-14 skor 1: tidak sama sekali ; skor 2: sedikit;
skor 3: sedang; skor 4: seringkali ; dan skor 5: sepenuhnya dialami dan untuk
sering; skor 4: jarang; dan skor 5: tidak pernah. Dengan aspek yang tidak
dinilai meliputi data umum terdiri dari 2 pertanyaan pada nomor 1 dan 2.
BREF, yang diisi responden dengan bantuan peneliti. Kemudian hasil scoring
didapatkan dari jumlah keempat domain tersebut dengan rentang nilai 0-400.
Skor meliputi: Dikatakan memiliki tingkat kualitas hidup tinggi jika total
skornya > 221. Dikatakan memiliki tingkat kualitas hidup yang rendah jika
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
h.348).
teori yang ada, terdiri dari 25 pertanyaan yang terdiri dari 3 dimensi yaitu
sosial.
validitas isi (content validity). Pengujian validitas isi itu dilakukan dengan
skor butir instrument dengan skor total (Sugiyono 2011, h.353). Uji
55
mendekati normal.
N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan:
X = skor pertanyaan
Y = skor total
Keputusan pada sebuah butir pertanyaan atau faktor pada suatu penelitian
rtabel sebesar 0,433. Nilai koefisien korelasi product moment dan koefisien
hidup diperoleh rhitung > rtabel antara 0,456 - 0,818 yaitu pada pertanyaan
nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, dan 27 artinya pertanyaan tersebut dinyatakan valid,
yaitu masing – masing 0,328, 0,158, dan 0,257 yang artinya bahwa
pertanyaan nomor 2, 13, dan 28 dengan tidak mengubah jenis dan isi
kualitas hidup diperoleh nilai rhitung > rtabel, yaitu antara 0,449 - 0,893 pada
2. Reliabilitas
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono
2009, h.121).
57
1- ∑ Si2
K
ri= (k-1) St2
Keterangan:
Analisa keputusan untuk dapat dianggap reliabel jika ri > rtabel (0,433)
dengan df = N-2, α = 0,05 dan jika ri < rtabel dianggap tidak reliabel.
dahulu, Jika sebuah pertanyaan tidak valid maka pertanyaan tersebut harus
sebesar 0,923. Nilai ralpha (0,923) > rtabel (0,433) dari masing - masing item
Nilai ralpha (0,964) > rtabel (0,433) dari masing-masing item kuesioner, maka
hemodialisa.
H. Pengolahan Data
Menurut Imron & Munif (2010) pengolahan data kuantitatif diolah melalui
1. Editing
2. Coding
Langkah ini dilakukan dengan memberikan kode berupa angka pada tiap
3. Proccessing
4. Cleaning
yang diteliti (Hastono 2001, h.69). Pada umumnya analisa ini hanya
prosentase tiap sub variabel tersebut dalam bentuk variabel univariat yaitu
suatu tabel yang menggambarkan penyajian data untuk satu variabel saja
(Notoatmojo 2005, h.196). Dari hasil analisa akan diperoleh distribusi gaya
hidup dan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa.
J. Keterbatasan Penelitian
1. Responden
bertambah.
2. Instrumen Penelitian
A. Hasil Penelitian
pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama
interest (minat), dan opinion (opini); dan menggambarkan kualitas hidup yang
meliputi domain fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan dari pasien gagal
Pekalongan.
Tahun 2014
a. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pasien Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik Umur
Umur Frekuensi Prosentase (%)
Produktif 17 54,84
Non Produktif 14 45,16
Total 31 100,00
62
63
dan 14 orang (45,16 %) memiliki umur non produktif. Hal ini berarti
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pasien Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Total 31 100,00
c. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pasien Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik
Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 17 54,84
Tinggi 14 45,16
Total 31 100,00
berpendidikan tinggi (SMA, PT). Hal ini berarti bahwa sebagian besar
d. Pekerjaan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pasien Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik
Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
Total 31 100,00
dan 28 orang (90,32 %) bekerja. Hal ini berarti sebagian besar pasien
memiliki pekerjaan.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pasien Hemodialisa Berdasarkan Karakteristik
Lama Hemodialisa
Lama Hemodialisa Frekuensi Prosentase (%)
Total 31 100,00
2014
Tabel 5.6
Deskripsi Statistik Gaya Hidup Pasien Hemodialisa
sebesar 0,498 > 0,05. Dari hasil uji tersebut berarti bahwa distribusi data
dari variabel gaya hidup adalah normal sehingga cut off point untuk
sebesar 68,48. Berarti apabila > 68,48 gaya hidup pasien dikatakan baik
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Gaya Hidup Pasien Hemodialisa
Baik 15 48,39
Buruk 16 51,61
Total 31 100,00
hidup yang buruk dengan nilai mean 68,48 dan nilai SD 11,08. Hal ini
2014
Tabel 5.8
Deskripsi Statistik Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa
sebesar 0,058 > 0,05. Dari hasil uji tersebut berarti bahwa distribusi data
dari variabel kualitas hidup adalah normal sehingga cut off point untuk
sebesar 221. Dikatakan memiliki kualitas hidup tinggi bila skor > 221, dan
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa
Tinggi 17 54,84
Rendah 14 45,16
Total 31 100,00
kualitas hidup rendah dengan niai mean 221 dan SD 41,27. Hal ini berarti
4. Distribusi Frekuensi Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
Tabel 5.10
hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
68
B. PEMBAHASAN
1. Karekteristik Pasien
a. Umur
pasien adalah 43,94 tahun. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa
oleh Anees et.al (2011) di Rumah Sakit Mayo, Rumah Sakit Shalimar,
dan Doctor’s Hospital and Medical Center di Lahore Pakistan, dari 125
Pakistan memiliki resiko tinggi terkena gagal ginjal kronis, sekitar 15-
kronik.
b. Jenis Kelamin
yang diteliti sebanyak 58,5% orang adalah laki-laki dan sisanya adalah
perempuan. Hal ini dapat dikarenakan pola hidup pasien laki-laki yang
c. Pendidikan
(Kamaludin, 2009).
71
d. Pekerjaan
pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Hal ini
Alfred and Concord New South Wales, Australia juga didapatkan hasil
bekerja/memiliki pekerjaan.
pengawet serta kurangnya minum air putih bisa menjadi faktor pemicu.
ada mungkin karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat
yang paling sering diungkapkan. Pasien sering merasa takut akan masa
nilai kualitas kesehatan mental (MCS) pasien akan turun dan masuk
dapat masuk pada level mild depression. Setelah satu bulan, nilai MCS
akan penyakit tersebut, dan adanya pikiran positif dari pasien itu
2. Gaya Hidup
Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar pasien masih banyak yang
sejumlah informasi yang harus dipahami oleh pasien dan keluarga tentang
membantu memperbaiki gaya hidup pasien gagal ginjal (Smeltzer & Bare
2002, h. 1451).
dalam darah, dan pasien masuk dalam kondisi uremia. Manifestasi klinik
gangguan kulit, gatal pada kulit, anemia, ketakutan, dan gangguan sistem
yang dialami dan pasien biasanya dapat kembali bekerja dan beraktivitas
(Chau et.al., 2003). Gaya hidup sehat merupakan pilihan setiap individu
makanan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan merokok dan
pendidikan rendah (10 orang), pasien yang bekerja (16 orang), dan pasien
dengan gaya hidup yang kurang sehat dimana terdapat banyaknya bahan
penggunaan obat-obatan, serta makanan siap saji ( fast food) yang sering
pasien yang buruk/kurang baik. Sebagian besar pasien (16 orang) yang
untuk memiliki pola hidup yang kurang teratur/kurang baik, mulai dari
pekerjaan sehingga tanpa disadari akan terus terpapar oleh zat-zat yang
marah, hingga masuk dalam kondisi depresi masih sering terjadi karena
3. Kualitas Hidup
hidup yang tinggi 17 orang (54,84 %). Dalam hal ini yang dimaksud
dengan kualitas hidup tinggi berarti bahwa responden merasa puas dan
nyeri dan tidak nyaman, istirahat dan tidur, dan kapasitas kerja, gambaran
pasien (Rahman, 2013). Hasil yang serupa dinyatakan oleh Septiwi (2010)
pasien yang memiliki tingkat kualitas hidup yang tinggi lebih banyak
dan terlama justru menunjukkan kualitas fisik dan psikologis yang lebih
penyakit, dan tingkat depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang
sama didapatkan pada nilai pasien umum, dukungan sosial, dan angka
kondisi sakit dan kehidupan seksual pasien menunjukkan nilai yang lebih
orang), demikian pula dengan pasien yang berjenis kelamin laki-laki (12
orang), dan pasien yang memiliki pekerjaan (16 orang). Butar (2012)
muda akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik oleh karena
biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik dibandingkan yang berusia tua.
mengingat dia masih muda mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi,
hasil penelitian yang sama didapatkan oleh Septiwi (2011) yaitu diperoleh
orang perempuan yang memiliki kualitas hidup yang baik. Namun dari
hasil analisis lebih lanjut pada alpha 5% didapatkan hasil tidak terdapat
sebagian besar (85,7%) memiliki kualitas hidup yang baik. Hal ini
menjalankan peran dirinya akan meningkat dan akan berdampak pula pada
mengalami gangguan ereksi, dan hasil yang sama tinggi, yaitu dari survei
seksual (Mor et.al, 2014). Penyakit yang berat yang mengancam hidupnya
ketergantungan terhadap mesin dan pada orang lain. Semua faktor di atas
A. SIMPULAN
Hasil penelitian studi deskriptif gaya hidup dan kualitas hidup pasien gagal
RSUD Kraton masih memiliki gaya hidup yag buruk yaitu 16 orang
RSUD Kraton memiliki tingkat kualitas hidup yang tinggi yaitu 17 orang
81
82
B. SARAN
1. Rumah Sakit
hemodialisa.
2. Peneliti lain
tentang gaya hidup dan kualitas hidup pasien dengan metode penelitian
pasien tentang gaya hidup dan kualitas hidup semakin terkaji lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Andri 2012, Aspek psikososial pada gagal ginjal, diakses pada tanggal 18
november 2012, www.kesehatankompasiana.com/kejiwaan/2012/07/08
/aspek-psikososial-pasien-gagal-ginjal-476262.html
Alam, S & Hadibroto, I 2007, Gagal ginjal, PT Gramedia Pustaka Ilmu, Jakarta
Ambari 2013, penderita gagal ginjal terus meningkat di indonesia, diakses pada
tanggal 18 Maret 2013, www. Indonesianyanews.com/kesehatan/03-18-
2013-05-03/penderita-gagal-ginjal-terus-meningkat-di-indonesia
Arikunto, S 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Revisi Edisi VI,
Jakarta, Rineka Cipta
Brunner & Suddarth 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal-Bedah, EGC, Jakarta
Butar, A 2012, Karakteristik Pasien dan Kualitas Hidup Pasien gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa, diakses pada tanggal 18
Maret 2013, http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/article/view/1058/641
Center for Disease Control and Prevention, 2003, Health-Related Quality of Life
Reveals Full Impact of Chronic Disease, diakses tanggal 3 Maret 2014,
http://www.cdc.gov/hrqol/pdfs/CDNRwinter03.pdf
Chau K.F. et.al 2003, Rehabilitation of Patients with End-stage Renal Disease,
diakses tanggal 8 Februari 2014, http://www.fmshk.org/database/articles/
771.pdf
Davita 2010, Berolahraga Bagi Pasien gagal Ginjal bolehkah?, diakses pada
tanggal 24 Oktober 2012, http://www.dialife.nl//wpcontent/uploads
/2010/10/dialife-april-2009.pdf
Hawkins, D.I. & Mothersbaugh, D.L. 2010, Consumer behavior: Building marketing
strategy 11th edition, New York, NY: Mc-Graw-Hill Irwin
Herwana dan Herwana, E 2006, Prevalensi Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup
Pada Lanjut Usia di Jakarta Selatan, diakses tanggal 3 Maret 2014,
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2012/04/Yenny.pdf
Ibrahim, K 2005, Kualitas hidup pasa pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa, diakses pada tanggal 09 April 2013, http//www.mkb.online
Ivey, T & Lane, B 2010, Quality of Life in Patients with End-Stage Renal Disease
on Hemodialysis, diakses tanggal 29 Januari 2014, http://www.lagrange.
edu/resources/pdf/citations/2011/16_Ivey_and_Lane_Nursing.pdf
Lubis, A, J 2006, Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang
Melakukan Terapi Hemodialisa, Medan, Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara, diakses pada tanggal 24 Oktober
2012, http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1920
Muharni, S.I 2010, Pola Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Sebelum menjalani
Terapi Haemodialisa Di BPK RSU Langsa Kota, diakses tanggal 24
Oktober 2012, http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17097
Mor, MK et.al 2014, Sexual Function, Activity, and Satisfaction among Women
Receiving Maintenance Hemodialysis, diakses tanggal 28 Januari 2014,
http://cjasn.asnjournals.org/content/9/1/128.full.pdf
Price, S.A & Lorraine M.W 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, ed.S keenam, vol.1, EGC, Jakarta
Rahman, ARA et.al 2012, Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis dan Kualitas
Hidup Pasien di RSUD Ulin Banjarmasin, diakses tanggal 24 Oktober
2013, http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/bk/article/download/674/630
Retnadita, A 2011, pasien gagal ginjal kronik lebih bagus jika berolahraga,
diakses pada tanggal 18-03-2012. www. Healthdetik.com/read/2011/10/07
/163358/1739229/766/pasien-gagal-ginjal-kronik-lebih-bagus-jika
berolahraga/1771108
Sazli, B 2012, Manajemen Pre Dialisis Penyakit Ginjal Kronik, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK-USU, Medan
Siallagan, H 2011, Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Dirawat Inap
di RS Martha Friska Medan, diakses tanggal 9 Januari 2014,
http://download.portalgaruda.org/article.php? article=51533 &val=4108
Sukandar, E 2006, Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis Tahun 2006, Pusat
Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
UNPAD / RS.Dr.Hasan Sadikin, Bandung
Tobing, NL 2006, Seks Tuntunan bagi Pria, PT Elex Media Komputindo: Jakarta
Tuty 2011, Pasien Hemodialisa Butuh Dukungan Keluarga, diakses pada tanggal
18 Maret 2013, http://lifestyle.okezone.com/read/2011/11/28/27/535001
/pasien-hemodialisa-butuh-dukungan-keluarga
Wurara, YGV et.al 2013, Mekanisme Koping pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado, diakses tanggal 24 Januari 2014, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.
php/ jkp / article/download/2254/1811
Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia 2009, Olah Raga Bagi Pasien Dialisis, diakses
pada tanggal 27 Mei 2013, http//www.ygdi.org/_kidneydiseases.php?view=
detail&kat=dialisis3&id=30
Dengan hormat
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Komang Setia Ananta
Yusuf Mardiyanto
NIM : 11. 0769.S
11.0771.S
Institusi : STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Adalah mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Pekajangan yang sedang melaksanakan penelitian dengan judul “Studi Deskriptif
Gaya Hidup dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan”.
Penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian
saja. Dan apabila Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, kami mohon untuk
menandatangani surat kesanggupan menjadi responden yang saya sertakan.
Kemudian Bapak/Ibu mengisi pertanyaan yang telah disediakan. Atas kesediaan
dan partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini, kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia dan sanggup menjadi
responden pada penelitian yang dilakukan oleh Komang Setia Ananta dan Yusuf
Mardiyanto, dengan judul “Studi Deskriptif Gaya Hidup dan Kualitas Hidup
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan”.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya, tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Pekalongan , 2014
Responden
( )
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
STUDI DESKRIPTIF GAYA HIDUP DAN KUALITAS HIDUP PASIEN
GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI
HEMODIALISA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Nomer Kode :
Perempuan
SD
SMP
SMA
PT (Perguruan Tinggi )
5. Pekerjaan :
6. Lama menjalani HD :
Lampiran 4
KUESIONER A
GAYA HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
Petunjuk pengisian : berilah tanda check list (√) pada jawaban yang sesuai dengan
mengikuti petunjuk/ pilihan seperti di bawah ini sesuai dengan keadaan bapak, ibu
saudara.
SL : Selalu
S : Sering
K : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
I. Aktivitas Fisik
No Pertanyaan TP K S SL
beraktivitas
No Pertanyaan TP K S SL
informasi lain
10 Saya merokok
berlemak
No Pertanyaan TP K S SL
protein tinggi
kesehatan
No Pertanyaan TP K S SL
sekitar saya
Lampiran 5
KUESIONER B
KUALITAS HIDUP
WHOQOL-BREF
Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda. Saya
akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban. Pilihlah jawaban yang menurut anda
paling sesuai dengan hati anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada empat minggu
terakhir.
kesehatan anda?
Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.
anda?
berarti?
berkonsentrasi?
Tdk Sama Dlm Jumlah Dlm Jumlah
No Pertanyaan Sedikit Sangat Sering
Sekali Sedang Berlebihan
8 Secara umum, seberapa aman anda
hari?
prasarana)
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4 minggu terakhir?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.920 28
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.964 26
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
HASIL PENELITIAN
Descriptives
Descriptive Statistics
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Valid N (listwise) 31
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Produktif 17 54,8 54,8 54,8
NonProduktif 14 45,2 45,2 100,0
Total 31 100,0 100,0
Gender
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 19 61,3 61,3 61,3
Perempuan 12 38,7 38,7 100,0
Total 31 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TdkBekerja 3 9,7 9,7 9,7
Bekerja 28 90,3 90,3 100,0
Total 31 100,0 100,0
LamaHD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BlmLama 14 45,2 45,2 45,2
Lama 17 54,8 54,8 100,0
Total 31 100,0 100,0
Gaya Hidup
Kualitas Hidup
Descriptive Statistics