Anda di halaman 1dari 5

Relay Directional Satu Fasa

Relay Directional adalah relay yang berfungsi untuk memproteksi saluran


udara terhadap gangguan antara fasa atau tiga fasa dan hanya bekerja pada satu
arah saja, karena relay ini dapat membedakan arah arus gangguan. Atau relay
directional ini juga merupakan relay arus lebih yang memiliki elemen arah.

Dua besaran listrik yang dipakai pada relay directional ini adalah pertama
besaran tegangan yang berfungsi sebagai patokan untuk sudut fasanya yang tetap
dan kedua adalah besaran arus yang berfungsi sebagai besaran kerja karena
fasanya tergantung kepada lokasi gangguan itu sendiri.

Relay directional ini memiliki 2 elemen yaitu:

1. Elemen arah ( directional element)

Berfungsi untuk menentukan arah kerja relay

2. Elemen kerja (operating element)

Berfungsi untuk mendeteksi besaran arus gangguan

Relay directional ini dipakai untuk jaringan loop atau jaringan paralel,
maksudnya agar cara kerja relay ini bisa selektif relay overcurrent yang dipakai
pada jaringan radial. Penggunaan relay directional pada jenis jaringan ini
dikarenakan magnitude arus bisa saja terjadi dalam besar yang sama untuk dua
feeder sehingga diperlukan relay ini untuk menseleksi untuk feeder manakah dia
akan bekerja untuk arus gangguan tersebut. Untuk diketahui lebih jauh bahwa arus
akan berbeda untuk daerah gangguan yang berbeda.

Cara Kerja Relay Directional

Element arah akan mengontrol sudut antara fluks-fluks yang disebabkan


oleh parameter-parameter RX dari bawah elektromagnet yang bervariasi. Metode
yang lain untuk pengontrolan ini adalah dengan menyuplai kumparan yang lebih
rendah dari sumber tegangan yang terpisah. Ketika tegangan dari sumber ini sama
atau bertolak belakang dari keluaran dari kumparan magnet sekunder maka tidak
akan ada arus yang terdapat pada koil yang ada di bawahnya dan tidak akan ada
torka yang dihasilkannya. Tetapi jika besarnya lebih kecil dan bertanda sama
maka akan timbul torka pada sisi sekundernya.

Relay Directional ini harus memiliki beberapa persyaratan :

- Memiliki kecepatan yang tinggi untuk beroperasi


- Memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi
- Mampu bekerja pada nilai tegangan yang rendah
- Memiliki rating suhu short time yang cukup\
- Tidak boleh memiliki beban yang berlebih
- Tidak boleh ada voltage creep atau current creep, yaitu jika koil tegangan
atau koil arus sendiri saja yang bekerja tanpa ada koil pasangannya yang
lain yang bekerja (energized sendiri tanpa diikuti koil yang lain)

Persamaan torka umum untuk relay directional ini adalah :

V I cos (ɸ - θ) – K = 0

Dimana K merupakan suatu konstanta yang bisa dianggap nol sehingga


persamaanya bisa menjadi :

V I cos (ɸ - θ) = 0

Atau dengan kata lain

(ɸ - θ) = ± 90⁰

Karakteristik relay directional dapat dilihat sebagai berikut :


Dari gambar karakteristik di atas terlihat bahwa torka maksimum akan
didapatkan bila θ = ɸ. Pada voltage curret relay directional tidak akan mencapai
nilai 90⁰ karena sudut impedansi dari kumparan tegangan. Jika sudut dari
kumparan tegangan adalah 𝜆 maka θ = 90 – 𝜆 seperti terlihat pada gambar berikut
:

Dimana Φt dan Φv adalah dua fluks yang dihasilkan oleh koil arus dan
koil tekanan. Torka maksimum dihasilkan ketika sudut α antara kedua fluks tadi
bernilai 90⁰ yaitu ketika θ = ɸ atau saat θ = 90⁰ - 𝜆.

Torka maksimum dapat diubah dengan menambahkan tahanan atau


kapasitor atau kombinasi keduanya secara seri dengan rangkaian tegangan.
Hubungan relay harus dibuat sehingga tegangan dan arus yang memasuki relay
selama kodisi gangguan yang mana bisa terdiri atas seksi rangkaian proteksi
menghasilkan torka positif. Untuk menghasilkan ini semua tipe gangguan relay
tidak dapat dihubungkan agar beroperasi pada true-watts karena untuk beberapa
gangguan tegangan akan sangat kecil dan juga faktor daya akan kecil yang akan
menghasilkan torka yang kecil. Untuk menghindari hal ini maka harus diperiksa
apakah sufficient torkanya ada.

Relay directional 1 fasa kebanyakan digunakan pada jaringan distribusi


primer, dimana titik netral ditanahkan melalui kumparan Petersen (penetral
gangguan tanah).
Hubungan antara V dan I dengan beban resistif:

Dalam hubungan rangkaian listrik dengan beban resistif maka sudut yang terjadi
antara V dan I akan sama dengan nol atau V dan I sama-sama beroperasi (sejalan)
atau dengan kata lain tidak ada yang mendahului (leading) ataupun yang tertinggal
(lagging)

Hubungan antara V dan I dengan beban induktif :

Dengan pembebanan induktif maka ada perbedaan sudut antara V dan I di dalam
rangkaian. Jika dilakukan pengukuran maka tegangan (V) akan mendahului
(leading) arus (I) sebesar 90⁰.

Hubungan antara V dan I dengan beban Kapasitif:

Dalam pengoperasian dengan beban kapasitif maka ada perbedaan sudut antara
tegangan (V) dengan arus (I) sebesar 90⁰ dimana tegangan akan tertinggal
(lagging) dari arus
Pada relay directional terdapat dua ketentuan sudut:

1. Sudut sambungan (Connection Angle)

Sudut yang dibentuk oleh vector fasa arus dan vector fasa tegangan

2. Sudut karakteristik (Characteristic Angle)

Sudut antara arus dan tegangan yang menghasilkan torka maksimum.

Secara umum kontrol arah dari relay seharusnya digunakan bersama-sama dengan
instantaneous over current atau definite time relay dimana arus gangguan
maksimum lewat melewati relay menuju bus untuk gangguan pada feeder yang
lain yang mengandung 80% dari arus minimum yang dihasilkan dari gangguan di
ujung dari daerah proteksinya.

http://www.scribd.com/doc/97330829/JOB-4a

Anda mungkin juga menyukai