Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INTERAKSI SINAR X
Tugas Mata Kuliah : Pencitraan Sinar X
Dosen : Nursama Heru Apriantoro

Disusun Oleh :
Jhon Fian Silitonga
NIM : 143112600120032

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS NASIONAL
2015/2016
DAFTAR ISI

Daftar isi ........................................................................................................... ii


Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 3
A. Proses Interaksi Sinar-X dengan Materi .......................................................... 3
B. Jenis Interaksi Sinar-X dengan Materi .......................................................... 4
1. Hamburan Elastis ...................................................................................... 4
2. Efek fotolistrik ...................................................................................... 5
3. Efek Compton ...................................................................................... 8
4. Produksi Pasangan ...................................................................................... 13
Bab III Penutup .................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
Daftar pustaka ........................................................................................................... 16

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar-X yang dihasilakan dari sistem pembangkit sinar-X merupakan pancaran foton
interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap satuan luas disebut
penyinaran atau exposure. Foton yang dihasilkan dari sistem pembangkit sinar-X
dipancarkan ketika elektron menumbuk anoda. Beda tegangan antara katoda dan anoda
menetukan besar energi sinar-X, juga mempengaruhi pancaran sinar-X. Sinar-X
merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek. Hal ini
dipertegas dengan penelitian Friedsish dan Knipýing pada tahun 1912, yang
mengemukakan bahwa panjang gelombang sinar-X sama dengan sinar ultraviolet yaitu
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek (Van Der Plassts,
1972).
Pancaran sinar-X dapat diperoleh dengan menembak target bermuatan positif (anoda,
yang biasanya terbuat dari tungsten) dengan aliran elektron berkecepatan tinggi pada
tabung sinar-X. Bila elektron bergabung dengan atom target, foton sinar-X dengan
berbagai energi yang disebut radiasi primer akan keluar target.
Walaupun foton pada pancaran sinar-X tidak memiliki energi yang sama, kita dapat
menganggap bahwa foton paling berenergi pada pancaran memiliki energi lebih kecil
daripada elektron yang menembak target. Energi elektron dalam tabung sinar-X disebut
voltage tabung.
Interaksi dengan materi terjadi bila sinar-X ditembakkan pada suatu bahan. Sinar-X
yang ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi sehingga mampu mengeksitasi
elektron-elektron dalam atom sasarannya. Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian
yang diteruskan, diserap, dan dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam radiografi
disebut sebagai radiasi primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam
pembentukan bayangan radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh
tebal dan rapat jenis bahan serta energi radiasi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi ?
2) Apa saja jenis-jenis interaksi sinar-X dengan materi?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi
2) Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi antara sinar-X dengan materi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Interaksi Sinar-X Dengan Materi

Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian yang diteruskan, diserap, dan
dihamburkan.Radiasi yang diteruskan dalam radiografi disebut sebagai radiasi primer,
merupakan bagian radiasi yang berguna dalam pembentukan bayangan radiografi.
Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh tebal dan rapat jenis bahan serta
energi radiasi.
Pada saat foton mengenai suatu materi maka akan terjadi interaksi yang
mengakibatkan penyerapan atau penghamburan foton. Proses penyerapan dan
penghamburan akan berpengaruh pada pelemahan atau attenuasi dari foton tersebut yang
disebabkan oleh kerapatan, ketebalan dan nomor atom bahan yang dilalui. Apabila radiasi
elektromagnetik masuk ke dalam bahan , maka sebagian dari radiasi tersebut akan
terserap oleh bahan. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi setelah memasuki bahan
penyerap lebih kecil dibandingkan intensitas semula.
Proses pelemahan radiasi elektromagnetik sinar-X dalam suatu bahan , maka akan
terjadi pengurangan intensitas memenuhi persamaan :
I = Io e-xμ
Dimana intensitas radiasi elektromagnetik setelah melalui bahan (I), intensitas radiasi
elektromagnetik sebelum melalui bahan (Io), koefisien serapan bahan bahan (μ) dan
ketebalan bahan (x).
Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari
tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang
gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang
elektromagnetik ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat
menurut garis lurus. Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara
foton dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan
massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray.

3
Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule
energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Sinar-X merupakan radiasi electromagnet yang membawa energidalam bentuk
paket-paket yang disebut foton. Sinar-X memiliki panjang gelombang yang sangat
pendek, sekitar 10,8 – 10,9 m. semakin tinggi energinya maka semakin pendek panjang
gelombangnya. Sinar-X dengan energi rendah cenderung berinteraksi dengan elektron
dan energi tinggi cenderung berinteraksi dengan inti atom.

B. Jenis Interaksi Sinar-X dengan Materi


Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinar-X
melalui bahan akan terjadi proses utama yakni:
1. Hamburan Elastis
Hamburan elastis energi foton rendah, elektron menyerap energi dan mengakibatkan
bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar-X datang. Kondisi demikian
menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi, dan secepatnya elektron memancarkan
energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi foton datang. Dalam
proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.
Dalam hamburan koheren foton berinteraksi dengan orbital elektron terikat (yaitu
aksi gabugan dari keseluruhan atom). Hamburan Rayleglh tidak berperan dalam koefisien
perpindahan elektron namun hanya berdampak pada koefisien atenuasi.
Scattering koheren (efek Rayleigh) adalah suatu proses dimana gelombang
elektromagnetik (sinar foton) yang bekerja pada atom tersebar tanpa kehilangan energi.
Atau hamburan Rayleigh adalah proses fisika klasik dimana sinar γ dihamburkan secara
keseluruhan oleh atom. Semua atom didalam elektron berkontribusi dengan cara koheren.
Energi γ tetap sama sebelum dan sesudah hamburan.
Elektron yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom. Kemungkinan hamburan
elastis meningkat pada elektron dengan energi ikat tinggi, yang berarti elektron atom
dengan nomor atom tinggi, serta energi foton dengan energi relative rendah.
Koefisien atenuasi massa ε/ρ meningkat dengan kenaikan nomor atom medium(~ Z2),

4
dan menurun dengan kenaikan energi foton datang (ε/ρ~ 1/ hf). Interaksi hamburan elastis
terjadi pada semua energi sinar-X, namun kemungkinannya tidak lebih dari 10% dari
seluruh proses interaksi dalam radiologi.

2. Efek fotolistrik
Dalam proses fotolistrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron
tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut
foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV )
dan nomor atom besar.

Gambar 1: Proses Terjadinya Efek Fotolistrik

Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton (Q)
digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron
sebagai energi kinetiknya.
Seluruh energi foton dipakai dalam proses tersebut:
E = hf = Q +Ek
Dimana :
Q = energi ikat elektron,
Ek = energi kinetik
E = energi (joule)
F = frekwensi (hertz)
h = konstanta plank (6,627 x 10-34 J.s)

5
Pada efek fotolistrik, foton bertumbukan dengan elektron yang terikat pada atom atau
permukaan logam. Seluruh energi akan diserap oleh elektron tersebut sehingga elektron
akan terlepas menjadi elektron bebeas yang disebut foto elekton.
Energy kinetic dari foto elektron dapat dihitung sebagai berikut:
Ee = hv-Eb
Dalam hal ini, Ee adalah energi kinetik foto elektron, hv (h=konstanta planck, v =
frekuensi foton ) adalah energi foton (sinar-x dan sinar sedangkan Eb adalah energi ikat
elektron tersebut mula-mula yang sering disebut sebagai fungsi kerja dari bahan, secara
skematis, efek fotolistrik dapat dilihat pada gambar :

Gambar 2 : Skema Efek Fotolistrik

Jika energi elektron yang masih cukup besar, maka elektron tersebut dapat menumbuk
elektron sehingga melepaskan elekron yang ditumbuk itu dari ikatannya dan terbentuklah
elektron bebas sekunder. Pelepasan elektron primer berdasarkan efek fotolistrik maupun
elektron sekunder akan menghasilkan kelowongan pada tingkat energi yang ditinggalkan
elektron tersebut. Kelowongan ini akan diisi oleh elekton pada tingkat energi diatasnya
(yang terikat lebih lemah) dan menghasilkan radiasi sinar-x yang bersifat karakterikstik
(diskrit) yang disebut radiasi flourosensi.

6
Gambar 3 : Skema Efek Auger

Jika efek fotolistrik terjadi pada kulit K, maka energi sinar-x yang ditimbulkan akan cukup
besar untuk menghasilkan efek semacam efek fotolistrik pada kulit diatasnya yaitu sinar-x
akan menumbuk elektron pada kulit yang lebih luar dan melepas elektron tersebut dari
ikatannya. Peristiwa ini disebut efek auger.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek fotolistrik :


a. Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya semakin tinggi sementara faktor
lainnya tetap, maka kemampuan kejadian penyerapan fotolistrik akan bertambah.
b. Energi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika energi foton sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi sementara faktor
lainnya tetap, maka kemampuan menembus akan semakin besar, sehingga
kemungkinan kejadian penyerapan foton listrik akan berkurang.
Efek fotolistik dominan dalam diagnostik terutama untuk energi foton rendah. Efek
ini merupakan interaksi anatara foton dengan elektron terikat, dan berkontribusi besar
dalam pencitraan diagnostik. Energi elektron daatang seluruhnya diserap oleh elektron,
yang kemudian keluar dari orbit.

7
Sebagian energi digunakan untuk membebaskan elektron dari tenaga ikat inti, dan
sisanya untuk tenaga kinetic elektron. Meskipun efek fotolistrik dapat terjadi antara foton
dengan elektron pada sembarang kulit atom, namun kemungkinan tinggi terjadi dengan
elektron yang paling kuat terikat
hf = W + ½ mev2
Koefisien absorpsi massa fotolistik menurun cepat dengan kenaikan energi [τ/ρ ~
(1/hf)3], dan meningkat dengan kenaikan nomor atom medium [τ/ρ ~ Z3].

3. Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah
foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang
dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 4 : Penghamburan Compton : suatu tumbukan lenting


sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron
(Beiser, 2003)

8
Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak mungkin
semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan energi dibuat
kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan.
Jika hal itu memang benar, maka menurut hukum kekekalan semua energi foton diberikan
kepada elektron dan didapatkan:
E = mc2
Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p) harus dipindahkan ke
elektron, jika foton tersebut menghilang:

Gambar 5 :Prinsip terjadinya Efek Compton

Pada efek Compton, foton berinteraksi dengan elektron terluar dari atom. Energi foton
diserap sebagian untuk melepaskan dan menggerakan elektron, sehingga energy foton
menjadi lebih rendah dan berubah lintasannya seperti ditunjukkan pada gambar diatas.

9
Foton yang mengalami perubahan lintasan disebut radiasi hambur. Radiasi hambur akan
bergerak terus dan mengalami beberapa efek Compton sebelum akhirnya diserap menjadi
efek fotolistrik. Efek Compton terjadi pada rentang energy antara 0,1-3 MeV.
Hamburan Compton terjadi antara foton-X dan sebuah elektron bebas atau yang
terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat dikategorikan sebagai elektron yang terikat
lemah adalah elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton-X
menumbuk elektron jenis ini maka berdasarkan hukum kekekalan momentum tidak
mungkin elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton-X seperti yang terjadi dalam
efek fotolistrik. Foton-X hanya akan menyerahkan sebagian tenaganya kepada elektron
dan kemudian terhambur menurut sudut θ terhadap arah gerak foton-X mula-mula. Secara
sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai suatu kelereng yang ditembakkan pada
sebuah kelereng lain yang bebas dan diam. Sebagai akibat tumbukkan yang terjadi,
kelereng yang ditembakkan itu akan menyerahkan sebagian tenaganya pada kelereng
yang diam dan kemudian terhambur ke arah lain dengan tenaga yang sudah berkurang
dari semula. Sebaliknya kelereng yang diam akan bergerak ke depan karena menerima
tenaga dari luar. Demikian pula yang terjadi dengan elektron yang mula-mula bebas dan
diam (stationer) itu akan terlempar ke depan dan keluar dari sistem atom. Tumbukan
dalam hamburan Compton ini dapat dianggap sebagai tumbukan kenyal.
Elekton yang dilepaskan itu disebut sebagai elektron Compton. Tenaga sinar-X yang
terhambur setelah tumbukan merupakan fungsi tenaga sinar-x mula-mula dan sudut
hamburan.
Berdasarkan hokum kekekalan tenaga tentu saja tenaga elektron Compton Ee adalah
selisih antara tenaga sinar-x mula-mula dan tenaga sinar-x terhambur :
Ee = Eo - Ex
Sinar-x akan kehilangan tenaga maximum (atau elektron Compton akan menerima
tenaga maximum ) apabila terjadi tumbukan frontal dengan θ = 1800 terhadap elektron.
Karena Ex dapat bervariasi antara sudut harga minimum untuk θ = 00 maka sprektum
tenaga elektron Compton akan terbentang dari tenaga nol sampai suatu tenaga maximum
yang sedikit lebih kecil dari pada tenaga foton mula-mula, seperti ditunjukkan dalam
persamaan 4.7 .Di lain pihak, tenaga foton terhambur akan terbentang mulai dari tenaga
foton-X mula-mula sampai ke suatu harga minimum yang selalu lebih kecil dari ½ m0c2

10
yaitu 0,257.
Dalam peristiwa hamburan Compton ini terjadi baik gejala serapan maupun gejala
difusi/hamburan. Pada daerah tenaga-X ± 1,6 MeV, kedua gejala ini mempunyai
kebolehjadian yang sama untuk terjadi. Pada daerah tenaga yang lebih tinggi dari 1,6 Mev
gejala hamburan menjadi lebih penting. Dengan kata lain, fraksi tenaga yang hilang dari
foton-foton bertenaga rendah adalah cukup kecil karena hamburan yang terjadi hampir
merupakan tumbukan kenyal, tetapi kehilangan tenaga itu makin menjadi besar dengan
naiknya tenaga sinar-X.
Kebolehjadian hamburan untuk suatu sudut hamburan tertentu (tampang diferensial)
merupakan fungsi yang kompleks antara tenaga dan sudut. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa kebolehjadian tersebut akan naik pada daerah sudut yang kecil dengan
naiknya tenaga foton. Tampang total hamburan atau kebolehjadian total terjadinya
hamburan bergantung pada cacah elektron yang tersedia, atau dengan demikian pada
nomor atom Z materi yang menjadi sasaran interaksi sinar-X. Biasanya tampang total
hamburan Compton diberi lambing α. Kadang-kadang tampang total Compton ini dibagi
dalam dua bagian yaitu koefisien difusi (hamburan) Compton dan koefisiensi absorbs
(serapan) Compton, yang pertama berhubungan dengan pengalihan tenaga oleh foton
terhambur dan yang kedua berhubungan dengan pengalihan tenaga yang diserap elektron.

Gambar 6. Pendar Compton. Foton sinar x pada saat mendekati elektron selubung
luar yang longgar, mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit
elektron orbit.Foton sinar x yang lemah akan tetap berjalan terus tetapi dengan arah
berlawanan.Elektron berkecepatan tinggi yang dikeluarkan dari orbit disebut elektron

11
pendar Compton.

Efek Compton ikut berperan pada sebagian besar radiasi pendar yang terbentuk selama
prosedur radiologi. Pada proses Compton, foton sinar-x berinteraksi dengan elektron luar
yang terikat longgar dari atom objek yang teradiasi. Pada saat pengeluaran elektron, foton
sinar x mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit elektron dari
selubung luar orbit. Elektron bebas, yang disebut elektron pendar Compton, memiliki
energi kinetik dan dapat mengionisasi atom. Elektron ini kehilangan energi kinetiknya
melalui interaksi dengan atom dan akhirnya berkombinasi ulang dengan atom yang
membutuhkan elektron lain. Keadaan ini biasa terjadi, beberapa mikrometer dari daerah
interaksi Compton yang sebenarnya.

Foton sinar-X yang melemah serta mengeluarkan sebagian energinya untuk


membebaskan elektron dari orbit, akan tetap berjalan, tetapi dengan arah yang baru.
Foton ini memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses
absorbsi fotoelektrik atau dengan pendar Compton. Pada radiologi diagnostik,
kemungkinan interaksi Compton, sedikit berkurang bila energi foton sinar-X bertambah.
Pendar Compton dan absorbsi fotoelektrik memiliki kemampuan sama pada 35 keV. Oleh
karena itu, pada pancaran 90 kVp, akan terjadi beberapa tahap pendar Compton.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton :
a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara faktor yang
lain tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan hamburan makin besar,
sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan bertambah.
b. Energi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika energi foton yang mengenai sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi
sementara faktor yang lain tetap, maka hamburan berantai (multiple) dapat terjadi,
sehingga kemungkinan kejadian hamburan Compton akan meningkat.

12
4. Produksi Pasangan
Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan elektron apabila foton
dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi dengan medan listrik inti
atom.

Gambar 7. Prinsip Produksi Pasangan

Pada saat bergerak dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan
energinya akan muncul kembali sebagai suatu positron dan Elektron.
Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua partikel gabungan itu (hilang
masa) dan berubah menjadi sepasang foton kembar yang disebut radiasi annihilasi.
Sifat-sifat radiasi annihilasi (foton kembar) :
1. Arah masing-masing saling berlawanan 180°
2. Enersi masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV
Disebut annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah sama dengan
besarnya enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi dengan atom.
Seperti terlihat pada hukum keseimbangan Einstein, E=m.c2 , matter dan energi
memiliki hubungan. Semua matter memiliki energi. Sebaliknya, bila cukup banyak energi
yang ada, jumlah matter mengecil secara spontan. Energi dapat dirubah menjadi massa.
Pada produksi pasangan, foton akan berjalan mendekati nukleus atom dari objek
yang diradiasi dan hilang. Energi foton tersebut akan dirubah menjadi 2 partikel baru,

13
negatron. (elektron biasa) dan positron (elektron bermuatan positif). Negatron dan
positron memiliki massa dan besar arus yang sama, bedanya adalah bahwa salah satu
partikel bermuatan positif sedang yang lain negatif. Foton harus memiliki cukup energi
untuk menghasilkan massa dari dua partikel menurut hukum einstein.
Diperlukan 1.02 MeV untuk menghasilkan elektron dan positron. Itulah mengapa,
produksi pasangan tidak terjadi oada energi yang lebih rendah. Elektron akan kehilangan
energi kinetiknya dengan mengionisasi atom pada saat berjalan sampai akhirnya
bergabung dengan atom yang membutuhkan elektron.

Gambar 8. Pembuatan Pasangan

Positron dikasifikasikan sebagai bentuk antimatter, karena tidak terdapat bebas di dunia.
Positron merupakan partikel tidak stabil dan akan berinteraksi dengan elektron pertama
yang ditemuinya. Selama interaksi yang disebut reaksi matter-antimatter anihilasi,
positron bergabung dengan dan merusak elektron, matter lawannya. Kedua pastrikel
tersebut akan hilang dan mengeluarkan energinya dalam bentuk dua foton 0,51 MeV yang
bergerak dengan arah berlawanan. Disini massa telah dirubah menjadi energi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1. Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari tabung
dikenakan pada suatu objek.
2. Saat adanya interaksi sinar-x dengan materi akan menimbulkan berbagai efek seperti
berikut :
a) Hamburan Klasik
Hamburan elastism energi foton rendah, elektron menyerap energi dan
mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi sinar-X datang.
Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan terkesitasi, dan secepatnya
elektron memancarkan energi ke segala arah dengan frekuensi sama dengan frekuensi
foton datang. Dalam proses hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.
b) Efek Fotolistrik
Energi foton yang diserap oleh atom akan menimbulkan elektron tersebut dilepaskan
dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut foto elektron.
Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan
nomor atom besar.
c) Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah
foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang
dianggap bebas (tenaga ikat elektron
d) Produksi Pasangan
Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan elektron apabila
foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV berinteraksi dengan medan
listrik inti atom dan menyebabkan sinar-X menghilang dan menyebabkan dua
elektron tampak. Elektron satu merupakan elektron positif dan elektron yang satu
merupakan elektron negatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

BATAN. Fisika dan Keselamatan Radiasi. Pusat pendidikan dan Pelatihan Badan
Tenaga Nuklir Nasional : Jakarta. 2009.
Bushong, S. Radiologic science for technologists: Physics, biology, and protection,
2nded. St. Louis : The C.V. Mosby Company. 1980.
Plaats, Van Der G.J. Medical X-ray Technique. 3rd ed. Philips Technical Library.
1969.
Suryopratomo, Kutut, dkk. Dasar Fisika Radiasi. 1998.
Susetyo, Wisnu. Spektromi Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktian
Neutron, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 1988.
Wardhana, Wisnu Arya. Teknologi Nuklir.Andi :Yogyakarta.2007.
http://sahabatafterego.blogspot.com/2013/10/sinar-x.html ( diakses May 2016)
https://www.academia.edu/11450638/Interaksi_Sinar-X_.html ( diakses May 2016)

16

Anda mungkin juga menyukai