Disusun Oleh :
Kelompok - 05
KELAS 6C
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan plasenta
yang lebih spesifik. Plasenta merupakan organ berbentuk cakram yg menghubungkan
janin dengan dinding rahim yang menjadi jalan perantara bagi pernapasan, pemberian
makanan, dan pertukaran zat buangan antara janin dan darah ibu. Plasenta berbentuk mirip
gumpalan hati mentah dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500
gram, terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus.Plasenta terletak di depan atau di
belakang dindinguterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis,
permukaan bagian atas korpus uterilebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplementasi.
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya
tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat antara
ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta. Plasenta tumbuh saat janin berusia
kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai macam fungsi
diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran
zat antara ibu dan janin.
Plasenta atau ari-ari merupakan sebuah organ yang sangat luar biasa, dan hanya sedikit
ibu yang pernah melihatnya. Mereka tahu keberadaannya namun hanya sebagian kecil
yang menanyakan atau memperhatikan kumpulan jaringan pendukung utama kehidupan
bayi di dalam rahim.
Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus,
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim,
tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan
cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat
lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian
pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti
piringan datar. Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm (8 inci) tebal
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran
janin. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah,
maka disebut Plasenta Previa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep fisiologi pada Fetus ?
2. Bagaimana konsep Fisiologi dari Plasenta ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Fisiologi pada Fetus (Janin)
2. Untuk Mengetahui Konsep Fisiologi pada Plasenta.
BAB II
PEMBAHASAN
16 minggu 16-18 cm
Genetalia eksterna tampak
Hidung dan telinga tampak jelas
4. Pencernaan makanan
a. Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang
sebenarnya.
b. Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung
didalamnya melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium.
Mekonium tetap berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang
menyebabkan kontraksi otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan
cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion
merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi
adanya hipoksia akut.
c. Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi
d. Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya
tergantung pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan
perdarahan neonatus pada beberapa hari pertama pasca persalinan.
e. Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam
hepar belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon
pengatur karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum
efisien. Dengan demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang
sering terjadi bila janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi.
f. Proses glukoronidasipada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin
tak dapat langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada
awal neonatus atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat
terjadi kern icterus.
g. Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke
36. Ginjal tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
h. Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur
keseimbangan air dan elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu
9 – 12. Pada kehamilan 32 minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm
28 ml/jam. Urine janin adalah komponen utama dari cairan amnion.
5. Sistem Imunologi
a. Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen
maternal atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan
mulai terjadi sejak minggu ke 20
b. Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan
pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.
c. Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit – monositdan limfosit
d. Granulosit : granulosit eosinofilik – basofilik dan neutrofilik
e. Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] danB-cells [derivat dari “Bone Marrow”]
f. Immunoglobulin (Ig)adalah serum globulin yang terdiri dari IgG – IgM – IgA - IgD
dan IgE
g. Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG
semakin meningkat 3 – 4 minggu pasca persalinan.
h. Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi
intra uterin. Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena
dapat melewati plasenta. IgG merupakan 90% dari antibodi serum janin yang berasal
dari ibu. IgM terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan
adanya infeksi intrauterin.
6. Sistem Endokrinologi
a. Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.
b. Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas.
Insulin maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk
insulin sendiri untuk kepentingan metabolisme glukosa.
c. Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada
janin, namun peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum
diketahui dengan pasti.
d. Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid
dalam jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin
anensepali dapat menyebabkan kehamilan postmatur.
e. Janin memproduksi TSH – thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang
menyebabkan pelepasan T3 dan T4 .
Berat bayi
BAGIAN MATERNAL
d. Stadium Villi
Stadium ini bermula dari hari ke-12 setelah konsepsi dan merupakan stadium
pembentukan vili.
e. Invasi ateri spiralis
Pada awalnya, trofoblas endovaskular memasuki lumen arteri spiralis
membentuk plak. Kemudian, ia merusakkan endotelium vaskular secara
mekanisme apoptosis, menginvasi dan melakukan modifikasi pada media
pembuluh darah. Akhirnya, menyebabkan fibrin menggantikan otot polos dan
jaringan tisu melapisi vaskular. Proses invasi ini melibatkan dua fase, pertama
berlaku sebelum minggu ke-12 setelah fertilisasi yang hanya melibatkan
setinggi batas desidua dan miometrium, dan fase kedua berlaku diantara
minggu ke 12-16 dan melibatkan invasi segmen intramiometrium arteri
spiralis. Proses ini mengubah lumen ateri yang sempit, dan berotot kepada
pembuluh darah utero-plasenta yang lebih berdilatasi dan kurang resistensi.
GAMBAR 8: Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri
maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini
berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam
vaskularisasi yang bersifat “low resistance – high flow
vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin
intra uterin.
Dikutip dari kepustakaan 6
g. Pematangan plasenta
Setelah mencapai batas usia tertentu, plasenta mengalami penuaan,
ditandai dengan terjadinya proses degeneratif pada plasenta. Proses ini meliputi
komponen ibu maupun janin. Perubahan pada villi meliputi : 1),. Pengurangan
ketebalan sinsitium dan munculnya simpul sinsitium (agregasi sinsitium pada
daerah kecil pada sisi villi, 2). Hilangnya sebagian sel-sel Langhan’s, 3).
Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel Hofbauer, 4) obliterasi beberapa
pembuluh darah dan dilatasi kapiler, 5). Penebalan membrana basalis endotel
janin dan sitotrofoblas, dan 6) deposit fibrin pada permukaan villi. Perubahan
pada desidua berupa deposit fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch pada
bagian luar sinsitiotrofoblas, sehingga menghalangi invasi desidua selanjutnya
oleh trofoblas . Pada ruang intervillus juga terjadi degenerasi fibrinoid dan
membentuk suatu massa yang melibatkan sejumlah villi disebut dengan white
infarct, berukuran dari beberapa milimeter sampai satu sentimeter atau lebih.
Klasifikasi atau bahkan pembentukan kista dapat terjadi daerah ini. Dapat juga
terjadi deposit fibrin yang tidak menetap yang disebut Rohr’s stria pada dasar
ruang intervillus dan disekitar villi.
RINGKASAN PERKEMBANGAN PLASENTA4
Hari setelah ovulasi Korelasi antara morfologi-fungsi
6-7 Implantasi blastosis
7-8 Proliferasi dan invasi blastosis. Terbentuknya sintiotrofoblas
9-11 Periode Lakunar. Pembuluh darah endomertrium diinvasi.
13-18 Pembentukan vili pimer dan sekunder, body stalk, dan amnion
18-21 Vili tertier terbentuk. Mesoblas menginvasi vili membentuk dasar.
Pembentukan sirkulasi fetoplasenta.
21-40 Korion frondosum, pembentukan plat korion
40-50 Pembentukan kotiledon
80-225 Plasenta terus berkembang sehingga matur. Kotiledon yang terbentuk
sekitar 10-12 biji, dengan tekanan darah maternal pada ruang intervili
mencapai 40-60mmHg. Plat basal ditaik oleh vili ankor untuk
membentuk septa
225-267 (aterm) Proliferasi seluler berkurang, tetapi hipertrofi seluler tetap lanjut.
GAMBAR 14: Tabel diatas menunjukkan beberapa obat yang toksik pada kehamilan
Dikutip dari kepustakaan 9
Stabilisasi Vili karion yang masuk sangat dalam ke dalam desidua dan
menambatkan plasenta dengan erat
1. Rachimhadji T., Wiknjosastro G.H., Ilmu Kebidanan: Pembuahan, Nidasi dan Plasentasi,
Plasenta dan Cairan Amnion, 4th ed, 2008, Jakarta, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, pg 143-155
2. John C., Hauth C., Leveno K. J., Gilstrap III L., Bloom Steven, Wenstrom KD.,Williams
Obstetrics: Implantation, Embryogenesis, and Placental Development, 23nd ed, 2010,
USA, McGraw-Hill Companies, Inc., pg 34-46
3. Huppertz B., Kingdom J., Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology: The
Placenta and Fetal Membranes, 7th ed, 2007, India, Blackwell Publishing, pg 19-26
4. Aghajanian P., Ainbinder SW., Akhter MW., Andrew DE., Anti D., Archie CL., eds.-
LANGE: Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology: Maternal-Placental-
Fetal Unit; Fetal & Early Neonatal Physiology, 10th ed, 2007, McGraw-Hill Companies,
USA, pg 1-11
5. Chamberlain G., Obstetrics by Ten Teachers: Anatomy & Physiology of The Placenta,
cord, & membranes, 16th ed, 1995, Edward Arnold, London, pg 7-12
6. Hanretty K., Ramsden I., Callender R., Obstetrics Illustrated: Placental Development and
Physiology, 6th ed, Churchill-Livingstone Elsevier, China, pg 9-13
7. Buchanan AT, Effects of Maternal Diabetes Mellitus on Intrauterine Development, 2004,
Online, [2011, 18/10], Available at:
http://www.msdlatinamerica.com/diabetes/sid1531220.html
8. Koren G., Basic & Clinical Pharmacology: Special Aspects of Perinatal & Pediatric
Pharmacology, 9th ed, 2004, McGraw- Hill Companies,Inc., Singapore, pg 995-6
9. Foley MR., Merck Manual: Drug Use During Prenancy, 2007, Online, [2011, 18/10],
Available at: http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues