PROGRAM DIV
SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2018
PENDAHULUAN
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai Grounding System adalah
sistem pengamanan terhadap peralatan/perangkat yang menggunakan listrik
sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya PETIR. Sistem
pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit
listrik dengan bumi.
𝜌 2𝐿
𝑅𝑝𝑡 = 𝑙𝑛
π𝐿 𝑑
Keterangan:
𝑅𝑝𝑡 = tahanan pembumian elektroda pita (Ω)
𝜌 = tahanan jenis tanah (Ωm)
𝐿 = Panjang elektroda pita tertanam (m)
d = Lebar pita/diameter elektroda pita kalau
bulat m)
RSK-157035 SISTEM GROUNDING 10
ELEKTRODA BUMI Cont’d
Jenis Elektroda Bumi:
2. Elektroda Batang
Elektrode dari pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan
ke dalam tanah.
Rumus menentukan besar tahanan pembumian untuk satu buah elektroda batang:
𝜌 4𝐿
𝑅𝑏𝑡 = 𝑙𝑛 −1 Keterangan:
2π𝐿 𝑑 𝑅𝑏𝑡 = tahanan pembumian elektroda batang (Ω)
𝜌 = tahanan jenis tanah (Ωm)
𝐿 = Panjang batang tertanam (m)
d = Diameter elektroda batang m)
1. Sebuah tembaga (𝜌 = 0,0172) digunakan untuk elektroda batang dengan panjang
200 cm mempunyai diameter 12 cm, berapa tahanan tanah liat untuk pemasangan
tahanan tersebut?
2. Sebuah elektroda batang dengan panjang 3 meter mempunyai diameter 16 cm,
dengan tahanan tanah 100 Ω, berapa tahanan jenis elektroda batang tersebut.
Keterangan:
𝑅𝑝𝑙 = tahanan pembumian elektroda plat (Ω)
𝜌 = tahanan jenis tanah (Ωm)
𝐿 = Panjang batang tertanam (m)
𝜌 𝑏 b = Lebar plat m)
𝑅𝑝𝑙 = 1 + 1,84 t = Kedalaman plat tertanam dari permukaan
4,1𝐿 𝑡
tanah (m)
Salah satu yang menentukan besaranya tahanan sistem pentanahan adalah tahanan
jenis tanah.
Semakin kecil tahanan tanah maka tahanan sistem pentanahan akan semakin kecil.
Tahanan jenis tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor: karekteristik material tanah,
kelembaban tanah, temperatur tanah.
Meas
x1Ω
x10Ω
5 – 10 mt 5 – 10 mt
x100Ω
Tanah Tanah
Pada sistem-sistem yang tidak diketanahkan atau pada sistem delta, arus
gangguan itu tergantung dari impedansi kapasitif Za, Zb dan Zc, yaitu impedansi
kapasitif masing-masing kawat-fasa terhadap tanah,
Misalkan:
𝐸𝐴 , 𝐸𝐵 , 𝐸𝐶 : Tegangan fasa terhadap tanah
𝐸𝐴𝑁 , 𝐸𝐵𝑁 , 𝐸𝐶𝑁 : Tegangan fasa terhadap netral
𝑍𝐴 , 𝑍𝐵 , 𝑍𝐶 : Impedansi kapasitif fasa-fasa A, B dan C dari sistem terhadap tanah.
𝑁 : Titik netral sistem.
𝑁 : Titik netral atau titik berat geometris dari segi tiga ABC
G : Titik tanah atau titik berat elektris.
𝐼𝑢 = Arus yang mengalir bila titik netral N diketanahkan tanpa impedansi dan
disebut arus ketidakseimbangan dari sistem itu yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan kapasitif 𝑍𝐴 , 𝑍𝐵 , 𝑍𝐶
Gambar 4. Sistem delta dalam keadaan gangguan tanah Gambar 5. Segi tiga tegangan dan arus hubung singkat
Arus gangguan kapasitif dari sistem delta tidak tergantung dari tempat terjadinya
gangguan, dan hanya tergantung dari kapasitansi sistem ke tanah.
Pada sistem transmisi pengaruh kapasitansi dari seluruh sistem dapat digantikan dengan
satu kapasitansi ekivalen. Dengan anggapan ini kita hanya memperhitungkan arus
gangguan kapasitif sistem transmisi yang besarnya:
𝐼𝐹𝐺 = 𝐸𝑝ℎ 2𝜋𝑓. 𝐶𝑜 10−3 . 𝑘𝑟 Amper ...13
Keterangan:
Tegangan Sistem (kV) Faktor Koreksi
𝐸𝑝ℎ = Tegangan fasa sistem dalam kV
𝐶𝑜 = Kapasitansi urutan nol dari sistem dalam 𝜇𝐹 11 1,16
𝑘𝑟 = Faktor koreksi 33 1,13
66 1,11
110 1,09
164 1,08
220 1,07
Di dalam praktek arus hubung singkat, 𝐼𝐹𝐺 , dapat diperoleh dari rumus-rumus pendekatan
di bawah ini.
Kawat Transmisi Udara:
𝐾𝑉𝐿−𝐿 𝑥 𝑘𝑚𝑠 ...14
𝐼𝐹𝐺 = Amper
260
Kabel tanah:
𝐾𝑉𝐿−𝐿 𝑥 𝑘𝑚𝑠 ...15
𝐼𝐹𝐺 = 25 Amper
260
H-H Kabel:
𝐾𝑉𝐿−𝐿 𝑥 𝑘𝑚𝑠 ...16
𝐼𝐹𝐺 = 60 Amper
260
Hunter dan light memberikan rumus untuk menghitung arus kapasitif gangguan tanah,
berdasarkan Persamaan (13)
10.000
𝐼𝐹𝐺 = 2𝜋𝑓. 1,49 𝑥10−6 . 1,15 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 10 𝑘𝑉 𝑝𝑒𝑟 100 𝑘𝑚 ...17
3
PROGRAM DIV
SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2018
PERSYARATAN-PERSYARATAN UMUM