Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu teknologi dan informasi yang semakin pesat pada saat ini,
menyebabkan beberapa industri menerapkan sistem otomasi untuk meningkatkan dan
mengetahui informasi hasil produksi. Dengan penggunaan sistem otomasi, industri dapat
meningkatkan dan memperkirakan hasil produksi yang akan dicapai. Akan tetapi penerapan
sistem kontrol pada industri masih mempergunakan cara yang konvensional, sehingga banyak
membutuhkan tenaga manusia.

Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk menggantikan


sistem logika yang menggunakan relay dan panel control logika yang menggunakan hard-
wired dengan peralatan solid-state. Oleh karena itu hingga saat ini pengetahuan tentang
rangkaian sistem logika dan relay tetap merupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan
untuk pemrograman dengan PLC. Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika
konvensional terutama adalah mudah/ dapat diprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.

Programmable Logic Controller (PLC) menguji status input dan meresponnya,


melakukan pengendalian proses, dan memberikan hasil pengendalian ke keluaran. Kombinasi
dari data input dan output mengacu kepada logikanya. Beberapa kombinasi logika akan selalu
dibutuhkan sebagai rencana pengendalian atau program pengendalian. Program pengendalian
ini tersimpan dalam memory. Program tersebut secara periodik tertentu dijalankan oleh
microprocessor

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Sejarah PLC

Programmable Logic Controller atau PLC pada awalnya dikenal sebagai Programmable
Controller (PC) yang lahir sebagai produk yang kompak, dapat diprogram dan di reprogram
seperti komputer, tidak memakan tempat dan energi yang besar, bebasiskan teknologi digital,
yang dapat menggatikan rangkaian relay dan kaku (hardwire).

Pada saat itu rangkaian relay merupakan tulang punggung system kontrol di industri
proses maupun di industri manufaktur. Dengan kata lain produk PLC dewasa ini adalah
benar-benar berangkat dari kebutuhan untuk menjalankan industri, agar lebih murah dan
efisien. PLC pertama kali dirancang dari General Motor (USA) Divisi Hydromatic pada
tahun 1968. Kemudian pada tahun 1977, Allan Bradley Co. Meluncurkan produksi PLC
berbasiskan mikroprosessor (intel 8080) yang pertama.

Saat ini puluhan pabrik PLC seperti Siemens, Omron, Facon, Mitsubisi dll. Dengan
aplikasi mulai dari keperluan alat rumah tangga sampai untuk mengendalikan industri proses
atau industri alat berat.

2.2. Definisi PLC

Programmable Logic Controller (PLC) merupakan alat listrik dan elektronik yang dapat
diprogram untuk mengontrol berbagai fungsi secara berurutan pada mesin-mesin atau sistem
listrik. PLC mengumpulkan informasi melalui input, memeriksa program, kemudian
mengatur output sesuai dengan hasil yang diperoleh sebelumnya, seperti yang terlihat pada
Gb.1.

Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufacturer's Association)


adalah: Peralatan elektronik yang bekerja secara digital yang menggunakan memory yang
bisa diprogram untuk menyimpan instruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi khusus,
seperti logic, sequencing, pengukuran waktu, penghitungan, dan aritmatik, untuk mengontrol

2
modul-modul input/ output secara analog atau digital, berbagai jenis mesin atau proses.
Komputer digital yang digunakan untuk mengerjakan fungsi-fungsi controller yang dapat
diprogram dianggap termasuk di dalam bagian ini.

Masukan PLC Peralatan


(Variabel keadaan) Keadaan

Gambar2.1. Skematis sistem kerja PLC

2.3. Sistem Pengendalian Pada PLC

M eng-Update
Output

M embaca
Input

M engeksekusi
Program

M embaca Status

M enyelesaikan Program
Pengendalian
dan menentukan output
Internal

M eng-Update Output

Gambar2.2. Cara Kerja Sistem PLC dengan scan time-nya

3
Programmable Logic Controller (PLC) akan menguji status/ nilai dari inputnya, dan
memberikan respon untuk mengontrol proses atau mesin melalui outputnya. Kombinasi dari
data input dan output mengacu kepada program logikanya. Beberapa kombinasi logika
digunakan untuk menghasilkan perencanaan kontrol atau program. Perencanaan kontrol/
program disimpan dalam memory, dan pada periode waktu tertentu program tersebut di-scan
oleh processor, biasanya menggunakan mikroprocessor, untuk memperhitungkan perintah
sequensial. Periode untuk mengevaluasi program dari PLC disebut sebagai “scan time”. Jadi
langkah kerja dari PLC yang dilakukan adalah memonitor masukan (variabel keadaan),
melakukan evaluasi sesuai dengan hukum-hukum logika kendali yang sudah diprogram,
kemudian menghasilkan keluaran kontrol untuk dihubungkan dengan peralatan keluaran dan
kemudian berulang sesuai dengan scan time yang ada. Secara skematis dapat dilihat pada
Gambar.2.2.

2.4. Perangkat Keras PLC

Perangkat utama dalam PLC adalah:


 Processor
 Memory
 Input/ Output (Interface)
 Power Supply
 Baterai Backup

Input diterima dari sensor (misalnya: relay, pulsa, transmitter (untuk signal analog))
akan direkam dalam memori, untuk kemudian diproses sesuai dengan program kerja yang
telah direncanakan sebelumnya (bekerja sesuai program yang telah dibuat) oleh prosessor,
kemudian melalui Output, hasil yang diperoleh adalah perintah ke peralatan keluaran
(misalnya: untuk On/Off pompa, untuk On/ Off selenoid Valve).

Pada PLC berskala kecil (PLC mikro), bagian-bagian dari PLC dikonstruksikan pada
sebuah papan rangkaian elektronik yang tidak terlalu luas, sedangkan pada PLC yang
berskala sedang dan besar, sistem PLC dikonstruksikan dalam bentuk modular. Cara ini
sangat memudahkan dalam pengembangan, instalasi, perawatan, serta trouble shooting-nya.
Dan dari kapasitas memory, PLC ukuran kecil umumnya mempunyai kapasitas memory yang
tidak besar dan tetap, yaitu berkisar antara 300 hingga 1000 instruksi. Dan untuk PLC yang
besar ada yang dapat dikembangkan dalam kapasitas memory-nya.
4
2.4.1. Prosesor

Processor yang biasanya dilakukan oleh Central Processing Unit (CPU)


(mikroprocessor) pada PLC bertugas melakukan kontrol serta pengawasan terhadap seluruh
operasional kerja dari PLC. Termasuk juga melakukan kerja sesuai dengan program kerja
yang telah disimpan dalam memori, dan melakukan transfer informasi melalui internal bus
antara CPU (central Processing Unit), memory, dan I/O juga dibawah kontrol CPU. Dan
kecepatan/ ritme kerja dari CPU diatur dan dikendalikan oleh suatu generator yang disebut
clock diluar dari CPU. Frekuensi dari clock sangat bervariasi tergantung dengan tipe dari
CPU yang digunakan. Dan dari clock ini juga dilakukan sinkronisasi kerja dari seluruh
elemen dalam sistem PLC.

Mikroprocessor dapat didefinisikan sebagai pengumpul element rangkaian digital


yang dihubungkan secara bersamaan untuk membentuk unit pengolah informasi. Pada Gb.4.
ditampilkan blok diagram mikroprocessor yang mempunyai lima element yang penting
adalah sebuah clock sistem yang berfungsi untuk mensingkonisasi respon dari komponen-
komponen sistem, memory program yang digunakan untuk menyimpan program yang akan
dieksekusi, memory data digunakan untuk menyimpan data-data proses, I/O port yang
digunakan untuk menghubungkan dengan peralatan eksterior, dan Central Processing Unit
(CPU) yang digunakan untuk melakukan operasi perhitungan berdasarkan program yang
terdapat pada memory program. Sebagai contoh apabila ingin dilakukan penjumlahan dari
angka-angka, maka angka-angka akan disimpan dalam memory data, program
penjumlahannya disimpan pada memory program, dan proses penjumlahannya dilakukan di
CPU dan hasilnya dimasukkan ke memory data.

2.4.2. Memori

Semua PLC menyimpan program kerjanya dalam suatu memory elektronik (chip
memory) untuk keamanan kerja, sering juga dalam PLC terdapat battery back-up yang
berfungsi untuk menjaga program kerja yang tersimpan dalam memori (RAM) supaya tidak
hilang pada saat terjadi gangguan pada power supply.

Elemen-elemen memory menyimpan bagian-bagian data yang disebut bit. Setiap bit
mempunyai dua kemungkinan keadaan, yaitu 1 atau 0, ON atau OFF, Benar atau Salah dan
sebagainya. Unit memory biasanya disimpan dalam bentuk IC (Integrated Circuit) yang
berjumlah dalam ribuan byte (1 byte=8 bit) yang disingkat K, dimana 1Kbyte = 1024 Byte.

5
Dan setiap produk dari suatu perusahaan biasanya mempunyai spesifikasi jumlah memory
sendiri-sendiri. Memory dapat diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu volatile dan nonvolatile
memory.

- Volatile Memory

Volatile memory adalah suatu memory yang datanya akan hilang apabila semua power
supply operasinya mati/ lost, sebagai contohnya adalah RAM (Random Access Memory).
Tetapi volatile memory sangat mudah dalam memasukkan dan mengganti program/ datanya.
Oleh karena itu pada kebanyakkan PLC menggunakan memory ini dan untuk keamanan
datanya digunakan baterai back-up, yang berfungsi untuk mensupply power ke memory
apabila power induk gagal/ mati. Dan baterai yang digunakan biasanya bertipe rechargeable,
jadi apabila power induk pada posisi normal baterai tersebut dapat di-charge kembali.

Pada PLC, memory yang sering dilakukan perubahan, yang berupa volatile memory
terbagi menjadi dua, yaitu program memory dan data memory. Program memory digunakan
untuk menyimpan program kerja, yaitu berupa program pengendalian. Dan data memory
diperlukan untuk menyimpan data dan status Input/ Output (Interfacing Information),
menyimpan data/ informasi untuk fungsi-fungsi internal (timer, Counter, dll). Data memory
karena digunakan untuk berbagai data, maka data memory tersebut sebenarnya masih terbagi
dalam berbagai tipe-tipe data.

- Non Volatile Memory

Non volatile memory akan menjaga isi program bahkan apabila semua operating powernya
hilang, dan pada hampir semua kasus memory tersebut tidak dapat diubah, ini merupakan
memory yang mengontrol sistem pengoperasian PLC. Yang termasuk Non volatile memory
adalah Read Only Memory (ROM), Programmable ROM (PROM), Erasable Programmable
ROM (EPROM), dan Electrically Erasable ROM (EEROM).

- Non Volatile Memory

Non volatile memory akan menjaga isi program bahkan apabila semua operating powernya
hilang, dan pada hampir semua kasus memory tersebut tidak dapat diubah, ini merupakan
memory yang mengontrol sistem pengoperasian PLC. Yang termasuk Non volatile memory

6
adalah Read Only Memory (ROM), Programmable ROM (PROM), Erasable Programmable
ROM (EPROM), dan Electrically Erasable ROM (EEROM).

Memory Aplikasi menyimpan instruksi-instruksi program pengendalian dan data-data


I/O yang digunakan CPU untuk melakukan fungsi pengendalian. Memory aplikasi dapat
dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu data table dan user program. Semua data tersimpan
dalam data table dan untuk instruksi programnya disimpan dalam user program.

Data storage Register, biasanya terdiri dari tiga tipe data, yaitu input register, holding
register, dan output register. Input register akan digunakan untuk menyimpan data-data
analog dari lapangan yang telah diubah menjadi data digital atau data-data digital (bukan data
diskret) yang berasal dari luar. holding register digunakan untuk menyimpan nilai-nilai
variabel yang dibangkitkan oleh instruksi-instruksi program, yaitu seperti dari timer, counter.
Dan output register digunakan untuk menyimpan signal analog atau signal digital yang akan
dikeluarkan oleh PLC. Signal tersebut dapat dikirim ke analog meter, control valve, atau
tampilan LED alphanumeric.

Input Image Table digunakan untuk menyimpan input dari lapangan/ field yang berupa status
dari input diskret. Jadi tabel ini berhubungan dengan modul diskret input. Jika input dari
lapangan ON, maka tabel yang berhubungan dengan input tersebut akan ON (1) dan jika
inputnya menjadi OFF, maka tabel tersebut akan OFF (0). Tabel ini akan selalu melihat
kondisi di lapangan, sehingga apabila kondisi di lapangan berubah, maka data pada tabel
tersebut juga berubah.

Output Image Table digunakan untuk menyimpan keluaran dari signal diskret, yang akan
dikirim ke output diskret, yaitu berupa modul output diskret. Harga-harga pada Output Image
Table ditentukan dari hasil perhitungan yang dilakukan pada CPU (Central Processing Unit)
berdasarkan pada program yang ada dan data-data dari bagian inputnya.

Internal Storage Bits juga disebut internal output, internal coil, atau internal control bit.
Internal storage bit digunakan untuk menyimpan data output yang tidak dikeluarkan ke
lapangan tetapi digunakan untuk kepentingan pemrograman.

Peta memory ini untuk setiap produk PLC tidak sama, yaitu dari pembagiannya dan
pemberian nama-nama area. Tetapi semua peta memory mempunyai fungsi yang sama, yaitu

7
memetakan memory kedalam area-area, sehingga akan dapat mempermudah dalam
identifikasi data-data pada PLC (terutama untuk input dan output).

2.4.3. Input/Output

Pada umumnya PLC bekerja dengan informasi data dan keluarannya yang dinyatakan
dalam bentuk tegangan listrik, arus listrik, dan saklar (switch). Dan signal (isyarat) yang
digunakan dapat berbentuk signal disket dan analog. Dan untuk tegangan dan arus listrik
yang digunakan pada PLC cukup bervariasi tergantung keperluan dari user. Bagian Input/
Output dimaksudkan bekerja sebagai „interface‟, yaitu untuk menghubungkan instrument di
lapangan dengan PLC. Contoh rangkaian internal untuk interface input & output diskret dapat
dilihat pada Gambar2.3a – Gambar2.3e. Untuk blok diagram dari input & output analog dapat
dilihat pada Gambar2.4, dan untuk contoh rangkaian internal untuk interface input & output
analog dapat dlihat pada Gambar2.5 dan Gambar2.6.

Gambar2.3a. Modul Diskret Input (120 Volt AC Isolated Input Module - IC693MDL230)

8
Gambar2.3b. Modul Diskret Input
(24 Volt AC/DC Pos/Neg Logic Input Module - IC693MDL241)

Gambar2.3.c. Modul Diskret Output


(120/240 Volt AC Output, 2 Amp Module -IC693MDL330)

9
Gambar2.3d. Modul Diskret Output (4 amp Relay Output module IC693MDL930)

Gambar2.3e. Modul Diskret Output


(12/24 volt DC positive logic 2 amp Output module IC693MDL730)

10
Gambar2.4. Blok Diagram: (a) Analog Input dan (b) Analog Output

Gambar2.5a. Modul Analog Input


(16-Channel Analog Current Input Module - IC693ALG223)

11
Gambar2.5b. Modul Analog Output
8-Channel Analog Current/Voltage Output Module, IC693ALG392

2.4.4. Power supply

Untuk tipe power supply dari suatu produk PLC biasanya tidak hanya satu tipe saja,
yaitu ada yang untuk tegangan 120, 240 V AC dan ada juga yang digunakan untuk tegangan
24, 48 V DC. Power supply pada PLC digunakan untuk men-supply tegangan ke semua
sistem PLC pada satu unit yang sama. Bahkan mungkin juga power supply dilengkapi untuk
menyediakan tegangan + 5V dan 24 V DC sebagai supply keluaran untuk relay atau untuk
kepentingan I/O card.

2.4.5. Baterai backup

Baterai backup banyak digunakan pada PLC yaitu digunakan untuk memberikan
supply tegangan ke memory (RAM) apabila power gagal mensupply tegangan ke PLC.
Baterai backup ini sangat besar peranannya, yaitu untuk menjaga supaya data yang berada
pada memory (RAM) tidak hilang saat power gagal. Dan ini sangat membantu apabila PLC
akan dijalankan lagi, karena dengan data yang dalam memory tidak hilang maka saat PLC
dijalankan lagi tidak perlu melakukan loading program lagi. Dan baterai backup yang
digunakan biasanya bertipe rechargeable, jadi apabila power induk pada posisi normal baterai
backup tersebut dapat di-charge kembali.

12
2.4.6. Bahasa Pemograman PLC

Bahasa pemrograman PLC digunakan untuk dapat mengkomunikasikan antara user/


pemakai dengan peralatan PLC. Dan untuk masing-masing produk PLC mempunyai cara
yang spesifik untuk melakukan pemrogramannya, tetapi semua bertujuan sama yaitu untuk
dapat melakukan komunikasi dengan peralatan PLC. Hasil program pengendalian yang telah
dibuat dengan bahasa pemrograman PLC akan menjadi dasar untuk pengoperasian dari PLC
tersebut.

Pada beberapa PLC terdahulu memiliki bagian programmer sebagai bagian dari PLC,
tetapi PLC modern menawarkan pilihan programmer yang seukuran tangan. Dan saat ini
yang paling populer adalah pemrograman dengan menggunakan PC (Personal Computer)
dengan menggunakan software yang dibuat oleh pabrik PLC yang bersangkutan. Dan
komunikasi informasi antara PLC dan programmer dilakukan menggunakan kabel. PLC akan
berfungsi tanpa sebuah programmer apabila dari programmer telah melakukan loading
program ke PLC. Gambaran dari sistem PLC dalam berhubungan dengan programmer dapat
dilihat pada Gambar2.6.

Program yang telah di-load ke PLC akan disimpan dalam memory PLC, yang
biasanya berupa RAM (Random Access Memory). Program tersebut (apabila PLC telah di
RUN) akan selalu mengambil data dari input sesuai dengan yang tertulis dalam program dan
dengan menggunakan program tersebut maka PLC akan memberikan output ke peralatan
eksternal.

Gambaran dari program yang ada dalam PLC dan hubungannya dengan eksternal
dapat dilihat pada Gambar2.7. Bahasa pemrograman yang sering digunakan dalam
perancangan sistem pengendalian pada PLC adalah menggunakan Ladder Diagram.

13
Input Input Prosesor Output Output
modul modul
Module

Programmer

Gambar2.6. Sistem PLC yang terhubung dengan Programmer

Input Prosesor Output

Memori

Power Supply

Gambar2.7. Gambaran Sistem PLC dalam hubungannya antara


Program dan Peralatan Eksternal

14
2.4.7. Ladder Diagram

Bahasa Pemrograman PLC yang paling sering digunakan adalah Ladder Diagram, hal
ini karena ladder diagram bentuknya relatif sederhana. Walaupun terdapat bentuk lain dalam
pemrogramannya, seperti boolean mnemonic, gerbang Logika, dan sequential function chart.

Pada dasarnya PLC dirancang untuk menggantikan sistem kontrol yang menggunakan
relay listrik. Sistem ini sering dirancang oleh teknisi dan Engineer dengan menggunakan
bahasa simbol yang disebut Ladder Diagram. Ladder diagram terdiri dari simbol-simbol yang
dihubungkan dalam suatu jalur untuk menunjukkan aliran arus pada beberapa peralatan.

Pada penggambaran Ladder ada dua pemikiran dasar, pertama adalah sumber daya
dalam bentuk sisi-sisi ladder (rail) dan yang kedua adalah arus yang melewati variasi
rangkaian peralatan logika yang dalam bentuk rung dari ladder. Contoh untuk rangkaian
elektrik dalam bentuk ladder diagram dapat dilihat pada Gambar2.8. dan untuk perancangan
dengan bahasa pemrograman PLC dapat dilihat pada Gambar2.9. Pada ladder diagram, sisi
sebelah kiri, merupakan bagian input, yaitu berupa kondisi dari input dan sisi sebelah kanan,
merupakan bagian output, yaitu berupa aksi yang akan diberikan ke keluaran berdasarkan
kondisi dari inputnya.

220 Vac Vac Netral

Start
Tank lavel Control
Not high relay

Seal

Gambar2.8. Ladder Diagram Rangkaian Elektrik

15
Start Tank level Output
Not High Coil

Seal

Gambar2.9. Program Ladder Diagram

Instruksi/ Fungsi ladder diagram yang digunakan pada PLC modern cukup banyak,
hal ini karena semua kelebihan-kelebihan yang ada pada PLC sangat dipengaruhi oleh
banyaknya macam instruksi/ fungsi pada PLC tersebut. Dan dengan berkembangnya
teknologi juga memacu untuk harus menambah macam dari instruksi/ fungsi dari PLC
tersebut. Instruksi/ fungsi pada PLC adalah sebuah program (software) yang dirancang untuk
mempermudah dalam komunikasi antara PLC dengan manusia. Oleh karena itu dengan PLC
dapat dilakukan manipulasi data, perhitungan aritmatik, perbandingan, dan lain-lain. Dan
banyak nama-nama instruksi yang didekatkan dengan keadaan di lapangan, sebagai contoh:
contact, coil, Timer, counter, dan sebagainya, sehingga akan mempermudah dalam
memahami instruksi/ fungsi tersebut.

2.4.8. Intruksi – Intruksi pada PLC

Instruksi-instruksi yang akan diuraikan adalah instruksi-instruksi yang cukup sering


dipakai dilapangan, jadi hanya sebagian dari instruksi-instruksi yang ada. Dan sebagai
referensi, instruksi-instruksi yang akan dipakai adalah instruksi-instruksi untuk PLC GE
Fanuc. Dan secara umum instruksi-instruksi tersebut banyak kesamaan dengan PLC produk
lain.

Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa pada semua PLC terdapat Peta memory.
Pada Peta memory terdapat tabel data yang digunakan untuk menyimpan data-data yang
diperlukan pada pengendalian dengan PLC ini. Yaitu berupa data input, data output dan data-
data lain yang dibutuhkan oleh PLC. Dan tiap-tiap data akan mempunyai tipe dan nomer
yang spesifik dari tiap datanya. Demikian juga pada PLC GE Fanuc ini, dan data tersebut
16
disebut user references. Pada PLC GE Fanuc, user references dibagi menjadi Register
References dan Discrete References. Dan untuk pembagiannya secara rinci adalah sbb:

Register References
Type Deskripsi
%R System Register References

%AI Analog Input Register

%AQ Analog Output Register

Discrete References

Type Description
%I Discrete Input References
%Q Discrete Output References
%M Internal References
%T Temporary References
%S Status References
%G Global Data References

2.4.9. Intruksi – intruksi Dasar pada PLC

- Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT).


Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok logika di dalam diagram tangga
berkaitan dengan instruksi LOAD (LD) atau LD NOT. (LD NOT). Masing-masing instruksi
ini membutuhkan satu baris kode mnemonik. Contoh untuk instruksi ini ditunjukkan pada
gambar 3.2.

Gambar 2.10. Contoh instruksi LD dan LD NOT

17
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.2, karena hanya instruksi LOAD atau LD NOT
saja yang ada di garis instruksi (instruction line), maka kondisi eksekusi untuk instruksi yang
di sebelah kanan-nya adalah ON jika kondisi-nya ON. Untuk contoh diagram tangga tersebut,
instruksi LD (yaitu untuk normal terbuka), kondisi eksekusi akan ON jika IR000.00 juga ON;
sebaliknya, untuk instruksi LD NOT (yaitu untuk normal tertutup), kondisi eksekusi akan ON
jika IR000.00 dalam kondisi OFF.

- Instruksi AND dan AND NOT.

Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis instruksi
yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan instruksi LD atau LD NOT dan sisanya
menggunakan instruksi AND atau AND NOT. Pada gambar 3.3 ditunjukkan sebuah
penggalan diagram tangga yang mengandung tiga kondisi yang dihubungkan secara seri pada
garis instruksi yang sama dan berkaitan dengan instruksi LD, AND NOT dan AND. Dan
sama seperti sebelumnya, masing-masing instruksi tersebut membutuhkan satu baris kode
mnemonik.

Gambar 3.3 Contoh penggunaan AND dan AND NOT

Instruksi yang digambarkan paling kanan sendiri (gambar 3.3) akan memiliki kondisi
eksekusi ON jika ketiga kondisi di kiri-nya semuanya ON, dalam hal ini IR000.00 dalam
kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi OFF dan LR00.00 dalam kondisi ON.

Instruksi AND dapat dibayangkan akan menghasilkan ON jika kedua kondisi yang
terhubungkan dengan instruksi ini dalam kondisi ON semua, jika salah satu saja dalam
kondisi OFF, apalagi dua-duanya OFF, maka instruksi AND akan selalu menghasilkan OFF
juga.

18
- Instruksi OR dan OR NOT.

Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara paralel, artinya dalam garis instruksi
yang berbeda kemudian bergabung lagi dalam satu garis instruksi yang sama, maka kondisi
pertama terkait dengan instruksi LD atau LD NOT dan sisanya berkaitan dengan instruksi OR
atau OR NOT. Pada gambar 3.4 ditunjukkan tiga buah kondisi yang berkaitan dengan
instruksi LD NOT, OR NOT dan OR. Sekali lagi, masing-masing instruksi ini membutuhkan
satu baris kode mnemonik.

Gambar 3.4 Contoh penggunaan OR dan OR NOT

19
BAB III

PEMBAHASAN

Ruangan ujian memiliki kapasitas 20 mahasiswa dan 1 pengawas ujian. Pada saat
ruangan telah terisi 21orang maka pintu akan tertutup sendiri selama jam ujian berlangsung ±
1jam 30 menit dan setelah itu bel berbunyi untuk menedakan bahwa ujian telah selesai. Dari
pernyataan di atas maka dibuat ladder diagram seperti ini:
I:001 CTR

0:01
TB=20

TE=21 0:02

0:01 0:04

0:02 0:05

0:02 TMR

TB = 90 MENIT 0:03

0:02 0:06

0:03 0:07

20
Keterangan :

I : 001 = input dari counter untuk menghitung banyaknya orang yang masuk

CTR = counter

TMR = timer

0:01 = coil dan kontak dari TB pada counter

0:02 = coil dan kontak dari TE pada counter

0:03 = coil dan kontak dari TB pada timer

0:04 = coil untuk lampu imdicator bahwa ada yang melewati pintu

0:05 = coil untuk lampu indicator bahwa ujian telah dimulia dan ruangan telah penuh

0:06 = coil untuk menutup pintu

0:07 = coil untuk membunyikan alarm bahwa ujian telah berakhir

21
BAB IV

KESIMPULAN

Dari penjelasan PLC di atas dapat disimpulkan kesimpulan sebagai berikut :

- Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu unit yang secara khusus
pengontrol berbasisi mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi – instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi – fungsi
semisal logika, sequencing, pewaktu (Timing), pencacahan (counting) dan aritmatika
guna untuk mengontrol mesin – mesin dalam industri.

- Beberapa keuntungan penggunaan PLC adalah :

 Kehandalan

 Kebutuhan ruang yang lebih kecil

 Dapat diprogram untuk aplikasi baru

 Dapat melakukan lebih banyak fungsi

 Lebih mudah diperbaiki

 Relatif murah.

 dapat mengendalikan sistem kontrol pada mesin-mesin industri secara otomatis.

− Didalam PLC Baterai backup sangatlah diperlukan dalam menjalankan rangkaian PLC.
Semua rangkaian untuk system dapat manggunakan PLC tergantung logic yang kita inginkan.
Serta Penempatan alamat pada ladder diagram sangatlah penting.

22
DAFTAR PUSTAKA

- Martin.Thompson Sistem Kendal Diskrit. Jakarta: Erlangga, 200

Sumber Internet :

www.google.com/Sejarah PLC

www.google.com/intruksi program dan ladder diagram pada PLC

23

Anda mungkin juga menyukai