PK 2-Studi LIteratur Bangunan Bentang Lebar Dan Tinggi PDF
PK 2-Studi LIteratur Bangunan Bentang Lebar Dan Tinggi PDF
DISUSUN OLEH
`
Adapaun Bangunan tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang
memiliki struktur tinggi. Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk
menambahkan fungsi dari bangunan tersebut. Contohnya bangunan
apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.
Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator (lift) dan
bahan bangunan yang lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa
disebut sebagai bangunan tinggi jika memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki
(23 m hingga 150 m). Bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 492 kaki (150 m)
disebut sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 meter),
sehingga jika suatu bangunan memiliki tinggi 79 kaki (24 m) maka idealnya memiliki 6
tingkat.
Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton
kuat dan besi. Banyak pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai besi,
sementara blok menara penghunian dibangun tanpa beton.
Meskipun definisi tetapnya tidak begitu jelas, banyak lembaga mencoba mengartikan
pengertian 'bangunan tinggi', antara lain:
International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan
tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap
evakuasi"
New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan
yang memiliki banyak tingkat"
Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21
m)
Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan
bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).
Struktur bangunan tinggi memiliki tantangan desain untuk
pembangunan struktural dan geoteknis, terutama bila terletak di wilayah seismik atau
tanah liat memiliki faktor risiko geoteknis seperti tekanan tinggi atau tanah lumpur.
Tantangan yang tidak kalah besar lainnya adalah bagaimana pemadam kebakaran bertugas
selama keadaan darurat pada struktur tinggi. Desain baru dan lama bangunan, sistem
bangunan seperti sistem pipa berdiri bangunan, sistem HVAC (Heating, Ventilation and
Air Conditioning), sistem penyiram api dan hal lain seperti evakuasi tangga
dan elevator mengalami masalah seperti itu.
Salah satu contoh peristiwa tantangan terhadap pemadam kebakaran yang pernah terjadi
adalah ketika pemadam kebakaran diarahkan ke sebuah hotel tinggi di Lexington,
Kentucky dengan laporan adanya asap pada bangunan tersebut. Ketika pemadam mencari
sumbernya, mereka menemukan asap di lorong, bukan di kamar tamu. Ini membantu
pemadam mengetahui bahwa masalahnya berasal dari sistem HVAC dan bahaya asli tidak
terjadi.
Bangunan tinggi mulai dibangun pada waktu awal berdirinya Amerika selama kebangkitan
industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat bangunan bertingkat 8.
Asch Building memiliki 10 tingkat.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dan uraian-uraian yang telah disampaikan, maka
adapaun rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah :
1. Bagaimana memahami struktur dan konstruksi bentang lebar
2. Bagaimana memahami struktur dan konstruksi bangunan tinggi
3. Apa-apa saja faktor yang harus dipenuhi dalam sebuah bangunan bentang lebar
4. Apa-apa saja faktor yang harus dipenuhi dalam sebuah bangunan tinggi
C. Manfaat
Adapun manfaat dari literatur ini adalah :
1. Untuk memahami tentang pengetahuan teknis struktur, bahan, dan konstruksi
bangunan bentang lebar
2. Untuk memahami tentang pengetahuan teknis, bahan, dan konstruksi bangunan
tinggi
3. Literatur ini dapat menjadi referensi di tahun kedepannya
D. Keluaran
-Studi literatur tentang bangunan bentang lebar dan bangunan tinggi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
c. Tinggi rangka Batang Penentuan tinggi optimum yang meminimumkan volume total
rangka batang umumnya dilakukan dengan proses optimasi. Proses optimasi ini
membuktikan bahwa rangka batang yang relative tinggi terhadap bentangnya merupakan
bentuk yang efisien dibandingkan dengan rangka batang yang relative tidak tinggi. Sudut-
sudut yang dibentuk oleh batang diagonal dengan garis horizontal pada umumnya berkisar
antara 300-600 dimana sudut 45° biasanya merupakan sudut ideal.
e. Rangka batang Bidan Dan Rangka Batang Ruang Rangka batang bidang memerlukan
material lebih sedikit daripada rangka batang tiga dimensi untuk fungsi yang sama.
Dengan demikian, apabila rangka batang digunakan sebagai elemen yang membentang
satu arah, sederetan rangka batang bidang akan lebih menguntungkan disbandingkan
dengan sederetan rangka batangruang (tiga dimensi). Sebaliknya, konfigurasi tiga dimensi
seringkali terbukti lebih efisien dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan
untuk membentuk system dua arah. Tangka batang tiga dimensi juga terbukti lebih efisien
bila dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan sebagai rangka berdiri bebas
(tanpa balok transversal yang menjadi penghubung antar rangka batang di tepi atas)
Struktur Kabel
Struktur kabel adalah sebuah system struktur yang bekerja
berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dan lain sebagainya yang menyanggah sebuah penutup
yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Prinsip
konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada
jembatan gantung dimana gaya-gaya tarik digunakan tali.
Contoh lainnya adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir
yang menempuh perjalanan jarak jauh lewat padang pasir.
Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan sebagai gantungan pada jembatan. Pada
taraf permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang,
ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat. Struktur kabel memiliki
karakteristik dasar structural dan perilaku struktur yang sama dengan struktur pelengkung.
Namun kedua jenis struktur itu berbeda dalam jenis struktur. Kabel yang mengalami beban
eksternal tentu akan mengalami deformasi yang bergantung pada besar dan lokasi beban
eksternal. Bentuk yang didapat khusus untuk beban itu ialah bentuk funicular (sebutan
funicular berasal dari bahasa Latin yang berartii “tali”). Hanya gaya tarik yang dapat timbul
pada kabel. Dengan membalik bentuk struktur yang diperoleh tadi, kita akan mendapat
struktur baru yang benar-benar analog dengan struktur kabel, hanya sekarang gaya yang
dialami adalah gaya tekan. Secara teoritis, bentuk yang terakhir ini dapat diperoleh dengan
menumpuk elemen-elemen yang dihubungkan secara tidak kaku (rantai tekan) dan struktur
yang diperoleh akan stabil. Akan tetapi, sedikit variasi pada beban akan berarti bahwa
strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular sehingga akan timbul momen lentur dan
gaya geser akibat beban yang baru ini. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan
pada struktur tersebut sebagai akibat dari hubungan antara elemen-elemen yang tidak kaku,
tidak dapat memikul momen lentur. Karena bentuk struktur tarik dan tekan yang disbeutkan
diatas mempunyai hubungan dengan tali tergantung yang dibebani, maka kedua jenis struktur
disebut sebagai struktur funicular.
Banyak bangunan yang menggunakan struktur
funicular, sebagai contoh jembatan gantung
yang semua ada di Cina, India, dan Amerika
Selatan adalah struktur funicular tarik. Ada
struktur jembatan kuno menggunakan tali, ada
juga yang menggunakan bamboo. Di Cina ada jembatan yang menggunakan rantai, yang
dibangun sekitar abad pertama SM. Struktur kabel juga banyak digunakan pada gedung,
misalnya struktur kabel yang menggunakan tali. Struktur ini dipakai sebagai atap amfiteater
Romawi yang dibangun sekitar tahun 70SM.
Sekalipun kabel telah lama digunakan, pengertian teoritisnya masih belum lama
dikembangkan. Di Eropa, jembatan gantung masih belum lama digunakan meskipun
structural rantai tergantung telah pernah dibangun di Alpen Swiss pada tahun 1218. Teori
mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1595, yaitu sejak Fausto
Veranzio menerbitkan gambar jembatan gantung. Selanjutnya pada tahun 1741 dibangun
jembatan rantai di Durham Country, Inggris. Jembatan ini mungkin merupakan jembatan
gantung pertama di Eropa.
Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di
Amerika, yaitu pada saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat
memikul beban lalu lintas. Findley membangun jembatannya untuk pertama kali pada tahun
1810 di Jacobs Creek, Uniontown, Pennsylvania dengan menggunakan rantai besi fleksibel.
Inovasi Findley bukanlah kabelnya, melainkan penggunaan dek jembatan yang diperkaku
yang pengkakuannya diperoleh dengan menggunakan rangka batang kayu. Penggunaan dek
kaku ini dapat mencegah kabel penumpuannya berubah bentuk sehingga bentuk permukaan
jalan juga tidak berubah. Dengan inovasi ini dimulailah penggunaan jembatan gantung
modern.
Inovasi Findley dilanjutkan oleh Thomas Telford di Inggris dengan mendesain
jembatan yang melintasi selat Menai di Wales (1818-1826). Louis Navier, ahli matematika
Prancis yang amat terkenal, membahas karya Findley dengan menulis buku mengenai
jembatan gantung, Rapport et Memoire sur les Ponts Suspends, yang diterbitkan pada tahun
1823. Navier dalam bukunya sangat menghargai karya Findley dalam hal pengenalan dek
jembatan kaku.
Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun,
misalnya Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunei) dan jembatan Brooklyn (oleh John
Roebling). Banyak pula jembatan modern yang dibangun setelah itu, misalnya yang
membentangi Selat Messina dengan bentang tengah sekitar 5000 ft (1525 m) dan jembatan
Verazano-Narrows yang bentang tengahnya 4260 ft (1300m). Penggunaan kabel pada gedung
tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada kebutuhan akan bentang yang sangat besar.
Meskipun James Bogardus telah memasukkan proposal kepada Crystal Palace pada New
York Exhibition pada tahun 1853, yang mengusulkan atap gedung berbentuk lingkaran dari
besi tuang berdiameter 700 ft (213m) digantung dari rantai yang memancar dan ditanam pada
menara pusat, struktur paviliyun pada pameran Nijny-Novgorod yang didesain oleh V.
Shookhov pada tahun 1896 dianggap sebagai awal mulanya aplikasi kabel pada gedung
modern. Struktur-struktur yang dibangun berikutnya adalah paviliyun lokomotif pada
Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging Pavilion yang dibangun di
Raleigh, North Carolina pada sekitar tahun 1950, sejak itu sangat banyak dibangun gedung
yang menggunakan struktur kabel.
Sistem Stabilisasi Beberapa system stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi
deformasi pada struktur kabel antara lain:
1) Peningkatan beban mati, stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat
yang memadai dan merupakan material yang homogeny sehingga diperoleh beban yang
terdistribusi merata.
2) Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch), stabilisasi dengan pengaku busur
atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel
sehingga kemudian menghasilkan suatu jarring-jaring (cable net structure)
3) Penggunaan batang-batang pembentang (spreader), stabilisasi ini menggunakan batang-
batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam
kabel.
4) Penambahan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage), system ini hanya berlaku bagi
kabel karena adanya gaya-gaya tarik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan
stabilisasi. Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5) Metoda prategang searah kabel (masted structure), ciri utamanya adalah tiang-tiang dan
kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada
keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.
Keuntungan dan kelemahan Struktur Kabel Keuntungan:
1) Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan
yang luas
2) Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3) Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua system lain
4) Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5) Memiliki factor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisional yang
sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan dibawah temperature tinggi. Kabel baja lebih
dapat menjaga konstruksi dari temperature tinggi dalam jangka waktu lebih panjang sehingga
mengurangi resiko kehancuran
6) Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri
pada kondisi keseimbangan yang baru tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7) Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Kelemahan:
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan
dengan sempurna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan
oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya
bangunan.
Struktur Membran
Membrane adalah suatu lembaran bahan tipis sekali dan hanya dapat menahan gaya tarik
murni. Soap film adalah membrane yang paling tipis, kira-kira 0,25mm yang dapat
membentang lebar. Suatu struktur membrane dapat bertahan dalam dua dimensi, tidak dapat
menerima tekan dan geser karena tipisnya terhadap bentangan yang besar. Beban-beban yang
dipikul mengakibatkan lendutan karena membrane adalah bidang dua dimensi dank arena
merupakan jala-jala yang saling membantu, maka bertambahlah kapasitasnya.
Ada dua karakter dasar dari kemampuan membrane. Tegangan membrane terdiri atas
tarik dan geser, yang selalu ada dalam permukaan bidang membrane dan tidak tegak lurus
diatas bidang itu. Aksi membrane pada dasarnya tergantung dari karakteristik bentuk
geometrinya, yaitu dari lengkungan dan miringnya bidang membrane. Walaupun membrane
tidak begitu stabil, dapat dicarikan jalan untuk dimanfaatkan sebagai struktur. Keuntungan
struktur ini ialah ringan, ekonomis, dan dapat membentang luas. Aksri struktur membrane
dapat ditingkatkan daya tariknya dengan tarikan sebelum pembebanan, sebagai contoh paying
dari kain.
Dengan mengadakan pratarik pada kain yang kemudian dikuncinya dnegan alat apitan,
rusuk-rusuk baja membuka dan mendukungnya dengan dibantu oleh batang-batang tekan
yang duduk pada tangkai payung. Kain tertarik dan memberi bentuk lengkungan yang cocok
untuk menahan beban. Membrane kain payung dapat menerima tekanan dari luar dan dalam.
Skelet dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain dan memperkuat seluruh permukaan
bidang terhadap tekanan angin.
Struktur pneumatic membrane dapat diberi prategang dengan tekanan dari sebelah dalam
apabila menutup suatu volume atau sejumlah volume yang terpecah-pecah. Dengan cara ini
tersusunlah struktur pneumatic. Membrane mudah menjadi bengkok dan dapat mudah ditekan
oleh gas atau udara. Dalam teori, membrane tanpa prategang dapat membentangi ruangan
yang besar sekali dengan tekanan udara yang mengimbangi beratnya sendiri dari membrane
yang mengembang. Dalam praktek, membrane perlu diberi prategang supaya menjadi stabil
terhadap pembebanan yang tak simetris dan yang dinamis.
Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan oleh 2 faktor. Kesatu, tekanan pada tiap titik
dari membrane yang menyebabkan tegangan tarik harus cukup untuk menahan semua kondisi
pembebanan dan untuk menjaga agar tidak terdapat tegangan tekan pada membrane. Kedua,
tegangan membrane pada setiap titik dengan kondisi pembebanan harus lebih kecil daripada
tegangan yang diperkenankan pada bahan. Bentuk struktur pneumatic adalah karakteristik
merupakan lengkungan dua arah dari lengkungan sinplastik. Bentuk dengan lengkungan
searah dan lingkungan anti klasik tidak mungkin digunakan. Lengkungan kubah adalah
bentuk yang cocok untuk struktur membrane pneumatic, karena dapat menutup ruangan dan
dapat ditekan oleh udara yang besarnya atau kecepatannya sama kesemua arah. Tegangan
membrane dalam bola atau dalam kubah tergantung pada tekanan udara dari dalam dan garis
radius, yakni 0 = ½ pr (p= tekanan udara; r= radius kubah)
Struktur Cangkang
Cangkang adalah bentuk
struktur berdimensi tiga yang kaku
dan tipis serta mempunyai
permukaan lengkung. Permukaan
cangkang dapat mempunyai bentuk
sembarang. Bentuk yang umum
adalah permukaan yang berasal
dari: 1. Kurva yang diputar
terhadap 1 sumbu (misalnya
permukaan bola, elips, kerucut, dan parabola) 2. Permukaan translasional yang dibentuk
dengan menggeserkan kurva bidang di atas kurva bidang lainnya (misalnya permukaan bola
eliptik dan silindris) 3. Permukaan yang dibentuk dengan menggeserkan 2 ujung segmen
pada 2 kurva bidang (misalnya permukaan bentuk hiperbolik parabolid dan konoid) 4. Dan
berbagai bentuk yang merupakan kombinasi dari yang sudah disebutkan diatas.
Bentuk cangkan tidak harus selalu memenuhi persamaan matematis sederhana. Segala
bentuk cangkang mungkin saja digunakan untu suatu struktur. Bagaimanapun, tinjauan
konstruksional mungkin akan membatasi hal ini. Bebanbeban bekerja pada cangkang
diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekanan pada arah dalan
bidang (in-plane) permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak
adanya tahan momen yang berarti struktur cangkang tipis khususnya cocok digunakan untuk
memikul beban merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban
terpusat. Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada tumpuannya.
Sebagai akibat cara elemen struktur ini memikul beban dalam bidang (terutama
dengan cara tarik dan tekan), struktur cangkang dapat sangat tipis dan mempunyai bentang
yang relative besar. Perbandingan bentang tebal sebesar 400-500 saja digunakan (misalnya
tebal 3 in atau 8 cm mungkin saja digunakan untuk kubah yang berbentang 100 sampai 125 ft
atau 30 sampai 38m). cangkang setipis ini menggunakan material yang relative baru
dikembangkan, misalnya beton bertulang yang didesain khusus untuk membuat permukaan
cangkang. Bentuk-bentuk 3 dimensional lain, misalnya kubah pasangan (bata), mempunyai
ketebalan lebih besar, dan tidak dapat dikelompokkan struktur yang hanya memikul tegangan
dalam bidang karena pada struktur tebal seperti ini momen lentur sudah mulai dominan.
Bentuk 3 dimensional juga dibuat dari batang-batang kaku dan pendek. Struktur
seperti ini pada hakikatnya adalah struktur cangkang karena perilaku strukturalnya dapat
dikatakan sama dengan permukaan cangkang menerus, hanya saja tegangannya tidak lagi
menerus seperti pada permukaan cangkang, tetapi terpusat pada setiap batang. Struktur
demikian baru pertama kali digunakan pada awal abad XIX. Kubah schewedler, yang terdiri
atas jaring-jaring batang bersendi tak teratur, misalnya diperkenalkan pertama kali oleh
Schewedler di Berlin pada tahun 1863, pada saat ini mendesain kubah dengan bentang 132 ft
(48m). struktur baru lainnya adalah menggunakan batang-batang yang diletakkan pada kurva
yang dibentuk oleh garis membujur dan melintang dari suatu permukaan putar. Banyak kubah
besar didunia ini yang menggunakan cara demikian.
Untuk menghindari kesulitan konstruksi yang ditimbulkan dari penggunaan
batangbatang yang berbeda dalam membentuk permukaan cangkang, kita dapat
menggunakan cara-cara lain yang menggunakan batang-batang yang panjangnya sama. Salah
satu diantaranya adalah kubah geodesic yang diperkenalkan oleh Buckminster Fuller. Karena
permukaan bola tidak dapat dibuat, maka banyaknya pola berulang identic yang akan dipakai
untuk membuat bagian dari permukaan bola itu akan terbatas. Icosohedron bola, misalnya
terdiri atas 20 segitiga yang dibentuk dengan menghubungkan lingkaran-lingkaran besar yang
mengelilingi bola. Tinjauan geometris demikian inilah yang digunakanoleh Fuller. Kita harus
berhatihati dalam menggunakan cara seperti ini karena sifat strukturnya dapat
membingungkan. Keuntungan structural yang didapat tidak selalu lebih besar daripada
bentuk kubah lainnya.
Bentuk-bentuk lain yang bukan merupakan permukaan putaran juga dapat dibuat
dengan menggunakan elemen-elemen batang. Beberapa diantaranya adalah atap barrel ber-rib
dan atap Lamella yang terbuat dari grid miring seperti pelengkung yang membentuk elemen-
elemen diskrit. Bentuk yang disebut terakhir ini yang terbuat dari material kayu sangat
banyak dijumpai, tetapi baja maupun beton bertulang juga dapat digunakan. Dengan system
Lamella, kita dapat mempunyai bentangan yang sangat besar.
Bulk Active Structure
a. Beam system Pengertian Secara sederhana, balok sebagai elemen lentur digunakan sebagai
elemen penting dalam struktur konstruksi. Balok mempunyai karakteristik internal yang lebih
rumit dalam memikul beban dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya. Balok
menerus dengan lebih dari dua titik tumpuan dan lebih dari satu tumpuan jepit merupakan
struktur statis tak tentu. Struktur statis tak tentu adalah struktur yang reaksi, gaya geser, dan
momen lenturnya tidak dapat ditentukan secara langsung dengan menggunakan persamaan
keseimbangan dasar. Balok statis tak tentu sering juga digunakan dalam praktek, karena
struktur ini lebih kaku untuk suatu kondisi bentang dan beban dari pada struktur statis
tertentu. Jadi ukurannya bisa lebih kecil.
Prinsip dasar
Struktur bangunan berwarna putih pada gambar di atas adalah gedung 3 lantai yang akan
dilindungi Steel Brached Frame dari bahaya gempa.
Warna merah adalah rangka baja utama dari Steel Brached Frame Gambar 1.19 System
kerja frame struktur Sumber : http://sanggapramana.wordpress.com/2010/ -
Warna hijau adalah pondasi baja untuk mendukung rangka baja Steel Brached Fram.
Warna kuning adalah fuses (sekering) yang berfungsi untuk melenturkan, membuang
induksi energi dari gempa, dan memperkecil kerusakan, serta membatasi kerusakan bangunan
hanya pada area tertentu.
Kabel berwarna putih yang berada di depan dan di belakang fuses (sekering) adalah
tendon (urat baja) yang terdiri dari kawat-kawat baja pilinan. Tendon ini didesain elastis
ketika gedung sedang digoncang gempa. Namun ketika goncangan berakhir, tendon yang
terbuat dari material baja berkekuatan tinggi akan menyesuaikan pada panjang semula dan
menarik gedung pada posisi semula.
Kelemahan
1. Jarak antar kolom mempunyai batas maksimum yang
relative kecil
2. Jarak antar kolom yang jauh akan mempengaruhi
dimensi dari balok mendatar yang akan membesar dan akan
menjadi tidak ekonomis.
Keunggulan
1. Penyaluran beban lebih praktis dari struktur lain
2. Bisa menahan beban berat dari atas
c. Rangka dengan grid sempit
Pengertian Grid yang sempit berasal dari hukum statika dan lebih banyak dari fungsi
perencanaan. Dinding luar yang dipecah menjadi beberapa jendela, balok dan kolom, berarti
bahwa pembatas ruang (partitions) yang melintang hanya dapat ditempatkan pada kolom.
Semakin sempit jarak kolom, maka semakin banyak jumlah kemungkinan penempatan
dinding penyekat atau batas ruang, semakin fleksibel perencanaannya dan semakin efisien
penggunaan ruang.
Grid berarti kisi - kisi yg bersilangan tegak lurus satu sama lain dan dalam arsitektur
merupakan cara untuk mencapai keteraturan saja dan tidak lebih. Kita mengenal dua tipe
skeleton, yaitu Grid-sempit dan Grid-lebar yg pada dasarnya disebabkan karena kebutuhan
jarak yg tidak sama, yg pertama kebutuhan terhadap lebarnya jarak tiang (arah memanjang
bangunan) yg lain terhadap rapatnya tiang.
Prinsip kerja
Grid yg sempit berasal sedikit dari hukum statika dan lebih banyak dari fungsi perencanaan.
Dinding luar yg dipecah menjadi beberapa jendela, balok dan kolom, berati bahwa pembatas
ruang (partitions) yang melintang hanya dapat ditempatkan pada kolom. Hal ini dirancang
apabila ruangruang dgn dinding penyekat diperlukan. Apabila tidak, dan daerah terbuka yg
luas dikehendaki, alasan tersebut diatas tidak terpakai. Ada banyak usaha untuk
mengharmoniskan jarak kolom Grid-sempit dgn dimensi perencanaan perabot kantor yg telah
menghasilkan bagi kita berbagai macam modul dengan variasinya secara kasar, yaitu antara
90 cm - 350 cm. semua modul ini mempunyai keuntugan dan kerugiannya.
Kelemahan
Pembatas ruang yang melintang dibatasi oleh kolom
Keunggulan
Semakin sempit jarak kolom, maka semakin banyak jumlah penempatan dinding penyekat,
semakin fleksibel perencanaannya dan semakin efisien penggunaan ruang
Kelemahan
Kekakuan bangunan ditentukan oleh hubungan (joint) antara kolom dan balok bersama-sama
pada seluruh bangunan.
Keunggulan
Semua gaya yg terjadi karena gaya berat disalurkan melalui kolom-kolom structural langsung
ke pondasi dalam tanah, tanpa melalui batang atau balok lain.
Kelemahan
1. Perhitungan lebih rumit
2. Perakitan lebih lama dan mahal
Keunggulan
1. Tidak ada pembalokkan
2. Penyaluran gaya melalui batang-batang
3. Konstruksi lebih ringan
4. Membentuk segitiga, merupakan bentuk yang stabil
5. Pengulangan bentuk
7. Folded plate penyangga tepi (edge supported folded plate) Pada struktur ini, plat tepi
dapat dikurangi dan struktur atap dapat dibuat terlihat sangat tipis jika plat tepi ditopang
oleh rangkaian kolom.
8. Folded plate truss Terdapat ikatan horizontal melintang di sisi lebar hanya di tepi
bangunan. Hal ini memungkinkan folded plate digunakan pada bentang lebar dengan
pertimbangan struktural yang matang
9. Rangka kaku folded plate Sebuah lengkung dengan segmen lurus biasanya disebut
rangka kaku. Struktur ini tidak efisien untuk bentuk kurva lengkung karena momen tekuk
lebih besar.
Kelemahan dan keunggulan Keuntungan dan kerugian dari bentuk konstruksi lipatan
adalah sebagai berikut :
segi konstruksinya adalah sebagai bidang vertical, yang dapat menggantikan kolom-
kolom dan sekaligus menjadi bearing wall. Sebagai bidang horizontal dapat
menggantikan balok-balok. Batangan dapat dicapai lebih besar (dengan perbandingan
tertentu antara bentangan dan tinggi lipatan).
Rotational shell system Pengertian Rotational shell system adalah bidang yang diperoleh
bilamana suatu garis lengkung yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan
permukaan rotational dapat dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface,
Parabolic Surface.
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu sendiri,
sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien.
Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi sebuah struktur inti.
Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya.
sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu dengan yang
lainnya.
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang
mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.
Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan sehingga meniadakan
aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai“cap trussing”.
Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk
memungkinkan ruang fleksibeldi dalam dan di atas rangka.
Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan
penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai.
Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku
demikian berakibat ayunan (drift)lateral yang besar sehingga pada bangunan dengan ketinggian
tertentu.
Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung terpisah yang
membantuk tabung multi-use.
C. Sistem Fondasi Bangunan Bentang Lebar dan Bangunan Tinggi
Pondasi Rakit/Raft/MAT Pondation, pondasi jenis ini merupakan jenis pondasi
dangkal yang dibuat menyerupai plat beton bertulang dengan tebal berkisar antara ± 50-
200cm di bawah struktur gedung menyerupai rakit yang berfungsi dalam meneruskan
beban kolom sacara merata dan seragam di
bagian dasar permukaan struktur bangunan.
Pondasi jenis ini biasanya dipilih jika kapasitas
daya dukung suatu tanah rendah. Pondasi rakit
sendiri dapat mereduksi penurunan yang tidak
seragam (Non uniform settlement) dan juga
dalam pelaksanaannya dapat mengurangi
kebisingan dan getaran dibanding dengan
menggunakan pondasi dalam tipe pancang.
Pondasi rakit selain berfungsi untuk bangunan
gedung juga dapat dibuat untuk konstruksi
dengan beban merata seperti struktur tangki,
mesin atau silo.
Pondasi Menengah
Pondasi menegah marupakan jenis pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
dalam dimana kisaran kedalamannya antara ± 4-10m di bawah permukaan tanah. Pondasi
menengah bisanya dibuat untuk jenis konstruksi dengan beban sedang sampai besar misalnya
untuk struktur bangunan gedung bertingkat. Namun hal ini sekali lagi tergantung dari
karakteristik daya dukung tanah di mana bangunan itu didirikan, dimana jika dari hasil
investigasi soil menunjukan nilai kapsitas daya dukung tanah yang baik pada kedalaman
antara 4-10 m hal ini sangat memungkinkan dalam pemilihan jenis pondasi menengah. Jenis
pondasi menengah antara lain:
Pondasi Sumuran/Strauss Pile, pondasi jenis ini merupakan jenis pondasi menengah yang
berbentuk menyerupai sumur/caisson dimana dalam prosesnya dilakukan dengan melakukan
pengeboran titik pondasi dengan kedalaman tertentu kemudian dimasukkan ring caisson
segmen ke dalamnya sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan dilanjutkan dengan
membuat tulangan stek untuk sambungan kolom dan dimasukkan ke dalam lubang sumuran
kemudian terakhir adalah proses pengecoran dengan batu belah dan beton cycloop ke dalam
lubang sumuran. Pondasi sumuran umumnya berdiameter antara 50-100cm sesuai dengan
desain rencana.
Pondasi Dalam
Pondasi dalam merupakan pondasi yang digunakan untuk jenis bangunan dengan beban
yang cukup besar khusunya untuk struktur bangunan dengan massa dan beban rencana yang
relatif besar misalnya untuk gedung bertingkat/high rise building, bangunan bentang lebar,
jembatan, bendungan, dermaga, pabrik dsb. Pondasi dalam biasanya memiliki kedalaman
yang relatif dalam sampai mencapai tanah keras bed rock soil dengan nilai N- SPT > 50
atau CPT> 150 Kg/cm2. Pondasi dalam pada dasarnya memiliki daya dukung berupa daya
dukung ujung (PointBearing) yang terletak pada ujung pondasi tiang dan daya dukung kulit
(Friction/Skin Bearing) terhadap tanah sepanjang selimut pondasi pile. Adapun jenis-jenis
pondasi dalam akan diuraikan di bawah ini, antara lain:
Pondasi Bor/Bored Pile, pondasi ini merupakan jenis pondasi dalam yang berbentuk
tabung/silinder dengan panjang yang bervariasi (10-20)m sampai tanah keras dengan
diameter antara 20cm, 30cm, 40cm, 50cm dan 60cm, dimana dalam pelaksanaannya dibuat
dengan metode pengeboran titik pondasi sampai kedalaman yang direncanakan, Adapun
urutan pelaksanaannya natara lain:
Mempersiapkan area kerja dengan koordinat titik pondasi yang akan dibor.
Melakukan proses pengeboran titik pondasi. Biasanya pengeboran dilakukan dengan
mesin bor auger wash bored crane (jika jenis tanah jenuh air) dengan terlebih dahiulu
memasangan pipa casing temporary pada ujung atas lubang pengeboran. Pergerakan mesin
bor crane sebaiknya ke belakang (mundur).
Membuang tanah sisa pengeboran keluar dari lubang secraa perlahan-lahan dengan
menggunakan bucket.
Selama lubang pengeboran dilakukan sampai selesai maka proses selanjutnya yaitu
perakitan tulangan pondasi. Umumnya tulangan pondasi bor dibuat dengan model
spriral/spiral bar dan berdiameter sesuai dengan perencanaan.
Memasukkan mortar bentonite slurry (Permeabilitas rendah) ke dalam lubang pondasi
pada kedalaman rencana agar lubang pondasi tidak mengalami keruntuhan terlebih jika jenis
tanah mengalami kondisi jenuh air.
Setelah proses perakitan tulangan selesai maka rangkaina tulangan pile dimasukkan
ke dalam lubang sampai kedalaman tertentu kemudian dilakukan pengecoran dengan
menggunakan pipa tremi untuk mendistibusikan campuran beton segar/ready mix ke dalam
lubang pondasi.
Pondasi Frangki/Frangki Pile, pondasi jenis frangki merupakan jenis pondasi dengan
menggunakan metode tumbukan dengan menggunakan pipa baja dan pengecoran. Pada
dasarnya pondasi frangki merupakan jenis pondasi dalam yang metode kerjanya cukup unik
karena menggunakan metode pukulan hammer pada dalam pile untuk memadatkan plug
sampai membentuk tonjolan besar pada dasar pile dan dilanjutkan dengan proses pengecoran
pile. Franki pertama kali dikembangkan oleh seorang insinyur dari Belgia yang
bernama Edgard Frankignoul pada tahun 1909. Sejak saat itu penggunaan tiang pancang
Franki semakin berkembang hingga sekarang. Adapun prosedur pelaksanaannya antara lain:
Temporary casing ditancapkan pada posisi titik tiang, kemudian diisi adukan beton
kering secukupnya sebagai sumbat (plug).
Kemudian plug dipukul/ditumbuk dengan mesin hammer sehingga plug akan
menurun bersamaan dengan pipa casing.
Sampai mencapai kedalaman yang dikehendaki, casing ditahan dan plug ditumbuk
sampai keluar dari pipa casing dan membentuk tonjolan yang membesar pada dasar pondasi.
Hal ini akan menjadi daya dukung ujung/point bearing pada jenis pondasi franki.
Proses selanjutnya yaitu perakitan tulangan pondasi. Umumnya tulangan pondasi bor
dibuat dengan model spriral/spiral bar dan berdiameter sesuai dengan perencanaan.
Setelah proses perakitan tulangan selesai maka rangkaian tulangan pile dimasukkan
ke dalam lubang sampai kedalaman tertentu kemudian dilakukan pengecoran dengan
menggunakan pipa tremi untuk mendistribusikan campuran beton segar/ready mix ke dalam
lubang pondasi kemudian pipa baja temporary bersamaan diangkat secara perlahan-lahan ke
atas sampai pengecoran selesai dilakukan dan siap dihubungkan dengan pile cap.
Pondasi Hammer Pile, pondasi jenis ini merupakan pondasi dalam yang dalam aplikasi
pelaksanaannya menggunakan metode mesin hammer secara mekanik untuk memukul dan
mendorong pile ke dalam tanah sampai elevasi yang direncanakan.
Pondasi hammer pile umumnya terbuat dari beton precash prategang/prestrees
concrete yang terfabrikasi/modular, pipa baja atau profil baja dimana bentuk penampang pile
ada yang berbentuk lingkaran/spun pile, segi empar/regtangle pile atau mini pile, dan
segitiga/triagle pile. Mesin pemacang yang biasanya digunakan berupa hammer di
esel driving pile, hydraulic hammer drving pile atau dengan sistem tekan/drop
yaitu Hydraulic Static Pile Driving (HSPD). Urutan pelaksanaan nya lebih sederhana
dibandingkan jenis pondasibored pile yaitu dengan melakukan proses mobilisasi precash
pile ke lokasi proyek kemudian setelah lokasi titik koordinat pile ditentukan maka dilakukan
tahap pemancangan pada titik pile yang direncanakan sampai kedalaman yang ditentukan.
Tetapi kelemahan dari pondasi hammer pile yaitu menimbulkan kebisingan dan getaran bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek dan berpotensi menimbulkan retak dan patah pada pile
sewaktu pemancangan berlangsung. Tetapi sekarang ini telah banyak metode pengetesan
kualitas pile antara lain dengan menggunakan metode kalendering (konvensional) atau Pile
Driving Analysis (PVD) untuk mengetahui daya dukung axial tiap pile serta metode Pile
Integrity Test (PIT) dan Sonic Loaging yang berfungsi untuk mengetahui tingkat keutuhan
suatu pile baik dari parameter luasan maupun volume suatu pile sehingga dapat secara dini
mendeteksi tingkat kerusakan pada pile (retak atau patah) dan dapat dilakukan tindakan
perbaikan secara dini sebelum bangunan atas/upper structures di laksanakan.
Dari berbagai jenis kategori pondasi yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa
pemilihan jenis pondasi pada bangunan sangat ditentukan dari jenis fungsi bangunan itu
sendiri serta karakteristik dari lapisan tanah dimana bangunan itu akan didirikan. Oleh karena
itu seorang insinyur perencana harus dengan cermat dan teliti menganalisis dalam pemilihan
jenis pondasi pada suatu struktur bangunan yang hendak direncanakan dikarenakan pondasi
merupakan salah satu unit struktur yang bersifat vital dalam meneruskan beban-beban yang
akan bekerja di atasnya.
BAB 3
ISI
3) Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan
pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
5) Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan
10 cm.
8) Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.
Metode Pelaksanaan :
1) Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk
daerah stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.
2) Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan
debu. 3) Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent
pada pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement.
Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru.
KOLOM
Dengan mengetahui secara detail kondisi
lapangan maka pihak kontraktor akan mampu
melangkah lebih jauh dalam upaya optimasi dengan
inovasi metode dan sistem konstruksi yang
memungkinkan diterapkan di sini, Sebagai contoh,
misalnya; dalam penerapan sistem pracetak untuk
konstruksi beton yang diperlukan baik di dalam
maupun di luar stadion. Semula kalau dibuat
dengan kolom beton akan memiliki dimensi 1m x
2,5m yang dinilai terlalu boros. Untuk efisiensi pelaksanaan maka konstruksinya diganti
dengan baja yang dibalut dengan cladding dari aluminium composite panel (ACP), dengan
performance lebih mewah. Dijelaskan ada beberapa konstruksi struktur stadion yang
mengalami revisi desain, seperti pada bagian konstruksi listplank luar atap stadion. Semula
akan dibuat dengan cor beton keliling atap stadion, namun hal ini tidak mudah dikerjakan
karena harus memasang scaffolding setinggi belasan meter mengelilingi stadion. Dengan
pertimbangan teknis dan efisiensi lalu konstruksi listplank diganti dengan sistem pracetak
berupa GRC.
BALOK
Penggantian listplank dari beton menjadi GRC sangat efektif karena bukan hanya
mudah dikerjakan juga lebih cepat dan relatif lebih hemat. GRC ini lalu di finish dengan cat
khusus yang tahan terhadap cuaca, sehingga lebih awet ketahanan warnanya. Di bagian lain
ditempuh juga inovasi dengan mengubah sistem konstruksi dari cor di tempat menjadi sistem
pracetak terutama pada bagian tribun. Di bagian ini, ujar Nanang, sistem pracetaknya dibuat
mock up di halaman stadion untuk memberi contoh dari PP yang pernah membuat tribun
dengan sistem pracetak di stadion Samarinda. Konstruksi tribun untuk stadion Riau dibuat
dengan panjang bervariasi yang semula hanya 3 m menjadi 6 sampai 8 m dan diprestress
sehingga bentuknya lebih langsing. Dengan sistem pracetak prategang ini, maka bisa
dikurangi jumlah balok dari 4 buah menjadi 2 buah. Dengan demikian, bisa lebih hemat dan
cepat. Secara konstruksi perubahan bentuk tribun konvensional dengan sistem pracetak
prategang memiliki kekuatan sama, namun secara biaya bisa jika semula harus dibuat dengan
sistem konvensional harus membuat balok sedikitnya 6000 buah balok dihemat menjadi
hanya 4.000 buah balok untuk konstruksi tribun. Dengan begitu, secara waktu mulai dari
produksi hingga pemasangan di lapangan lebih cepat.
ATAP
Struktur atap Stadion Utama Riau merupakan sebuah struktur atap bentang lebar yang
dalam perencanaannya didesain sebagai atap lengkung yang memiliki nilai artistik tinggi
dengan konstruksi berupa sistem rangka baja yang dibuat melengkung. Struktur utama pada
rangka struktur atap stadion ini menggunakan sistem rangka batang bidang (Plane truss)
dengan bentang struktur mencapai hingga 45 meter.
Rangka batang bidang merupakan susunan elemenelemen linear yang membentuk segitiga
atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal
(Ariestadi,2008). Penggunaan baja dengan sistem struktur ini pada bentang panjang yang
berdiri bebas tanpa penumpu memang menghasilkan penggunaan material yang lebih sedikit
namun juga menghasilkan profil yang lebih besar dan berat hingga akan sangat berpengaruh
pada perencanaan struktur dibawahnya dan tentunya juga proses mobilisasi. Namun jika
diperhatikan lebih jauh, penggunaan sistem rangka bidang (Plane truss) sebagai penyusun
struktur utama dengan rangka ujung berdiri bebas terlihat jarang dipergunakan pada struktur
stadion, hampir seluruh bangunan Stadion dengan struktur atap bentang lebar, Bahkan untuk
struktur rangka atap stadion lain yang terdekat dengan stadion utama Riau seperti stadion
renang Rumbai Sport Centre, Stadion Gelanggang Remaja dan Stadion anggar yang berada di
Universitas Lancang Kuning di Rumbai juga menggunakan sistem Rangka ruang (Space
truss).
Struktur rangka ruang adalah komposisi dari batang-batang yang masing-masing berdiri
sendiri, memikul gaya tekan atau gaya tarik yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan
sistem tiga dimensi atau ruang (macdonald,2002).
B. Konstruksi Bangunan Tinggi
Tinggi: 120 m
Mulai dibangun: 1963
Lantai: 43
Dibuka: 1966
Perusahaan arsitektur: Skidmore, Owings and Merrill
Lokasi: 260 E. Chestnut Street; Chicago, Illinois
Pondasi
Pondasi yang digunakan pada bangunan Dewitt
Chesnut Apartement di Chichago adalah Jenis
pondasi rakit. pondasi rakit karena paling dapat
mencapai kesatuan. Walaupun demikian bukan
berarti pondasi yang lain tidak boleh digabungkan
sebagai tambahannya. Pada pondasi rakit sangat
menguntungkan bila ruang rakitnya dimanfaatkan
untuk basement.
Kolom dan Dinding
Kolom bentuk profilnya perlu dipilih yang mudah dijajarkan. Jarak antar kolom dan
dimensinya adalah fungsi dari ketinggian bangunan. Jarak kolom antara 1,2 s/d 3 meter
panjang. (Sebagai gambaran: bangunan Apartemen De Witt Chestnut di Chicago tinggi 43
lantai jarak as kolom ke-kolom 1,65 meter. - Dinding luar sistem struktur tube in tube adalah
deretan kolom exterior yang rapat dan membentuk bidang datar, sehingga celah-celah kolom
merupakan lubanglubang teratur untuk jendela. Dinding dalam dapat berupa kolom-kolom
yang rapat, dapat merupakan dinding masif atau merupakan kolom sebagai rangka dari
dinding pengisi yang tipis.
Balok spandrel adalah balok yang mengikat semua kolom dan merupakan pengikat
bangunan secara keseluruhan, inilah yang menjadikan kehomogenan seluruh struktur. Selain
mengikat kolom juga sebagai tempat bertumpunya pelat pelat lantai.
- Atap bangunan strukturnya dapat disamakan dengan struktur lantai bangunan untuk
kemudahannya
Sistem Struktur
Kekakuan sistem tabung kosong sangat ditingkatkan apabila digunakan inti tidak hanya untuk
menahan beban gravitasi, tetapi juga untuk menahan beban lateral. Struktur lantai mengikat
tabung interior bersama eksterior dan berlaku sebagai satu kesatuan terhadap gaya gaya
lateral.
Reaksi suatu sistem tabung dalam tabung (Tube in Tube) terhadap angin menyerupai struktur
rangka dengan dinding geser. Akan tetapi, tabung rangka eksterior lebih kaku dari pada
tabung interior. Bangunan ’Tube in Tube’ strukturnya terdiri dari penggabungan
komponenkomponen struktur yaitu: pondasi, basemen, kolom, balok spanderel, lantai (dan
balok), serta core
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Pembebanan pada struktur bangunan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam
perencanaan sebuah gedung. Kesalahan dalam perencanaan beban atau penerapan beban pada
perhitungan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal pada hasil desain bangunan tersebut.
Untuk itu sangat penting bagi kita untuk merencanakan pembebanan pada struktur bangunan
dengan sangat teliti agar bangunan yang didesain tersebut nantinya akan aman pada saat
dibangun dan digunakan.
Bangunan tinggi berbeda dengan bangunan bertingkat."Bangunan tinggi adalah bangunan
yang mempunyai struktur tinggi."bangunan tinggi merupakan bangunan yang tingginya
kurang lebih 100m. "bangunan tinggi jauh lebih berisiko dibandingkan dengan jenis
bangunan lainnya. Oleh karena itu di butuhkan perencanaan yang matang dalam
pembangunannya. struktur bangunan tinggi biasanya dilengkapi dengan plumbing,
telekomunikasi,transportasi, pemadam kebakaran, penangkal petir, sistem pembuanagan
sampah, saluran air hujan serta sirkulasi udara bangunan dewitt chestnut Apartement
merupakan contoh bangunan yang cukup dibilang telah memenuhi standar,dari hasil analisis,
membuktikan bahwa bangunan ini memiliki perencanaan yang sangat matang, sehingga
bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang.
Bangunan Bentang Lebar merupakan bangunan dimana jarak antar satu ke kolom yang
lainnya itu berjarak cukup jauh. Untuk sekarang ini umumnya bangunan bentang lebah
dikatakan apabila sudah dapat 20 meter. Salah satu contoh bangunan bentang lebar lebar
adalah stadion sepakbola. Stadion utama riau merupkan contoh yang cukup baik dalam
perencanaan dan konstruksinya. Menggunakan jenis pondasi yang tepat, Pembalokan dan
kolom menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan dalam proses konstruksinya. Dan tak
kalah penting adalah bagian atap dari stadion utama riau. Atap dari stadion utama riau
menjadi focal point yang penting, apabila bangunan tersebut adalah bangunan bentang lebar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_tinggi
file:///C:/Users/A%20C%20E%20R/Downloads/dlscrib.com_pengantar-struktur-bentang-lebar.pdf
Sumber: Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 181-193.
://www.scribd.com/document/372080243/Struktur-Bangunan-Tinggi-Dan-Bentang-Lebar
https://edoc.site/sistem-struktur-tube-in-tube-pdf-free.html