Undang – undang Nomor 9 tahun 1995 : dimana usaha kecil sebagai bagian
integrasi dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang mepunyai
kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur
perekonomian nasional yang makin seimbang yang berdasarkan demokrasi
ekonomi.
Pada tingkat tingkat propinsi Jawa Barat pengembangan usaha kecil lebih
dikembangkan pada pembangunan industri yang berakar pada struktur masyarakat
atau disebut dengan home industry, selaras dengan visi UKM dimana ”
manjadikan UKM yang lebih maju, mandiri, berperan sebagai tulang punggung
ekonomi nasional yang berbasis ekonomi kerakyatan”. Serta Misi yang diemban
yaitu “ pemantapan pembinaan UKM yang berdaya saing tinggi melalui berbagai
upaya guna mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh berbasis ekonomi
kerakyatan. Maksud dari usaha kecil menengah berdaya saing tinggi: adalah UKM
yang mampu menghasilkan produk yang berkualitas,harga bersaing dan waktu
pengiriman yang tepat, yang didukung oleh SDM yang tangguh dan pemanfaatan
teknologi tepat guna dengan melibatkan masyarakat sebagai tenaga kerja yang
memanfaatkan bahan baku lokal (sumber : Profil Industri kecil menengah
KOPERINDAG)
Di Rajapolah sendiri terdapat tiga toko unggulan yang telah tembus pasar export
diantaranya Agisa kitri Art Shop, Mitra Usaha dan Jamal Handy Craft kerajinan
rajapolah sendiri mulai dilirik oleh turis-turis manca negara. Untuk memasarkan
produk tersebut Rajapolah sendiri dicanangkan sebagai pusat pemasaran kerajinan
rakyat Tasikmalaya Oleh Bupati Taasikmalaya pada Tahun 1998.,
Tetapi disini fluktuasi dalam bidang pemasaran kurang begitu efektif dikarenakan
berbagai permasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Masalah pembenahan tempat sebagai daya tarik kurang begitu
diperhatikan dalam hal ini sekitar sentra kerajinan Rajapolah.
2. Kurangnya promosi secara terpadu. Baik dari pihak pengrajin ataupun dari
pihak pemerintah daerah yang bersangkutan
3. koordinasi dalam hal promosi antar komunitas para pengrajin kurang
begitu kuat.
Kelemahan (Weakness)
Tingkat pendidikan rendah mengakibatkan pengetahuan tentang
pemasaran dan desain (apresiasi) rendah;
Diversifikasi dan inovasi produk rendah
Masih bersifat industri rumah, belum menuju arah disiplin industri
Budaya meniru (plagiat) produk di antara perajin yang masih ditolerir
Tidak berfungsinya koperasi
Sistem peminjaman modal yang rumit dan bunga tinggi
Mahalnya biaya penelitian dan pengembangan bagi perajin kecil
Penghasilan perajin tidak sebanding dengan pedagang
Sifat bahan yang rentan terhadap jamur dan perusakan serangga
Sifat bahan yang lemah untuk konstruksi dasar produk, perlu bantuan
bahan lain seperti karton, kain, dan lain-lain.
Ancaman (Threat)
Siklus kerja perajin yang merangkap sebagai petani mengakibatkan
terhambatnya proses produksi pada masa tanam dan musim kering;
Berkembangnya mutu produk berbahan anyaman pandan dari negara lain
seperti Vietnam, Malaysia, Fillipina dan Amerika latin;
Budaya plagiat mengakibatkan life cycle produk pendek;
Sifat bahan tidak sekuat bahan komposit seperti plastik dan logam, bahkan
dengan bahan kulit yang mengakibatkan penurunan nilai pada faktor
kekuatan;
Sifat bahan yang dalam pengerjaannya tidak dapat digantikan dengan
mesin untuk mengejar jumlah produksi yang besar.
Sentra anyaman Rajapolah: Kios tambah banyak omzet kian menciut (2)
Karena itu, tak perlu heran, kalau sentra ini berkembang pesat. Hingga kini
setidaknya tercatat ada 50 kios yang berdagang kerajinan anyaman. Padahal pada
2006 lalu, jumlah kios yang ada di sentra ini hanya sebanyak 20 kios.
Tini Wantini, pemilik Jelita Art yang sudah berjualan sejak 20 tahun lalu,
mengungkapkan, pertumbuhan jumlah kios itu lebih cepat dari pertumbuhan
jumlah pembeli. "Masalah ini berpengaruh pada penjualan kami," keluh Tini yang
mempekerjakan 15 orang pekerja itu.
Tini sudah merasakan ketatnya persaingan itu. Dia menggambarkan, pada 2006,
tokonya masih mampu menghasilkan omzet hingga Rp 30 juta per bulan. Kini,
omzet itu terpangkas hingga tinggal sepertiga atau hanya meraup omzet Rp 10
juta saja. "Tren penurunan sudah terjadi sejak lima tahun terakhir," ungkap Tini.
Melorotnya omzet itu jelas memaksa Tini untuk mengurangi jumlah pembelian
kerajinan dari perajin atau pengumpul.
Penurunan omzet juga dialami oleh Rifky, pengelola toko Keisya Handicraft.
Sejak 2006 Rifky mengalami penurunan omzet hingga 50%. "Tahun 2006 saya
bisa mendapat omzet Rp 30 juta per bulan," kata Rifky.
Namun karena jumlah pedagang yang terus bertambah, omzet Rifky berlahan
menyusut. Saat ini, omzet kiosnya itu tinggal separuh dari omzet pada tahun 2006.
"Setiap tahun omzet rata-rata pengusaha turun 10%," jelas Rifky.
Berbeda dengan Tini yang hanya mengandalkan kios di sentra Rajapolah. Rifky
lebih kreatif untuk mencari pasar untuk memperbesar angka penjualan. "Sejak
setahun terakhir ini saya juga mencari pasar kerajinan itu hingga ke daerah lain,"
ujar Rifky.
Untuk menyediakan pasokan kerajinan untuk luar daerah itu, Rifky mengandalkan
kerajinan anyaman pandan produksi sendiri. Ia mengklaim, 70% kerajinan yang
dikirim ke luar daerah adalah kerajinan yang diproduksi keluarganya.
Dalam menjual aneka kerajinan anyaman dari daun pandan dan daun mendong
itu, Rifky membanderol harga mulai dari Rp 5.000 sampai dengan Rp 35.000,
tergantung jenis kerajinan dan tingkat kerumitannya. "Kalau mereka membeli
dalam jumlah banyak tentu harga bisa dinegosiasi lagi," terang Rifky.
(Bersambung)
Kerajinan anyaman yang dijual pedagang beragam bentuknya. Mulai dari tas,
sandal, tikar, topi, sajadah, dan beragam bentuk lainnya. Lokasi sentra itu sendiri
berada di sepanjang Jalan Raya Rajapolah, sekitar 12 kilometer sebelah utara kota
Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di sentra kerajinan ini sedikitnya ada 50 kios yang menjual beragam anyaman.
Mereka memajang aneka anyaman tangan itu dari ratusan perajin anyaman yang
kebanyakan warga Rajapolah dan desa-desa sekitarnya.
Bagi warga Tasikmalaya sentra ini memang sudah tak asing lagi. Maklum, sentra
ini sudah ada sejak 1980-an silam. Saat itu beberapa warga Rajapolah yang ahli
menganyam mulai menggelar hasil kerajinan di sepanjang Jalan Raya Rajapolah
itu.
Mulanya hanya ada dua orang warga saja yang berjualan. Namun ide dua warga
itu menginspirasi warga lainnya untuk ikut berdagang dengan membuka kios.
Kehadiran pedagang tak lepas dari pilihan lokasi yang prima. Sebab, mereka
berjualan kerajinan di akses jalan utama menuju ke Kota Tasikmalaya.
Pedagang kerajinan di sentra Rajapolah lainnya adalah Tini Wartini, pemilik Jelita
Art Shop. Tini sudah berjualan kerajinan anyaman itu sejak 20 tahun lalu. Saat
pertama kali berjualan, Tini hanya menggelar dagangan dengan meja tanpa ada
bangunan kios seperti sekarang.
Saat merintis usaha, produk kerajinan yang dijual Tini laris dibeli pengendara
mobil yang melintasi Jalan Raya Rajapolah. Sejak itulah usaha Tini berkembang
hingga saat ini. "Tapi kini sebagian pedagang sudah ada yang tutup," kata Tini
yang sekarang sudah memiliki dua kios di sentra itu.
Menurut Tini, pedagang yang gulung tikar terjadi baru-baru ini. Mereka menutup
usaha karena tak kuasa menghadapi kompetisi antarpedagang yang kian banyak.
"Pedagang banyak, kompetisi harga marak," kata Tini.
Dalam berjualan, Tini selain membeli kerajinan dari perajin dan juga dari
pedagang pengumpul. Ia bilang, pedagang kerajinan di Rajapolah membantu
ekonomi warga Rajapolah, mulai dari perajin, pedagang daun pandan dan juga
pedagang pengumpul.
Hal itu diakui oleh Siti Juhaenah, pedagang pengumpul kerajinan di sentra
Rajapolah. Siti sudah 12 tahun lamanya memasok aneka kerajinan ke puluhan
toko kerajinan di sentra kerajinan ini. "Hampir 80% warga Rajapolah itu
berprofesi sebagai perajin anyaman," terang Siti.
Aneka kerajinan mulai dari yang kecil-kecil seperti berbagai macam aksesori,
piring buah-buahan dari rotan, centong batok kelapa, tempat tisu anyaman pandan,
atau yang berukuran sedang seperti sandal pandan, kelom geulis, tas pandan, kap
lampu hingga yang berukuran besar seperti tempat cucian pandan, boks bayi, tikar
mendong atau lampit, semua tersedia di pertokoan tersebut.
"Pokoknya kalau dihitung-hitung, jenis barang kerajinan yang ada di pertokoan ini
lebih dari 100 jenis," kata Jajat (39), salah seorang pemilik toko kerajinan.
Harga barang kerajinan dijual mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 450.000. Yang
menarik dan bisa menjadi pertimbangan konsumen, harga seluruh barang
kerajinan yang dipajang di deretan toko kerajinan sepanjang sekitar 300 meter ini,
jauh lebih murah ketimbang di perkotaan.
Kap lampu ala Jepang misalnya, per potong hanya Rp 17.000 hingga Rp 20.000
saja. Sementara barang yang sama dijual di Kota Tasikmalaya bisa mencapai Rp
25.000 per potong. Bahkan jika konsumen datang langsung ke perajinnya, harga
bisa lebih miring lagi sekitar Rp 10.000-15.000 per potongnya. Sekalian berwisata
melihat bagaimana produk kerajinan itu dibuat.
"Kami malah senang bisa dikunjungi pembeli langsung, kendati tempat
pembuatan kap lampu ala Jepang ini kondisinya seadanya. Malah pernah ada
pengunjung yang sekalian minta diajarin cara-cara pembuatannya. Kalau hanya
Aspek Budaya
Posted on February 5, 2014
Aspek Pendidikan
Posted on February 5, 2014
Kendala yang saat ini dihadapi yakni kurangnya tenaga pengajar, sehingga
terkadang murid harus belajar sendiri tanpa pendamping, hal ini disebabkan
karena status pendidik yang masih honorer dan peran ganda guru di sekolah lain.
Dan kesadaran dari masyarakat akan pendidikan sudah bagus dengan banyaknya
partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Madrasah diniyah Nurul Huda sedang dalam masa pembangunan asrama wanita
yang saat ini terhenti akibat masalah dana, Pembangunan madrasah terus
dilakukan, dengan dana swadaya dan bantuan dana dari pemerintah sebesar 6 juta
rupiah. Minimnya bantuan dan dikarenakan proses pengajuan dana (proposal)
yang sulit dan birokrasi yang menyulitkan.
Aspek Kesehatan
Posted on February 5, 2014
Desa Rajapolah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda di setiap Dusun. Oleh
karena itu, masalah kesehatan yang terjadi pada setiap warga pun berbeda-beda di
setiap dusun. Seperti di Dusun Pukes, permasalahan kesehatan yang sering terjadi
pada warga yaitu penyakit demam berdarah. Jumlah warga yang menderita
penyakit demam berdarah termasuk kedalam jumlah yang sangat tinggi yaitu
sekitar 30 orang. Hal tersebut sangat memprihatinkan dikarenakan jumlah
penderita penyakit demam berdarah tersebut terjadi dalam waktu satu bulan.
Penyakit demam berdarah yang menyerang warga Dusun Pukes tersebut
dikarenakan kondisi lingkungan Dusun Pukes yang kurang terawat. Terutama
saluran air yang berada tepat di depan rumah setiap warga. Kondisi saluran air
tersebut dipenuhi dengan sampah-sampah kecil dengan air yang kotor yang
dipenuhi dengan bintik-bintik nyamuk. Meskipun saat ini warga Dusun Pukes
sedang giat-giatnya melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan terutama
saluran air, namun tidak semua saluran air di Dusun Pukes dibersihkan.
Selain Dusun Pukes, permasalahan kesehatan lainnya yang terjadi di Desa
Rajapolah yaitu penyakit diare yang menyerang warga Dusun Bebedahan.
Penyebab terjadinya permasalahan tersebut sama dengan penyebab terjadinya
permasalahan kesehatan di Dusun Pukes yaitu disebabkan oleh kondisi
lingkungan disekitar rumah para warga. Kondisi lingkungan Dusun Bebedahan
yang menyebabkan warga terkena diare yaitu banyaknya sampah yang menumpuk
dan jarang diangkat ke pembuangan terakhir. Sedangkan di Dusun Pangligaran,
permasalahan terkait kesehatan tidak terjadi pada warganya.
Aspek Lingkungan
Posted on February 5, 2014
Desa Rajapolah merupakan desa yang memiliki lingkungan dengan pemukiman
yang padat. Padatnya pemukiman warga tersebut menyebabkan terjadinya
beberapa permasalahan khususnya permasalahan terkait dengan lingkungan. Salah
satu permasalahan lingkungan di Desa Rajapolah yaitu terkait dengan sampah
yang menumpuk dan jarang sekali di angkut oleh petugas kebersihan setempat.
Sampah-sampah yang menumpuk tersebut membuat lingkungan Desa Rajapolah
menjadi tidak bersih dan menyebabkan beberapa penyakit berkembang dan
menyerang warga desa. Permasalahan sampah tersebut khususnya terjadi di
Dusun Bebedahan.
Selain permasalahan lingkungan yang terkait dengan sampah warga desa yang
menumpuk dan jarang diangkut, permasalahan lainnya yang terjadi di Desa
Rajapolah yaitu permasalahan terkait dengan saluran air yang tidak bersih.
Saluran yang tidak bersih tersebut menyebabkan berbagai penyakit bersarang dan
Aspek Ekonomi
Posted on February 5, 2014
Untuk permasalahan aspek ekonomi yang telah kami telaah, kami telah
menemukan beberapa hal yang menyebabkan menurunnya aktifitas ekonomi di
lingkungan desa Rajapolah.Diantaranya yang telah kami temukan, adanya
aktifitas kelembagaan yang tidak efektif lagi, yaitu seperti lembaga IWAPI,
HIPPAR, Kelompok Petani Dharma Guna.Menurunnya aktifitas ini salah satunya
disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari masyarakat Desa Rajapolah untuk
mengikuti agenda dan kegiatan dari kelembagaan ini, sehingga tidak
memunculkan rasa saling memiliki dalam membangun perekonomian Desa
Rajapolah.
Selain itu rasa individualisme yang tinggi menyebakan aktifitas ekonomi di Desa
ini tidak saling membantu dan saling menjatuhkan usaha sejenis yang lain.
Sehingga terjadi kecemburuan social yang berakibat terhadap penurunan ekonomi
secara mikro yang berefek domino terhadap usaha yang lain.
Maka dari permasalahan diatas, sebaiknya masyarakat desa ini dapat saling bantu-
membantu dan ikut mempromosikan usaha dari daerah Desa Rajapolah.Sehingga
berefek dalam pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Seperti contoh, apabila
ada suatu usaha yang sangat berkembang dan mendapat dukungan dari
masyarakat sekitar, maka akan berdampak positif pula terhadap usaha dan
stakeholder di lingkungan sekitarnya. Dari mulai usaha mikro hingga ke usaha
kelembagaannya akan hidup. Dan perputaran ekonomi di daerah ini akan lebih
cepat. Sehingga dalam jangka panjang akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
Desa Rajapolah.
Kelemahan proses politik di dusun Pukes juga terdapat pada masa jabatan ketua
RW. Ketua RW, yang umumnya dipilih karena tidak ada calon lain yang
berpartisipasi, banyak yang sudah menjabat lebih dari 10 tahun tanpa pernah ada
pergantian. Dalam peraturan mereka, seharusnya seorang ketua RW memiliki
masa jabatan sebanyak 5 tahun, namun pada kenyataannya, ketua RW terpilih
dapat menjabat selama warga masih mau dipimpin olehnya. Artinya tidak akan
Aspek Agama
Posted on February 5, 2014
Di dalam kehidupan masyarakat Desa Rajapolah mayoritasnya adalah beragama
Islam. Dengan kehidupan yang mayoritas Islam, maka kehidupan di sana
bertumpu pada kaidah-kaidah Islam. Banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Salah satu contoh yang banyak adalah dengan
adanya pondok pesantren Nurul Hudadi RW 01 dan juga Miftahul mubarok di RW
08. Sedangkan di dusun Pukes terdapat Madrasah diniyah dan juga TK Islahul
Wathaniyah yang berbasis Islam. Di sini sejak dini anak-anak telah diajarkan
mengenai agama. Contohnya mereka telah dibiasakan untuk melakukan sholat
Dhuha berjamaah setiap hari, menghafal asmaul husna dan juga menghafal doa-
doa lainnya.
Dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat Rajapolah, ini
mampu meningkatkan rasa kekeluargaan terhadap sesama, dan juga akan terjalin
tali silaturahmi yang erat. Bisa meningkatkan juga rasa keihlasan, misalnya saat
adanya kegiatan pengajian, dengan suka rela para ibu akan memberikan makanan
untuk acara tersebut, di sinilah sebuah keikhlasan di pupuk. Dan juga dengan
adanya kehidupan yang berbasis agama di kehidupan masyarakat Rajapolah, akan
memberikan pengaruh yang baik di zaman yang sudah modern ini.
Peta Tematik
Posted on February 5, 2014
Potensi Desa
Posted on February 5, 2014
Bagi anda yang berencana untuk tinggal dalam waktu lama di Tasik
atau Rajapolah maka anda dapat memesan produk yang anda sukai
dengan kualitas bahan atau model sesuai dengan keinginan. Lama
waktu pembuatan tergantung dari tingkat kesulitan dan bahan yang
dipakai. Pemesanan dalam jumlah banyak maupun sedikit pun akan
disanggupi oleh para pedagang di beberapa kios yang memang
melayani pemesanan. Harga yang ditawarkan oleh para pedagang
cukup bervariatif.
Sumber: rennyfitri
Perjalanan ke Rajapolah dari Jakarta sekitar 5-6 jam. Kalau merencanakan liburan
ke Tasikmalaya bersama keluarga Anda, jangan lupa membeli oleh-
oleh kerajinan di Rajapolah ya.
cover: pixabay
” Rencana besok, pak SBY sekitar pukul 10.00 WIB berkunjung ke sentra
kerajinan di Kecamatan Rajapolah, setelah itu semalam menginap di Kota
Tasikmalaya. Dalam kunjungannya, pak SBY didampingi ibu Ani Yudoyono,”
ungkap salah seorang Kader Partai Demokrat Kabupaten Tasikmalaya, Andri
Hermawan, Selasa (8/3/2016).
Dengan demikian, kedatangan SBY bisa menjadi motivasi bagi para pengrajin
juga pedagang di sentra kerajinan Rajapolah.
Para pemilik kios mengaku mendulang keuntungan yang lumayan pada arus balik
Lebaran. Paling minim mereka mencatat laba bersih Rp 5 juta sehari. Jumlah ini
lebih gede dari pendapatan harian.
Kondisi serupa juga tampak di pusat jajanan khas Kota Semarang, Jawa Tengah,
di kawasan Jalan Pandanaran. Para pemudik membeli berbagai jenis makanan.
Sebut saja, lumpia, bandeng presto hingga wingko babat. Para pemudik sengaja
membeli oleh-oleh khas Kota Semarang karena sulit mendapatkan di kota lain.
Kalau pun ada, harga jajanan khas Semarang mahal dan cita rasanya tidak selezat
yang ada di kota asalnya.
"Produk kerajinan tangan dari Tasikmalaya tidak hanya kami jual di Indonesia,
namun di ekspor ke Malaysia dan Jepang," kata Sandi, seorang wirausaha muda
Kabupaten Tasikmalaya di Bandung, Selasa (28/10).
Sandi merupakan salah satu pelaku usaha kreatif Jabar yang mendapat binaan dari
Dinas Pemuda dan Olahraga Jabar di wilayah Tasikmalaya. Ia tergabung dalam
Forum Kerajinan Jabar yang dibentuk untuk mengembangkan produk kerajinan,
sekaligus membuka jejaring pasar bersama baik di dalam maupun luar negeri.
Ia memproduksi bahan anyaman yang terbuat dari bahan dasar pandan dan
mendong. Mendong adalah sejenis ilalang atau padi-padian yang dikeringkan
kemudian dianyam. Beberapa produk mendong adalah tikar mendong khas
Tasikmalaya, demikian juga dengan bahan pandan untuk sejumlah produk
kerajinan seperti tikar, topi, tas jinjing, taplak meja, alas kaki serta lainnya.
Selain itu, Sandi mengatakan masalah pendanaan selain dilakukan mandiri juga
didukung bantuan pemerintah melalui bantuan langsung.
27 Jan 2016
Bagikan
Kepala Camat
Rajapolah Yana Hermana menerima plakat Kampung Digital yang diberikan
Manager Business Government Enterprise Service Telkom Tasikmalaya, Dadan
Syamsul Bachro.
TASIKMALAYA, (KP)-.
“Yang perlu kita pahami juga ketika merambah di digital, tentu tidak serta merta
akan langsung berhamburan order. Ini yang kami juga tekankan kepada rekan-
rekan UKM. Tapi, setidaknya dengan kini bergabungnya produk mereka di dunia
digital, tentu peluang menggarap pasar bisa lebih optimal kan? Sembali fokus
merintis di offline juga, ” papar Dadan.
Pionir
Menurutnya, kini arah kampung UKM digital ini masih dalam penjajakan pelaku
untuk beradaptasi hijrah ke ranah digital. Berbagai pelatihan dan pendampingan
baik dari segi teknologi, manajemen, masih terus digiatkan. “Nantinya diharapkan
Rajapolah ini bisa jadi ekosistem UKM yang maju, mandiri, dan modern.
Sekaligus well digital literate,” harap dia.
Di Jawa Barat sendiri, beberapa Kampung Digital telah mendahului dirilis tahun
2015 lalu, sebut saja Kaos Suci Bandung dan Batik Trusmi Cirebon. Secara
nasional, setidaknya Telkom telah memoles 60 kampung menjadi basis digital
sepanjang tahun kemarin. Bahkan, tahun 2016 ditargetkan bertambah hingga 300
kampung se-tanah air.
Saat ini, pihaknya masih terus menggali potensi sentra UKM di Priangan Timur
yang akan ditransformasi menjadi kampung digital. “Kami akan membuka diri,
mengoptimalkan banyaknya sebaran UKM di sini,” tegasnya. Tercatat sebanyak
40-an pengrajin di Rajapolah yang berada di ekosistem digital tersebut.
Rifki menambahkan, beberapa pelaku UKM pun kini sudah aktif mengunggah
produk-produk karyanya ke digital. “Ya, betul sekarang pembelinya bisa dari
mana aja. Tapi kita orientasi tetap saja lokal, tidak terlalu muluk ke ekspor. Karena
di Indonesia sendiri masih besar,” imbuhnya. (Astri
Puspitasari)***
Tasikmalaya.
Desa ini yang jua merupakan nama kecamatan terletak tidak jauh dari
Letak lalu lintas transportasi ke Rajapolah dilewati oleh jalur utama jalan
selain itu terhubung pula jalur utara menuju Cirebon sehingga letak yang
kerajinan.
kerajinan anyaman atau kerajinan lainnya pada saat musim kemarau atau
tangga.
banyak penduduk setempat yang membuat tikar, tikar yang dibuat masih
kerajinan anyaman Rajapolah dalam acara Jaareurs atau biasa juga disebut
dikenal keluar daerah bahkan sampai ke luar negeri dan pernah di ekspor
ke negeri Belanda.
Pada tahun 1925 ada beberapa orang Prancis yang mendirikan badan usaha
yang menampung produk kerajinan Rajapolah dengan harga yang tinggi hal
ini membuat banyak penduduk yang menjadi pengrajin, namun badan usaha
karena tidak adanya yang menampung produk kerajinan mereka. Dari saat
menghitung dari nilai ekonomi pedagang yamg memiliki modal besar jauh
Pada tahun 1920 muncul pembuatan tudung yang dipelopori oleh Haji Sidik, penduduk
kampung Cibereko. Pada perkembangannya, usaha kerajinan ini mendapat bantuan dari
bupati Tasikmalaya, antara lain dengan mengikut sertakan kerajinan anyaman Rajapolah
dalam acara Jaareurs, atau yang biasa disebut sebagai pameran pasar malam. Pameran
Jaareurs tersebut biasa diadakan di kota- kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan
Bandung. Melalui Jaareurs inilah kerajinan anyaman Rajapolah dikenal ke luar daerah
bahkan ke luar negeri, dan
pernah diekspor ke negeri Belanda.
Pada tahun 1925, beberapa orang Perancis mendidrikan suatu badan usaha yang diberi
nama Olivier. Badan usaha ini membeli tudung dalam jumlah besar dengan harga yang
cukup tinggi dibandingkan dengan harga penjualan biasa. Karena hal tersebut maka
banyak penduduk menjadi perajin. Tetapi di kemudian hari Olivier bubar tanpa diketahui
alasan yang jelas diikuti dengan pulangnya orang-orang Perancis tersebut ke negara
mereka. Hal tersebut berpengaruh terhadap kehidupan para perajin, karena tidak ada lagi
penampung yang besar. Usaha kerajinan masih berjalan dengan adanya pedagang-
pedagang dari luar kota yang mengumpulkan barang-barang kerajinan untuk dijual di
luar daerah. Selanjutnya usaha mulai mengalami penurunan produksi akibat tidak
adanya pasar, sehingga banyak perajin mulai meninggalkan usaha mereka dan beralih
untuk merantau ke luar daerah.
Pada tahun 1962, seorang perajin bernama Di’mat Sastrawiria mencoba membuat barang
lain yang memiliki berbagai jenis kegunaan antara lain, tas, dompet, kipas, tempat pensil,
dan lain-lain. Sejak itu usaha kerajinan anyaman mulai hidup lagi dan berkembang
hingga sekarang. Tradisi menganyam secara turun menurun dikembangkan oleh generasi
Fenomena tersebut berlanjut hingga sekarang di era tahun 2000an yaitu persaingan
usaha dalam skala internasional (pasar ekspor), dimana pedagang memesan barang
dalam jumlah besar dengan desain yang sudah ada kemudian dikembangkan atau dengan
desain baru dipesan secara khusus (confidential). Pemesanan dalam jumlah besar ini
merangsang para pengusaha kerajinan untuk mendapatkan pesanannya dengan cara
menurunkan harga. Pembayaran dilakukan dua tahap, yaitu dibayar sebagian pada awal
(down payment) dan pembayaran akhir (pelunasan )
Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan
budayanya mendapat perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964, untuk pertama
kali digelar pertemuan tingkat dunia yang dihadiri para ahli lebih dari 40 negara. Dalam
pertemuan tersebut para peserta sepakat membentuk lembaga dunia untuk industri
kerajinan tangan. Lembaga ini berada di bawah UNESCO. Dengan terbentuknya lembaga
ini, industri kerajinan tangan dan tradisional mendapat perhatian serius di sektor budaya
dan ekonomi internasional.
Republik Islam Iran dengan kekayaan budaya yang dimilikinya termasuk negara pertama
yang menjadi anggota Organisasi Kerajinan Tangan Dunia. Mengingat beragam industri
kerajinan tangan yang dimilikinya, Iran saat ini berada sejajar dengan Cina dan India
serta menjadi salah satu dari tiga poros utama industri kerajinan tangan dunia.
Berbagai bukti menunjukkan bahwa industri kerajinan tangan memiliki sejarah yang
panjang. Industri ini muncul pertama kali di zaman batu. Pada zaman tersebut, berbagai
peralatan hidup manusia mulai dari tombak untuk berburu binatang dan alat-alat masak
seperti piring terbuat dari batu. Secara perlahan dan seiring kemajuan yang diperoleh
manusia, maka mereka mulai memanfaatkan bahan-bahan alam seperti tanah liat, kayu,
biji besi, tembaga, sutra dan bulu-bulu binatang serta serat tanaman. Oleh karena itu,
industri keramik memiliki sejarah yang panjang dan berumur lebih dari empat ribu
tahun. Menurut para ahli, era Renaissance atau pembaharuan sangat berpengaruh bagi
kesempurnaan seni kerajinan tangan.
Selain sisi konsumsi, nilai seni sebuah kerajinan tangan juga sangat diperhatikan. Dengan
kata lain, pada zamannya kerajinan tangan merupakan industri dan sumber penghasilan.
Namun seiring kemajuan teknologi, nilai historis dan budaya sebuah hasil kerajinan
tangan menjadi lebih menonjol. Menurut para pengamat, industri kerajinan tangan selain
menjaga nilai-nilai keaslian budaya sebuah masyarakat juga memberikan nilai ekonomis.
Sejak pertama kali muncul, industri kerajinan tangan telah memberikan lapangan kerja
Dewasa ini, meski sektor industri mengalami perkembangan hebat di berbagai penjuru
dunia, namun industri kerajinan tangan bukan hanya mampu bertahan bahkan semakin
mendapat perhatian serius masyarakat. Iran sebagai negara berperadaban tua memiliki
kekayaan seni yang telah berusia tujuh ribu tahun. Budaya tua ini menjadi identitas
utama rakyat Iran dan menjadi kesempatan baik untuk memajukan beragam seni serta
budaya di negeri ini.
Sejak tiga dekade terakhir, Iran terus berupaya memajukan sektor ini dan dengan
bersandar pada kekayaan budaya Islam yang dimilikinya, Iran berhasil mencapai
kemajuan yang cukup berarti di sektor industri kerajinan tangan. Dan hal itu diakui oleh
masyarakat internasional.
Namun demikian, maraknya pasar kerajinan tangan di dunia juga memiliki berbagai
kendala. Di antara kendala serius yang mengancam sektor ini adalah pemalsuan sebuah
produk yang dilakukan oleh negara lain. Hal ini mendorong diadakannya upaya untuk
mencegah merebaknya pemalsuan produk kerajinan tangan. Di antara upaya tersebut
adalah pemberian hak paten berbagai hasil kerajinan tangan berbagai negara oleh sebuah
lembaga internasional. Lembaga ini sedikitnya telah mampu menjawab kekhawatiran
produsen industri kerajinan tangan.
Oleh karena itu pada tahun 2001 dibentuklah hak paten yang dikeluarkan oleh UNESCO
untuk melindungi hak produsen industri kerajinan tangan. Pada tahun 2007 Iran
bergabung dengan lembaga ini. Jelas bahwa tidak seluruh kerajinan tangan memiliki
kelayakan untuk mendapat hak paten dari UNESCO. Karena itulah lembaga ini
menentukan sejumlah kriteria dalam hal ini. Di antaranya adalah sebuah hasil kerajinan
tangan harus menjaga nilai-nilai budaya, penuh kreatifitas, dan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan.
Oktober tahun lalu sebuah konferensi terkait hak paten UNESCO yang digelar di Isfahan,
Iran dan dihadiri berbagai juri dan ahli dari Belanda, Denmark, Malaysia, Thailand dan
Perancis menjadi kesempatan bagi Iran untuk menampilkan produknya. Pertemuan
tersebut juga menjadi ajang bagi Tehran untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Seniman Iran sendiri hingga kini berulangkali berhasil mendapatkan penghargaan dan
hak paten UNESCO. Jumlah karya mereka pun meingkat dari enam karya menjadi 45.
Kota Isfahan yang juga menjadi tempat lahirnya seni dan seniman berhasil memperoleh
22 penghargaan dan hak paten dari UNESCO. Para juri internasional menilai perolehan
penghargaan dan hak paten yang cukup besar oleh kota Isfahan sangat menakjubkan. Hal
lain yang patut diperhatikan adalah bahwa hasil kerajinan tangan bukan sekedar
peninggalan bersejarah dan hiasan dinding.
Karya ini diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat juga memenuhi
kebutuhan manusia modern serta memberikan identitas baru bagi mereka. Mengingat
sejarah panjang dan urgensitas kerajinan tangan di sektor budaya, sejarah dan agama
bagi setiap bangsa, diharapkan metode untuk memajukan industri ini dapat segera
ditemukan sehingga kerajinan ini mampu diproduksi secara besar-besaran. ( dikutip
dari http://indonesian.irib.ir )
Rajapolah sendiri sebenarnya merupakan nama salah satu kecamatan yang dikenal sebagai pusat
industri rumahan untuk kerajinan anyaman dan kompor. Lokasinya terletak kurang lebih 12 km di
sebelah utara Tasikmalaya. Disepanjang jalan kecamatan, kios-kios handicraft bertebaran
menjajakan produk khas yang hampir semuanya merupakan buatan tangan. Pengunjung di