1.2.5.10 (Tertib Administrasi)
1.2.5.10 (Tertib Administrasi)
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS REMBANG
Jln . Raya Losari Rembang Purbalingga Telp. (0281) 6590539
e-mail : puskesmasrembang@yahoo.com, Kode Pos: 53356
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS REMBANG
Nomor : / / 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS
Kedua : Penetapan indikator mutu dan kinerja untuk monitoring dan menilai kinerja
Puskesmas.
Ketiga : Penerapan manajemen risiko baik dalam pelaksanaan,program maupun
pelayanan di Puskesmas.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diperbaiki sesuai dengan ketentuan.
Ditetapkan di : Rembang
pada tanggal :
Rundito
Lampiran :1/3
Nomor : / /2018
Tentang : Penyelenggaraan Pelayanan
Puskesmas
Rundito
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA
Adminstrasi dan
A Manajemen Input 1. Ijin Operasional Puskesmas Ada, masih berlaku
Puskesmas
Mempunyai
layanan
Terpampang, sesuai
8. Persyaratan pelayanan aturan
rokok
layanannya
layanan dan
pengunjung
perencanaan
pencapaian
terakhir
(RPK) terakhir
Dokumen rekaman
terakhir
laboratorium
keadaan baik
baik
dan lingkungan
Ada, Pengelola
B 2. Ketenagaan Input 1. Standar tenaga Puskesmas kepegawaian
melakukan analisa
(pelatihan)
pegawai
diikuti pegawai
tugas
peralatan/kalibrasi
petugas
dan pengeluaran
dan pengeluaran
Puskesmas
Indikator Standar
No Jenis Pelayanan
Kriteria Indikator
2. Rawat Jalan
A. RUANG LINGKUP
1. Resiko terhadap pasien terkait perawatan
2. Resiko terhadap staf medis
3. Resiko terhadap staf/ pegawai
4. Resiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas
5. Resiko terhadap keuangan
6. Resiko-resiko lain
B. KOORDINASI.
Fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas sangat beragam.
Untuk keberhasilan program manajemen risiko, Puskesmas menetapkan mekanisme
koordinasi baik secara formal maupun informal antara manajemen risiko (Tim Mutu)
dengan semua satuan kerja / program Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di luar
Puskesmas.
Tim Mutu perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan orang-orang kunci dalam
organisasi:
1. Tim Mutu bertanggung jawab mengawasi semua kegiatan dalam organisasi
Puskesmas, termasuk mengawasi mutu pelayanan, kinerja dokter & paramedis,
program perbaikan mutu dan keselamatan pasien serta mengelola manajemen risiko.
Tim Mutu juga harus ikut menentukan apakah Puskesmas dapat mengalokasikan
biaya sesuai kemampuan setiap tahunnya untuk membiayai staf, peralatan, dan
kebutuhan lain yang diperlukan untuk berjalannya fungsi manajemen risiko. Tim
Mutu dan Kepala Puskesmas harus ikut berperan dalam memantau informasi tentang
masalah, kemajuan/ perbaikan dan kegiatan manajemen risiko
2. Kepala Puskesmas berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan
penting dalam program manajemen risiko.
3. Penanggung jawab Program berfungsi sebagai penghubung antara program
manajemen risiko dan staf, membantu Tim Mutu dalam koordinasi kepada para staf,
untuk memastikan bahwa organisasi melakukan clinical appointment staf,
kredensial, cilinical privilegedan prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Pejabat Penatausahaan Keuangan bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen risiko, termasuk
mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja
analisis keuangan Puskesmas.
5. Pengelola Kepegawaian bertanggung jawab untuk mengembangkan efektifitas
uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai dan
uji kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi, pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan
kesehatan pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta
melindungi staf yang melakukan tindakan/ pelayanan.
6. Pengelola Kepegawaian memimpin, mencegah, mengurus keluhan terkait dengan
masalah praktek seperti dugaan diskriminasi dan penghentian pegawai yang salah
7. Pengelola Kepegawaian membantu untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
manajemen risiko untuk staf, serta perencanaan, pengorganisasian dan memberikan
orientasi dalam program layanan pendidikan.
8. Pengelola Kesehatan Lingkungan memiliki tanggung jawab membantu Tim Mutu
dalam melakukan fire safety, manajemen bahan berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan
keselamatan staf.
9. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium memiliki tanggung jawab
membantu Tim Mutu dalam melakukan audit medis (second party audit) apabila
ada masalah dalam pelayanan medis, memberitahukan kepada Tim Mutu apabila
ada medical error yang berpotensi menyebabkan litigasi.
10. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium memiliki tanggung jawab
membantu Tim Mutu dalam melakukan audit asuhan keperawatan apabila ada
masalah dalam pelayanan keperawatan, memberitahukan kepada Tim Mutu apabila
ada nursing care error yang berpotensi menyebabkan litigasi.
11. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium membantu Tim Mutu dengan
melaporkan insiden terkait pelayanan pada pasien, insiden pada staf, dan
pengunjung Puskesmas.
12. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium melakukan first party audit
apabila ada kasus yang diduga medical error, melaporkan kepada Tim Mutu.
13. Perawat :
Memberikan informasi dan pengertian kepada pasien yang terinfeksi, yang
dapat menimbulkan tuntutan pertanggungjawaban.
Membantu manajemen risiko dalam protokol pengendalian infeksi yang
bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan dari infeksi
nosokomial.
14. Pengelola Rumah Tangga berfungsi sebagai sumber informasi mengenai kondisi
bangunan dan peralatan dalam fasilitas yang berpotensi memiliki implikasi
manajemen risiko serius.
15. Penanggung jawab UKM Essensial & Keperawatan Kesehatan Masyarakat serta
Penanggung jawab UKM Pengembangan membantu Tim Mutu dengan melaporkan
insiden terkait pelaksanaan program Puskesmas.
16. Pengelola Sistim Informasi Puskesmas bertugas memberitahu Tim Mutu apabila ada
permintaan catatan medis dari pengacara yang mungkin merupakan sinyal inisiasi
proses hukum.
17. Pengelola Sistim Informasi Puskesmas membantu Tim Mutu dengan melaporkan
semua komplain pasien baik yang sudah tertangani, maupun yang berpotensi
menimbulkan litigasi kepada Kasubag TU dan Tim Mutu.
C. TANGGUNG JAWAB
Tim Mutu adalah bagian dari struktur manajemen puncak dibawah Kepala
Puskesmas. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss prevention) misalnya dengan
inspeksi keamanan, pendidikan karyawan, analisa statistik tentang sumber keuangan
dan mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi, investigasi,
mengevaluasi, memonitor, mengukur, dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber
daya manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
1. Tugas Tim Mutu sebagai berikut :
a) Mencegah dan mengurangi kerugian
b) Memonitor risiko keuangan
2. Tanggung jawab Tim Mutu dibagi dalam lima bagian :
a) Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b) Pembiayaan risiko
c) Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
d) Pelaksanaan manajemen risiko
e) Etika
E. IDENTIFIKASI RISIKO
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
F. ANALISIS RISIKO
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi. Tim Mutu harus melakukan analisa
secara sistematis terhadap system kesehatan, organisasi Puskesmas, unit pelayanan dan
semua satuan kerja, untuk memahami risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat
menentukan tindakan lebih lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat risiko,
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta menyediakan data
untuk membantu evaluasi dan perawatan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan menjadi
prioritas intervensi. Semakin besar kerugian yang akan terjadi, semakin segera tindakan
harus dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk grading/ tingkatan risiko untuk
menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan terjadinya
risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi.
Analisis risiko harus mempertimbangkan bahwa telah adakontrol atas risiko saat ini,
termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi sebuah insiden
(risiko yang potensial menjadi insiden),dan kemungkinan terjadinya insiden.
Tingkat
Deskripsi Dampak
Resiko
Dampak
1 2 3 4 5
Sangat sering
Sedang
(Tiap mg/ bl) Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Mungkin
Jarang
Sangat jarang
Pita biru : Dapat diatasi dengan prosedur rutin, dilakukan Investigasi sederhana
Pita hijau : Penanggung jawab Program harus menilai dampak terhadap biaya
mengatasi risiko dengan supervisi dan dilakukan Investigasi sederhana.
Pita kuning : Dilakukan RCA (Analisis Akar Masalah) dan dimonitoring oleh Tim
Mutu
Pita merah : Dilaporkan segera ke Kepala UPTD Puskesmas dan lakukan RCA
G. EVALUASI DAN RANKING RISIKO
H. PENGELOLAAN RISIKO
Bila risiko tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan
risiko kerugian. Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka Tim Mutu harus
menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Tanpa proses komunikasi yang efektif dan konsultasi, stakeholder tidak akan mengerti
mengapa strategi manajemen risiko dan kebijakan telah dikembangkan dan diterapkan.
Mereka tidak akan mengerti peran perorangan dan tanggung jawab manajemen risiko.
1. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara komprehensif yang
diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadap risiko yang signifikan dan
moderat.
2. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk semua satuan
kerja.
3. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin timbul
dari kegiatan Puskesmas (dan jasa pelayanan pihak ketiga) serta untuk menganalisis
risiko yang berdampak terhadap keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul
menjadi insiden dan kemungkinan untuk mengontrol.
4. Untuk mengidentifikasi pengukuran kontrol yang sudah ada dan menilai potensi
perbaikan akuntansi keuangan dan dampaknya terhadap pelayanan Puskesmas.
K. SISTEM PELAPORAN INSIDEN
1) Kejadian sentinel adalah insiden yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius sebagai berikut :
i. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri)
ii. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
iii. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien tindakan.
2) Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera.
3) Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar, tetapi tidak timbul cedera.
4) Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar.
5) Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Tipe Insiden :
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Infeksi Nosokomial
5. Proses Medikasi / Cairan Infus
6. Oxigen / Gas medis
7. Alat Medis
8. Perilaku pasien
9. Pasien jatuh
10. Pasien Kecelakaan
11. Infrastruktur / Sarana / Bangunan
12. Sumber daya / Manajemen
13. Laboratorium
L. INVESTIGASI INSIDEN
1. Investigasi Sederhana,
Dilakukan oleh Penanggung jawab Program bila pita/ bands grading risiko berwarna
biru atau hijau.
Dilakukan oleh Tim Mutu bila pita/ bands berwarna kuning atau merah.
Rundito