Anda di halaman 1dari 9

Akuntansi Keperilakuan (Pertanyaan dan Diskusi)

(Isma Coryanata, SE., M. Si. Ak / Halimatusyadiah, SE., M. Si. Ak


Nama : Syawaluddin Simatupang
NPM : C1C109094/Ekst. Ak (B)

Bab 11 Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya (Hal. 267-277)
1 Apakah tujuan utama akuntansi biaya?
Menghasilkan informasi biaya melalui proses identifikasi, kuantifikasi, akumulasi dan pelaporan
berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang/jasa untuk membantu perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional organisasi
 Apa yang terjadi bila aspek perilaku diabaikan?
akan mendorong respon-respon negatif dari individu yang akan mengganggu penyediaan
informasi biaya yang akurat misalnya:
 hambatan dalam pengambilan tindakan operasi yang tidak menguntungkan

 menghambat adaptasi atas praktik akuntansi perusahaan (menciptakan partisipasi semu

anggota organisasi dalam bekerja)

2. Mengapa sistem biaya tradisional tidak layak digunakan dalam melakukan pengendalian manajeral
efektif?
Sistem tradisional hanya memberikan sedikit informasi yang bermanfaat bagi perencanaan dan
pengambilan keputusan manajerial untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dan persaingan
bisnis. Informasi yang diberikan sistem tradisional menyebabkan akumulasi data biaya historis tanpa
perbandingan dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga mengakibatkan:
 tujuan kinerja dan sasaran biaya per unit untuk masa datang tidak dapat ditetapkan

 kinerja aktual pusat pertanggungjawaban tidak dapat dibandingkan dengan tingkat kinerja yang

diinginkan
 penyimpangan-penyimpangan tidak ditindaklanjuti (yang sebenarnya berperan sebagai umpan

balik bagi individu) sehingga anggota organsisasi bawah tidak termotivasi memperbaiki diri.

3. Apa yang Anda ketahui mengenai sistem biaya standar?


Pendekatan manajemen kontemporer terhadap penentuan besarnya biaya untuk melaksanakan
tugas/aktivitas tertentu atau menghasilkan produk tertentu, dengan merencanakan biaya-
biaya/input perunit dengan tepat pada tingkat output aktual yang dapat dicapai.
Sistem biaya standar berpotensi digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan motivasi dan
keselarasan tujuan anggota dan organisasi secara keseluruhan.
 Apakah langkah-langkah pokok dalam pengembangan suatu kerangka kerja dari sistem biaya?
 menetapkan tujuan organisasi

 menentukan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi pada setiap

bagian/divisi organisasi
 menempatkan staf pada pusat-pusat pertanggungjawaban dengan individu yang memiliki

kemampuan , motivasi yang cukup untuk melaksanakan fungsi dan tanggungjawabnya


 membentuk jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi,

lingkungan eksternal dan di mana diperlukan


 penerapan prosedur yang memastikan bahwa informasi cukup, relevan, tepat waktu

 desain dan implementasi pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja dan

memberikan umpan balik mengenai proges pencapaian tujuan atau kinerja

4. Bagaimana biaya dibedakan dalam perhitungan biaya langsung (variabel)?


Dalam biaya perhitungan langsung terjadi perbedaan perlakuan antara biaya produksi dengan biaya
siap menghasilkan (overhead tetap/biaya periode).
Biaya produksi hanya mengakui biaya yang disebabkan oleh aktivitas produksi atau penyerahan jasa
saat sekarang, sedangkan biaya periode merupakan biaya untuk memelihara dan menjamin
ketersediaan potensi kemampuan produksi jangka panjang
 Apa keuntungan sistem biaya ini?
Keuntungan sistem biaya langsung tercermin pada informasi biaya yang diberikan guna
membantu manajemen puncak membuat keputusan strategis sehari-hari tanpa harus menunggu
proses akuntansi yang menyita waktu
5. Bagaimana standar ditretapkan dalam sistem biaya standar?
Standar berisikan kriteria-kriteria terukur yang dipakai untuk mengukur kinerja dan mengendalikan
biaya. Bila kriteria standar tepat dan membawa perubahan kualitas dan aspirasi anggota organisasi, ,
maka kan menghasilkan perilaku pekerja yang nyata dan efisien.
 Mengapa standar yang dipandang oleh pekerja sebagai sasaran kinerja valid dianggap penting?
 Kriteria-kriteria yang dijadikan standar disusun dengan menyertakan partisipasi anggota

organisasi, sehingga mereka mengetahui tuntuan yang diharapkan dan dampak-dampaknya


bagi mereka
 kriteria-kriteria tersebut memberikan hasil terukur dan objektif dan dapat digunakan sebagai

umpan balik manajemen bagi anggota untuk melakukan tindakan koreksi segera (terhindar dari
curiga dan penilaian pribadi)
6. Apakah pentingnya margin kontribusi dalam pengambilan keputusan?
 menjadi motivator bagi individu untuk meningkatkan kualitas diri melebihi tuntutan kinerja yang

diharapkan
 bahan individu menuntut manajemen bila penghargaan tidak sesuai dengan kinerja yang dicapai

 apakah pentingnya margin kontribusi dalam pengambilan keputusan?


 individu akan termotivasi membuat komitmen yang tegas, sehingga akan bekerja keras

untuk mencapainya
 meminimalkan keraguan dan curiga dalam diri individu terhadap keputusan bersama

sehingga lebih berkonsentrasi pada aktivitasnya


contoh: partisipasi anggaran. Keterlibatan manajer merumuskan kegiatan/rencana-rencana,
volume kegiatan, besaran pagu akan memberikan tanggung jawab manajer
tersebut untuk melaksanakan dengan baik.

7. Apakah dua jenis biaya tidak langsung yang dibedakan dalam riset Fremgen dan Liao?
a. Biaya jasa korporat
Biaya jasa yang dilakukan secara terpusat, memberikan manfaat bagi korporat dan pusat-pusat
tanggung jawab yang memberikan hubungan kerja dengan aktivitas manajemen puncak
b. Biaya administratif korporat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat (manajemen) termasuk biaya gaji,
hubungan masyarakat, dan lainnya.
***

Bab 14 Aspek Keperilakuan dalam Penganggaran Modal (hal. 319)


1. Bagaimana fakta keperilakuan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan anggaran modal
agar menjadi acuan, faktor keperilakuan dilibatkan dalam perencanaan anggaran hingga evaluasi
kinerja, yaitu:
a. Tahap penetapan tujuan

Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, konsep utama
perilaku yang berpengaruh terhadap tahapan penetapan tujuan adalalah partisipasi, kesesuaian
tujuan melalui interaksi anggota, dan komitmen.
 partisipasi anggota dalam proses penetapan tujuan karena akan memungkinkan mereka lebih

menerima tujuan yang turut mereka formulasikan. (komitmen bersama)


 interaksi ekstensif antara manajer lini dan manajer staf orgasnisasi untuk membentuk tujuan

bersama
 gaya kepemimpinan yang mendorong partisipasi anggota

b. Tahap Implementasi

Konsep utama perilaku yang berpengaruh terhadap tahap implementasi adalah komunikasi, kerja
sama dan koordinasi.
 Mengkomunikasikan tujuan dan strategi untuk menghindari kesalahpahaman atau saling curiga

antara pihak yang berkepentingan.


 Kerja sama antar kelompok/bagian yang ingin dimotivasi, setelah mendapatkan gambaran jelas

mengenai tujuan dan strategi yang ingin dicapai.


 Koordinasi, merupakan usaha menggabungkan seluruh sumber daya organiasai termasuk bakat

dan kekuatan setiap parisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan
yang sama (mengkomunikasikan peran setiap partisipan)
c. Tahap Pengendalian dan Evaluasi kinerja
Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran berfungsi sebagai sistem pengendalian
Beberapa konsekuensi perilaku yang timbul pada tahapan ini adalah tekanan, motivasi, aspirasi dan
kegelisahan
 Realisasi anggaran menjadi tekanan bagi pihak yang terlibat bila tidak sesuai dengan harapan

(anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinerja aktual/tingkat keberhasilan realisasi rencana
menjadi kegiatan nyata yang menghasilkan)
 motivasi yang diberikan berupa tindakan-tindakan koreksi dipandang sebagai penghargaan

terhadap segala usaha anggota mewujudkan rencana menjadi kegiatan menghasilkan


 aspirasi dan kegelisahan

Ketiadaaan respon manajemen terhadap usaha anggota, apakah individu berada di bawah
kinerja atau tidak ,sehingga menimbulkan kebimbangan dalam diri anggota akan kemampuan
menjalankan kepercayaan organisasi.

2. Mengapa para manjaer cenderung memeiliki persepsi jangka pendek?


Ada beberapa faktor untuk menerangkannya.
a. Faktor individu

 persepsi individu berdasar penilaian pada informasi yang sudah ada

 menilai dan menghubungkan keberhasilan pada kegiatan tertentu sebagai penyelesaian masalah

pada kegiatan lainnya


 komitmen pada keputusan sebelumnya meskipun dibentuk oleh ada informasi yang salah

b. Faktor organsiasi

 Pemahaman/penafsiran yang berbeda terhadap tujuan dan strategi jangka panjang

 Kendala kominuikasi yang efektif antara manajer operasi dengan manajemen puncak karena

faktor rantai komando yang berjenjang (keputusan mendesak dari manajemen puncak sulit
diharapkan)
 penghargaan organisasi terhadap tim, bukan individu (kurang termotivasi untuk memberikan

kualitas kerja terbaik)


 koordinasi untuk memanfaatkan sumber daya organsisasi belum tecapai

c. Situasi/Lingkungan

 Sumber daya departemen tertentu hanya mendukung pencapaian untuk kondisi terkini

(berkaitan dengan minimnya dukungan/koordinasi dengan departemen terkait).


Potensi perubahan peraturan pemerintah yang “memaksa” manajer belerja lebih cepat agar
tidak terpengaruh oleh tuntutan perubahan aturan tersebut

3. Bagaimana dapat disimpulkan bahwa anggaran modal menjadi suatu ritual?


Anggaran modal menjadi “ritual” belaka jika menimbulkan rasa tidak percaya, penolakan, konflik
internal, dan efek samping lain yang menggangu aktivitas organisasi. Pada lain sisi:
 Penganggaran berakibat pada terbatasnya ruang gerak pengguna annggaran, sebab di dalamnya

terdapat pembatasan hal yang diinginkan dan tuntutan jadwal pelaksanaan.


 Para partisipan telah mengetahui keputusan akhir, sehingga apapun yang disampaikan tidak

akan memberikan perubahan berarti.


 Tidak ada usaha serius untuk menjamin partisipasi dan kerja sama dari partisipan anggaran

dengan seluruh anggota organisasi


***

Bab 16 Aspek Keperilakuan pada Etika Akuntan (356)


1. Jelaskan peran penalaran moral dalam etika akuntan
 merupakan faktor penentu yang melahirkan perilaku moral dalam pengambilan keputusan etis
Untuk menemukan perilaku moral yang sebenarnya hanya dapat ditelusuri melalui penalarannya.
Artinya pengukuran moral yang benar tidak sekedar mengamati perilaku moral yang kelihatan
saja, tetapi harus melihat pada kesadaran moral yang mendasari keputusan perilaku moral
tersebut.
 memproses dan menganalisis pikiran individu saat membuat keputusan
proses mengolah informasi dan menyeimbangkan antara kewajiban independensi, honorarium
(fee) yang diterima, dan publikasi hasil audit; untuk mendapatkan kesimpulan yang tidak
menyalahi etika pekerjaan dan jabatan seorang akuntan

2. Jelaskan teori-teori berkaitan dengan model pengambilan keputusan etis


a. Teori motivasi moral dan dIlema etika (Rest)

Model pengambilan keputusan etis terdiri dari 4 tahap, yaitu


 Pemahaman tentang isu moral dalam sebuah dilema etika (cara individu menaggapi adanya isu
moral)
 Pengambilan keputusan etis (bagaimana seseorang membuat keputusan etis)
 Perhatian terhadap moral (bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud berkelakuan etis
dan tidak etis
 perilaku terhadap moral (bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku etis atau tidak etis).
b. Teori interaksi faktor individu dengan situasi (Trevino)
Keputusan etis merupakan interaksi antara faktor individu dengan faktor situasional. Faktor Individu
seperti locus of control, dominasi ego individu. Faktor situasional seperti budaya organiasasi,
karakteristik di tempat kerja, tuntutan pekerjaan.
Ketika seseorang dihadapkan pada dilema etika, maka individu akan mempertimbangkan secara
kognitif dalam pikirannya. Kesadaran kognitif moral seseorang akan tergantung pada tingkat
perkembangan moral. Pembentukan tentang pemahaman moral issue akan tergantung pada faktor
individual (pengalaman, orientasi etika dan komitmen pada profesi dan situasional organisas (nilai
etika organisasi)

3. Jelaskan berbagai riset ynag berkaitan dengan perilaku etis akuntan


a. Perilaku manajer dalam situasi dilema etika (Kidwell, Stevens, Bethke)
“manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan positif dengan
pengambilan keputusan etis. Mereka cenderung lebih konservatif dalam menghadapi situasi
dilematis, sehingga lebih berperilaku etis dibandingkan dengan yunior (pemula)”
b. Pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya

“ Untuk memperkuat komitmen profesioanl seorang akuntan/auditor perlu waktu dalam


keterlibatannya pada setiap tugas dan menerima manfaat dari komunitas profesinya berupa
dukungan moral bekerja lebih baik dan bertanggung jawab”
4. Jelaskan peran studi pengembangan etika dalam riset akuntansi keperilakuan
 Membuktikan nilai etika sebagai komponen utama kultur individu dan kultur komunitas profesi

akuntan yang merupakan acuan untuk mengarahkan anggota-angotanya dalam menghadapi


lingkungan internal dan eksternal (lingkungan yang terbentuk dari nilai etika individu dari
manajemen formal /informal terhadap situasi etika dalam organisasi
 Mempertegas nilai etika sebagai patokan dalam menggambarkan aktivitas yang dikerjakan

merupakan hal yang etis atau tidak etis


5. Jelaskan beberapa studi pengembangan etika akuntan
a. Studi terhadap orientasi etika individu (Cohen, Pant, Sharp, dan Finegan)

Orientasi etika (ethical ideology) berarti mengenai konsep diri dan perilaku pribadi. Setiap orientasi
etika individu ditentukan oleh kebutuhannya. Kebutuhan tersebut akan berinteraksi dengan
pengalaman dan sistem nilai individu yang akan menentukan harapan atau tujuan dalam setiap
perilakunya, sehingga pada akhirnya individu tersebut akan menentukan tindakan apa yang akan
diambilnya.
b. Studi orientasi etika dan profesional

Individu yang memiliki idealisme secara otomatis akan memelihara tata cara pekerjaannya sesuai
dengan standar profesional dan etika, sehingga kedua hal tersebut akan menjadi arahan dalam
bekerja.
c. Studi evaluasi dan nilai etika (Forsyth)

Kemampuan individu untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan nilai etika dalam suatu kejadian.
Etika menunjukkan pandangan yang diadopsi oleh masing-masing individu ketika menghadapi
masalah yang membutuhkan pemecahan dan penyelesaian etika atau dilema etika
***

Bab 17 Aspek Teori Kontijensi dalam Akuntansi Keperilakuan (hal. 374)


1. Apa yang dimaksud teori kontijensi dalam akuntansi manajemen?
menyatakan bahwa keselarasan antara strategi dan lingkungan bisnis eksternal menentukan
kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan. Teori kontijensi juga bermakna bagaimana perencanaan
strategi mampu memenuhi tuntutan lingkungan seandainya tidak tercipta keselarasan antara
perencanaan strategi dengan lingkungan bisnis eksternal yang dapat berakibat turunnya kinerja,
sehingga memunculkan krisis organisasi.
2. Berikan penjelasan munculnya perumusan kontijensi!
Bertolak dari :
 perlunya suatu desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat

digunakan perusahaan/organisasi untuk berbagai tujuan


 mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal (politik, teknologi, sosial-ekonmoi, budaya),

termasuk persaingan bisnis unutk mencegah menurunnya kinerja organisasi

3. Jelaskan variabel-variabel dasar kontijensi dan hubungannya


a. Lingkungan internal

 Struktur

Bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan


arus kerja. merupakan rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan
bagan organisasi
 Budaya (norma)

merupakan pola keyakinan, pengharapan, dan nilai yang dibagikan oleh anggota organsisasi.
Norma-norma organisasi memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima
anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif
 Sumber daya (manusia, organisasi, fisik)

merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organsiasi. Aset ini meliputi keahlian
seseorang, kemampuan, dan bakat manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas pabrik dalam
wilayah fungsional. Sumber daya akan menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan
b. Lingkungan eksternal

 Ekonomi

berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi dimana organisasi beroperasi. Dalam
perencanaan strategi organisasi harus mempertimbangkan kecenderungan faktor ekonomi dan
segmen-segmen yang mempengaruhinya, baik di tingkat nasional maupun internasional (misal
inflasi, suku bunga)
 Hukum

Arah dan stabilitas faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan penting dalam
merumuskan strategi, karena akan menimbulkan gangguan-gangguan seperti penyalahgunaan
wewenang, gangguan keamanan, lemahnya pranata hukum. Kelemahan-kelemahan ini
memungkinkan setiap organisasi memanfaatkannya tanpa mengindahkan etika.
 Teknologi

Perubahan teknologi menuntut organisasi untuk berhati-hati memutuskan teknologi yang tepat
dan tepat, menyesuaikan dengan lingkungan bisnis. Disamping itu patut diperhatikan antara
teknologi sebagai labour saving bertentangan dengan tersedianya tenaga kerja yang berlimpah
 Sosial Budaya

Faktor sosial budaya, misal tradisi dan nilai akan membatasi praktik-praktik bisnis untuk jangka
panjang. Manajemen wajib memperhatikan pola-pola yang berlaku di masyarakat sebagai
konsekuensi agar masyarakat dapat menerima keberadaan dan aktivitas organisasi. Manfaat
penting mengelola masyarakat adalah organisasi dapat menyerap informasi guina
mengantisipasi perubahan mendadak dalam masyarakat

4. Berikan penjelasan mengenai kerangka evaluasi teori kontijensi


 merumuskan keputusan dasar menyusun teori kontijensi (apakah perencaanan strategi tidak

mampu mengantisipasi perubahan atau ada infornasi yang salah)


 menginventarisir faktor-faktor yang dihadapi organisasi dan sistem pengendalian yang tepat
berkaitan dengan kebutuhan akan rencana kontijensi ini
 menetapkan faktor kritis sebagai standar pembanding dan disertai perkiraan resiko yang diterima

 pelaksaan rencana kontijensi

 umpan balik terhadap hasil operasi dan menghubungkannya dengan keputusan dasar organisasi

Anda mungkin juga menyukai