Anda di halaman 1dari 4

UJI STABILITAS

Stabilitas obat: kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar
sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam
batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (shelf-life).

Expiration date: waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu
diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.

Shelf-life (waktu simpan): periode penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu dimana suatu
produk tetap memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadahnya yang sesuai dengan
kondisi penjualan di pasar.

Uji stabilitas ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana mutu zat aktif atau produk obat
berubah seiring waktu, dibawah pengaruh faktor lingkungan seperti temperatur, kelembaban, dan
cahaya.

 Metode Pengujian Stabilitas Obat

1. Uji Stabilitas Jangka Panjang

Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu kamar yang dikendalikan (30 0C ±
20C ) dengan kelembaban nisbi ruangan 75% ±5%, kecuali untuk obat yang peka terhadap suhu
dilakukan pada suhu rendah (50C ± 20C) dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12,
18, 24,36, 48, dan 60. Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih
memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.

2. Uji Stabilitas Dipercepat

Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu ekstrim yang dikendalikan (40 0C ±
20C ) dengan kelembaban nisbi ruangan 75% ± 5%, kecuali untuk obat yang peka terhadap suhu
dilakukan pada suhu ruangan (250C ± 20C) dengan kelembaban nisbi ruangan 60% ± 5%.
Rentang waktu pengujian untuk uji stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6.
Biasanya pengujian pada bulan ke-6 hanya untuk senyawa obat baru. Pengujian stabilitas
dipercepat menggunakan alat ”Climatic Chamber” untuk menjaga agar suhu ekstrim dan
kelembaban nisbi terkendali.

Pada uji stabilitas dipercepat, peraturan kinetika reaksi dpt dipergunakan, di mana penguraian
dipelajari pd suhu tinggi dan tdk pd suhu kamar, kemudian diekstrapolasi pd suhu
penyimpanannya.
Pengujian dilakukan pada 3 batch kecuali jika bahan aktif sudah dikenal cukup stabil. Batch
harus representative mewakili proses manufaktur dan dibuat skala pilot atau skala produksi
penuh.

 Analisis Stabilitas Dipercepat

1. Tentukan orde reaksi

2. Harga k pada setiap suhu dihitung dari gradien.

3. Harga k dapat diplotkan pada suhu yang dikehendaki

4. Waktu simpan produk dihitung dari tetapan laju sesuai dengan derajat penguraian (orde
reaksi)

 Cara menentukan orde reaksi

1. Dengan mensubstitusikan konsentrasi zat yang diperoleh ke dalam persamaan orde reaksi, bila
diperoleh harga k yang relative konstan berarti reaksi berjalan pada orde tersebut

2. Dengan membuat grafik hubungan antara konsentrasi yang diperoleh terhadap t. jika sesuai
dengan salah satu grafik, maka reaksi berjalan pada orde tersebut.

Orde II

-Grafik orde nol: c vs t

-Grafik orde satu: log c vs t

-Grafik orde dua:1/c vs t

3. Metode waktu paruh: Waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai setengahnya dari
konsentrasi mula-mula
Dibuat dua percobaan dengan konsentrasi berbeda:

 Menentukan konstanta laju reaksi:

Y= Bx + A

Y Log Ct

A Log Co

B K/2,303

Xt

 Kondisi Penyimpanan:

1. Pengaruh suhu: persamaan Arrhenius

2. Pengaruh kelembaban:hidrolisis obat

3. Pengaruh cahaya:oksidasi obat

Persamaan Arrhenius:
Dari persamaan Arrhenius terlihat bahwa laju reaksi (dalam hal ini diwakili konstanta laju reaksi)
semakin besar saat reaksi terjadi pada temperatur tinggi yang disertai dengan energi aktivasi
rendah.

Anda mungkin juga menyukai