Anda di halaman 1dari 53

1

PERSIAPAN TINDAKAN HEMODIALISA


No. Dokumen No. Revisi Halaman

1dari1

Disahkan Oleh
Tanggal terbit
Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Tata cara serah terima pasien yang akan dilakukan tindakan


PENGERTIAN hemodialisa antaraperawat ruangan rawat inap dan perawat
hemodialisa

1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan tindakan


hemodialisa oleh perawat ruangan dan perawat ruang
hemodialisa agar pelaksanaan hemodialisa bisa berhasil
TUJUAN dengan baik dan mengutamakankeselamatan pasien.
2. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan
persiapankhusus lainnya yang dibutuhkan untuk
menunjang pelaksanaan hemodialisa

Perawat ruangan dan perawat hemodialisa


KEBIJAKAN
bertanggungjawab atas persiapan pasien hemodialisa

Prosedur:
1. Petugas ruangan mengetahui jadwal hemodialisa
2. Perawat ruangan rawat inap mempersiapkan area punksi
vena khususnya femoral sesuai prosedur yang berlaku
harus dilakukan pembersihan dari rambut.
3. Perawat ruangan rawat inap mempersiapkan dan mencek
kelengkapan catatan medik pasien, pemeriksaan Lab dan
penunjang lainnya termasuk surat persetujuan tindakan
PROSEDUR
hemodialisa untuk dibawa bersama pasien ke ruang
hemodialisa
4. Perawat ruangan rawat inap menyertakan perlengkapan
penunjang hemodialisa misalnya :persediaan obat-obatan
atau persediaan darah yang diperlukan saat hemdialisa
dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke ruang
hemodialisa
5. Setengah jam sebelum jadwal hemodialisa atau setelah
2

ada panggilan perawat hemodialisa pasien dibawa ke


ruang hemodialisa dengan memakai tempat tidur yang
dipakai di ruangan atau kursi roda sesuai kondisi pasien.
6. Serah terima pasien pra hemodialisa dilakukan di ruang
hemodialisa
7. Perawat ruangan rawat inap menyerahkan pasien dan
petugas ruang hemodialisa mencatat dalam buku
register ruang hemodialisa
8. Perawat hemodialisa memeriksa kelengkapan berkas ,
kelengkapanidentitas, catatan medik pasien, keadaan
umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan
penunjang lainnya seperti hasil laboratorium HbsAg ,anti
HCV, HIV obat-obatan dan persediaandarah.
9. Kejadian khusus dan pengobatan selama hemodialisa
berlangsung dicatat dalam buku laporan hemodialisa
10. Setelah hemodialisa selesai, perawat hemodialisa
mencatat tindakan hemodialisa di rekam medic pada
catatan keperawatan. Setelah semua selesai perawat
hemodialisa menghubungi perawat rawat inap untuk
menjemput pasien.
11. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan perawat
rawat inap ruangan.
12. Serah terima dilakukan di ruang hemodialisa , perawat
hemodialisa menyerahkan pasien beserta semua
kelengkapannya dan perawat HD memberitahukan
tindakan keperawatan yang dilanjutkan dilanjutkan di
ruang rawat inap atau jadwal HD selanjutnya apabila HD
memang dilanjutkan

A. Persiapan fisik

1. Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan


hemodialisa yangDilakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh dengan hasilpemeriksaan fisik oleh
dokter ruangan dan atau dokter konsulan penanggung
jawab HD menunjukkan kondisi dalam batas
toleransi untuk dilakukan tindakan HD.
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap,
meliputipemeriksaan laboratorium hematologi, kimia
klinik, dan lainnya,pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lainyang
3

diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang


dalambatas normal atau dalam batas toleransi / aman.
3. Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit
dalam dan atau dokter konsulan ginjal dan atau dokter
konsulen lainnyamenyatakan pasien dapat dilakukan
hemodialisa
4. Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien
untuk menunjang kelancaran hemodialisa , seperti
pemasangan infus,lavement, puasa, istirahat total,
pemasangan Supportif sepertiO2, Foley catheter,
NGT , dll.
5. Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi,
pakaian dari RS, bersih

B. Persiapan fisik
1. Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan
hemodialisa yangDilakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh dengan hasilpemeriksaan fisik oleh
dokter ruangan dan atau dokter konsulan penanggung
jawab HD menunjukkan kondisi dalam batas
toleransi untuk dilakukan tindakan HD.
2. Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap,
meliputipemeriksaan laboratorium hematologi, kimia
klinik, dan lainnya,pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lainyang
diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang
dalambatas normal atau dalam batas toleransi / aman.
3. Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit
dalam dan atau dokter konsulan ginjal dan atau dokter
konsulen lainnyamenyatakan pasien dapat dilakukan
hemodialisa
4. Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien
untuk menunjang kelancaran hemodialisa , seperti
pemasangan infus,lavement, puasa, istirahat total,
pemasangan Supportif sepertiO2, Foley catheter,
NGT , dll.
5. Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi,
pakaian dari RS, bersih
4

C. Persiapan mental

1. Pasien harus memahami maksud dan tujuan


hemodialisa serta resikoyang harus dihadapi dalam
menjalani hemodialisa ini. Lakukan Informed
Consent sesuai prosedur.
2. Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik
agar tegar menghadapi tindakan hemodialisa yang
akan dijalaninya. Pasiendiminta untuk berdoa
menurut keyakinannya masing-masing.
3. Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan
mendukungsecara moril.

- Instalasi Rawat Inap


- Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT - UGD
- ICU/ICCU.
5

PENJADWALAN HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1dari1

Disahkan Oleh
Tanggal terbit
Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

PENGERTIAN Suatu sistem yang mengatur penjadwalan hemodialisa

1. Mengatur jadwal hemodialisa dengan baik.


TUJUAN 2. Memberikan jadwal yang optimal.
3. Memanfaatkan sarana dan tenaga secara optimal.
1. Setiap pasien yang akan menjalani hemodialisa harus
dijadwalkan.
2. Penjadwalan hemodialisa cito dapat dilakukan dengan
KEBIJAKAN seijin dokter penanggungjawab HD dan Kepala Unit
Hemodialisa sehingga dapat dijadwalkan.
3. Pada keadaan darurat maka jadwal Hemodialisa dapat
disesuaikan sesuai kemampuan mesin yang ada
1. Menerima rencana hemodialisa
2. Menulis di buku jadawalhemodialisa; nama, umur, kamar,
nama dokter penanggung jawab, tanggal serta jam
hemodialisa
3. menuliskan jadwal Hemodialisa harian di ‘white board;
nama, umur,
4. Melakukan pengecekan kembali ke ruangan.
PROSEDUR 5. Menerima penjadwalan hemodialisa cito.
6. Menulis di kertas rencana hemodialisa
7. Menerima laporan pembatalan hemodialisa
8. Menanykan alasan pembatalan.
9. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab
hemodialisa
10. Menuliskan pembatalan hemodialisa di kertas rencana
operasi dan di jadwal harian ‘white board’.
6

- Instalasi Rawat Inap


- Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
- UGD
- ICU/ICCU.
7

PENUNDAAN/ PERUBAHAN JADWAL


HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh
Tanggal terbit
Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Suatu prosedur yang diambil pada saat terjadi penundaan atau


PENGERTIAN
perubahan jadwal Hemodialisa

Agar semua pihak yang terlibat dalam jadwal hemodialisa


TUJUAN yang mengalami penundaan atau perubahan tersebut dapat
mengetahuinya.

Jadwal hemodialisa yang ada bila terjadi penundaan atau


KEBIJAKAN perubahan maka semua pihak yang terlibat untuk diberitahu
dan membuat rencana untuk penjadwalan baru.

1. Menerima laporan penundaan hemodialisa.


2. Konfirmasi untuk penjadwalan baru dari ruangan
perawatan atau dari dokter penangggung jawab HD
PROSEDUR
3. Menghubungi semua Unit yang terkait
4. Melakukan pencatatan, pemberitahuan pada dokter
penanggung jawab HD dan perawat Hemodialisa
- Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Jalan
- Dokter Penyakit Dalam
8

PENERIMAAN PASIEN DI UNIT HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1dari1

Disahkan Oleh
Tanggal terbit
Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Penerimaan pasien yang akan dilakukan tindakan


PENGERTIAN Hemodialisa dari ruang rawat inap, rawat jalan atau dari luar
Rumah Sakit

Persiapan pasien dilakukan Hemodialisa mencakup bio-


psiko-sosial-spiritual dan kelengkapan administrasi termasuk
TUJUAN
inform concent dan persiapan lainnya agar proses tindakan
Hemodialisa dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Pasien yang akan dilakukan tindakan Hemodialisa perlu


KEBIJAKAN dilakukan serah terima dari perawat ruangan dan perawat
Hemodialisa.

1. Periksa identitas pasien dengan menggunakan daftar cek


pre Hemodialisa
2. Pastikan diagnosa pasien.
PROSEDUR 3. Memastikan lokasi dan teknik inisiasi Fistula
4. Serah terima antar perawat ruangan dan perawat
Hemodialisa
5. Pindahkan pasien ke Bed Hemodialisa
- Unit Hemodialisa
UNIT TERKAIT - Emergency.
- Ruang perawatan.
9

MENDAMPINGI VISITE DOKTER DI RUANG RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP Direktur Rumah Sakit Citama

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

PENGERTIAN Mendampingi visite Dokter di ruang rawat inap adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan Perawat untuk mempersiapkan, membantu dan mendampingi
pemeriksaan yang dilakukan oleh Dokter di ruang rawat inap

TUJUAN 1. Menyiapkan Pasien dan alat yang diperlukan untuk pemeriksaan


2. Memperlancar proses pemeriksaan Pasien
KEBIJAKAN Perawat harus siap mendampingi Dokter setiap kali pemeriksaandilakukan

PROSEDUR TETAP 1. Perawat memberitahu Pasien bahwa Dokter akan melakukan pemeriksaan
2. Perawat mempersilahkan Pasien untuk duduk kursi periksa atau berbaring
di tempat tidur periksa
3. Perawat membantu Dokter untuk mengatur posisi Pasien yang diperlukan
untuk pemeriksaan
4. Perawat menyiapkan dan memberikan alat/dokumen yang diperlukan
oleh Dokter selama pemeriksaan
5. Perawat mempersilahkan Pasien untuk duduk di kursi konsultasi setelah
pemeriksaan selesai
6. Perawat membantu/mempersilahkan Pasien untuk kembali ke kamar
Perawatan
7. Perawat membereskan alat/dokumen pemeriksaan yang sudah selesai
dipakai
8. Perawat menerima status dan resep Pasien dari Dokter konsulan
9. Perawat menuliskan resep obat Dokter konsulan ke dalam lembar
permintaan obat Pasien
10. Perawat menuliskan instruksi dan hasil pemeriksaan Dokter konsulan ke
dalam buku laporan
UNIT TERKAIT 1. SMF
2. Instalasi Rawat Inap dan Gawat Darurat
10

PROTAP PEMELIHARAAN RUANGAN,MESIN RO

DAN MESIN HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur RSUD Citama

Prosedur
Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar semua fasilitas diruang HD dapat berfungsi dengan baik terutama

TUJUAN fasilitas air RO dan mesin HD selalu siap pakai dan efektif dan adekuasi
HD tercapai.

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Kegiatan dalam pemeliharaan mesin RO dan mesin HD secara rutin dan
berkala

Prosedur 1. Sterilisasi ruangan ( setiap bulan ) , dengan larutan Presept


2. Kebersihan ruangan dialysis ( setiap hari setelah dipakai pasien )
; tempat tidur, kursi tunggu, nakhas ( meja samping ), meja
tindakan ( overbed table ), trolley, mesin dialysis, TV dll.
3. Perawatan alat medis :

 Kalibrasi mesin setelah 1500 jam tindakan


 Kalibrasi timbangan berat badan dan tensi meter (
sebulan sekali ).
 Trolley emergency ( dicek setiap hari )
 Battery back up untuk alat defibrilator ( charge setiap
hari )
 Pengecekan tabung oksigen dan selangnya ( setiap
hari )
11

 Pengecekan alat sterilisasi ( sebulan sekali )

4. Perawatan air RO secara berkala

 Melakukan back wash multi media.


 Melakukan back wash karbon filter.
 Melakukan back wash softener ( pemberian garam 1 kg / hari
).
 Pembersihan cartridge pada pre treatment dan sebelum
membran RO.
 Pengecekan kestabilan tegangan listrik dan bebas kejutan.
 Pencatatan pump RO dan tekanan parameter.
 Pengecekan bebas clorin sesudah back wash karbon filter
dengan : test trip total klorin ( chloramines + free chlorine ).
 Pengecekan kandungan Ca dan Mg sesudah back wash
Softener dengan : test trip water hardness.
 Setiap bulan :
– Pemeriksaan air RO : terhadap bakteri dan Endotoxin.
– Pemeriksaan air dialisat : terhadap bakteri, endotoxin,
elektrolit.
– Pembersihan tanki produk dengan ( larutan bayclin 1 : 100 )
.
 Setiap 6 bulan :
– Pemeriksaan air RO : sesuai parameter standard AAMI.
 Penggantian peralatan sistem reverse osmosis :
- Catridge filter setiap bulan (terutama bila terjadi perubahan
warna pada filter).
- Membran reverse osmosis 3 tahun sekali ( tergantung hasil
parameter air RO ) , jika hasilnya melebihi angka normal dari
parameter maka secepatnya harus diganti.
12

PERSIAPAN MESIN HEMODIALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur
Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

URAIAN UMUM Menyiapkan mesin dan peralatan yang akan digunakan saat dialysis
sehingga pasien akan menerima tindakan dialysis yang aman dan
efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Mesin dan peralatan siap digunakan saat HD

TUJUAN Mengoptimalkan pasien dan peralatan selama proses hemodialisa,


mengurangi kemungkinan terjadinya problem selama dialisis

Prosedur

1. Persiapan mesin dan alat


1. Air yang telah melalui proses pembersihan dengan
menggunakan Reverse Osmosis
2. Listrik 220 V (sebaiknya dilengkapi stabilizer atau
yang lebih baik)
3. Alat-alat Hemodialisis :
Dialiser
AVBL
Cairan Dialisat (Acetat/Bicarbonat)
Heparin
Infus Set / Transfusi Set
NaCl 0,9%
Alat Suntik 1 cc (20 cc jika menggunakan fungsi
heparin pada mesin).
13

Maatkan

2. Prosedur

1. Buka kran air.


2. Hubungkan steker dari mesin ke stop kontak
3. Tekan Main Switch pada bagian belakang mesin
4. Tekan tombol ON/OFF pada panel mesin selama ± 5
detik untuk menyalakan mesin.
5. Tekan dan tahan tombol Rinse/Drain selama ± 5 detik,
time akan menunjuk angka 0:10, biarkan hingga
rinse/drain selesai.
6. Setelah rinse selesai (tombol Rinse/Drain akan berkedip),
tekan tombol Rinse/Drain sekali untuk melakukan test
fungsi.
7. Mesin akan melakukan Test Fungsi (Fch), biarkan hingga
selesai.
8. Test fungsi selesai ditandai dengan menyalanya tombol
Temp dan Cond.
9. a. Pindahkan suction tube Merah ke Acid dan suction
tube Biru ke Bicarbonat, jika menggunakan bicarbonat
10. b. Pindahkan suction tube Biru ke Acetat, jika hanya
menggunakan Acetat (tube suction Merah tetap pada
tempatnya).

11. Mesin siap digunakan setelah Fluid Path menyala hijau


(Temp dan Cond tercapai)
12. Lakukan Priming :
Pasang AVBL set dan dialiser pada mesin.
Sambung Dialiser Tube dengan Dialiser secara
berlawanan Dialiser tube Merah ke Biru dialiser
dan sebaliknya.
Hubungkan infus set dengan NaCl 0,9% lalu
sambungkan dengan infusion tube pada AVBL set.
Hidupkan blood pump.
Atur kecepatan blood pump sampai dengan ± 100
ml/min hingga bagian ekstrakorporeal terisi baik.
Setelah Vena Drip chamber terisi aktifkan detektor
udara dengan menekan tombol Air Detektor.
Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL
dan hubungkan dengan konektor untuk melakukan
sirkulasi
14

Buka kedua klem AVBL, hidupkan blood pump,


kecepatan akan sama dengan sebelumnya (± 100
ml/min) tampak pada layar.
Masukkan heparin dosis awal 1500 U (atau sesuai
kebutuhan).
Periksa kembali dialiser, bila ada gelembung udara
keluarkan dengan cara menjepit intermitet dengan
tajam menggunakan tangan.
Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL,
dan infus set.
Mesin Siap untuk tindakan hemodialisis.

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa


15

PROTAP INISIASI HD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Mengoptimalkan pasien dan peralatan untuk kelanjutan proses

TUJUAN dialysis, agar proses hemodialisis berjalan dengan baik dan


aman,pasien akan terbebas dari komplikasi akibat posedur inisiasi.

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Adalah tindakan awal yang dilakukan mulai dari persiapan sampai
saat proses hemodialisis mulai berlangsung

PROSEDUR

A. Prosedur
1. Pengkajian
 Cek kembali program medic seperti surat permintaan
untuk tindakan HD
 Pastikan surat persetujuan tindakan sudah ada
 Kaji Hasil pemeriksaan lab yang ada seperti
kreatinin,ureum, DPL, Elektrolit, Anti Hbs-Ag,HCV,
HIV, AGD, MP3,PTT
 Kaji Kondisi pasien secara umum kesadaran dan
keluhan
 Kaji TTV, status cairan, ( BB, Auskultasi paru,
edema , turgor, membrane mukosa, intake output)
 Nilai Akses Vaskuler yang akan digunakan
2. Diagnosa Keperawatan :
 Gangguan rasa nyaman bd prosedur
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit:
lebih/kurang
16

 Kecemasan berhubungan dengan tindakan yang akan


dilaksanakan
3. Perencanaan
 Persiapan Alat
 Mesin HD sudah siap pakai dalam posisi
dialyzer prime
 Sirkuit darah sudah dipriming dan sudah
ditempatkan pada mesin HD
 Alat penunjang lain seperti suction dan oksigen
 Peralatan sesuai akses vaskuler yang tersedia :
o AV fistula/abocath
o Infuse set
o Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
o Heparin inj
o Xylocain (anestesi local)
o NaCl 0,90 %
o Kain kasa/ Gaas steril
o Duk steril
o Sarung tangan steril
o Bak kecil steril
o Mangkuk kecil steril
o Klem
o Plester / hepafik
o Desinfektan (alcohol + bethadine
o Karet plastic
o Gelas ukur
 Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4. Pelaksanaan
a. Insersi / punksi fistula / cimino
 Membawa peralatan kedekat pasien
 Letakan pengalas karet/plastic pada daerah yang
akan dilakukan insersi
 Pakai masker dan maskort/apron, cuci
tangan,pakai sarung tangan
 Desinfeksi daerah fistula/cimino dengan
bethadine sol dimulai dari titik tempat
insersi/punksi kearah luar dengan radius 3-5 cm
biarkan selama 3 menit lalu bersihkan dengan
alcohol.
 Letakan duk steril secara melebar sebagai
17

pengalas dan penutup


 Lakukan insersi/punksi outlet (pilih vena yang
besar untukmemasukan darah kembali ke tubuh
pasien )usahakan lengan yang sama dengan
cimino, fiksasi dan tutup engan kain kasa ( Bila
ada permintaan darah ambil untuk lab ) lalu
bolus dengan heparin yang telah diaplus dengan
NaCl 0,9 % 5 cc
 Lakukan insersi/punksi inlet ( minimal 3 cm dari
anastomosis) fiksasi dan tutup dengan kasa, bila
inlet dan outlet satu aliran minimal berjarak 5
cm, bagi pasien yang tidak tahan sakit dapat
anastesi sebelun di insersi, seperti topical,spray,
krim, salep.
b. Insersi vena femoralis
 Bawa pralatan kedekat pasien
 Letakan pengalas karet/plastic pada daerah
outlet atur posisi femoral yang akan di punksi
jika perlu femoral diganjal dengan bantalkecil,
tentukan area yang akan di insersi
 Pakai maskort, masker, cuci tangan kemudian
pakai sarung tangan
 Disinfeksi daerah vena( outlet) dan lipatan
femoral (inlet) caranya sama insersi fistula
/cimino
 Letakan duk steril sebagai pengalas dan penutup
pada daerah inlet dan oulet
 Lakukan insersi outlet dan fiksasi tutup dengan
kasa, berikan heparin dosis awal yang telah
diaplus dengan NaCl 5 cc
 Berikan anestesi lokal pada insersi femoral
 Lakukan punksi femoral secara percutanneus
sambil di aspirasi( usahakan dapat vena ) fiksasi
dan tutupdengan kassa

c. Cath vena sub clavia ( double lumen )


 Bawa peralatan kedekat pasien
 Letakan pengalas karet/plastik dibawah kateter
kemudian buka balutan kateter
 Pakai masker
 Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan
18

 Disinfeksi kedua kanula dengan betadine,


biarkan selama 3 menit lalu bersihkan dengan
alcohol
 Letakan duk steril sebagai pengalas
 Keluarkan heparin darikedua kanula 3 cc untuk
mengeluarkan bekuan darah
 Periksa kelancaran aliran kateter, bila diperluhan
ambil darah untuk sampel lab, lalu berikan
heparin dosis awal yang telah diaplus Nacl 5 cc
melalui outlet
 Bersihkan tutupkanula kateter dan rendam
dalam kom steril berisi betadin dan simpan
dalam bak steril
 Setiap HD lakukan perawatan exit site kateter,
kecuali pada pemakaian pertama HD kateter
baru dipasang
 Spuit 1 cc disimpan dalam bak steril karena
masih digunakan pada proses pengakhiran HD.
d. Mengalirkan darah kedalam sirkuit darah
ektrakorporeal.
 Matikan blood pump, klem selang NaCl dan
AVBL lalu sambungkan ABL dengan kanula
inlet akses vaskuler
 Tempatkan ujung VBL ( masih pakai konektor)
kedalam wadah pembuangan cairan /matkan
pastikan tidak terkontaminasi
 Buka klem AVBL dan kanula inlet, hidupkan
blood pump
 Alikan darah kedalam sirkuit darah denga
kecepatan aliran Qb 100 ml/mnt, biarkan cairan
priming terdorong keluar dan ditampung di
dalam matkan
 Biarkan Aliran darah mengalir sampai di buble
trap out berwarna merah muda ,lalu matikan
blood pump, klem VBL
 Lepaskan konektor VBL lalu sambung ujung
VBL dengan kanula outlet, buka klem VBL dan
kanula outlet
 Hidupkan blood pump denga kecepatan aliran
Qb antara 100 – 150 ml/mnt
 Atur dan fiksasi kanula inlet dan outlet dan VBL
19

agar tidak mengganggu pergerakan pasien


 Bula klem selang monitor tekanan arteri dan
vena, akifkan semua detector ( udara dan
kebocoran )
 Siapkan heparin dosis selanjutnya, program dan
hidupkan pompa heparin
 Cek kembali system alarm limit pada mesin
seperti: arteri,vena temperature, TMP,
 Kencangkan semua sambungan, buble trap terisi
2/3 sampai ¾ bagian, dialiser dalam posisi tegak
dengan inlet diatas ( pastikan bebas udara )
 Naikan Qb sampai 200 ml/mnt atau lebih
 Program HD sesuai kebutuhan , lamanya HD,
UFR
 Ukur vital sign lakukan pendokumentasian
 Rapikan pasien, dan peralatan
 Beritahu pasien bahwa inisiasi telah selesai
 Jelaskan kepada pasien apa yang boleh
dilakukan selama HD brlangsung
 Pasien boleh di tunggu satu orang keluarga.
20

PROTAP MONITORING INTRADIALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR
TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Proses dialysis berjalan lancer, masalah pasien segera teratasi,

TUJUAN mencegah komplikasi berlanjut, pasienmerasa aman dan nyaman.

Unit Hemodialisa
RUANG LINGKUP

URAIAN UMUM Pengamatan yang dilakukan selama proses dialiasis

Prosedur

A. Prosedur
1. Pasien
 Observasi TTV ( TD, Nadi, RR,Suhu) setiap jam
atau sesuai kondisi pasien
 Nilai tingkat kesadaran
 Observasi vaskuler akses, dan pembuluh darah
vena( rembesan darah, pembengkakan dan
hematom )
 Kaji keluhan pasien
 Observasi obat obatan yang diberiekan misalnya
cairan parenteral, tranfusi darah sesuai dengan
program medik
2. Mesin
 Sambungan AV fistula denga blood line dan
sambungan blood line denga dialiser
 Sambungan tekanan arteri dan vena dengan mesin
 Jenis Konsentrasi yang digunakan
 Selama HD berlangsung semua klem terbuka,
21

kecuali klem infuse harus tertutup


 Buble trap terisi ¾ bagian jangan sampai kosong.
 Jangan ada udara sepanjang sirkulasi darah dan
dialiser
 Observasi Qb cocokan dengan efektifitas blood
flow
 Observasi tekanan vena dan arteri ( apakah ada
hambatan )
 Observasi TMP
 Observasi UFR
 Observasi time
 Observasi temperature mesin
 Standar konsentrat
 Pemakaian bikarbonat
 Dokementasikan dalam lembar observasi
22

PROTAP TERMINASI HEMODIALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


PROSEDUR
TETAP
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Mengembalikan darah dari sirkuit ekstrakorporeal ke dalam tubuh

TUJUAN pasien, mencegah komplikasi lebih lanjut akibat gangguan teknik.

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri/ men waktu


mengghentikan proses dialysis sesuai dengan waktu yang telah
diprogramkan atau pada keadaan kegawatan maupun gangguan
teknik yang serius.

Prosedur

A. Mengakhiri HD
1. Persiapan Alat
o Piala ginjal
o Sarung tangan tidak steril
o Kain kassa
o Konektor steril
o Verban gulung
o Betadine sol
o Nebacitin powder
o Wadah specimen
o Obat obatan jika ada
o Gunting
o Plester
o Bantal pasir
o Elastic verban
23

o Tensimeter
o Termometer
o Stetoskop
o Kom berisi Na Cl dan spuit 10 cc ( pada
double lumen )
o Heparin injn spuit 3 cc d ( pada double lumen )
o Sarung tangan steril ( pada double lumen )
o Ember
o Tempat sampah medis
2. Pelaksanaan
 5 menit sebelum dialysis diakhiri, turunkan Qb
menjadi 100 ml/mnt, UFR di kembalikan
 Beritahukan pada pasien bahwa HD akan berakhir,
pengunjung/ penunggu pasien dipersilakan keluar.
 Mencuci tangan
 Memakai apron, masker
 Mengukur TTV
 Mengkaji keluhan pasien
 Matikan pompa darah, klem kanula inlet sebelum
mencabutnya,selanjutnya lepas kanula dari selang
inletdan sambungkan dengan infuse NaCl 0,9 %
dengan menggunakan konektor
 Jalankan pompa 100 ml/mnt dengan memberikan
sedikit tekanan pada AVBL
 Bila darah sudah masuk semua pompa darah
dimatikan dan klem ujung kanula outlet
 Mencabut kanula outlet,selanjutnya beka tusukan
ditekan dengan menggunakan kain kasa beberapa
menit
 Untuk akses vaskuler denga femoral setelah
perdarahan berhenti, luka ditutup dengan band aid
atau kasa yang diberi betadin ditekan dengan bantal
pasir 15 menit setelah itu di beri plester.hepafix
 Pada akses vaskuler double lumen kateter si spol
denga NaCl masing masing 30 cc dan setelah
dispoel diberi heparin 15000 unit, selanjutnya
kateter ditutup dengan kain kasa dan dibalut dengan
verban kemudian diplester
 Bila perdarahan sudah berbenti,luka ditutup dengan
kasa yang diberi betadin, lokasi penusukan dibalut
dengan verban secukupnya
24

 Semua perlengkapan HD dari mesin HD dilepas


dan dimasukan dalam ember
 Kemudian mesin didesinfektan
 Mengobservasi TTV dan mengkaji keluhan pasien
 Mengukur intake dan output
 Menimbang berat badan
 Dokumentasi
25

PROTAP REUSE DIALIZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

03 04 03

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar dialyzer dapt dipergunakan kembali beberapa kali oleh


pasien yang sama
TUJUAN

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Melakukan proses ulang ( pembilasan sampai sterilisasi) pada


dialyzer untuk dipakai ulang kembali

Prosedur

3. Persiapan Alat
o Dializer
o Selang untuk menyambung
o Tutup dialyzer
o Sarung tangan
o Masker
o Apron Gunting
o Klem
o Gelas Ukur
o Label nama
o Latutan formaln 2 – 8 %
o H2 O2 4 %
o Pompa formalin
o Air RO
o Spuit 50 cc
o Tempat sampah
o Kain lap
26

4. Pelaksanaan
a. Pembilasan sederhana
 Darah dalam kompartemen darah dialyzer di
dorong dengan NaCl
 Dializer di isi NaCl dibiarkan selama 5 menit
 Tempat dialyzer dengan Bi Kebawah
 Air RO disambungkan ke kompartemen darah bilas
beberapa menit dengan tekanan 1,7 atm dengan
kcepatan 3-4 l/mnt
 Bilas kompartemen dialisat dengan air Ro dengan
kecepatan dan tekanan yang sama
 Setelah bersih kedua kompartemen diisi formalin 2-
8 %, tutup dialyzer dengan rapat dan kencang
b. Pembilasan kompleks
 Darah didorong dengan NaCl
 Dializer diisi dengan NaCl
 Tempatkan dialyzer dengan Bi ke bawah
 Cairan dialisat disambung dengan kompartemen
darah, bilas selama 5 menit dengan kecepatan 500
ml/mnt sambil udara dikeluarkan
 Air Ro dusambungkan dengan kompartemen
dialisat bilas selama 5 menit kecepatan 500
ml/menit, tekanan 5 psi dengan mengklem slang
air, dialisat kembali dialirkan ke kompartemen
darah
 Setelah itu kedua slang dialisat di klem, kemudian
lepaskan klem slang dialisat sehingga tekanan
dikompartemen dialisat meningkat sampai 25 PSI,
stop aliran ke kompartemen darah dengan cara
mengklem
 Setelah 5 menit tekanan kompartemen darah
dilepas dilepas bilas kompartemen darah dengan
dialisat
 Setelah itu kompartemen darah dibilas dengan
cairan dialisat dan kompartemen dialsat dengan RO
 Kedua kompartemen diisidengan formali 2 – 8 %
 Tutup dializer dengan rapat dan kencang
 Cuci tangan
 Dokumentasi

c. Pembersihan
Proses ini dilakukan apabila dalam dialiser masih
terdapat bekuan darah.
 Masukan H2O2 4% dengan spuit 25 cc
atau 50 cc kedalam kedua kompartemen
dializer
 Biarkan selama 3 – 5 menit kemudian bilas
dengan air RO
 Apabila belum bersih ulangi lagi dengan
memasukan H2O2 dan bilas dengan air RO.
 Apabila sudah bersih kedua kompartemen di
isi dengan dengan formalin
 Tutup dializer dengan rapat dan kencang
27

d. Sterilisasi
 Setelah dialiszer dibersihkan segera di
sterilkan, pada tahap ini digunakan formalin
2 – 8 %, formalin di isi di kedua
kompartemen tidak boleh ada udara,
kemudian ditutup dengan rapat dan kencang
 Beri label nama, kode, tangal reuse, catat
dibuku reuse
e. Cara mengukur priming volume dializer
 Klem sisa blood line pada ujung inlet dan
outlet
 Pegang dialiser dengan posisi vertical diatas
gelas ukur
 Lepaskan sisa blood line dari dialiser,
air/formalin akan keluar dengan gravitasi
kedalam gelas ukur
 Setelah formalin abis, dorong kompartemen
darah dengan udara menggunakan spuit 50
cc
 Hitung air yang ada di gelas ukur
 Bila air kurang dari 80 % volume priming
dialiser baru, maka dialiser tidak bisa
digunakan lagi

f. Penyimpanan
 Formalin dalam dialiser minimal berada di
dalam dialiser 24 jam agar betul betul steril
 Simpan dialiser dalam lemari tetutup
 Tidak boleh kena sinar matahari
 Letakan dialiser dengan posisi
kompartemen dialisat kearah atas.
 Cuci Tangan
28

PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH

PADA DURANTE HEMODIALISIS

No. Revisi Halaman


No. Dokumen

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Memberikan rasa nyaman dan aman selama HD berlangsung


dengan menghilangkan mual dan muntah, dan menjamin hidrasi
TUJUAN yang adekuat selama HD

RUANG LINGKUP Unit Pelayanan Hemodialisa

URAIAN UMUM Mual muntah berhubungan dengan hemodinamik dan hipotensi

Prosedur 3. Penatalaksanaan

1. Kaji keadaan umum pasien ( lemas, keringat dingin, mual


dan muntah )
2. Memberi posisi tidur tanpa, posisi kepala dimiringkan
3. Kaji mesin dan peralatan Qb, TMP, UFR
4. Kaji penggunaan obat anti hipertensi
5. Mengukur TTV
6. Memberi Oksigen bila diperlukan
7. Menurunkan Qb
8. Menimbang berat badab bila memungkinkan
9. Kolaborasi pemberian obat anti emetic
10. Dokumentasi

.
29

PENATALAKSANAAN HIPOTENSI

PADA DURANTE HEMODIALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

03 04 03

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Tekanan darah dalam ambang batas normal atau aman dalam


pelaksanaan hemodialisis, memberikan rasa nyaman dan aman
TUJUAN bagi pasien

RUANG LINGKUP Unit Pelayanan Hemodialisa

URAIAN UMUM Hipotensi berhubungan dengan penurunan yang cepat dari


volume darah, pengisian volume jantung menurun, cardiac
output menurun hingga hipotensi

Prosedur 4. Penatalaksanaan

11. Kaji tanda dan Gejala ( lemas, berkeringat dingin,


pandangan berkunang-kunang, pusing, kadang mual,
muntah ,sesak nafas, dan sakir dada )
12. Atur posisi tidur horizontal /rata tanpa bantal
13. Monitor Qb, TMP/UFR
14. Atur Qb dan UF
15. Observasi tensi , nadi dan pernafasan.
16. Pemberian NaCl 0.9 % dan kolaborasi pemberian obat-
obatan
17. Timbang berat badan bila tekanan darah/kondisi pasien
memungkinkan
18. Kaji mesin dan peralatan yang digunakan( Dializer dan
AVBL )
19. Dokumentasi
30

PENATALAKSANAAN KRAM

PADA DURANTE HEMODIALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Memberikan rasa nyaman dan aman , kram berkurang atau hilang.


HD dapat dilanjutkan sesuai jadual
TUJUAN

RUANG LINGKUP Unit Pelayanan Hemodialisa

URAIAN UMUM Kram berhubungan dengan hipotensi ,penurunan barat badan, UFR
yang meningkat

Prosedur 5. Penatalaksanaan

20. Kaji tanda dan gejala nyeri otot


21. Anjurkan pasien untuk berdiri menginjak lantai untuk
mengurangi nyeri bila memungkinkan
22. Turunkan Qb, TMP, UFR
23. Lakukan masase pada kaki
24. Pemberian Nacl dan kolaborasi
25. Observasi tanda –tanda vital
26. Timbang berat badan bila memungkinkan
27. Dokumentasi
.
31

PENATALAKSANAAN EMBOLI UDARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar tindakan hemodialisis dapat dilanjutkan,pasien merasa


aman dan nyaman
TUJUAN

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Masuknya udara kedalam tubuh dari sirkulasi ekstrakorporeal


pada saat HD

Prosedur

6. Prosedur

1. Kaji mesin dan peralatan AVBL


2. Kaji keluhan dan tanda –tanda :
Pasien dalam posisi duduk :
 Pasien biasanya berteriak dan memegang telinga
 Kejang
 Sesak, muka merah/biru
 Twitching otot
 Tidak sadar ( kadang-kadang )
 Udara dari outlet ( Venus line) masuk kedalam
tubuh pasien
Pasien posisi terlentang :

 Pernafasan dalam, batuk, sianosis


 Pernafasan tertahanmegap megap
 Denyut nadi lemah
 Murmur jantung.

3. HD di stop/ dihentikan darah di sirkulasi


32

4. Berikan Oksigen
5. Atur posisi pasien,kaki lebih tinggi dari kepala
6. Baringkan pasien ke sisi kiri badan
7. Pertahanan jalan nafas
8. Mengukur tanda vital bila perlu obat-obatan dan cairan
9. Memberitahukan pasien bahwa emboli udara sudah
teratasi
10. Menghilangkan/membebaskan udara dari sirkulasi
ekstrakorporeal
11. Kontrol system detector udara
12. Bila keadaan pasien baik HD dapat dilanjutkan kembali
13. Program HD Kembali
14. Dokumentasi.
33

PENANGANAN DIALISZER BEKU/CLOT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur
Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar tindakan hmodialisis dapat di lanjutkan dan pasien merasa


nyaman dan ama, adekuasi HD tercapai
TUJUAN

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Tertutupnya lumen dialyzer dan membrane kapiler oleh bekuan
darah

Prosedur 7. Persiapan alat dan bahan


28. Spuit 1 cc
29. Klem 2 buah
30. Heparin : 2000 unit
31. Kapas Alkohol
32. Na cl 0,9 % 1 kolf
33. Ember pakai tutup

8. Prosedur
15. Kaji dialyzer : hitam sebagian atau seluruhnya
16. Kaji warna darah pada dialyzer: berbeda (lebih gelap)
disbanding dengan warna darah di AVBL
17. Kaji warna dialyzer sesudah dibilas tetap hitam
18. Kaji arterial pressure
19. Apabila dialyzer beku sebagian , beritahu pasien bahwa
dialyzer yang digunakan beku/clot sebagian
20. Dekatkaa alat-alat disamping mesin/pasien
21. Berikan exstra heparin 2000 unit ( disuntikkan di
injection port ABL )
22. Qb dinaikan ≥ 200 cc/mnt
23. Dializer dibilas NaCl
24. Bila clot teratasi HD diteruskan tanpa mengganti dialyzer
34

dan tetap diobservasi


25. HD di program kembali dengan QB lebih tinggi,
memperhitungkan jumlah cai dan TMP )
26. Bilas NaCL 0,9 % tiap jam
27. Memberitahu pasien bahwa masalah sudah teratasi
28. Mengukur tanda vital
29. Rapikan peralatan
30. Dokumentasi
35

PENANGANAN DIALISZER LEAK/BOCOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur
Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar proses hemodilisis dapat berlangsung terus sesuai jam


pemberian, pasien merasa aman dan nyaman
TUJUAN

RUANG LINGKUP Unit Hemodialisa

URAIAN UMUM Dializer leak adalah kondisi sobeknya membrane kapiler dialisa
sehingga darah keluar dari kompartemen darah dan masuk ke
kompartemen dialisat.

Prosedur 1. Persiapan alat dan bahan


1. Dializer baru 1 buah
2. Klem 2 buah
3. Heparin : 2000 unit
4. Kapas Alkohol
5. Na cl 0,9 % 1 kolf
6. Ember pakai tutup

2. Prosedur
1. Kaji adanya alarm blood leak detector
2. Kaji warna dialisat pada kompartemen d
3. ialisat dan selang dialisat outlet
4. Memberitahu pasien bahwa dialyzer yang dipakai
bocor dan agan segera diganti
5. Aliran dialisat di stop ( possisi by pass) pada mesin
tertentu otomatis bypass
6. Dekatkaa alat-alat disamping mesin/pasien
7. Pompa darah dimatikan /stop
8. Klem kanula arteri ABL ( sebelum infuse set )
9. Klem infuse dibuka, pompa darah dijalankan Qb 100
10. Darah di kembaikan ketubuh dengan NAcl sebagai
pendorong/ pembilas sampai cairan bubble map VBL
bening , lalu pompa darah dimatikan
36

11. Siapkan dialiser baru ( priming secara darurat )


12. Klem AVBL yang dekat dialiser, dilepaskan kedua sisi
dari lialiser kemudian dipasangkan dke dialiser baru,
slang dialisat disambung ke dialisat dan dialiser yang
bocor dimasukan dalam ember,
13. Darah dialirkan kembali kedalam sirkulasi
ekstrakorporeal dengan cara membuka klem kecuali
klem infuse, posisi dialiser dalam keadaan terbalik Qb
100 c/mnt sambil mengontrol udara keluar dari
sirkulasi ekstrakorporeal ( AVBL dan dialiser )
14. Bila AVBL bebas udara posisi dialiser dikembalikan
keposisi sebenarnya,
15. Berikan ekstra heparin 2000 unit disuntikan pada
injection port ABL
16. HD deprogram kembali jumlah cairab NaCl yang
masuk dalam tubuh dan waktu untuk melakukan
tindakan diperhitungkan
17. Memberitahu pasien bahwa pergantian dialiser sudah
selesai
18. Mengukur tanda vital dan monitor mesin
19. Rapikan alat
20. Dokumentasi.
37

DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur Tanggal Terbit

Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi melalui alat kesehatan agar


pelayanan aman , nyaman, efekti
TUJUAN

RUANG LINGKUP UNIT HEMADIALISA

URAIAN UMUM Proses untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan,
mempersiapkan alat untuk proses pencucian

Prosedur Persiapan alat dan bahan


1. Larutan natrium hipoklorit ( klorin 5 %) atau larutan natrium
hipoklorit 0,5 %.
2. Gelas ukur, wadah plastik atau wadah lain untuk menampung
larutan hipoklorit dan mampu menampung alat kesehatan
yang akan direndam
3. Sarana cuci tangan
4. Alat pelindung : sarung tangan, gaun pelindung/ celemek
kedap air, kaca mata pelindung wajah.
.

Prosedur
1. Kenakan sarung tangan, celemek kedap air atau pelindung
wajah kalau perlu
2. Buat larutan natrium hipoklorit 0,5 % dengan menggunakan
gelas ukur ( 100 ml klorin 5 % dalam 1 liter air )
3. Rendam alat kesehatan kedalam larutan natrium klorit 0,5 %,
pastikan alt terendam seluruhnya, rendam selama 10 menit (
jangan lebih karena dapat menyebabkan alat korosif )
38

4. Setelah 10 menit angkat alat dari rendaman


5. Bilas dengan dengan air bersih hingga bersih dan lanjutkan
dengan pembersihan
6. Rendam alat dalam dalam ember atau wadah plastic berisi air
bersih apabila alat kesehatan tidak langsung di cuci.
7. Buka sarung tangan, masukan dalam wadah sementara
menunggu dekontaminasi dan proses selanjutnya.
8. Cuci tangan
39

PENCUCIAN ALAT KESEHATAN

BEKAS PAKAI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

PROSEDUR Tanggal Terbit

TETAP

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

PENGERTIAN Pencucian adalah proses secara fisik menghilangkan segala


kotoran yang kasat mata dari benda dan permukaan benda

1. Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan


TUJUAN
2. Mempersiapkan alat untuk proses sterilisasi berikutnya
Proses pencucian merupakan salah satu upaya untuk mencegah
KEBIJAKAN
terjadinya infeksi nosokomial

Alat dan bahan

1. Alat kesehatan yang akan dicuci


2. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom
berisi air bersih
3. Diterjen
4. Sikat halus
5. Bengkok ( nierbekken )
PROSEDUR 6. Lap kering / handuk kering
.

Prosedur
1. Kenakan sarung tangan, celemek kedap air atau
pelindung wajah kalau perlu
2. Siapkan peralatan kesehatan yang akan dicuci,
pastikan bahwa sebelumnya sudah dilakukan proses
dekontaminasi
3. Larutkan diterjen dengan air dalam wadah
40

4. Masukan peralatan yang akan dicuci dalam wadah


yang berisi larutan diterjen
5. Peralatan disabuni satu persatu sambil dibersihkan
dengan sikat sampai kotoran yang menempel pada
alat hilang
6. Bersihkan peralatan dari kotoran dan sisa busa
diterjen dengan cara membilas dengan air bersih atau
air mengalir, lakukan berulang ulang sampai kotoran
dan sisa busa diterjen hilang
7. Setelah peralatan bersih keringkan dengan lap kering
satu persatu masukan peralatan kedalam bengkok,
peralatan siap untuk dilakukan proses sterilisasi
8. Rapikan peralatan dan bahan
9. Lepaskan sarung tangan
10. Cuci tangan.
41

PENYIMPANAN ALAT STERIL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur Tanggal Terbit

Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Penyimpanan adalah tindakan menyimpan alat kesehatan alat yang

URAIAN UMUM sudah steril agar tetap steril dan siap digunakan

1. Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan

TUJUAN 2. Mempersiapkan alat kesehatan agar siap pakai

RUANG LINGKUP RUANG RAWAT INAP

PROSEDUR Persiapan alat dan bahan


1. Alat kesehatan yang sudah disterilkan dalam keadaan
terbungkus dan atau tertutup rapat
2. Lemari Penyimpanan khusus
Prosedur
1. Perawat cuci tangan dan atau menggunakan sarung tangan
steril
2. Periksa lemari penyimpanan dalam keadaan bersih bebas
dari barang atau peralatan lain yang tidak steril atau kotor.
3. Pastikan alat yang akan disimpan sudah steril dengan
melihat kertas indikator atau catatan bahwa peralatan telah
selesai diterilkan.
4. Pastikan bahwa alat terbungkus rapat, apabila dalam tromol
pastikan tromol tertutup rapat
5. Pindahkan alat dari otoclav dan masukan dalam lemari
tempatkan secara rapi,
6. Tutup kembali lemari secara rapat kalau perlu dikunci
7. Perawat Cuci Tangan
42

STERILISASI FISIK

UAP PANAS BERTEKANAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur
Tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Agar pelayanan keperawatan, aman, efektif, efisien dan tepat.

TUJUAN

RUANG LINGKUP RUANG HEMODIALISA

URAIAN UMUM Sterilisasi fisik uap panas bertekanan adalah suatu proses untuk
menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan
termasuk endospora bakteri dengan menggunakan otoklaf.

Prosedur Persiapan alat dan bahan


1. Alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi
dan pencucian
2. Bahan pembungkus kertas perkaman atau kertas Koran,
atau kain katun
3. Wadah atau tromol
4. 0toklaf
5. Kertas indikator sterilisasi
Prosedur
1. Siapkan alat kesehatan yang akan disterilkan pastikan
bahwa alat tersebut sudah dilakukan proses
dekontaminasi dan pencucian
2. Buka dan lepaskan semua alat kesehatan yang disatukan
(misalnya hemostat dan gunting), pisahkan peralatan
yang terdiri banyak bagian, dengan tujuan agar uap dapat
43

mencapai seluruh bagian dari permukaan alat.


3. Atur letak alat kesehatan, jangan terlalu rapat karena
akan menghalangi uap untuk mencapai seluruh
permukaan , jangan membungkus sarung tangan dengan
menggulung ketat.
4. Jika alat kesehatan dibungkus sebelum dilakukan
sterilisasi, gunakan 2 lapisan kertas Koran atau kain
katun( jangan menggunakanKanvas ) tempelkan
indikator.
5. Jangan menggunakan wadah yang tertutup untuk alat
kesehatan dan peralatan lainnya, jika digunakan tromol ,
harus diyakinkan bahwa lubang-lubang yang terdapat
pada tromol dalam posisi terbuka
6. Atur semua pak, tromol, atau peralatan yang tidak
terbungkus dalam ruangan otoklaf sedimikian rupa,
sehingga uap panas bersirkulasi dengan bebas.
7. Lakukan sterilisasi 121 ‘C pada tekanan 106 kPa ( 1 atm
atau 15 lb/in2, 1 kgf/cm2, 776 mmHg) selama 30 meit
untuk alat yang dibungkus atau 20 menit untuk alat yang
tidak dibungkus ( atau ikuti petunjuk pemakaian ).
Lakukan pengukuran waktu dengan timer, jangan
memulai waktu pengukuran waktu sebelum syarat
temperature dan tekanan terpenuhi.
8. Jika dipakai otoklaf otomatis, temperature dan tekanan
akan turun sendiri begiti siklus sterilisasi selesai. Jika
yang dipakai otoklaf tidak otomatis, matikan api atau
pindahkan otoklaf dari sumber panas selam 30 menit(
jika peralatan dibungkus ) atau setelah 20 menit ( jika
peralatan tidak dibungkus.
9. Tunggu sampai tekanan menjadi nol sebelum membuka
otoklaf. Buka lubang udara atau tutup otoklaf dan
biarkan sisa-sisa uap habis. Biarkan alat kesehatan tetap
berada dalam otoklaf biarkan sisa uap habis, biarkan alat
kesehatan berada dalam otoklaf sampai kering umumnya
membutuhkan waktu 30 menit
10. Ambil alat kesehatan dengan menggunakan alat steril,
tunggu sampai mecapai suhu kamar setelah itu alat
dapat digunakan atau dilakukan penyimpanan apabila
tidak dipakai langsung
44

PEMELIHARAAN ALAT-ALAT HEMODIALISA

TANGGAL TERBIT Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur tetap

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

PENGERTIAN Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaan alat-alat


hemodialisa

TUJUAN Sebagai acuan untuk memelihara alat-alat laboratorium di Instalasi


hemodialisa

KEBIJAKAN Alat hemodialisa perlu dipelihara secara teratur untuk menjaga dan
meningkatkan mutu hemodialisa

1. Sebelum menggunakan alat hemodialisa periksa dahulu, kabel harus


dalam keadaaan terpasang pada saklar listrik.
2. Operasionalkan alat hemodialisa sesuai dengan prosedur operasional alat
yang bersangkutan.
3. Setelah selesai melakukan hemodialisa, alat-alat harus dalam keadaan
PROSEDUR bersih, kemudian matikan alat dengan menekan saklar off pada alat dan
saklar off pada stabiliser.
4. Setiap ada kerusakan, secepatnya perawat yang bersangkutan melapor
kepada kepala unit hemodialisa, selanjutnya dilaporkan pada tehnisi mesin
HD dan atau IPSRS dan Pemeliharaan. Bila Bagian Umum dan
Pemeliharaan tidak dapat memperbaiki dilakukan perbaikan oleh teknisi
alat dari perusahaan rekanan.
UNIT
IPSRS RSUD Citama
TERKAIT

1. Kartu pemeliharaan alat.


DOKUMEN TERKAIT 2. Formulir permohonan perbaikan alat.
3. Standar operasional, pemeliharaan, pemecahan (troble shooting) alat
hemodialisa
4. Prosedur perbaikan alat hemodialisa
45

Menimbang Pasien Hemodialisa

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur Tanggal Terbit

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS


Tetap
NIP. 19670617 200212 2 001

Pengertian Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan


badan.

Tujuan 1. Mengetahui berat badan, perkembangan berat badan pasien.

2. Membantu menentukan program hemodialisa, pengobatan, diet


dan lain-lain.

Kebijakan Memenuhi reaksi fisiologis

Pelayanan pasien akurat.

Prosedur 1. Persiapan Alat :


1.1. Timbangan pasien dewasa
1.2. Catatan keperawatan
1.3. Bolpen

2. Langkah-langkah
2.1. TAHAP PRE INTERAKSI

2.1.1. Perawat mencuci tangan


2.1.2. Perawat melakukan verifikasi order
2.2. TAHAP ORIENTASI
46

2.2.1. Berikan salam, panggil nama klien


2.2.2. Memperkenalkan nama perawat
2.2.3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama
tindakan yang akan dilakukan
2.3. TAHAP KERJA

2.3.1. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan


benar
2.3.2. Mengatur timbangan sehingga jarum menunjuk
angka nol dan seimbang .
2.3.3. Untuk pasien dewasa : Menganjurkan pasien
berdiri di atas timbangan tanpa sepatu / sandal
dan tanpa jaket
2.3.4. Membaca berat badan.
2.3.5. Merapikan kembali baju pasien bayi
2.3.6. Membereskan alat-alat
2.4. TAHAP TERMINASI

2.4.1. Evaluasi hasil yang dicapai


2.4.2. Memberi reinforcement positif pada klien
2.4.3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2.4.4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
2.4.5. Perawat mencuci tangan
2.4.6. Dokumentasi

Unit terkait
47

Mencuci Tangan Aseptic

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama

Prosedur
Tetap Dr. Yohannes Febru
Nainggolan,MARS

NIP. 19670617 200212 2 001

Pengertian Proses membuang kotoran dan debris secara mekanis dari kulit kedua
tangan dan mereduksi sejumlah mikroorganisme pasien.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang
2. Menjaga kebersihan perorangan.
3. Mereduksi flora transien maupun residen.
Kebijakan 1. Mencuci tangan dilakukan oleh semua tenaga medis, non medis
sebagai tindakan pencegahan utama terjadinya penularan
infeksi
2. Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir , menggunakan
larutan antiseptik dengan menggunakan 7 langkah efektif
mencuci tangan.
Indikasi 1. Mencuci tangan dilakukan sebelum dan setelah
Mencuci
1.1. Melaksanakan tugas
Tangan
1.2. Memeriksa dan kontak langsung dengan pasien
1.3. Melakukan tindakan keperawatan
1.4. Memakai sarung tangan
2. Situasi yang membuat tangan menjadi terkontaminasi :

2.1.Memegang instrumen kotor atau barangt-barang lainnya


2.2.Menyentuh menbran mukosa, darah tau cairan tubuh lain
2.3.Melakukan kontak yang intensif dan lama dengan apsien
2.4.Mengambil sampel darah
2.5.Mengukur tekanan darah atau memeriksa tanda vital
pasien.
Prosedur 1. Persiapan
1.1. Air bersih mengalir
1.2. Larutan antiseptic misal : Savlon, Hibitane, Hibis crub.
1.3. Sikat halus (bila perlu)
1.4. Handuk, paper towel.

2. Langkah kerja
2.1. Lepas jam tangan dan cincin ( Bila ada )
48

2.2. Buka kran dengan siku (Bila memungkinkan )


2.3. Basuhi tangan setinggi lengan bawah dengan air
mengalir. Tangan mulai ujung jari sampai siku dibasahi
dengan air mengalir.
2.4. Letakkan antiseptik / sabun di telapak tangan dan gosok
kedua telapak tangan dan melakukan 7 langkah cuci
tangan
2.5. Gosok kedua punggung tangan secara bergantian
2.6. Gosok sela-sela jari tangan
2.7. Gosok kedua buku-buku jari tangan bergantian
2.8. Gosok kedua ibu jari tangan bergantian
2.9. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
2.10. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian.
2.11. Membilas tangan, pergelangan tangan di bawah air
bersih yang mengalir
2.12. Mengeringkan tangan dengan menggunakan alkohol
glycerin, paper towel, handuk sekali pakai (pilih yang
memungkinkan )
2.13. Menutup keran dengan siku / paper towel / handuk
sekali pakai
2.14. Membuang / meletakkan paper towel, handuk sekali
pakai pada tempat yang sudah disediakan.

1.

Catatan

Unit Terkait
49

Mencuci Tangan Biasa

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Citama


Prosedur Tanggal Terbit

Tetap
Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Pengertian Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang


mengalir.

Tujuan 1. Menjaga kebersihan perorangan.


2. Mencegah terjadinya infeksi silang.
3. Secara khusus menghilangkan kotoran dan debris secara
mekanis dari permukaan kulit
Kebijakan 1. Cuci tangan dilakukan sebelum
1.1. Memeriksa (kontak langsung dengan) pasien.
1.2. Melakukan tindakan keperawatan.
2.Dilakukan setelah
2.1. Situasi tertentu dimana kedua tangan dapat
terkontaminasi seperti : menyentuh selaput lendir, darah
atau cairan tubuh lainnya.
2.2. Kontak yang lama dan intensif dengan pasien.
2.3. Melepaskan sarung tangan.
Prosedur 1. Persiapan
1.1. Air bersih mengalir
1.2. Sabun
1.3. Sikat lunak (bila perlu)
1.4. Handuk atau kertas lap bersih dan kering.
2. Langkah kerja
2.1. Lepaskan arloji, cincin (bila memakai), periksa tangan
apakah ada luka atu lecet
2.2. Berdiri menghadap sink (wastafel). Pakaian tidak boleh
menyentuh wastafel
2.3. Buks kran air sesuai sistem pembuka yang digunakan
2.4. Kedua belah tangan sampai siku dibasahi.
2.5. Mempergunakan sabun biasa.
2.6. Menggosok dengan keras seluruh bidang permukaan
tangan dan jari-jari sekurang-kurangnya 10 hingga 15
detik.
2.7. Perhatikan bidang dibawah kuku tangan dan diantara
jari-jari.
2.8. Mencuci tangan seluruhnya dengan air bersih.
50

2.9. Mengeringkan tangan dengan handuk, kertas lap (paper


towel) dan gunakan lap untuk mematikan kran.
Unit Terkait

MENYIAPKAN PASIEN PULANG

DI UNIT HEMODIALISA
51

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Disahkan Oleh
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap Direktur Rumah Sakit Citama

Dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

PENGERTIAN Menyiapkan pasien pulang di unit hemodialisa adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan Perawat untuk menyiapkan dan membantu proses kepulangan Pasien yang
dinyatakan boleh pulang oleh Dokter
TUJUAN 1. Membantu dan menyiapkan proses kepulangan Pasien dengan sebaik-baiknya
2. Memberikan kenyamanan pada Pasien
3. Menjaga keselamatan Pasien
KEBIJAKAN 1. Kepulangan Pasien harus dibantu dan disiapkan oleh Perawat
2. Perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
sebelum Pasien pulang
PROSEDUR 1. Perawat menerima instruksi bahwa Pasien sudah boleh pulang dari Dokter
Penanggung Jawab hemodialisa atau dinyatakan hemodialisa reguler atau terjadwal
rutin
2. Perawat memberi penjelasan kepada Pasien dan keluarga bahwa Pasien sudah
boleh pulang.
3. Perawat memberi penjelasan bahwa perhitungan biaya akan segera diproses, segera
setelah perhitungan biaya selesai pasien atau keluarga akan diberitahu di kamar
perawatan.
4. Perawat menghitungkan rincian tindakan dan obat-obatan
5. Perawat menyiapkan obat-obatan dan hasil pemeriksaan yang akan dibawa Pasien
pulang
6. Perawat menerima informasi bahwa perhitungan biaya sudah selesai dari
kassa/bagian keuangan
7. Perawat memberitahu Pasien/keluarga bahwa perhitungan biaya sudah selesai.
Perawat menganjurkan Pasien/keluarga untuk menyelesaikan biaya perawatan di
kasir, untuk kemudian kembali ke ruang perawat untuk mengambil obat-obatan yang
akan dibawa pulang
8. Perawat menerima copy kwitansi kuning dari Pasien atau keluarga
9. Perawat memberikan obat-obatan dan hasil pemeriksaan yang boleh dibawa pulang
10. Perawat memberikan penjelasan tentang aturan pakai obat, jadwal kontrol, dan
pendidikan kesehatan tentang tata cara perawatan pasien post operasi di rumah.
11. Perawat menganjurkan Pasien untuk menelepon atau datang ke Unit hemodialisa bila
sewaktu-waktu Pasien merasakan keluhan sesak napas, sakit kepaa , pusing
berlebihan, atau tanda-tanda lain yang sangat mengganggu Pasien
12. Perawat memberikan kesempatan pada Pasien untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
Perawat atau petugas mengantarkan Pasien pulang sampai pintu gerbang

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap dan Gawat Darurat


2. Unit penunjang lain
52
53

Anda mungkin juga menyukai