Anda di halaman 1dari 2

Nama : Julita Purnamasari Putri U.

Dahen

Nim : 1603050029

Sejarah Retorika

1. Retorika Pra Yunani


Pada zaman ini orang-orang khusunya masyarakat Mesopotamia sudah mulai
mengasah kemampuan retorika mereka dengan tujuan-tujuanritual keagamaan ,seperti
upacara pengorbanan,permohonann surut Nil berkepanjangan ,memperingati yaumul
hashaad atau hari bersemidan sebagainya yang memang membutuhkan kepiwaian tokoh
atau pemimpin adat dalam menyampaikan pesan dan harapan-harapan masyarakat adat
pada Dewa di depan public.
2. Retorika pada zaman Yunani
pada zaman inilah retorika pertama terjadi. Saat terjadinya penggusurab tanah
orang Syracuse sebuah koloni Yunani di pulau Sicilia yang berada dibawah pimpinan
para tiran. Keadaan iilah yang mengahruskan mereka pandai beretorika demi
mempertahankan hak-hak mereka yang diabaikan penguasa. Kemudian munculah
seorang di antara mereka yang bernama Corax. Konon Corax pernah mengubah sebuah
makalah mengenai retorika yang ia beri judul Techne Logon yang dipercayai oleh para
ahli berisikan tentang teori kemungkinan dalambersilat lidah. Disamping itu,Corax juga
meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian:
pembukaan,uraian,argument,penjelsan,tambahan dan kesimpulan.
Dengan tahun yang sama, di belahan kerajaan lain muncul pula seorang tokoh
yang juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan retorika. Ia bernama Empedodes.
Pada zaman ini sendiri,konon retorika dipandang sebagai keahlian kaum ningrat. Di
antara kedua tokoh tersebut,masih banyak mula tokoh-tokoh yang bermunculan dan
memiliki peranan dalam mengembangkan retorika dan mempopulerkanya. Retorika bagi
mereka bukan hanya ilmu pidato tetapi meliputi pengetahuan sastra,gramatika dan logika.
Pada zaman ini juga muncul aristoteles yang berkonstribusi terhadap perkembangan
retorika yang membuat kita mengenal tentang lima hukum retorika dalam penyusunan
pidato : invention(penemuan),disposition(penyusunan),elucutio(gaya),memoria(memori)
dan pronuntiatio(penyampaian).
3. Retorika Zaman Romawi
Pada zaman ini retorika mengalami gejala statis sehiingga tidak banyak kemajuan
berarti yang tercipta. Gejala statis ini berhasil dorobohkan setelah Quintillianus
memeiliki perspektif sendiri tentang apa itu retorika?dan apa-apa saja yangseyogyanya
dimiliki oleh seorang orator?. Quintillianus mendefenisikan retorika sebagai ilmu
berbicara yang baik.
4. Retorika abad pertengahan dan Zaman Daulat Islamiah
Pada abad pertengahan retorika dan ilmu pengetahuan lainnya sempat vakum.
Retorika dan ilmu pengetahuan lainnya mulai bangkit kembali pada zaman Daulat
Islamiah. Diantara kemajuan ilmu pengetahuan tersebut, Retorika memiliki posisi yang
lebih daripada ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini karena khitobah atau retorika dlam
tradisi keilmuwan Islam didasarkan oleh banyak sekali disiplin ilmu.
5. Retorika Modern
Pada sekitaran abad ke -19 sampai 20, retorika terpecah kedalam berbagai aliran
yang di usung oleh pakar retorika pada zamannya. Di antaranya yang pertama ada aliran
epistemologis (George Campbell dan Richard Whately) yang menekankan proses
psikologi dalam retorika,serta menekankan akan pentingnya menelaah proses berfikir
khalayak. Aliran kedua(Hugh Blair) adalah belletris yang dalam bahasa prancis berarti
tulisan yang indah. Aliran ini sangat mengutamakan keindahan bahasa,segi-segi estetis
pesan kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya.

Aliran ketiga (Gilbert Austin dan James Burgh)bernama gerakan elukusionis.


Karena aliran ini berfokus pada aspek artifisial saja sehingga dampaknya, orator jadi
terkesantidak bicara secara spontan namun dibuat-buat. Pada abad ke-20 retorika
mengambil mnafaat dari ilmu pengetahuan modern khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti
psikologis dan sosiologis. Istilah retorika pun mulai digeser oleh speech
communication,atau oral communication atau public speaking. Pakar retotika yang
mencuat pada abad ini adalah James A. Winans,Charles Henry Woolbert ,William
Noorwood Brigance,Alan H Moonroe, dan Dr. Charles Hurst.

Anda mungkin juga menyukai