RMK Sia Sap 4
RMK Sia Sap 4
Struktur
Pengendalian
Internal
Aktivitas
Pengendalia
Lingkungan n Monitorin
Pengendalian Informasi g
Penaksira dan
n Risiko Komunikas
i
Gambar diatas merupakn konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis
utama,yaitu tanggung jawab dan jaminan yang masuk akal. Premis pertama, tanggung
jawab, terkait dengan tanggung jawab manajemen dan dewan direksi untuk
membangun dan memelihara proses pengendalian internal. Premis kedua, jaminan
yang masuk akal, terkait dengan relativitas biaya dan manfaat suatu pengendalian.
Pengaruh Eksternal yang Terkait dengan Entitas dan Pengendalian Internal
Banyak organisasi yang menjadi subjek peraturan legal tertentu yang diterbitkan
oleh lembaga yang berwenang atau pengadilan. Organisasi harus memastikan bahwa
aktivitas yang mereka jalankan tidak melanggar hukum dan regulasi yang diterbitkan
oleh lembaga yang secara hukum memiliki kewenangan atas organisasi dan operasi
organisasi. SEC (Securities Exchange Commission) aktif dalam bidang akuntansi
keuangan,sama seperti FASB (Financial Accounting Standard Board). Hukum,
regulasi, dan publikasi dari agen-agen semacam ini merupakan factor penting dalam
proses pengendalian internal organisasi.
Bagian 102 dari FCPA mensyaratkan semua perusahaan yang menjadi subjek
dari Securities Exchange Act tahun 1934 untuk:
1. Membuat dan memelihara buku, catatan, dan rekening yang cukup detail dan
merefleksikan transaksi dan karakteristik aktiva secara akurat dan wajar.
2. Mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang
dapat memberikan jaminan yang masuk akal bahwa:
a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, khusus
maupun umum;
b. Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan keuangan agar
sesuai dengan prinsip akuntansi aktiva;
c. Akses terhadap aktiva hanya diizinkan sesuai dengan otorisasi manajemen,
baik otorisasi khusus maupun umum;
d. Akuntabilitas aktiva yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat
ini ada pada rentang yang cukup rasional, dan tindakan yang tepat perlu
diambil terkait dengan perbedaan nilai yang ditemukan.
Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalian Internal
Proses pengendalian internal suatu entitas bervariasi tergantung pada konteks
ukuran organisasi. Sebagai contoh, dalam organisasi yang kecil, jumlah karyawan yang
terbatas tidak memungkinkan bagi organisasi tersebut untuk memenuhi kondisi ideal
pemisahan tugas. Sebaliknya, dalam perusahaan besar, pemisahan tugas dapat
dilakukan dengan lebih baik. Situasi yang dihadapi perusahaan kecil itu dapat ditangani
dengan melibatkan pemilik dalam berbagai aspek transaksi, seperti menandatangani
cek, mengotorisasi faktur, dan mencatat lebih jauh, manual prosedur, manual
kebijakan, struktur organisasi, dan berbagai tipe dokumentasi, termasuk kebijakan dan
prosedur, tampaknya sesuatu yang kurang realistis bagi perusahaan kecil.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas factor-faktor untuk
membangun,mendukung,dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur
tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan
memengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian. Factor yang tercakup dalam
lingkungan pengendalian adalah:
1. Nilai-nilai integritas dan etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi
4. Struktur organisasi
5. Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitmenya
6. Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab
7. Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko, komponen kedua dari pengendalian internal, merupakan
proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang memengaruhi tujuan
perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi
perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang ketiga.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.aktivitas
pengendalian dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang masuk akal / memadai bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk
setiap sistem aplikasi yang material dalam organisasi:
1. Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang
seseorang dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan
atau kesalahan menjalankan tugas sehari-hari mereka.
2. Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang
berguna untuk memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat.
3. Akses terhadap aktiva hanya diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen.
4. Cek independen dan peninjauan dilakukan sebagai wujud akuntabilitas kekayaan
perusahaan dan kinerja.
5. Pengendalian proses informasi diterapkan untuk mengecek kelayakan otorisasi,
keakuratan, dan kelengkapan setiap transaksi.
Informasi dan Komunikasi
Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode
dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis,
mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk
memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
1. Dokumentasi Sistem Akuntansi
Prosedur akuntansi seharusnya ditetapkan dalam manual prosedur akuntansi
sehingga kebijakan dan instruksi dapat diketahui secara eksplisit dan diterapkan secara
konsisten.
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk satu
aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Pengendalian input
2. Pengendalian proses
3. Pengendalian output
Pengendalian preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian, pemrosesan transaksi juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat
pengendalian preventif, detektif, dan korektif. Pengendalian preventif berperan untuk
mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan. Pengendalian detektif berperan untuk
mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah terjadi. Pengendalian korektif
berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi.
Mengomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal harus dilihat sebagai bagian dari suatu proses yang lebih
besar dan tidak boleh dilihat hanya semata-mata sebagai sebuah proses. Pengendalian
internal harus cocok dengan proses yang lebih besar tersebut, jika tidak pengendalian
internal tidak akan efektif atau justru akan merugikan. Setiap orang harusnya tidak
melupakan tujuan pengendalian internal.
Tujuan dan Pola Perilaku
Tujuan sistem pengendalian internal dicapai melalui tindakan orang-orang yang
terlibat di dalam sistem. Ketergantungan terhadap rencana organisasi yang formal serta
metode dan pengukuran yang terkait dengan tujuan tersebut, mencakup asumsi –
asumsi penting mengenai kolusi, pelaporan kecurangan, hubungan dengan kekuatan
dalam organisasi, serta pola perilaku yang lain dalam organisasi independensi
organisasi.
REFERENSI
Bodnar, George H, dan Hopwood, William S. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
9. Yogyakarta : ANDI.