Anda di halaman 1dari 8

PERLUNYA PENGENDALIAN

Pengendalian dan Eksposur


Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan
dengan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Istilah risiko merupakan sinonim
untuk istilah probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur adalah
risiko dikalikan konsekuensi finansial atas risiko tersebut. Pengendalian dapat berguna
mengurangi eksposur, tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab
terjadinya eksposur.
Eksposur Umum
1. Biaya yang Terlalu Tinggi
2. Pendapatan yang Cacat
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva.
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
5. Interupsi Bisnis
6. Sanksi Hukum
7. Ketidakmampuan untuk Bersaing
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih
Istilah kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas ilegal yang
terjadi sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih biasanya
melibatkan penggunaan transaksi fiktif dalam sistem akuntansi. Terdapat tiga bentuk
kejahatan kerah putih, antara lain; 1) kecurangan manajemen; 2) Laporan keuangan
yang menyesatkan; dan 3) Kejahatan korporat.
1. Akuntansi Forensik,
Akuntansi forensik merupakan satu dari beberapa istilah yang biasa digunakan
untuk menggambarkan aktivitas seseorang yang bertugas mencegah dan mendeteksi
kecurangan.
2. Tingkat Keseriusan Kecurangan
Kecurangan merupakan masalah yang serius. Tiga jenis kecurangan paling mahal
adalah pelanggaran rahasia paten, kecurangan kartu kredit, dan laporan keuangan
palsu.
Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Banyak aspek pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur
organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data dan
penyimpanan data secara mekanis, serta kompleksitas pemrosesan merupakan aspek
pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat
eksposur yang dihadapi organisasi.
Tujuan Pengendalian dan Siklus Transaksi
Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam
suatu organisasi sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi, pada umumnya
organisasi menghadapi kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian tersebut menghasilkan
transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis
berikut.
1. Siklus pendapatan
2. Siklus pengeluaran
3. Siklus produksi
4. Siklus keuangan
KOMPENEN PROSES PENGENDALIAN INTERNAL
Proses pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen:
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pengawasan.

Struktur
Pengendalian
Internal

Aktivitas
Pengendalia
Lingkungan n Monitorin
Pengendalian Informasi g
Penaksira dan
n Risiko Komunikas
i
Gambar diatas merupakn konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis
utama,yaitu tanggung jawab dan jaminan yang masuk akal. Premis pertama, tanggung
jawab, terkait dengan tanggung jawab manajemen dan dewan direksi untuk
membangun dan memelihara proses pengendalian internal. Premis kedua, jaminan
yang masuk akal, terkait dengan relativitas biaya dan manfaat suatu pengendalian.
Pengaruh Eksternal yang Terkait dengan Entitas dan Pengendalian Internal
Banyak organisasi yang menjadi subjek peraturan legal tertentu yang diterbitkan
oleh lembaga yang berwenang atau pengadilan. Organisasi harus memastikan bahwa
aktivitas yang mereka jalankan tidak melanggar hukum dan regulasi yang diterbitkan
oleh lembaga yang secara hukum memiliki kewenangan atas organisasi dan operasi
organisasi. SEC (Securities Exchange Commission) aktif dalam bidang akuntansi
keuangan,sama seperti FASB (Financial Accounting Standard Board). Hukum,
regulasi, dan publikasi dari agen-agen semacam ini merupakan factor penting dalam
proses pengendalian internal organisasi.
Bagian 102 dari FCPA mensyaratkan semua perusahaan yang menjadi subjek
dari Securities Exchange Act tahun 1934 untuk:
1. Membuat dan memelihara buku, catatan, dan rekening yang cukup detail dan
merefleksikan transaksi dan karakteristik aktiva secara akurat dan wajar.
2. Mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian akuntansi internal yang
dapat memberikan jaminan yang masuk akal bahwa:
a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, khusus
maupun umum;
b. Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan keuangan agar
sesuai dengan prinsip akuntansi aktiva;
c. Akses terhadap aktiva hanya diizinkan sesuai dengan otorisasi manajemen,
baik otorisasi khusus maupun umum;
d. Akuntabilitas aktiva yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat
ini ada pada rentang yang cukup rasional, dan tindakan yang tepat perlu
diambil terkait dengan perbedaan nilai yang ditemukan.
Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalian Internal
Proses pengendalian internal suatu entitas bervariasi tergantung pada konteks
ukuran organisasi. Sebagai contoh, dalam organisasi yang kecil, jumlah karyawan yang
terbatas tidak memungkinkan bagi organisasi tersebut untuk memenuhi kondisi ideal
pemisahan tugas. Sebaliknya, dalam perusahaan besar, pemisahan tugas dapat
dilakukan dengan lebih baik. Situasi yang dihadapi perusahaan kecil itu dapat ditangani
dengan melibatkan pemilik dalam berbagai aspek transaksi, seperti menandatangani
cek, mengotorisasi faktur, dan mencatat lebih jauh, manual prosedur, manual
kebijakan, struktur organisasi, dan berbagai tipe dokumentasi, termasuk kebijakan dan
prosedur, tampaknya sesuatu yang kurang realistis bagi perusahaan kecil.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas factor-faktor untuk
membangun,mendukung,dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur
tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan
memengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian. Factor yang tercakup dalam
lingkungan pengendalian adalah:
1. Nilai-nilai integritas dan etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi
4. Struktur organisasi
5. Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitmenya
6. Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab
7. Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko, komponen kedua dari pengendalian internal, merupakan
proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang memengaruhi tujuan
perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi
perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang ketiga.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.aktivitas
pengendalian dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang masuk akal / memadai bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk
setiap sistem aplikasi yang material dalam organisasi:
1. Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang
seseorang dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan
atau kesalahan menjalankan tugas sehari-hari mereka.
2. Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang
berguna untuk memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat.
3. Akses terhadap aktiva hanya diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen.
4. Cek independen dan peninjauan dilakukan sebagai wujud akuntabilitas kekayaan
perusahaan dan kinerja.
5. Pengendalian proses informasi diterapkan untuk mengecek kelayakan otorisasi,
keakuratan, dan kelengkapan setiap transaksi.
Informasi dan Komunikasi
Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode
dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis,
mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk
memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
1. Dokumentasi Sistem Akuntansi
Prosedur akuntansi seharusnya ditetapkan dalam manual prosedur akuntansi
sehingga kebijakan dan instruksi dapat diketahui secara eksplisit dan diterapkan secara
konsisten.

2. Sistem Akuntansi Double-Entry


Sistem akuntansi double-entry memiliki peran sebagai alat yang akan
menghasilkan serangkaian catatan yang seimbang. Untuk menyembunyikan suatu
kecurangan dalam sistem akuntansi yang double-entry, pelaku kecurangan harus
menghapus data di kedua sisi rekening yang terkait dengan transaksi.
3. Komunikasi
Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian. Komunikasi yang baik
membutuhkan komunikasi oral yg efektif, manual prosedur yang memadai, manual
kebijakan, serta berbagai jenis dokumentasi yang lain.
Pengawasan
Pengawasan atau monitoring melibatkan proses yang berkelanjutan untuk
menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan. Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus-
menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya.
PENGENDALIAN PEMROSESAN TRANSAKSI
Pengendalian pemrosesan transaksi merupakan satu prosedur yang dirancang
untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian internal diimplementasikan
dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian
pemrosesan transaksi mencakup 2 pengendalian yaitu :
Pengendalian umum
Pengendalian umum mempertimbangkan seluruh lingkungan pemrosesan
transaksi. Pengendalian umum mencakup hal-hal berikut yaitu:
1. Perencanaan organisasi pemrosesabn data
2. Prosedur operasi secara umum
3. Karakteristik pengendalian peralatan
4. Pengendalian akses data dan peralatan

Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk satu
aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Pengendalian input
2. Pengendalian proses
3. Pengendalian output
Pengendalian preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian, pemrosesan transaksi juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat
pengendalian preventif, detektif, dan korektif. Pengendalian preventif berperan untuk
mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan. Pengendalian detektif berperan untuk
mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah terjadi. Pengendalian korektif
berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi.
Mengomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal harus dilihat sebagai bagian dari suatu proses yang lebih
besar dan tidak boleh dilihat hanya semata-mata sebagai sebuah proses. Pengendalian
internal harus cocok dengan proses yang lebih besar tersebut, jika tidak pengendalian
internal tidak akan efektif atau justru akan merugikan. Setiap orang harusnya tidak
melupakan tujuan pengendalian internal.
Tujuan dan Pola Perilaku
Tujuan sistem pengendalian internal dicapai melalui tindakan orang-orang yang
terlibat di dalam sistem. Ketergantungan terhadap rencana organisasi yang formal serta
metode dan pengukuran yang terkait dengan tujuan tersebut, mencakup asumsi –
asumsi penting mengenai kolusi, pelaporan kecurangan, hubungan dengan kekuatan
dalam organisasi, serta pola perilaku yang lain dalam organisasi independensi
organisasi.

ANALISIS PROSES PENGENDALIAN INTERNAL


Proses pengendalian internal secara rutin mengumpulkan informasi mengenai
pelaksanaan tugas-tugas, transfer otoritas, persetujuan dan verifikasi. Ada beberapa
alas an mengapapengendalian internal tidak teradministrasi. Karyawan baru atau
mungkun karyawan yang telah berpengalaman tidak memahami tugas mereka. Yang
lazim terjadi, tugas pengendalain internal tidak dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
Teknik Analitik
Kuesioner pengendalian internal merupakan salah satu teknik analitik yang
lazim digunakan untuk menganalisis pengendalian internal. Kuesioner ini secara
tradisional menjadi elemen utama dalam suatu program audit. Kuesioner dirancang
sedemikian rupa sehingga jawaban positif mengindikasikan adanya pengendalian
internal yag baik, dan jawaban yang negate artinya adanya kelemahan dalam
pengendalian internal. Disamping itu, flowchart analitik juga bisa digunakan dalam
analisis pengendalian internal, khususnya jika analisis tersebut melibatkan aplikasi
sistem computer. Matriks pengendalian aplikasi berguna sebagai formulir analisis yang
relevan dengan tinjauan penegndalian internal suatu sistem informasi. Teknik lain yang
dapat digunakan adalah menaksir tingkat kekuatan dan reliabilitas relative setiap
pengendalian yang ada dengan menuliskan angka ke dalam kotak. Angka 1
mengindikasikan sangat reliabel, angka 3 reliabel, dan angka 5 tidak reliabel.

REFERENSI
Bodnar, George H, dan Hopwood, William S. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
9. Yogyakarta : ANDI.

Anda mungkin juga menyukai