DESKRIPSI
1.4 Habitat
Tanaman jarak pagar biasa ditanam sebagai tanaman
pagar, kadang-kadang liar. Tanaman ini tumbuh baik ditempat-
tempat yang tanahnya tidak subur dan beriklim panas, dari
dataran rendah sampai 300 meter diatas permukaan laut dan
termasuk tanaman beracun yang berasal dari Afrika tropis
(Supriadi, 2001).
1.5 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jartopha
MORFOLOGI
1. Batang
Batang tanaman jarak pagar panjang, bulat, dan berwarna
hijau keabuan. Pada batang yang telah tua ditemukan bagian kulit
yang mati kemudian mengelupas.Bila tanaman memiliki cabang
primer sedikit, maka tipe pertumbuhan tampak tegak, namun bila
jumlah cabang primer banyak, tipe pertumbuhan tampak seperti
semak.
Sampai dengan tanaman berumur dua tahun dan jika tidak
dilakukan pemangkasan, tinggi tanaman bervariasi di antara
ekotipe. Hasil penelitian di Nusa Tenggara Barat diperoleh bahwa
tinggi tanaman bervariasi dari yang terendah pada jarak pagar
aksesi Lombok Timur dan Palu, kemudian disusul Lombok Tengah,
Bima, dan Sumbawa hingga yang tertinggi pada aksesi Lombok
Barat.
Fenomena mirip dengan tinggi tanaman terjadi pada
diameter batang. Ukuran diameter akan bertambah seiring
dengan semakin bertambah jumlah cabang primer. Hal ini
dikarenakan percabangan (cabang primer) banyak terbentuk di
pangkal batang dekat permukaan tanah.
Sistim percabangan pada jarak pagar tidak teratur.
Cabang sekunder tumbuh dan berkembang pada batang utama
dekat permukaan tanah (pangkal batang-akar) sehingga sering
dijumpai tanaman yang sulit dibedakan batang utama dengan
cabang primer. Namun dijumpai pula tanaman dengan sistem perca
bangan primer tumbuh dan berkembang pada bagian atas dari
batang utama.
Perpanjangan cabang primer terhenti setelah terbentuk
bunga pada bagian terminal cabang tersebut. Setelah bunga
berkembang, terbentuk percabangan sekunder pada titik tumbuh
aksilar terdekat tangkai bunga (malai). Umumnya cabang sekunder
yang terbentuk dua dan ukurannya sama, namun demikian dijumpai
pula yang hanya satu atau lebih dari dua cabang primer terbentuk.
Percabangan berikutnya adalah cabang tertier yang terbentuk
pada titik tumbuh aksilar di bawah malai bunga yang terbentuk
terlebih dahulu pada bagian terminal cabang sekunder. Seperti
halnya cabang sekunder, jumlah cabang tertier yang terbentuk
umumnya dua. Percabangan seperti diuraikan di atas disebut
sebagai sistim percabangan menggarpu atau dikotom. Ilustrasi
sistim percabangan pada tanaman jarak pagar disajikan pada
Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan beberapa uraian
dari beberapa literatur, maka tanaman jarak pagar termasuk
tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi habitus dapat
mencapai 5 sampai 8 meter dan memiliki akar tunggang yang
panjang. Batang berkayu, silindris, dan bila terluka akan
mengeluarkan getah. Biji yang ditanam pada awal musim
penghujan, setelah lima bulan dapat menghasilkan tanaman
setinggi satu meter. Sistem percabangan tanaman tidak teratur
dan bila dilakukan pemangkasan nantinya jumlah cabang dapat
mencapai lebih dari 40 buah cabang. Beberapa literatur
menginformasikan bahwa tanaman jarak pagar yang berasal dari
biji dapat bertahan hidup hingga 40–50 tahun.
Gambar 3.5. Tanaman jarak pagar umur 2 tahun berasal dari stek
batang. Percabangan kanopi tampak tidak teratur dan melebar.
2. Daun
Gambar 3.6. Bentuk daun saat fase bibit (kiri) dan daun dewasa
(kanan). Garis lingkaran hitam menandakan bentuk dasar daun,
garis panah putih cara mengukur diameter daun.
helai.
3. Akar
4. Bunga
5. Buah (Kapsul)
Buah jarak pagar sering disebut sebagai kapsul atau
dengan istilah biologinya buah kendaga (rhegma) karena buah ini
mempunyai sifat seperti buah berbelah dan tiap bagian mudah
pecah sehingga biji yang ada di dalamnya mudah terlepas dari
bilik atau ruang. Jarak pagar ekotipe termasuk ke dalam buah
berkendaga tiga (tricoccus).
Setiap rangkaian atau tangkai buah terdapat kira-kira
lima hingga duapuluh atau lebih. Buahnya berupa buah kotak
berdiameter 2 – 4 cm berbentuk bulat hingga bulat telur,
berwarna hijau ketika masih muda, dan kemudian menguning
setelah masak. Dalam tiap buah terdapat dua hingga tiga biji yang
terdapat dalam masing-masing ruang dalam buah. Sering ditemui
buah dengan empat kotak dan juga empat biji. Semakin banyak
kapsul pada setiap malai yang terbentuk pada setiap tanaman,
tentunya akan mempengaruhi positif terhadap perolehan hasil biji
yang banyak pula. Oleh karena itu, maka karakter jumlah kapsul
per malai sebaiknya dijadikan dasar perbaikan genetik bagi
pengembangan tanaman jarak pagar dikemudian hari.
Masaknya buah tidak serempak pada satu rangkaian buah.
Buah akan membuka apabila biji-biji di dalam buah sudah mulai
matang. Biji-biji menjadi matang apabila kulit biji (atau kapsul
buah) telah mengalami perubahan warna dari hijau ke kuning. Ini
terjadi setelah dua hingga empat bulan pembuahan.
Terkait hasil penelitian di NTB, yang mempelajari
berbagai aspek biologi dan karakter agronomi beberapa aksesi
(ekotipe) jarak pagar, bahwa tidak ada perbedaan warna kapsul
baik saat muda maupun saat masak di antara ekotipe. Demikian
pula halnya dengan umur kapsul masak.
6. Biji
Gambar 4.7. Biji jarak pagar (kiri) secara umum terdiri dari
kernel (tengah) dan kulit biji (kanan).
kecil dan dangkal pada lapisan luar kulit biji. Tidak ada perbedaan
di antara ekotipe pada warna biji, jumlah biji per kapsul, panjang
dan tebal biji, bobot kering biji per kapsul dan bobot kering
individu. Jumlah biji per kapsul tiga dengan panjang berkisar 1.7-
1.8 cm dan tebal berkisar 0.6-0.8 cm, berat kering biji berkisar
0.7-0.8 g, dan berat kering biji per kapsul berkisar 2.3-2.4 g.
BAB 3
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi Tanaman
(Sherifat, 2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphotbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
2. Morfologi Tanaman
4. Manfaat
Regnum : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
2. Morfologi Tanaman
3. Kandungan Kimia
4. Manfaat
1. Klasifikasi Tanaman
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Euphorbiaceae
2. Morfologi Tanaman
3. Kandungan kimia
4. Manfaat
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
2. Morfologi tanaman
3. Kandungan kimia
4. Manfaat
Minyak jarak yang memiliki sifat tahan panas ini, selama ini
banyak disukai dan dipesan oleh industri pengolahan kosmetik,
farmasi, pabrik cat, industri kayu lapis, tekstil, dan lain-lain, baik
dari dalam maupun luar negeri (Susetio, 2003).
EPIDERMIS
mikroorganisme.
kuku) dan bagian jaringan ikat yaitu korium (kulit jangat). Batas
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis
merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penja-
tumbuhan lain ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan
umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin.
mengandung kloroplas.
terdiri atas protein amorf dan fibrilar dan membran plasma yang
1997:359).
dengan inti yang kecil. Dalam 4-8 lapis berikut dari stratum
stratum basal, yang merupakan satu lapis sel silindris dengan inti
dermis ini lebih banyak pada kulit yang sering menahan tekanan,
yang lebih dalam. Stratum papilare tipis terdiri atas jaringan ikat
yang paling banyak ialah sel mast dan makrofag. Juga ada leukosit
pada keadaan tidak teratur dan oleh karena itu memiliki lebih
Dari daerah ini muncul serat yang berangsur menipis dan berakhir
Stratum papilare kaya akan fibril halus, sel, dan kapiler. Di dalam
pada kulit. Subkutis, tanpa batas yang jelas korium diikuti oleh
PERKEMBANGBIAKKAN TANAMAN
buatan.
cara grafting.
adalah bunga yang memiliki benang sari dan putik. Bunga lengkap
bunga tidak memiliki salah satu atau lebih bagian tersebut, maka
kuncup bunga.
terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Di dalam kepala sari
bakal biji. Bakal biji mempunyai dua inti, yaitu sel telur (ovum) dan
calon lembaga.
a. Vegetatif alami
anakan.
1. Umbi batang
tumbuhan baru.
2. Umbi lapis
dan samping umbi lapis ini. Kuncup bagian atas tumbuh sebagai
3. Rimpang
5. Tunas
6. Tunas adventif
biak dengan tunas adventif antara lain sukun, kesemek, dan cocor
b. Vegetatif buatan
disetek adalah ubi kayu, mawar, dan tebu. Potongan itu harus
pada daun tanaman ini. Tunas itu dapat tumbuh menjadi individu
baru. Kuncup ini terletak tidak teratur pada daun cocor bebek
daunnya adalah begonia dan sri rejeki. Daun yang disetek harus
cukup tua dan berwarna hijau segar. Tanah yang ditanami pun
batang.
batang yang sehat, tumbuh dengan baik, dan cukup tua. Bagian
1. Cangkok
adalah batang yang sehat, tumbuh dengan baik, dan cukup tua.
Bagian Tempel
lebih baik. Misalnya, dari tanaman yang berbuah manis, besar, dan
akar dan batang yang kuat, serta buah yang besar, manis dan
lebat.
memiliki sifat lebih baik. Pucuk dan batang yang disambung itu
4. Runduk
Pemilihan Lahan
yaitu :
2. Lahan terlantar
yaitu :
Persiapan Laban
jarakbarisan 1.5 m.
tanam dibuat dengan tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiam-
klon). Bahan tanaman berasal dari tunas atau pucukdan hiji. Lama
polybagdiisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan
seleksi.
Penanaman
Pemupukan
dipadatkan
struktur tanah.
Pemangkasan
keabuabuan).
Orthoptera: Acrididae)
umumnya bertelur pada awal musim hujan dan menetas awal musim
tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar
rambut/duri yang muncul dari tububnya. Ulat ini disebut ulat api
karena apabila duri ilat ini tersentuh tangan akan terasa panas
adalah fase yang mudah untuk membedakan dari tungau jenis lain.
serangan lebih jelas terlihat pada buah yang tua dan bersifat
permanen.
dan Omite 570 EC. Selain itu dapat juga digunakan Curacron 500
(Anonim 2002).
Alydidae)
Pentatomidae)
et al. 2007).
antena terdiri dari tiga ruas, dan tubuh memiliki bentuk perisai
Thripidae)
sayap yang halus dan berumbai. Hama ini berkembang biak secara
tersebut bisa lebih pendek (7–12 hari), sehingga dalam satu tahun
2008).
1981). Nimfa paling suka dengan daun yang masih muda atau
atau lebar dengan jengkalnya, sehingga diberi nama ulat kilan atau
ulat jengkal. Larva ulat jengkal merusak daun-daun yang agak tua,
yaitu dengan cara menggigit daun dari arah pinggir. Jika serangan
berat, bagian daun yang tersisa hanya tulang daunnya saja. Larva
Pada tanaman kakao, jika daun sudah habis, maka larva ini
akan menyerang bunga dan buah. Saat larva sudah besar biasanya
inang lain hama ini adalah kacang hijau, kedelai, kentang, kakao,
dan tembakau.
dalam waktu 20– 60 hari setelah nimfa menetas dan imago betina
2007).
insektisida sistemik.
dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan
dirusak.
Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman.
musim hujan tiba (Anonim 2007). Inang lain dari hama ini adalah
jenis Vanda sp. dan Arachnis sp. (Anonim 2007). Gejala dapat
akan mengering. Bagian yang sakit akan menjadi luka yang terbuka
pada bagian-bagian yang tua saja tetapi yang muda pun terserang.
1997). Konidium cendawan ini bersel satu dan hialin pada waktu
muda, serta bersel dua dan warna agak gelap dengan ukuran 26–
28 μm x 12–14 μm saat konidium dewasa. Cendawan ini bertahan
hari akan menjadi hitam dan gugur satu per satu. Jika serangan
juga dilakukan pada waktu daun masih basah oleh embun, sehingga
tepung.
kelabu. Penyakit ini disebarkan melalui vektor yaitu lalat buah dan
sanitasi.
Pemanfaatan Trichoderma harzianum juga dilaporkan
atas daun dan bercak akan meluas berwarna coklat gelap atau
hitam. Bakteri ini dapat disebarkan melalui bantuan angin dan air
hujan. Patogen ini dapat menginfeksi tanaman melalui stomata
bakteri bercak daun ini dengan cara sanitasi lahan dan perlakuan
ini dapat bersifat kanibal, jantan dari serangga ini akan dimakan
kutu kebul. Siklus hidup predator 18–24 hari, dan satu ekor
(Anonim 2007).
Pengamatan Hama
gejala serangan pada tiap tanaman contoh. Untuk hama yang tidak
hama pada botol yang berisi alkohol 70% atau kantung plastik
menggunakan rumus:
KH = n/N x 100%
Pengamatan Penyakit
rumus:
KP = n/N x 100%
KP = Kejadian penyakit
I = Σ(ni.vi)/N.V x 100%
I = Keparahan penyakit
ke-i
sebagai berikut:
Nilai 1 = 0 < x ≤ 25 %
Nilai 2 = 25 < x ≤ 50 %
Nilai 3 = 50 < x ≤ 75 %
Nilai 4 = x > 75 %
Kelompok III