Anda di halaman 1dari 32

IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH

BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kV) DENGAN


PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN
HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK
CONTROL(HIRARC)

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)

Presented by:
NOVI MARHAENDRA PUTRANTO (6508 040 516)

Program Studi Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja


Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
LATAR BELAKANG
• Mengidentifikasi bahaya bekerja pada daerah yang
bertegangan yang mempunyai tingkat resiko yang cukup
besar .
• Menghindari dan menanggulangi semua unsur yang
berpotensial mengganggu jalannya proses produksi.
• Kemungkinan bahaya yang ditimbulkan biasanya
disebabkan oleh faktor manusianya sendiri (unsafe action)
dan bisa juga dari factor lingkungan/kondisi yang tidak
aman (unsafe condition).
• Memastikan pekerja agar bekerja dalam kondisi aman dan
nyaman tanpa rasa cemas.
PERUMUSAN MASALAH
 Bagaimana mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat
mengganggu proses produksi di switchyard 150 kV PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik?
 Bagaimana memperkirakan besarnya dampak risiko yang
mungkin akan terjadi di switchyard 150 kV PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik?
 Bagaimana menentukan sumber–sumber yang berpotensi
menimbulkan risiko di switchyard 150 kV PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik?
 Bagaimana memberikan rekomendasi untuk meminimalkan jika
ada kecelakaan pekerja di switchyard 150 kV PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik?
TUJUAN PENELITIAN
 Mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat mengganggu
proses produksi dengan menggunakan metode Job Safety
Analysis (JSA).
 Memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin akan
terjadi dengan menggunakan metode Hazard Identification
Risk Assesment and Risk Control (HIRARC).
 Mengetahui sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan
risiko.
 Memberikan tindakan penanggulangan terhadap risiko yang
ada dengan menggunakan metode Hazard Identification
Risk Assesment and Risk Control (HIRARC).
MANFAAT PENELITIAN
 PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapatkan
gambaran mengenai risiko yang mungkin harus dihadapi
berdasarkan hasil penilaian risiko.
 PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapat
gambaran mengenai besarnya dampak risiko yang
mungkin akan terjadi.
 Memberikan pemahaman dalam pengelolaan sumber-
sumber potensial risiko di switchyard 150 kV PT. PJB UNIT
PEMBANGKITAN GRESIK.
 Memberikan masukan kepada manajemen PT. PJB UNIT
PEMBANGKITAN GRESIK terhadap tindakan
penaggulangan risiko yang ada.
BATASAN MASALAH
 Pengidentifikasian besarnya bahaya hanya pada Switchyard 150
kV di PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK.
 Pengidentifikasian bahaya dan analisa data menggunakan
pendekatan metode Job Safety Analysis (JSA).
 Dasar hukum yang digunakan adalah didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam Keadaan Bertegangan diatur lebih lanjut dalam SPLN
82–1:1991 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan
SNI IEC 60050-651:2009 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan.
TINJAUAN PUSTAKA
 Switchyard adalah bagian dari gardu induk terbuka yang
dijadikan sebagai tempat peletakan peralatan listrik berupa
saklar – saklar pengaman, arrester dan pemutus Tegangan
Tinggi. Bagian-bagiannya adalah:
• LA (Lightning Arrester)
• PT (Potential Transformer)
• CT (Current Transformer)
• DS (Disconnecting Switch)
• CB (Circuit Breaker)
• Rel (busbar)
• ES (Earthing Switch)
• Local Control Panel
Job Safety Analysis (JSA)
 sebuah metode identifikasi yang digunakan untuk
menganalisa kegiatan kerja yang dilakukan
terhadap potensi bahaya yang dihadapi ketika
menjalankan pekerjaan tersebut. Merupakan cara
yang efektif untuk membantu mengurangi atau
menurunkan terjadinya insiden, kecelakaan atau
bahkan cedera yang terjadi ditempat kerja.

Sumber:HAZCO. (2002). Job Safety Analysis Form. Division of


CCSIncome Trust. OSHA. (2002). OSHA 3071: Job Hazard
Analysis. U. S Depart of Labour AS / NZS 4360 .(2004 ).
JSA merupakan sebuah multi-step process yang terdiri dari :
a. Basic Job Step
b. Potential Hazard
c. Recommended Safety Control
Hazard Identification Risk Assesment and
Risk Control (HIRARC)
 Hazard Identification
proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja dengan tujuan untuk
mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu
pekerjaan. Area kerja termasuk juga meliputi mesin peralatan
kerja, laboratorium, area perkantoran gudang dan angkutan.
 Risk Assesment
suatu proses penilaian resiko terhadap adanya bahaya di tempat
kerja.
 Risk Control
suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta
melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk
memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman2
Contoh Tabel HIRARC
Perkiraan Nilai Resiko
 Likelihood merupakan kemungkinan dalam suatu periode waktu dari
suatu risiko tersebut akan muncul. Perhitungan kemungkinan atau
peluang yang sering digunakan adalah frekuensi.
 Consequence ialah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya
diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau suatu risiko.
Oleh karena itu, perhitungan risiko dilakukan dengan mengkalikan
nilai Likelihood dengan Consequence.

Risks = Likelihood x Consequence


Dimana :
Likelihood = frekuensi kegagalan untuk suatu risiko.
Consequence = konsekuensi untuk suatu risiko.
METODOLOGI PENELITIAN
BULAN
KEGIATAN
1 2 3
Identifikasi Awal √

Pengumpulan Data √

Pengolahan Data √ √

Analisa Hasil √ √

Penyusunan Laporan √
Mulai

OBSERVASI PENDAHULUAN

Studi literatur
:
1 . Switchyard 4 . JSA
Studi Lapangan dan Wawancara
2 . Data Peralatan 5 . HIRARC
3 . Resiko

Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan Data
Data Primer :
Wawancara pada pihak engineering dan maintenance
:
1 . Prinsip Kerja peralatan dari switchyard
2 . Bahaya peralatan dari switchyard
3 . SOP perawatan peralatan switchyard
Data Sekunder :
1 . Layout dari switchyard
2 . Data komponen komponen yang terdapat pada switchyard
dan spesifikasinya
3 . Data pelepasan dan penormalan tegangan

Tahap Pengolahan data

IDENTIFIKASI BAHAYA SETIAP LANGKAH KERJA

Identifikasi menggunakan metode JSA

Melakukan penilaian resiko


menggunakan HIRARC

Melakukan solusi alternatif


menggunakan HIRARC

Tahap Analisa Data


Analisa :
Analisa JSA
Analisa Resiko
Analisa solusi alternatif dengan HIRARC

Kesimpulan dan saran

Selesai
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
Urutan Pelepasan dan Penormalan Tegangan
Urutan pekerjaan perawatan dibagi menjadi dua,
yaitu pelepasan tegangan dan penormalan tegangan.
Pelepasan tegangan yaitu saat switchyard dalam kondisi
bertegangan kemudian dilakukan pemutusan tegangan,
sedangkan penormalan tegangan yaitu setelah dilakukan
perawatan (kondisi tidak bertegangan) kemudian
switchyard diberi tegangan lagi. Proses pelepasan dan
penormalan tegangan disebut dengan manuver
(manuever).
Analisa Single Line Diagram
Switchyard 150 kV
 Saat proses perbaikan di switchyard 150 kV milik PT.
PJB UP Gresik sudah selesai dan penghantar
grounding sudah dilepas padahal untuk line Waru 2
masih ada pekerjaan sehingga arus tidak ke grounding
lagi tapi berbalik menuju line Waru 2. Sehingga
linesman yang masih melakukan perbaikan di Waru 2
akan tersengat listik dan dapat menyebabkan
kematian. Oleh sebab itu koordinasi antara linesman
dengan pengawas K3 harus terjalin dengan baik agar
tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
Analisa Job Safety Analysis (JSA)
 Dalam proses pekerjaan pelepasan tegangan
switchyard 150 kV ini mempunyai potensi bahaya
yang sangat bervariasi tergantung dari jenis
pekerjaannya. Setelah dilakukan pengelompokkan
jenis pekerjaannya didapatkan jenis pekerjaan
yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil
(low), sedang (medium) dan besar (high), seperti
contoh berikut ini:
Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV
Perawatan Peralatan Switchyard 150 kV
Penormalan tegangan Switchyard 150 kV
Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV
 Saat pengaktifan PMS ground pekerjaan pengecekkan grounding dan
pengait/tuas penghantar sebagai pekerjaan yang mempunyai
potensi bahaya/ risikonya kecil (low) karena dampak yang
ditimbulkan tidak sampai melukai atau ada bekas luka.
 Saat melepas PMS 204 pekerjaan penghantar (connector) dilepas.
sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya
besar (high) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya banyak dan
dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan dan patah tulang.
 Saat melepas PMS 891LG1 pekerjaan penghantar (connector) dilepas.
sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya
sedang (medium) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya yang
sering terjadi dan dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan
dan telinga berdenging.
Perawatan Peralatan Switchyard 150 kV
 Dalam proses pekerjaan perawatan peralatan switchyard 150 kV ini
mempunyai potensi bahaya yang hampir sama, pekerjaan tersebut
yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil (low) dan sedang
(medium), contohnya yaitu saat pemutusan saklar pengoperasian
(kondisi lock), pengecekan tahanan isolasi dan grounding peralatan,
pengisian gas SF6 dan setting ulang peralatan sesuai dengan nameplate
yang tertera di body panel.
 Namun ada juga jenis pekerjaan yang mempunyai potensi
bahaya/risikonya besar (high) yaitu pekerjaan diatas ketinggian
seperti pembersihan isolator kabel line/busbar, jika tidak berhati-
hati dapat menyebabkan jatuh, patah tulang dan kematian. Oleh sebab
itu patuhi penggunaan APD sesuai dengan jenis pekerjaan diatas
ketinggian dan di daerah bertegangan. Dan yang terpenting adalah
koordinasi linesman dengan pengawas K3 harus terjalin dan baik agar
tidak salah pengertian yang mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi.
Penormalan tegangan Switchyard 150 kV
 Pekerjaan pertama mempunyai bahaya tersengat listrik
arus DC peralatan (arus bocor). Hal ini bisa terjadi karena
perawatan dari kabel pentanahan yang tidak pernah rutin
dan jarang di cek tahanan pentanahan sebagai pekerjaan
yang mempunyai potensi bahaya/risikonya sedang
(medium).
 Sedangkan untuk pengerjaan kedua mempunyai bahaya
tangan terjepit jika pemasangan pengaitnya tidak tepat
(luka memar), terjadi benturan pada tubuh, terjatuh dan
tersengat listrik arus AC dari kabel line (risiko kematian)
sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi
bahaya/risikonya besar (high) .
Penilaian Risiko Untuk Perawatan
Switchyard 150 kV
 Likelihood
Kemungkinan terjadi suatu kecelakaan yaitu
1 = Very unlikely. Kemungkinan bisa terjadi pada suatu waktu
3 = Unlikely. Kemungkinan terjadi pada suatu waktu
5 = Likely. Kemungkinan besar dapat terjadi pada setiap keadaan.
10 = Very likely. Sering terjadi pada kondisi normal atau rutin.

 Severity
Dampaknya terhadap manusia sebagai berikut:
1 = Insignificant. Tidak menimbulkan cidera
3 = Slightly Harmful. Memerlukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (terpotong
kecil, memar, iritasi, mata, pusing, ketidaknyamanan).
5 = Harmful. Memerlukan perawatan medis lebih lanjut (luka bakar, luka yang
terkoyak, patah tulang, keseleo serius, tuli, dermatitis, asma).
10 = Extremely Harmful. Cacat, kematian, amputasi, keracunan, kanker, penyakit yang
membahayakan.
Tabel Matrik Risiko

Keterangan:
 Trivial adalah kategori risiko yang tidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan
catatan. (Score 1-4)
 Tolerable adalah kategori risiko dimana harus dilakukan pemantauan untuk memastikan bahwa
pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar. (Score 5-9)
 Moderate adalah kategori risiko dimana perlu adanya tindakan untuk mengurangi resiko. (Score 10-
15)
 Substantial adalah kategori risiko dimana sebelum risiko direduksi, maka pekerjaan tidak
dilaksanakan. (Score 25-30)
 Intolerable adalah merupakan kategori risiko dimana pekerjaan harus dihentikan, risiko harus segera
direduksi secepat mungkin karena bila tidak dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan.(Score 50-100)
Analisa Hazard Identification Risk
Analysis and Risk Control (HIRARC)
 Sama dengan analisa Job Safety Analysis (JSA), dalam
pekerjaan perawatan bulanan di switchyard 150 kV di
PT. PJB UP Gresik untuk Line Waru 2 ini ada tiga
kondisi yang dianalisa dengan menggunakan metode
Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control
(HIRARC) yaitu saat pelepasan, perawatan dan
penormalan tegangan switchyard 150 kV.
Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV
Perawatan Peralatan Switchyard 150 kV
Penormalan tegangan Switchyard 150 kV
Keterangan:
 Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan
pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very
unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D
(tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).
 Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan
pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely)
untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat
keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable).
 Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar
(connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (unlikely)
untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (harmfull) untuk D (tingkat
keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate).
 Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar
(connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely)
untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat
keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).
Dari analisa diatas diketahui bahwa ada empat penilaian
risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga
dapat dikelompokkan menjadi dua kriteria potensi
bahaya/risiko, yaitu :
 Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko Trivial
(Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3),
Tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score
9).
 Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko
Moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer tiga (Score
10) dan nomer empat (Score 15). Untuk lebih detail dan
jelasnya lihat pada Lampiran 3.
Keterangan:
 Saat pengisian gas SF6. Uraian bahaya yaitu switch log off tidak bekerja. Nilai
resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan)
dan 1 (insignificant) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 1
(trivial).
 Saat pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu terjadi
panas karena adanya hubung singkat dari fuse kontaktor. Nilai resiko yang
diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (Slightly
Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).
 Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu tersengat listrik.
Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan)
dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9
(tolerable).
 Saat Pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu
terbentur busbar maupun connector. Nilai resiko yang diberikan adalah 3
(unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat
keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).
 Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu terjatuh saat
memanjat. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat
kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan)
sehingga nilai resikonya 30 (substanstial).
Dari analisa diatas diketahui bahwa ada lima penilaian risiko
yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat
dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko,
yaitu :
 Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial
(Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 1) dan
nomer dua (Score 3), tolerable (Score 5-9) contohnya
analisa nomer tiga (Score 9).
 Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko
moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat
(Score 15).
 Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial
(Score 25-30) contohnya analisa nomer lima (Score 30).
Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.
Keterangan:
 Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas.
Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3
(Slightly Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).
 Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas.
Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5
(harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 5 (tolerable).
 Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box
panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3
(slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable).
 Saat mengaktifkan GCB/PMT 52G1 208 pekerjaan penghantar (connector) diaktifkan. Nilai
resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10
(extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate).
 Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box
panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5
(harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).
 Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas.
Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10
(extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 30 (substantial).
Dari analisa diatas diketahui bahwa ada enam penilaian risiko
yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat
dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko,
yaitu :
 Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial
(Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3),
tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score 5)
dan tiga (Score 9).
 Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko
moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat
(Score 10) dan nomer lima (Score 15).
 Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial
(Score 25-30) contohnya analisa nomer enam (Score 30).
Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
 Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) maka yang dapat mengganggu proses
produksi dari PT. PJB UP Gresik yaitu faktor yang berasal dari unsafe action contohnya tidak
menggunakan sarung tangan sesuai jenis pekerjaannya, (penggunaan APD yang tidak tepat) dan
kurangnya koordinasi antara linesman dengan pengawas K3.
 Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC)
diketahui bahwa dampak risiko yang paling besar yaitu dapat menyebabkan patah tulang dan
tersengat arus listrik AC sehingga dapat menyebabkan lumpuh dan kematian (substanstial, score 30).
Dampak risiko yang sedang yaitu dapat menyebabkan luka lebam/memar karena terjatuh dan terjadi
benturan dengan penghantar/connector (moderatel, score 15). Dampak risiko yang ringan yaitu
tersengat listrik dari peralatan dan terbentur penghantar/connector namun tidak menyebabkan luka
lebam/memar (trivial, score 3).
 Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Hazard Identification Risk Assesment
and Risk Control (HIRARC) sumber-sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko dari
peralatan switchyard 150 kV yaitu unsafe action, kurangnya koordinasi antara linesman dengan
pengawas K3. Namun penggunaan APD yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan jenis pekerjaan juga
menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang cukup besar.
 Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC)
dapat diberikan tindakan penanggulangan dampak risiko sehingga mengurangi dampak yang
ditimbulkan berkurang dan tidak terlalu besar yaitu pentingnya koordinasi pihak pengawas K3
dengan linesman harus terjalin dan baik, konsentrasi dan gunakan APD yang diperlukan serta sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
Saran yang dapat diberikan pada pihak perusahaan dan
pihak lain dengan adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
 Diharapkan perusahaan mengembangkan metode
identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang lebih
detail dan terperinci pada tiap proses kerja.
 Diharapkan perusahaan selalu mensosialisasikan APD
yang baru ke para karyawan yang bekerja/berada di
area switcyard 150 kV. Jika masih ada yang melanggar
sebaiknya diberi peringatan atau sanksi yang tegas dan
yang telah mematuhi diberi reward.
TERIMA KASIH.....................

Anda mungkin juga menyukai