Anda di halaman 1dari 5

Nama : Resi Segarlin Sinuraya

1. Sumber penyebab api dapat berasal dari berbagai faktor, antara lain:
• Kebakaran listrik: Korsleting listrik, kabel yang rusak, peralatan listrik yang tidak
aman.
• Panas berlebihan: Misalnya, sinar matahari yang terik, percikan api, atau suhu yang
sangat tinggi.
• Bahan mudah terbakar: Material yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, minyak, dan
gas.
• Reaksi kimia: Misalnya, reaksi kimia yang tidak terkendali atau tidak stabil.
• Aktivitas manusia: Kesalahan manusia seperti merokok sembarangan, penggunaan api
terbuka yang tidak aman, atau kelalaian dalam penggunaan peralatan.

2. Jenis kebakaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu:


• Kebakaran Kelas A: Kebakaran yang melibatkan bahan padat seperti kayu, kertas, kain,
dan sejenisnya.
• Kebakaran Kelas B: Kebakaran yang melibatkan bahan cair atau gas mudah terbakar
seperti minyak, bensin, dan LPG.
• Kebakaran Kelas C: Kebakaran yang melibatkan peralatan listrik, seperti korsleting
listrik atau hubungan pendek.
• Kebakaran Kelas D: Kebakaran yang melibatkan logam terbakar seperti magnesium,
titanium, dan logam alkali.
• Kebakaran Kelas K: Kebakaran yang melibatkan minyak atau lemak pada dapur
komersial.

3. Api dapat merambat melalui beberapa cara, antara lain:


• Konduksi: Proses perambatan panas melalui material yang bersentuhan langsung dengan
api, seperti dinding atau bahan bakar.
• Konveksi: Perambatan panas melalui pergerakan udara atau fluida panas.
• Radiasi: Proses perambatan panas melalui radiasi elektromagnetik dari api ke benda-
benda di sekitarnya.

4. Sarana proteksi kebakaran aktif adalah peralatan yang digunakan untuk memadamkan atau
mengendalikan kebakaran secara aktif, seperti:
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR): Digunakan untuk memadamkan kebakaran di tahap
awal, terdiri dari tabung bertekanan yang berisi bahan pemadam api.
• Sistem Sprinkler: Sistem yang menggunakan alat pemadam air otomatis yang aktif saat
mendeteksi suhu atau asap yang tinggi.
• Hydrant: Sistem pemadam kebakaran yang menggunakan tekanan air dari jaringan air
umum untuk memadamkan kebakaran.

5. Jenis-jenis APAR antara lain:


• APAR Air: Menggunakan air sebagai bahan pemadam api.
• APAR Serbuk Kimia: Menggunakan serbuk kimia khusus yang dapat memadamkan
berbagai jenis kebakaran.
• APAR Karbon Dioksida (CO2): Menggunakan gas karbon dioksida yang menghilangkan
oksigen yang dibutuhkan oleh api.
• APAR Busa: Menggunakan busa khusus yang dapat mendinginkan dan mengisolasi api.
• APAR Aerosol: Menggunakan aerosol yang menghambat rantai reaksi kimia dalam
proses pembakaran.

6. Dalam RJP (Resusitasi Jantung Paru), tekanan dada atau kompresi yang dilakukan adalah
sebanyak 30 kali dengan kedalaman sekitar 5-6 cm.

7. A. Untuk menentukan jumlah anggota yang harus tersertifikasi sebagai first aider, dapat
digunakan standar rasio 1:50. Artinya, untuk setiap 50 orang pekerja, minimal harus ada 1
orang yang tersertifikasi sebagai first aider. Dalam kasus ini, jumlah pekerja adalah 4500,
sehingga jumlah anggota yang harus tersertifikasi sebagai first aider adalah:

4500 / 50 = 90 orang

Jadi, ada 90 orang yang harus tersertifikasi sebagai first aider.

B. Untuk menentukan jumlah kotak P3K yang harus digunakan, dapat digunakan standar rasio
1 kotak P3K per 50 orang pekerja. Dalam kasus ini, jumlah pekerja adalah 4500, sehingga
jumlah kotak P3K yang harus digunakan adalah:
4500 / 50 = 90 kotak P3K

Jadi, harus digunakan 90 kotak P3K.

C. Jika terjadi henti jantung pada salah satu karyawan dan Adi sudah tersertifikasi sebagai first
aider, langkah-langkah yang harus Adi lakukan adalah sebagai berikut:
1. Segera hubungi nomor darurat atau tim medis yang ada di perusahaan.
2. Mulai memberikan resusitasi jantung paru (CPR) dengan mengikuti prosedur yang benar.
3. Gunakan AED (Automated External Defibrillator) jika tersedia dan ikuti instruksi
penggunaan dengan benar.
4. Teruskan CPR dan tindakan pertolongan lainnya sampai tim medis atau paramedis tiba di
tempat kejadian.

Dalam situasi gawat darurat seperti ini, waktu sangat penting. Oleh karena itu, Adi harus segera
mengambil tindakan dan memberikan pertolongan yang diperlukan dengan cepat dan efektif.

8. A. APAR apa yang cocok digunakan untuk perusahaan tersebut?


Untuk perusahaan kabel listrik dengan jumlah pekerja sebanyak 1500, APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) yang cocok digunakan adalah APAR dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran
dan risiko kebakaran di perusahaan tersebut. APAR yang umum digunakan adalah APAR
Powder ABC atau APAR CO2.

APAR Powder ABC adalah APAR yang memiliki bahan pemadam berupa serbuk kimia kering
yang dapat memadamkan api pada kelas A, B, dan C. Bahan pemadam ini cocok untuk
memadamkan api yang berasal dari bahan padat, cair, dan gas, termasuk kabel listrik dan
peralatan elektronik.

APAR CO2 adalah APAR yang menggunakan karbon dioksida (CO2) sebagai bahan pemadam.
APAR ini cocok untuk memadamkan api pada peralatan listrik dan elektronik yang sensitif
terhadap air atau serbuk pemadam yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Pilihan APAR yang tepat harus disesuaikan dengan jenis kebakaran yang mungkin terjadi di
perusahaan tersebut, risiko kebakaran yang ada, dan rekomendasi dari ahli kebakaran atau
peraturan yang berlaku.
B. Berapa jumlah tim kebakaran yang harus disertifikasi perusahaan tersebut?
Jumlah tim kebakaran yang harus disertifikasi oleh perusahaan kabel listrik dengan jumlah
pekerja sebanyak 1500 dapat bervariasi tergantung pada risiko kebakaran yang ada di
lingkungan kerja. Namun, sebagai pedoman umum, perusahaan sebaiknya memiliki minimal
satu tim kebakaran yang terlatih dan disertifikasi untuk setiap area kerja atau lantai bangunan.

Tim kebakaran yang terlatih dan disertifikasi biasanya terdiri dari personel yang dilatih dalam
pemadam kebakaran, prosedur evakuasi, dan tindakan darurat lainnya. Mereka harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menghadapi situasi kebakaran dan
memastikan keselamatan semua pekerja.

Jumlah anggota tim kebakaran dapat disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas perusahaan,
serta rekomendasi dari ahli kebakaran atau peraturan yang berlaku. Perusahaan juga harus
memastikan bahwa personel yang disertifikasi tetap menjalani pelatihan dan pembaruan
keterampilan secara berkala.

C. Apa yang harus dilakukan sutejo untuk membuat aktivitas management kebakaran dari
mulai Tindakan preventif, Tindakan tanggap darurat hingga Tindakan sesudah terjadi keadaan
tanggap darurat ?
untuk menjalankan aktivitas manajemen kebakaran dengan efektif, Sutejo dapat mengikuti
langkah-langkah berikut dari tindakan preventif hingga tindakan pasca keadaan darurat:

1. Tindakan Preventif:
a. Pemeliharaan Rutin: Sutejo harus memastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran
seperti sprinkler, alat pemadam api ringan, dan sistem deteksi kebakaran berfungsi dengan baik
melalui pemeliharaan rutin dan pemeriksaan berkala.
b. Pelatihan Karyawan: Mengadakan pelatihan reguler bagi karyawan tentang tindakan
pencegahan kebakaran, penggunaan peralatan pemadam kebakaran, serta evakuasi darurat.
c. Penyusunan Rencana Evakuasi: Sutejo harus merencanakan dan mengkomunikasikan
rencana evakuasi kepada seluruh karyawan. Rencana ini harus mencakup jalur evakuasi, titik
pertemuan, dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat.

2. Tindakan Tanggap Darurat:


a. Pemberitahuan dan Panggilan Darurat: Sutejo harus segera memberi tahu semua orang
tentang kebakaran dengan menggunakan alarm kebakaran dan memanggil petugas pemadam
kebakaran.
b. Evakuasi: Sutejo harus memimpin evakuasi seluruh karyawan dengan mengikuti rencana
evakuasi yang telah disusun sebelumnya. Pastikan semua karyawan keluar dari gedung dengan
aman.
c. Pemadaman Awal: Jika memungkinkan dan aman untuk dilakukan, Sutejo dapat
menggunakan peralatan pemadam kebakaran yang tersedia untuk memadamkan api pada tahap
awal. Namun, prioritas utama adalah keselamatan semua orang, dan tindakan ini hanya
dilakukan jika tanpa risiko besar.

3. Tindakan Pasca Keadaan Darurat:


a. Evaluasi Kerusakan: Sutejo harus melakukan evaluasi kerusakan setelah kebakaran untuk
menentukan tingkat kerusakan yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab kebakaran.
b. Perbaikan dan Pemulihan: Sutejo harus mengkoordinasikan perbaikan dan pemulihan
fasilitas yang rusak akibat kebakaran. Hal ini meliputi membersihkan dan memperbaiki area
yang terkena, mengganti peralatan yang rusak, dan memperbarui sistem keamanan.
c. Analisis dan Pencegahan Masa Depan: Sutejo harus melakukan analisis menyeluruh
tentang penyebab kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa
di masa depan. Ini dapat melibatkan perubahan dalam prosedur keamanan, pelatihan karyawan
tambahan, atau peningkatan sistem pemadam kebakaran.

Penting bagi Sutejo untuk selalu mengikuti peraturan dan standar keamanan yang berlaku.
Juga, konsultasikan dengan ahli kebakaran atau otoritas setempat untuk mendapatkan panduan
yang lebih rinci dan spesifik untuk wilayah tempat usaha beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai