Anda di halaman 1dari 12

Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan

Situs Harga Komoditas


Made Krisnanda
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik
Universitas Katolik De La Salle
Manado
email: made.krisnanda@gmail.com

ABSTRACT
Overtime evolution happens for software development processes. Few methods
that have appeared previously as Waterfall, Agile and Iterative usually cannot
meet the needs of dynamic users especially in website development. Scrum is a
flexible method in software development that is considered to meet this
challenge. This time, writer will attempt to implement Scrum methods in a
dynamic site that contains the information needs of commodity prices to prove
this opinion. This study is expected to answer which method is suitable for the
needs of today's users using Scrum based on initial plan (Backlog).

Keywords: Website, Flexible, Backlog

1 Pendahuluan

Seiring tuntutan pengguna yang makin besar dalam proses pembuatan


perangkat lunak, maka dikembangan sebuah varian baru dalam kerangka kerja
penanganan proyek teknologi informasi[1]. Metode Kerangka kerja Scrum,
adalah jenis baru dari metodologi Agile yang diharapkan dapat meningkatkan
kecepatan dan fleksibilitas dalam pengambangan perangkat lunak.

Sebuah situs seringkali digunakan oleh organisasi untuk menyajikan


informasi bagi pelanggan atau siapa saja sebagai sarana promosi atau
komunikasi. Hal ini menjadi penting bagi organisasi yang kelangsungan
bisnisnya sangat bergantung pada teknologi informasi seperti situs dinamis.
Dengan besarnya kebutuhan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi
dan keselarasannya dengan bisnis, maka pembuatan situs dinamis memerlukan
kerangka kerja dan personil yang handal[1].

149
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

2 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi pengetahuan mengenai


kerangka kerja Scrum dan implementasinya pada pengembangan perangkat
lunak khususnya situs yang diakses melalui internet.

3 Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah Action Research dimana


disini penulis mencoba metode baru untuk meningkatkan produktifitas dan
fleksibilitas dengan cara mengubah proses pengembangan perangkat lunak situs
dengan tampilan yang sering berubah[4]. Proses pengembangan metode ini
dapat dilihat di Gambar 1.

Gambar 1. Proses Metode Penelitian Action Research [4]

4 Metodologi Scrum

Proses pengembangan sistem memiliki tingkat kompleksitas yang


tinggi. Seringkali pengguna atau lingkungan organisasi menuntut perubahan
secara tiba-tiba, yang tidak diantisipasi oleh tim pengembang. Kondisi ini sulit
diantisipasi oleh metode pengembangan sistem konvensional seperti Waterfall

150
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas
(Made Krisnanda)

atau Spiral. Pemilihan metodologi memegang peran penting dalam


kemungkinan suksesnya sebuah proyek. Scrum membuat perbedaan signifikan
karena produk yang dihasilkan akan disesuaikan dengan lingkungan seiring
proses pengembangan sistem. Salah satu perbedaan penting adalah backlog
yaitu daftar kebutuhan pengguna yang harus ada dalam produk yang akan
diselesaikan. Berbeda dengan metodologi yang lain backlog ini dapat berubah
pada tiap tahapan pengembangan sistem[3]. Selain terdiri dari beberapa Sprint,
SCRUM terdiri dari tiga fase dengan detail sebagai berikut:

4.1 Pregame

Perencanaan: Ditentukan dari backlog yang sudah ada, termasuk jadwal dan
biaya. Bila sebuah sistem baru akan dikembangkan, fase ini akan terdiri dari
proses konseptualiasi dan analisa. Bila proyek terdiri dari pengembangan sistem
yang lama, fase ini akan terdiri dari analisa terbatas [3].

Arsitektur: mendesain bagaimana daftar backlog akan diimplementasikan.


Fase ini meliputi modifikasi arsitektur sistem dan desain di tingkat pengguna.

4.2 Game

Pengembangan Sprints: pengembangan fungsi turunan yang baru, dengan


mempertimbangkan variabel waktu, kebutuhan, kualitas, biaya, dan
penyelesaian. Interaksi variabel-variabel ini akan menentukan akhir dari fase
ini. Sistem akan menggunakan beberapa pengembangan Sprint, perulangan
untuk pengembangan sistem [3].

4.3 Postgame

Penutupan: persiapan release produk, termasuk dokumentasi dan testing [3].

Sebagai perbandingan, karakteristik utama beberapa metodologi


pengembangan sistem dapat dilihat sebagai berikut:

151
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

Tabel 1. Perbandingan Metodologi Pengembangan Sistem

Seperti dilihat pada Tabel 1, metodologi Scrum hanya membutuhkan


proses yang jelas pada tahap perencanaan dan penyelesaian saja, sedangkan
produk akhir, biaya, dan jadwal penyelesaian dilakukan pada saat proyek
berjalan[3]. Fleksibilitas dari metode ini dapat terlihat jelas pada penyesuaian,
fleksibilitas dan transfer pengetahuan yang dapat dilakukan kapan saja setiap
akhir dari sebuah Sprint.

5 Tim Scrum

Tim Scrum tidak mencakup peran tradisional seperti programmer,


desainer, tester, atau arsitek. Semua orang pada proyek bekerja sama untuk
menyelesaikan set pekerjaan mereka secara kolektif dan berkomitmen untuk
menyelesaikannya. Sebuah tim Scrum biasanya terdiri dari lima sampai
sembilan orang. Untuk skala proyek yang besar Scrum terdiri dari beberapa tim.
Teknik terkenal dalam Scrum disebut "Scrum of Scrums". Dengan pendekatan
ini masing-masing tim diwakili oleh satu orang untuk mengkoordinasikan
pekerjaan dengan tim yang lain. Pertemuan ini dapat dilakukan setiap hari,
namun bila dilaksanakan dua sampai tiga kali seminggu sudah cukup[2].

152
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas
(Made Krisnanda)

5.1 Scrum Master

Scrum Master bertanggung jawab untuk memastikan fase metodologi


Scrum dilakukan dengan baik. Scrum Master melindungi tim dan memastikan
mereka tidak terlalu berkomitmen dengan apa yang mereka kerjakan, karena
perubahan dapat terjadi pada tiap Sprint. Selain itu, Scrum Master juga
memfasilitasi pertemuan harian dan bertanggung jawab untuk mengatasi
hambatan yang terjadi. Peran Scrum Master biasanya diisi oleh seorang manajer
proyek atau pemimpin tim teknis tapi bisa juga diisi oleh siapa saja[2].

5.2 Product Owner

Product Owner (biasanya seseorang dari Pemasaran atau pengguna


kunci dalam pengembangan internal) memprioritaskan 'Product Backlog' (daftar
yang sangat rinci mengenai apa yang harus dilakukan). Tim Scrum
mengurutkan Product Backlog berdasarkan prioritas dan berkomitmen untuk
menyelesaikan mereka selama Sprint. Daftar ini nantinya akan disebut Sprint
Backlog[2].

5.3 Product Backlog

Product Backlog adalah daftar utama dari semua fungsi yang


diinginkan dalam produk. Metodologi Scrum tidak mengharuskan dokumentasi
semua persyaratan pada awal proyek.. Biasanya, sebuah tim Scrum dan Product
Owner mulai dengan menuliskan segala sesuatu yang bisa mereka selesaikan
dengan mudah. Hal ini biasanya sudah cukup untuk Sprint yang pertama.
Product Backlog kemudian dibiarkan berkembang sesuai kebutuhan produk dan
pelanggan [2].

Product Owner menghadiri rapat perencanaan Sprint dengan Produk


Backlog prioritas dan menjelaskannya ke tim. Tim kemudian menentukan fitur
mana yang dapat mereka selesaikan selama Sprint mendatang. Dari Product
Backlog tim kemudian berpindah ke Sprint Backlog. Dengan demikian mereka
memperluas setiap fitur dalam Product Backlog menjadi satu atau lebih tugas
Sprint Backlog sehingga mereka dapat bekerja lebih efektif [2].

5.4 Sprint Review

Pada akhir dari setiap Sprint pertemuan evaluasi akan diadakan. Selama
pertemuan ini tim Scrum menunjukkan apa yang telah mereka capai selama

153
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

Sprint.. Biasanya pertemuan ini diisi demo fitur baru dan dibuat tidak formal
untuk hasil yang lebih alami[2].
alami

Secara garis besar tahapan dan tim dalam kerangka kerja Scrum dapat dilihat
pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2.. Tahapan dan pihak yang terlibat dalam metode Scrum[2]
Scrum

5 Situs Harga Komoditas

Situs harga komoditas adalah sebuah situs yang dikembangkan untuk


memasukkan harga komoditas strategis secara berkala dan menampilkannya di
internet agar para calon pembeli dapat memantau pergerakan harga di pasar dan
toko-toko
toko besar. Beberapa informasi yang disajikan pada situs ini antara lain:

• Harga komoditas
• Berita seputar komoditas
• Pasar dan toko tempat komoditas dijual
• Tabel dan grafik perubahan harga komoditas

154
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas
(Made Krisnanda)

Selain informasi di atas terdapat beberapa peran pengguna yang memiliki tugas
dan akses berbeda pada halaman situs. Peran tersebut dibagi menjadi berikut:

• Administrator : bertugas mengelola hak akses pengguna beserta berita dan


profil pasar dan toko
• Operator : bertugas memasukkan data harga komoditas setiap hari
• Otorisator : bertugas memeriksa data yang dimasukkan operator sebelum
ditampilkan ke situs.
• Publik: melihat informasi yang ditampilkan di situs.

Dalam pengerjaannya proyek ini akan dikerjakan oleh 5 personil dengan tugas
sebagai berikut:

• Manajer Proyek: bertugas untuk memantau, mengendalikan dan


bertanggung jawab terhadap pengerjaan proyek secara keseluruhan
• Analis Sistem: bertugas melakukan studi kelayakan, analisa dan desain
untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan aplikasi
• Programmer 1: memimpin proses desain, melakukan coding, dan tes
terhadap program untuk mendukung sistem aplikasi
• Programmer 2: membantu tugas Programmer 1
• Network Engineer: melakukan analisa dan desain komunikasi dan jaringan
untuk integrasi dan dukungan terhadap sistem yang dibangun.

6 Pengembangan Situs Harga Komoditas Menggunakan Scrum

Pada bagian ini penulis ingin mengimplementasikan metodologi Scrum pada


pengembangan situs harga komoditas dengan menggunakan lima personil.
Tahapan-tahapan yang digunakan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.

6.1 Menentukan Product Backlog

Langkah pertama dari Scrum adalah penentuan dari fitur berdasarkan


prioritasnya oleh Scrum Master. Dalam hal ini peran Scrum Master dipegang
oleh Manajer Proyek[2]. Daftar fitur-fitur yang akan dibangun sesuai
prioritasnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

155
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

Tabel 2. Daftar Fitur dalam Pengembangan Situs Harga Komoditas


No Deskripsi Fitur
1 Masukan harga komoditas oleh operator

2 Persetujuan harga oleh otorisator


3 Tampilan harga komoditas di situs

4 Tampilan tabel dan grafik di situs berdasarkan


masukan harga komoditas

5 Masukan berita oleh administrator

6 Tampilan berita di situs

7 Masukan profil pasar dan toko oleh administrator

8 Tampilan profil pasar dan toko di situs

Sehingga total terdapat delapan fitur yang akan dikembangkan di situs harga
komoditas. Daftar fitur ini kemudian disebut dengan Product Backlog.

6.2 Sprint Planning Meeting

Setelah menentukan Product Backlog diadakan meeting pada setiap awal Sprint
untuk mengevaluasi Product Backlog, mendiskusikan tujuan dan misi dari tiap
fitur sesuai keinginan Product Owner. Pada bagian ini setiap anggota tim akan
menentukan berapa jam tiap anggota akan habiskan untuk melaksanakan
pekerjaan pada tiap fitur. Detailnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

156
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas
(Made Krisnanda)

Tabel 3. Tabel Waktu Kerja Tim


Lama Sprint 4 Minggu

Jumlah Hari Kerja 12 Hari

Peran dalam tim Jumlah hari Jumlah Jam/Hari Total Jam Selama
kerja selama Sprint pertama
Sprint
Manajer Proyek 9 Hari 4 Jam 32 Jam
(Scrum Master)
Analis Sistem 10 Hari 4 Jam 40 Jam
Programmer 1 12 Hari 5 Jam 60 Jam
Programmer 2 11 Hari 4 Jam 44 Jam
Network Engineer 5 Hari 4 Jam 20 Jam

Lama Sprint pertama ditentukan menjadi empat minggu karena tim hanya
terdiri dari lima orang, dan fitur yang dikerjakan masih berupa template. Setelah
jam kerja ditentukan, tim dapat mulai mengerjakan fitur pertama dalam Product
Backlog. Fitur tersebut dikerjakan bersama-sama sesuai dengan perannya
masing-masing dalam tim. Semua perubahan yang terjadi selama
pengembangan harus ditunda sampai Sprint selanjutnya.

6.3 Sprint Backlog

Waktu kerja tim yang sudah ditentukan dibagi lagi menjadi beberapa tugas bagi
setiap anggota tim, dan disebut dengan Sprint Backlog. Pada bagian ini setiap
anggota tim mendapatkan pembagian waktu untuk menyelesaikan fitur yang
sudah didefinisikan di Product Backlog. Detailnya dapat dilihat pada Tabel 4
sebagai berikut:

157
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

Tabel 4. Sprint Backlog untuk Fitur Pertama


Jumlah sisa jam/hari dalam Sprint
Perkiraan
Fitur Pemilik H H H H H H H H H H H H
Task Waktu
Backlog Task 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(Jam)
Desain Analis 3
Proses Sistem
Bisnis
Desain Analis 5
Antarmu Sistem
ka
Masuka
Desain Analis 5
n harga
Basis Sistem
komodit
Data
as oleh
Coding Program 20
operator
Front mer 1
End
Coding Program 20
Back End mer 2
Testing Manajer 2
Proyek

6.4 Scrum Harian

Sebagai praktik untuk memantau kinerja, setiap hari perlu diadakan meeting
untuk pelaporan apa saja yang sudah tiap anggota tim kerjakan. Pada tahap ini
tidak semua anggota tim harus hadir, namun lebih kepada anggota yang terlibat
khusus pada fitur yang sedang dikembangkan. Pada setiap akhir meeting, waktu
penyelesaian diperbaharui untuk mengetahui sisa pengerjaan yang harus dikejar
selama Sprint berjalan. Contoh pelaksanaan Sprint pertama untuk fitur masukan
harga komoditas dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

158
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas
(Made Krisnanda)

Tabel 5. Sprint Backlog untuk Fitur Pertama


Jumlah sisa jam/hari dalam Sprint
Perkiraan
Fitur Pemilik H H H H H H H H H H H H
Task Waktu
Backlog Task 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(Jam)
Desain Analis 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Proses Sistem
Bisnis
Desain Analis 5 5 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Antarmu Sistem
ka
Masuka 5 5 5 5 3 0 0 0 0 0 0 0
Desain Analis 5
n harga
Basis Sistem
komodit
Data
as oleh
Coding Program 20 2 2 2 1 1 1 1 6 3 0 0 0
operator 0 0 0 8 6 4 0
Front mer 1
End
Coding Program 20 2 2 2 2 2 1 1 1 8 4 0 0
Back End mer 2 0 0 0 0 0 8 4 2
Testing Manajer 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
Proyek

Seperti dapat dilihat pada gambar bahwa pembangunan situs harga komoditas
dimulai dengan fitur pertama dan desain sistem. Desain sistem sendiri dilakukan
oleh analis sistem meliputi proses bisnis, antarmuka, dan basis data. Setelah
desain selesai baru kemudian menjadi tugas programmer untuk melakukan
coding sampai dapat dites oleh manajer proyek. Proses ini dilakukan juga untuk
fitur lain dalam backlog, dan bila tidak selesai maka Sprint lanjutan dilakukan
sampai produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pengguna.

8 Hasil Penelitian

Dari penelitian di atas, penulis mendapatkan beberapa hasil sebagai berikut:


1. Scrum cocok digunakan untuk pengembangan situs dengan ukuran tim kecil
dan banyak perubahan karena fase Sprint dalam Scrum dapat mengantisipasi
perubahan tersebut.
2. Metodologi Scrum mungkin dapat digabungkan dengan metodologi lain
seperti Waterfall dalam pengembangannya terutama dalam pembuatan Sprint
Backlog.
3. Perlu diberikan batasan yang jelas sampai kapan fase Sprint harus dilakukan
agar metodologi ini tidak terlalu memakan waktu dan biaya.

159
Jurnal Sistem Informasi, Vol. 9 No. 2, September 2014: 149 - 160

9 Kesimpulan

Munculnya Metodologi Scrum membuktikan bahwa dari hari ke hari


proyek pengembangan sistem makin memerlukan fleksibilitas yang tinggi untuk
dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini terutama sering terjadi pada
pengembangan aplikasi berbasis web, yang menjadi salah satu cara mencapai
keunggulan berkompetisi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Best Practices for Designing Mobile Applications [online] Available


at:<http://www.usercentric.com/news/2009/08/26/best-practices-designing-
mobile-applications> [Accessed 09 July 2012]
[2] Ken Schwaber. 2004. Agile Project Management with Scrum, Microsoft Press.
[3] Scrum Development Process [online] available at:
<http://www.jeffsutherland.org/oopsla/schwapub.pdf> [Accessed 20 March
2010]
[4] Stringer,E.2007. Action Research, California:Springer.

160

Anda mungkin juga menyukai