Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT

“MANAJEMEN RUMAH SAKIT”

OLEH :

NAMA : LUTHFIAH MAHDIAH


NIM : O1A1 16 081
KELAS :B

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERISTAS HALU OLEO
KENDARI
2019

Manajemen Rumah Sakit


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, dan adanya kemampuan pengendalian untuk
mencapai tujuan.
Jenis Rumah Sakit :
RSUD Kelas B Pendidikan : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnyanya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas dan
menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi

Tujuan Manajemen Rumah Sakit


1. Menyiapkan sumber daya
2. Mengevaluasi efektivitas
3. Mengatur pemakaian pelayanan
4. Efisiensi
5. Kualitas

Fungsi Manajemen di Rumah Sakit


Planning (perencanaan)
Langkah-langkah perencanaan rumah sakit :
1. Analisis Situasi
Tujuannya adalah utnuk mengumpulkan data atau fakta. Analisis situasi ini
melibatkan beberapa aspek ilmu yaitu :
 Epidemiologi (distribusi penyakit dan determinannya)
 Antropologi (aspek budaya dan prilaku sehat, sakit masyarakat)
 Demografi (angka-angka vital statistik)
 Statistik (mengolah dan mempresentasikan data)
 Ekonomi (pembiayaan kesehatan)
 Geografis (karakteristik wilayah)
 Organisasi pelayanan (motivasi kerja, keterampilan, persediaan vaksin, dll)
Jenis informasi yang diperlukan untuk perencanaan adalah :
 Penyakit dan kejadian sakit di wilayah kerja
 Data kependudukan
 Jenis dan organisasi pelayanan kesehatan yang tersedia
 Keadaan lingkungan dan aspek geografisnya
 Sarana dan sumber daya penunjang

2. Mengidentifikasi Masalah
Masalah dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu masalah tentang penyakit,
masalah manajemen pelayanan kesehatan (masalah program), dan masalah perilaku,
sikap dan pengetahuan masyarakat. Contoh masalah program adalah sebagai berikut:
 Masalah input, jumlah staf kurang, keterampilan dan motivasi kerja rendah,
peralatan kurang memadai, jenis obat yang tersedia tidak sesuai.
 Masalah proses, terkait dengan fungsi manajemen yaitu kurang jelas tujuan
program, kurang jelas rumusan masalah program (Planning), pembagian tugas
tidak jelas (Organizing), kepemimpinan kurang (Actuating), pengawasan atau
supervisi lemah (Controlling)
Contoh masalah manajemen pelayanan kesehatan antara lain tingginya jumlah anak yang
menderita diare, air minum yang terkontaminasi air limbah, kebutuhan masyarakat akan
penyuluhan kesehatan, banyaknya tumpukan sampah di sepanjang jalan umum, pemilikan
jamban keluarga yang masih rendah, kurangnya persediaan oralit di Posyandu dan terbatasnya
jumlah staf yang mampu melakukan deteksi dini diare. Yang menjadi prioritas atau masalah
utama adalah tingginya jumlah anak yang menderita diare.

3. Penentuan Tujuan Program


Kriteria penentuan tujuan program :
 Tujuan adalah hasil yang diinginkan
 Tujuan harus sesuai dengan masalah, bisa dicapai, bisa diukur, bisa dilihat hasilnya
 Tujuan penting untuk membuat perencanaan dan mengevaluasi hasilnya
 Target oprasional berhubungan dengan waktu
 Tetapkan kegiatan program untuk mencapai tujuan
 Tetapkan masalah dan faktor-faktor penghambat sebelum tujuan dan target
operasional ditetapkan

4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program


Hambatan program dalam manajemen rumah sakit antara lain :
 Hambatan pada sumber daya yaitu meliputi motivasi yang rendah pada staf
pelaksana, partisipasi masyarakat yang rendah, peralatan tidak lengkap, informasi
tidak valid, dana yang kurang dan waktu yang kurang
 Hambatan pada lingkungan yaitu meliputi geografis (jalan rusak), iklim, tingkat
pendidikan rendah, sikap dan budaya masyarakat serta perilaku masyarakat yang
kurang partisipatif
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan kendala
program kemudahan mengeliminasi, memodifikasi, serta mengurangi yang tidak bisa
dilakukan dan menyesuaikannya dengan tujuan operasional kegiatan program.

5. Membuat rencana kerja operasional


Dengan Rencana Kerja Operasional (RKO) akan memudahkan pimpinan mengetahui
sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai alat pemantau. Pembahasan rencana kerja
operasional meliputi :
 Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan?
 Apa yang akan dicapai?
 Bagaimana cara mengerjakannya?
 Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya?
 Sumber daya pendukung?
 Dimana kegiatan akan dilaksanakan?
 Kapan kegiatan ini akan dikerjakan?

Organizing (pengorganisasian)
Struktur organisasi RS kelas B berdasarkan Permenkes NOMOR 1
045/MENKES/PER/XI/2006
1. RSU Kelas B Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama.
2. Direktur Utama membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
3. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3 (tiga)Bagian.
4. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.
5. Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
Contoh struktur organisasi RSUD tipe B pendidikan

Directing (pengarahan)
1. Teknik Konsultasi
Penjelasan pelaksanaan pengarahan dalam bentuk konsultasi misalnya
melalui pertemuan atau rapat yang khusus diselenggarakan untuk itu. Pada teknik
konsultasi ini pemimpin menyampaikan pengarahannya untuk kemudian dibahas
secara bersama-sama. Keuntungan dari teknik ini adalah mengundang peran serta dari
karyawan. Kerugiannya ialah jika terlalu sering diselenggarakan dapat menambah
beban kerja serta dapat timbul kesan dari karyawan bahwa pimpinan tidak mengetahui
apa-apa.
2. Teknik demokratis
Pelaksanaan pengarahan menurut teknik demokrasi ialah dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada karyawan untuk mengajukan pendapat dan saran.
Keuntungan dari teknik ini adalah dapat menimbulkan inisiatif karyawan. Kerugiannya
dapat menyulitkan pimpinan, terutama jika pendapat atau saran tersebut sulit
dilaksanakan dan bertentangan dengan kebijakan organisasi.
3. Teknik otokratis
Pengarahan dilaksanakan secara satu arah yakni dari pimpinan pada bawahan.
Pimpinan menetapkan segalanya, sedangkan karyawan hanya melaksanakan saja.
Keuntungan dari teknik ini ialah proses pengarahan berjalan cepat. Kerugiannya adalah
dapat timbul kesalahan dalam pengarahan. Teknik ini hanya baik jika ditetapkan dalam
suatu organisasi yang memiliki kepemimpinan kuat serta pendidikan karyawan yang
masih terbatas.
4. Teknik Bebas Teratur
Pengarahan dilaksanakan tidak terlalu ketat. Biasanya jika berhadapan
dengan karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, serta pengetahuan yang
cukup banyak dalam melaksanakan tugas yang dilaksanan.

Leadership (kepemimpinan)
1. Kepemimpinan Klinik (clinical leader)
– Berkaitan dg klinisi pasien
– Clinical Leader: terlibat dlm klinisi & proses manajerial
2. Kepemimpinan Manajer
– Perhatian pada demand (kebutuhan)  skala prioritas & penyediaan
pelayanan waktu yang tepat

Controling (pengendalian)
1. Internal Audit
Dilakukan oleh internal auditor yang merupakan orang dalam rumah sakit atau
pegawai rumah sakit
Pihak luar menganggap internal auditor tidak independen (inappearance)
Tujuan pemeriksaannya adalah untuk membantu manajemen (top management,
middle management dan lower management) dalam melaksanakan
tanggungjawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran, dan komentar
mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Laporan internal auditor tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan,
tapi berupa temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran
perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada internal auditing standards yang
ditentukan oleh Institute of Internal Auditor, atau norma Pemeriksaan Intern yang
ditentukan BPKP atau BPK dan Norma Pemeriksaan Satuan pengawasan intern
BUMN/BUMD oleh SPI.
Pemeriksaan intern dilakukan lebih rinci dan memakan waktu sepanjang tahun,
karena internal auditor mempunyai waktu yang lebih banyak di perusahaannya.
Pimpinan atau penanggung jawab pemeriksaan intern tidak harus seorang
registered accountant.
Internal auditor mendapatkan gaji dan tunjangan sosial lainnya sebagai pegawai
perusahaan.
Sebelum menyerahkan laporannya, internal auditor tidak perlu meminta “Surat
Pernyataan Langganan”
Internal auditor tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material maupun tidak
material.
2. Eksternal audit
Dilakukan oleh eksternal auditor (kantor akuntan publik) yang merupakan orang
luar.
Eksternal auditor adalah pihak yang independen.
Tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen rumah sakit.
Laporan eksternal auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan,
selain itu mengenai management letter, yang berisi pemberitahuan kepada
manajemen mengenai kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern beserta
saran-saran perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Pemeriksaan ekstern dilakukan secara sampling, karena waktu yang terbatas dan
akan terlalu tingginya audit fee jika pemeriksaan dilakukan secara rinci.
Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh/penanggungjawabnya adalah seorang
akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public
accountant)
Eksternal auditor mendapat audit fee atas jasa yang diberikannya.
Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu harus
meminta “Surat Pernyataan Langganan” (Client Representation Letter).
Eksternal auditor hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang
bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.

Tingkatan Manajemen di RS
Tingkat manajemen di RSUD kelas B penndidikan :
Top Level of Management (Manajemen puncak) : Direktur Utama
Middle Level of Management (Manajemen tingkat menengah : Wakil Direktur
First – Line Manajement (Manajemen lini pertama) : Dokter, perawat, tata usaha,
administrasi, keuagan, litbang, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai