DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEUNOM
Jl.Banda Aceh –
Aceh – Meuaboh,
Meuaboh, Desa Tanoh Manyang, Km 189 Kec.Teunom Kab.Aceh Jaya
Kode Pos 23653, Email:puskesmasteunom@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATARBELAKANG
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat,
pertanggung jawaban wilayah, Kemandirian masyarakat, Pemerataan,
pemanfaatan teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan program
dengan tujuan tercapaianya kecamatan sehat di wila yah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang
menyelenggarakan Pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas mengutamakan upa ya Promotif dan
Preventif, berorientasi pada keamanan dan keselamatan baik untuk pasien,
petugas dan pengunjung. Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan
kegiatan, melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan dan senantiasa meningkatkan kopetensi petugas.Puskesmas juga
berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain baik
administrasi maupun fungsional terkait. Sehingga penerapan Sistem Manajemen
1
Mutu Puskesmas yang tertuang dalam manual mutu puskesmas menjadi rujukan
untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai dengan hara pan.
Manual Mutu ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu
Puskesmas Teunom. Semua ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang
dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional
Puskesmas. Sistem Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal 03 Januari 2017.
Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Teunom. Manual ini juga sebagai basis
mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di Puskesmas Teunom.
2. TUJUAN
Tujuannya adalah menjadi acuan bagi peningkatan mutu dan kinerja seluruh
aktifitas pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas Teunom, sehingga pada
akhirnya menghasilkan pelayanan yang bermutu dan terukur.
3. RUANG LINGKUP
4.1. Pelanggan
Pelanggan/langganan merujuk pada individu/rumah
individu/rumah tangga,
tangga, masyarakat,
perusahaan yang membeli barang
membeli barang atau jasa.
atau jasa.
4.2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan hasil dari adanya perbedaan antara
harapan pelanggan dengan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan
tersebut.Dari beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti dan
2
didefinisikan oleh para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan perilaku pelanggan yaitu
evaluasi terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja
produk) dibandingkan
dibandingkan dengan harapan pelanggan.
4.3. Pasien
Pasien adalah individu yang menerima perawatan medis.
4.4. Koreksi
Koreksi merupakan pembetulan, perbaikan, dan pemeriksaan.
4.5. Tindakan Korektif
4.5.1. Tindakan korektif (corrective
( corrective action)
action) adalah tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidak sesuaian agar tidak terulang lagi;
4.5.2. Ketidak sesuaian(non-conformance
sesuaian(non-conformance)) adalah tidak terpenuhinya
suatu persyaratan;
4.5.3. Persyaratan (requirement
(requirement ) adalah harapan atau kebutuhan yang
dapat berupa ketetapan, kebiasaan, atau kewajiban, baik yang
dinyatakan ataupun tidak dinyatakan.
4.6. Tindakan Preventif
Tindakan preventif ( preventiveaction)
preventiveaction) adalah tindakan untuk
menghilangkan penyebab potensi ketidak sesuaian agar tidak terjadi atau
pengertian lainnya tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi
(mencegah sebelum terjadi).
4.7. PedomanMutu
Pedoman mutu adalah panduan sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki keluaran yang dihasilkan atau untuk memastikan keluaran
sesuai standar yang diharapkan.
4.8. Dokumen
Dokumen adalah acuan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
meliputi Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Pedoman Mutu, Prosedur Mutu,
Prosedur Tetap (Protap), Rencana Mutu Pelayanan, dandokumen pendukung
lainnya. Secara umum dokumen juga merupakan sebuah tulisan yang
memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya
3
ditulis memakai tinta
memakai tinta baik
baik memakai tangan atau memakai media elektronik
(sepertiprinter)
(sepertiprinter)..
4.9. Rekaman
Adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang disimpan.
4.10. Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan
yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai
seba gai
pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan.
4.11. Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan.Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987, hal. 3) yaitu:
“ Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan
rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya”.
sebenarnya” .
4.12. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan
menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber
daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses
adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang
mengubah input menjadi output . Kegiatan ini memerlukana lokasi
sumberdaya seperti orang dan materi.
4.13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu, sasaran mutu harus mempunyai
syarat sebagai berikut:
4.13.1. Scope
Scope jelas untuk bagian atau departemen mana, misal HRD,
operation,
operation, marketing dan lain-lain;
4.13.2. Measurable
Measurable artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur
(baikdalam bentuk/jumlah/presentase);
4
4.13.3. Achievableartinya
Achievableartinya menentukan target/sasaran mutu itu harus dapat
dicapai, bila target terlalu tinggi maka departemen/bagian tersebut
cenderung malas untuk mengejarnya;
4.13.4. Realible
Realible artinya sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata dan
bukan sesuatu yang tidak nyata
nyata akan sulit untuk dijadikan target;
4.13.5. Time Frame artinya harus jelas, jadi kapan seharunya sasaran itu
dicapai sudah jelas di awal pembuatan sasaran mutu tersebut.
4.14 Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengendalian mutu
merupakan proses yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
4.14.1. Mengevaluasi kinerja;
4.14.2. Membandingkan kinerja mutu dengan tujuan mutu;
4.14.3. Bertindak berdasarkan perbedaan.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pendidikan
No Jabatan
SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2
2.1. PNS
6
Pendidikan
No Jabatan
SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2
3. ORGANISASI
3.1. Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang bermutu menuju Teunom
sehat
3.2. Misi
3.2.1. Memberikan pelayanan kesehatan profesional kepada masyarakt
3.2.2. Meningkatkan sumber daya untuk menunjang mutu pelayanan
7
3.2.3. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar yang
optimal
3.2.4. Menggerakkan peran serta dan kemandirian masyarakat
3.2.5. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dan swasta
3.2.6. Meningkatkan sistem informasi kesehatan.
8
Bahwa dalam melaksanakan tugas dan/atau kewajiban Kerj
3.5.6. Nyaman
Menciptakan suasana nyaman lingkungan
9
3.7. StrukturOrganisasi
KepalaPuskes
mas
Ka Sub Bag TU
Tata Usaha
UKP UKM
PelayananKlinis
Audit Mutu
Internal
Kebijakan Mutu
Tinjauan Manajemen
Tindakan Perbaikan
Penempatan Pemeliharaan Pemeliharaan dan Pencegahan
Pengendalian
Pelatihan SDM dan Mutasi sarana lingkungan Penanganan
alat ukur
SDM prasarana kerja Keluhan
Pelanggan
RMM Baru Analis Data
Pengukuran
Kepuasan
Pelanggan
Penyimpanan Barang
Pengendalian Dokumen
dan catatan mutu
11
3.8. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
Audit Mutu
Internal
Kebijakan Mutu
Tinjauan Manajemen
Tindakan Perbaikan
Penempatan Pemeliharaan Pemeliharaan dan Pencegahan
Pengendalian
Pelatihan SDM dan Mutasi sarana lingkungan Penanganan
alat ukur
SDM prasarana kerja Keluhan
Pelanggan
RMM Baru Analis Data
Pengukuran
Kepuasan
Pelanggan
Penyimpanan Barang
Pengendalian Dokumen
dan catatan mutu
11
3.9. Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah:
3.9.1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.9.2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75
75 Tahun
Tahun 2014, tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;.
3.9.3. Peraturan Bupati Aceh Jaya Nomor 3 Tahun 2015 tentang Susunan
Organisasi Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya
12
Acuan yang digunakan dalam penyusunan poman mutu ini adalah :
1. Tandar akreditasi puskesmas yang diterbitkan oleh direktur Bina Upaya
kesehatan dasar Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian RI
Tahun 2015
2. Pedoman penyusunsn dokumen akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
diterbitkan oleh Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Keehatan RI Tahun
2015.
13
BAB III
PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA
1. PERYARATAN UMUM
Puskesmas Teunom memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang
diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk sumberdaya untuk
mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang ingin dicapai dan juga senantiasa
memantau, mengukur, menganalisa kinerja proses dan mengimplementasikan tindakan yang
diperlukan untuk dikembangkan dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan yang
berkesinambungan. Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara
dan memperbaiki secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas sesuai
dengan permenkes Nomor 75 tahun 2014 :
1) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan
aplikasinya,
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam proses pelayanan
3) Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik
operasi maupun pengendalian proses - proses berjalan efektif.
4) edianya Sumber Daya
Daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung
mendukung operasi dan
pemantauan proses pelayanan dan hasilnya,.
5) Memantau, mengukur
mengukur dan menganalisa proses - proses dan hasilnya.
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang
yang
direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7) Menerapkan seluruh persyaratan sistim Manajemen Mutu Puskesmas, Dokumen
Terkait.
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi
Puskesmas.
2. PENGENDALIAN DOKUMEN
2.1. Pedoman penendalian dokumen UPTD Puskesmas Teunom engan system
pengelolaan dokumen/surat menyurat
menyurat dan rekaman ipleentasi, yang meliputi
sistim penomoran maupun penyimpanan dokmen Puskesmas, baik dokumn
perkantoran maupun dokumen
dokumen akreditasi Puskesmas
14
2.2. Dokumen yang meliputi :
1) Dokumen Eksternal yang merupakan regulasi – regulasi
regulasi atau kebijakan –
kebijakan –
kebijakan yang terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat yang
berupa harapan –
harapan – harapan
harapan terhadap penyelenggaraan Puskesmas
2) Dokumen Internal, berupa dokumen perencanaan, surat keputusan
pimpinan, pedoman kerja, kerangka acuan, SPO, rekaman, rekaman hasil
audit dan upaya perbaikan.
2.3. Sistim Pengendalian
Dokumen system manajemen mutu dipastikan terkendali :
2.3.1. Dokumen sistim manajemen mutu adalah dokumen – dokumen
dokumen yang
memuat informasi yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
system manajemen mutu
2.3.2. Pengendalian dokumen dimaksud agar dokumen system manajemen
mutu yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat dan benar
2.3.3. Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh
semua karyawan :
a. Pengkodea dokumen kelompok pelayanan :
1). Administrasi Manajemen dengan kode
kode : ADM.,
Bab I, (ADM/I),
Bab II, (ADM/II),
Ba III, (ADM/III),
2). Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan Kode : UKM,
Bab IV, (UKM/IV),
BabV, (UKM/V),
Bab VI, (UKM/VI)
Apabila dari Upaya Puskesmas dengan ditambah upaya
(contoh KIA=UKM/KI, Upaya Promkes = UKM/Promkes,
dan lain- lain),
3). Pelayanan klinis / Upaya
Upaya Kesehatan Perorangan dengan kode
kode
: UKP,
Bab VII, (UKP/VII),
Bab VIII, ( UKP/VIII),
Bab IX, (UKP/IX),
4). Standar Prosedur
Prosedur Oprasional disingkat : SOP,
15
5). Daftar tilik disingkat : DT,
16
6). Sistim penomoran :
a) Surat masuk dan surat keluar sesuai dengan aturan
pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya
b) Penomoran kelompok pelayanan dilakukan oleh
kelompok pelayanan masing – masing disesuaikan
dengan sistim pengkodean yang telah ditentukan oleh
Puskesmas
c) Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan
pengkodean
d) Urutan penomoran meliputi : Kode pelayanan, kode
dokumen, Bulan, Tahun dan nomor urut dokumen
e) Contoh : ADM/II/SOP/X/16/001
ADM= Kode Administrasi Manajemen, II = Bab II, SOP
: Standar Operasional Pelayanan, X = Bulan Oktober, 16
=Tahun 2016, 001 = Nomor Urut SOP,
f) Contoh : 445/001/ADM/I/SK/X/20
445/001/ADM/I/SK/X/2016
16
445 : Kode Puskesmas, 001= Nomor Urut SK, ADM=
Kode Admnistrasi Manajemen, I= Bab I, SK = Surat
Keputusan,X = Bulan Oktober, 201 Tahun 2016.
2016.
17
pedoman manajemen mutu, Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja yang ada,
serta sesuai peraturan
peratur an perundang undangan yang berlaku;
3.1.4. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan telah
te lah diupayakan dipenuhi;
3.1.5 Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian sasaran manajemen mutu
secara konsisten;
3.1.6. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.
18
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber
daya manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat - obatan, dan
infrastruktur.
3.3. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan mutu puskesmas Teunom berkomitmen untuk memberikan pelayanan
prima dan terbaik kepada masyarakat dan sama – sama bekerja dalam rangka
menyukseskan akreditasi puskesmas :
3.3.1. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi puskesmas Teunom terhadap kepuasan
pelanggan
3.3.2. Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi, misi dan
dan tujuan puskesmas Teunom
3.3.3. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu, mengevaluai
pencapaian sasaran serta acuan perbaikan yang akan dilakukan
3.3.4. Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh karyawan
puskesmas
3.3.5. Kebijakan mutu ditinjau secara berkala untuk menjamin kesesuaian
19
e) Pelaporan dan tindak lanjutinsiden keselamatan pasien
f) Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g) Peningkatan mutu pelayanan obat
h) Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Ruang lingkup
lingkup Pedoman ini menjelaskan perencanaan program manajemen
manajemen
untuk penerapan Sistem
Sistem Manajemen Mutu.
5.4. Kebijakan
5.4.1. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana
Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
kebijakan Puskesmas.
5.4.2. Rencana Manajemen Mutu yang
yang ada di setiap unit
unit kerja meliputi :
1) Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap
fungsi yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
5.4.3. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada
perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi
te rjadi ketidaksesuaian, pelayanan baru,
atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
20
BAB IV
PENUTUP
Pedoman peningatan mutu dan kinerja ini disusun berdasarkan persyaratan akreditasi
dan SMM ISO 9001:2008, serta kebijakan dinas kesehatan kabupaten Aceh Jaya tentang
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan Puskesmas Teunom dalam rangka memelihara
dan meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan UPT Pusat Kesehatan Masyarakat.
Sebagai rujukan persyaratan sumber daya manusia dan saran prasaranaPuskesmas
Teunom dalam penyusunan
penyusunan pedoman ini adalah
adalah terutama pada
pada Peraturan
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas Teunom. Walaupun dalam susunan
pedoman ini tidak tertuang secara eksplisit.
Dengan disusunnya pedoman ini diharapakan dapat menjadi acuan bagi Puskesmas
Teunom dalam melakukan upaya-upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. Agar
lebih implementatif dalam pelaksanaannya pedoman ini akan dilengkapi dengan dokumen
SPO (Satandar Prosedur Operasional).
Oleh karena segala keterbatasan yang ada dalam penyusunan pedoman ini, maka
untuk kesempuranan dalam impementasinya, sangat diharapkan masukan perbaikan dari
semua pihak.
21