Pidato
1111
o
Oleh
PRlHATINIDJOJOSOEDARSONO
--
TANTANGAN BAGI SPESIALIS PATOLOGI KLiNIK
Pidato
Oleh
PRIHATINIDJOJOSOEDARSONO
M rL JK
PER C:USTl\iU\ AN
UNlVER~ITAS AIRLANGGA
SURABAYA
ity Press
bAUP
iii
VipersenWa/ik.an ~pcufa:
YtEma mater,
v
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
Yang terhormat,
Ketua, Sekretaris Anggota Waliamanat Universitas Airlangga,
Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat Akademik Universitas
Airlangga,
Saudara Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga,
Para Guru Besar Universitas Airlangga, dan Guru Besar Tamu
Para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Airlangga,
Para Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Airlangga,
Saudara Direktur dan Wakil Direktur RSU Dr. Soetomo di Surabaya
Para Ternan Sejawat dan Segenap Sivitas Akademika Universitas
Airlangga, dan
Para Undangan hadirin sekalian yang saya muliakan.
1
Yv1fLIK
prRPUSTMC·\AN
UKl'jEP..'SITAS AIRLANGOA
SURAB:\YA
Universitas Airlangga, dapat menyampaikan pidato pengukuhan
masalah kesehatan berd
yang berjudul: tahun 2025. 2,3
Terjadinya bencana
TANTANGAN BAGI SPESIALIS PATOLOGI KLINIK saat melanda masyaraka'
MENJELANG INDONESIA SEHAT 2015 pelayanan kesehatan. J
bertambah umumnya m
PENDAHULUAN departemen kesehatan,
ganda yang berat bagi p
Masalah Kesehatan di Indonesia pengendalian penyakit.4 ,5
Menurut Koalisi untuk Indonesia sehat 2004, terdapat ancaman Upaya meningkatkan
ganda HIY dan TBC, yaitu dengan terdapatnya kasus baru HIY pemerintah maupun swa
90 000-130 000 dan TBC 211 753 yang diperkirakan terjadi (medik), baik secara umu
140 000 kematian setiap tahun. Laporan WHO (Maret 2005) dan subkeahlian (subspesi
jumlah HIY-TBC di dunia mencapai 14 juta orang dan 3 juta berasal baik tanpa pelayanan ked
dari Asia Tenggara. Di Indonesia Infeksi TBC terdapat di 40% satu bentuk pelayanan kl
penderita AIDS di RS Persahabatan (Paru) Jakarta, 10% di RS Cipto bidang Patologi Klinik yan
Mangunkusumo Jakarta, 32% di RSU Dr. Soetomo dan 24% di RS mencakup bidang Hemato
Sanglah Bali. 1 Penyakit Infeksi, Metabol!
Penyakit akibat pencemaran lingkungan hidup di Jatim Respirasi dan Kardiovas
cenderung mengalami peningkatan di antaranya TBC, malaria,
infeksi saluran pernapasan (ISPA), diare, dan demam berdarah. Hadirin yang kami muliak
Penyakit menular baru atau baru muncul (emerging disease)
Penerapan Pola Pend
yang mewabah seperti flu burung, SARS, selain meningkatnya
Lanjut7
kembali penyakit TBC, polio, malaria, campak, leptospirosis,
HIV (human Immuno Deficiency Virus), lepra, demam berdarah, Ilmu patologi (klini
anthrax, Javanese B encephalitis, dan filariasis, menantang kegiatan kedokteran dasar dan men
penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek (ilmu, pengetahuan yang tertera pada gambar
dan teknologi). Di samping itu masih terdapat beberapa penyakit Patologi KIinik adalah
yang terabaikan pembasmiannya seperti kusta, frambusia dan yang digambarkan dalam
taeniasis, selain itu yang meningkat juga penyakit metabolik dan Ilmu tersebut digambark
kardiovaskuler. Penyakit tersebut timbul karena pertambahan akar yang menunjang da
penduduk yang disertai perubahan pola makan maupun gaya semua Dokter Spesialis KI
hidup, serta penyakit kemunduran organ tubuh (degeneratif), selain psikiatri, saraf, penyakit
...
-
lpaikan pidato pengukuhan masalah kesehatan berdasarkan perubahan sosial ekonomi pada
tahun 2025. 2 ,3
Terjadinya bencana alam maupun kecelakaan yang setiap
S PATOLOGI KLINIK saat melanda masyarakat di Indonesia, akan berpengaruh dalam
UA SEHAT 2015 pelayanan kesehatan. Jumlah penduduk dan kemiskinan yang
bertambah umumnya menjadi beban pemerintah dan khususnya
departemen kesehatan, yang akhirnya akan menjadi beban
ganda yang berat bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya
pengendalian penyakit. 4,5
~hat2004, terdapat ancaman Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
rrdapatnya kasus baru HIV pemerintah maupun swasta dalam bentuk pelayanan kedokteran
!yang diperkirakan terjadi (medik), baik secara umum maupun menurut keahlian (spesialistik)
i
WHO (Maret 2005) dan subkeahlian (subspesialistik) tidaklah mungkin tercapai dengan
orang dan 3 juta berasal baik tanpa pelayanan kedokteran penunjang yang memadai. Salah
. TBC terdapat di 40% satu bentuk pelayanan kedokteran penunjang ialah pelayanan di
Jakarta, 10% di RS Cipto bidang Patologi Klinik yang merupakan layanan terpadu antara lain
mencakup bidang Hematologi, Hemostasis, Mikrobiologi Klinik dan
Penyakit Infeksi, Metabolik-endokrin, Alergi-imunologi, Onkologi,
UH~~a.H hidup di Jatim Respirasi dan Kardiovaskuler, Urologi, Hepato-gastroenterologi. 6
3
' ..
-
~ClNE berpikiran dengan dasar klinik dan bekerja mengikuti tuntunan
pengobatan penderita. Patologi dibagi atas dua lingkup (area) besar
yaitu laboratorium medik dan patologi anatomi. Laboratorium
medik terdiri dari semua laboratorium kimia darah, mikrobiologi,
diagnostik molekuler dan sebagainya. Patologi anatomi berkaitan
denganjaringan yang menghasilkan diagnosis. Morfologi merupakan
alat dalam kepakaran (spesialis) dan pengenalan penyakit. Pola
pengenalan tersebut bermakna akhir kepada keberhasilan atau
menjadi objek dalam praktik.7
Departemen atau Laboratorium Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga sejak didirikan 1963 telah
memasukkan mata kuliah Patologi Klinik di semester 6 pendidikan
Sl dan setelah beberapa tahun D3 didirikan. Manfaat yang diperoleh
di samping bekal klinik dapat diterapkan di daerah sebagai sarana
penunjang diagnostik oleh lulusan dokter umum. Sewaktu pendidikan
Sl dan D3 kuliah dan praktikum yang awalnya sangat sederhana,
I;
erdiri atas: batang 'Patologi secara perlahan mereka diperkenalkan kepada sarana penunjang yang
kan sebagai dasar semua berteknologi tinggi dan canggih agar kelak sewaktu bekerja mereka
banyak cabang patologi tidak canggung dalam menghadapi tuntutan yang menginginkan
asing didukung oleh ilmu kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorik. Tambahan
utip dari Majno dan Joris mata kuliah ekstra kurikuler merupakan bekal; yaitu yang didasari
ells, Tissues, and Disease. pembelajaran dasar masalah (PBL, problem base learning) serta
thology, Blackwell Science keterampilan medik yang secara langsung maupun tidak sebagai
)7 pengenalan keadaan budaya masyarakat yang kelak mereka hadapi
setelah lulus pendidikan dokter dan ahli teknik kesehatan sebagai
mitra kerja di laboratorium.8
kokoh cabang pohon Ilmu Peran Departemen atau Laboratorium Patologi Klinik dalam
tara nmu Dasar dan Ilmu hal ini tidak kecil, karena mencakup pelayanan di Rumah Sakit
gi berubah·ubah. Beberapa Pendidikan, Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, Daerah, dan Pusat
tasi) lebih ke Ilmu Dasar Kesehatan Masyarakat. Sebagai upaya menjaga mutu (kualitas)
sis atau langsung dengan dan kecakapan (kompetensi) dalam menunjang diagnosis penyakit
an yang dilakukan hanya secara laboratorik di rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan
terkait penyakit. Sebagian diperlukan tenaga pakar (Spesialis Patologi Klinik). Saat ini jumlah
5
Spesialis Patologi Klinik di seluruh Indonesia ± 591 orang yang Secaraumum
tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah rumah sakit a. Merumuskan dan
pemerintah lebih dari 2000 buah belum termasuk yang swasta dan
sebagian besar belum dilengkapi tenaga pakar (~pesialis) Patologi
klinik. 9
Pelayanan Patologi Klinik berperan dalam pencegahan
pratama (primary prevention), kedua (secondary prevention) dan
ketiga (tertiary prevention). Pencegahan pratama antara lain
meliputi kegiatan: penajaan (promosi) kesehatan, pemeriksaan b.
kedokteran umum (medical check up), pra atau pascavaksinasi,
pengenalan (identifikasi) faktor risiko, maupun penapisan c.
penyakit. Pencegahan kedua mencakup penetapan diagnosis dan keterbatasan
pemantauan hasil terapi maupun menentukan prognosis, sedangkan dan
pencegahan ketiga merupakan upaya pengendalian faktor risiko d. Memberikan layanan
supaya tidak mendapatkan serangan penyakit yang sarna atau
mencegah kekambuhan berikutnya Pelayanan Patologi Klinik Secara khusus
tidak hanya berfungsi menunjang peri.~tapan diagnosis klinik
dan berfungsi sebagai sarana untuk memastikannya, tetapi juga (spesialisasi) 1ll1:11S111g-rlU:U:l1l
guna penatalaksanaan penderita. Dokter Spesialis Patologi Klinik
mempunyai peran dalam upaya pengobatan (medis), teknis dan analisis maupun
kepemimpinannya (manajerial).9,10 laboratorik melalui
Peran upaya pengobatan yang diembannya, meliputi memberikan luar (ekstemaI), dan
saran jenis pemeriksaan laboratorik yang sesuai untuk kepentingan hasil analisis. Seorang
klinis (penemuan awal atau penemuan/deteksi dini, diagnosis, teknik pemeriksaan
pemantauan pengobatan/terapi maupun penentuan prognosis). dalan melaksanakan
Dokter Spesialis Patologi Klinik juga berperan sebagai anggota tim
pengupaya pengobatan, yang bertugas dalam mengambil keputusan a. Mampu rIl~ll:1.lU>1:ilm1UU1
klinik untuk seorang penderita. Dalam hal ini di bidang medis b.
Dokter Spesialis Patologi Klinik (DSPK) harus berkemampuan hal metodologi, pera
berikut ini.lO,ll (reagen), maupun
c. Mengambil tindakan
d.
6 ~.~ ! LJX
LJt~I',' l::h~~l
fAS l.!;-;LANGGA
SUR :\ B !\ Y i\
-
IUUJ.JI::OJla. ± 591 orang yang Secaraumum
a. Merumuskan dan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan penentuan diagnosis, penilaian (evaluasi) pengobatan,
prognosis dan pencegahan penyakit, melalui pendekatan bidang
laboratorium yang meliputi: hematologi, hemostasis, mikrobiologi
klinik dan penyakit infeksi, metabolik-endokrin, alergi-imunologi,
onkologi, masalah pernapasan (respirasi) dan kardiovaskular,
urologi, hepato-gastroenterologi dan lain-lain;
b. Mampu menganalisis dan menafsirkan (interprestasikan) hasil
pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik;
, maupun penapisan c. Memberi penjelasan kepada sesama rekan dokter tentang
penetapan diagnosis dan keterbatasan (limitation) teknik pemeriksaan yang digunakan;
prognosis, sedangkan dan
,t:llJ;:I::JJUQ.Ua.u faktor risiko
d. Memberikan layanan rujukan (konsultasi).
Secara khusus
Memiliki kemampuan sesuai dengan' bidang kepakaran
(spesialisasi) masing-masing.
Peran teknis meliputi pengawasan mutu tahap pra-analisis,
(medis), teknis dan analisis maupun pasca-analisis. Menjaga mutu hasil pemeriksaan
laboratorik melalui program pemantapan mutu dalam (internal) dan
meliputi memberikan luar (eksternal), dan juga melalui penilaian pengobatan (medis) atas
sesuai untuk kepentingan hasil analisis. Seorang DSPK/DSPK-K harus menguasai berbagai
Ut:I,t:1\.Ol· dini, diagnosis,
teknik pemeriksaan laboratorik agar dapat mandiri dan paripurna
penentqan prognosis). dalan melaksanakan pelayanan laboratorium. Ketentuan yang harus
sebagai anggota tim diikuti tersebut mencakup:
mengambil keputusan a. Mampu melaksanakan pemeriksaan laboratorik,
hal ini di bidang medis b. Mampu mengenali dan menganalisis masalah kesulitan teknis
harns berkemampuan hal metodologi, peralatan, pereaksi contoh spesimen pereaksi
(reagen), maupun diagnostik penderita,
c. Mengambil tindakan perbaikan metode laboratorik, dan
d. Menatalaksanakan pemantapan mutu (kualitas) dalam (intra)
dan antar laboratorium.
M' L T K
7
.......
-
~husus yang sesuai dengan
3. Memahami asas pemeriksaan cara spektrofotometri, turbidirnetri,
nefelometri, kolorimetri;
4. Memaharni asas keIja alat pengukur gas darah dan elektrolit;
5. Memaharni asas pemeriksaan elektroforesis, kromatografi, dan
I
OLOGI KLINIK imunodifusi;
I 6. Memahami asas reaksi pada pemeriksaan kolorimetrik,
:ologi Klinik Fakultas
enzimatik, titik akhir, penentuan kadar rerata (end point, rate
assay), imunokimia, RIA, ELISA, chemiluminescense; dan
. Klinik meliputi 80 SKS 7. lain-lain.
yaitu:
Tahap klinik
Sasaran yang dicapai pada tahap ini adalah:
1. Memahami faali (fisiologi) normal manusia;
2. Memahami etiologi serta patofisiologi penyakit guna menjelaskan
hasil pemeriksaan laboratorium;
3. Memahami pengaruh terapi atau pengobatan sehubungan hasil
pemeriksaan laboratorium;
4. Mampu merangkum hasil pemeriksaan laboratorik seorang
pasien atau penderita dan membuat kesimpulannya;
perlu ditempuh tiga (3) 5. Kewaspadaan terhadap hasil pemeriksaan yang dipengaruhi
oleh kesalahan teknis laboratorik maupun keterbatasan teknik
pemeriksaan;
6. Mampu menelusuri dan mengatasi kesalahan teknis laboratorik;
7. Mampu membuat sari pustaka untuk disajikan dalam bentuk
makalah ilmiah' dan/atau diterbitkan (publikasi) dalam majalah
ilmiah; dan
8. Mampu meneliti dan melaporkannya dalam forum ilmiah dalam
bentuk makalah yang disajikan atau diterbitkan (publikasi)
dalam majalah ilmiah.
9
2. Mampu menjadi narasumber dalam pertemuan ilmiah maupun umumnya orang
dalam tim tindakan medis di rumah sakit; dan (soft skill) dianggap sebagaJI
3. Mampu menjadi penanggung jawab laboratorium klinik. Untuk memper
Patologist (spesialis Patologi klinik) bertindak 'sebagai perujuk
(konsultan), yaitu anggota tim klinik yang menangani bagaimana dengan pemberdayaan
cara mengobati penderita yang bergantung dari hasil diagnosis (dosen atau pemimpin
yang diperoleh Dokter 8pesialis tersebut. 8ecara langsung Dokter yang mendarah daging
8pesialis Patologi klinik tidaklah mengobati penderita, tetapi pemula yang memiliki
pengobatan tersebut didasari hasil laboratorik yang kemudian
disepakati bersama tim klinik. istilah "
10
--
terl;errLUan ilmiah maupun umumnya orang berpendapat bahwa kemahiran ringan insaniah
(soft skill) dianggap sebagai kemahiran sepintas (superficial).12
klinik. Untuk mempertahankan kemahiran ringan insaniah
sebagai perujuk memerlukan perlatihan yang ajeg (menetap) pascaperlatihan awal
menangani bagaimana dengan pemberdayaan positif oleh pengelola yang menanganinya
dari hasil diagnosis (dosen atau pemimpin yang bersangkutan) agar timbul perilaku
8ecara langsung Dokter yang mendarah daging (terbiasakan). Mahasiswa atau pekerja
pemula yang memiliki kemahiran ringan insaniah dan berperilaku
yang kemudian semacam itu, misalnya akan mengetahui apa yang dimaksud dengan
istilah "pengurusanlmanaging" dalam mengelola laboratorium
Patologi Klinik. Hal ini terjadi karena kemampuan mengelola dapat
terubahkan menjadi terbiasakan. Perilaku tersebut menjadikan
pengelolaan laboratorium lebih tepat guna dan berhasil guna. Karena
KLINIK DASAR
hanya sedikit beban pekerjaan tersisa yang belum terselesaikan, dan
KERJA MENUJU
pada waktu yang sarna permintaan konsumen cepat terselesaikan
dan dapat dikirim kembali tepat waktu. Kemahiran "pengubahan
81 dan D3 perlu cara mengelola" tampak sebagai "kemahiran ringan insaniah" yang
tidak sengaja masuk kelompok tingkat "sepintas". Perlatihan itu
sendiri merupakan bagian yang bersatu-padu dengan setiap dan
ringan insaniah semua hal yang terkait proses mengubah pengelolaan. Perlatihan
himpunan kemahiran tersebut melibatkan banyak kemahiran "ringan insaniah" maupun
perubahan diri kemahiran "pendalaman (hard skill)".12
sifat kepemimpinan Kemahiran "pendalaman (hard skill)", dapat didefinisikan
(kreativitas), sebagai kemahiran yang mengeluarkan hasil yang sertamerta
tampak. Hasil tersebut dapat didefinisikan dengan baik, tampak,
ran berwiraswasta dan sertamerta jelas, biasanya melibatkan seseorang dalam
meningkatkan penguasaan objek yang tidak hidup.1 2- 14 Misalnya
mahasiswa mempelajari pemeriksaan hapusan darah, maka
: sebagai hal yang sertamerta dosen pembimbingnya akan melihat bahwa mahasiswa
I111L1.I.\•.,'<111 atau penampilan
tersebut terampil dan mahir dalam diagnosis anemia sesuai dengan
ditambahkan: kurang hal yang telah diajarkan.
....." ...F.. Oleh karen a itu
11
"
12
,.
r'~'"~':
T •. .. . '
!'!
.) 'r:·. (~,~ /~ N
• " ". ,. / " . A ~,
v.·~ .. ··~~_i .. ;;,,·.) f'11.:"LJ\!~GGA
!
S U :{ r\ B !\ Y A
~
:an berdasarkan tujuh asas menjadi mitranya. Kerja sarna tim ini tidak boleh terabaikan.
Jika ia menduduki jabatan pemimpin, kegiatannya harus
ama (kolektif); banyak mengarahkan kepada penyelesaian masalah daripada
mgetahuan, yaitu anutan memerintahkan penyelesaiannya menurut pendapatnya;
.g dianggapnya terbaik; 3. Kemampuan interpersonal, sharing: yaitu dengan bertukar
arakat; ilmu dan berbagi pengalaman serta belajar untuk lebih baik
tidak menganggap musuh orang yang tidak sependapat dengan
Lpaksaan; dirinya;
4. Memiliki etika dan moral kepekirtaan (profesional);
'am. 5. Kemampuan berinisiatif (misalnya mengikuti kursus di luar
lh dalam waktu yang lama, silabus kurikulum akademik mereka), bermotivasi untuk
1 pendidikan di FK sudah mengikuti pembelajaran berkelanjutan dalam m enyelesaikan
tiran tersebut. Karena di tugas yang dibebankan;
kan melibatkan kegagalan 6. Kemampuan beradaptasi, andaikata perlu ada perubahan dalam
paya kemahiran itu tetap penanganan masalah, sebagai pengelola ia perlu memahami
rmiliki oleh mahasiswa 81 bahwa penyelesaiannya akan memerlukan waktu. Misalnya ia
dunia kerja, maka perlu merupakan pekerja pemula di lingkungan tempat kerja, maka
Perlatihan tersebut dapat ia harus dapat menyesuaikan dengan suasana baru yang sangat
berbeda dengan teori yang diterimanya pada masa pendidikannya
(kontinuitas) dan bermotivasi menimba ilmu kepada perorangan yang dianggap
lebih berpengalaman, dan
7. Kemampuan analitik, misalnya menyusun daftar urutan
penyelesaian masalah tugas atau pekerjaan yang diterima yang
, sesuai tingkat terkait dengan hal teknis.
Oleh karena itu tintuk meningkatkan kemahiran ringan insaniah
perlu:S, 12
menyelesaikan 1. Dibangun dan dipelajari ciri (karakter) misalnya peri hal tugas
U>I':'''''''' bahasa asing atau pekerjaan yang diterimanya;
2. Berkomunikasi dengan baik, yaitu dengan memberikan cukup
penjelasan hal yang perlu dikerjakan dan diselesaikan. Jika perlu
p ..... ~J~~,. .
tidak ada egoisme dilakukan perubahan, maka sebelumnya saling dibahas alasan
yang terlalu tinggi perubahan kepada anggota tim kerjanya. Tidak menganggap
13
T \'~;\,".N
fA::) A!i~LANGGA
AS'\YA
sangkalan yang timbul sebagai hal yang negatif, tetapi justru
merupakan asupan yang membangun; jawab kekirtaan
3. Teknik perundingan (negosiasi), mengetahui hal yang perlu dan kepemimpinan di suatu
tidak perlu dirujuk, dan harus berkemampuan:9 1O
4. Berkemampuan menyajikan (presentasi): pendapat, hasil 1. Menentukanjenis
telitian dan sebagainya, dan banyak hal lain didapatkan sebagai dalam segi metodologi
pembelajaran kemahiran tersebut. 2.
Hal lain yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil laboratorium;
pendidikan 81 dan D3 ialah perniagaan (komersialisasi) dunia
i 3. Mengatur dan
pekerjaan publik, oleh karena itu perniagaan (komersialisasi) I 4.
pendidikan perlu diperkeciL Yaitu untuk menjaga citra pendidikan,
agar nilai dan kelancaran studi mahasiswa D3, 81, dan strata 5.
selanjutnya tidak ditukar dengan sejumlah kegiatan yang bersifat penderita dan
keniagaan (komersil). Di dalam perkuliahan perlu diajarkan nilai 6. Mengatur
kesalehan so sial dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi panduan (reagen);
masyarakat sekaligus melakukan pengendaliannya {kontrol).12 7.
(evaluasinya);
Hadirin yang kami muliakan, 8. Menyesuaikan
laboratorium dengan
PERTANGGUNGJAWABAN LABORATORIUM PATOLOGI
kebutuhannya, sesuai
KLINIK
dan
Penanggung jawab laboratorium Patologi kinik haruslah 9. Membuat perencanaan
seorang Dokter 8pesialis Patologi Klinik, agar hasil pelayanan yang laboratorium.
didapatkan konsumen adalah paling baik (optimal) dan menurut Mengingat peran
kepekirtaan (profesionalisme), sehingga dalam kepemimpinan dan harus dilandasi oleh
laboratorium klinik tetap dapat dipertahankan. Peran Dokter dipertanggungjawabkan,
8pesialis Patologi Klinik sebagai pemimpin (manajer) meliputi {standar profesD bagi
kepemimpinan (manajemen) sistem informasi, sistem perputaran yang akan menjaga mutu
persediaan (inventory system), sumber daya manusia, keuangan, menentukan kesetaraan :
pelayanan kepada pasien atau penderita, mengembangkan dan (minimal) pendidikan D(
melaksanakan rencana keniagaan (business plan), dan fungsi
diupayakan adanya kurikul
kepemimpinan lainnya. Karena kedudukan yang berperencanaan Patologi Klinik, dengan pE
(strategis) tersebut, maka tanggung jawab pelayanan Dokter dan penyelenggaraan ujian
14
...........
negatif, tetapi justru Spesialis Patologi Klinik makin lama makin besar, baik tanggung
jawab kekirtaan (professional), teknis, maupun tanggung jawab
hal yang perlu dan kepemimpinan di suatu laboratorium. Seorang DSPK/DSPK-K
harus berkemampuan: 9- 10
tasi): pendapat, hasil 1. Menentukan jenis pemeriksaan yang dilakukan paling tepat baik
lain didapatkan sebagai dalam segi metodologi maupun peralatan;
2. Menentukan jenis dan jumlah sarana, prasarana, dan tenaga
laboratorium;
(komersialisasi) dunia 3. Mengatur dan mengawasi kelancaran pelayanan laboratorium;
(komersialisasi) 4. Menentukan fungsi dan tugas tenaga laboratorium masing
masmg;
5. Menentukan kebijakan keselamatan kerja petugas laboratorium,
penderita dan mencegah pencemaran lingkungan infeksi;
perlu diajarkan nilai 6. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan alat serta pereaksi
yang menjadi panduan (reagen);
laaillarmya (kontrol).1 2 7. Menganalisis data kegiatan laboratorium dan menilainya
(evaluasinya);
8. Menyesuaikan sarana dan prasarana serta pelayanan
laboratorium dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta
TORIUM PATOLOGI
kebutuhannya, sesuai tingkat kemampuan masyarakat setempat;
dan
atologi kinik haruslah 9. Membuat perencanaan kegiatan pelayanan dan pengembangan
laboratorium.
(optimal) dan menurut
Mengingat peran Dokter Spesialis Patologi Klinik cukup penting
dalam kepemimpinan
dan harus dilandasi oleh kepekirtaan (profesionalisme) yang dapat
Peran Dokter
"<UJlUHnUJl<.
dipertanggungjawabkan, maka diperlukan suatu bakuan kekirtaan
(standar profesi) bagi seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik
sistem perputaran
yang akan menjaga mutu kepekirtaannya tersebut. Upaya untuk
manusia, keuangan,
menentukan kesetaraan kemampuan kekirtaan paling sedikit
mengembangkan dan
(minimal) pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik telah
plan), dan fungsi
diupayakan adanya kurikulum nasional pendidikan Dokter Spesialis
yang berperencanaan
Patologi Klinik, dengan pengakuan (akreditasi) pusat pendidikan
pelayanan Dokter
dan penyelenggaraan ujian nasional yang harus diikuti oleh calon
15
Dokter spesialis Patologi Klinik: Kemudian dilanjutkan dengan Tabel2. Sebaran LUIW:W11
pengesahan (sertifikasi) awal oleh Pehimpunan Dokter Spesialis Airlangga di
Patologi Klinik Indonesia. (lihat tabe12).
No.
Tabel 1. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RSU Dr. Soetomo
1 Rumah sakit pendidlli
untuk JPS (Jaring Pengaman Sosial) Unibraw,
Jumlah pelayanan 2005 2006 2007 sid Sept 2 Rumah sakit tipe A
Rawatjalan 8133 16128 15285
3 Rumah sakit tipe B
Rawat inap 11262 19610 20437
4 Rumah sakit tipe C
5 Rumah sakit tipe D
6 Rumah sakit
Tabel 1 menunjukkan bahwa setelah diselenggarakan layanan
Jumlah
JPS atau Maskin (masyarakat miskin) di 13,boratorium Patologi
Klinik, jumlah peserta tersebut hampir setiap tahun meningkat.
Lulusan spesialis
Oleh karena itu perlu dikaji ulang apakah benar jumlah Maskin
didirikan pada 1963 sampail
bertambah tiap tahun?
menghasilkan Spesialis I
Ketenagaan Spesialis Patologi Klinik di Rumah Sakit Jawa
Spesialis II (Patologi KlintK-I
Timur Tahun 2005
Jumlah lulu san
Rumah sakit pendidikan dan tipe A RSU Dr. Soetomo dan RS
Syaiful Anwar memiliki (2005) 41 tenaga spesialis Patologi Klinik
dengan spesialis klinik
dan selebihnya tersebar di Jawa timur dari rumah sakit tipe B dan C
tetapi belum semua memiIiki Spesialis Patologi Klinik.
Tabel3. Nilai Pengaku~
Di Jawa Timur kebutuhan tenaga Spesialis Patologi Klinik di
Pelayanan Medik
rumah sakit tipe B dan C menurut catatan DINKES tingkat I, masih
Klinik RSU Dr. 8<
belum terpenuhi {kurang 18/39 (46,2%)}.
Tahun
2000
2000-2003
2004-2007
Tabel 3 menggambarkru
klinik RSU Dr. Soetomo I
Kesehatan RI cukup baik, ya
16
- T
nudian dilanjutkan dengan Tabel 2. Sebaran Lulusan Spesialis Patologi Klinik FK Universitas
himpunan Dokter Spesialis Airlangga di Indonesia 2007
Jumlah
No. Penempatan
SpPK
llogi Klinik RSU Dr. Soetomo
1 Rumah sakit pendidikan (FK Universitas Airlangga, 48
.Sosial)
Unibraw, Udayana, UNJED, UNS, UHT):
2006 2007 sid Sept
2 Rumah sakit tipe A (RS Menur) 1
16128 15285
3 Rumah sakit tipe B (Jawa timur, NAD) 13
19610 20437
4 Rumah sakit tipe C (Jawa Timur) 20
5 Rumah sakit tipe D (RSUD Atambua) 1
6 Rumah sakit tipe Tingkat III (Ambon) I
lh diselenggarakan layanan
Jumlah 84
1) di laboratorium Patologi
ir setiap tahun meningkat.
Lulusan spesialis Patologi Klinik FK Universitas Airlangga sejak
:tkah benar jumlah Maskin
didirikan pada 1963 sampai 2007 Laboratorium/Bagian/Departemen
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga telah
menghasilkan Spesialis I (Patologi Klinik) sebanyak 128 orang dan
tik eli Rumah Sakit Jawa
Spesialis II (Patologi Klinlk-{{) sebanyak 32 orang.
Jumlah lulusan spesialis Patologi Klinik masih sedikit selama
RSU Dr. Soetomo dan RS
kUfun waktu 44 tahun sejak didirikan pada 1963, dibandingkan
spesialis Patologi Klinik
dengan spesialis klinik yang lain.
rumah sakit tipe B dan C
P..v.LV!;l Klinik.
Tabe13. Nilai Pengakuan (Akreditasi) Direktorat Jenderal
...,tJ<:;"....",·" Patologi Klinik di
Pelayanan Medik DepKes RI pada Laboratorium Patologi
DINKES tingkat I, masih
Klinik RSU Dr. Soetomo
Tahun Predikat
2000 PME sangat baik
2000-2003 Penuh tingkat lanjut
2004-2007 Penuh tingkat lanjut
17
Kecakapan (kompetensi) seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik a. Menyatupadukan
dilihat dari tingkat kemahirannya. Oleh karena itu, ia harus selalu
mengikuti perkembangan ilmu, sehingga diperlukan pengesahan
(sertifikasi) ulang oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Klinik Indonesia secara berkala (periodik) sebagai tanggung jawab b.
(komitmen) untuk menjamin mutu pelayanan kedokteran kepada
masyarakat., Pengesahan ulang dilaksanakan berdasarkan bakuan sehat dapat terkura nl
kekirtaan (standar profesi) patologi klinik yang terukur. Bakuan c. Pada tahun 2020
kekirtaan sangat terkait dengan etika kekirtaan (profesi) yang pengembangan
berlaku bagi semua Dokter Spesialis Patologi KEnik. sedikitnya 100 juta
semestinya;
b. Membantu ke
2. Mengembangkan kesetaraan jenis kelamin (jender) dan
kebutuhan khusus da
memberdayakan perempuan. Mengurangi perbedaan yang
c. Secara pencakupan ]
terkait jenis kelamin (diskriminasi jender) dalam pendidikan
persetujuan masalah
dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk
d. Mengembangkan 1
semua tingkatan pada tahun 2015;
(produktiO dan yang
3. Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
muda dalam kerja 51:
bawah 5 tahun;
adanya penyerapan k,
4..Meningkatkan Kesehatan Ibu;
terutama teknologi in
5. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, TBC, malaria, dan penyakit
negara berkembang
lainnya; Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan
untuk berhutang d,
dengan bersasar~n (target):
18
.......
-
Spesialis Patologi Klinik a. Menyatupadukan asas (mengintegrasikan prinsip)
karena itu, ia harus selalu pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap
diperlukan pengesahan negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber
Dokter Spesialis Patologi daya lingkungan;
sebagai tanggung jawab b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan setengah dari jumlah
IavliJnp,m kedokteran kepada orang yang tidak memiliki jangkauan (akses) air minum yang
berdasarkan bakuan sehat dapat terkurangi;
yang terukur. Bakuan c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat dicapai
kekirtaan (profesi) yang pengembangan kehidupan yang berarti (signifika?) untuk
. Klinik. sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh; yaitu
masyarakat yang berkekurangan tingkat penyehatannya
(sanitasi). Selama tahun 1990-an, hampir satu miliar orang
INDONESIA memperoleh jangkauan (akses) mendapatkan air minum
sehat demikian pula jumlah yang sarna untuk jangkauan
penyehatan (akses sanitasi), dan
saian penunjang
6. Mengembangkan kemitraan sedunia (global) untuk pembangunan,
yang tercantum dalam
dengan bersasaran (target):
a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan
kelaparan yang parah,
sistem keuangan yang melibatkan pertanggungjawaban
dasar secara semesta
(komitmen) terhadap pengaturan pengelolaan (manajemen)
anak laki dan perempuan
yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan
tahap pendidikan dasar
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional;
b. Membantu kebutuhan khusus negara tertinggal, dan
kelamin (jender) dan
kebutuhan khusus dari negara terpencil dan kepulauan kecil;
. perbedaan yang
c. Secara pencakupan menyeluruh (komprehensif) diupayakan
,....,'ri'...·1 dalam pendidikan
persetujuan masalah hutang negara berkembang, dan
tahun 2005 dan untuk
d. Mengembangkan usaha yang banyak menghasilkan
(produktif) dan yang dapat dijalankan dengan baik oleh kaum
FL1J..1L<1C1.J.i anak-anak usia di
muda dalam kerja sarna dengan pihak swasta, membangun
adanya penyerapan keuntungan yang didasari teknologi baru,
terutama teknologi informasi dan komunikasi. Karena banyak
, malaria, dan penyakit
negara berkembang menghabiskan lebih banyak anggaran
lingkungan
untuk berhutang daripada untuk kebutuhan jasa sosial.
19
Tanggung jawab bantuan keuangan yang disetujui pada
membantu departemen
pertengahan tahun 2002 dapat diartikan terdapat jumlah
tambahan sebesar 12 juta miliar per tahunnya hingga tahun
melangkah menuju Indonest
2006. 3
20
...........
'.
internasional melalui Dewan (konsil) kedokteran, yaitu dalam Direktur RSU Dr.
wujud yang berperan dengan kecakapan (kompetensi).21 DTM & H.MARS).
Kepala Bagian PatOJogJ
Hadirin yang kami muliakan, Patologi Klinik dan
Prof. SP Edijanto, dr.,
SANWACANA (UCAPAN TERIMA KASIH)
MS., Sp.PK(K) dan Para
Di akhir pidato pengukuhan ini, perkenankan saya sekali
lagi memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan Rakhmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya kepada saya dan
keluarga.
Pengukuhan saya sebagai Guru Besar ini bukanlah semata
mata untuk kepentingan pribadi saya, tetapi lebih dari itu yaitu
merupakan wujud penghargaan Pemerintah Indonesia terhadap
kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang Patologi
Klinik. Untuk itu perkenankan saya menyampaikan penghargaan Para Promotor aUHalj
dan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas pengusulan dr., Sp.MK; Prof. Dr.
pengangkatan saya untuk jabatan Guru Besar, yang pertama Ko-promotor Prof. Dr.
kepada: Tikki Pang, Ph.D.
Pemerintah Indonesia melalui Mendiknas. penelitian untuk m"l\mlUl
Ketua Senat Akademik Universitas Airlangga Prof. Sam Malaysia Prof Thong
Soeharto, dr., Sp.MK dan Wakilnya Prof. Dr. Frans Limahelu, Brenda Naidu Ph.D.,
MS., SH, LLM. Laboratorium Patologi
Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Fasichul Lisan, drs., Dr. Soetomo Surabaya. .
I
Apt., MS. dan para Mantan Rektor Universitas Airlangga Prof. Para Guru SD, SMP, ~
Soedarso Djojonegoro, dr., Prof. Dr. Marsetio Donosepoetro, mendidik saya sebelum meJ.1
dr., Sp.PK(K), Prof. Dr. Med. Puruhito, dr., Sp.BTKV, dan para Kedua orang tua aIm
Mantan Pembantu Rektor UNAIR, almarhumah ibu Djoehari
Dekap FK Universitas Airlangga Prof. Dr. Moch. Amin, dr., Khusus kepada guru
Sp.P(K) dan Para Mantan Dekan FK Universitas Airlangga Prof. Krisnowati drg., Sp.Prol
Dr. Askandar Tjokroprawiro dr., Sp.PD-KE, Prof. Dr. HMS dr., SKM., telah mem'
W"Jjadi, dr., Sp.THT dan Para Mantan Pembantu Dekan. penyuntingan nas untuk pe
Dan akhirnya kepada s
Universitas Airlangga ya:
22
.......
~sil)
kedokteran, yaitu dalam Direktur RSU Dr. Soetomo Surabaya Slamet R Yuwono, dr.,
apan (kompetensi).21 DTM & H.MARS).
Kepala Bagian Patologi Klinik FK Universitas Airlangga/UPF
Patologi Klinik dan Kepala Instalasi RSU Dr. Soetomo Surabaya,
KASIH) Prof. SP Edijanto, dr., Sp.PK(K) dan Djoko Marsudi, dr.,
MS., Sp.PK(K) dan Para Mantan Kepala Bagian Patologi Klinik
i, perkenankan saya sekali Prof. Dr. Marsetio Donosepoetro, dr., Sp.PK(K), Prof. Dr. FX
dirat Allah swt, yang telah Budhianto Suhadi, dr., Sp.PK(K), almarhum IB Djelantik, dr.,
~idayah.Nya kepada saya dan Sp.PK-K, Hasan Assegaff, dr., Sp.PK(K).
Khusus kepada Para Mantan Kepala Divisi Penyakit Infeksi
Besar ini bukanlah semata
i Patologi Klinik, Abdul Karim, dr., Sp.PK(K) dan almarhum
tetapi lebih dari itu yaitu Bambang Soebagjo dr., MS., Sp.PK(K) (Mantan Pembantu
Dekan III FK Universitas Airlangga) yang membimbing dan
mendidik saya di bidang Penyakit Infeksi.
tnelaya.m]:.ai1~an penghargaan Para Promotor almarhum Prof. Soeharto Setokoesoemo
dr., Sp.MK; Prof. Dr. Koesdianto Tantular, dr., Sp.Par, dan
Ko-promotor Prof. Dr. Indro Handojo, dr., Sp.PK-KAI, Prof.
Tikki Pang, Ph.D. desertasi Doktor, para sejawat yang membantu
penelitian untuk promosi Doktor dari University of Malaya,
Airlangga Prof. Sam Malaysia Prof Thong Kwa Lin, Ph.D., G. Subramaniam, Ph.D.,
Brenda Naidu Ph.D., dan Ternan sejawat dan Peteknik (teknisi)
Laboratorium Patologi Klinik di FK Universitas Airlangga/RSU
Dr. Fasichul Lisan, drs., Dr. Soetomo Surabaya.
Airlangga Prof.
Tn;"""",,,,;h,,,
Para Guru SD, SMP, SMA di Surabaya yang dari awal telah
Marsetio Donosepoetro,
mendidik saya sebelum menempuh pendidikan tinggi~
dr., Sp.BTKv, dan para
Kedua orang tua almarhum bapak Djojosoedarsono dan
almarhumah ibu Djoehariah dan kelima saudaraku.
Dr. Moch. Amin, dr.,
Khusus kepada guru, kakak, dan saudaraku Prof. Dr.
Airlangga Prof.
Krisnowati drg., Sp.Pros.(K) dan Prof. Dr. Rika Soebarniati,
~-~.".a.:.!. Prof. Dr. HMS
23
' .
accesed 15/05/07.
2. Hari Kesehatan N
Wabillahi taufiq walhidayah,
accessed 15/05/07.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Kementerian Negara
INDONESIA 2005
Pengembangan dan
Bidang Kesehatan,
4. Munas Himpunan
(HAKLI) ke-5 Tahun
5. MDG, Millenium
E: About MDG.htm
......
-
lancar, juga kepada Para DAFTAR PUSTAKA
ersitas Airlangga yang ikut
L Koalisi untuk Indonesia sehat 2005. Ancaman Ganda HIV-TBC
accesed 15/05/07.
2. Hari Kesehatan Nasional, 12 November 2004 accessed 15/05/07
accessed 15/05/07.
arakatuh.
3. Kementerian N egara Riset dan Teknologi Republik Indonesia,
INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH, Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bidang Kesehatan, dan Obat, Jakarta 2006 accesed 15/05/07.
4. Munas Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
(HAKLI) ke-5 Tahun 2005 accessed 15/05/07.
5. MDG, Millenium Development Goals, Sebuah Info Singkat, file://
E: About MDG.htm accesed 15/05/07(http://www.pikiran-rakyat.
com/cetak/2007/072007/18/0901.htm
6. Kolegium Patologi Klinik Indonesia periode 2001-2004, Katalog
Program Studi Patologi Klinik 2004.
7. Manivel, JC. Choosing Pathology as a Speciality, Pathology
Residency and Felowship Program: The Tree of Medicine, file://
localhost/Pathology Residency and Fellowship Program: The
Tree ofMedicine accesed 17/11/2007.
8. FK UNIVERSITAS AIRLANGGA, Pedoman Akademik
Pendidikan Dokter, subProgram I, II kurikulum berbasis
kompetensi 2006, tahun ajaran 2006-2007.
9. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS
PATKLIN), 2007.
10. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia,
Standar Profesi dan Sertifikasi Dokter Spesialis Patologi Klinik
Indonesia, 2004.
11. Keputusan MenKes RI, No: 943/Menkes/SK/VIII/2002, tentang
Laboratorium Kesehatan, 2002.
12. Lektor Kepala pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Unpad
serta Sekretaris LP3AN Unpad Bandung) (Soft Skill (Kemahiran
Insaniahlyang direkam pada 25 Nov 2007 01:07:03 GMT.
25
13. Kenapa Pelajar Melayu Kurang Berdaya Saing.htm; Posted
by smartz on March 20, 2007,) untuk http://smartz.wordpress.
com/2007/03/20/soft-skill-kemahiran-insaniah)
14. Soft Skill Mahasiswa ITS Perlu Ditingkatkan-Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (lTS).htm) Institut Teknologi Sepuluh DATA PRIBADI
Nopember lsi oleh: Redaksi ITS (redaksi [at] its.ac.id) - Desain Nama Lengkap
dan Perawatan: Tim Webmaster UPT Puskom ITS accessed NIP
6/12/07. Tempat, TgL Lahir
15. Asruludin azis, Soft Skill, tidak harus lewat pelatihan saja http:// Agama
arul.web.id accessed 6/12/07. Alamat Rumah
16. Peter de Jager Superficial Skill Sets (Soft Skills Change Status Keluarga
Management Managing Change People Skills.htm) Copyright © Pangkat
2006-2007 http://www.technobility.com/docs/article023.htm Jabatan
yang direkam pada 31 Okt 2007 05:34:21 GMT.
17. Bahan acuan kunjungan ke institusi pendidikan, FK
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2007. RIWAYAT
18. Tim konsultan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Penjabaran
Tahun 1957:
Rencana Strategis menjadi action plan, dan annual plan RSU
Tahun1960 :
Dr. Soetomo, 2005.
Tahun 1963:
19. Iwan Dwiprahasto, Evidence Based Medicine, sebagai Dasar
Tahun 1971:
Pengembangan Standar Pelayanan Medik, Semiloka Mutu dan
Standar Pelayanan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia,
Tahun 1981: Spesialis
3-6 Juni 2004.
20. Iwan Dwiprahasto, Clinical Governance, Seminar Nasional I
Tahun 1996: Lulus S3 (I)(
Pelayanan Prima Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium,
Airlangga
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2005.
Pendidikan Tambahan
21. Untung Suseno, Globalisasi Cliberalisasi perdagangan) pelayanan
1. Akta mengajar V, 1985
kesehatan, MKI, Vol. 52: 10, Oktober 2002, hal. 431-345.
2. Mengikuti pelatihan 1
22. Purbo Hadiwidjojo, SW. Kamus Inggris - Indonesia pilihan kata
Malaya, Kuala Lumpur,
lain penerjemah, terbitan pertama, Yogyakarta, PT Mulia Baru,
2006.
26
.....
Teknologi
1"".ue;.n.£....""'l,U".111;:)1.,1 LlLL
Pendidikan Tambahan
. perdagangan) pelayanan
2002, hal. 431-345. 1. Akta mengajar V, 1985
- Indonesia pilihan kata 2. Mengikuti pelatihan PCR Desember 1995, di University of
PT Mulia Baru, Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia
27
' ...
3. Hubungan
RIWAYAT JABATAN
1 Februari 1973 Calon Pegawai Negeri Sipil (Gol. III/a)
tonsillitis akuta,
KARYA ILMIAH
9. peR sebagai }Jt";J.l~!)aw
I
Nasional demam tifoid, PrihatiJ
1. Hubungan antara hasil uji Widal dan pembenihan empedu pada Surabaya 6-9. (Author)
penderita ruang menular dewasa RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 10. Diagnosis demam tif
Prihatini, R. Joewono, S. Tandya, Majalah Medika (1989) 14: Prlhatini, 1. Handoyo
1018~1020. (Author) IV, Balikpapan 28-291\
2. Pemeriksaan anti-HIV di kalangan waria di Surabaya dan 11. Pola primer yang SE
Mojokerto IB Djelantik, H Prasetyo, A. Rohlman, Soemarsono, untuk menentukan l
Prihatini (Lembaga Penelitian Universitas Airlangga/DIP/OPF G. Subramaniam, BR 1
Universitas Airlangga 1992/1993, SK Rektor No: 5186/PT.03. ISSN: 0854-4263. (Auth
H/N/1992. (Co-Author)
28
~
3. Hubungan pemeriksaan uji Widal kaca objek (slide) dengan
penetapan diagnosis demam tifoid Prihatini, C. Arianti,
lri Sipil (Gol. III/a) I. Handojo, Proseding Konas Ikatan Ahli Patologi Indonesia,
1(Gol. III/a) 5-60ktober, 1993. (Author)
lib) 4. Peranan pemeriksaan antibodi toksoplasma pada hasil
II/c) peramalan kehamilan, Prihatini D, Soekapoetra, A. Muchit
01. III/d) Proseding Konas Persatuan Dokter Spesialis Patologi Klinik
Indonesia, Surabaya 29-31 Jan 1994. (Author)
.a (Gol. IV/a) 5. Penelitian kepekaan Azithromycin pada penderita dengan
tonsillitis akuta, faringitis dan sinusitis Clinical trial THT,
1995. (Co~Author)
6. Nilai uji Elisa tak langsung pada penyakit demam tifoid,
nunologi Indonesia: 1982- I. Handojo, M. Listiyani dan Prihatini Dexa Media, 2(8),
Maret-Mei 1995. (Co~Author)
da:1972-1989 7. Perbandingan reaktivitas antibodi primer rabbit anti~human
immunoglobulin G, buatan sendiri dengan produk komersial
pada uji PAP·TB, J. Nugraha, I. Handojo dan Prihatini Maj.
Teknologi Kedokteran Indonesia, 2, Th. XI, Pebruari-April 1996
ISSN: 0215-1707. (Co~Author)
8. Evaluasi dari primer PCR (polymerase chain reaction) yang
spesifik terhadap DNA Salmonella typhi. Prihatini Konas III,
PDS PatKlin, Yogyakarta 1996. (Author)
9. PCR sebagai pengganti "Perbenihan sukar" untuk diagnosis
demam tifoid, Prihatini, I. Handojo, Konas Penyakit Tropik II,
Surabaya 6-9. (Author)
Dr. Soetomo Surabaya, 10. Diagnosis demam tifoid melalui pemeriksaan imuno·dot,
Majalah Medika (1989) 14: Prihatini, I. Handoyo, Purwaningsih, Konas Penyakit Tropik
IV, Balikpapan 28-29 November 97. (Author)
waria di Surabaya dan 11. Pola primer yang sesuai dengan genom DNA S. typhi
A. Rohlman, Soemarsono, untuk menentukan diagnosis demam tifoid. Prihatini,
Airlangga/DIP/OPF
IT. ...."1I." "" G. Subramaniam, BR Naidu, T. Pang, J Clin Pathol 5(1), 1998,
Rektor No: 5186/PT.03. ISSN: 0854-4263. (Author)
29
'I'
30
........
- r
on S. typhi examination, D. 22. Masalah hasil pembenihan empedu di Laboratorium Patologi
achman, I Handojo, T Pang, Klinik PIT PDS PATKLIN, Denpasar, Bali 16-18 Oktober 2003.
Oct. 1998 ISSN 0853-1773. (Co author)
23. Gambaran Mikrobiologi ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
er pada demam tifoid dan di Sekelompok Jamaah Haji Surabaya Tahun 2004, Indonesian
andojo, T Pang, PETRI, Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 2005
Vol. 12 No.1, 6-8. (Author)
on between blood culture 24. Kemampuan uji tabung Widal menggunakan antigen import
ever patients, Prihatini D, dan antigen lokal Indonesian Journal of Clinical Pathology and
, KONAS PETRI, Semarang Medical Laboratory, 2005 Vol. 12, No.1, 31-37. ISSN: 0854
4263. (Co author)
study of fleroxacin and 25. Pola Mikroorganisme pada Liang Vagina Wanita Hamil di RSV
uncomplicated typhoid fever Dr. Soetomo Surabaya Indonesian Journal of Clinical Pathology
Prihatini, KONAS PETRI, And Medical Laboratory, 2006, Vol. 13, No.1, 9-12. ISSN: 0854
o-Author) 4263. (Co author)
enom DNA S. typhi untuk 26. Pengumpulan dan batas pemakaian sampel popok pada perbenihan
m typhoid; Prihatini, urin Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 2006,
ng Indonesia J Clin Pathol Vol. 12 No.2, 68-70. ISSN: 0854-4263. (Co author)
)
27. Evaluasi pemeriksaan imunokromatografi untuk mendeteksi
emam tifoid, Prihatini D antibodi IgM dan IgG Demam Berdarah Dengue Anak Journal
ya 7-11 Juli 200. (Author) of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 2006, Vol. 12
penderita dengan dugaan No.2, 88-91. ISSN: 0854-4263. (Co author)
IN, Bandung 22-24 Oktober 28. Korelasi antara pemeriksaan darah samar tinja menggunakan
antihemoglobin manusia dan pengamatan mikroskopis Journal
capensteriian, Prihatini of Clinical Pathology And Medical Laboratory, 2006, Vol. 12
5. No. 1 Jan. 2002: 30-32. No.2, 88-91. ISSN: 0854-4263 (Co author) Vol. 13 No.1,
34-37,2006. (Co author)
cted typhoid fever patients,
001, Petri VIII, Perpari V, Internasional
uthor)
1. Assumption of Viral Origin Nosocomial Infection, Prihatini D,
ntimicrobial resistance to
S. Damanik, ER Jusa, E Retnowati Poster pada 3rd Asia Pacific
TKLIN, Surakarta 20-22
Conference on Travel Health and 6th National Congress Tropical
and Infectious Diseases, Bali July 21-23,2000. (Author)
31
' ..
Diktat kuliah
1. Kuliah Fakultas Kedokteran: Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
bidang Patologi Klinik
2. Kuliah Fakultas Kedokteran Gigi: Pemeriksaan Anemia
3. Kuliah Politeknik Kesehatan: Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
bidang Patologi Klinik
4. Kuliah PPDGS BM: Pemeriksaan Penyakit Infeksi
32
A.