PENDAHULUAN
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar tempat
yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini
dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
pada uterus.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus.
Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan
yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di
tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk
rudimenter rahim.
BAB II
1
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. W
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMP
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Nama Suami : Tn J
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Jam : 10:10
2.2 Anamnesa :
2
Subyektif
Obyektif
Status Generalisata
Kesadaran : Komposmentis
TB : 158 cm BB : 79 kg
Pembesaran KGB : -
Perkusi : Sonor
3
Palpasi : Ictus cordis teraba
Auskultasi : S1 – S2 tunggal.
Extremitas : AH - - Oedem - -
- - - -
Hematologi Rutin
PCV : 11,3 %
Hbs Ag : Negatif
Urinalisis
2.5 Diagnosa
2.6 Planning
- Injeksi Cefotaxim 1g IV
- Pasang O2
- Pasang DC
KU : Lemah
TB : 158 cm BB : 79 kg
O : Status Generalisata
Kesadaran : Komposmentis
RR : 28 x/menit S : 36,7 0C
Status Ginekologi
- Ceftriaxon 2x1g IV
- Antrain 3x1ampul IV
- Ranitidine 2x1 IV
- Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
- Tranfusi Whole Blood sampai Hb ≥ 8
- Observasi keluhan, reaksi tranfusi, prediksi urin & balance cairan
Jam 14.00 : Transfusi WB kolf III
Jam 19.15 : Transfusi WB kolf IV
Tanggal 16 Maret 2012 jam: 20.55
S : pasien mengeluh nyeri dada, sesak,
TB : 158 cm BB : 79 kg
Status Ginekologi
TB : 158 cm BB : 79 kg
Status Ginekologi
7
O : Status Generalisata
Kesadaran : Komposmentis
RR : 16 x/menit S : 36,6 0C
Hematologi Rutin
PCV : 21,3 %
Hbs Ag : Negatif
HATI
SGOT : 35
SGPT : 23
GINJAL
BUN : 20,2
URINALISIS URIN
S : Pusing.
KU : Cukup
Status Ginekologi
P :- Amoxicilin 3 x 500 mg
- Asam mefenamat 2 x 500 mg
- Vitral 1 x 1
S : Pusing sedikit
KU : Cukup
Status Ginekologi
10
Genitalia : Fluksus (-)
P :- Aff Infuse + DC
- Pulang
- Kontrol ulang 3 hari lagi.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
3.2 KLASIFIKASI
Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu;
- Istmus (25%)
- Ampulla (55%)
- Infundibulum (1%)
- Fimbria (17%)
- Divertikulum
- Kornu (1-2%)
11
- Tanduk rudimenter
3. Ovarium (<1%)
4. Intraligamenter (<1%)
5. Abdominal (1-2%)
- Primer
- Sekunder
3.3 ETIOLOGI
Fungsi tuba falopii pada alat reproduksi wanita sangat penting, yaitu:
2. Transportasi spermatozoa menuju ampula tuba sebagai tempat yang paling besar
3. Alat transportasi ovum menuju ampula tuba sehingga dapat terjadi konsepsi.
4. Tempat tumbuh kembangnya hasil konsepsi, dari bentuk zygot sampai blastula
5. Alat tempat transportasi hasil konsepsi menuju uterus sebagai tempat akhir
progesteron
12
4. Bertambahnya penggunaan sterilisasi elektif
6. Paparan dietilstilbestrol
10. Adhesi peritubal yang terjadi setelah adanya abortus, infeksi puerperal,
endometriosis
15. Merokok
Penyebab paling utama gangguan transportasi hasil konsepsi pada tuba adalah :
a. Kista ovarium atau mioma subserosa sehingga pada bagian tertentu, lumen tuba
falopii menyempit, akibatnya hasil konsepsi tidak dapat lewat sehingga tumbuh
a. Operasi rekonstruksi tuba falopii, tetapi lumennya tidak selebar semula sehingga
b. Rekanalisasi spontan dari sterilisasi tuba, dengan pembukaan lumen ynag tidak
6. Kelambatan implantasi
bawah kavum uteri dalam bentuk plasenta previa dan kehamilan servikalis.2
3.4 PATOFISIOLOGI
menyebabkan adanya kehamilan ektopik. Pada kehamilan yang normal, ovum dibuahi
pada tuba falopii kemudian bergerak menuju uterus. Sangat diyakini bahwa yang paling
berperan menyebabkan kehamilan ektopik adalah rusaknya mukosa tuba, yang dapat
menghalangi jalannya embrio karena adanya jaringan parut. Kemungkinan yang lain
adalah defek kecil pada mukosa menarik embrio untuk berimplantasi ditempat tersebut.
14
Hal lain yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik adalah disfungsi aktifitas otot polos
tuba. 3
Karena tuba kekurangan lapisan submukosa, ovum yang telah dibuahi cenderung
tertanam pada epitelium dan zigot diam pada dinding muskular dari tuba. Pada
permukaan zigot terdapat kapsul trofoblas yang secara cepat berproliferasi yang
menginvasi dinding muskular dari tuba. Pada saat yang sama, pembuluh darah maternal
membuka dan darah mengalir pada daerah sekitar trofoblas atau diantara trofoblas dan
jaringan tambahan. Dinding tuba yang berhubungan dengan zigot hanya bisa
didalamnya. Embrio atau fetus pada kehamilan ektopik biasanya tidak ditemukan
Isi konsepsi yang berimplantasi melakukan penetrasi terhadap lamina propria dan pars
muskularis dinding tuba. Kerusakan tuba lebih lanjut disebabkan oleh pertumbuhan
invasif jaringan trofoblas. Karena trofoblas menginvasi pembuluh darah dinding tuba,
terjadi hubungan sirkulasi yang memungkinkan jaringan konsepsi bertumbuh. Pada suatu
saat, kebutuhan embrio di dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
1. kemungkinan terbentuknya jaringan mola berisi darah di dalam tuba, karena aliran
2. kemungkinan "tubal abortion", lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung
15
4. kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat erosi
villi chorialis atau distensi berlebihan tuba - keadaan ini yang umum disebut
Secara umum, estrogen menstimulasi aktifitas mioelektris dari tuba dan progesteron
spasme tuba, yang akan mengahalangi transportasi embrio menuju cavum uteri.
3.5 DIAGNOSIS
karena biasanya penderita menyampaikan keluhan yang tidak khas. Yang penting dalam
a. Nyeri perut, merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu Pada
kehamilan ektopik yang terganggu rasa nyeri perut bawah bertambah sering dan
keras. Rasa nyeri mungkin unilateral atau bilateral pada abdomen bagian bawah atau
pada seluruh abdomen, atau malahan di abdomen bagian atas. Dengan adanya
Diperkirakan bahwa serangan nyeri hebat pada ruptura kehamilan ektopik, ini
yang berasal dari uterus. Perdarahan dapat berlangsung kontinyu dan biasanya
berwarna hitam. Selama fungsi endokrin plasenta masih bertahan, perdarahan uterus
biasanya tidak ditemukan, tetapi bila dukungan endokrin dari endometrium sudah
16
tidak memadai lagi, mukosa uterus akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut
biasanya sedikit-sedikit, berwarna coklat gelap dan dapat terputus-putus atau terus
c. Adanya Amenorea, amenorea sering ditemukan walau hanya pendek sebelum diikuti
perdarahan, malah kadang-kadang tidak amenorea. Tidak ada riwayat haid yang
terlambat bukan berarti kemungkinan kehamilan tuba dapat disingkirkan. Salah satu
menstruasi yang normal, dengan demikian memberikan tanggal haid yang keliru.
d. Keadaan Umum, tergantung dari banyaknya darah yang keluar dari tuba, keadaan
umum ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan syok berat dan anemia. Hb
e. Perut, pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah di sisi uterus.
Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada ruptur tuba perut menegang dan nyeri
tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam rongga peritoneum. Tanda Cullen
dapat terlihat di sekitar pusat atau linea alba terlihat biru hitam dan lebam.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan kavum Douglas menonjol karena darah yang
terkumpul di tempat tersebut. Baik pada abortus tuba maupun pada ruptur bila serviks
digerakan akan terasa nyeri sekali (slinger pain). Douglas crise: nyeri pada penekanan
kavum Douglas.3
b. Tes Kehamilan: Apabila tesnya positif, itu dapat membantu diagnosis khususnya
terhadap tumor-tumor adneksa yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan.
17
c. Ultrasonografi: Diagnosis pasti ialah apabila ditemukan kantung gestasi di luar uterus
d. Kuldosintesis: Adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah. Jika darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit
akan membeku; darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk, sedangkan
darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa
ektopik. Dikerjakan apabila pada pemeriksaan klinik tidak dijumpai tanda klasik dari
perdarahan yang cukup lama tanpa ditemukan kelainan nyata di samping uterus,
Apabila pada spesimen kuretase itu tidak dijumpai villus korealis sekalipun terdapat
desidua dengan atau tanpa reaksi Arias-Stella pada endometriumnya, maka diagnosis
Abortus iminens atau abortus inkompletus, dan 3) Torsi kista ovarium, 4) Appendisitis.
gejala yang menyerupai kehamilan ektopik terganggu. Anamesis yang cermat mengenai
siklus haid penderita dapat menduga ruptur korpus luteum. Jika keadaan mengizinkan
intraperitoneal.3
18
3.8 PENATALAKSANAAN
1. Operatif
dalam arti hanya dilakukan salphingostomi atau reanostomosis tuba. Apabila kondisi
anak, umur, lokasi kehamilan ektopik, umur kehamilan, dan ukuran produk
kehamilan.5
2. Kemoterapi
Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis yang belum pecah pernah
19
d. Tanda vital baik dan stabil.
sintesis DNA dan multiplikasi sel dengan menginhibisi kerja enzim dihydrofolate
3.9 PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari jumlah darah yang keluar, kecepatan menetapkan diagnosis,
dan tindakan yang tepat. Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun
dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Prognosis juga tergantung dari
1. Kehamilan Abdominal
akibat ruptur atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium ke dalam rongga abdomen.
kehamilan abdominal tujuh kali lebih tinggi daripada kehamilan tuba, dan 90 kali
atau terbentuknya fistula antara kantong amnion dengan usus. Pada kehamilan
abdominal yang khas, plasenta yang telah menembus dinding tuba secara bertahap
mempertahankan perlekatannya dengan tuba. Pada beberapa kasus, setelah ruptur tuba
plasenta mengadakan implantasi di tempat yang terpisah dari tuba dalam rongga
abdomen. Kehamilan abdominal dapat juga terjadi akibat ruptur bekas insisi seksio
20
sesaria, dan pada kasus ini kehamilan berlanjut di balik plika vesikouterina. Diagnosis
berpikir akan suatu kehamilan abdominal: 1) tidak tampaknya dinding uterus antara
janin dekat dengan dinding abdomen ibu, 4) letak janin abnormal, dan 5) tidak ada
ibu. Oleh sebab itu, terminasi sedini mungkin sangat dianjurkan. Janin yang mati
namun terlalu besar untuk diresorbsi dapat mengalami proses supurasi, mumifikasi
atau kalsifikasi. Karena letak janin yang sangat dekat dengan traktus gastrointestinal,
bakteri dengan mudah mencapai janin dan berkembang biak dengan subur.
Selanjutnya, janin akan mengalami supurasi, terbentuk abses, dan abses tersebut dapat
ruptur sehingga terjadi peritonitis. Bagian-bagian janin pun dapat merusak organ-
organ ibu di sekitarnya. Pada satu atau dua kasus yang telah dilaporkan, janin yang
mati mengalami proses mumifikasi, menjadi lithopedion, dan menetap dalam rongga
Sebelum operasi, cairan resusitasi dan darah harus tersedia, dan pada pasien harus
terpasang minimal dua jalur intravena yang cukup besar. Pengangkatan plasenta
membawa masalah tersendiri pula. Plasenta boleh diangkat hanya jika pembuluh
darah yang mendarahi implantasi plasenta tersebut dapat diidentifikasi dan diligasi.
Karena hal tersebut tidak selalu dapat dilaksanakan, dan lepasnya plasenta sering
sebuah laporan kasus, plasenta yang lepas sebagian terpaksa dijahit kembali karena
21
perdarahan tidak dapat dihentikan dengan berbagai macam manuver hemostasis.
involusi plasenta tidak dianjurkan, karena degradasi jaringan plasenta yang terlalu
2. Kehamilan Ovarium
kriteria diagnosis kehamilan ovarium: 1) tuba pada sisi ipsilateral harus utuh, 2)
kantong gestasi harus menempati posisi ovarium, 3) ovarium dan uterus harus
dalam dinding kantong gestasi. Secara umum faktor risiko kehamilan ovarium sama
dengan faktor risiko kehamilan tuba. Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap
kehamilan lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium umumnya
mengalami ruptur pada tahap awal. Manifestasi klinik kehamilan ovarium menyerupai
kehamilan ovarium pada awalnya dicurigai sebagai kista korpus luteum atau
pembedahan yang sering kali mencakup ovariektomi. Bila hasil konsepsi masih kecil,
maka reseksi parsial ovarium masih mungkin dilakukan. Methotrexate dapat pula
3. Kehamilan Serviks
22
Kehamilan serviks juga merupakan varian kehamilan ektopik yang cukup
jarang. Etiologinya masih belum jelas, namun beberapa kemungkinan telah diajukan.
Burg mengatakan bahwa kehamilan serviks disebabkan transpor zigot yang terlalu
cepat, yang disertai oleh belum siapnya endometrium untuk implantasi. Dikatakan
sehingga endometrium tidak lagi menjadi tempat nidasi yang baik. Sebuah
antara kehamilan serviks dengan kuretase traumatik dan penggunaan IUD pada
dan transfer embrio. Pada kehamilan serviks, endoserviks tererosi oleh trofoblas dan
tergantung pada tempat nidasi. Semakin tinggi tempat nidasi di kanalis servikalis,
semakin besar kemungkinan janin dapat tumbuh dan semakin besar pula tendensi
perdarahan hebat. Perdarahan per vaginam tanpa rasa sakit dijumpai pada 90% kasus,
melewati usia gestasi 20 minggu, umumnya hasil konsepsi masih kecil dan dievakuasi
dengan kuretase. Namun evakuasi hasil konsepsi pada kehamilan serviks sering kali
mengakibatkan perdarahan hebat karena serviks mengandung sedikit jaringan otot dan
sering kali histerektomi harus dilakukan. Hal ini menjadi dilema, terutama bila pasien
kateter Foley, ligasi arteri hipogastrika dan cabang desendens arteri uterina,
embolisasi arteri dan terapi medis. Kateter Foley dipasang pada kanalis servikalis
23
segera setelah kuretase, dan balon kateter segera dikembangkan untuk mengkompresi
adalah teknik yang belakangan ini dikembangkan dan memberikan hasil yang baik,
seperti pada sebuah laporan kasus kehamilan serviks di Italia. 2,4 Sebelum kuretase
dilakukan, arteri uterina diembolisasi dengan fibrin, gel atau kolagen dengan bantuan
angiografi. Pada kasus tersebut, perdarahan yang terjadi saat dan setelah kuretase
tidak signifikan. Seperti pada kehamilan tuba, methotrexate pun digunakan untuk
umumnya methotrexate hanya memberikan hasil yang baik bila usia gestasi belum
maupun intraamnion.10
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam
rahim yang bukan pada tempat seharusnya, Sebagian besar etiologi kehamilan ektopik tidak
diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan angka kejadian
terjadinya kehamilan ektopik. Tiap kehamilan ektopik dimulai dengan pembuahan telur di
bagian ampula tuba, dan dalam perjalanan ke uterus mengalami hambatan sehingga pada saat
Pada pasien ini mengalami kehamilan ektopik terganggu, umurnya 35 tahun, berat
badan 79 kg dengan tinggi badan 158 cm. Dan tidak mempunyai riwayat
1. Nyeri perut
Yang merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu Pada kehamilan
ektopik yang terganggu rasa nyeri perut bawah bertambah sering dan keras. Rasa
nyeri mungkin unilateral atau bilateral pada abdomen bagian bawah atau pada seluruh
rasa nyeri akibat iritasi diafragma bisa dialami pasien. Diperkirakan bahwa serangan
25
nyeri hebat pada ruptura kehamilan ektopik, ini disebabkan oleh darah yang mengalir
ke kavum peritonei.6
2. Perdarahan.
Gangguan kehamilan sedikit saja sudah dapat menimbulkan perdarahan yang berasal
dari uterus. Perdarahan dapat berlangsung kontinyu dan biasanya berwarna hitam.
Selama fungsi endokrin plasenta masih bertahan, perdarahan uterus biasanya tidak
ditemukan, tetapi bila dukungan endokrin dari endometrium sudah tidak memadai
sedikit-sedikit, berwarna coklat gelap dan dapat terputus-putus atau terus menerus.
3. Adanya Amenorea,
amenorea sering ditemukan walau hanya pendek sebelum diikuti perdarahan, malah
kadang-kadang tidak amenorea. Tidak ada riwayat haid yang terlambat bukan berarti
kemungkinan kehamilan tuba dapat disingkirkan. Salah satu sebabnya adalah karena
1. Keadaan Umum,
Cavum Douglas menonjol karena darah yang terkumpul di tempat tersebut. Baik pada
abortus tuba maupun pada ruptur bila serviks digerakan akan terasa nyeri sekali (slinger
Tampak massa menyerupai GS pada Adneksa Dextra dengan cloth-cloth, tapi pada
4.2 PATOFISIOLOGI
Pasien ini mempunyai riwayat memakai alat kontrasepsi IUD Lopes Loop sekitar 5
tahun yang lalu, Pada pasien ini mengalami gangguan Ektopik Terganggu penyebab
27
paling utama ialah gangguan transportasi hasil konsepsi pada Tuba yang diakibatkan oleh
penggunaan kontrasepsi IUD karena infeksi asendens akibat gangguan IUD. Adanya
abnormalitas pada morfologi tuba ataupun pada fungsinya dapat menyebabkan adanya
kehamilan ektopik. Kemungkinan yang terjadi karena Infeksi asendens adalah rusaknya
mukosa tuba, yang dapat menghalangi jalannya embrio karena adanya jaringan parut.
Kemungkinan yang lain adalah defek kecil pada mukosa menarik embrio untuk
berimplantasi ditempat tersebut. Hal lain yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik
Karena tuba kekurangan lapisan submukosa, ovum yang telah dibuahi cenderung
tertanam pada epitelium dan zigot diam pada dinding muskular dari tuba. Pada
permukaan zigot terdapat kapsul trofoblas yang secara cepat berproliferasi yang
menginvasi dinding muskular dari tuba. Pada saat yang sama, pembuluh darah maternal
membuka dan darah mengalir pada daerah sekitar trofoblas atau diantara trofoblas dan
jaringan tambahan. Dinding tuba yang berhubungan dengan zigot hanya bisa
didalamnya. Embrio atau fetus pada kehamilan ektopik biasanya tidak ditemukan
Isi konsepsi yang berimplantasi melakukan penetrasi terhadap lamina propria dan pars
muskularis dinding tuba. Kerusakan tuba lebih lanjut disebabkan oleh pertumbuhan
invasif jaringan trofoblas. Karena trofoblas menginvasi pembuluh darah dinding tuba,
terjadi hubungan sirkulasi yang memungkinkan jaringan konsepsi bertumbuh. Pada suatu
saat, kebutuhan embrio di dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
vaskularisasi tuba itu. kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum,
sebagai akibat erosi villi chorialis atau distensi berlebihan tuba - keadaan ini yang umum
28
4.3 PENATALAKSANAAN
Injeksi Cefotaxim 1g IV
Pasang DC
Pada pasien ini dilakukan infus serta transfusi sampai dengan Hb ≥ 8 g/dl, karena
pada Hb ≥ 8 sirkulasi darah baik, sehingga pertukaran oksigenpun berjalan secara baik.
Tindakan lain juga seperti pemberian oksigen, antibiotika dan analgesik. Sisa-sisa darah
4.4 PROGNOSIS
Pada pasien ini telah mendapatkan penanganan dengan baik, dapat terlihat dari
data awal pasien ini datang, perawatan- perawatan setelah operasi hingga hari dimana
pasien boleh pulang karena keadaan yang semakin membaik. Tetapi perlu diketahui
bahwa pasien ini mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami
kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya
60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi,
29
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Pada pasien ini didiagnosa kehamilan ektopik terganggu oleh karena didapatkan
tanda dan gejala yang sama seperti yang terdapat pada tinjauan pustaka
2. Pada pasien ini tidak dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya
oleh karna waktu pasien datang ke rumah sakit pasien sudah berada dalam keadaan
syok.
5.2 Saran
kavum Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis
2. Dapat pula dilakukan laparaskopi apabila pada pemeriksaan klinik tidak dijumpai
tanda klasik dari kehamilan ektopik yang pecah, ataupun hasil kundosintesis tidak
positif.
3. Dilakukan KIE pada pasien sebelum keluar rumah sakit agar pasien mengetahui
keaadaannya pada saat datang serta ditangani dengan baik hingga keadaan pasien
tersebut membaik serta diberikan pemahaman bagaimana resiko kehamilan
selanjutnya sehingga jika terjadi kehamilan ektopik yang berulang bisa diobati sedini
mungkin.
30
31