Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FILSAFAT ILMU

“Kajian Filsafat Ilmu dengan Manajemen Rantai Pasok”


(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Filsafat Ilmu semester ganjil)

Oleh : Medina Juniar Djauhari


NIM : 1707824
Kelas : Magister Manajemen - B

Universitas Pendidikan Indonesia


Program Studi Magister Manajemen
Bandung
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga para
penulis dapat menyelesaikan Makalah Filsafat Ilmu tentang mengkaji Filsafat ilmu
dengan Manajemen (Rantai Pasok).
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar setiap pembaca dapat mengetahui
bagaimana hubungan dan intergrasi filsafat ilmu dengan ilmu manajemen, khususnya
rantai pasok .
Semoga makalah ini berguna bagi setiap pembaca. Penulis menyadari dari
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran penulis
harapkan sebagai masukan yang sangat berharga.

Bandung, November 2017

Penulis

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Filsafat berperan penti ng dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam
memahami peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan diperlukan sebuah
pemahaman tentang pengertian filsafat itu sendiri. Secara etimologis filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia. Philosophia terdiri dari philos (cinta, suka) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan sophia (kebijaksanaan, hikmah, pengetahuan,
ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi). Sehingga secara sederhana, filsafat berarti
cinta akan kebijaksanaan. Filsafat berati juga mater scientarum yang artinya induk dari
segala ilmu pengetahuan (Ibrahim,2008). Selain itu, beberapa ahli juga menyatakan
bahwa filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan serta mempelajari tentang kebenaran, hakekat alam yang sebenarnya,
tuhan, dan manusia (Ibrahim, 2008).
Filsafat merupakan matter of science atau “induk pengetahuan” yang dalam
perkembangannya melahirkan sebuah ilmu baru yang lebih sistematis dan bisa diukur
dengan metode ilmiah. Dengan mempelajari filsafat seseorang atau individu semestinya
mampu berpikir secara filosofis yang mendalam dan radikal mengenai sesuatu hal yang
sedang dipikirkan atau ingin diselesaikan atau dicari jawabannya.
Ilmu manajemen tidak dapat berdiri sendiri, manajemen pada dasarnya merupakan
ilmu terapan yang lahir dari beragam ilmu-ilmu dasar seperti Antropologi, Psikologi,
Sosiologi, Agama, yang diintegrasikan ke dalam sebuah ilmu untuk mengelola organisasi
untuk mencapai efektifitas dan tujuan organisasi. Oleh karena itu para ahli dan praktisi
manajemen tidak bisa menghindari untuk mempelajari ilmu-ilmu yang mengkonstruksi
Ilmu Manajemen, agar apa yang dirumuskan atau diaplikasikan benar-benar dengan
prinsip ilmiah.

II. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini ialah :
a. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Rantai Pasok?
b. Bagaimana awal mula nya Manajemen Rantai Pasok di temukan?
c. Bagaimana tinjauan filsafat ilmu (Ontologis, Epistemologi, dan Aksiologi) dalam
Rantai Pasok?
2

BAB II
PEMBAHASAN

I. Manajemen Rantai Pasok


a. Sejarah
Perkembangan konsep manajemen rantai pasok dimulai pada tahun 1950-an, yang
pada tahun itu logistik dianggap dari segi militer (Habib, 2011). Hal ini dihubungkan
dengan pengadaan, pemeliharaan, dan transportasi dari fasilitas militer, bahan dan tenaga.
Sedangkan studi dan praktek distribusi fisik dan logistik muncul pada tahun 1960-an dan
1970-an. Perkembangan rantai pasok di tahun 1960-an mengacu pada dua fakta yaitu
perusahaan dituntut untuk menurukan biaya produksi dan teknologi informasi yang
berkembang terutama dalam bidang internet yang membantu perusahaan dalam
melakukan efisiensi biaya pada lingkup lebih dari satu perusahaan (Anwar, 2011).
Adrian(2010) menyatakan bahwa manajemen rantai pasok baru mendapatkan perhatian
pada awal tahun 1980-an dimana konsep dari manajemen rantai pasok itu sendiri belum
dikenal dengan baik. Cooper (1997) bahkan menyebut istilah “supply chain management”
baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para konsultan
manajemen.
Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan
Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–
perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode, alat, atau
pendekatan pengelolaannya. supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis
dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan
permintaan.
Konsep SCM dilatar belakangi oleh praktek tradisional dalam bisnis serta
perubahan lingkungan bisnis. Produk/jasa yang dikonsumsi akan sampai ke tangan
pemakai akhir setidaknya melalui beberapa proses yang melibatkan berbagai pihak yang
berhubungan satu sama lain dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses
transportasi/distribusi. Penyedia bahan baku (pemasok) memasok kebutuhan produk para
perusahaan yang akan mengolah bahan baku tersebut menjadi produk jadi. Produk jadi
disampaikan ke pemakai akhir melalui pusat-pusat distribusi, pengecer dan sebagainya.
Rangkaian pihak-pihak yang menangani aliran produk inilah yang dinamakan dengan
istilah Supply Chain (Zabidi,2001).
3

Dapat diartikan bahwa manajemen supply chain pada hakikatnya adalah perluasan
dan pengembangan konsep dan arti dari manajemen logistik. Kalau manajemen logistik
mengurusi arus barang, termasuk pembelian, pengendalian tingkat persediaan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi dalam satu perusahaan, maka
manajemen supply chain mengurusi hal yang sama tetapi meliputi antar perusahaan yang
berhubungan dengan arus barang, mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi
yang dibeli dan digunakan oleh pelanggan.
Supply chain management adalah semua kegiatan yang terkait dengan aliran
material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh cakupan supply chain
management akan meliputi hal-hal berikut:
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
produk melibatkan supplierdalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan & Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi / Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Produksi
Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
Distribusi pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada
pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan.
Dengan demikian Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat
didefinisikan sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan
mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses,
kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen
4

melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara


tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan
distributor. Supply Chain Management meliputi penetapan:
 Pengangkutan.
 pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
 supplier
 distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
 Hutang maupun piutang
 Pergudangan
 Pemenuhan pesanan
 Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian
persediaan.

II. Landasan Teori


a. Definisi
Menurut Rusell (2000:372) Supply Chain management adalah Pengkoordinasiaan
dari setiap kegiatan sehingga kebutuhan konsumen dapat disediakan dengan cepat dan
servis yang dapat dipercayakan dari produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang
murah. Dimana, fasilitas yang mencakup supply chain termasuk para pekerja, gudang ,
Pusat distribusi,pusat pelayanan dan Retail. Menurut Pujawan (2005:22) Supply Chain
Management adalah suatu metode atau pendekatan secara integrative dalam pengelolaan
aliran produk,informasi dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak dari
hulu ke hilir yang terdiri atas para supplier, pabrik serta jaringan distribusi dan jasa
logistik. Menurut Said (2006:6) Supply Chain Management adalah pengelolaan
informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen paling
akhir dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan tujuan yang
sama. Definisi Supply Chain management menurut Heizer dan Render (2011:452) adalah
integrasi aktivitas untuk mendapatkan material dan servis, mengubahnya menjadi barang
setengah jadi dan barang jadi, dan mengirimkannya kepada konsumen. Aktivitas ini
termasuk juga aktivitas pembelian, aktivitas outsourching yang ditambah dengan fungsi
lain yang penting untuk hubungan antara supplier dan distributor.
5

b. Kebutuhan Konsumen
Konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan maksimal,
maka ia akan memilih mengkonsumsi suatu barang, tergantung pada tingkat kepuasan
yang diberikan oleh barang tersebut. Untuk mendapatkan tujuannya, ia akan melihat
anggaran yang dimilikinya. Jika cukup, ia akan membelinya, jika tidak, ia tidak
membelinya atau membeli barang lain yang kepuasannya maksimal dan terjangkau oleh
anggarannya.
Strategic fit merupakan konsistensi antara prioritas pelanggan yang diharapkan
mampu dipenuhi oleh strategi kompetitif dan kemampuan rantai nilai yang dapat
dibangun dengan strategi supply chain.
Strategic fit dicapai dengan tiga tahap, yaitu:
1. Memahami pelanggan dan ketidakpastian rantai pasokan (Understanding the
Customer and Supply Chain Uncertainty)
Pertama, perusahaan harus memahami kebutuhan pelanggan pada masing-masing
segmen dan ketidakpastian supply chain yang dihadapkan pada pemenuhan
kebutuhan. Kebutuhan ini membantu perusahaan menemukan keinginan biaya dan
permintaan jasa. Ketidakpastian rantai pasokan membantu perusahaan
mengidentifikasi tingkat ketidakmampuan dalam memprediksi permintaan, gangguan,
dan keterlambatan.
2. Memahami kemampuan rantai pasokan (Understanding the Supply Chain
Capabilities)
Terdapat beberapa jenis supply chain, masing-masing dirancang untuk pelaksanaan
tugas yang berbeda. Perusahaan seharusnya mengetahui bagaimana supply chain
didesign dengan baik.
3. Pencapaian strategi fit (Achieving Strategic Fit)
Jika terdapat persaingan yang tidak sebanding antara supply chain dengan kebutuhan
pelanggan, perusahaan juga akan mengatur kembali rantai pasokan untuk mendukung
strategi kompetitif atau mengubah strategi kompetitif.
Tujuan dari supply chain adalah untuk memastikan sebuah produk berada pada
tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan
stok yang berlebihan atau kekurangan serta memberikan keuntungan besar bagi
perusahaan. Sasaran dalam supply chain adalah memaksimumkan keseluruhan nilai
(value) supply chain yang diciptakan.
6

Supply Chain Management yang efektif membuat para supplier sebagai partner
dalam strategi perusahaan untuk memuaskan kondisi pasar yang berubahubah. Dimana,
keunggulan kompetitif dapat bergantung pada hubungan yang dekat melalui strategi
hubungan kerja sama jangka panjang dengan beberapa supplier.

III. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Manajemen Rantai Pasok


Manajemen rantai pasokan Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh seorang
konsultan industri AS pada awal tahun 1980. Namun, konsep rantai pasokan dalam
manajemen adalah sangat penting jauh sebelum, di awal abad 20, terutama dengan
penciptaan jalur perakitan. Ciri-ciri dari era manajemen rantai pasokan termasuk
kebutuhan untuk perubahan skala besar, rekayasa ulang, perampingan didorong oleh
program-program pengurangan biaya, dan perhatian luas terhadap praktek manajemen
Jepang. Perkembangan konsep manajemen rantai pasok dimulai pada tahun 1950-an,
yang pada tahun itu logistik dianggap dari segi militer (Habib, 2011). Hal ini
dihubungkan dengan pengadaan, pemeliharaan, dan transportasi dari fasilitas militer,
bahan dan tenaga.
Hadi (2013) menyebutkan ada 4 alasan mengapa filsafat ilmu diperlukan yakni (1)
membantu membedakan ilmu dengan saintisme, (2) memberi jawaban atas pertanyaaan
makna dan nilai, (3) merefleksi, menguji, mengeritik asumsi dan metode keilmuan, (4)
melihat hubungan historis ilmu melalui filsafat untuk mengantisipasi masalah-malasah
yang akan diuji oleh ilmu. Pada dasarnya semua ilmu memiliki hubungan dengan filsafat,
karena itu untuk menilai sejauh mana ilmu manajemen rantai pasok didukung oleh
kerangka filsafat ilmu yang memadai, maka dibutuhkan suatu tinjauan terhadap aspek
ontologi, epistemologi dan aksiologinya.

a. Ontologi
Ontologi berkaitan dengan keberadaan sesuatu, dari mana asal mulanya, proses
keberadaannya seperti apa atau apa hakekat dari objek tersebut. Keberadaan
rantai pasok disinyalir berhubungkan dengan pengadaan, pemeliharaan, dan
transportasi dari fasilitas militer pada mulanya. Sedangkan studi dan praktek
distribusi fisik dan logistik muncul pada tahun 1960-an dan 1970-an. Klapper et al
(1999:3-4) menyebutkan empat aktivitas fungsi dalam rantai pasok, adalah
sebagai berikut:
7

• Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan


penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang
memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
• Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
• Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
• Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk
manajemen pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang,
untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Pada hakekatnya teori manajemen rantai pasok merupakan: Jaringan organisasi
yang saling berhubungan dan membentuk aliran dari hulu sampai hilir, memiliki
proses dan aktivitas yang berbeda satu sama lain dalam menghasilkan nilai
produk/jasa untuk disampaikan pada konsumen akhir (Christopher-1992).

b. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang asal mula atau
sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan, serta bagaimana seorang
ilmuwan akan membangun ilmunya (Hadi 2013). Konsekuensi dari pernyataan ini
adalah epistemologi menyangkut soal proses, prosedur dan kreteria atau syarat
yang mesti ada dan harus dipenuhi dalam membangun dan mengembangkan suatu
disiplin ilmu (Handriana dan Dharmmesta 2013).
Bahm (1980) dalam (Handriana dan Dharmmesta 2013) mengatakan bahwa suatu
konsep atau teori dapat dikategorikan sebagai ilmu jika memenuhi 6 komponen,
yakni : masalah, sikap, metode, aktifitas, kesimpulan dan efek. Kemudian
Dharmmesta (2006) seperti dikutip oleh Handriana dan Dharmmesta (2013) lebih
mempertegas hal dimaksud dengan mencantumkan syarat yang perlu dipenuhi
oleh suatu objek kajian sebelum disebut sebagai ilmu, yaitu : (1) pokok
pengetahuan yang terklasifikasi dan tersistem, (2) terorganisasi pada satu atau
lebih teori inti dan beberapa prinsip-prinsip dasar, (3) secara umum dapat
diekspresikan dalam bentuk kuantitatif dan (4) pengetahuan yang dapatdiprediksi,
berada dalam batasan yang pasti, terkendali melalui kejadian-kejadian dimasa
mendatang.
8

Fokus dari manajemen rantai pasok adalah melakukan adopsi dan pengembangan
secara luas dari isu keberlanjutan dari hulu sampai hilir. Isu keberlanjutan harus
dimulai dari proses awal dari bahan baku sampai dengan pengiriman kepada
konsumen akhir. (Linton et al. 2007).
Menurut Anwar (2011), kontribusi manajemen rantai pasok yaitu :
1. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dari setiap aktivitas produksi
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Untuk menuju ke hal tersebut maka
diperlukan usaha dari perusahaan tersebut, salah satunya yaitu memberikan
pelayanan yang baik kepada kosumen dengan harapan pelanggan puas dan
menjadi konsumen yang setia.
2. Meningkatkan pendapatan
Konsumen setia yang semakin meningkat dan menjadi mitra perusahaan akan
berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan perusahaan.
3. Menurunnya biaya
Menurunnya biaya dapat dicapai melalui beberapa hal yang dilakuakn
perusahaan diantaranya pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada
konsumen akhir.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi
Dengan adanya rantai pasok, pemanfaatan asset akan semakin tinggi terutama
faktor manusia. Faktor manusia yang semakin terlatih dalam pengetahuan dan
menggunakan teknologi akan meningkatkan pemanfaatan aset dalam rantai
pasok.
5. Peningkatan laba
Peningkatan laba perusahaan akan berjalan beriringan dengan bertambahnya
jumlah konsumen yang setia. Bila konsumen yang setia semakin banyak maka
dapat dipastikan bahwa laba perusahaan akan meingkat.
6. Perusahaan semakin besar
Proses distribusi yang menguntungkan akan menjadikan perusahaan semakin
besar dan lebih kuat.
Aliran dalam supply chain management terbagi dalam tiga aliran utama yaitu :
a. Aliran produk berisi aliran barang dari supplier ke konsumen (Anonymous, 2003)
b. Aliran informasi berisi pengiriman pesanan dan peninjauan status pengiriman
(Anonymous, 2001)
9

c. Aliran keuangan (financial) terdiri dari batas kredit, pembayaran dan jadwal
pembayaran, ketepatan pengiriman dan identitas pemilik (Anonymous, 2001)

c. Aksiologi
Tinjauan Aksiologi biasa dipahami sebagi teori tentang nilai yang menyangkut
tentang hukum positif atau “moral conduct”, nilai estetika dan kehidupan sosial
politik. Dalam konteks yang umum, aksiologi identik dengan benar atau salah,
baik atau buruk serta pantas atau tidak pantas. Fungsi dan peran nilai dalam
kehidupan masyarakat adalah memperkuat identitas individu atau kelompok,
menata hubungan sosial dalam masyarakat, mengarahkan dan memberi daya tarik
dalam melakukan tindakan dan menjadi objekti sejati dalam tata peran manusia.
Aksiologi adalah pembahasan mengenai nilai, khususnya nilai guna, sebagaimana
dicerminkan oleh tujuan (aim, goal, dan visi), hasil atau output dari suatu proses.
Rantai pasok diterapkan sebagai guna merencanakan (Planing), yaitu
merencanakan apa yang akan mereka lakukan, kemudian mengorganisasikan
(Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf
(Staff) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan sumber
daya yang ada, mereka mengarahkan (Directing) untuk melaksanakan rencana.
Akhirnya mereka mengendalikan (Control) sumber daya, menjaganya agar tetap
beroperasi secara optimal.
Secara umum Supply Chain Management (SCM) dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan filosofi untuk mengatur aliran total jaringan distribusi dari pemasok
kepada pengguna terakhir/konsumen (Cooper dan Ellram, 1993). Definisi lain
dikemukakan oleh Simchi-levi (1999) bahwa fokus SCM tidak hanya pada aliran
barang. Supply Chain Management yaitu serangkaian pendekatan yang digunakan
untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan, gudang dan
toko barang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat, ke
lokasi yang tepat dan waktu yang tepat dengan tujuan meminimumkan biaya serta
memuaskan pelayanan kepada konsumen.
Tujuan dasar Supply Chain Management adalah untuk mengendalikan persediaan
dengan manajemen arus material. Persediaan adalah jumlah material dari pemasok
yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan atau mendukung proses
produksi barang dan jasa. Perusahaan dapat mengambil pendekatan supply chain
management yang efisien untuk mengkoordinasikan aliran material untuk
10

meminimalkan persediaan dan memaksimalkan produkivitas perusahaan.


Perusahaan saat itu lebih meyakini karena material adalah komponen yang penting
dalam biaya maka perusahaan dapat memperoleh profit yang besar melalui
reduksi biaya material itu menjadi satu alasan kenapa supply chain
management merupakan kunci competitive weapon (Krawjewski dan Ritzman,
2002).
Supply chain management adalah suatu pendekatan terpadu yang berorientasi
pada proses untuk menyediakan, memproduksi, mengirim produk-produk dan jasa
kepada konsumen. Keterpaduan supply chain management meliputi seluruh proses
manajemen, material, informasi maupun aliran dana (Jebarus, 2000).

III. Perkembangan Ilmu Manajemen Rantai Pasok


Terminologi manajemen rantai pasok terdiri dari kolaborasi, integrasi dan ksinambungan
rantai pasok.
1. Kolaborasi Supply Chain
Menurut Angerhofer dan Angeides (2006) tujuan rantai pasok kolaboratif adalah
untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dengan meningkatkan kinerja
keseluruhan rantai melalui pendekatan holistik, bukan dengan meningkatkan
setiap link independen. Potensi manfaat lain dari kolaborasi rantai pasokan
meliputi peningkatan fleksibilitas, pemanfaatan sumber daya yang lebih baik,
peningkatan kualitas dan pengembangan potensi yang masing-masing akan
menyebabkan penurunan biaya dan meningkatkan keuntungan (Gruat La Forme
dkk, 2007)
2. Integrasi Supply Chain
Menurut Lambert (1998) tujuan dari integrasi rantai pasok adalah untuk
meningkatkan efisiensi total proses dan efektivitas dari semua aspek rantai pasok.
Dari perspektif strategis, Ajmera dan Cook (2009) membahas integrasi rantai
pasok sebagai mitra dengan gabungan kekuasaan yang akan berbagi sumber daya,
manfaat dan resiko. Integrasi rantai pasok kadang-kadang diartikan sebagai
kolaborasi tingkat tinggi dimana pihak-pihak yang terlibat bertindak sebagai satu
kesatuan dalam suatu perusahaan (Wen dkk, 2007).
3. Manajemen rantai pasok yang berkelanjutan
Carter dan Rogers mendefinisikan SSCM sebagai “strategis, integrasi transparan
dan pencapaian darisebuah tujuan organisasi sosial, lingkungan dan ekonomi
11

dalam koordinasi sistematis dari kunci proses bisnis antar organisasi untuk
meningkatkan kinerja ekonomi jangka panjang dari perusahaan individu dan
rantai pasok (Naslund dan Williamson, 2010).
12

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu berperan
penting dalam perkembangan suatu keilmuan termasuk dalam perkembangan ilmu
manajemen rantai pasok. Hal ini terlihat pada perkembangan keilmuan manajemen rantai
pasokyang mencakup beberapa bidang yaitu agrifood supply chain, green supply chain,
sustainable supply chain, electronic supply chain dan supply chain sustainability.
Manajemen supply chain pada hakikatnya adalah perluasan dan pengembangan
konsep dan arti dari manajemen logistik. Kalau manajemen logistik mengurusi arus
barang, termasuk pembelian, pengendalian tingkat persediaan, pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi dalam satu perusahaan, maka manajemen supply
chain mengurusi hal yang sama tetapi meliputi antar perusahaan yang berhubungan
dengan arus barang, mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi yang dibeli dan
digunakan oleh pelanggan.
13

DAFTAR PUSTAKA

Daud, Anshar. FILSAFAT MANAJEMEN PEMASARAN : Kajian Historis dalam


Persfektif Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
Fauziyah. Fajarwati. 2012. MODEL MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA
USAHA KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA. Fakultas Ilmu Sosial
Ilmu Politik UMY.
Hadiguna, Rika Ampuh Dr. 2016. MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI :
Pendekatan Berkelanjutan untuk Pengukuran Kinerja dan Penilaian Risiko.
Padang. (diakses : http://docplayer.info/47711951-Manajemen-rantai-pasok-
agroindustri.html)
Manajemen Rantai Pasok https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-rantai-
pemasok-supply-chain-management/ (diakses pada tgl. 12 November 2017)
Nugraheni, Diyah Dwi. Sutopo, Wahyudi. 2016. Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu
Manajemen Rantai Pasok. Jurnal Metris, 17 (2016): 1 – 5, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Sejarah Perkembangan SCM. https://scmittelkom.wordpress.com/2011/12/11/sejarah-
perkembangan-scm/ (diakses pada tgl. 12 November 2017)
Walewangko, Yessica Marcella. 2013. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN GUNA
MENINGKATKAN EFISIENSI DISTRIBUSI MOTOR HONDA PADA PT.
DAYA ADICIPTA WISESA

Anda mungkin juga menyukai