Anda di halaman 1dari 7

PERAN MAHASISWA MUSLIM MENYONGSONG INDONESIA EMAS

2045

Khoerul Anwar
HKI
Sebelum membahas tentang PERAN MAHASISWA MUSLIM
MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045, lebih baiknya jika saya terlebih
dahulu menjelaskan tentang apa itu mahasiswa. Mahasiswa adalah pemuda
pemudi yang akan berperan aktif dalam membangun peradaban Indonesia atau
penerus bangsa yang akan membangun Indonesia ke arah yang lebih maju, maka
jika para mahasiswa Indonesia mempunyai fikiran atau prinsip yang baik dan
positif dalam berfikir kemajuan, disitulah Indonesia akan maju bila para
mahasiswa ada sebuah pergerakan dan sebuah upaya untuk menjadikan Indonesia
maju. Mahasiswa Indonesia akan selalu dituntut untuk menjadi mahasiswa pro
aktif, inovatif, dan kreatif terhadap kepemerintahan yang ada di Indonesia.
Mahasiswa muslim harus mempunyai akidah yang kuat dalam hidup
beragama. Hal itu adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
mahasiswa muslim, karena denga akidah yang kuat hati seorang mahasiswa
muslim sulit untuk di goyahkan keyakinannya sehingga setiap melakukan
kegiatan mahasiswa tersebut setidaknya berada di jalan yang benar. Tidak ada
salahnya kita mengingat kembali kisah teladan orang-orang terdahulu yang
sebagian besar adalah kisah para nabi, namun pernahkah kita memperhatikan,
ternyata kisah teladan tersebut ketika para nabi masih muda misalnya, kisah nabi
Ibrahim AS ketika muda yang mengajak kaumnya untuk berlogika menemukan
Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini menjadi bukti bahwa masa muda merupakan masa yang produktif
untuk berkarya, mahasiswa adalah bagian dari proses produktif pada masa muda
jiwa mahasiswa adalah jiwa para peuda. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi
para mahasiswa agar meneladani kisah para pemuda terutama yang di abadikan di
dalam Alqur’an dan di ceritakan oleh Rosululloh SAW di dalam hadisnya
sehingga Indonesia bisa menjadikan generasi muslim yang cemerlang pada tahun
2045 mendatang. Sesuai dengan pepatah Arab “Syubbanul Yaum Rijalul Ghoad”
(Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan). Disinilah produktifitas generasi
muda hari ini benar-benar di tantang. Kreatifitas dan kematangan seorang
mahasiswa benar-benar diharapkan. Apa yang mereka lakukan di masa ini
menjadi cerminan bangsa Indonesia di masa depan.
Kemudian, syarat sebagai mahasiswa muslim adalah mahasiswa yang
cukup paham dengan ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum, sehingga
mahasiswa tersebut cakap dalam menghadapi segala masalah dan tidak heran akan
peristiwa-peristiwa yang di anggapnya aneh, misalnya seperti perbedaan tata cara
ibadah antara kelompok islam yang satu dengan kelompok islam yang lain. Oleh
karena itu seorang mahasiswa hendaknya memotivasi diri agar tidak pernah
berhenti mencari ilmu. Tidak ada manusia yang tinggi derajatnya dan mampu
mengubah dunia tanpa dibekali dengan ilmu, demikian pula tidak ada mahasiswa
muslim yang layak dijadikan sebagai pemimpin hebat tanpa di dasari dengan ilmu
agama maupun pengetahuan umum, Tidak mengherankan ketika Nabi
Muhammad SAW berada di Gua Hiro wahyu yang pertama kali turun adalah surat
Al-‘Alaq ayat 1-5 yang artinya sebagai berikut.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,
4. Yang mengajarkan manusia dengan Qalam (pena)
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya
Lafal pertama dalam surat tersebut adalah Iqro’ yang artinya Bacalah!
Membaca berarti meluaskan cakrawala, pengetahuan, serta hati dan pikiran untuk
mengenal Tuhan melalui keagungan-keagunganNya. Semangat membaca inilah
yang harus selalu di gelorakandi dalam jiwa mahasiswa dan kaum muda untuk
menuju Indonesia Emas 2045.
Ayat tersebut juga memberikan pesan agar manusia selalu mencari tahu
sebuah ilmu pengetahuan sehingga dengan izinNya, Alloh memberikan
pengetahuan yang mereka cari, sayangnya semangat belajar kaum muda di era
milenial ini belum sepenuhnya sesuai ekspetasi, banyak sekali para mahasiswa
yang semangat belajarnya hanya berlandasan pada nilai-nilai raport atau di atas
selembar ijazah. Padahal hakikatnya ilmu bukanlah tertitik pada nilai tersebut,
melainkan apa yang terserap dan tertanam pada diri masing-masing dan di
amalkan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Itulah hakikat ilmu yang
sebenarnya. Bahkan secara lebih tegas Imam Syafi’i bersyair, “Barang siapa
menyia-nyiakan waktu menuntut ilmu dimasa mudanya, maka bertakbirlah empat
kali atas kematiannya. Demi Alloh haikat seorang pemuda terletak pada ilmu dan
ketakwaannya, bila keduanya tidak ada, maka sang pemuda dianggap tiada”.
Mereka yang tidak memiliki ilmu bagaikan orang yang telah mati, raga mereka
memang hidup namun hati dan pikiran mereka telah di jemput maut. Karena itulah
mereka layak di sholatkan dengan bertakbir empat kali.
Sebagai seorang mahasiswa muslim untuk menuju Indonesia Emas 2045,
salah satu syarat yang lain adalah mempunyai keluhuran akhlak dan budi pekerti.
Tidak bisa di pungkiri bahwa masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan
untuk menuruti hawa nafsu dalam kondisi seperti itu, lubang kesesatan dan
keburukan siap menjerumuskannya. Oleh karea itu di butuhkan pondasi moral
atau akhlak yang benar-benar kuat. Bukankah telah kita ketahui bersama
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, mempunyai misi utama salah
satunya yaitu, menyempurnakan kemuliaan akhlak seperti yang di sabdakan
“Innama Bu’istu li utammima makarimal akhlaq”. (Sesungguhnya aku di utus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia). HR.Ahmad.
Syauqi beik, seorang penulis dan penyair ternama, berkebangsaan Mesir
pernah berkata dalam syairnya “Innamal ummamu Al Akhlaqu Maa Baqiyat *
Fain Humu Dzahabat Akhlaquhum Dzahabu”. ( Sesungguhnya kejayaan suatu
bangsa terletak pada akhlak manusia. Jika mereka telah kehilangan akhlaknya,
maka hancurlah bangsanya). Syair tersebut mengisyaratkan kepada kita agar para
mahasiswa mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur karena kejayaan
bangsa terletak pada akhlak rakyatnya. Apabila seorang mahasiswa muslim tidak
memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, maka hancurlah bangsa tersebut.
Mahasiswa muslim merupakan sumber daya manusia yang dipersiapkan
untuk mengabdi kepada masyarakat di kemudian hari. Tujuan para mahasiswa
menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam masa belajarnya. Dalam menuntut
dan mengembangkan ilmunya tentu saja para mahasiswa juga harus patuh dengan
peraturan-peraturan yang di terpakan dalam perkuliahan, dan mahasiswa harus
mampu menyesuaikan diri berprilaku sesuai dengan peraturan yang ada. Peraturan
tersebut bukan hanya yang bersifat tertulis yang biasa ditulis dalam sebuah tata
tertib perguruan tinggi, tetapi juga meliputi adat kebiasaan (moral), serta tidak
lepas dari segi etika dan agama (akhlak).
Akhlak mahasiswa jika di tinjau dari segi agama tidak terlepas dari
alqur’an dan sunnah yang keduanya merupakan sumber utama pedoman agama
islam, jadi ukuran baik buruknya akhlak berlandaskan kedua sumber agama islam
tersebut. Seperti ayat atau hadist yang telah di sebutkan diatas (HR.Riwayat
Ahmad). Dari uraian yang telah di paparkan, maka jelaslah bahwa penilaian baik
buruknya akhlak jika di pandang dari segi etika dan moral bersifat spekulatif,
sedangkan jika ditinjau dari segi agama penilaian baik buruknya akhlak bersifat
pasti. Oleh karena itu akhlak mahasiswa muslim harus sesuai dengan apa yang ada
di dalam kedua sumber pokok agama islam (Al- Qur’an dan Assunnah), namun
juga tidak terlepas dari etika dan moral yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat.
Adapun akhlak mahasiswa muslim yang berkaitan dengan lingkungan
perkuliahan, mahasiswa tidak terlepas bergaul dengan dosen, alangkah baiknya
apabila seorang mahasiswa muslim menegur sapa terhadap dosen ketika bertemu
baik dijalan maupun di kampus, hal ini perlu di terapkan oleh semua mahasiswa
muslim di Indonesia untuk menyongsong Indonesia Emas, tidak hanya itu sebagai
mahasiswa muslim yang berakhlak seharusnya memperhtikan dosen ketika sedang
menerangkan mata kuliah yang sedang berlangsung. Perbuatan seperti ini
sebenarnya dapat menjadikan pemahaman mahasiswa menjadi lebih tinggi
sehingga tingkat pemahaman mahasiswa tergantung pada tingkat pemahaman
terhadap penjelasan yang disampaikan dosen.
Selain itu seorang mahasiswa muslim hendaknya jangan terlalu banyak
bertanya jika mahasiswa tersebut belum berusaha memahami suat penjelasan yang
disampaikan oleh dosen . Jika sudah berusaha memahami penjelasan dari dosen
tetapi belum paham juga maka barulah mahasiswa tersebut boleh bertanya selain
harus mempunyai akhalk yang baik kepada dosen, seorang mahasiswa juga harus
mempunyai akhlak dengan mahasiswa lainnya. Seperti tidak merendahkan
mahasiswa lain, memberi nasehat apabila temannya melakukan kesalahan dengan
cara face to face agar tidak diketahui oleh orang lain.
Untuk menyongsong Indonesia emas tahun 2045. Beberapa ketrampilan
dan keahlian mahasiswa muslim sangat di perlukan sehingga nantinya mereka
bisa menghadapi perkembangan zaman yang semakin canggih dan tentunya para
mahasiswa akan berkompetisi dengan bangsa lain agar tidak tertinggal oleh
perkembangan zaman. Oleh karena itu selain membekali diri dengan spiritualitas,
ilmu pengetahuan, dan akhlak, mereka juga harus membekali diri dengan
ketrampilan dan keahlian yang sering disebut dengan istilah life skill. Bahkan
Rosululloh SAW, pernah bersabda : “Innalloha Ta’ala Yuhibbu Idza ‘Amila
Ahadukum ‘Amalan Ayyut qinahu.” (Sesungguhnya Alloh SWT, mencintai
seseorang yang apabila melakukan pekerjaan, ia mengerjakannya secara
professional). HR. Thabroni dan Al Baihaqi. Oleh karena itu, seorang mahasiswa
muslim harus selalu bersifat inovatif, kreatif, dan dinamis, tidak boleh menjadi
mahasiswa yang mudah frustasu dan pesimis karena sebuah modernisasi menuntut
para mahasiswa untuk lebih trampil dan ahli dlama melakukan suatu pekerjaan
baik itu teknologi masa kini maupun non teknologi karena dalam jiwa pemuda
terdapat jantung yang berdetak kencang, ada darah yang mengalir deras, dengan
dada yang terus berkobar ada semangat yang terpendam, seperti batu bara yang
didalam tanah.Kemajuan teknologi inilah salah satu bagian yang paling penting
untuk menyongsong Indonesia emas 2045.
Nasionalisme dan patriotisme terasa semakin menurdari un di tengah
kondisi keterpurukan yang berlangsung dieberbagai segi kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia. Hal ini tak kalah penting akan terbentuknya generasi
mahasiswa muslim yang cinta tanah air dan bangga terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Tinggi rendahnya nasionalisme suatu bangsa sebagian besar
di pengaruhi oleh tinggi rendahnya rasa nasionalisme para mahasiswanya. Oleh
karena itu soerang mahasiswa muslim harus mempunyai rasa nasionalisme dan
patriotisme agar bangsa Indonesia tidak mengalami kemunduran baik di bidang
budaya maupun di bidang teknologi. Karena saat ini banyak sekali budaya
Indonesia yang di akui oleh negara lain, hal ini terjadi karena kurangnya rasa
nasionalisme dan patriotisme pada rakyat Indonesia khususnya para
mahasiswanya. Seorang mahasiswa harus bisa menjadi motor penggerak bagi
rakyat Indonesia agar lebih memiliki rasa cinta tanah air dan bangga terhadap
produk buatan dalam negeri, seperti mengadakan festival kebudayaan maupun
pameran tentang produk-produk dalam negeri. Ketika di dalam hati rakyat
Indonesia sudah tertanam kuat rasa nasionalisme dan patriotisme maka bangsa
Indoesia tidak akan mudah untuk di jajah secara tidak langsung. Bahkan ada
sebuah pepatah yang berbunyi “Hubbul Wathon Minal Iman”. (Cinta Tanah air
sebagian dari Iman). Ini adalah sebuah konsep yang di ciptakan atau digagas oleh
Ulama Nusantara sebelum merdeka. Konsep inilah yang menjadi induk dari rasa
nasionalisme yang harus di terapkan dalam pendidikan islam di Indoensia.
Dengan demikian, cita cita bangsa indonesia untuk menuju indonesia emas 2045
akan mudah tercapai.
Inilah beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa
muslim sebelum mereka memberi teladan kepada masyarakat. Karena
suritauladan yang baik itu harus melakukan perbuatan terlebih dahulu terhadap
apa yang di ucapkan. Setidaknya dalam melakukan perannya, seorang mahasiswa
muslim harus menjadi penggerak bagi seluruh masyarakat, walaupun mahasiswa
tersebut tidak secara langsung dalam berperan menyongsong Indonesia Emas
2045. Di dalam berperan menyongsong Indonesia Emas 2045, fisik bukanlah satu-
satunya cara untuk bertindak. Pikiran dan gagasan seorang mahasiswa juga sangat
diperlukan di kalangan masyarakat pada umumnya.

Daftar Pustaka
Penulis
Khoerul Anwar kelas HKI B
Sumber
Buku karangan dari Abu Abdul Karim Abdul Aziz dan pemikiran sendiri
Biodata Penulis
Khoerul Anwar
HKI
05-08-2000
Cilacap
Alumni MAN 1 CILACAP

Anda mungkin juga menyukai