0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan5 halaman
Ringkasan dokumen ini adalah tentang prosedur kunjungan pra-anestesia yang meliputi 3 hal utama: (1) tujuan kunjungan pra-anestesia untuk mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan rencana tindakan anestesia, (2) prosedur kunjungan yang meliputi wawancara pasien, pemeriksaan kondisi kesehatan, dan penjelasan rencana tindakan kepada pasien, (3) hasil kunjungan berupa penentuan status kesehatan
Ringkasan dokumen ini adalah tentang prosedur kunjungan pra-anestesia yang meliputi 3 hal utama: (1) tujuan kunjungan pra-anestesia untuk mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan rencana tindakan anestesia, (2) prosedur kunjungan yang meliputi wawancara pasien, pemeriksaan kondisi kesehatan, dan penjelasan rencana tindakan kepada pasien, (3) hasil kunjungan berupa penentuan status kesehatan
Ringkasan dokumen ini adalah tentang prosedur kunjungan pra-anestesia yang meliputi 3 hal utama: (1) tujuan kunjungan pra-anestesia untuk mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan rencana tindakan anestesia, (2) prosedur kunjungan yang meliputi wawancara pasien, pemeriksaan kondisi kesehatan, dan penjelasan rencana tindakan kepada pasien, (3) hasil kunjungan berupa penentuan status kesehatan
RSUD. Syekh A 1/5 Yusuf Kab. Gowa Ditetapkan Oleh : DIREKTUR, Standar Prosedur Tgl. Terbit : Operasional
Dr. H. SALAHUDDIN, M. Kes
Nip. 19630910 199503 1 002 Mengadakan kunjungan kekamar pasien guna
Pengertian mengevaluasi kondisi pasien dan kesiapan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien tersebut.
Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan, sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan baik atau tidaknya Tujuan tindakkan tersebut dilakukan atau untuk menentukan langkah dalam upaya memberikan pelayanan tindakan yang optimal 1. Sebagai bagian dari standar dasar pengelolaan anestesia dimana ahli anestesia bertanggung jawab untuk menentukan status medis pasien, membuat rencana Kebijakan pengelolaan anestesi dan memberiinformasi tindakan anestesia kepadapasien dan atau keluarganya.
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan anesthesia
dan sedasi, harus melalui proses kunjungan pra- anestesia. 2. Hasil kunjungan pra-anestesia menjadi dasar untuk Prosedur menentukan proses perencanaan anesthesia dan sedasi yang aman dan sesuai. 3. Setiap proses yang dilakukan harus dilakukan melalui komunikasi, pemberian informasi dan persetujuan tindakan oleh pasien dan keluarga. KUNJUNGAN PRA ANESTESI No. Revisi Halaman No. Dokumen A 2/5 RSUD. Syekh Yusuf Kab. Gowa 4. Hasil kunjungan pra-anestesi dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam menginterpretasi temuan hasil pemantauan selama proses pembedahan. 5. DPJP Anestesiologi dan Peserta didik yang sudah dinyatakan kompeten melakukan kunjungan pre anesthesia 6. Semua hasil kunjungan pra-anestesia harus tercatat atau didokumentasikan secara terpisah didalam status anestesia. 7. Kunjungan pra-anestesia dapat dilakukan di poliklinikAnestesi, ruang rawat inap dan ruang lain bila dibutuhkan 8. Kunjungan pra-anestesia dapat dilakukan beberapa saat sebelum pasien masuk ruang rawat, atau menjelang Prosedur tindakan, atau beberapa saat sebelum tindakan terutama pada kasus kedaruratan atau kasus obstetrik. 9. Pada kasus kedaruratan, kunjungan pra-anestesia dan penilaian pra-induksi dapat dilakukan bersamaan dengan persiapan pembedahan pasien. 10. Harus terdapat proses komunikasi antara dokter, pasien dan keluarga pasien sedangkan pada kasus kedaruratan disesuaikan dengan kondisi saat itu. 11. Kunjungan pra anestesia dilakukan oleh DPJP anestesiologi atau peserta didik sesuai dengan tingkat kompetensinya. 12. Kunjungan pra anestesia dilakukan setelah DPJP Anestesiologi menerima konsultasi atau jadwal tindakan yang membutuhkan anestesia dan sedasi KUNJUNGAN PRA ANESTESI No. Revisi Halaman No. Dokumen A 3/5 RSUD. Syekh Yusuf Kab. Gowa 13. Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk mempelajari dan mengisi form persiapan anestesia. 14. DPJP Anestesiologi dan peserta didik mempelajari rekam medis dan form persiapan anestesia 15. DPJP Anestesiologi dan peserta didik memperkenalkan diri kepada pasien. 16. Sebelum melakukan wawancara dan pemeriksaan DPJP harus memastikan identitas pasien yang dimaksud dengan melihat kesesuaian nama, tempat, tanggallahir dan nomorrekam medis sesuai dengan gelang identitas pasien. ( lihat Instruksi Kerja Identifikasi pasien 17. Wawancara dilakukan dengan : Membahas riwayat penyakit, riwayat alergi, kebiasaan, pengalaman anestesia sebelumnya, dan pengobatan Prosedur yang sedang dijalani. 18. Menilai aspek kondisi fisik yang mungkin merubah keputusan dalam hal risiko dan pengelolaan anestesia. 19. Mempelajari hasil-hasil pemeriksaan yang tersedia terkait dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia yang akan dilakukan. 20. Mempelajari hasil konsultasi yang tersedia terkait dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia yang akan dilakukan. 21. Meminta proses pemeriksaan penunjang dan tindakan konsultasi lain sesuai kondisi pasien. 22. Menentukan status fisik pasiensesuai klasifikasiASA. 23. Menentukan teknik anestesia pilihandan alternatif yang akan dilakukan. KUNJUNGAN PRA ANESTESI No. Revisi Halaman No. Dokumen A 4/5 RSUD. Syekh Yusuf Kab. Gowa 24. Menentukan obat-obat atau medikasi pra-anestesia yang diperlukan untuk tindakan anestesia. 25. Menentukan pengelolaan jenis dan jumlah cairan termasuk estimasi kehilangan darah, 26. Menentukan pengelolaan obat-obat lain yang dikonsumsi oleh pasien. 27. Menentukan jenis pemantauan yang akan dilakukan. 28. Menentukan tindakan invasive tambahan termasuk pemasangan CVP dankanulasi intra arterial biladiperlukan 29. Menentukan persiapan puasa sebelum anestesia dan sedasi. 30. Menentukan transportasi ke tempat tindakan sesuai dengan sesuai dengan kondisi pasien. 31. Menentukan pengelolaan pasca anestesia, manajemen
Prosedur nyeri pasca tindakan.
32. Bila diperlukan menentukankebutuhan ruang rawat khusus pasca anestesia dan sedasi. 33. Menentukan usulan jumlah dan jenis persiapan darah yang dibutuhkan. 34. Penjelasan yang adekuat tentang keadaan pasien kepada keluarga atau pasien (dewasa) sendiri, meliputi diagnosis kerja, rencana tindakananestesia dan alternatifnya, risiko dan faktor penyulit anestesia, kemungkinan komplikasi intra pasca tindakan, 35. kebutuhan ruang rawat khusus pasca anestesia dan sedasi, serta kemungkinan transfuse termasuk risiko 36. Mendapatkan persetujuan ataupun penolakan tindakan medis dari pasien maupun keluarga pasien. KUNJUNGAN PRA ANESTESI
No. Revisi Halaman
No. Dokumen RSUD. Syekh A 5/5 Yusuf Kab. Gowa 37. DPJP anestesiologi yang bertanggung jawab memeriksa kembali bahwa hal-hal tersebut di atas sudah dilakukan secara benar dan dicatat dalam rekam medis pasien. ( Formulir pra anestesi) 38. Kunjungan pra-anestesi dapat dilakukan di ruang rawat, Prosedur poliklinikAnestesidantempat lain bila kondisi mengharuskan. 39. Setiap hasil kunjungan pra-anestesi yang dilakukan oleh peserta didik PPDS harus dilaporkan kepada konsulen