Anda di halaman 1dari 5

KUNJUNGAN PRA ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD. Syekh A 1/5
Yusuf Kab. Gowa
Ditetapkan Oleh :
DIREKTUR,
Standar Prosedur Tgl. Terbit :
Operasional

Dr. H. SALAHUDDIN, M. Kes


Nip. 19630910 199503 1 002
Mengadakan kunjungan kekamar pasien guna

Pengertian mengevaluasi kondisi pasien dan kesiapan tindakan yang


akan dilakukan pada pasien tersebut.

Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan, sebagai


bahan pertimbangan dalam menentukan baik atau tidaknya
Tujuan
tindakkan tersebut dilakukan atau untuk menentukan langkah
dalam upaya memberikan pelayanan tindakan yang optimal
1. Sebagai bagian dari standar dasar pengelolaan anestesia
dimana ahli anestesia bertanggung jawab untuk
menentukan status medis pasien, membuat rencana
Kebijakan
pengelolaan anestesi dan memberiinformasi tindakan
anestesia kepadapasien dan atau keluarganya.

1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan anesthesia


dan sedasi, harus melalui proses kunjungan pra-
anestesia.
2. Hasil kunjungan pra-anestesia menjadi dasar untuk
Prosedur menentukan proses perencanaan anesthesia dan sedasi
yang aman dan sesuai.
3. Setiap proses yang dilakukan harus dilakukan melalui
komunikasi, pemberian informasi dan persetujuan
tindakan oleh pasien dan keluarga.
KUNJUNGAN PRA ANESTESI
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
A 2/5
RSUD. Syekh
Yusuf Kab. Gowa
4. Hasil kunjungan pra-anestesi dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam menginterpretasi
temuan hasil pemantauan selama proses pembedahan.
5. DPJP Anestesiologi dan Peserta didik yang sudah
dinyatakan kompeten melakukan kunjungan pre
anesthesia
6. Semua hasil kunjungan pra-anestesia harus tercatat atau
didokumentasikan secara terpisah didalam status
anestesia.
7. Kunjungan pra-anestesia dapat dilakukan di
poliklinikAnestesi, ruang rawat inap dan ruang lain bila
dibutuhkan
8. Kunjungan pra-anestesia dapat dilakukan beberapa saat
sebelum pasien masuk ruang rawat, atau menjelang
Prosedur
tindakan, atau beberapa saat sebelum tindakan terutama
pada kasus kedaruratan atau kasus obstetrik.
9. Pada kasus kedaruratan, kunjungan pra-anestesia dan
penilaian pra-induksi dapat dilakukan bersamaan dengan
persiapan pembedahan pasien.
10. Harus terdapat proses komunikasi antara dokter, pasien
dan keluarga pasien sedangkan pada kasus kedaruratan
disesuaikan dengan kondisi saat itu.
11. Kunjungan pra anestesia dilakukan oleh DPJP
anestesiologi atau peserta didik sesuai dengan tingkat
kompetensinya.
12. Kunjungan pra anestesia dilakukan setelah DPJP
Anestesiologi menerima konsultasi atau jadwal tindakan
yang membutuhkan anestesia dan sedasi
KUNJUNGAN PRA ANESTESI
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
A 3/5
RSUD. Syekh
Yusuf Kab. Gowa
13. Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk
mempelajari dan mengisi form persiapan anestesia.
14. DPJP Anestesiologi dan peserta didik mempelajari rekam
medis dan form persiapan anestesia
15. DPJP Anestesiologi dan peserta didik memperkenalkan
diri kepada pasien.
16. Sebelum melakukan wawancara dan pemeriksaan DPJP
harus memastikan identitas pasien yang dimaksud
dengan melihat kesesuaian nama, tempat, tanggallahir
dan nomorrekam medis sesuai dengan gelang identitas
pasien. ( lihat Instruksi Kerja Identifikasi pasien
17. Wawancara dilakukan dengan :
Membahas riwayat penyakit, riwayat alergi, kebiasaan,
pengalaman anestesia sebelumnya, dan pengobatan
Prosedur
yang sedang dijalani.
18. Menilai aspek kondisi fisik yang mungkin merubah
keputusan dalam hal risiko dan pengelolaan anestesia.
19. Mempelajari hasil-hasil pemeriksaan yang tersedia terkait
dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia
yang akan dilakukan.
20. Mempelajari hasil konsultasi yang tersedia terkait dengan
resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia yang akan
dilakukan.
21. Meminta proses pemeriksaan penunjang dan tindakan
konsultasi lain sesuai kondisi pasien.
22. Menentukan status fisik pasiensesuai klasifikasiASA.
23. Menentukan teknik anestesia pilihandan alternatif yang
akan dilakukan.
KUNJUNGAN PRA ANESTESI
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
A 4/5
RSUD. Syekh
Yusuf Kab. Gowa
24. Menentukan obat-obat atau medikasi pra-anestesia yang
diperlukan untuk tindakan anestesia.
25. Menentukan pengelolaan jenis dan jumlah cairan termasuk
estimasi kehilangan darah,
26. Menentukan pengelolaan obat-obat lain yang dikonsumsi
oleh pasien.
27. Menentukan jenis pemantauan yang akan dilakukan.
28. Menentukan tindakan invasive tambahan termasuk
pemasangan CVP dankanulasi intra arterial biladiperlukan
29. Menentukan persiapan puasa sebelum anestesia dan
sedasi.
30. Menentukan transportasi ke tempat tindakan sesuai
dengan sesuai dengan kondisi pasien.
31. Menentukan pengelolaan pasca anestesia, manajemen

Prosedur nyeri pasca tindakan.


32. Bila diperlukan menentukankebutuhan ruang rawat khusus
pasca anestesia dan sedasi.
33. Menentukan usulan jumlah dan jenis persiapan darah
yang dibutuhkan.
34. Penjelasan yang adekuat tentang keadaan pasien kepada
keluarga atau pasien (dewasa) sendiri, meliputi diagnosis
kerja, rencana tindakananestesia dan alternatifnya, risiko
dan faktor penyulit anestesia, kemungkinan komplikasi
intra pasca tindakan,
35. kebutuhan ruang rawat khusus pasca anestesia dan
sedasi, serta kemungkinan transfuse termasuk risiko
36. Mendapatkan persetujuan ataupun penolakan tindakan
medis dari pasien maupun keluarga pasien.
KUNJUNGAN PRA ANESTESI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
RSUD. Syekh A 5/5
Yusuf Kab. Gowa
37. DPJP anestesiologi yang bertanggung jawab memeriksa
kembali bahwa hal-hal tersebut di atas sudah dilakukan
secara benar dan dicatat dalam rekam medis pasien.
( Formulir pra anestesi)
38. Kunjungan pra-anestesi dapat dilakukan di ruang rawat,
Prosedur
poliklinikAnestesidantempat lain bila kondisi
mengharuskan.
39. Setiap hasil kunjungan pra-anestesi yang dilakukan oleh
peserta didik PPDS harus dilaporkan kepada konsulen

1.Ruang Perawatan
UNIT TERKAIT
2.ICU

Anda mungkin juga menyukai