Anda di halaman 1dari 17

KASUS Ford PINTO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap hari manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dalam
melakukan pekerjaannya sering kali ada hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan awal dalam
pekerjaannya. Hal tersebut dapat terjadi misalnya pada tindakan yang salah yang mengakibatkan
timbulnya kemungkinan kecelakaan kerja bahkan keselamatan lingkungan kerja itu sendiri. Oleh karena
itulah dibutuhkan sebuah aturan dasar yang mengikat pekerja dalam menjalankan profesinya. Peraturan
dasar itu dikenal dengan Etika Profesi.

Etika Profesi tumbuh karena adanya kesadaran bahwa etika adalah hal yang dibutuhkan pada saat
bekerja. Mahasiswa Teknik Industri yang akan terjun ke bidang keteknikan, perlu memahami etika profesi
yang merupakan ilmu dasar wajib dipahami dan dijalankan secara benar.

Berdasarkan penjelasan tersebut agar lebih memahami etika profesi dalam

bidang keteknikan dilakukan analisis pada sebuah stuidi kasus ford pinto yang merupakan sebuah kasus
tentang sebuah perusahaan yang memproduksi mobil dengan bahan bakar gas. Pada era 70-an Ford
PINTO menarik 1,5 Juta produknya dari pasaran akibat kesalahan produksi tanki bahan bakar. Kesalahan
atau cacat produksi ini berpotensial membahayakan penggunanya dikarenakan apabila terjadi
kecelakaan, tanki bahan bakar akan mudah terbakar dan meledak. Akibat kasus tersebut pada tahun
1981 Ford PINTO tidak lagi diproduksi. Hal tersebut yang menarik untuk dilakukan pembahasan. Analisis
yang dilakukan dari studi kasus ini adalah agar nantinya etika profesi dapat diaplikasikan secara benar
sehingga tidak menimbulkan hal terburuk bagi para penggunanya.

1.2 Perumusan Masalah

Kasus ford pinto yang terjadi membuat suatu perumusan masalah yang timbul untuk selanjtunya dapat
dibuat suatu usulan solusi pemecahan masalah dari sisi pandang etika profesi. Perumusan masalah
tersebut adalah bagaimana kasus ford pinto dapat terjadi serta bagaimana ususlan perbaikan yang dapat
dilakukan agar masalah tersebut tidak terjadi.

1.3 Tujuan Penulisan


Permasalahan yang menjadi pembahasan mempunyai suatu tujuan yang dapat menjadi landasan dalam
memperoleh suatu kesimpulan yang tepat. Berikut ini merupakan tujuan penulisan dari pembahasan
kasus ford pinto.

1. Mengetahui dan menganalisis kasus ford pinto.

2. Mengetahui suatu usulan perbaikan agar kasus ford pinto tidak terulang kembali.

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dibuat agar pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dari masalah yang ada.
Berikut ini merupakan pembatasan masalah pada pembahasan kasus ford pinto.

1. Masalah yang dibahas hanya pada kasus ditariknya mobil ford pinto tahun 1978.

2. Solusi pemecahan masalah berupa usulan perbaikan hanya pada analisis penyebab terjadinya
kecelakan pada mobil ford pinto.

3. Dasar ilmu yang menjadi pokok pembahasan hanya pada etika profesi.

BAB II

DESKRIPSI KASUS

2.1 Etika Profesi

Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian

dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip
prinsip moral yang ada.

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata yunani yaitu ethos yang berarti norma-
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:

• Karena kesalahan pada pendesainan ford pinto maka menimbulkan kecelakaan atau bahaya bagi
pengggunanya.
• Perkembangan teknologi yang semakin canggih maka pembuatan sebuah produk juga tidak
mempertimbangkan etika dari penggunaan produk tersebut. Etika yang harusnya menjadi pertimbangan
dari pembuatan produk, yaitu mengetahui hal yang dapat membahayakan jika ford pinto tersebut
digunakan. Dari adanya pertimbangan tersebut maka dapat mengurangi timbulnya kecelakaan yang
dapat menimbulkan korban yang banyak.

• Pada peristiwa ford pinto ini dapat diambil menjadi referensi agar dalam pembuatan sebuah
produk harus mempertimbangkan hal-hal yang merugikan bagi banyak pengguna. Maka diperlukan etika
dalam pembuatan ford pinto ini agar dapat menjadi lebih baik dan nyaman bagi penggunanya.

Terdapat etika khusus dalam mempelajari etika profesi. Etika khusus ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Etika Individual

Etika individual yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika individual
perlu untuk perkembangan sebuah perusahaannya sendiri agar dapat mencapai tujuan perusahaan
tersebut. Pembuatan suatu produk seperti mobil sangat diperlukan etika individual ini agar dapat
menguntungkan perusahaan dan produk yang diciptakan disukai banyak konsumen. Keuntungan
perusahan merupakan tujuan utama perusahaan, maka diperlukan kenyamanan dalam pemakaiannya.
Keuntungan diperoleh berdasarkan produk yang didesain dengan ketentuan yaitu kenyamanan,
bentuknya menarik, dan hemat bahan bakar. Sebuah perusahaan haruslah mengetahui etika dalam
pembuatan sebuah produk.

2. Etika Sosial

Etika sosial yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia. Etika sosial sangatlah perlu karena menyangkut kepada banyak masyarakat. Dari kasus ford
pinto etika ini sangat perlu karena dari kasus tersebut banyak merugikan konsumen. Dari kasus tersebut
tentunya juga merugikan perusahaan dan dari kasus ini, perusahaan juga dikenal tidak baik dilingkungan
masyarakat.

Kedua etika diatas menjelaskan sebuah perusahan selain mengerti pendesainan yang baik juga harus
mengerti etika untuk keselamatan penggunanya. Dari kasus ini maka perusahaan dapat mendesain mobil
dengan lebih baik lagi dan berdasarkan etika dan peraturan yang berlaku agar konsumen dapat merasa
puas dengan menggunakan produk dari perusahaan tersebut.

2.2. Proses Perancangan Produk


Proses perancangan adalah suatu kegiatan ilmiah di dalamnya terlibat aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Keluasan dan kedalaman horison seorang perancang sangat menentukan produknya. Produk
yang dihasilkan hendaknya mempunyai nilai tambah dan meningkatkan kondisi kehidupan manusia
(Brown, 2000).

Namun demikian ada beberapa aspek di luar diri seorang perancang-bangun yang harus diperhatikan.
Hal itu dapat berupa segala sesuatu dalam diri masyarakat pemakai (user), sebagai misal pola kehidupan
(life styles), sehingga sifat kharakteristik manusia dan aspek praktis pemanfaatan suatu produk harus
menjadi konsideran dalam rancang-bangun tersebut (Bouwhuis, 2000).

Proses perancangan dimulai dari adanya masalah, masalah yang dihadapi wajib dicarikan pemecahan
melalui metode ilmiah. Dalam Proses rancang bangun tentunya jawaban tersebut berupa suatu angan-
angan yang nantinya akan diwujudkan untuk itu diperlukan suatu data. Data dipergunakan untuk
mewujud-nyatakan angan-angan tadi menjadi suatu produk nyata yang akan dinikmati oleh pemakai,
untuk meningkatkan kondisi kehidupannya. Itulah tantangan seorang perancang-bangun berwawasan
ergonomi (Brown, 2000). Data tersebut dikumpulkan dari sekitarnya, termasuk data keinginan
masyarakat pemakai produk rancangan yang direncanakan. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dalam
pengumpulan data, Semakin lengkap datanya semakin tepat penggambaran ciri-ciri kharakteristik dan
keinginan pemakai yang berhasil diwujudkan nantinya dalam rancang-bangun tersebut. Sampai saatnya
rancangan pertama muncul maka kritik dan masukan dari pemakai akan terus memperbaiki mutu
rancangan dan pada akhirnya akan melahirkan rancang-bangun final (redesign) (Axelsson, 2000).

Hal yang patut diperhitungkan adalah sejauh mana aspek etika masuk dan dipakai dalam merancang-
bangun suatu produk. Hal itulah yang ingin diwacanakan, agar produk suatu rancang-bangun tetap
secara moral dapat dipertanggung-jawabkan, secara sosial diterima masyarakat pemakai, mampu
mengangkat derajat kehidupan manusia, dan seiring dengan kecendrungan atau perubahan jaman
(Bradley, 2000; Moray, 2000; Shahnavaz, 2000).

2.2.1 Proses Dalam Rancang-Bangun

Dalam setiap rancang-bangun tentu melalui proses, yang dimulai dengan suatu masalah. Masalah
tersebut bisa saja dimulai dari tidak lakunya produk (out of date), atau karena design kurang menarik,
atau karena pengaruh luar berupa arus kecenderungan baru. Menjawab masalah tersebut diperlukan
suatu ide melahirkan bentuk rancang-bangun (theoretical model), untuk nantinya mampu dijadikan
suatu produk yang bernilai tambah. Siklusnya dianalogikan dengan suatu kegiatan penelitian. Setelah
masalah diidentifikasi maka untuk mencari pemecahannya dilakukan studi pustaka, sehingga akan
melahirkan hipotesis, untuk melengkapi kajian pustaka itulah diperlukan data tentang sifat khas
masyarakat yang akan menjadi sasaran produk akhir rancang-bangun tersebut. Semua ciri, sifat dan
keinginan masyarakat pemakai diangkat untuk dipakai dalam membuat suatu rancang-bangun (design).
Data yang diperlukan hendaknya dicari dengan menggunakan metode yang valid, dilandasi kejujuran,
objektif, dan selalu konsisten dengan parameter yang telah ditetapkan. Data diolah semestinya, dalam
hal itu selalu ajeg dengan sikap kritis dan objektif. Statistik data menjadi masukan dimensional dalam
rancang-bangun (Bradley, 2000).
Hasilnya diwujud-nyatakan menjadi prototip kemudian dipresentasikan dalam seminar atau melalui uji
lapangan (user trials) untuk mendapatkan kritik dan masukan lebih lanjut. Semua masukan digodok
secara ilmiah, sehingga mampu memberikan hasil yang betul-betul sesuai dengan keinginan masyarakat
pemakai, sesuai dengan etika dan perkembangan, menarik untuk digunakan (Brown, 2000).

Jadi terjadi suatu lingkaran proses, berupa PDCA: plan (rencana), do (berbuat/wujud-nyatakan), check
(kritisi, berikan input), dan action (mewujudkan kembali). Secara singkat siklusnya menjadi design-
redesign (Axelsson, 2000).

2.2.2. Etika Dan Penerapannya Dalam Perancangan

Proses rancang-bangun dapat dipilah-pilah menjadi fase persiapan, fase pengumpulan data, fase
pengolahan dan analisis data, dan fase pembuatan rancang-bangun, dalam setiap fase-fase itulah dikaji
penerapan aspek etikanya.

2.2.1.1 Fase Persiapan

Dalam fase persiapan ada dua hal yang patut diingat oleh seorang perancang bangun, yaitu membuat
suatu rancang-bangun bagi seorang perancang-bangun wajib hukumnya menurut swadharma dan tugas-
tugas seorang perancang-bangun.

Seorang perancang-bangun wajib untuk membuat rancang-bangun suatu produk sesuai dengan disiplin
yang dimilikinya. Hal itu dianggap sebagai swadharmanya. Tanpa melaksanakan suatu rancang-bangun
maka perkembangan rancang-bangun akan terhenti dan akan terjadi stagnasi. Secara etis seorang
perancang-bangun selalu mengusahakan agar dalam kurun waktu tertentu selalu tercipta suatu rancang-
bangun produk untuk diberikan kepada masyarakat pemakai. Hal itu sebagai tantangan (Brown, 2000).
Tidak etis kalau seorang perancang-bangun yang secara fisiologis normal, tidak berkarya sama sekali. Hal
itu sesuai dengan prinsip do the right thing (Hebert,1996).

Kedua ialah tugas atau kewajiban seorang perancang-bangun. Kewajiban tersebut, terdiri dari:

a) menghargai karya/ciptaan perancang-bangun lainnya

b) menghormati ide pemikiran perancang-bangun lainnya

c) bersedia membantu dengan memberikan masukan dalam suatu proses rancang-bangun produk.

Hal itu akan terwujud dalam laporan ilmiah proses rancang-bangun yang telah diselesaikan, dengan cara
menyuratkan dalam daftar pustaka (references) atau sebagai ucapan terimakasih (acknowledgements).

2.2.1.2 Fase Pengumpulan Data


Aspek etika dalam pengumpulan data dapat ditunjukkan dalam bentuk diamana masing-masing memiliki
ciri yaitu sebagai berikut:

1) Kesesuaian metode pengumpulan data dengan data yang diinginkan.

2) Tetap menjaga objektivitas dengan cara bersikap jujur terhadap data, mencegah masuknya
penialaian subjektif saat mengumpulkan data, serta memakai borang yang telah dipersiapkan untuk itu.

3) memegang prinsip kejujuran

4) mencegah hal-hal manipulatif dalam pengumpulan dan pengolahan data

5) mengkonsultasikan statistik data kepada ahlinya.

6) menghormati user atau responden dalam uji lapangan. Setiap penyimpangan dari apa yang
tersebut di atas adalah tidak etis.

2.2.1.2 Fase merancang-bangun

Dalam fase ini, yang perlu dipersiapkan adalah pedoman merancang-bangun agar sesuai dengan aturan
atau kesepakatan yang telah ditetapkan. Produk rancang-bangun tersebut adalah produk ilmiah
karenanya harus memenuhi syarat ilmiah berupa sistematika, bahasa, tabel dan gambar serta daftar
acuannya sampai rancangan diajukan, secara etis tetap ada peluang untuk menerima kritik, dan masukan
untuk penyempurnaannya. Hingga pada akhirnya saat membuat prototipe kemudian mengalami
penyempurnaan kembali, sebelum masuk ke tahapan produksi. Dengan proses seperti itu maka seorang
perancang-bangun selalu berjiwa besar, optimistik, terbuka, empati, serta rendah hati jauh dari arogansi
dan kesombongan (Hebert, 1996)..

Produk akhir suatu perancang-bangun dipakai oleh manusia, yang mempunyai daya fikir atau daya cipta
seperti si perancang-bangun sendiri. produk tersebut telah membuat kondisi kehidupan manusia
pemakai menjadi lebih baik sebagaimana diajukan oleh Brown (2000) dan Bouwhuis (2000). Secara etis
seorang perancang-bangun adalah seorang ilmuwan dan professional selalu memegang teguh moto do
the right thing dan do the thing right (Hebert,1996),.

2.2.3 Pentingnya Etika Dalam Kehidupan

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan kehidupannya selalu bersinggungan dengan manusia lain.
Setiap individu memiliki sifat dan kebiasaan berbeda oleh sebab itu, seseorang harus pandai
menempatkan diri dalam kehidupan sosial agar tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Hal inilah yang
melatarbelakangi pentingnya etika dalam kehidupan.

Manusia tentu bukan hidup untuk mencari musuh, sebaliknya setiap orang hidup dengan tujuan yang
sama, perdamaian dan persaudaraan. Etika merupakan seperangkat aturan yang berfungsi untuk
mengatur dan mengajari seseorang dalam bersikap dan Etika akan membimbing manusia untuk berlaku
sopan, pantas pada setiap orang.

2.2.4 Belajar dari Lingkungan

Sebenarnya, etika tidak perlu diajarkan secara khusus dan tersendiri. Etika akan terbentuk dan dipelajari
sendiri dalam lingkungan keluarga, sekolah, agama, dan masyarakat umum. Namun, hal itu tentu bukan
jaminan bagi seseorang untuk menerima berbagai pelajaran positif yang berkenaan dengan etika.
Seseorang yang hidup dan dibesarkan di lingkungan “tidak baik” akan tumbuh menjadi sosok kurang
beretika. Orang tersebut akan berlaku bebas sesuai keinginannya tanpa memperhatikan perasaan orang
lain. Ia hanya berpikir bahwa apa yang dilakukan haruslah berdampak baik baginya meskipun tidak baik
bagi orang lain.

Inti dari semua pelajaran mengenai etika adalah bagaimana diri kita mampu menghargai orang lain,
bukan hanya memikirkan diri sendiri. Persoalan etika merupakan salah satu masalah sensitif. Etika akan
menuntun seseorang untuk hidup semestinya dengan cara yang dibenarkan oleh semua orang.

2.2.5 Manfaat Belajar Etika

Belajar etika memiliki beberapa manfaat yang baik untuk setiap individu. Berikut merupakan manfaatnya
yaitu:

1. Etika membuat seseorang lebih menghargai individu lain karena timbulnya pemikiran
“bagaimana jika aku menjadi dia”. Meskipun tampak kuno, memposisikan diri sebagai orang lain akan
membuat seseorang mampu memperkirakan tindakan yang akan dilakukan individu lain ketika
mengalami kejadian tertentu. Misalnya, jika Anda memukul teman atau merebut pacar teman.

2. Etika akan membuat seseorang menyadari pentingnya kehidupan. Bayangkan saja jika seseorang
menjadi sosok yang dibenci orang lain. segala sesuatu yang hidup di dunia ini tidak akan lepas dari diri
setiap individu. seseorang akan menjadi orang paling menderita dan kesepian jika tidak mampu
membawa diri. Dengan etika, setiap orang akan lebih menghargai betapa pentingnya segala hal di
sekitarnya.

3. Etika mengajari seseorang untuk sadar dalam bertindak, dengan kesadaran itu, seseorang akan
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan serta menghindari hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

4. Etika membuat seseorang mendahulukan hal yang lebih penting, dalam hal ini etika berkaitan
erat dengan hati nurani. Belajar etika akan membuat Anda menolong orang lain disaat mengalami
kecelakan atau masalah.
2.3 Sejarah Ford Pinto

Selama bertahun-tahun Ford model kecil diproduksi dan dimport, mencakup Ford Cortina yang
sedikitnya ditirukan pada Ford Falcon. Desain Ford Pinto dibuat pada tahun 1968 di bawah naungan Ford
executive Lee Iacocca. Setelah desain Ford Pinto terbentuk mengimport, mempola penegendalian ban
secara teknis mengedepan Front-Drive Volkswagen Rabbit, untuk model tahun 1981.

Dibandingkan dengan lainnya, tempat duduk Ford Pinto sangat rendah. Gaya ditirukan Ford Maverick
yang lebih besar di lampu belakang dan kisi-kisi, tetapi mempunyai suatu fastback profil lembut. Body
styles mencakup two-door coupe dengan sistem konvensional, three-door hatchback menghubungi
Runabout, two-door station wagon, dan Ford Pinto Cruising Wagon memproduksi dari 1977 sampai 1980
dengan model menyerupai suatu van konversi kecil lengkap dengan “bubble window” di sisi panel. Disain
mobil konvensional, dengan konstruksi unibody, mesin longitudinally-mounted di depan, mengemudi
roda belakang dengan manual maupun transmisi otomatis dan poros sumbu bagian belakang.
Suspension dengan panjangnya berbeda A-Arms dengan per coil pada bagian depan dan poros sumbu
mesin asli mencakup British-Built 1.6 L Ohv I4 dan German-Built 2.0 L SOHC I4. Pada tahun 1974, 1.6 L
powerplant dan suatu baru 2.3 L mesin/motor menjadi tersedia suatu 2.8 L V6 ada tersedia dari 1975.

2.4 Kasus Ford Pinto

Kasus Ford pinto bermula dari kesengajaan perusahaan mendesain mobil seperti itu dengan maksud
mendapat keuntungan yang besar. Dari kelalaian perusahaan, banyak terjadi kecelakaan yang
menyebabkan beberapa orang meninggal. Kasus tersebut bermula pada 9 Juni 1978, Perusahaan Ford
menyetujui mengingat 1.5 juta Ford Pinto dan 30,000 Sedan Mercury bobcat dan model hatchback untuk
bahan bakar tangki disain untuk menjadikan sarana angkut yang peka, ternyata desain yang telah
disetujui oleh perusahaan mengalami cacat karena apabila dilakukan benturan dibelakang akan
mengalami kerusakaan. Tindakan hasil penyelidikan oleh jalan raya lalu lintas keselamatan nasional
kantor penyelidikan cacat administrasi (Kasus # C7-38), oleh suatu lemaga dari pusat untuk keselamatan
auto, publisitas yang dihasilkan oleh pembeberan penerbitan nasional menyangkut resiko (Majalah
Bunda Jones Sept/Oct, 1977) dan hukuman yang paling besar yang dihadiahi oleh suatu Dewan juri
California atas kerusakan, kepada anak muda yang telah terluka didalam Pinto bahan bakar tangki api
(Grimshaw v Ford). Sehingga pada tahun 1978, Ford memprakarsai penarikan kembali memberikan
perisai pelindung plastik untuk menjadi dealer-dipasang antara tangki bahan bakar dan baut diferensial,
lain untuk membelokkan kontak dengan shock absorber kanan belakang, dan leher tangki bahan bakar
baru diperpanjang filler yang lebih dalam tangki dan lebih tahan terhadap putus di akhir tabrakan
belakang.

April 1974, Pusat untuk Keselamatan Auto mengajukan petisi jalan raya lalu lintas keselamatan
administrasi nasional untuk mengingat Ford Pinto dalam kaitan dengan disain tali pengikat pada tangki
gas yang peka terhadap kekebocoran dan api rendah untuk mengurangi kecepatan benturan. Petisi Pusat
mengusulkan desain tersebut berdasarkan laporan dari pengacara yang mengalami luka-luka serius

Tahun 1977, menurut Dowie dalam majalah Bunda Jones, menggunakan dokumen di Pusat file,
menerbitkan suatu artikel yang melaporkan bahaya dari disain tangki bahan bakar, dan mengutip
Dokumen perusahaan Ford yang membuktikan Ford itu mengetahui kelemahan di dalam tangki bahan
bakar sebelum dipasarkan tetapi bahwa suatu cost/benefit diusulkan studi dilaksanakan bahwa itu akan
” lebih murah” untuk Ford membayar kewajiban untuk kematian dan luka-luka karena kebakaran
dibandingkan memodifikasi tangki bahan bakar untuk mencegah api. Dowie menunjukkan Ford itu
memiliki suatu hak paten atas suatu tangki gas yang dirancang lebih baik pada waktu itu, tetapi
pertimbangan gaya dan biaya itu mengesampingkan perubahan apapun didalam mendisain tangki
bensin Pinto. Dengan penerbitan artikel dari Bunda Jones kasus publisitas Grimshaw, Pusat untuk
Keselamatan Auto menyampaikan kembali petisinya untuk penyelidikan cacat pada Pinto dan Kasus ODI
# C7-38 dibuka. Tes kehancuran ODI 1971-76 Pintos, sedan, hatchback (Runabout) dan model station
wagon, dan hasil menunjukkan pecahan tangki bahan bakar dan kebocoran penting, didalam kasus
setelah suatu dampak 30.31 MPH muatan keseluruhan dari bahan bakar tangki keluar 1976 Pinto dalam
waktu kurang dari satu menit. (Investigative Melaporkan,phrase I , C7-38, Ford Pinto 1971-76 dan Macan
bobcat Mercury 1975-76, Mei, 1978.).

Salah satu korban Ford Pinto terjadi pada tanggal 10 Agustus 1978, tiga gadis remaja berhenti untuk
mengisi bahan bakar tahun 1973 dengan menggunakan sedan Ford Pinto Setelah pengisian, sopir
kembali menutup gas yang kemudian jatuh, saat mereka menuju ke US Highway 33. Mencoba untuk
mengambil tutup gas tersebut, gadis-gadis berhenti di jalur kanan bahu jalan raya karena tidak ada ruang
di jalan raya untuk mobil. Tak lama kemudian, van beratnya lebih dari 400 kilogram dan dimodifikasi
dengan sebuah papan yang kaku untuk bumper depan. Merekan bepergian pada lima puluh lima
kilometer per jam dan terjebak saat Ford Pinto berhenti. Dua penumpang meninggal di tempat kejadian
ketika mobil meledak menjadi kobaran api. Sopir itu dikeluarkan dan meninggal tidak lama kemudian di
rumah sakit. Memeriksa van lama setelah kecelakaan itu, polisi menemukan botol bir terbuka, ganja dan
pil kafein dalam. Berdasarkan fakta kasus, tampaknya salah satu dari sejumlah pihak bisa bertanggung
jawab dalam tindakan kriminal sipil atau dituntut. Target jelas tampaknya pengemudi van. Tampaknya
bisa saja dituntut karena pembunuhan pidana atau keluarga korban bisa mengejar tindakan sipil, dalam
terang fakta pengemudi memiliki beberapa zat yang dikendalikan pada saat kecelakaan. Sebuah partai
potensial kedua terbuka untuk gugatan perdata adalah Indiana Highway departemen..Itu adalah desain
mereka yang tidak meninggalkan tempat berhenti yang aman di sepanjang Highway 33 di mana mobil
bisa menepi untuk keadaan darurat..Bahkan, jalan itu begitu berbahaya bahwa Elkart County Warga
‘Komite Keselamatan sebelumnya menulis surat kepada departemen meminta bahwa desain jalan
dimodifikasi untuk menyediakan tempat berhenti yang aman untuk keadaan darurat. Hal ini juga
dibayangkan, pengemudi Pinto bisa ditemukan lalai untuk menghentikan mobil di tengah jalan raya.

Kejutan pertama dari carne litigasi yang dihasilkan ketika jaksa negara bagian Indiana mengajukan
gugatan terhadap Perusahaan Ford Motor untuk kecerobohan pidana dan pembunuhan sembrono. yang
sangat dipublikasikan hukum perang dan terkenal sedang berlangsung. Beberapa berpendapat
penuntutan bertindak tidak etis dari hari pertama, pengumpulan dan menyembunyikan bukti dari
terdakwa dan menyembunyikan informasi tentang kondisi pengemudi van. Apakah benar atau tidak,
litigasi berikut menyebabkan kerusakan yang akan mengambil Ford tahun untuk pulih dari.

2.3 Desain Mobil Ford Pinto

Kontroversi seputar Ford Pinto menyangkut penempatan tangki bahan bakar mobil. Penempatan tangki
bahan bakar terletak di belakang poros belakang, bukan di atasnya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan
ruang bagasi yang lebih besar. Masalah dengan desain, yang kemudian menjadi jelas, adalah bahwa itu
membuat Pinto lebih rentan terhadap tabrakan belakang. Kerentanan ini ditingkatkan dengan fitur lain
dari mobil. Tangki gas dan poros belakang dipisahkan dengan hanya sembilan inci. Ada juga baut yang
diposisikan dengan cara yang mengancam tangki bensin. Akhirnya, desain pipa pengisi bahan bakar
menghasilkan probabilitas yang lebih tinggi yang akan memutuskan sambungan dari tangki dalam hal
terjadi kecelakaan bias terjadi, menyebabkan tumpahan gas yang dapat menyebabkan kebakaran yang
berbahaya. Karena banyaknya kelemahan dalam desain ini, Pinto menjadi pusat perdebatan publik.

Masalah-masalah desain yang pertama dibawa ke publik perhatian dalam sebuah artikel di majalah
Agustus 1977 Mother Jones. Artikel ini mengutuk Ford Motor Company dan penulis kemudian diberi
hadiah pulitzer. Artikel ini berasal perdebatan publik atas risiko / manfaat analisis yang digunakan oleh
Ford Motor Company, apakah atau, bukan desain pinto tangki bahan bakar akan diubah untuk
mengurangi risiko kebakaran akibat tabrakan. Motor Company adalah keputusan untuk tidak melakukan
perbaikan tangki bensin dari pinto setelah penyelesaian resiko / analisa manfaat. Internal Ford
mengungkapkan dokumen Ford telah mengembangkan teknologi untuk melakukan perbaikan dengan
desain dari pinto yang secara dramatis akan mengurangi kesempatan dari “pinto” menyalakan setelah
akhir tabrakan belakang. Teknologi ini akan sangat mengurangi kemungkinan luka bakar dan kematian
setelah tabrakan. Ford estimasi biaya untuk membuat penyesuaian produksi kepada Pinto akan menjadi
$ 11 per kendaraan. Kebanyakan orang merasa tercela bahwa Ford menentukan bahwa dengan biaya $
11 per mobil terlalu tinggi dan memilih untuk tidak membuat perubahan produksi ke model Pinto.

Dalam menentukan apakah atau tidak untuk membuat perubahan produksi, Ford Motor Company
membela diri dengan berpendapat bahwa itu menggunakan resiko / analisa manfaat. Ford menyatakan
bahwa alasan untuk menggunakan risiko / analisis manfaat adalah bahwa National Highway Traffic Safety
Administration (NHTSA) yang diperlukan mereka untuk melakukannya. Risiko / alasan pendekatan
manfaat terdakwa jika biaya moneter membuat perubahan produksi lebih besar dari “manfaat sosial”
dari perubahan itu. Filosofi di balik / manfaat analisis risiko mempromosikan tujuan efisiensi alokatif.
Masalah yang muncul di Ford Pinto dan banyak kasus serupa lainnya menyoroti dan emosional keadaan
manusia dibalik angka-angka yang tidak diperhitungkan dalam manfaat / analisa resiko.

Ford Motor Company berpendapat bahwa dengan ketat sesuai dengan pendekatan yang khas untuk
risiko, analisis manfaat, mereka dibenarkan tidak membuat perubahan produksi ke model Pinto. Dengan
asumsi angka yang digunakan dalam analisis mereka itu benar, Ford tampaknya membenarkan. Perkiraan
biaya untuk perubahan produksi adalah $ 11 per kendaraan. Ini per unit biaya 11 $ diterapkan untuk 11
juta mobil dan 1,5 juta truk hasil dalam keseluruhan biaya $ 137.000.000.
Jumlah kontroversial Ford menggunakan untuk kepentingan “setengah” dari persamaan. Diperkirakan
bahwa membuat perubahan akan menghasilkan total kurang dari 180 kasus dapat menyebabkan
kematian, kurang dari 180 kasus dapat menyebabkan luka bakar serius, dan 2.100 kendaraan dibakar.
Perkiraan ini dikalikan dengan biaya unit menggunakan dugaan oleh National Highway Traffic Safety
Administration. Angka-angka ini adalah $ 200.000 per kematian, $ 67.000 per cedera, dan $ 700 per
kendaraan menyamakan dengan “total masyarakat” manfaat adalah $ 49,5 juta. Karena manfaat dari $
49.500.000 jauh kurang dari biaya sebesar $ 137 juta Ford merasa dibenarkan dalam putusannya untuk
tidak mengubah desain produk. Risikonya/ hasil manfaat menunjukkan bahwa dapat diterima untuk 180
orang tewas dan 180 orang untuk terbakar jika biaya $ 11 per kendaraan untuk mencegah jumlah korban
tersebut. Pada kasus per kasus, argumen tampaknya tidak dapat dibenarkan, tapi melihat gambar yang
lebih besar mempersulit masalah dan memperkuat risiko / manfaat logika analisis. Berikut ini adalah
gambar desain mobil Ford Pinto.

Gambar 2.1 Mobil Ford Pinto

Gambar 2.2 Bagan Sistem Desain Ford Pinto

Cacatnya desain mobil Ford Pinto dikarenakan Perusahaan ini dijalankan oleh salesman bukan insinyur,
maka prioritas adalah styling, bukan keselamatan, menurut Seorang insinyur Ford. Ada beberapa insiyur
yang bekerja untuk Pinto telah memberitahukan bahwa mereka juga peduli terhadap keselamatan
namun, tanggapan mereka diabaikan.

2.4 Spesifikasi Mesin Mobil Ford Pinto

Pada tahun 1973 dan 1980, Pinto telah tersedia dengan pilihan dua mesin. Selama lima tahun pertama
produksi, hanya empat mesin inline silinder ditawarkan. Pada tahun 1974 dari 2,3 liter (140 cu in) OHC I4
engine mesin ini akan diperbarui dan dimodifikasi beberapa kali, memungkinkan untuk tetap dalam
produksi ke 1997. Berikut ini berubahan mesin yang dialami oleh Pinto tiap tahunnya.

1971

• 1.6 L (98 CID) KentOHV I4 – 75 hp (56 kW) and 96 ft•lbf (130 N•m

• 2.0 L (122 CID) EAOSOHC I4 – 100 hp (75 kW)

1972

• 1.6 L Kent – 54 hp (40 kW)


• 2.0 L EAO – 86 hp (64 kW)

1973

• 2.0 L EAO – 86 hp (64 kW)

1974

• 2.0 L EAO – 86 hp (64 kW)

• 2.3 L (140 CID) OHC – 90 hp (67 kW)

1975

• 2.3 L OHC – 83 hp (62 kW)

• 2.8 L (170 CID) CologneV6 – 97 hp (72 kW)

Gambar 2.3 Mobil Ford Pinto

1976

• 2.3 L OHC – 92 hp (69 kW) and 121 ft•lbf (164 N•m)

• 2.8 L Cologne – 103 hp (77 kW) and 149 ft•lbf (202 N•m)

1977

• 2.3 L OHC – 89 hp (66 kW) and 120 ft•lbf (160 N•m)

• 2.8 L Cologne – 93 hp (69 kW) and 140 ft•lbf (190 N•m)

1978

• 2.3 L OHC – 88 hp (66 kW) and 118 ft•lbf (160 N•m)

• 2.8 L Cologne – 90 hp (67 kW) and 143 ft•lbf (194 N•m)

1979

• 2.3 L OHC – 88 hp (66 kW) and 118 ft•lbf (160 N•m)

• 2.8 L Cologne – 102 hp (76 kW) and 138 ft•lbf (187 N•m)
Gambar 2.4 Mobil Ford Pinto

1980

• 2.3 L OHC – 88 hp (66 kW) and 119 ft•lbf (161 N•m)

BAB III

ANALISIS

Etika profesi merupakan hal yang sangat penting bagi semua profesi karena etika tersebut berhubungan
secara langsung terhadap timbulnya dampak negatif maupun positif terhadap kesejahteraan banyak
orang. Khususnya dalam dunia keteknikan, seseorang yang berkecimpung dalam dunia teknik dituntut
mempunyai etika dalam profesinya agar dapat bertanggung jawab dengan apa yang dihasilkan sehingga
dapat memberikan dampak yang positif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Namun apabila etika
tersebut tidak dimiliki oleh pekerja tersebut maka akan menghasilkan dampak yang negative berupa
kehilangan kepercayaan dari orang lain terhadap pekerja tersebut, seperti yang terjadi pada kasus
perusahaan ford dimana terjadi permasalahan mengenai etika profesi dalam membuat suatu produk
yaitu mobil ford pinto. Permasalahan yang terjadi pada mobil ford pinto bermula dari kecelakaan yang
menewaskan 3 orang dan 4 orang luka-luka yang disebabkan oleh meledaknya tanki bahan bakar mobil
ford pinto akibat adanya benturan pada saat kecelakaan. Hal ini berkaitan dengan disain tali pengikat
pada tanki gas yang menjadikannya peka terhadap kebocoran dan api rendah untuk mengurangi
kecepatan benturan, namun hal tersebut justru menjadi potensi bahaya untuk penggunanya karena
apabila terjadi kecelakaan maka tanki bahan bakar akan mudah terbakar dan meledak sehingga dapat
dikatakan produk yang dihasilkan memiliki kecacatan.

Awal kecacatan tersebut sebenarnya telah diketahui oleh perusahaan ford, sebelum mobil ford pinto
tersebut dipasarkan, namun perusahaan tersebut lebih memilih untuk membayar biaya ganti rugi
kematian dari pada mendesain ulang tanki bahan bakar, karena dirasa akan membutuhkan biaya yang
lebih besar untuk mendisain ulang tanki bahan bakar dibandingkan dengan membayar ganti rugi
kematian. Selain itu ford memiliki suatu hak paten atas suatu tanki gas yang dirancang lebih baik pada
waktu itu, tetapi pertimbangan gaya dan biaya itu mengesampingkan perubahan apapun didalam
mendisain tanki bensin pinto.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan ford telah melakukan pelanggaran etika profesi, dimana
perusahaan tidak bertanggung jawab atas kesalahan teknis yang dihasilkan dan kemudian mendatangkan
kerugian terhadap konsumenya sehingga menimbulkan korban, bahkan sampai menyebabkan kematian
karena pelanggaran dari etika profesi yang dilakukan. Hal ini tidak boleh terjadi dalam dunia
perindustrian karena berdampak negatif bagi perusahaan itu sendiri, dimana perusahaan akan
kehilangan kepercayaan dari konsumen sehingga konsumen tidak lagi berminat terhadap produk-produk
lain yang dihasilkan oleh perusahaan yang berdampak pada menurunnya profit atau keuntungan dari
perusahaan tersebut.

Hal ini memberi pelajaran bagi pengusaha-pengusaha yang memproduksi mobil lainnya. Misalnya saja,
seperti Toyota yang segera menarik salah satu produksi mobilnya karena masalah sistem rem yang ada
pada mobil tersebut. Toyota beranggapan bahwa kepercayaan konsumen kepada mereka sangatlah
penting karena akan mempengaruhi kestabilan produksi perusahaan.

Kepercayaan konsumen terhadap produk yang mereka produksi sangatlah penting, karena menjadi point
dasar dalam penentuan pemasaran produk mereka. Atas dasar kepercayaan inilah kejayaan dan
kemajuan perusahaan dapat berjalan dengan semakin pesat. Kepercayaan adalah aset dasar bagi sebuah
perusahaan untuk berkembang. Dengan tercapainya kepercayaan yang baik oleh konsumen setia dari
produk yang dibuat oleh perusahaan mereka tentunya akan menjadikan nama baik perusahaan yang
semakin terangkat di mata konsumen.

Kejayaan sebuah perusahaan besar dituntut dari hal-hal yang saling berkaitan seperti kepercayaan, nama
baik perusahaan, produk yang berkualitas dan tentunya pertahanan perusahaan dalam bersaing dengan
kompetitor lain yang memproduksi produk yang sejenis. Kembali ke awal persoalan yaitu permasalahan
etika profesi yang terjadi pada perusahaan mobil ford yang dikenal dengan permaslahan ford finto. Jika
etika profesi dapat diterapkan dengan baik tentu permasalahan ini mungkin tidak akan terjadi.

Etika profesi dalam melakukan pekerjaan sangat penting untuk kemaslahatan orang banyak. Apalagi bagi
seorang teknik industry yang notabennya nantinya akan terjun secara langsung ke dunia industry untuk
merancang lalu menciptakan sebuah produk yang akan digunakan oleh banyak khalayak ramai. Kode etik
bagi seorang pekerja adalah peraturan dasar yang paling mengikat pada pekerja dalam menjalankan
pekerjaanya.

Etika juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, seseorang dengan etika yang baik pasti memiliki
kualitas kehidupan yang baik. Etika adalah dasar terpenting bagi prilaku setiap manusia. Jika dalam diri
manusia sudah tertanam etika yang baik hal itu tentulah akan mempengaruhi kehidupan manusia itu di
mana pun dia berada sampai ia bekerja dalam pekerjaanya.

BAB IV

SOLUSI DAN LASSON LEARNED

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan Ford terutama yang terjadi di era tahun
1970an, mengenai produksi mobil yang dhaslkannya yaitu ford pinto. Perusahaan ford terpaksa menarik
seluruh produksi mobil ford pinto yang telah beredar dipasaran, yang mengalami masalah pada tengki
bahan bakar yang akan membahayakan penumpang dan lingkungan sekitar apabila terjadi kecelakan.
Terdapat beberapa solusi yang dihadapi oleh prusahaa ford adalah sebagai berikut.

a. Solusi Mengenai Disain

Disain pada mobil ford pinto masih memiliki kelemahan terutama dibagian body bagian belakang,
dimana pada body bagian belakang terdapat tangki bahan bakar. Seharusnya pihak yang terkait dalam
produksi ford pinto telah menyadarinya apabila terjadi tumbukan pada bagian belakang maka akan
mengalami goncangan pada tangki bahan bakar yang akan membahayakan sekitar mobil atau akan
menyebabkan ledakan karena gesekan yang terjadi pada tangki bahan bakar. Seharusnya pihak ford
membuat bodykit yang terbuat dari besi atau alumunium yang disimpan pada bagian belakang body
mobil. Tidak hanya itu seharusnya pada selang transmisi gas ke mesin menggunakan bahan yang lentur
dan juga kuat, untuk menghindari kebocoran dan patah pada bagian selng transmisi apabila terjadi
tumbukan. Selain itu pada bagian belakang seharusnya di berikan lahan khusus penyimpanan tangki
bahan bakar, guna menghindari tangki terlepas apabila terjadi tumbukan yang sangat keras dan bagian
terluar tangki bahan bakar seharusnya diberi bahan yang lentur seperti penggunaan karet yang melapisi
seluruh bagian tangki bahan bakar. Seharusnya disain dibuat oleh seorang yang ahli dibidangnya yang
tidak hanya mementingkan unsur keindaan saja melainkan unsur keselamatan bagi penggunanya. Mesin
yang terdapat pada kap mesin seharusnya dilengkap dengan besi pelindung agar dapat melindungi setiap
bagian mesin apabila terjadi tumbukan pada bagian depan.

Komponn yang digunakan untuk mmbuat mobil ford pinto sharusnya menggunakan bahan yang
berkualitas dan yang telah memiliki standar yang telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang terkait
dalam proses pembuatan mobil, sehingga mobil dapat bertahan lama dalam artian tidak gampang rusak.

b. Solusi System Elektrikal

Seharusnya mobil ford pinto tidak seluruh bagian mobilnya terhubung secara otomatis, seperti pada
bagian pintu mobil yang tidak terkunci secera otomatis apabila listrik pada mobil mati. Selain itu terdapat
suatu signal pemberitahuan apabila terjadi masalah pada bagian fatal yang terdapat pada mobil, seperti
pada bagian tangki bahan bakar, sensor jarak apabila akan terjadi tumbukan.\

c. Solusi Asusransi

Seharusnya pihak ford memberikan asuransi keselamatan jiwa bagi konsuen yang membeli mobil ford
pinto, sehingga para konsumen dapat merasa nyaman apabila terjadi kecelakan yang disebabkan oleh
system yang terdapat dalam mobil ford pinto. Selain itu juga pihak ford harus siap menarik seluruh
mobilnya apabila terjadi kerusakan yang menyebabkan kecelakan atau keselamatan jiwa pengemudinya.
KESIMPULAN

Dari peristwa Ford pinto yang kita pelajari dapat kita ambil sebuah kesimpulan, bahwa setiap kegiatan
produksi haruslah mengikuti etika profesi, karena apabila kegitan etika profesi tidak dilakukan dengan
baik maka akan menimbulkan keriguan yang sifatnya membahayakan, bagi masyarakat, khususnya
konsumen pengguna dari hasil produksi mobil Ford pinto,

Peristiwa gagal produk Ford pinto tidak sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor, selain dari faktor
adanya tindakan yang tidak sesuai dengan etika profesi juga ada faktor lain, seperti pertimbangan teknis
dalam hal desain produk, dimana pada waktu itu desain produk yang dibuat tidaklah sesuai dengan
desain safety yang baik, sehingga mengakibatkan, output produk yang yang tidak layak untuk dipasarkan.

Hal teknis yang terjadi pada Ford pinto sendiri seperti yang sudah dijelaskan bahwa adanya kesalahan,
desain dari penerapan pengaplikasian bahan bakar gas didalam pengoperasian mobil tersebut yang
ternyata sangat menghawatirkan karena pipa atau saluran ke mesin, menggunakan pipa logam yang
tidak fleksibel dan juga rawan bocor sehingga mengakibatkan dengan mudahnya terjadi kebakaran
apabila terjadi benturan, dan juga dalam sistem elektroniknya, mobil ini bersifat paralel sehingga apa bila
terjadi kerusakan atau putus terhadap salah satu saja sirkuitnya, maka akan berakibat seluruh transmisi
elektronik yang ternyata sudah didesain otomatis menjadi mati, dalam hal ini sistem lock terhadap pintu
mobil bekerja otomatis saat mobil dioperasikan, menjadi mati atau tidak berfungsi apabila sirkuitnya ada
yang terputus.

Hubunganya dengan peristiwa tragedi Ford pinto, saat terjadi kecelakaan terhadap mobil yang
mengakibatkan tabung gas bahan bakar mobil meledak, sirkuit dalam sistem elektroniknya akan mati
secara keseluruhan karena sifatnya paralel, sehingga menyebabkan sistem lock atau kunci otomatis yang
ada pada menjadi tidak dapat matikan, atau dirubah untuk membuka pintu mobil sehingga
menyebabkan penumpan terjebak didalam mobil, yang dalam keadaan terbakar, dapat kita bayangkan
yang terjadi terhadapa para penumpang yang ada didalam mobil, penumpang dapat terluka bahkan
meninggal karena terbakar.

Solusi yang dapat ditawarkan untuk produk Ford pinto tentunya adalah solusi perbaikan desain, denagn
mempertimbangkan etika profesi yang menjunjung tinggi keselamatan konsummen sehingga tidk ada
pihhak yang dirugikan, mungkin langkah awal dari perbaikan desain sendiri yaitu memperbaiki sistem
tabung gas yang ada beserta saluran-saluran pipanya, sebaiknya dibuat dari bahan yang fleksibel, untuk
pendektesian keselamatan alangkah baiknya mobil ini juga menggunakan sistem pemadaman api yang
yang berupa tabung nitrogen cair yang diletakan disekitar tabung gas sebagai langkah antisipasi awal,
bahkan mungkin ada solusi lain yang mungkin bermanfaat untuk tabung gas memberikan sistem
pendingin radiator dan juga sirkulasi udara. Untuk sistem elektronik yang ada alangkah baiknya jika
sistem elektronik dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk bagian pengapian atau transmisi, dan juga untuk
bagian sistem sirkuit mobil dengan catatan untuk sirkuit mobil diberi perlindungan dari kebakaran
sehingga aman saat terjadi kejadian seperti tragedi Ford pinto.

Seluruh kejadian yang ada sangat erat sekali kaitanya denagn etika profesi dimana pada saat itu yang
didahulukan hanyalah profit, karena teknologi baru mungkin dilirik (mobil berbahan bakar gas), tanpa
memikirkan prosedur desain yang matang dan juga aman bagi konsumen yang menggunakan,
sebenarnya hal seperti ini tidak hanya menimbulkan kerugian bagi konsumen namun juga kerugian yang
besar dialami pula oleh Ford oleh karena itu alangkah baiknya sebuah prosedur keteknikan dijalankan
dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menyababkan kejadian buruk yang akan tertulis didalam sejarah.

Anda mungkin juga menyukai