Anda di halaman 1dari 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan awal pada pengujian atau analisis tinja yaitu pemeriksaan makroskopis.
Pemeriksaan makroskopis merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata atau secara
visual. Pemeriksaan makroskopis meliputi konsistensi, bentuk, warna, adanya lendir dan darah
pada feses. Warna normal feses pada sapi ialah hijau kecoklatan, warna hijau pada feses berasal
dari warna debris. Debris adalah makanan yang tidak tercerna secara sempurna. Lendir pada
feses dapat disebabkan karena adanya infeksi dan iritasi pada saluran pencernaan, tetapi
terkadang lender juga dapat muncul dalam keadaaan normal karena usus dapat menghasilkan
lender sebagai pelumas. Darah pada feses dapat disebabkan karena adanya luka pada saluran
pencernaan. Analisis tinja yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan makroskopis saja, namun
meliputi pemeriksaan mikroskopis, pengujian konsentrasi sedimentasi, pengujian konsentrasi
pengapungan garamjenuh dan pemeriksaan sterkobilin metode Schmidt. Hasil pengujian-
pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Hasil Pengujian Analisis Tinja
Pengujian Hasil
Makroskopis
Bentuk Halusan
Konsistensi Soft
Adanya lendir Tidak ada lendir
Adanya darah Tidak ada darah
Mikroskopis
Ulas basah salin -
Ulas basah iodin -
Ulas basah BMB Tidak dilakukan
Konsentrasi sedimen -
Konsentrasi pengapungan -
Sterkobilin metode schmidt -
Keterangan : (-) tidak terdapat larva, telur cacing dan protozoa (+) mengandung larva, telur
cacing, dan protozoa
Berdasarkan hasil pengujian makroskopis yang dilakukan tidak ditemukan darah maupun
lender pada feses sapi yang berarti tidak ada gangguan pencernaan pada sapi dan sapi tidak
menderita iritasi serta infeksi pada saluran pencernaan

PENGUJIAN KIMIA STERKOBILIN METODE SCHMIDT


Pengujian kimia feses yang dilakukan ialah pengujian sterkobilin Schmidt. Sterkobilin
merupakan produksi oksidasi sterkobilinogen yang dibenuk dari degradasi bilirubin dan
diekskresi kedalam feses. Bilirubin tak terkonjugasi berasal dari reduksi biliverdin pada suatu
reaksi yang dikatalis oleh enzim biliverdin reductase. Adanya bilirubin tak terkonjugasi ini
mengalami glukonoridase dihati membentuk bilirubin terkonjugasi yang kemudian dikeluarkan
oleh hati kedalam saluran empedu dan diubah menjadi urobilinogen dan disekresi kedalam urin
dalam bentuk urobilin dan sterkobilin yang kemudian diekskresi ke feses (Hendarwati 2010).
Urobilinogen dapat diubah menjadi sterkobilin dan diekskresikan melalui feses yang
menimbulkan warna coklat tua. Sterkobilin ini dapat diketahui dengan uji Schmidt. Prinsip uji
Schmidt yaitu urobilin dan sterkobilin bereaksi dengan sublimat membentuk zat warna merah.
Berdasarkan hasil percobaan uji sterkobilin pada feses sapi didapatkan hasil negative yang
ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.
Hendarwati. 2010. Asosiasi tingkat kekentalan, adanaya sterkobilin dan bilirubin pada air
ketuban keruh dengan terjadinya sindrom aspirasi meconium. [Tesis]. Semarang : Undip

Anda mungkin juga menyukai