Hukum Perdata
Hukum Perdata
Sejak Indonesia masih sebagai quasi Negara Hindia Belanda, sampai sekarang
sebagai Republik Indonesia, berlakulah dualism di lapangan Hukum Perdata, yang berarti
bahwa berlakulah bermacam-macam hokum perdata untuk bnermacam-macam golongan
rakyat.
Hukum perdata Barat sebagaimana diatur dalam kitab undang-undang Hukum
Perdata, hanya berlaku untuk golongan Eropa dan mereka yang disamakan; yang diperluas
berlakunya bagi golongan-2 lainnya.
Sedang di Indonesia asli berlaku Hukum adat perdata, yang didaerah satu dengan
yang lainnya berlainan bentuk dan sifatnya. Sedangkan Hukum Perdata yang dimaksut disini
adalah Hukum Perdata Tertulis atau Hukum Perdata Barat. Atau tegasnya yang akan dikupas
ialah K.U.H. Perdata Barat tersebut.
1
Pengertian dan Tugas Hukum Perdata
Pencipta Istilah ”Perdata” adalah Prof. M M.Djojodigumo S.H yang pernah menjadi
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan Erlangga.
Menurut Prof. Koesoemadi S.H hukum perdata mempunyai dua arti yaitu : Arti luas
dan Arti sempit, dimana Arti luas Hukum Perdata yang mencakup “hukum dagang”.
Sedangkan Arti Sempit, disitu tidak tercakup “hukum dagang”.
Selanjutnya, Hukum Perdata ialah aturan2 tentang hak2 dan kewajiban ( tingkah laku)
dari perseoarangan yang satu dengan yang lain dan aturan2 yang mengakui wewenagnya
perseorangan untuk melakukan perbuatan tertentu, yang menimbulkan wewenang2 dan
kewajiban2 antara mereka.
Sedangkan menurut Prof. Scholten Hukum perdata adalah antara perseorangan ,
hukum , yang mengatur wewenang dan kewajiban dari perseorangan yang satu terhadap
perseorangan yang lain didalam pergaulan masyarakat dan didalam perhubungan keluarga
Sedang Tugas Hukum Perdata adalah mengatur bagaimana seharusnya hubungan
antara perseorongan yang satu dengan yang lainnya harus dilaksanakan.
2
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
K.U.H Perdata sebagaimana tertera pada S.1847. no.23. yang mulai berlaku pada
tanggal 1 Mei 1848. Yang mula2 hanya berlaku untuk golongan Eropa saja, dan kemudian
diperluas kelingkungan kausa berlakunya.
3
- Terhadap perkawinan berlaku azas monogamy yang berarti dalam wktu yang
sama laki2 boleh mempunyai seseorang wanita sebagai istrinya, dan sebaliknya. (
Pasal: 27 KUH Per).
4
BUKU I K.U.H. PERDATA
5
a. Dalam hal ini harus terjadi peristiwa Hukum. Misalnya: ( tentang warisan),
siayah meninggal dunia dan hanya anak yang dalam kandungan itulah ahli
warisnya.
b. Syarat ini adalah menghendaki supaya sianak lahir meskipun hanya satu
jam saja.
Pembatasan Terhadap Kewenagan Berhak Seseorang
Bahwasannya setiap persoon ( badan pribadi) adalah wenag berhak, artinya wenang
untuk menjadi pendukung hak2 dan kewajiban2 perdata.
Namun ada beberapa pembatasan atas kewenagan berhak seseorang tersebut, antara lain:
1. Kebangsaan,
Didalam hukum positif mempengaruhi kewenagan berhak. Misal orang asing
tidak boleh membeli tanah.
2. Jenis Kelamin,
Jenis kelamin ini memang perbedaan bawaan karena kodrat (laki2 dan
perempuan). Jadi mempunyai pembatasan antara keduanya.
3. Kedudukan tertentu seseorang.
4. Kelakuan tercela dari seseorang.
Seseorang yang mempunyai kelakuan tercela mempunyai kewenangan berhak.
Pasal 380 KUH Perdata bahwa orang diatas tersebut tidak bisa menjadi wali.
5. Tempat kediaman (Domicili)
- Pasal 76 KUH Perdata: mengenai kelangsungan perkawinan.
- Pasal 1393 KUH Perdata: tentang pembayaran hutang, yaitu harus ditempat
kedianman.
6. Hal tidak ditempat
Berhentinya Badan Pribadi
1. Berhentinya badan pribadi yaitu ketika seseorang tersebut meninggal dunia (mati),
atau juga apabila seseorang meninggalkan tempat kediamanya tanpa memberi pesan
kepada orang lain, sehingga tidak ada kepastian antara hidup dan matinya.
2. Badan hukum berhenti sebagai badan pribadi ialah dengan dibubarkannya.
Badan Hukum
Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro “zedelijk Lichaan” INI BERARTI suatu badan
yang meskipun tdak berubah fisik seperti orang manusia, tpdalam gagasan atau in abtracto
(zedelijk) dianggap seolah-olah seorang manusia sebagai pembawa hak2 dan kewajiban2
dalam msyarakat.
1. Macam-macamnya badan hukum:
a. Badan hukum yang bersifat Kenegaraan,
Adalah himpunan orang2 yang didirikan atau diakui sebagai badan hukum atas
kekuasaan umum. (penguasa atau pemerintah).
6
b. Badan hukum yang bersifat keperdataan.
Adalah himpunan orang2 yang didirikan dengan maksut tertentu saja dan
sebagainya,(swasta)
2. Teori tentang hakekat badan hukum
a. Teori anggapan atau fictie:
Menyatakan bahwa badan hukum dainggap seolah2 saja oleh manusia, jadi bisa
bertinda; atau berhak sebagai manusia.
b. Teori Organ.
Menyatakan bahwa badan hukum sungguh2 kepribadian yang ada, sebagai
organise yang bisa menytakan hakeketnya.
c. Teori tentang milik bersama.
Menyatakan bahwa hak- hak dan kewajiban-kewajiban dari himpunan itu
sesungguhnya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bersama- sama
anggotannya bersama-sama.
7
1. Jikalau pihak lawannya tidak mengetahui bahwa orang itu sakit iingatanya.
2. Kili pihah lawan sebagai mansia biasa ( bukan ahli penyakit jiwa) dan jugatidak bisa
mengetahu keadaan sesungguhnya.
Domicilie (Tempat Kediaman)
Menurut hukum (yuridis) domicilie adalah: tempat dimana seseorang dianggap selalu
hadir berhubungan dengan hal melakukan hak2 dan kewajiban2, meskipun sesungguhnya ia
tinggal ditempat lain.
Selanjutnya tempat kediaman, dibedakan menjadi 2 bagian:
1. Tempat kediaman sesungguhnya
Adalah tempat yang bertalian dengan hal melakukan kewenangan perdata
semuanya. Dan tempat itupun ditentukan oleh orangnya sendiri.
Kediaman sesungguhnya diperinci lagi manjadi:
a. Tempat kediaman yang sukarela atau yang berdiri sendiri.
Maksutnya ia bisa dianggap dirumah tertentu atau tenppat tetentu.
b. Tempet kediaman wajib atau lanjutan.
Adalah tempat kediaman yang tidak bergatung pada keadaan2 yang orang
yang bersangkutan sendiri, melainkan bergantung pada keadaan orang lain
yang dalam arti hukum ada hubungan dengan orang yang pertama tadi.
Menurut undang-undang yang mempunyai kediaman peribadi adalah:
1. Istri,
2. Anak dibawah umur,
3. Curandus,
4. Buruh
2. Tempat kediaman yang dipilih
Adalah tempat yang ditunjuk sebagai tempat kediaman oleh satu atau lebih dari
satu pihak dalam hubungan dengan perbuatan tertentu.
Kediaman yang dipilih diperincu lagi menjjadi:
a. Tempat kediaman yang dipilih secara wajib
Adalah tempat kediaman yang dipilih berdasarkan undang-undang.
b. Tempet kediaman yang dipilaih secara sukarela
Adalah tempat yang dipilih secara bebas atau menurut kehenda
pilihannya sendiri.
Hukum Perkawinan
Perkawinan menurut Prof. Subekti S.H adalah pertalian yang syah antara laki-liki
dan perempuan yang dimaksutkan untuk membentuk keluarga selama-lamanya.
Syarat-syaratnya perkawinan:
8
1. Kedua belah pihak telah mencapai umur yang telah ditentukan okleh undang2, yaitu
laki2 18 thun dan perempuan 15 tahun. ( pasal 29 KUH Perdata)
2. Harus adasepakat yang bebas, antara keduabelah pihak. (pasal 28 KUH Perdata)
3. Untuk seorang perempuan yang sudah pernah menikah, harus setelah 300 hari dulu
setelah putusnya perkawina.(pasal 21 KUH Perdata)
4. Tidak ada larangan dalam undang2 untuk keduabelah pihak untuk kawin satu sama
lain. (pasal 30,33 KUH Perdata)
5. Untuk mereka yang masih dibawah umur harus ada ijin dari orang tuanya atau
walinya.
9
4. Golongan IV (beberapa bagian golongan Indonesia asli)
a. Kelahiran
b. Pemilihan nama
c. Kematian
10
BUKU II K.U.H. PERDATA
Hak-Hak Kebendaan
Hukum benda ialah: keseluruhan atura-aturan mengenai hak kebendaan.
Jadi hak benda adalah: suatu harta kekayaan yang sifat nya mutlak atas suatu zaak.
Sedangkan menurut prof. Van Apeldoorn hak kebendaan adalah hak harta kekayaan yang
memberikan kekuasaan langsung atas suatu zaak.
11
a. Hak harta kekayaan adalah hak yang bisa di nilai dengan uang. Hak harta kekayaan
bersifat mutlak yang berarti: hak yang member wewenang bertindak sendiri, yang bisa
di pertahankan terhadap siapa saja dan tidak hannya terhadap badan prbadi tertentu.
b. Yang memberi kekuasaan langsung ini berarti: ada hubungan nya langsung antara
orang yang berhak dengan barang itu.
Sedangkan menurut prof. pitlo hak kebendaan adalah hak mutlak atas suatu zaak atau suatu
bagian dari harta kekayaan. Yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu zaak.
Ciri-ciri yang membedakan hak kebendaan dengan hak perseorangan.
Hak kebendaan itu tidak identik dengan hak mutlak sebab hak mutlak itu meliputi:
a. Hak2 publik, ialah hak-hak yang di dasarkan atas hukum public
Misal nya: hak-hak azasi, hak Negara untuk memidana dll.
b. Hak-hak perdata adalah hak-hak yang di dasarkan atas hukum perdata. Ada dua:
1. Hak perdata yang mutlak yang meliputi
a. Hak kebendaan
b. Hak-hak kepribadian missalnya hak orang tua atas anak nya
2. Hak perdata yang relatif, yang meliputi:hak perseorangan ialah semua hak
yang tumbul karna akibat perutang.
Azas-azas dari pada hukum benda
1. Azas bahwa aturan-aturan nya merupakan hukum yang tidak bisa di simpangi:
Yang berarti bahwa suatu barang yang bisan di adakan hak kebendaan sebagai
mana di sebut oleh undang-undang (pasal 674, 1165 K.U.H.perdata indonisia)
2. Azas bisa di pidahkan:
Yang Berarti bahwa semua hak bisa di pindah tangankan, kecuali hak
memakai dan mendiami.
3. Azas induvidualiteit:
Yang berarti bahwa yang menjadi obyek hak kebendaan itu senantiasa adalah
barang yang tertentu.
4. Azas tetaleteit:
Yang berarti hak kebendaan itu senantiasa melekat atas keseluruhan obyek nya.
Konsenkuensinya: jika suatu barang sudah terlebur menjadi satu dengan barang
lain maka hak kebendaan atas benda yang pertama menjadi leyap.
5. Azas tidak bisa di pisah-pisahkan:
Yang berarti bahwa sipemilik hak tidak bisa memindah tangankan
sebagian dari wewenang yang termasuk hak kebendaan yang ada pada nya.
6. Azas peripiteit:
12
Yang berarti bahwa semua hak kebendaan memberikan hak yang semacam
dengan wewenang dari eigendom, namun luas ny berbeda-beda yang paling luas
ialah wewenang dari pada hak eigendom.
7. Azas pencampuran:
Semua hak kebendaan yang terbatas wewenang nya (jadi bukan
eigendom), hanya mungkin atas barang orang lain, dan tidak mungkin barang nya
sendiri.
8. Azas yang mengadakan perlakuan yang berlainan terhadap barang bergerak dan
barang tidak bergerak:
Hal ini berhubungan dengan:
a. Levering
b. Pembebanan
c. Bezit, dan
d. Lampau waktu.
9. Azas publisitas:
Yang berarti bahwa hak kebendaan harus di daftarkan dalam daftar umum,
kalua hak kebendaan itu melekat pada barang tak bergerak.
10. Azas bahwa hak kebendaan memang mempuyai sifat zakelijk overeenkomst, yang
artinya:
perjajian untuk mengadakan hak kebendaan, misalnya: untuk mengadakan
hak memungut hasil hipotik dll.
Macam- Macam Kewenangan Berhak
Yang menyebutkan atas hak2 dan kewenanga barang menurut pasal 528 ialah:
1. Hak bezit
2. Hak eigendom
3. Hak waris dan menikmati barang
4. Hak pengapdian tanah
5. Hak gadai dan hipotik
Tetapi penyabutan diatas, bermaksut untuk menyebut beberapa golongan-golongan
saja. Menurur Vollmar: pasal itu menurut sejarahnyalebih dimaksut sebagai scema dari hak-
hak kebendaan.
1. Bezit
Adalah hak bendaan memegang atau menikmati, dimana seseorang menguasai baik
sendiari ataupun perantara orang lain, seolah-olah itu adalah milik kepunyaan sendiri. Intinya
perlu diingat, bezit adalah barang seolah-olah miliknya sendiri.
- Syarat-syarat adanya bezit
Dari uraian diatas diambil juga kesimpulan bahwa: bezit adalah kekuasaan nyata
terhadap suatu barang.
13
Adapun syarat-syaratnya adalah:
1. Corpus
Adalah ( harus ada ) hubungan antara orang yang bersangkutan dengan
barangnya, dan hububngan ini (harus) merupakan hubungan yang diakui oleh
masyarkat.
2. Animus
Adalah hubungan antara orang dan barangnya (corpus) itu harus dikehendaki
oleh orang tersebut, dan kehendak itupun haruslah sempurna. Jadi orang gila dalam
arti juridis tidak bisa membezit.
- Fungsi dari bezit
1. Fungsi polisionil,
Bahwa Bezit itu dapat dilindingi oleh hukum, karena bezit mempunyai akibat
hukum mengingat kenyataan hukum tanpa melihat eigenaar dari barang tersebut.
2. Fungsi zakenrechtelijk.
Bahwa Bezit setelah berjalan beberapa waktu tertentu (bezit) itu tanpa adanya
protes dari eingenaar sebelumnya, maka kebendaan itu akan menjadi hak milik
sepenuhnya.
- Macam-macam bezit
1. Bezit Defansi.
Adalah bezit yang bezitternya tidak mempunyai kehendak untuk memiliki
barang tersebut bagi dirinya sendiri.
2. Burgerlijk bezit
Adalah bezit yang bezitternya mempuyai kehendak untuk memiliki barang
bagi dirinya sendiri. Biasanya bezit ini hanya eingenaar saja yang mempunyai.
- Cara-cara memperoleh bezit
Cara memperoleh bezit itu dari orang lain, oleh krena itu caranyapun berlainan
tergantung pada macamnya barang yang dibezit. Sebagaiman dimuat dalam pasal 538 K.U.H
Perdata Indonesia yang berbunyi:
Bezit diperoleh dengan tindakan berupa menempatkan sesuatu barang dibawah
kekuasaan, dengan maksut untuk tetep mempunyai bagi dirinya sendiri.
- Cara-cara hilangnya bezit
1. Hilangnya barang
2. Binasanya barang
3. Orang membuang barang itu.
4. Orang lain memperoleh bezit atas barang itu dengan jalan aecupatie atas tradition.
2. Eigendom
Hak eigendom dalam B.W merupakan hak utama dan merupakan sendi etau dasar
hukum benda dan hukum perutangan dari hukum perdata.
14
Dan dalam pasal 570 K.U.H Perdata Indonesia berbunyi: Eigendom adalah hak
untuk menikmati barang bebas atau sustu barang dengan cara seluas-luasnya, asal tindakan
tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, atau peraturan yang ditentukan oleh
penguasa yang berwenang,dan tidak menumbulkan gangguan terhadap hak2 orang lain,
sumua itu dengan tujuan agar tidak terjadinya kemungkinan adanya pencabutan hak
kepentingan pribadi maupun kepentingan umum.
- Sifat elastis deri eigendom
Adalah kalau ia (eigendom) dibebani dengan hak kebendaan lain, ibarat ia sebuah
bola karet, ia akan melekuk (tidak bulat sepenuhnya) dan mengembang (bulat sepenuhnya)
lagi apabila hak yang membebani itu telah tiada. Atau misal, orang memiliki hak eigendom
lalu disewakan, maka dalam jangka waktu sewa, seolah2 hak yang tadinya kita miliki tidak
ada. Tetapi ketika waktu sewa telah habis, maka hah kita akan kembali.
- Ciri-ciri dari hak eigendom
1. Hak eigendom itu selalui merupakan hak-hak induk dari hak-hak kebendaan yang
lain.
2. Dari sudut kwantitasnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya, jika
dibandingkan hak-hak kebendaan lainnya.
3. Hak eigendom mempunyai sifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap kebendaan
lainnya, sedangakan hak lainnya akan lenyap jika menghadapi hak eigendom.
4. Hak iegendom mempunyai inti benih dari hak kebendaan lainnya, sedangkan hak
lainnya hanya merupakan bagian saja dari eigendom.
- Pembatasan-pembatasan hak eigendom
Yang terdapat dalam pasal 570 K.U.H Perdata Indonesia:
1. Tidak boleh bertentangan dengan undang-undang umum,
2. Tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap hal orang lain,
3. Adanya kemungkinan pencabutan atas hak tersebut untuk kepentingan umum, asl
dengan pembayaran ganti rugi yang layak ketentuan undang-undang.
Dan yang keluar dari pasal diatas adalah:
4. Pembatasan karena adanya hukum tetangga,
5. Didalam penggunaan hak tersebut, jangan sampai menimbulkan penyalahgunaan hak.
Sedangkan pencabutan hak ini adalah karena kepentingan umum.
15
HUKUM PERUTANGAN
Pengertian Perutangan
Perutangan adalah terjamahan dari “verbintenis” tapi dalam K.U.H Perdata indonesia
penggunaan istilah itu ada penyimpangan, yaitu istilah PERIKATAN lah yang digunakan
para ahli/serjana hukum.
Menurut sewajarnya, verbintenis adalah perikatan yang artinya: hal yang mengikat seseorang
dengan orang lain. Atau bisa juga disebut hubungan antara orang2 itu diatur oleh hukum
kekeyaan, dilain pihak berhak mendapatkan prestasi. oleh karena itu disebut “hubungan
hukum”.
Hal-hal yang menuntut wanprestasi
1. Melaksanakan sesuai isi perjanjian
2. Melaksanakan sesuai isi perjanjian disertai ganti rugi.
3. Pembatalan perjanjian
4. Pembatalan perjanjian disertai gantai rugi.
Obyek dari perutangan/perikatan (verbintenis)
1. Pihah aktif, yang dinamakan kreditur, dan
2. Pihak pasif, yang dinamaka debitur.
Menurut pasal 1234 K.U.H.Perdata, tiap-tiap perutangan adalah untuk member sesuatu,
untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dan obyak dari perutangan:
a. Memberi sesuatu
b. Berbuat sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
Sumber-sumber perutangan
Didalam K.U.H.Perdata hal-hal yang menentukan perutangan terdapat pada pasal
1234, yang menentukan adalah: Tiap-tiap perutangan terjadi baik karena perjanjian maupun
karena undang-undang. Dan kesimpulan dari sumber perutangan:
1. Perjanjian
Perjanjian yang menimbulkan perutangan disebut perjanjian obligatoir, ialah
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban.
2. Undang-undang
Mengenai perutangan tentang undang-undang dalam pasal 1352 dan 1353
K.U.H.Perdata yang diperinci: - yang terjadi melalui undang-undang, dan
- yang terjadi karena perbuatan manusia
Tetepa dalam pasal2 1253 s/d 1267 ialah: perutangan bersyarat yang artinya suatu
perutangan dalam memenuhi kewajiban memenuhi prestasi dari debitur, tergantung dari
syarat. yaitu suatu peristiwa yang masih akan terjadi itu belum pasti. Dan mengenai syarat
ada 2, yaitu:
16
1. Syarat menunda ( terjadinya perutangan syarat tersebut belum pasti )
2. Syarat memutus ( terjadinya perutangan syarat belum pusti, tp akhirnya terjadi maka
perutangan tersebut terputus)
Pernyataan Lalai
Adapun wujud dari pernyataan lalai tersebut adalah suatu pemberitahuan atau
penyataan dari kreditur kepada debitur, yang pada pokoknya berisi kerentuan pada saat
kapankah creditur itu selambat2nya minta pemenuhan prestasi yang harus dilakukan oleh
debitur.
Jadi pernyataan lalai adalah pemberitahuan atau pernyataan dari creditur kepada
debitur yang berisi ketentuan peda saat kapankan creditur itu selambat-lambatnya minta
pemenuhan prestasi yang harus dilakukan oleh debitur.
Pernyataan lalai mempunyai dua sifat, yaitu:
1. Sifat declaratie
Yang berarti bahwa pernyataan lalai itu menyatakan adanya wanprestasiyang
dilakukan oleh debitur.
2. Sifat constitutief
Yang berarti bahwa pernyataan lalai itu menentukan maasih adanya wanprestasi.
Wanprestasi
Adalah orang yang tidak mamenuhi perjanjian atau melanggar perjanjian.
Ada dua kemungkinan bahwa debitur itu tidak memenuhi prestasi, yaitu: debitur tidak
bersalah atau debitur bersalah dalam hal ini. dalam kemungkinan kedua itulah ada terjadi
wanprestasi, artinya apabila debitur tidak memenuhi prestasinya, dan tidak dipenuhinya
prestasi itu karena kesalahan debiutur.
Mengenai wanprestasi ini dalam K.U.H. Perdata hanya diatur mengenai akibat-
akibatnya saja, yaitu: dalam buku III, Bab I, Bagian ke IV.
Kewajiban dari debitur ialah:
1. Mamenuhhi prestasi,
2. Memenuhi prestasi dengan baik,
3. Memenuhi prestasi tepa pada waktunya.
Berhubungan dengan kewajiban dari pada debitur tersebut,oleh karena itu wanprestasi
bisa dibedakan menjadi beberapa bentuk :
1. Debitur sama sekali tidak berprestasi
17
2. Debitur keliru dalam berprestasi
3. Debitur terlambat dalam berprestasi.
Syarat dari pada pemutusan perjanjian, adalah:
1. Harus ada perjanjian timbale balik
2. Harus ada wanprestasi
3. Harus ada keputusan hakim
18
RESUME
“HUKUM PEDATA”
Oleh:
Nama : TRI EDI KUNCORO
NIM : 10120000080
KELAS A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
KEDIRI
2011
19