Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (tiga)
2018
A. JUDUL
Pembuatan Kompon Karet Membran
B. TUJUAN
1. Memahami proses pembuatan kompon karet membrane
2. Menerapkan K3 dalam proses pembuatan
3. Membuat kompon karet membran dan mengontrol kondisi proses
C. DASAR TEORI
Membran merupakan lembaran yang dibuat dari campuran karet alam,
karet sintetis, bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat, bahan penggiat, bahan
anti degradasi, dan bahan pengisi dengan komposisi tertentu. Karet alam
sebagai salah satu bahan pembuat membrane termasuk family Euphorbiacea,
disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejal, atau hapea. Karet
merupakan polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan ( dikenal
sebagai latex) di peroleh dari getah tumbuhan pohon karet
Karet alam dari kebun tidak dapat diproses langsung menjadi barang
jadi karet seperti membrane, hal ini di sebankan karet alam mempunyai
kelemahan jika dibandingkan dengan karet sintetis. Kelemahan karet alam
terutama pada nilai viskositas mooney yang bervariasi sehingga menyulitkan
pada proses pembuatan kompon barang jadi karet. Kelemahan karet alam
lainnya adalah mudah mengalami oksidasi dan kurang elastis artinya karet
mentah akan mengalami perubahan bentuk bila ditarik atau ditekan tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Karet alam jika ingin di buat barang jadi karet harus
dimodifikasi terlebih dahulu terutama dengan penambahan karet sintetis, filler,
bahan penguat, bahan pelunak, dan bahan pengisi sesuai peruntukkannya.
Untuk mengubah sifat fisika kimia karet alam dapat dilakukan dengan
proses vulkanisasi. Vulkanisasi merupakan proses pembentukan ikatan silang
kimia dari rantai molekul yang berdiri sendiri, meningkatkan elastisitas dan
menurunkan plastisitas.
Penambahan karet sintetis pada pembuatan membrane bertujun untuk
meningkatkan nilai viskositas mooney membrane. Viskositas mooney karet
alam menunjukan panjangnya rantai molekul karet atau berat molekul serta
derajat pengikatan silang rantai molekulnya.
Karet sintetis yang digunakan untuk penelitian ini adalah karet Nytrile
Butadiene Rubber (NBR). NBR mempunyai sifat ketahanan terhadap minyak,
ketahanan terhadap cairan berbasis petroleum dan tahan terhadap lemak. Karet
alam maupun karet sintetis adalh polimer yang mempuyai elastisitas kemuluran
yang tinggi, diduga jika di blanding dengan bahan pemvulkanisasi, bahan
pencepat, bahan penggiat, bahan anti degradasi, dan bahan pengisi dengan
menggunakan alat pemroses berupa open mill dengan rasio tertentu dapat
digunakan untuk membuat membrane dengan kekuatan yang lebih baik dengan
membrane yang ada.
Dop dimasukan
ZnO dimasukan
Dipotong kanan kiri dengan
pisau
Silica dimasukan
Kalsium dimasukan
BHT dimasukan
TMTD dimasukan
Dipotong kanan kiri dengan pisau
Sulfur dimasukan
Proses vulkanisasi
F. FORMULASI
Tabel.3 Formulasi
No. Nama Bahan phr Berat (gr) Keterangan
1 NBR 100 350 Karet sintetis
Total 100
2 CARBON BLACK N720 40 140,1 Pengisi penguat
3 SiO2 10 35,1 Pengisi penguat
4 CaCO3 20 70,5 Pengisi non penguat
5 DOP 6 21,2 Plasticizer
6 PEG ≠ 4000 4 14 Dispersing agent
7 ZnO 3 17,5 Penggiat
8 STEARIC ACID 1 3,5 Penggiat
9 BHT 1,5 5,3 Anti oksidan
10 MBT (M) 1,3 4,55 Pencepat sedang
11 TMTD 0,3 1,4 Pencepat cepat
12 SULFUR 2 7,1 Vulcanizing agent
G. HASIL PENGAMATAN
Identitas Produk =
Nama kompon = Kompon Karet Membrane
Jenis vulkanisasi = konvensional
Warna kompon = hitam
Suhu awal pemrosesan = 31,30C
Suhu akhir pemrosesan = 56,60C
Waktu proses keseluruhan = 31:57 m.s
Ketebalan kompnon = 2mm
Table.4 hail pengamatan
Hasil Pengamatan
Proses Urutan
No Waktu Suhu Kondisi Keterangan
Komponding Bahan
(menit) (0C) Kompon
1. Mastikasi Terjadi
Karet pecah-
NBR 5 52,3 pemutusan
pecah
rantai ikatan
Mulai terjadi
Carbon disperse bahan
5 61,3 Pecah–pecah
black filler pada
karet
Ditambah
Stearic sedikit demi
1 57,5 Pecah-pecah
Masterbach 1 acid sedikit,
ditambah DOP
Tercampur,
plastis,
Pecah-pecah
DOP 2 59,4 membentuk
homogen
ikatan
Kompon
bereaksi
dengan
ZnO 3 55,9 Pecah-pecah
penggiat
membentuk
ikatan
Kompon
Silica 3 51,9 solid
elastis, kuat
Volume
Calsiu kompon
1 60,7 Lebih tebal
m bertambah,
elastis
Kompon
BHT 2 60,0 homogen
homogen
PEG ≠ Kompon kasar,
3 62,4 Pecah/retak
4000 pecah-pecah
Tercampur
MBTM 1,18 52,0 Baik, halus
rata, elastis
Tercampur
TMTD 1,09 53,5 Baik
rata, elastis
Berwarna
3. Masterbach 2
Awanya hitam
pecah-pecah, mengkilap,
Sulfur 4,30 60,2
kemudian halus,
menjadi halus homogen,
tervulkanisasi
H. PEMBAHASAN
I. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pembuatan kompon karet membrane dilakukan dengan cara digiling
menggunakan mesin two roll mill, bahan karet digiling dengan campuran
bahan-bahan adiktif sesuai dengan formulasi
2. Pada saat praktikum harus mengenakan APD yang sesuai, seperti jas lab,
sarung tangan dan masker untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
3. Kompon karet membran yang dihasilkan memliki kondisi yang baik (halus),
berbentuk lembaran, homogen, berwarna hitam mengkilap, dan elastis. Suhu
akhir kompon yaitu 56,6ºC dengan lama waktu proses selama 31,57 menit.
J. DAFTAR PUSTAKA
- Nasruddin. (2010). Karakteristik Sifat Fisika Kimia Membran dari
Berbagai Formula Kompon. Majalah Dinamika Penelitian BIPA. 21(37):
60-71
- Nasruddin. (2008). Teknonogi Pembuatan Membran Dari Karet Alam (
Natural Rubber) untuk Memisahkan Stearin pada Minyak Goreng Dari
Crude Palm Oil. Laporan Penelitian Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Palembang.
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN PRODUK KARET
PENGUJIAN KEMATANGAN KOMPON KARET
MEMBRANE DENGAN ALAT UJI MOVING DIE
RHEOMETER
Dosen Pengampu: Suharyanto, B.Sc.,S.E.,M.M
Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (tiga)
2018
I. JUDUL
Pengujian Kompon Karet Membran Dengan Alat Uji Moving Die Rheometer
II. TUJUAN
- Mahasiswa dapat memahami cara mengoperasikan alat uji moving die
rheometer sesuai dengan SOP ( standar operasional prosedur )
- Mahasiswa dapat menguji tingkat kematangan kompon karet cetak dengan
alat uji moving die rheometer
- Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengujian kematangan kompon sampai
dapat digunakan sebagai acuan untuk proses berikutnya.
- Mahasiswa dapat menerapkan K3 dalam proses pengujian
III. DASAR TEORI
Rheometer berasal dari kata yunani, dan berarti alat untuk mengukur aliran.
Pada abad 19 biasanya untuk mengukur aliran listrik, sampai kata itu digantikan
oleh galvanometer dan ammeter , juga digunakan untuk mengukur aliran cairan
(sumber utama : kamus inggris Oxford).
Mengenai alat uji karet maka banyak hal yang diuji, mulai dari kekentalan,
uji vulkanisme, uji tarik, dan masih banyak lagi. Rheometer merupakan salah
satu jenis dari rubber testing equipment yaitu berfungsi untuk menguji sifat
polimer pada saat karet tersebut dipakai. Selain itu juga
pengembangan dari viscometer yang menguji sifat polimer karet saat
sebelum dipakai pada proses selanjutnya sebelum melakukan tahap press
mouding (pencetakan produk) dengan menggunakan alat press moulding
perlu melakukan pengujian terhadap kompon.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kematangan kompon
(suhu, waktu, dan tekanan) dengan alat yang bernama Rheometer. ( Dewantoro.
2016 )
Gambar 1. Alat Uji Moving Die Rheometer
V. LANGKAH KERJA
Standar Operasional Mesin Uji Moving Die Rheometer:
1. Menimbang contoh kompon sebesar 9-10 gram. Bantuk potongan uji sesuai
pola agar ukurannya sesuai dengan diameter rotor.
2. Menghidupkan monitor stator dibuka
3. “Servo dan Time” pada posisi “Auto”
4. Pen pada posisi “Down”
5. Letakkan potongan uji diatas rotor
6. Stator ditutup dan pencatatan berjalan secara otomatis
7. Setelah pengujian
8. Pen dipindahkan pada posisi “Up”
9. “Servo dan Time” pada posisi “ OFF” dan matikan monitor
10. Pengunci rotor dikendurkan
11. Stator atas dibuka
12. Rotor berikut dibuka contoh kompon karet dikeluarkan
13. Bersihkan rotor dan statonya
Skema Kerja
Lembaran kompon
Pembuatan sampel uji
Karet membran
Pengujian rheometer
b. Formulasi Perhitungan:
Menentukan kecepatan pemasakan ( cure rate ) = tc90 – ts2 = m.s
90
Menentukan torak optimum ( T 90 ) = 100 ( T maks – Tmin ) + Tmin = kg/cm
Keterangan:
tc90 : time curing 90 % ( waktu pemanasan optimum 90% )
ts2 : time scorch/ waktu induksi
Tmaks : torak/ torsi maksimum
Tmin : torak/ torsi minimum
T90 : torak/ torsi optimum 90%
MH : Highest elastic torque
ML : Lowest elastic torque
t@ML : Lowest elastic torque against time
t@MH : Highest elastic torque against time
Ketetapan:
Untuk jenis pemanasan 1 arah :
- Setiap penambahan tebal ¼ inchi atau 6,35 mm
Penambahan waktu vulkanisasi sebesar 5 m
- Setiap penambahan tebal 1 mm
Penambahan waktu vulkanisasi sebesar 5 m
Untuk jenis pemanasan 2 arah :
- Setiap penambahan tebal ¼ inchi atau 6,35 mm
Penambahan waktu vulkanisasi sebesar 2:30 m.s
- Setiap penambahan tebal 1 mm
Penambahan waktu vulkanisasi sebesar 1 m
VIII. PEMBAHASAN
Setelah lembaran kompon karet membrane tervulkanisat maka langkah
selanjutnya adalah pengujian kematangan kompon karet membrane tersebut
dengan alat uji moving die rheometer. Rheometer merupakan salah satu jenis
dari rubber testing equipment yaitu berfungsi untuk menguji sifat polimer
pada saat karet tersebut dipakai. Selain itu juga pengembangan dari
viscometer yang menguji sifat polimer karet saat sebelum dipakai pada
proses selanjutnya sebelum melakukan tahap press mouding (pencetakan
produk) dengan menggunakan alat press moulding perlu melakukan
pengujian terhadap kompon. Pengujian ini bertujuan untuk
menentukan kematangan kompon (suhu, waktu, dan tekanan) dengan alat
yang bernama Rheometer. ( Dewantoro. 2016 )
Sebelum menguji kompon kami mengukur ketebalan hasil kompon yang
telah dibuat dengan jangka sorong dan menghasilkan tebal kompon sebesar 5,1
mm kemudian memotong kompon tersebut seuai pola yang telah ditentukan
dengan rotor mesin rheometer. Pada pengujian ini cara menghidupkan alat uji
rheometer harus sesuai dengan SOP lalu setting data yang dibutuhkan untuk
hasil uji ini. Data-data uji yang kami butuhkan untuk mengetahui kualitas
kompon tersebut antara lain waktu pemanasan optimum 90% (tc90), waktu
induksi (ts2), torsi maksimum (Tmaks), torsi minimum (tmin), torsi optimum
90% (T90), tinggi elastis torsi (MH), rendah elastis torsi (ML), rendah elastis
torsi terhadap waktu ( t@ML) dan tinnggi elastis torsi terhadap wktu ( t@MH).
Tabel.4 Hadil uji kompon karet membran dengan alat uji moving die rheometer
Dari data tabel diatas dapat diketahui dengan ketebalan hasil uji pada
rheometer 5,1 mm & tebal cavity mold 3,5 mm. Maka tidak ada penambahan
waktu untuk proses mencetak kompon membrane dengan mesin hot press,
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencetak membran sebesar 2 menit 17
detik. Waktu cetak vulkanisasi yang diperlukan dalam pembuatan kompon
karet membrane berbentuk plating sebesar..... dengan waktu cetak vulkanisasi
yang diperlukan untuk mencetak hingga membentuk produk membrane sebesar
7 menit 17 detik.
Hasil analisis pengujian diatas digunakan untuk proses pencetakan
kompon karet membrane dengan mesin hot press sehingga dapat menghasilkan
produk membrane dan plating sesuai dengan tujuan praktikum ini.
IX. KESIMPULAN.
1. Pada praktikum uji kematangan kompon karet membrane dengan alat uji
moving die rheometer sesuai dengan SOP cara pengopersikannya.
2. Dengan tingkat kemtangan kompon karet yang telah dibuat pada proses
sebelumnya menghasilkan nilai yang cukup signifikan untuk melanjutkan ke
proses selanjutnya.
3. Hail analisis yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan untuk proses
berikutnya.
X. DAFTAR PUSTAKA
- Dewantoro Panji Maulana, 2016, [ accessed 6 oktober 2018 ] PENGUJIAN
KEMATANGAN KOMPON KARET OUT SOLE SEPATU CASUAL DENGAN
RHEOMETER
URL: https://www.scribd.com/document/331686076/LAPORAN-rheometer-
docx
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN PRODUK KARET
PROSES CETAK VULKANISASI KOMPON KARET
MEMBRANE DENGAN MESIN HOT PRESS
Dosen Pengampu: Suharyanto, B.Sc.,S.E.,M.M
Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (tiga)
2018
I. JUDUL
Proses Cetak Vulkanisasi Kompon Karet Membrane Dengan Mesin Hot Press
II. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum proses cetak vulkanisasi kompon karet membrane
dengan mesin hot press diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami cara mengoperasikan mesin hot press sesuai dengan SOP
(Standart Operasional Prosedur).
2. Memahami langkah kerja proses cetak vulkanisasi karet membrane dengan
mesin hot press.
3. Menerapkan waktu vulkanisasi kompon berdasarkan hasil uji moving die
rheometer.
4. Memahami pengujian organoleptis pada produk jadi.
5. Menerapkan K3 dalam proses cetak vulkanisasi.
V. LANGKAH KERJA
a. Proses pemanasan cetkan /mold
1. Hidupkan mesin hot press.
2. Hidupkan heater dengan menaikan suhu secara bertahap kemudian suhu
dipanel box heater lebih besar 5 – 100C dari suhu uji moving die
rheometer untuk menjaga kestabilan suhu pada cetakan.
3. Masukkan cetakan ke bagian dalam mesin hot press.
4. Press cetakan sampai suhu cetakan sesuai dengan hasil uji moving die
rheometer.
5. Akhiri proses pemansan apabila suhu sudah sesuai.
Masukkan cetakan
kedalam hot press
Buka cetakan
VIII. PEMBAHASAN
Mesin hot press yaitu mesin yang digunakan untuk mencetak membrane
dan plating yang terdiri dari mold bagian atas bawah, panel temperature setting,
suhu setting, tekanan setting, dan juga waktu setting. Cetakan yang digunakan
dalam pembuatan membrane dan plating merupakan cetakan dengan jenis
pemanasan dua arah, yaitu dari arah bawah dan arah atas. Pengoperasian mesin
hot press dalam pembuatan membrane dan juga plating memerlukan tekan yang
dan suhu yang cukup tinggi, namun dalam proses pencetakan waktu yang
dibutuhkan relative singkat, yaitu tergantung pada waktu kematangan kompon
yang didapatkan dari hasiluji moving die rheometer.
Berdasarkan praktikum pembuatan kompon karet membrane dilakukan
dengan proses cetak vulknisasi dengan jenis cetakan/mold membrane dan
plating, suhu yang digunakan pada saat pemrosesan yaitu suhu awal 151,10C
dan suhu akhir pencetakan yaitu 157,40C, sedangkan waktu yang digunakan
yaitu2:17m.s, dimana waktu tersebut didapatkan dari hasil uji movig die
rheometer. Tekanan yang digunakan untuk memproses membrane yaitu 150
kg/cm2. Jenis pemanas yang digunakan untuk pemrosesan yaitu pemanasan dua
arah, dimana pemanas berasal dari atas dan bawah cetakan. memahami dan
mengetahui cara pengujian sarung tangan karet secara organoleptis dan fisis.
Uji organoleptis merupakan pengujian dengan menggunakan organ tubuh
berupa pancaindera, khusunya indera penglihatan. Hasil secara organoleptis
karet membrane dan plating yang kami uji dengan konsisi produk, scorching
pada membrane yaitu tidak ada kerusakan dan keretakan. Elastisitas membrane
baik, yaitu tidak keras dan juga tidak terlalu elastis. Karet membrane maupun
plating tidak lengket pada cetakan, hal ini disebabkan karena kualitas kompon
yang baik serta kondisi cetakan yang baik pula. Ketebalan dari membrane yaitu
4,4mm sedangkan ketebalan dari plating yaitu 2,6mm. Berdasarkan praktikum,
membrane dan plating terdapat beberapa kacacatan diantaranya, yaitu
permukaan plating kasar , hal ini bias disebabkan karena kompon yang
digunakan dalam keadaan kotor sehingga mempengaruhi produk akhir dari
plating tersebut. Membrane dan plating bergelembung, hal ini disebabkan
karena kompon yang belum terlalu matang saat pengujian moving die
rheometer sehingga mempengaruhi lama produk akhir dan waktu yang kurang
tepat saat pemrosesan. Plating dan membrane memiliki scrap yang terlalu
banyak sehingga hal ini bisa dikatakan suatu hal pemborosan baik bahan baku
(NBR) maupun bahan – bahan kimia lainnya.
Dalam praktikum menerapkan K3 sangatlah penting, hal ini dikarenakan
dalam proses pembuatan membrane kita menggunakan mesin hot press yang
bertekanan serta bersuhu tinggi. Untuk itu, praktikan wajib memakai sarung
tangan kain agar tidak kepanasan saat mengambil membrane maupun plating
dalam cetakan. Praktikan juga wajib memakai jas laboratorium untuk
melindungi diri dari segala bahan kimia yang berpotensi membahayakan diri,
serta memakai masker agar meminimalisir bau yang menyengat dan juga
mencegah terjadinya bahan – bahan kimia masuk kedalam tubuh melalui
saluran pernafasan. Praktikan juga harus menaati semua peraturan yang
ditetapkan dalam laboratorium serta tidak melakukan hal – hal yang dapat
membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum, dapat disipulkan bahwa:
1. Menggunakan pemanasan dua arah yaitu atas dan bawah.
2. Waktu vulkanisasi untuk pencetakan kompon karet membrane yaitu
2:17m.s berdasarkan hasil uji moving die rheometer.
3. Tidak ada keretakan dan kerusakan, elastisitas baik, tidak lengket pada
cetakan, ketebalan untuk membrane 4,4mm sedangkan ketebalan untuk
plating 2,6mm, serta terdapat kecacatan berupa membrane dan plating
bergelembung, permukaan plating kasar dan produk memiliki scrap yang
terlalu banyak.
4. K3 yang diterapkan yaitu berupa penggunaan jas laboratorium, sarung
tangan kain, masker, dan juga selalu melindungi diri dari segala bahaya saat
praktikum.
X. DAFTAR PUSTAKA
- Abednego, J.G. (1990). Penelitian Pembuatan Karet Tahan Usang karena
Panas. Bogor: Penerbit Menara Perkebunan, Balai Penelitian Teknologi
Karet.
- Alfa, A.A. (2005). Bahan Kimia untuk Kompon Karet. Kursus Teknologi
Barang Jadi Karet Padat. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Karet.
- Handoko, B. (2003). Pengolahan Lateks Pekat. Kursus Teknologi Barang
Jadi dari Lateks. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Karet.
- Long dan Harry. (1985). Basic Compounding and Processing of Rubber.
Ohio: University of Akron.
- Nasruddin. (2010). Karakteristik Sifat Fisika Kimia Membran dari Berbagai
Formula Kompon. Majalah Dinamika Penelitian BIPA. 21(37): 60-71.
- Wang, S., Boyjoo, Y., Choueib, A., dan Zhu, Z.H. (2005). Removal of Dyes
from Aqueous Solution Using Fly Ash and Red Mud. J. of Water Research.
39: 129-138.