Oleh :
STAF LABORATORIUM PARASITOLOGI
LABORATORIUM PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
ii
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
DAFTAR ISI
iii
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
iv
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
PHYLUM ARTHROPODA
PENDAHULUAN
Beberapa penyakit di daerah tropis seperti misalnya malaria, filariasis disebarkan dan
dipindahkan oleh Arthropoda. Agar cara pengendalian (control method) Arthropoda
pemindah penyakit ini berhasil dengan baik, perlu dipelajari siklus hidup dan morfologinya.
Sejak semula manusia menyadari akan keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh
serangga, misalnya beberapa jenis tanaman untuk pertumbuhannya membutuhkan serangga
dalam hal penyerbukan, manusia dapat menikmati madu yang dihasilkan oleh lebah, sedang
kerugiannya serangga menimbulkan gangguan baik dalam bidang pertanian maupun bidang
kesehatan manusia dengan jalan racun yang dikeluarkannya, gigitannya ataupun perannya
sebagai pembawa dan penyebar penyakit.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani "anthron" berarti sendi dan "pous" yang berarti
kaki, jadi Arthropoda ialah binatang yang berkaki dan beruas-ruas atau berbuku-buku.
Entomologi berarti ilmu yang mempelajari tentang serangga dan berasal dari bahasa
Yunani "ENTOMON". Medical Entomologi adalah ilmu yang mempelajari sejumlah
serangga yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia.
Walaupun berbeda atau bervariasi dalam hal bentuk, siklus hidup dan habitat, tetapi makhluk
tersebut mempunyai gambaran anatomis termasuk phylum Arthropoda.
MEDICAL ENTOMOLOGI
Phylum : Arthropoda
Beberapa Arthropoda memberikan keuntungan pada manusia antara lain :
1. Sebagai penyerbuk tanam-tanaman yang penting untuk perekonomian.
2. Pemakan bahan-bahan organik yang membusuk.
3. Predator (pemakan) serangga lain yang berbahaya.
Disisi lain Arthropoda merugikan kehidupan kita sebagai perusak tanam-tanaman
yang sedang ditanam atau bahan makanan yang disimpan, juga sebagai pembawa dan
penyebar (vektor) penyakit baik untuk manusia maupun binatang piaraan sehingga dapat
menimbulkan penyakit-penyakit zoonosis, penyakit-penyakit epidemis bahkan sampai
menimbulkan kematian.
1
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
2
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
1.5. Kelainan yang ditimbulkan oleh masuknya bahan-bahan yang berbahaya. Gangguan
yang disebabkan oleh sengatan lebah, scorpion atau gigitan laba-laba (spider) dapat
menimbulkan gejala yang serius. Racun yang dikeluarkan oleh beberapa jenis
Arthropoda dipakai sebagai pertahanannya misalnya :
a. Order Hymenoptera (tawon,lebah,semut)oleh sengatan
b. Order Lepidoptera (kupu).
c. Order Coleoptera (kumbang "vesicating fluid") oleh iritasi.
d. Order Aranaeida (laba-laba) oleh gigitan.
e. Order Scorpionida (Scorpion) oleh sengatan.
f. Class Chilopoda (centipedes = kelabang)
g. Class Diplopoda (milipedes= kaki seribu).
2. Tidak langsung mengganggu kesehatan manusia (indirectly injurious Arthropoda).
Dalam hal ini Arthropoda bertindak sebagai vektor baik mekanis maupun biologis.
2.1. Pembawa dan pemindah penyakit secara mekanis (Mechanical transmission of
disease).
Dalam hal ini parasit dalam tubuh Arthropoda tidak mengalami perubahan baik
secara morfologis maupun biologis. Mikroorganisme yang dipindahkan secara
mekanis adalah telur-telur cacing, Protozoa, bacteri dan virus.
2.2. Terjadi perkembangan, perubahan biologi di dalam tubuh Arthropoda (=
cyclicae transmission of disease). Dalam tubuh Arthropoda parasit mengalami
perubahan-perubahan baik dalam bentuk maupun jumlah kemudian menjadi
bentuk infektif.
2.2.1. Propagative transmission :
Di dalam tubuh Arthropoda, mikro organisme mengalami perubahan
dalam jumlah, hanya memperbanyak diri tanpa mengalami perubahan
bentuk, misalnya virus, bacteri, rickettsia, spirochoeta.
2.2.2. Cyclodevelopment :
Di dalam tubuh Arthropoda, mikro organisme hanya mengalami
perubahan bentuk tanpa bertambah jumlahnya.
Contoh: mikrofilaria.
2.2.3. Cyclo-propogative transmission :
Dalam tubuh Arthropoda parasit mengalami perubahan bentuk dan
jumlahnya.
Contoh: Plasmodium.
3
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
ad.1. Pengendalian terhadap parasit, dalam hal ini dapat digunakan cara :
1.1. Chemotherapi :
Dipakai obat-obat untuk membunuh parasit bila parasit sudah masuk dan
mengganggu host, atau dengan perkataan lain menyembuhkan penderita.
1.2. Chemo-prophylactie :
Penggunaan obat-obat untuk mencegah pertumbuhan parasit lebih lanjut didalam
tubuh host sebelum menimbulkan gangguan, misalnya terhadap malaria.
1.3. Vaccinasi :
Dengan memasukkan antigen kedalam tubuh host sehingga dapat ditimbulkan
kekebalan (immunity) terhadap parasit tertentu.
ad.2. Pengendalian terhadap reservoir host :
Beberapa penyakit misalnya yellow fever, trypanosomiasis, leishmaniasis, mempunyai
reservoir host binatang. Penyakit pes dan scrub typhus sesungguhnya merupakan
penyakit pada binatang mengerat (rodent), manusia merupakan accident host.
Plasmodium sp ( penyebab penyakit malaria ), Wuchereria bancrofti dan Onchocerca
volvulus (penyebab filariasis ) dikatakan tidak mempunyai reservoir host, sedangkan
Brugia malayi, Loa-loa, Dipetalonema perstans mempunyai reservoir host. Cara
mencegah penyebaran penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir host adalah
mencegah kontak antara manusia dengan binatang reservoir atau membinasakan
binatang reservoir seperti misalnya dalam hal tikus.
ad.3. Pengendalian terhadap arthropoda vektor :
3.l. Mencegah kontak antara vektor dengan manusia :
3.1.1. Barier biologis :
Membersihkan tempat perindukan dan peristirahatan vektor.
4
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Walaupun berbeda/bervariasi dalam hal bentuk, siklus hidup dan habitat, tetapi
mahluk yang termasuk Phylum Arthropoda mempunyai gambaran anatomis dengan sifat-
sifat:
1. Tubuh bersegmen-segmen dan bilateral simetris.
5
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
2. Mempunyai kerangka luar yang disebut EXOSKELETON yang terdiri dari bahan
CHITINE.
3. Mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut appendages yang berpasangan dan
bersegmen-segmen.
4. Mempunyai rongga tubuh yang disebut HAEMOCELE dan berisi cairan yang disebut
HAEMOLYMPH dimana organ-organ tubuh terapung di dalamnya.
5. Tractus circulatorius terletak dibagian dorsal tubuh.
6. Tractus nervosus terletak dibagian ventral tubuh.
Exoskeleton membuat tubuh menjadi kaku dan melindungi organ-organ dalam. Tiap
segmen terdiri dari bagian dorsal disebut tergun atau notum, bagian ventral sternum, bagian
lateral pleuron yang masing-masing dihubungkan oleh suatu lapisan membrane sehingga
memungkinkan suatu pergerakan.
Pada arthropoda yang primitif, bentuk tubuh seperti cacing terdiri dari segmen-segmen
yang hampir sama, pada masing-masing segmen terdapat sepasang atau 2 pasang kaki.
Sedang pada golongan Insecta, kaki hanya tiga pasang terdapat pada thorax. Pada Arachnida
terdapat empat pasang kaki pada cephalothorax.
6
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
A. Class CRUSTACEA
Mempunyai antennae 2 pasang, kaki 5 pasang.
Hidupnya aquatic atau semi aquatic, bernafas dengan insang.
Termasuk Class Crustacea adalah :
a. Crabs (kepiting), lobster (udang laut), shrimp (udang tambak), cray fish (udang
sungai), yang merupakan intermediate host dari Paragonimus westermani.
Dikenal 2 jenis crab :
1. Tiwari potamon (water fall crab = kepiting air terjun), carapestnya halus dan
datar.
2. Somanian thalphusa (Field crab = kepiting sawah), carapestnya convex, tepi
antero lateral bergerigi.
b. Copepods :
Adalah Arthropoda yang hidup dan berenang dalam air tawar. Tubuhnya kecil (1-5
mm) berbentuk buah pir, pipih dorsoventral, dibagi kepala, thorax, abodomen yang
terdiri dari 17 segmen dengan appendages 11 pasang. Terdiri dari beberapa jenis,
antara lain CYCLOPS merupakan intermediate host dari Gnathostoma, DIAPTOMUS
merupakan intermediate host dari Diphyllobothrium dan Dracunculus.
7
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
B. Class ARACHNIDA
Tidak mempunyai antennae dan tidak mempunyai sayap.
Tubuh dibagi menjadi dua bagian; Yaitu Cephalothorax (bagian kepala dan thorax
yang menjadi satu) dan abdomen. Pada cephalothorax terdapat 6 pasang appendages yang
terdiri dari 4 pasang kaki dengan type "walking leg", untuk berjalan; 2 pasang appendage
pertama berfungsi sebagai mulut (mouth part). Sepasang appendage yang pertama disebut
CHELICERAE berbentuk seperti pincer (= catut) berfungsi sebagai alat penusuk dan perobek
kulit mangsanya, sedang sepasang appendage yang kedua disebut PEDIPALPS berfungsi
sebagai organ sensory.
Siklus hidup
Pada umumnya ovipar, tetapi beberapa species vivipar. Telur menetas menjadi larva
yang mirip dengan bentuk dewasa hanya kakinya tiga pasang. Larva "moulting" menjadi
stadium nympha dengan kaki 4 pasang tetapi belum mempunyai "genetal organ". Sehingga
siklus hidupnya disebut : incomplete metamorphosis atau hemi metabolous metamorphosis.
Class Arachnida terdiri dari beberapa order :
1. Order Scorpionida : SCORPION
Cephalothorax tidak bersegmen-segmen dengan 4 pasang kaki, Pedipalp besar
berakhir dengan "claw" yang kuat. Abdomen terdiri dari 7 segmen anterior yang
lebar dan 6 segmen posterior yang sempit dan panjang, ujung caudal dilengkapi
dengan pyriform telson yang berakhir dengan alat penyengat (= hook stinger)
yang mengeluarkan racun (= poisonous sting).
2. Order Araneida : SPIDER = laba-laba
Tubuh terdiri dari cephalothorax dengan 4 pasang kaki dan abdomen yang tak
bersegmen berbentuk seperti kantong, pada permukaan ventral dekat ujung
posterior terdapat SPINNERETS (silk-spinning organ), organ yang menghasilkan
benang-benang seperti sutera untuk sarangnya.
Batas antara cephalothorax dan abdomen jelas. Bagian mulut dilengkapi dengan
sepasang rahang yang beracun (chelicerae) dari ujungnya dikeluarkan racun yang
berasal dari cephalothorax.
3. Order Acarina : TICKS dan MITES
Cephalothorax dan abdomen menjadi satu. Bagian mulut (mouth parts) berasal
dari ujung anterior tubuh dan membentuk kepala palsu ( = false head), yang
dikenal sebagai capitulum pada ticks dan gnathostoma pada mites. Struktur yang
membentuk bagian mulut adalah chelicera dan palp.
8
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
E. Class PENTASTOMIDA
Merupakan endoparasit pada binatang dan hidup dalam tubuh manusia Bentuk
dewasa nymphnya menyerupai cacing yang penting untuk bidang Kedokteran adalah genus
Linguatula dan Porocephalus. Bentuk dewasa dan stadium nymph daripada L. serrata
ditemukan dalam hidung dan sinus paranasalis daripada anjing dan carnivora yang lain,
sedang stadium larva didalam herbivora. Infeksi pada manusia oleh bentuk dewasa jarang
dijumpai, tetapi telah dilaporkan di Eropa, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan sejumlah
infeksi oleh bentuk larva. Telur bila ditelan oleh mammalia menetas menjadi larva yang
berkaki empat, menembus dinding usus, encystasi didalam liver, paru, lien dan kelenjar-
kelenjar mesenterica. P. armillatus di Afrika dan P. moniliformis di Asia ditemukan pada
manusia, bentuknya cylindris menyerupai kalung merjan. Bentuk dewasa ditemukan dalam
9
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Phyton atau ular yang lain. Bentuk nymph didapatkan dalam binatang piaraan juga pada organ
manusia seperti hepar, paru, conjuctiva, mucosa usus.
10
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
bersayap 2 pasang, sayapnya terdapat pada meso dan metathorax, segmen-segmen tersebut
lebih besar daripada prothorax, sedang insecta yang bersayap satu pasang (Diptera = tru flies),
sayap terdapat pada mesothorax, dan sepasang sayap yang kedua berubah menjadi "halter"
yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Pada beberapa jenis Diptera, tergum atau notum (bagian dorsal) dibagi oleh suture
(tempat melekatnya otot) menjadi scutum dan scutelum.
Sayap :
Terdiri dari membrane dan beberapa penebalan yang disebut "wing vein" yang berisi
haemolymph, syaraf, trachea, pembuluh darah.
1. syaraf
2. pemb. Darah
3. tracea
Gambar 1. Sayap
Kaki :
Tiap kaki terdiri dari Coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus yang juga bersegmen-
segmen dan berakhir dengan satu pasang cakar (claw)
Abdomen:
Terdiri dari 10-11 segmen, pada segmen 8 dan 9 terdapat genital organ, juga terdapat
sepasang "spiracular opening" (lubang spiracle) pada tiap segmen. Alat kelamin jantan terdiri
dari : sepasang testis, sepasang vas deferens, seminal vesicle, ejaculatory duck dan aedeagus,
dilengkapi dengan sepasang accesory gland. Alat kelamin betina terdiri dari : sepasang ovary,
sepasang oviduct, common oviduct, vagina, dilengkapi dengan spermatheca dan accessory
gland.
Siklus hidup:
Insecta pada umumnya bertelur, telur menetas menjadi larva beberapa jenis
melahirkan larva (misal Glossina). Pertumbuhan Insecta selalu diikuti oleh sederetan moulting
atau acdyses (= pergantian kulit), periode diantaranya disebut instar. Beberapa jenis insecta
mengalami "hemi metabolous matamorfose misalnya kutu kepala, beberapa jenis yang lain
mengalami "holo metabolous metamorfosis" seperti pada lalat dan nyamuk.
11
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
12
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
dalam "antenal grooves", dapat ditonjolkan keluar, terdiri dari 3 segmen, segmen ke 1
dan ke 2 kecil, ke 3 seperti tongkat (club-shaped). Type siklus hidupnya : holometabolous
metamorphoses.
3. Order ANOPLURA
Tubuh pipih dorso- ventral, tidak bersayap, type mulutnya "sucking mouth part", type
kakinya grasping. Type siklus hidupnya hemi metabolous metamorfosis. Merupakan ecto
parasit pada mammalia termasuk manusia, hidup dan meletakkan telur-telurnya pada
rambut atau pakaian, mengambil makanannya dengan jalan menghisap darah.
Terdiri dari 6 Family tapi hanya 2 species yang penting :
Pediculus humanus
Pthirus pubis
4. Order HEMIPTERA
Tersebar diseluruh dunia, mempunyai type siklus hidup hemimetabolous metamorphosis.
Rupa dan ukurannya bervariasi, probocisnya disesuaikan untuk menghisap (type
mulutnya "sucking type"), terdiri dari 4 segmen, dibengkokkan dibawah kepala dan
tubuh. Mempunyai 2 pasang sayap, kecuali Family CIMICIDAE tidak bersayap. Atas
dasar sifat sepasang sayap yang pertama order Hemiptera dibagi menjadi 2 sub order :
4.1. Sub Order HOMOPTERA
Mempunyai 2 pasang sayap yang membraneous, species-species yang termasuk sub
order ini merupakan pemakan tanaman tidak penting dalam bidang Kedokteran.
4.2. Sub Order HETEROPTERA
Mempunyai 2 pasang sayap yang melipat satu sama lain menutupi abdomen,
sepasang sayap kedua membraneus, sedang bagian pangkal dari sepasang sayap
pertama tebal dan keras, sisanya membraneous, type ini disebut hemielytron. Dua
Family yang penting :
1. Family REDUVIIDAE
2. Family CIMICIDAE
Hemielytra menjadi rudiment, berbentuk seperti scale. Proboscisnya pendek dan
halus terletak dalam lekukan pada bagian ventral kepala.
Beberapa order dibawah ini jarang menimbulkan kelainan yang serius walaupun
beberapa species mengganggu manusia, misalnya oleh karena sengatannya atau
merupakan vektor daripada penyakit.
5. Order ORTHOPTERA (Cockroaches)
Sayap depan sempit dan keras, sayap belakang membraneus.
13
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
14
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
NYAMUK (MOSQUITOES)
Order : Diptera
Sub order : Nemetocera
Family : Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : - Anophelini
- Culicini
CIRI-CIRI UMUM
• Tubuh: terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen yang nampak terbagi
dengan jelas.
• Antena: satu pasang, panjang, filiformis, lebih panjang dari kepala dan thorax.
• Mata : majemuk (compound eyes)
• Kaki : tiga pasang (Hexapoda), beruas-ruas tiga pasang keluar dari tiap segmen thorax
yaitu
- prothorax
- mesothorax
- metathorax
• Sayap : satu pasang, terdapat pada mesothorax
• Mempunyai type metamorphose sempurna (Holometabolous)
MORFOLOGI NYAMUK
1. Dewasa :
Kepala ; berbentuk bulat atau spheris.
15
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Mata ; satu pasang mata majemuk (compound eyes yang pada nyamuk jantan menyatu
(holoptic) dan pada nyamuk betina nampak jelas terpisah (dichoptic).
Antena ; satu pasang antena yang panjang terdiri dari l4-l5 ruas, setiap ruas ditumbuhi bulu-
bulu yang lebat pada yang jantan (plumose), sedang pada yang betina jarang (pilose).
Mulut (mouth part) ;
- termasuk jenis penusuk dan penghisap (piercing and sucking),
- terdiri dari dua palpus dan satu proboscis,
- proboscis ini merupakan alat penusuk yang tersusun atas: Satu buah labium,
Satu buah hypopharynx,
Satu pasang mandibula,
Satu pasang maxilla,
Satu pasang labium yang diujungnya terdapat sepasang labella.
Thorax ;
- terdiri dari tiga segmen, tiap segmen terdapat sepasang kaki,
- dari mesothorax, selain sepasang kaki juga keluar sepasang sayap,
- dari metathorax, selain sepasang kaki juga terdapat sepasang halter, yaitu sayap yang
rudimenter/kecil, berguna untuk mengatur keseimbangan tubuh,
- dari sisi dorsal bagian thorax ini nampak berbentuk ovoid atau segi empat, tertutup
bulu-bulu atau sisik, mesonatum terpisah dengan scutellum oleh suatu garis
transversal. Bentuk sctellum ini dapat dijadikan pedoman identifikasi species.
Abdomen ;
- berbentuk memanjang, silindris,
- terdiri dari sepuluh segmen, dua segmen terakhir mengadakan modifikasi menjadi
alat genitalia dan anus, sehingga yang nampak hanya delapan segmen.
2. Telur :
Bentuknya bermacam-macam, tergantung speciesnya. (Lihat di halaman lain dari
diktat ini).
3. Larva :
- Terdiri dari empat stadium larva, yaitu: Larva 1, Larva 2, Larva 3, Larva 4.
- Ciri-ciri morfologi larva dapat dipelajari dengan mudah pada Larva 3 dan Larva 4.
- Pada dasarnya larva juga terdiri dari tiga bagian tubuh yaitu; kepala, thorax,
abdomen.
16
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepala ;
- berbentuk oval atau segi empat, pipih dalam arah dorso ventral,
- mempunyai satu pasang antena yang pendek,
- mempunyai satu set mulut (mouth part dan satu pasang "mouth brushes" yang
diperlukan untuk makan,
- juga terdapat sepasang mata majemuk.
Thorax ;
- terdiri dari tiga segmen yang bergabung satu sama lain sehingga berbentuk segi
empat,
- tidak mempunyai kaki.
Abdomen :
- berbentuk silindris, makin ke ujung posterior makin ramping,
- terdiri dari sepuluh segmen, setiap segmen satu sampai dengan delapan mempunyai
sepasang spiracle,
- segmen ke delapan mempunyai siphon (pada tribus culicini), dan dua segmen
tarakhir melekuk ke ventral dan berisi brushes dan anal gills.
4. Pupa :
- Suatu bentukan yang menyerupai koma,merupakan stadium yang "non feeding"
(tidak makan).
- Kepalanya menyatu dengan thorax, dan disebut sebagai cephalothorax.
- Gerakannya khas (jerky movement), dan pada waktu istirahat akan mendekati
permukaan air untu bernafas dengan breething tube (breething trumpet) yang
terdapat pada sisi dorsal thorax.
- Pada segmen terakhir dari abdomen terdapat sepasang "paddles" untuk berenang.
SIKLUS HIDUP :
• Nyamuk mempunyai type metamorphose sempurna (holometabolous) yaitu melalui
empat tahap stadium ; dewasa, telur, larva dan pupa.
• Bentuk dewasa dapat hidup selama kurang lebih dua minggu sampai beberapa bulan.
Nyamuk jantan hidup dengan menghisap air gula atau cairan buah-buahan, sedangkan
nyamuk betina selain makanan tersebut membutuhkan darah untuk pemasakan sel
telurnya. Oleh karenanya hanya nyamuk betina saja yang menghisap darah. Ini disebut
dengan siklus gonadotrophic.
17
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
• Setelah kawin beberapa waktu kemudian nyamuk betina mulai bertelur. Telur-telurnya
diletakkan di tempat yang berair secara bergerombol atau pun sendiri-sendiri tergantung
speciesnya. Proses penetasan telur menjadi larva dipengaruhi suhu dan sangat bervariasi,
mulai beberapa jam, hari ataupun bulan baru menetas menjadi larva.
• Pertumbuhan larva terdiri dari empat stadium, yaitu larva stadium 1, larva stadium 2,
larva stadium 3 dan larva stadium 4. Kecepatan pertumbuhan larvapun juga bervariasi,
tergantung beberapa faktor, antara lain :
- kondisi air,
- suhu,
- jumlah dan jenis makanan dan plakton yang terdapat di air. Pertumbuhan larva rata-
rata berlangsung sepuluh hari atau lebih untuk kemudian menjadi pupa.
• Pertumbuhan pupa ke dewasa bervariasi, antara 1-5 hari.
• Nyamuk yang baru menetas/keluar dari pupa secara potensial sudah mampu untuk kawin,
karenanya merekapun sudah mampu untuk menggigit. Nyamuk-nyamuk tersebut
mempunyai sifat/kebiasaan menggigit mangsanya sendiri-sendiri, tergantung species dan
strainnya. Dari kebiasaan menggigit nyamuk, dikenal istilah antara lain :
- Anthropophilic
- Zoophilic
- Zooanthropophilic
- Day biter
- Night biter
- Day and night biter
- Indoor/Outdoor biter
- Endo/Exophilic
18
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
19
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
• Anopheles aconitus :
- Kolam renang
- Danau
- Air sawah/persawahan
- Aliran yang deras
• Anopheles sundaicus :
- Air payau
• Anopheles maculatus :
- Seepages
- Persawahan
- Air yang mengalir
- Air yang terkena matahari.
Sifat yang berhubungan dengan perannya sebagai vektor antara lain
- indoor/aout of door biter,
- anthropophilic/zooanthropophilic,
- night biter (kurang lebih pukul l8.00 - 20.00).
Kepentingan medis
Sebagai vektor biologis dari penyakit-penyakit :
*). Malaria *). Filariasis
2. Genus Aedes
Tempat perindukan larva (breeding place) :
• Aedes aegypti
• Aedes albopictus ---> di air tergenang yang jernih
seperti : - air bak mandi,
- penyimpanan air minum,
- pot-pot bunga,
- perangkap semut.
Sifat :
• Anthropophilic
• Day biter
• Out of door/indoor biter
20
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepentingan medis
Vektor biologis dari penyakit :
• Filariasis : Wuchereria bancrofti, Brugia malayi.
• Dengue fever/Dengue haemorhagic fever: Arbovirus group B.
• Yellow fever
• Eastern Equine Encephalomyelitis
• California Encephalomyelitis
• Venezuelan Equine Encephalomyelitis
3. Genus Culex
Breeding place :
- Air yang tergenang
- Segala macam air, terutama air yang kotor (poluted water)
• Culex pipienfatigans = Culex quenquefasciatus
- See page (poluted water)
• Culex tritaenorhynchus :
- Rice field
Sifat-sifat :
• Zooanthropophilic
• Night biters
• Menyukai tempat-tempat yang gelap
Kepentingan medis
Vektor biologis dari penyakit-penyakit :
• Filariasis (Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti)
• Japanese B Encephalitis
• St. Louis Encephalitis
• Western Equine Encephalomyelitis
• California encephalomyelitis
4. Genus Mansonia
Tempat perindukan :
* Mansonia uniformis
* Mansonia annulifera -------> Rawa-rawa terbuka yang
21
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepentingan medis
Intermediate host dari :
* Filariasis (Malayan)
* Eastern Equine Encephalomyelitis
b. Terhadap larva :
• Kontrol biologis ; dengan memelihara predator ;
- ikan Gambusia
- larva Megarhinini
22
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
23
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Order : DIPTERA
Gambar 2. Antennae :
A. Wohlfahrtia vigil s., B. Musca domestica betina, C. Glossina morsitans jantan, D.
Tabanus sp. Jantan, E. Eristalis tenax, F. Culex sp. Jantan.
24
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Family : TABANIDAE
Serangga yang termasuk Family Tabanidae disebut juga "horse fly" atau "deer fly",
ukurannya bervariasi dari sebesar lalat rumah sampai 1 inci panjang tubuhnya.
Kepala : besar berbentuk semilunar, mata besar, "biting mouth part". antenae lebih pendek
dari pada kepala (pada chrysops, antennae lebih panjang).
Thorax : kuat dan gemuk, padanya terdapat satu pasang sayap yang lebar, squamae yang
besar, dilengkapi dengan kaki 3 pasang.
Abdomen : terdiri dari 7 segmen, lebar dan kuat, pipih dorso-ventral kadang-kadang silindris.
Siklus hidup:
Setelah fertilasi dan menghisap darah, yang betina bertelur diatas air, lumpur,
tumbuhan air atau diatas batu-batu, telur-telur diletakkan berdiri, bergerombol dalam jumlah
50-700 butir. Telur berbentuk cerutu berukuran 1-2 mm panjangnya, berwarna krem sampai
orange atau hitam. Setelah
kira-kira satu minggu telur akan menetas menjadi larva berbentuk silindris yang meruncing
pada kedua ujungnya, mempunyai kepala yang kecil kemudian diikuti oleh thorax dan
abdomen yang terdiri dari 11 segmen.
Beberapa jenis larva memakan arthropoda yang hidup dalam air seperti misalnya larva
nyamuk. Kemudian larva tersebut bermigrasi kebagian tepi dari "breeding place"nya, yaitu
ketempat yang lebih kering untuk berubah menjadi pupa yang berwarna coklat, panjang
antara 1/3-1 1/2 inci, mepunyai cephalothorax dan abdomen. Pupa berdiri tegak sebagian
tubuhnya tertanam didalam lumpur. Setelah beberapa hari samnpai 2 minggu, imago akan
keluar dari pupa kemudian menjadi dewasa.
Genus yang penting dalam bidang Kedokteran adalah CHRYSOPS yang merupakan
intermediate host dari Loa-loa.
25
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Sub order Cyclorrapha terdiri dari 32 Family, hanya 2 yang penting di bidang
Kedokteran; Fam.Muscidae & Fam.Calliphoridae.
1. Family MUSCIDAE
Ukurannya sedang, antennae selalu dilengkapi dengan arista dan biasanya berbulu.
Pada umumnya berwarna hitam , abu-abu atau coklat tua dengan garis-garis hitam pada
thorax. Yang betina biasanya bertelur tetapi genus Glossina melahirkan larva.
Lalat-lalat yang termasuk Fam. Muscidae dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
- blood sucking musids (biting flies/lalat pemghisap darah)
Contoh : - Genus Glossina
- Genus Stomoxys
- non blood sucking mucids (non biting flies)
Contoh : - Genus Musca
- Genus Muscina
- Genus Fannia
Lalat yang termasuk "biting flies", bagian mulutnya (mouth part) berfungsi untuk
manusuk kulit dan menghisap darah (type piercing and sucking mouth part), walaupun tidak
mempunyai mandibula dan maxilla, labiumnya bermodifikasi menjadi kaku dan bertanduk,
sedang lalat yang termasuk "non biting flies" proboscisnya lunak dan retractile disesuaikan
untuk mengambil bahan makanan cair , setengah cair dan keras bagian mulutnya termasuk
"sponging type part "
a. Genus GLOSSINA
Disebut juga "tsetse" fly, ukuran sedang panjang tubuhnya antara 6-l5 mm, berwarna
kuning sampai coklat tua, kepalanya besar dengan sepasang compound eyes, proboscis yang
menonjol, langsing dan kaku, type mulutnya "piercing and sucking ". Antennae satu pasang
terdiri dari 3 segmen pada segmen ketiga terdapat arista dengan rambut-rambut yang
bercabang-cabang dan terdapat pada permukaan atas arista.
Thorax gemuk dengan garis-garis dan bintik-bintik coklat gelap pada permukaan
dorsal. Pada thorax terdapat satu pasang sayap yang panjang, dalam keadaan istirahat/tidak
terbang saling menutup satu sama lain seperti gunting, " wing-vein" ke 4 dan ke 5 membentuk
bentukan seperti "butcher knife" atau "hatchet cell".
26
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Abdomen berwarna coklat tua dengan garis-garis transversal berwarna coklat muda.
Glossina jantan mudah dibedakan dengan yang betina. Peritropic membrane dari tractus
digestivusnya disesuaikan untuk transmisi penyakit Trypanosoma.
Siklus hidup:
Telur menetas didalam uterus menjadi larva, sehingga lalat ini melahirkan larva di
tanah yang gembur, kering teduh, biasanya dibawah pohon dan semak-semak, dibawah
karang, mulut goa, kadang-kadang dilubang pohon, seperempat jam kemudian berubah
menjadi pupa, satu bulan kemudian menetas menjadi lalat dewasa. Life spannya tergantung
pada musim, pada musim panas umurnya lebih pendek. Rata-rata umur Glossina 3-5 bulan.
Lalat betina biasanya melahirkan 2-3 ekor larva, lalat jantan maupun betina menghisap darah
vertebrata sebagai makanannya.
Glossina banyak didapat pada permulaan musim hujan
Kepentingan medis:
Merupakan vektor Trypanosomiasis yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense dan
Trypanosoma rhodesiense.
b. Genus : STOMOXYS
Disebut juga "stable fly" (lalat kandang), terdapat dimana-mana, mengganggu ternak
atau manusia oleh gigitannya. Tubuhnya sebesar Musca, berwarna abu-abu gelap dengan 4
garis longitudinal berwarna hitam pada thorax bagian dorsal.
Pada kepala terdapat proboscis yang langsing, panjang, kaku non retractile,dan pada
antennae terdapat arista yang berbulu pada permukaan atas saja.
Siklus hidup :
Lalat betina bertelur 4-20 butir, kadang-kadang sampai 70 butir pada kotoran kuda dan
binatang lain, sayur-sayuran yang membusuk, tumpukan rumput, sampah dari ladang dsb.
Satu sampai empat empat hari kemudian telur menetas menjadi larva stadium 1 (L1), l0 hari
kemudian menjadi larva stadium 3 (L3), dalam keadaan dingin membutuhkan waktu lebih
lama sampai 1 bulan, kemudian menjadi pupa, satu sampai 3 minggu kemudian menjadi
dewasa.
Kepentingan medis :
Baik yang jantan maupun yang betina mengisap darah. Gigitannya sangat
mengganggu menimbulkan iritasi pada kulit merupakan vektor penyakit cacing dan protozoa
pada binatang piaraan.
27
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
c. Genus : MUSCA
Species : Musca domestica
Disebut juga lalat rumah, terdapat dimana-mana disekitar kita, kosmopolitan (seluruh
dunia) terutama didaerah tropis. Tempat perindukannya terutama di tempat-tempat yang
kotor, tempat sampah, pembantaian dsb.
Kepala : berbentuk oval, kedua mata yang jantan pada yang betina dan bertemu digaris
tengah. Antennae type Cyclopharcous dengan arista yang dilengkapi dengan bulu
rambut pada bagian dorsal dan ventral. Bagian mulut yang dikenal dengan proboscis
dapat ditarik dan ditonjolkan dan bertype sponging.
Thorax : Pada bagian dorsal terdapat 4 garis longitudinal berwarna hitam. Terdapat 3 pasang
kaki yang masing-masing dilengkapi dengan satu pasang cakar dan satu pasang
pulvili dan satu pasang sayap dengan wing venasi yang specific, wing vein ke 4
membelok tajam kearah costa mendekati wing venasi ke 3 pada tepi sayapnya.
Abdomen: biasanya berwarna abu-abu dengan garis-garis atau bercak-bercak orange, yang
tampak hanya 4 segmen, sisanya tertarik kedalam, pada yang betina segmen yang
tertarik kedalam ini dimodifikasi menjadi bentukan seperti tabung yang dapat
ditonjolkan keluar pada waktu bertelur.
Siklus hidup :
Type siklus hidup : holo-metabolous metamorphosis.
Dua-tiga hari setelah kawin lalat betina bertelur ditempat tempat yang kotor, misalnya
ditempat-tempat sampah, sayur-sayur yang membusuk, faeces manusia dan binatang terutama
pada siang hari. Telur berbentuk pisang berukuran 0,8 - 1,00 mm dilengkapi dengan 2 buah
"dorsal ridge", tempat keluarnya larva; berwarna putih krem. Setelah 6-12 jam telur menetas
menjadi larva stadium 1(L1), sehari kemudian menjadi larva stadium 2 (L2), setelah kurang
lebih satu minggu menjadi larva stadium 3 (L3). Larva stadium 3 yang hampir menjadi pupa
akan berhenti makan, bergerak dari tempat perindukannya mencari tempat yang kering,
kemudian menjadi pupa, 4-5 hari kemudian keluar lalat dewasa.
Dengan mempelajari ujung posterior larva lalat dapat ditentukan stadium dan
speciesnya. Pada ujung posterior terdapat bentukan yang disebut "posterior spiracle", bila
padanya terdapat satu slit (lubang memanjang), maka larva terdapat stad 1, bila 2 buah slit
menunjukkan stadium 2 dan bila 3 buah slit maka larva tersebut stadium 3. Bentuk slit
menunjukkan jenis lalat, misalnya pada Musca domestica bentuk slitnya berkelok-kelok.
28
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepentingan medis :
Lalat rumah merupakan vektor mekanis untuk virus, bacteri, protozoa dan telur-telur
cacing yang terutama menimbulkan penyakit-penyakit gastro-intestinalis, conjungtivitis. Juga
dapat menimbulkan " myiasis "
d. Genus FANNIA
Mirip dengan Musca, berbeda dalam hal :
- tubuhnya lebih kecil
- arista pada antennaenya tidak berambut
- terdapat 3 garis longitudinal berwarna coklat pada thorax
- wing-venasi ke 4 pada tepi sayap wing-vein ke 3
Siklus hidupnya mirip Musca.
Lalat betina bertelur 50-100 butir ditempat yang basah misalnya urine/faeces man/bin,
kejudan ikan yang membusuk.
Juga dapat menimbulkan intestinal dan urinary myiasis.
e. Genus MUSCINA
Juga mirip Musca, berbeda dalam beberapa hal:
- Tubuhnya lebih besar
- Pada thorax juga terdapat 4 garis longitudinal
- Wing veinasi ke 4 pada tepi segmen menjauhi wing vein ke 3
- Larva mirip Musca, posterior spiracle bulat dengan tiga buah split yang berbentuk
"crescent" pada L3 (larva stadium 3 )
29
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Gambar 3. Posterior spiracular pattern representative fly larvae (left spiracular plate only).
1. Callipohoravomitoria,2. Chrysomya bezziana, 3. Chocliomyiamacellaria, 4. Cordylobia
anthropophaga, 5. Auchmeromyia senegalensis,6. Phaenicia sericata, 7. Ohormia regina,
8. Musca domestica, 9. Muscina stabulans, 10. Stomoxys calcitrans, 11. Sarcophaga
fuscicauda, 12. Wohlfahrtia vigil sensu lato, 13. Dermatobia hominis, 14. Gasterophilus
intestinalis, 15.Hypoderma bovis, 16. Oestrus ovis. (Adapted by E.C. Faust).
30
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
2. Family : CALLIPHORIDAE
Terdiri dari ribuan species termasuk yang domestic, dikenal dengan sebutan "blue
bottle", "green botle" dan "flesh flies". Arista pada antenaenya berbulu pada kedua sisi. Tidak
seekor lalatpun yang termasuk Family Calliphoridae penghisap darah, bagian mulutnya
bertype seperti Musca.
Untuk membedakan genus, diperhatikan squamae dan "bristle" pada bagian dorsal
thorax.
Family Calliphoridae dibagi menjadi 2 sub family :
- Calliphorinae
- Sarcophaginae
Genus CHRYSOMYIA
Disebut juga "Old World Scren Worm". Obligate parasit pada jaringan hidup manusia
dan binatang, berwarna hijau sampai biru kehijauan. Muka (antara ke 2 mata) berwarna
kuning. Jumlah bristle pada thorax sedikit, squamae berbulu.Posterior spiracle daripada larva
mempunyai peritreme yang incomplete.
31
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Genus CALLITROGA
Disebut juga " New World Scren Worm ", obligate parasit pada jaringan hidup.
Berwarna biru kehijauan, bristle pada thorax sedikit lebih banyak daripada Chrysomyia,
squamae berbulu. Bentuk larvanya dapat menimbulkan myiasis terutama pada lubang-lubang
alam seperti hidung, mulut, vagina bahkan lesi kecil atau goresan pada kulit bila terinfestasi
oleh larva dapat menimbulkan myiasis.
Genus LUCILIA
Berwarna biru kehijauan, dorsal bristle pada thorax banyak squamae tidak berbulu,
muka putih. Berkembang biak pada bangkai, dapat juga menimbulkan myiasis. Peritreme
pada posterior spiraclenya complete.
MYIASIS
Myiasis adalah invasi jaringan hidup oleh larva lalat yang termasuk order Diptera.
Beberapa macam pembagian Myiasis
I. Dibagi menjadi "internal myiasis" dan "external myiasis".
External myiasis atau dermal myiasis :
Adalah invasi kulit mucosa dan conjunctiva oleh larva lalat-lalat :
- Chrysomia
- Callitroga Æ metalic Calliphorinae
- Wohlfahntia (Sarcophaginae)
- Dermatobia
- Hypoderma Æ termasuk Family Oestridae
- Gasterophylus
- Oestries
32
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Internal myiasis :
Biasanya menyerang intestine atau genito-urinary tract. Dalam hal genito-urinary
myiasis, infestasi larva lalat mulai dari lubang excreta, biasanya terdapat luka atau pus pada
lubang tsb. larva lalat akan naik keatas dan hidup disitu. Dalam hal intestinal myiasis,
manusia mendapat infeksi secara accidental menelan telur atau larva lalat yang terdapat pada
makanan, atau dapat juga melalui anus naik keatas.
Lalat yang dapat menimbulkan internal myiasis adalah : Musca, Muscina, Fannia,
Parasarcophaga, Stomoxys dan Lucilia.
33
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
34
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
9. Enteric Myiasis :
Penyebabnya : Fannia, Sarcophaga haemorrrhoidalis, Muscina stabulas. Infestasi terjadi
melalui makanan, minuman, tangan yang kotor.
Gejala : lemah, muka pucat, anorexia, gastric pain, spasme, gejala gastritis atau enteritis.
35
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Ordo : ANOPLURA
LICE
- relatif kecil, tidak mempunyai sayap
- badan pipih dorso ventral
- mempunyai 3 pasang kaki
Menurut ordonya lice dibagi dalam :
* Biting lice (Mallophaga)
* Sucking lice (Siphunculata)
Ordo Mallophaga (Biting lice) :
- disebut juga wool eaters
- tubuh dilapisi chitin
- thorax memiliki 3 segmen
- kepalanya lebih lebar daripada panjangnya.
Ordo Siphunculata (Sucking lice) :
- bentuknya pipih dorso ventral, tidak mempunyai sayap, mempunyai 3 pasang kaki yang
berakhir dengan cakar, berguna untuk memegang rambut.
- metamorphose incomplete
Family yang penting untuk manusia adalah Family Pediculidae, mempunyai genus yaitu:
- Pediculus spp : Pediculus humanus var. capitis
Pediculus humanus var corporis
- Phthirus spp : Phthirus pubis
A. Pediculus humanus
Varian corporis mempunyai ukuran lebih besar daripada varian capitis, juga lebih
sering sebagai transmitter dari beberapa jenis penyakit.
Morfologi:
- Ukuran : betina ; 3-4 mm
jantan ; 2-3 mm
warna putih keabu-abuan.
- Kepala : lonjong agak meruncing; mempunyai antena pendek dan proboscis yang
bertipe menusuk dan menghisap.
36
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
37
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Habitat : Rambut pubis, dapat pula pada axilla, kadang-kadang pada bulu mata, alis,
perianal, bulu tubuh.
Siklus hidup : Mirip pediculus
Gejala penyakitnya : Gigitan dan atau salivanya dapat menyebabkan Vagabound disease.
Penularan melalui kontak langsung atau lewat pakaian-pakaian/alat-alat
toilet yang terkontaminir.
Terapi: kurang lebih sama dengan Pediculosis.
38
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
A. family CIMICIDAE
Cimex lectularius Termasuk dalam family Cimicidae
Morfologi : Berbentuk oval, berwarna coklat, pipih dorsoventral.
Kepala : pipih, pendek dan lebar.
Mempunyai sepasang compound eyes, antena pendek dan mulut yang bersifat
menusuk dan mengisap.
Thorax : terdiri dari tiga segmen, dimana segmen pertama lebih besar daripada segmen kedua
dan ketiga, mempunyai sayap depan yang rudimeter menutupi segmen kedua dan
ketiga berupa tonjolan pipih yang disebut hemielytra, sedang sayap yang belakang
tidak ada.
Tiap segmen terdapat sepasang kaki.
Abdomen: Pada yang jantan ujung posterior abdomennya lebih lancip dari yang betina dan
mempunyai aediagus. Pada yang betina sisi kanan abdomen pada permukaan
ventral segmen keempat terdapat organ dari berlese (Ribaga) yang berguna untuk
menyimpan sperma (mirip spermatheca).
Telur : Oval, panjangnya kurang lebih 1 mm, mempunyai operculum, berwarna putih
kekuningan, permukaannya dilapisi oleh bahan perekat.
Aediagus
betina
jantan
39
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Siklus hidup:
Hemimetabolous
Telur ---------------> Nymph ---------------> dewasa
9-10 hari ecdysis 5 x
Telur sampai dewasa membutuhkan waktu sekitar 1,5 -2 bulan.
Sifat:
Mengambil makanan waktu malam/gelap.
Pada siang hari bersembunyi di celah-celah kayu, perabot-perabot rumah tangga dll.
Pathogenitas:
Gigitannya menimbulkan urticaria local bahkan menyeluruh.
Belum dapat dibuktikan dapat bertindak sebagai vektor dari penyakit.
Terapi:
Terhadap reaksi alergi oleh gigitan diberi antihistamin.
Pemberantasan:
Dinding, perabot-perabot rumah tangga semprot dengan insectisida antara lain :
DDT 5%, Proporxur 1%
Malathion 1% dioleskan pada mebel-mebel dll.
B. Family : REDUVIIDAE
Terdiri dari 29 sub-family, tapi hanya satu yang menghisap darah yaitu sub family
Triatominae = kissing bugs = Assasin bugs = cone nose bugs; sedangkan yang lain disebut
non-Triatomine yang mempunyai proboscis besar, agak melengkung dan antenanya
berpangkal di kepala bagian dorsal.
TRIATOMINE BUGS
Distribusi geografis :
Hampir di seluruh Amerika, Asia dan Afrika.
Yang dapat bertindak sebagai vektor adalah dari Genus : Triatoma, Rhodnius dan
Panstrongylus. Baik yang jantan maupun yang betina bersifat mengisap darah.
Morfologi :
Panjang bervariasi, spesies yang menyerang manusia berukuran besar dan berwarna suram.
Kepala : panjang berwarna coklat tua/hitam, dengan mata yang menonjol. Proboscis dapat
dilipat kebawah. Antena kepala panjang dan langsing.
40
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Thorax: Dari dorsal hanya tampak pronotum, yang berbentuk segitiga, terlihat thorax seakan-
akan mempunyai bahu
Meso dan Metathorax tertutup sayap.
Dua pasang sayap yang terlipat seperti gunting
Tiap segmen thorax mempunyai sepasang kaki.
Abdomen: Berbentuk oval dengan bagian tepinya yang tidak tertutup oleh sayap melengkung
ke atas disebut connexiva. Genitalia tak jelas.
Gambar 6. Triatomine
Siklus hidup :
Hemimetabolous Telur ---------------> Nymph --------------> Dewasa
10 hari ecdysis 5 x Tiap kali ecdysis membutuhkan darah.
Kepentingan medis:
Sebagai vektor dari Chaga's disease, transmisinya lewat posterior station yaitu setelah
mengisap darah biasanya defikasi di dekat luka tersebut terkontaminir oleh faeces yang
mengandung Trypanosoma cruzi.
Control:
1. Kebersihan lingkungan oleh karena Triatomine bugs tidak suka pada tempat yang
bersih.
2. Insectisida.
41
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
CLASS ARACHNIDA
Class Arachnida terdiri dari 7 order, tetapi ada 3 order yang penting dalam bidang
Kedokteran. Ketiga order tersebut adalah :
- Order Araneida (spiders)
- Order Scorpionida (scorpion)
- Order Acarina
Pada order Araneida dan Scorpionida perlu diperhatikan adanya racun yang
dikeluarkan melalui gigitan atau sengatannya. Beberapa species yang termasuk order
Acarina penting dalam bidang Kedokteran karena peranannya sebagai vektor yang
menularkan penyakit yang disebabkan oleh Virus, Ricketsia, Spirochaeta dan Bakteri.
Morfologi :
• Kepala dan thorax menjadi satu ------> cephalothorax.
• Tak mempunyai antennae.
• Mata ada yang mempunyai dan ada yang tidak mempunyai.
• Mempunyai : - hypostome,
- sepasang chelicerae,
- sepasang pedipalp.
• Mempunyai 4 pasang kaki.
• Tak mempunyai sayap.
• Genital opening biasanya terdapat di bagian ventral.
42
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
43
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Siklus hidup:
Mempunyai habitat di kulit terutama di lipatan-lipatan kulit misal sela-sela jari, axilla,
inguinal dan lain-lain, yang betina membuat terowongan dalam kulit (2-3 milimeter/hari),
terutama pada waktu malam hari, kemudian bertelur dapat sampai berjumlah 40-50 butir,
kurang lebih tiga hari telur menetas menjadi bentuk nymph, untuk nymph yang akan menjadi
bentuk jantan hanya mempunyai satu stadium nymph, sedang yang akan menjadi bentuk
betina mempunyai dua stadium nymph. Dari nymph kemudian menjadi bentuk dewasa. Total
siklus sekitar 2-3 minggu. Life span : sekitar satu bulan. Di luar host dapat hidup sampai 10
hari.
Terapi:
Salep lindane 1%
Benzyl Benzoic Emulsion (BBE) 25%
Beri Antibiotika bila terdapat secundair infection.
Pemberantasan:
Terapi penderita; Kebersihan perorangan dan lingkungan; Pakaian-pakaian, alat-alat
yang terkontaminasi harus disterilkan misal : dengan dicuci air panas dll.
44
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
45
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
46
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
47
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
enam inchi). Makanan yang dihisap dari hospesnya akan melewati saluran pencernakan
dengan cepat sehingga makanan sampai di anus dalam bentuk "semi digested" dan karena
saluran pencernakan cepat kosong maka dalam sehari pinjal makan beberapa kali. Apabila
bila keadaan panas frekwensi gigitan akan meningkat. Pada species tertentu misal: Tunga
penetrans dan Echidnophaga galinacea mempunyai kebiasaan menancapkan diri kedalam
jaringan/kulit hospesnya dan tidak akan berpindah lagi (betina berada disana sampai mati
sesudah bertelur).
Jangka hidup pinjal dewasa dalam keadaan optimum 6 bulan sampai beberapa tahun.
Pada yang terkena infeksi jangka waktu hidup lebih singkat.
Klasifikasi dan Ciri-Ciri Pinjal yang Mempunyai Peranan Medis :
Dalam usaha mempermudah pemahaman terhadap pinjal, klasifikasinya
disederhanakan atas dasar "praktis medis". Didalam pendekatan yang seperti ini Ordo
Siphonaptera dibedakan atas 2 grup utama yaitu :
- Combless Fleas (Pinjal tanpa comb) dan
- Combed Fleas (Pinjal dengan satu, dua atau tiga comb).
A. COMBLESS FLEAS
Dari grup ini Pinjal yang mempunyai peranan medis meliputi species-species dari
Genus : Pulex, Tunga, Xenopsylla.
1. Genus : Pulex
Species : Pulex irritans
Nama umum : Human Flea
Distribusi : Kosmopolitan
Ciri-ciri :
- Ukuran ; 2-4 mm
- Kepala membulat
- Tidak mempunyai" meral rod"
- Mata nampak nyata dan jarak mata kanan
dan kiri cukup jauh.
Gambar 9. Pulex irritans
2. Genus : Tunga
Species : Tunga penetrans
Nama umum : Jigger flea atau Chigoe flea
Distribusi : Daerah asal Amerika Selatan, menyebar terutama Afrika, Madagaskar.
48
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Ciri-ciri:
- Ukuran kurang lebih 1 mm (merupakan Pinjal yang
terkecil).
- Kepala menyudut/runcing.
- Segmen-segmen/ruas-ruas thoraxnya mempunyai
ukuran antero posterior jauh lebih kecil daripada
vertikalnya sehingga nampak "memanjang vertikal.
- Bagian mulut nampak lebih menonjol.
Gambar 10. Tunga penetrans
Tunga penetrans yang jantan maupun yang betina adalah pengisap darah. Sesudah
mengisap darah Pinjal jantan segera meninggalkan host sedang yang betina tetap menempel
dan menancapkan dirinya pada kulit sampai seluruh tubuhnya ke jaringan kulit kecuali
segmen terakhir abdomennya. Pada posisi ini kurang lebih 1 minggu kemudian mengeluarkan
telurnya yang berjumlah antara 150-200 butir, selama 7-10 hari, telur-telur tersebut akan jatuh
ke tanah karena vaginanya diluar permukaan kulit hospesnya. Sesudah masa bertelur selesai
Pinjal betina genus Tunga mati. Telur-telur yang jatuh di tanah, dalam waktu kurang lebih 3-4
hari menetas menjadi larva. Dalam waktu 2 minggu larva akan berubah menjadi coccon dan
satu minggu kemudian imago akan keluar dari cocconnya.
Predileksi daerah gigitan pada manusia adalah sela-sela jari kaki atau jaringan
dibawah kuku. dengan demikian pemakaian alat-alat pelindung kaki (sepatu dll) merupakan
alat proteksi utama.
3. Genus : Xenopsylla
Species : Xenopsylla cheopis
Distribusi :
Kosmopolit, terutama di Asia dan Afrika. Pinjal ini bisa tersebar ke seluruh dunia
melalui kapal-kapal yang didalamnya terdapat tikus.
49
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Ciri-ciri :
Bentuk dan ukuran mirip dengan Pulex irritans.Pada
pleurit segmen thorax kedua terdapat pita vertikal
yang disebut pleural rod atau meral rod
B. COMBED FLEAS
Dari grup pinjal yang mempunyai "comb" ini, pinjal yang mempunyai peranan medis
adalah species-species dari genus :
- Ctenocephallides
- Nosopsyllus
- Leptopsylla
1. Genus : Ctenocephallides
Species : Ctenocephallides felis (Pinjal kucing) &
Ctenocephallides canis (Pinjal anjing)
Distribusi: Kosmopolitan
Ciri-ciri :
- Bagian antero dorsal kepala membulat Ctenocephallides
canis), atau sedikit menyudut pada Ctenocephallides
felis.
- Mata nampak jelas.
- Mempunyai genal comb, yang jumlah spina/ giginya
Gambar 13. Ctenocephallides felis
lebih dari 5 dan arahnya ke ventral.
- Perbandingan panjang gigi pertama dan kedua sangat
penting untuk membedakan antara Ctenocephallides
felis dan Ctenocephallides canis, dimana pada
Ctenocephallides felis panjang gigi pertama dan kedua
hampir sama sedang pada Ctenocephallides canis
panjang gigi pertama kurang lebih setengah panjang gigi
Gambar 14. Ctenocephallides canis
kedua. Mempunyai pronotal comb yang terletak di
sebelah posterior dari kepala (prothorax) dan arah
spinanya ke posterior.
50
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
2. Genus : Nosopsyllus
Species : Nosopsyllus fasciatus
Distribusi: Kosmopolit terutama daratan Eropa
Ciri-ciri :
- Bentuk kepala seperti Ctenocephallides;
- Hanya mempunyai satu buah comb yaitu
pronotal comb.
- Mempunyai mata.
- Jarang menggigit manusia.
Gambar 15. Nosopsyllus fasciatus
3. Genus : Leptopsylla
Species : Leptopsylla segnis
Ciri-ciri :
- Mempunyai baik genal comb maupun pronotal
comb, akan tetapi spina-spina dari genal comb
arahnya tidak ke ventral tetapi ke posterior dan 2
buah spina terletak di occiputnya.
- Tidak mempunyai mata atau kalau ada relatif
kecil.
Gambar 16. Leptopsylla segnis
Catatan:
Terdapat species yang mempunyai 3 buah comb yaitu Stenophonia americana. Pada species
ini disamping genal dan pronatal comb masih mempunyai abdominal comb.
Kepentingan medis :
a. Pinjal sebagai penyebab iritasi :
Iritasi yang terjadi diakibatkan oleh gigitan Pinjal. Proses peradangan yang terjadi
sering menjadi berkepanjangan terutama pada penderita-penderita yang peka. Pada orang-
orang tertentu kadang-kadang terjadi reaksi alergi.
Gangguan seperti ini terutama akibat gigitan dari :
- Pulex irritans
- Ctenocephallides felis
- Ctenocephallides canis
Kadang-kadang diakibatkan juga oleh :
- Tunga penetrans
51
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
- Echidnophaga gallinacea
b. Pinjal sebagai transmitter agent dari Bubonic plaque/Pest
Penyakit ini disebabkan oleh Pasteurella pestis, yang sebenarnya penyakit pada
Rhodentia. Manusia dapat menderita ini karena penjalaran dari penyakit pada Rodentia yang
dipindahkan oleh Pinjal (Manusia ----------> Sekunder host)
Secara epidemiologi plaque dibedakan atas :
¾ Sylvatic plaque ; yang terutama menyerang rodentia di hutan atau area yang jauh
dari pemukiman misal sawah, ladang dll. Manusia dapat terkena penyakit ini bila
mendapatkan gigitan dari Pinjal yang terinfektir oleh penyakit Plaque saat
mengisap darah dari rodentia. Manusia mendapatkan saat membersihkan
memindahkan bangkai rodenti tsb. Keadaan ini terutama terjadi di Afrika Selatan,
Rusia asiatic, Amerika Barat.
¾ Urban plaque; yang merupakan perluasan Sylvatic plaque. Perluasan ini
dimungkinkan melalui gigitan Pinjal yang terinfektir dari Rodentia hutan ke
Rodentia di wilayah pemukiman. Selanjutnya Pinjal dari rodentia di wilayah
pemukiman yang terinfektir akan memindahkannya ke manusia. Pinjal yang
berperan dalam transmisi penyakit ini terhadap manusia terutama Xenopsylla
cheopis. Pinjal lain yang juga dapat merupakan transmitter kepada manusia yaitu
Xenopsylla braziliensis dan Xenopsylla astia.
Cara transmisinya dapat dijelaskan sebagai berikut : Pinjal mengisap darah Rodent
yang mengandung Pasteurella pestis, dalam consentrasi yang cukup banyak. Bacil tersebut
akan terbawa sampai ke lambung Pinjal dan memperbanyak diri serta menyebar ke
proventriculusnya. Di dalam proventriculus basil-basil ini juga memperbanyak diri, sehingga
tebentuk koloni-koloni pada proventriculair rod yang menyebabkan penyempitan lumen usus
(complete blocking). Keadaan ini akan mengganggu fungsi klep proventriculus apabila
rodentia sebagai primer hospes tersebut mati maka Pinjal akan mencari hospes yang baru.
Cara perpindahan Basil Pasteurella pestis dari Pinjal ke host yang baru dapat melalui
cara sebagai berikut:
¾ Melalui faeces pinjal yang mengandung basil dan kemudian masuk melalui kulit
yang lecet dari hospes baru. Kejadian ini sangat jarang (hanya bisa terjadi pada
partial blocking).
¾ Sebagian besar masuknya basil ke hospes baru terjadi melalui gigitan Pinjal yang
mengalami pertial blocking maupun complete blocking. Pada partial blocking ;
pinjal saat mengisap darah hospes baru, darah dapat mencapai lambung. Akan
52
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
tetapi oleh karena fungsi klep proventriculair tidak baik maka akan terjadi
regurgitasi dan darah yang telah tercampur dengan basil Pasteurella pestis, kembali
ke anterior sampai masuk keluka gigitan. Pada complete blocking ; darah yang
dihisap oleh pinjal dari hospes baru tidak sampai ke lambung, akan tetapi berputar
di proventriculus dan tercampur dengan koloni-koloni basil disana untuk kemudian
kembali ke luka gigitan pada hospes baru.
Catatan : Pinjal yang mengalami complete blocking akan selalu merasa lapar sehingga
frekwensi menggigit hospes baru untuk mengisap darah lebih sering (gigitan tersebut
dapat terhadap satu hospes atau beberapa hospes). dengan demikian meskipun Pinjal
yang mengalami complete blocking ini masa hidupnya lebih pendek daripada yang
mengalami partial blocking, dia lebih besar peranannya dalam menyebarkan penyakit
pest.
c. Pinjal sebagai transmitter agent dari Endemic typhus (Flea born typhus).
Penyakit ini disebabkan oleh Ricketssia mooseri dan banyak ditemukan di daerah-
daerah tropis dan sub tropis. Pinjal yang berperanan, terutama Xenopsylla khususnya
Xenopsylla cheopis. Pinjal lain yang juga menyebarkannya adalah Nosopsyllus fasciatus,
Ctenocephalides felis dan Ctenocephalides canis. Berbeda dengan proses yang terjadi pada
cara transmisi Basil Pasteurella pestis, perbanyakan Ricketssia mooseri tidak pernah
menyebabkan blocking pada usus pinjal, sehingga cara perpindahan yang paling banyak disini
adalah melalui faeces atau hancurnya badan pinjal akibat garukan pada permukaan kulit yang
lecet.
d. Pinjal sebagai transmitter Cestoda
Cestoda yang dapat dipindahkan/disebarkan oleh Pinjal adalah :
- Dipylidium caninum
- Hymenolepis nana var. fraterna
- Hymenolepis diminuta
Cara perpindahannya adalah melalui tertelannya telur Cestoda tersebut oleh larva
Pinjal. Larva Cestodanya akan tetap berada pada tubuh Pinjal sampai Pinjalnya dewasa.
Apabila Pinjal ini tertelan manusia maka Cysticercus akan berkembang menjadi dewasa.Pinjal
yang berperanan adalah :Ctenocephallides, Nosopsyllus dan Xenopsylla.
Pemberantasan :
Usaha-usaha pemberantasan meliputi:
1. Penyemprotan tempat-tempat habit rodent dengan larutan dalam minyak tanah/bahan bakar
lainnya dari cairan :
53
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
- Chlordene 2% - malathion 3%
- DDT 5% - metosiklor 5%
- Diazinon 1% - Rome 1%
- Lindane 1%
2. Pemberantasan tikus menyusul usaha No.1
3. Pemberian bedak pada Anjing dan kucing dengan :
- Malathion 1% - Metosikler 1%
- Rotenon 10% - DDT 1%
Ingat ! Taburi juga tempat tidur Kucing dan Anjing peliharaan anda.
54
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Merupakan pengganggu pada rumah tangga, dapat bertindak sebagai vektor mekanis
dari organisme patogen dan juga dapat bertindak sebagai Intermediate host dari beberapa
penjakit parasit cacing. Biasanya hidup di rumah-rumah di tempat yang kotor, di banyak
negara beberapa species Orthoptera lebih banyak menyebabkan kerugian dalam bidang
ekonomi.
Family Blattidae (Kecoak)
Morfologi:
Dewasa: Pipih dorso ventral, larinya cepat, omnivorous, merupakan terresterial insects
dengan sepasang antennae yang panjang, bitting mouth parts. Sayap dua pasang; yang di
muka keras, sayap belakang membranous, kaki kurang lebih sama panjang.
Mempunyai ukuran besar yang bervariasi tergantung speciesnya, sekitar 1 - 4 Cm., juga
mempunyai ciri khas sendiri-sendiri.
Di Timur jauh, Blatta orientalis, warnanya coklat kehitaman, ukuran + 2,5 Cm.. Kecoak
Jerman (Croton bug), Blattela germanica berukuran 1,3 Cm.. Kecoak Amerika, Periplaneta
Amerikana berukuran + 3,8 Cm.. Di U.S.A., Supella supellectilium.
Telur: Terbungkus dalam Ootheca (semacam dompet), satu Ootheca
berisi sekitar 30 butir telur.
Siklus hidup:
Hemi metabolous metamorphose,
Telur -------------> Nymph --------------> Dewasa.
26-69 hari 2-21 Bulan
Panjang hidup yang dewasa lebih dari 40 hari.
Kepentingan medis:
Dapat bertindak sebagai vektor mekanis dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh
kuman maupun parasit. Sebagai intermediate host dari penyakit-penyakit cacing. misalnya
Hymenolepis diminuta, Gongylonema pulchrum, Moniliformis moniliformis.
Gambar:
Blatella germanica Supella supellectilium
Blatta orientalis Periplaneta americana
55
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
ARHTROPODA BERACUN
Arthropoda merupakan makhluk hidup yang menghuni bagian terbesar wilayah dunia.
Sedikitnya 75% dari seluruh species hewan yang hidup di atas bumi ini, berasal dari Phylum
Arthropoda (Pechenik, 2005). Secara ekonomik sebagian di antaranya ada yang memberi
manfaat bagi kehidupan manusia terutama di dunia pertanian, seperti membantu pembuahan
tanaman; tetapi sebagian yang lain membawa dampak negatif berupa hama tanaman.
Sebagian arthropoda juga dapat mempunyai peran medik yang berarti, baik secara tidak
langsung yaitu sebagai vektor berbagai penyakit, maupun secara langsung melalui gigitan
atau sengatannya yang beracun (Schmidt and Roberts, 2005). Arthropoda yang mempunyai
kepentingan medik tersebut di atas meliputi :
1. Arachnida (spiders, scorpions)
2. Insekta dari Oder Hymenoptera (bees, wasps, ants)
Order Oleoptera ( beetles)
Order Epidoptera (butterflies)
Arachnida dan Hymenoptera mempunyai alat tubuh yang disebut venom apparatus;
yaitu satu atau sepasang kelenjar dan perlengkapannya yang berupa taring, gigi, kuku atau
sengat yang digunakan untuk memasukkan/menginjeksikan “venom” (racun/bisa). Venom
mengandung protein dan substansi kimia lain yang dapat menyebabkan organisme lain
lumpuh atau mati. Venom dapat menimbulkan kelainan local di tempat gigitan atau sengatan,
maupun gangguan sistemik (the dermatologic or systemic expression of the injury. . Pada
manusia, venom biasanya menyebabkan rasa nyeri, gatal atau menimbulkan pembengkakan.
Pada individu yang sensitif, venom dapat menimbulkan akibat yang serius yaitu berupa reaksi
anafilkasis.
56
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Sengatan
• Venom diijeksikan melalui organ tubuh yang berbentuk runcing, terletak di posterior
tubuh dan disebut sengat (sting)
• Venom menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman yang immadiate (segera timbul),
dan walaupun tidak mematikan namun menimbulkan jera, sehingga mangsa yang
disengat akan menghindar
• Secara primer merupakan mekanisme pertahanan diri
• Mempunyai kelenjar yang berhubungan dengan saluran venom.
A. SPIDERS
Class : Arachnida
Subclass : Araneida
Order : Araneae (Lamarck, 1818)
Ciri umum:
• Tubuh bersegmen-segmen, kepala menyatu dengan thoraks (Cephalo thorax) dengan 4
pasang kaki (walking legs) dan taring /fang yang disebut chelicerae
• Struktur chelicerae beradaptasi untuk makanan cair sebagai pengganti rahang atau
struktur/bagian mulut yang lain. Segmen terminal membentuk claw/fang yang di
ujungya bermuara kelenjar venom Æ untuk menggigit mangsanya
57
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
• Silk adalah benang protein yang sangat ringan dan elastis, tetapi lebih kuat dibanding
benang baja yang mempunyai ketebalan yang sama,.
• Silk digunakan oleh laba-laba untuk berbagai keperluan, misal menangkap mangsa,
memelihara anak, bergerak/berpindah tempat dan membuat rumah
• Bersifat hemimetabolous dan mempunyai cara yang unik dalam berkawin, yaitu laba-
laba jantan mentransfer spermanya kepada yang betina dengan menggunakan
appendage yang terletak di dekat mulut dan bermodifikasi secara khusus yang disebut
pedipalps. Bentuk pedipalp dapat digunakan untuk petunjuk jenis jenis kelamin laba-
laba:
Pada yang betina : menyerupai kaki tapi pendek (look like short legs)
Pada yang jantan : look like "boxing gloves”
Siklus hidup :
• Laba-laba berkembang biak secara seksual dan bersifat hemimetabolous
• Laba-laba betina meletakkan telur-telurnya di dalam tumpukan-tumpukan yang
terbungkus dalam kantong sutera/silk. Kantong yang berisi telur tersebut ada yang
dibawa/digendong terus oleh induknya, ada yang diletakkan di tempat yang aman atau
58
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepentingan medik
- Arachnophobia :
Beberapa jenis laba-laba mempunyai bentuk tubuh yang besar dan bagi individu tertentu
cukup menakutkan. (Tarantula)
- Venomous bite : pada umumnya laba-laba menggigit, tetapi tidak semua gigitan laba-laba
menyebabkan akibat yang berarti bagi mangsa/korbannya.
- Poisonous bite :
Beberapa jenis laba-laba mempunyai venom yang toksik dan menimbulkan kondisi
patologik lokal atau sistemik, yang disebut Arachnidism.
• Systemic Arachnidism :
– Fam. Theriidae : Genus Latrodectus (Widow Spiders)
– Fam. Theraphosidae (Tarantula)
• Necrotic Arachnidism:
– Fam Lycosidae
– Fam Ctenidae
59
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Systemic Arachnidism
Family Theridiidae : WIDOW SPIDERS (the comb-footed spiders)
Laba-laba ini termasuk golongan laba-laba kecil, yang betina berukuran 8 -15 mm,
dengan abdomen berbentuk bulat seperti kantong (glabrous abdomen). Tubuh berwarna hitam
mengkilat dengan bercak/garis berwarna merah (Gambar : Latrodecftus mactans) Mereka
dapat dijumpai di seluruh bagian dunia (worldwide in distribution), Dikenal sebagai laba-laba
yang berbahaya, bahkan bisa mematikan. Laba-laba jantan jarang ditemukan karena setelah
kawin mati dibunuh yang betina.
Latrodectus mactans dikenal dengan berbagai nama
umum seperti :
– black widow spider (North America),
– shoe-button spider (South Africa),
– katipo (New Zealand)
– red-back (Australia),
– malmignatte and karakurt (Europe).
Gambar 18. Latrodectus mactans
(www.backyardstyle.com/shop/pest-control)
Binatang ini bersifat nocturnal, di alam bebas dapat dijumpai di tumpukan batu-batu
atau kayu-kayu. Mudah sekali berdaptasi dengan lingkungan manusia, misalnya di luar
rumah/bangunan, tempat-tempat yang tidak terusik, toilet yang lama tidak dipakai
(bersembunyi di belakang pintu, dan bila ada orang masuk akan diserang). Kasus gigitan
laba-laba pada manusia sering terjadi di luar rumah, dan lokasi gigitan yang sering adalah
daerah pantat atau genitalia. Kasus gigitan Latrodectus terjadi paling sering bila laba-laba
terperangkap dan kontak kulit manusia, misalnya :
• di bawah sesuatu alat/barang di mana laba-laba bersembunyi
• memakai baju, sarung tangan, kaos kaki atau sepatu yang ternyata menjadi tempat
persembunyian laba-laba, .
Latrodectus pada dasarnya adalah binatang yang sangat pemalu, dan biasanya hanya
menggigit bila merasa diganggu, sebagai usaha mempertahankan diri atau secara tidak
sengaja kontak dengan kulit manusia. Sejauh ini hanya satu kasus yang dilaporkan tentang
gigitan laba-laba jantan. Seperti bentuk yang belum dewasa, yang jantan mempunyai kelenjar
venom yang kecil dan taring yang pendek.
60
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Diagnosis
didasarkan atas adanya riwayat gigitan laba-laba, adanya bekas gigitan berupa dua titik
kecil dan gejala klinik sistemik yang menyertai seperti yang telah disebutkan di atas.
Pengobatan
Bila tidak diobati, gejala-gejala akibat gigitan Latrodectus biasanya bertahan sampai 3-5
hari. Sebelum ditemukannya antivenom, angka kematian manusia yang digigit laba-laba
Latrodectus lebih kurang sekitar 5%. Calcium gluconate, diazepam dan/atau antivenom boleh
diberikan untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul. Namun demikian ada yang
berpendapat bahwa pemberian antivenom sebaiknya dihindari, selama obat-obat yang lain
dapat mengatasi atau menghilangkan gejala. Hal ini mengingat bahwa pemberian antivenom
sendiri mempunyai risiko terjadinya reaksi allergi terhadap serum kuda. Namun demikian
dengan mempertimbangkan manfaat yang cukup cepat diperoleh, penggunaan antivenom
Latrodectus lebih sering dianjurkan. Kematian akibat gigitan Latrodectus, paling sering
disebabkan karena edema paru.
61
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Necrotic Arachnidism:
Family: Sicariidae
Genus Loxosceles (VIOLIN OR RECLUSE SPIDERS)
62
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
63
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
B. SCORPIONS
Distribusi geografis:
Tersebar di daerah tropik dan subtropik, dari padang pasir sampai ke pegunungan.
Ciri umum:
• Tubuh memanjang, bersegmen-segmen, kepala menyatu dengan thoraks (Cephalo thorax)
yang tidak bersegmen.
• Memiliki 1 pasang pedipalp yang besar dan 4 pasang kaki (walking legs). Ujung pedipalp
berakhir dengan cakar yang berfungsi untuk memegang mangsanya.
• Abdomen bersegmen-segmen, 7 segmen pertama melebar, makin ke posterior makin
menyempit/meruncing dan berakhir dengan sengat (sting). Berbagai spesies scorpion
mempunyai venom yang membahayakan manusia.
• Scorpion yang tergolong family Buthidae hampir semua berbisa, dikenal sebagai scorpion
yang paling berbahaya yang ditemukan di Asia Tengah, Asia dan Afrika
• Jenis scorpion yang tidak mempunyai sengat, ujung abdomennya berakhir dengan
filament (Whip scorpion) tidak berbahaya
64
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Fisiologi sengat
Venom scorpion berpengaruh terhadap keseimbangan ion neuronal dan aktivitas jalur.
Oleh karena itu venom terutama berpengaruh secara neurologik, sedang di tempat
sengatan hanya nampak edema atau eritema
Gejala-gejala :
Rasa nyeri yang menetap di tempat sengatan, yang dapat disertai gangguan irama jantung,
parasthesia. Pada umumnya nyeri terasa segera setelah sengatan (karena tusukan yang
hebat pada saat scorpion menyengat) Hal ini memudahkan bagi korban untuk menemukan
hewan yang menyengat tersebut,
Sengatan C. exilicauda menimbulkan gejala spesifik, di mana lokasi sengatan lebih
sensitive (hyperesthetic), tetapi jarang timbul gejala edema, eritema atau ecchymosis.
Kematian biasanya terjadi karena gagal napas (respiratory failure).
Sengatan pada anak-anak lebih berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian
Rasa nyeri bisa bertahan sampai 4 jam dan seluruh proses envenominasi berhenti setelah
24 jam. Bila diberi antivenom gejala-gejala bisa cepat hilang, (kurang lebih dalam waktu
90 menit)
Derajat efek venom akibat Centruroides
• Derajat I – Nyeri lokal dan/atau paresthesias di tempat sengatan
• Derajat II – Nyeri dan/atau paresthesias menjalar dari tempat sengatan selain kelainan
yang ditemukan di tempat
• Derajat III – Disfungsi syaraf cranial /autonom syaraf somatic danneuromuscular
Disfungsi syaraf kranial – pandangan kabur, gerakan mata kacau,
hipersalivasi, lidah bergetar, dysphagia, dysphonia, dan masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan saluran pernapasan atas
65
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
C. HYMENOPTERA
Ciri-ciri umum
• Termasuk jenis serangga penyengat (the stinging Hymenopteras)
• Tubuh terdiri dari kepala, thoraks dan abdomen, dengan tiga pasang kaki masing-
masing sepasang pada segmen prothorax, mesothorax dan meta thorax.
• Antenna sepasang, Chewing and sucking mouth parts, dua pasang sayap membranous
pada segmen thorax, sayap yang ke dua lebih kecil daripada yang pertama
• Holometbolous
• Abdomen berbatas jelas, pinggang langsing dan mempunyai sengat pada ujung
posterior abdomen (sting apparatus)
• Komponen aktif yang terkandung dalam venom adalah melittin, apamin, dan peptide.
Komponen inilah yang menyebabkan nyeri
• Allergen venom yang utama adalah Phospholipase yang dapat menginduksi IGE-
mediated anaphylaxis.
• Hyaluronidase, juga sering terkandung di dalam venom binatang lain (contoh spiders,
ular), dikenal sebagai major "spreading factor".
66
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
67
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
• Pusing, nyeri dada, denyut jantung meningkat, fainting, nausea, vomiting, atau
diarrhea
• Orang-orang yang alergi terhadap sengatan lebah atau telah disengat beberapa kali,
mungkin dapat berakibat lebih parah
• Walaupun reaksi lokal tidak serius, namun bila lokasi di dekat muka atau leher,
pembengkakan dapat cepat menyebabkan penyumbatan jalan napas dan menimbulkan
masalah yang serius.
Pengobatan
Sengat yang masih tertinggal di kulit sedapat mungkin diambil atau dicabut
Pembengkakan lokal dapat dirawat dengan kompres es di tempat sengatan dan mengambil
sengat se-segera mungkin sebelum timbul pembengkakan. Untuk mengurangi rasa nyeri
bisa diberikan obat-obta golongnan Ibuprofen atau acetaminophen. Untuk mengurangi
rasa gatal dan pembengkakan local dapat dberikan Diphenhydramine (Benadryl) : setiap 6
jam pada hari-hari pertama sampai pembengkakan membaik Kadang-2 perlu diberi
Hydrocortisone cream, untuk mengurangi rasa gatal
Semut
Semut api (Fire ants)
• Merupakan insekta social yang hidup berkoloni, tiap koloni mempunyai satu atau lebih
ratu semut. Semut pekerja berukuran panjang 1-1,5 cm, warna coklat hitam. Ratu semut
berukuran lebih besar (3/8 inch) dan melepaskan sayapnya setelah kawin. Semut jantan
68
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
yang steril dan semut-semut pekerja dapat menyengat berkali-kali. Mereka menggigit
dengan rahangnya, kemudian menyuntikkan venom dengan sengatnya, menimbulkan rasa
panas seperti terbakar. Lesi berupa pustula warna putih atau melepuh berisi cairan di
tempat sengatan. Beberapa orang dapat tahan terhadap sengatan berulang, tetapi mungkin
bisa bermasalah bila terjadi infeksi sekunder di tempat sengatan
Siklus hidup:
Metamorfosis sempurna.
Telur menetas dalam waktu 8- 10 hari, larva melalui 4 tahap perkembangan sebelum
menjadi pupa. Seluruh siklus hidup berlangsung sekitar 22-37 hari
Ratu semut dapat memproduksi 800 telur setiap hari, dan satu koloni bisa berisi lebih dari
200.000 ekor semut.
69
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Kepentingan medik :
• Intermediate host dari H. nana dan H. diminuta
• Canthariasis (beetle infestation):
yaitu infestasi pada kulit, mukosa atau saluran cerna manusia oleh bentuk telur, larva
atau Coleoptera, yang bersifat sementara (bandingkan dengan .myasis)
Kontak kulit dengan insekta ini dari jenis tertentu dapat menyebabkan iritasi berupa :
• pembentukan blister di kulit karena bahan iritan yang terkandung dalam hemolymph
berupa cantharidin (Lytta vesicatoria ) atau paederin: (Paederus fuscipes )
(Blister beetles : gambar lihat kuliah)
• Carpet dermatitis disebabkan oleh beetles dari family Dermestidae misal Anthrenus
verbasci.
Order Lepidoptera
Ciri umum:
Hexapoda, kepala, thorax dan abdomen, dua pasang sayap yang tertutup bulu-bulu Æ artistik
• Sucking/siphoninng mouth parts
• Holometabomous
Kepentingan medik
Terutama disebabkan karena bentuk larva (ulat=caterpillars). Tubuh ulat tertutup bulu -bulu
yang mengandung bahan toksik berupahistamine, protease dan hyaluronidase. Bila ujungnya
mengenai kulit dapat menyebabkan gatal/urticaria Ædisebut Lepidopteran
dermatitis/lepidopterim/erucism, yang manitestasinya bisa bervariasi, tergantung spesies
Lepidoptera dan kepekaan individu. Gejala yang sering terjadi berupa
• Dermatitis: urticaria, vesikel yang erythematous, purpura; atau ecchymosis.
• Paparan dengan saluran napas : rhinitis akut, gangguan pernapasan, dan sesak
• Paparan dengan mata : conjunctivitis akut, keratitis, uveitis, dan retinochoroiditis.
• Gejala-gejala sistemik : demam ringan sampai berat. Pada individu yang peka dapat
terjadi reaksi alergi yang berat (anafilaksis)
Pengobatan
• Tidak ada terapi spesifik
• Pemberian calamine lotion dapat sangat mengurangi rasa gatal
70
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
• Kompres air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan terbakar
• sticky tape ditempelkan di tempat kontak untk mengambil bulu ulat yang tertinggal
• Kortikostreroid topikal sangat efektif dan pemberian sistemik diindikasikan untuk
kasus berat .
• Kasus yang mengenai mata Æ cuci/irigasi mata dengan segera
• Kasus yang mengenai saluran napas :
Perawatan supportive : oxygen, infuse, antihistamines, cortico sterod
Kasus-kasus anaphylaxis harus diatasi dengn metoda standard.
71
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
ARTHROPODE CONTROL
A. PEMBERANTASAN SERANGGA
Pemberantasan serangga (Arthropode irradication/control). Yang dibicarakan terutama
adalah pemberantasan terhadap arthropoda yang penting dalam bidang kesehatan. Jadi
maksud dari pemberantasan ini adalah untuk melindungi manusia dari gangguan atau penyakit
yang ditularkannya. Dalam hal istilah, oleh karena beberapa alasan lebih tepat apabila dipakai
kata pengontrolan daripada pemberantasan.
Pengontrolan Arthropoda ini dapat dibagi dalam dua golongan besar :
I. Secara alamiah (Natural control)
II. Secara buatan (Artificial control)
72
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
73
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
74
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
1. Mempunyai daya bunuh yang besar dan cepat, tapi aman untuk manusia dan
binatang.
2. Susunan kimianya stabil dan tidak mudah terbakar
3. Mudah cara penggunaannya dan mudah bercampur dengan bahan pelarut.
4. Murah dan mudah didapat
5. Tak berwarna dan tidak mempunyai bau yang merangsang.
Bentuk-bentuk Insektisida:
1. Padat: serbuk, granules, pellets
2. Larutan: - aerosol; diameter 0,1 - 50 mikron
mist; diameter 50 - 100 mikron
spray; diameter 100 - 500 mikron
3. Gas: diameter 0,001 - 0,1 mikron
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada pemilihan insektisida:
1. Species yang dituju (tiap serangga mempunyai kepekaan terhadap insektisida), misalnya
Carbamat efektiv menurunkan populasi kecoak (Blattidae) dan kutu busuk (Cimex
lectularius), Furadan dapat dipakai untuk rayap dsb.
2. Stadium serangga yang dituju (telur, larva atau dewasa); misalnya untuk larva Aedes sp
dipakai Abate yang ditaburkan di tempat perindukannya, sedangkan untuk bentuk
dewasanya dipakai malathion spray.
3. Lingkungan hidupnya (air, udara, tanaman, dalam rumah dll.). Setiap daerah mempunyai
pola populasi yang berbeda tergantung keadaan alam dan jenis daerahnya masing-masing,
misalnya di daerah persawahan banyak ditemukan nyamuk Anopheles sp dapat dipakai
insektisida dari golongan Malathion, di daerah rawa ditemukan nyamuk Mansonia sp
selain dipakai insektisida dapat juga dilakukan penutupan rawa-rawa atau pembersihan
tumbuh-tumbuhan airnya, di tempat kumuh banyak ditemukan lalat-lalat dsb.
4. Cara masuknya insektisida (melalui exosceleton, mulut dan sistem pernafasan)
Menurut cara masuknya , insektisida dibagi menjadi :
1. Racun kontak; masuk melalui exosceleton ke dalam tubuh serangga dengan perantaraan
tartus waktu istirahat (nyamuk dan lain-lain).
2. Racun perut (stomach poison); masuk melalui mulut, jadi harus dimakan.
3. Racun pernafasan (fumigants); masuk melalui sistem pernafasan.
75
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Pembagian Insektisida :
RACUN KONTAK RACUN PERUT RACUN PERNAFASAN
Mineral Tumbuh-tumbuhan
76
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
77
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
Keracunan Insektisida :
1. Chlorinated Hydrocarbon :
Insektisida ini diserap melalui kulit, percernaan atau pernafasan. Bersifat merangsang
susunan syaraf pusat
Gejala keracunan:
Ringan : Sakit kepala, sukar tidur, malaese, penglihatan kabur.
Berat : Pingsan, depresi. kejang-kejang tonic-clonic, meninggal
Tindakan pertolongan:
Tidak ada antidote, sehingga hanya dilakukan :
- Cuci lambung
- Bersihkan kulit dari sisa racun
- Atasi rangsangan susunan syaraf pusat dengan memberikan :
- Pentabarbital
- O2 dan nafas buatan
2. Organophosphorus insecticide :
Insektisida ini juga dihisap melalui kulit, pencernaan atau pernafasan
Gejala keracunan : (Akibat penghambatan enzym Chlolinesterase)
Ringan: Banyak berkeringat, Gangguan akomodasi, Hypersalivasi, Kejang perut,
sukar bernafas, Pupil menyempit, Sakit kepala.
Berat : Diarrhoea, Incontinentia urinae, Kelemahan hebat , Fasciculasi otot
Bila keracunan sangat berat maka akan timbul koma, konvulsi, kegagalan pernafasan
dan akhirnya meninggal
Tindakan pertolongan :
- Beri antidotenya yaitu Atropin
78
Diktat Parasitologi Laboratorium Parasitologi
FKUB 2010
RESISTENSI
Kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh insektisida
yang biasanya mematikan.
Pembagian :
I. Resistensi bawaan :
Memang sudah sejak semula populasi serangga tersebut resisten terhadap suatu jenis
insektisida. Hal ini dapat oleh karena suatu perubahan genetik. Sifat resistensi ini
diturunkan ke generasi selanjutnya.
Resistensi ada dua jenis :
A. Resistensi fisiologis bawaan :
Resistensi terjadi oleh karena :
1. Daya absorbsi sangat lemah
2. Daya penyimpanan insektisida di dalam jaringan yang tidak vital (jaringan lemak)
3. Ekskresi dari insektisida yang cepat
4. Detoksifikasi oleh enzym, sehingga insektisida yang masuk segera berubah menjadi
bahan yang tidak toksis lagi.
B. Resitensi kelakuan bawaan :
Resistensi ini terjadi akibat :
l. Adanya perubahan habitat serangga
2. Avoidance: Serangga tersebut akan menghindarkan dirinya dari pengaruh insektisida
II. Resistensi yang didapat :
Sama dengan resistensi bawaan hanya disini timbulnya resistensi adalah akibat pengaruh
lingkungan, misalnya akibat penggunaan insektisida dengan dosis sublethal.
A. Resistensi fisiologis yang didapat
B. Resistensi kelakuan yang didapat
Akibat penggunaan dosis yang sublethal tersebut maka akan didapatkan sebagian dari
populasi serangga dapat menyesuaikan diri sehingga tidak mati. Sifat ini kemudian akan
diturunkan ke generasi berikutnya, sehingga timbul populasi baru yang resisten terhadap
suatu jenis insektisida.
79