Sri Wisnu Wardna - 03012260 - Referat - Anestesi - Umum
Sri Wisnu Wardna - 03012260 - Referat - Anestesi - Umum
ANESTESI UMUM
Pembimbing :
Penyusun :
030.12.260
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan referat berjudul anestesi umum ini tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
bagian Anestesi RSAU dr. Esnawan Antariksa. Pada kesempatan ini saya
selaku dokter pembimbing dalam kepanitraan klinik Anestesi ini dan rekan-rekan
Saya menyadari bahwa referat ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga referat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam
bidang Anestesi khususnya dan bidang kedokteran yang lain pada umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
rasa sakit pada tubuh. Namun, obat-obat anestesi tidak hanya menghilangkan rasa
sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Selain itu, juga dibutuhkan
anestesi yang ideal (trias anestesi) terdiri dari : hipnotik, analgesia dan relaksasi
Tujuan dari pembuatan referat ini adalah untuk memahami anestesi umum,
penggunaan anestesi umum, teknik anestesi umum, jenis-jenis anestesi umum dan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral
disertai dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible.
Umur
Status fisik
4
o Riwayat penyakit dan anestesia terdahulu. Untuk mengetahui
o Pasien obesitas, bila disertai leher pendek dan besar, sering timbul
umum endotrakeal.
Posisi pembedahan
Keinginan pasien
5
o Pemakaian obat anestesia yang tidak terbakar dan tidak eksplosif
Faktor respirasi
adalah:
dalam alveolus.
hipoventilasi.
Faktor sirkulasi
6
2. Koefisien partisi darah/ gas yaitu rasio konsentrasi zat anestesika
keadaan seimbang.
3. Aliran darah, yaitu aliran darah paru dan curah jantung. Makin
banyak aliran darah yang melalui paru makin banyak zat anestesika
Faktor jaringan
jaringan.
jantung.
7
d) Jaringan sedikit pembuluh darah (JSPD) : relative tidak ada
sakit. Makin rendah nilai MAC, makin tinggi potensi zat anestesika
tersebut.
kesehatan.
8
Anamnesis
nyeri otot, gatal-gatal atau sesak nafas pasca bedah, sehingga dapat
Pemeriksaan fisik
laringoskopi intubasi.
Pemeriksaan laboratorium
9
Uji laboratorium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan
masa pembekuan) dan urinalisis. Pada usia pasien diatas 50 tahun ada
rutin terbatas.
10
Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan
Masukan oral
isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas merupakan
Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6 jam dan
3 jam dan untuk keperluan minumobat air putih dalam jumlah terbatas
11
I.2 Premedikasi
c. Membuat amnesia
antagonis
12
Waktu dan cara pemberian premedikasi:
diencerkan.
1. Analgesik narkotik
a. Ponstan
b. Tramol
c. Toradon
3. Hipnotik
13
b. Pentotal (amp 1cc = 1000 mg), dosis 4-6 mg/kgBB
4. Sedatif
mg/kgBB
0,1mg/kgBB
mg/kgBB
mg/kgBB
5. Anti emetic
0,001 mg/kgBB
b. DBP
14
langsung dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindakan
pembedahan selesai.
T : Tube Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon
tercabut.
Induksi intravena
15
o Paling banyak dikerjakan dan digemari. Indksi intravena
1000 mg
16
beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2
mg/kg intravena.
Ketamin (ketalar)
17
pasien dengan kelianan jantung. Untuk anestesia opioid
Induksi intramuscular
pasien tidur.
Induksi inhalasi
iritasi, tak terbakar dan beratnya 1,5 kali berat udara. Pemberian
o Halotan (fluotan)
18
Kelebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus
o Desfluran (suprane)
19
Sangat mudah menguap. Potensinya rendah (MAC 6.0%),
o Sevofluran (ultane)
halotan.
Cara ini hanya untuk anak atau bayi menggunakan thiopental atau
midazolam.
Induksi mencuri
Dilakukan pada anak atau bayi yang sedang tidur. Induksi inhalasi
biasa hanya sungkup muka tidak kita tempelkan pada muka pasien,
tetapi kita berikan jarak beberapa sentimeter, sampai pasien tertidur baru
20
o Berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak
Cegukan (hiccup)
selama dibedah tidak menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang
cukup.
21
mg/kgBB/jam. Bedah lama dengan anestesi total intravena, pelumpuh
2-4% atau isofluran 2-4 vol% atau sevofluran 2-4% bergantung apakah
1. Hidung
Menuju nasofaring
2. Mulut
Menuju orofaring
kuneiform.
Terdiri dari:
22
1. Kepala ekstensi pada sendi atlanto-oksipital.
3. Mulut dibuka
Dengan maneuver ini diharapkan lidah terangkat dan jalan napas bebas,
sehingga gas atau udara lancer masuk ke trakea lewat hidung atau mulut.
C. Sungkup muka
positif tidak bocor dan gas masuk semua ke trakea lewat mulut atau
hidung.
Merupakan alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari pipa besar
dapat berupa pipa kerasdari polivinil atau lembek dengan spiral untuk
23
Dikenal 2 macam sungkup laring:
2. Sungkup laring dengan dua pipa yaitu satu pipa napas standar dan
esophagus.
tube).
supaya kita dapat memasukkan pipa trakea dengan baik dan benar.
menjadi 4 gradasi.
24
Gradasi Pilar faring Uvula Palatum Molle
1 + + +
2 - + +
3 - - +
4 - - -
dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea. Indikasi sangat
Kesulitan intubasi
2. Mandibula menonjol
25
4. Uvula tak terlihat
Komplikasi intubasi
1. Selama intubasi
d. Intubasi bronkus
e. Intubasi esophagus
f. Aspirasi
g. Spasme bronkus
2. Setelah ekstubasi
a. Spasme laring
b. Aspirasi
c. Gangguan fonasi
d. Edema glottis-subglotis
Ekstubasi
26
2. Ekstubasi dikerjakan pada umumnya pada anestesi sudah ringan dengan
3. Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut laring faring dari sekret dan
cairan lainnya.
27
BAB III
KESIMPULAN
reversibel dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. Obat anestesi umum
dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu obat anestesi
gas (inhalasi), obat anestesi yang menguap dan obat anestesi yang diberikan secara
intravena. Anestesi umum yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta
28
DAFTAR PUSTAKA
1994
3. Morgan GE, Mikhail MS. Clinical Anesthesiology. 4th ed. Appelon &
29