Anda di halaman 1dari 20

Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

BAB VII
PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

7.1 UMUM

Untuk dapat mengalirkan air dari bendung ke areal lahan irigasi maka diperlukan
suatu jaringan utama yang terdiri dari saluran dan bangunan pelengkap di jaringan utama
tersebut, agar memudahkan dalam pengaturan dan pemberian air irigasi. Total rencana daerah
irigasi D.I Sidey adalah 1.327 ha. Pada perencanaan ini saluran yang akan direncanakan
adalah hanya saluran induk dan tipikal perhitungan bangunan disaluran induk tersebut.

7.2 PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Sarana dan prasarana irigasi merupakan salah satu unsur sarana produksi dalam
panca usaha tani yang keberadaannya sangat diperlukan guna menunjang upaya peningkatan
produksi pertanian.
Berikut beberapa tahap perencanaan jaringan irigasi D.I Sidey:
1. Pembuatan Lay Out dan Peta Petak Jaringan Irigasi
2. Pembuatan Skema Jaringan Irigasi
3. Pembuatan Skema Bangunan.

Pembuatan Lay Out Jaringan Irigasi


Jaringan utama direncanakan untuk melayani areal seluas 1.327 ha. Kebutuhan air
irigasi (Q) yang direncanakan adalah sebesar 2,216 m3/dt (sesuai dengan perhitungan pada
perencanaan saluran).
Nomenklatur atau penamaan jaringan irigasi D.I Sidey, dilakukan dengan
menggunakan standar nama daerah wilayah pekerjaan. Berikut rincian secara umum
perencanaan trase saluran induk Sidey untuk setiap ruas saluran.
BSD.0 – BSD.1 = 4717,51 m
BSD.1 – BSD.2 = 693,39 m
Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 1
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

BSD.2 – BSD.3 = 1012,19 m


BSD.3 – BSD.4 = 118,53 m
BSD.4 – BSD.5 = 882,98 m
BSD.5 – BSD.6 = 817,75 m
BSD.6 – BSD.7 = 1087,81 m
BSD.7 – BSD.8 = 322,27 m

Pembuatan Skema Jaringan Irigasi


Pembuatan skema jaringan irigasi dilakukan untuk menjelaskan bagan jaringan
layanan yang direncanakan dalam lingkup D.I Sidey. Pembagian daerah layanan dalam skema
jaringan utama irigasi, dilakukan hingga pada tingkat blok tersier, yang akan dilayani secara
langsung oleh jaringan saluran utama dan sekunder.
Pada perencanaan ini, skema jaringan irigasi dibuat menjadi 1 (satu) bagian.
Penamaan petak tersier dilakukan berdasarkan jaringan saluran layanan, dengan nomor urut
dimulai dari arah hulu ke hilir. Disamping itu, nomen klatur petak tersier juga dilengkapi
dengan posisi petak tersier, yang berada disisi kiri maupun kanan saluran.
Sebagai contoh penamaan petak tersier, diambil untuk lokasi sebagai berikut:

Pembuatan Skema Bangunan


Skema bangunan dibuat untuk menjelaskan bagan, jenis bangunan, serta nomenklatur
(penamaan) bangunan yang direncanakan. Disamping itu, pada gambar skema bangunan juga
dijelaskan posisi atau jarak langsung bangunan dari titik awal stasiun.
Penamaan bangunan dilakukan berdasarkan jaringan saluran layanan, dengan nomor urut
dimulai dari arah hulu ke hilir. Sebagai contoh penamaan petak bangunan, diambil untuk
lokasi sebagai berikut:

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 2
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

7.3 PERENCANAAN DETAIL JARINGAN

Perencanaan detail merupakan kajian terhadap jaringan saluran dan bangunan yang
direncanakan dalam sistem irigasi, sehingga dapat mendukung upaya pencapaian sasaran
pekerjaan secara optimal. Kajian dilakukan terhadap dimensi saluran dan bangunan, yang
pelaksanaan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan Pedoman Kriteria Perencanaan,
yang dikeluarkan oleh Direktorat Irigasi, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum.

7.3.1 Perencanaan Saluran


7.3.1.1 Penentuan kemiringan medan
Elevasi permukaan tanah asli yang diperoleh dari peta topografi dengan skala 1:5000
di plot pada titik potong garis-garis kontur dan trase saluran yang telah dibuat.
Sehingga diperoleh kemiringan medan dari titik potong elevasi tanah asli dengan
trase saluran yang akan direncanakan.
7.3.1.2 Penentuan kemiringan rencana
Penentuan kemiringan rencana saluran direncanakan se-efisien mungkin dengan
mempertimbangkan jumlah volume galian sama dengan timbunan. Selain itu juga
mempertimbangkan besarnya kemiringan rencana agar kecepatan aliran air tidak
terlalu besar dimana akan menyebabkan terjadinya erosi. Sehingga kemiringan
rencana direncanakan seminimal mungkin. Pada perencanaan ini saluran
menggunakan pasangan batu dengan koefisien kekasaran stickler (k) = 60, dan
kecepatan maksimum untuk pasangan batu adalah 2 m/s, sedangkan untuk pasangan
beton sebesar 3 m/dt. Jika kecepatan aliran melebihi batas kecepatan maksimum,
maka perencanaan alternatif saluran dapat menggunakan konstruki beton.
7.3.1.3 Perhitungan debit rencana
Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 3
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Debit merupakan salah satu air untuk perencanaan saluran. Debit rencana (Q rencana)
adalah:

= =

dimana:
A = luas bersih daerah irigasi di sebelah hilir ruas saluran tersebut, ha.
NFR = kebutuhan bersih air di sawah, l/dt/ha.
c = koefisien rotasi (pada perencanaan tugas akhir ini tidak ada sistem golongan
karena daerah layanan < 10.000 ha; c = 1)
a = kebutuhan air rencana, l/dt/ha.
e = efisiensi
eprimer = 0,9
esekunder= 0,9
etersier = 0,8
ekuarter = 0,987
e = 0,9 x 0,9 x 0,8 = 0,65
Berdasarkan kajian dari beberapa alternatif kebutuhan air serta luasan maksimum,
diperoleh luasan maksimum pada alternative VI sebagai berikut:
Minimum Padi I = 5.385
Minimum Padi II = 1.986
Minimum Palawija = 1.882 +
Jumlah = 9.254 ha.
Pada alternatif VI perhitungan kebutuhan air dapat diketahui nilai maksimum dari
kebutuhan air di saluran primer yaitu sebesar 1,67 lt/dt/ha.
Dengan demikian dapat diambil sebagai dasar besaran perencanaan bahwa:
Kebutuhan air di primer (aprimer) = 1,67 lt/dt/ha
Kebutuhan air di sekunder (asekunder) = 1,51 lt/dt/ha
Kebutuhan air di tersier (atersier) = 1,36 lt/dt/ha
Kebutuhan air di kuarter (akuarter) = 1,10 lt/dt/ha
Jaringan utama direncanakan untuk melayani areal seluas kurang lebih 1327 ha.
Berdasarkan posisi pengambilan, maka jaringan irigasi menjadi 1 (satu) sistem
pengambilan, yaitu Jaringan Irigasi Sidey. Jaringan Utama airnya diambil dari
rencana bangunan utama Bendung Sidey untuk di salurkan dan akan mengairi petak-
petak sawah dalam wilayah D.I Sidey.

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 4
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Di daerah irigasi Sidey terdapat areal fungsional rencana sebesar 1.327 ha. Sehingga
kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Sidey yang akan direncanakan adalah sebesar :
Qrencana = aprimer x A
Qrencana = 1,67 lt/dt/ha x 1.327 ha
= 2216,50 lt/dt.
= 2,216 m3/dt
7.3.1.4 Perhitungan dimensi saluran
Dimensi saluran direncanakan dengan bentuk penampang trapesium, dan
perhitungan dilakukan menggunakan kriteria kecepatan aliran maksimum pada
saluran terbuka (open channel), dimana saluran mengggunakan pasangan batu
dengan koefisien kekasaran stickler (k) = 60. Perhitungan dimensi saluran
menggunakan rumus Stickler. Harga dimensi saluran ditetapkan berdasarkan
kemiringan saluran (I) yang direncanakan, serta hasil iterasi kedalaman (h) terhadap
harga lebar saluran (b) yang telah ditentukan. Selanjutnya dari hasil kajian yang telah
dilakukan untuk jaringan utama, diperoleh hasil akhir perhitungan dimensi saluran
untuk tiap-tiap ruas saluran.
Contoh perhitungan:
Untuk saluran got miring sepanjang 344,20 meter dari BSD.1a (titik 0), diketahui
data sebagai berikut:
A = 1327 ha
Q = 2,216 m3/dt
Irencana = 0,016873
k = 60 (pasangan batu)
dicoba:
b = 1,5 m
h = 0,44 m
m =0
A = (b + m . h) . h
= (1,5 + 0 . 0,44) . 0,44
= 0,66 m2
P =b+2.h
= 1,5 + 2 . 0,44
= 2,39

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 5
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

0,66
=
2,39
= 0,279

2,216
= = 0,33 /
0,66
V = k . R2/3 . I1/2

=
.
3,33
= = 0,016873 ≈
60 . 0,279
Berikut tabel hasil perhitungan dimensi untuk setiap ruas saluran.
Tabel 7.1 Perhitungan Dimensi Saluran Induk Sidey
A
Ia L
Ruas Saluran (m2) Q (m3/s) m k b (m) h (m) V (m/s)
BSD.1a - BSD.1 0,016873 344,20 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,44 3,33
0,000313 166,09 1327 2,216 1,50 60 2,00 0,90 0,73
0,015592 296,95 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,46 3,24
0,000313 175,99 1327 2,216 1,50 60 2,00 0,90 0,73
0,042887 105,67 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,32 4,60
0,000313 337,58 1327 2,216 1,50 60 2,00 0,90 0,73
0,028663 162,58 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,37 4,00
0,000313 148,73 1327 2,216 1,50 60 2,00 0,90 0,73
0,019399 654,17 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,42 3,49
0,000313 135,90 1327 2,216 1,50 60 2,00 0,90 0,73
0,025786 139,79 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,38 3,86
0,01062 194,19 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,42 2,76
0,005563 235,59 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,50 2,20
0,010121 227,99 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,42 2,72
0,017992 200,02 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,36 4,12
0,002798 110,82 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,61 1,72
0,017992 216,21 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,36 4,12
0,024756 148,25 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,33 4,52
0,009194 150,10 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,44 2,63
0,032462 100,19 1327 2,216 0,00 60 1,50 0,30 4,89
0,004725 266,74 1327 2,216 1,00 60 1,50 0,53 2,08
4517,75
BSD.1 - BSD.2 0,003894 693,39 490 0,818 1,00 60 1,20 0,35 1,49

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 6
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

BSD.2 - BSD.3 0,004782 207,03 443 0,739 1,00 60 1,00 0,35 1,58
0,023042 286,87 443 0,739 1,00 60 0,80 0,32 2,88
0,010454 103,31 443 0,739 1,00 60 0,80 0,31 2,14
0,004675 414,98 443 0,739 1,00 60 0,80 0,39 1,60
1012,19
BSD.3 - BSD.4 0,002325 163,45 376 0,627 1,00 60 1,00 0,39 1,17
0,005226 176,04 376 0,627 1,00 60 1,00 0,31 1,56
0,003063 173,01 376 0,627 1,00 60 1,00 0,36 1,29
0,005667 428,81 376 0,627 1,00 60 1,00 0,30 1,60
0,004215 246,76 376 0,627 1,00 60 1,00 0,33 1,44
1188,07
BSD.4 - BSD.5 0,003771 198,91 300 0,501 1,00 60 1,00 0,30 1,30
0,003415 284,03 300 0,501 1,00 60 1,00 0,31 1,26
0,002361 249,93 300 0,501 1,00 60 1,00 0,34 1,10
0,002865 150,11 300 0,501 1,00 60 1,00 0,32 1,18
882,98
BSD.5 - BSD.6 0,002739 310,30 223 0,372 1,00 60 1,00 0,27 1,06
0,00471 507,45 223 0,372 1,00 60 1,00 0,23 1,28
817,75
BSD.6 - BSD.7 0,003621 345,21 137 0,228 1,00 60 1,00 0,19 1,01
0,004915 742,60 137 0,228 1,00 60 1,00 0,17 1,12
1087,81
BSD.7 - BSD.8 0,004996 322,27 50 0,083 1,00 60 0,50 0,14 0,92
BSD.1 – BMG.1 0,001622 345,280 325 1,185 1,00 60 1,00 0,61 1,21

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 7
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

7.3.1.5 Pembuatan profil memanjang saluran

Berikut contoh profil memanjang saluran sepanjang 1088,72 meter dari titik BSD.1a berdasarkan hasil perhitungan pada
perencanaan. Profil memanjang saluran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 7.1 Profil Memanjang Saluran

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 8
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

7.3.2 Perencanaan Bangunan


Perencanaan bangunan didasarkan pada hasil analisis hidraulik maupun standardisasi
bangunan yang ada pada kriteria perencanaan. Pada tugas akhir ini perencanaan bangunan
tidak dihitung secara keseluruhan, namun hanya diambil secara tipikal nya saja.
7.3.2.1 Perhitungan got miring
Got miring : BSD.1c (Stasiun 983,05)
Dimensi Saluran
Nama A Q V b h i m w K
No
Saluran
(Ha) (m3/dt) (m/dt) (m) (m) (m)
1 BSD.0-BSD.1 1327 2,216 0,73 1,5 0,9 0,000313 1,5 0,6 60

El. Muka air dihulu = + 116,41


El. Muka air dihilir = + 111,88
Beda tinggi (Z) = 4,53 m
Panjang got miring = 105,67 m

Perhitungan Hidrolis :
1. Bagian Masuk :
Q = Cd x 1,71 x bc x h11,5 ----------> (KP-04 hal. 7)
dimana :
Q = debit rencana, m3/dt
Cd = koefisien debit (diambil 1,05)
bc = lebar bukaan
h1 = kedalaman air
bc = 1,446 m ----------> bc = 1,5 m, ditetapkan.
z1 = 2/3 . h = 2/3 x 0,9 = 0,6 m
A1 = bc x z1 = 1,5 x 0,6 = 0,9 m2
V1 = Q/A1 = 2,216 / 1,005 = 2,46 m/dt

2. Bagian aliran normal :


Diambil: n = 0,8 atau b2 = 0,8 . h2
Kt = Ko x (1-sin α) ----------> Ko = 60 m3/dt (pasangan batu)

tg α = Z/L = I = 4,53 / 105,67 = 0,043

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 9
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

sin α = 0,042829972
Kt = Ko x (1-sin α) ----------> Kt = 57,43020167
A2 = n x h22
O2 = (n+2) x h2
R2 = A2 / O2 = 2. h22/4.h2 R2 = 0,29 . h2
Q = A2 / V2
Q = A2 x Kt x R2 . 2/3 x (sin α)1/2
2,216 = 4,125 . h28/3
h2 = 0,79 m ----------> h2 = 0,8 m, dibulatkan.
b2 = 1,5 m ----------> A2 = 1,2 m2
V2 = Q / A2
V2 = 2,216 / 1,2
V2 = 1,85 m/dt

3. Bagian aliran peralihan :


V2 - V1 = m.(2.g.H)^0,5 ----------> m = 1,05
H = 0,017 ≈ 0,02 m
a. Panjang bagian peralihan
L1 = H / I
L1 = 0,47 m
L1 = 0,5 m, dibulatkan.

b. Panjang bagian aliran normal


L2 = L - L1
L2 = 105,67 – 0,5
L2 = 105,17 m

4. Kolam olak : Bukaan peredam gelombang


Q = µ . F. (2.g.z)^0,5
z = 0,05 m
µ = 0,8
F = 2,798
4 Lubang bukaan = 1,00 x 1,00
F = 4,00 m2 > 2,798 m2
Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 10
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Panjang kolam olak :


h3 = h + h0 = 0,8 + 0,9 = 1,7 ≈ 2,00 m
b3 = 2 x b2 = 3,00 m
L3 = (4 x b10 )+b2 = 5,50 m

Sketsa Bangunan

7.3.2.2 Perhitungan bangunan sadap


Bangunan Sadap BSD.1
BSD.1-BSD.2
SD. 1 Ka 1
BSD.0-BSD.2

SD. 1 Ka 2
BSD.1-BMG.1
El. MA hulu = + 63,08
El. MA hilir = + 62,00

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 11
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Ruas A Q b h V w
No 3
k m I
Saluran (Ha) (m /dt) (m) (m) m/dt) (m)
1 BSD.0 - BSD.1 1327 2,216 1,5 0,53 2,08 60 1 0,004725 0,5
2 BSD.1 - BSD.2 490 0,818 1,2 0,35 1,49 60 1 0,003894 0,5
3 SD.1 Ka 1 29 0,039 0,3 0,28 0,24 60 1 0,000208 0,3
4 SD.1 Ka 2 23 0,031 0,3 0,24 0,24 60 1 0,000240 0,3
5 BSD.1 – BMG.1 325 1,185 1,00 0,61 1,21 60 1 0,001622 0,5

PERHITUNGAN PINTU SORONG


Ke saluran penerus : BSD.1-BSD.2
Perhitungan hidrolis : Q = µ . a . b . (2.g.z)0,5
dimana :
Q = debit, m3/dt
b = lebar pintu, m
z = kehilangan energi
g = percepatan gravitasi, 9,8 m/dt 2
µ = koefisien debit
a = bukaan pintu, m

koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar diambil 0,8, supaya bukaan pintu (a)
bila dibuka setengahnya kedalaman air (h1).
sehingga :
Q = 0,818 m3/dt
µ = 0,80
h1 = 0,53 m
g = 9,8 m/dt2
z = 1,08 ≈ 1,1 m
b = 1,50 m (lebar standar pintu pembilas bawah(undersluice), KP-04 hal.
35).
Q = µ . a . b . (2.g.z)0,5
0,818 = 0,8 x a x (2 x 0,75) x (2 . 9,8 . 1,1)0,5
a = 0,146 ≈ 0,15 m
Jadi digunakan pintu sorong baja dengan lebar b = 0,75 m  2 buah

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 12
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Sketsa Bangunan

z = 1,10

a = 0,15 m

PERHITUNGAN PINTU SORONG


El. MA hulu = + 63,08
El. MA hilir = + 62,02
Ke saluran penerus : BSD.1-BMG.1

Perhitungan hidrolis : Q = µ . a . b . (2.g.z)0,5


dimana :
Q = debit, m3/dt
b = lebar pintu, m
z = kehilangan energi
g = percepatan gravitasi, 9,8 m/dt 2
µ = koefisien debit
a = bukaan pintu, m

Koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar diambil 0,8, supaya bukaan pintu (a)
bila dibuka setengahnya kedalaman air (h1).
sehingga :
Q = 1,185 m3/dt
µ = 0,80
h1 = 0,53 m
g = 9,8 m/dt2
z = 1,06 m
b = 1,00 m (lebar standar pintu pembilas bawah(undersluice), KP-04 hal.
35).
Q = µ . a . b . (2.g.z)0,5
1,185 = 0,8 x a x (2 x 1,00) x (2 . 9,8 . 0,06 )0,5
Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 13
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

a = 0,16 m
Jadi digunakan pintu sorong baja dengan lebar b = 0,5 m  2 buah

Sketsa Bangunan

z = 1,06

a = 0,16 m

PERHITUNGAN PINTU ROMIJN


Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur
dan mengukur debit didalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya
dibuat dari pelat baja dan dipasang diatas pintu sorong. Pintu ini dihubungkan
dengan alat pengangkat.
Persamaan hidrolis yang digunakan adalah:
,
= ℎ

dimana:
Q = debit, m3/dt.
= koefisien debit
= koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt (≈9,8)
= lebar meja, m.
h1 = tinggi air diatas meja, m.

= 0,93 + 0,10 /
H1 = h1 + v12/2g
dimana
H1 = tinggi energi diatas meja, m.
v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt.

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 14
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Tabel 7.2 Besaran debit yang dianjurkan untuk alat ukur Romijn Standar
Hmaks Besar Debit
Lebar (m) (m) (m3/dt)
0,5 0,33 0 - 0,016
0,5 0,5 0,030 - 0,300
0,75 0,5 0,040 - 0,450
1 0,5 0,050 - 0,600
1,25 0,5 0,070 - 0,750
1,5 0,5 0,080 - 0,900

Tabel 7.3 Karakteristik alat ukur Romijn Standar

Tipe Romijn Standard


I II III IV V VI
lebar 0,50 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50
Kedalaman maksimum aliran
pada muka air rencana 0,33 0,50 0,50 0,5 0,50 0,50
Debit maksimum pada muka
air rencana 160 300 450 600 750 900
Kehilangan tinggi energi 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
Evaluasi dasar dibawah muka
air rencana 0,81 + V 1,15 + V 1,15 + V 1,15 + V 1,15 + V 1,15 + V

Contoh perhitungan:
Ke saluran tersier SD. 1 Ka 2
Q = 0,031 m/dt
hsaluran = 0,53 m
b = 0,50 m (lebar pintu Romijn)
w = 0,50 m
dengan menggunakan rumus pengaliran:
Q = 1,71 x b x h3/2
0,031 = 1,71 x 0,50 x h3/2
h = 0,11 m
tipe pintu Romijn standar yang digunakan adalah tipe I, didapat:
D = 0,81 + V
V = 0,18 x h
= 0,18 x 0,53
= 0,10 m
D = 0,81 + 0,10
= 0,91

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 15
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

z = 1/3 x h
= 1/3 x 0,11
= 0,04 m  diambil minimal z = 0,08 m.
Elevasi muka air hulu = + 63,08

Sketsa Bangunan

7.3.2.3 Perhitungan gorong-gorong


Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air
(saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran),
bawah jalan, atau jalan kereta api.
Karena alasan-alasan pelaksanaan, harus dibedakan antara gorong-gorong pembuang
silang dan gorong-gorong jalan, yaitu:
 Pada gorong-gorong pembuang silang, semua bentuk kebocoran harus dicegah.
Untuk itu diperlukan sarana-sarana khusus.
 Gorong-gorong jalan harus mampu menahan berat beban drainase.

Kecepatan yang dipakai di dalam perencanaan gorong-gorong bergantung pada


jumlah kehilangan tinggi energy yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar.
Untuk tujuan-tujuan perencanaan, kecepatan diambil 1,5 m/dt untuk gorong-gorong
disaluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong-gorong di saluran pembuang.
Pada perencanaan ini digunakan gorong-gorong segi empat yang terbuat dari
pasangan batu dengan pelat beton bertulang sebagai penutup, karena sangat kuat dan
pembuatannya relatif sangat mudah. Khususnya untuk tempat-tempat terpencil,
gorong-gorong ini sangat ideal.

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 16
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

Untuk gorong-gorong pendek (L < 20 m), harga µ dapat dianggap sebagai mendekati
benar untuk rumus:
Q = µ x A x 2. .
dimana:
Q = debit, m3/dt.
µ = koefisien debit.
A = luas penampang basah, m2.
g = percepatan gravitasi, m/dt 2 (≈9,8)
z = kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong.

Table 7.4 Harga µ Dalam Gorong-gorong Pendek.


Tinggi dasar di bangunan sama Tinggi dasar di bangunan lebih
dengan di saluran tinggi daripada di saluran

Sisi µ Ambang Sisi µ


segi empat 0,80 segi empat segi empat 0,72
bulat 0,90 bulat segi empat 0,76
bulat bulat 0,85

Contoh perhitungan:
Gorong-gorong jalan pada bagian ruas Saluran Induk Sidey BSD.1 – BSD.2.
Q = 0,818 m3/dt
µ = 0,8
g = 9,8 m/dt2
z = 0,10 m

Q = µ x A x 2. .
0,818 = 0,8 x A x √2 . 9,8 .0, 10
A = 1,0225 / 1,4 = 0,73 m2
Diambil lebar b = 1,2 m dan h = 0,61 m.

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 17
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

7.3.2.4 Perhitungan bangunan terjun


Berikut Perhitungan Bangunan Terjun Miring, yang terletak pada BSD.3b.
Dimensi Ruas Saluran dihulu :
A = 443 Ha V = 2,14 m/dt
Q = 0,739 m3/dt w = 0,50 m
b = 0,80 m m = 1
h = H1 = 0,31 m I = 0,010454
k = 60
Dimensi Ruas Saluran dihilir :
A = 443 Ha V = 1,60 m/dt
Q = 0,739 m3/dt w = 0,50 m
b = 0,80 m m = 1,00
H2 = 0,39 m I = 0,004675
k = 60

El. M.A hulu = + 49,55


El. M.A hilir = + 47,85
ΔH = 1,70 m
Dalam perencanaan ini digunakan bagian pengontrol segi empat. Agar pada debit
pengontrol tidak terjadi penurunan muka air, maka bagian pengontrol dihitung
berdasarkan debit Q 70 % :
Q70 = 70% x Q A70 = (b + m x h70) x h70
h70 = h - Varian V70 = Q70/A70
Varian= 0.18 x h H70 = h70 + (V702/2g)

Q = 0,739 m3/dt b = 0,80 m


Q70 = 0,52 m3/dt A70 = 0,27 m2
h = 0,31 m V70 = 1,93 m/dt
Varian= 0,056 m H70 = 0,44 m
h70 = 0,254 m

Persamaan :
Q = Cd . 2/3 . (2.g/3)0,5 . B . H1,5

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 18
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

dimana :
Q = Debit, m3/dt
H = Kedalaman energi, m.
B = Lebar bagian pengontrol, m.
Cd = 0,93 + 0,10 . H70/L
L = Panjang bagian pengontrol, m.
Cd = Koefisien debit

Dengan L = 0,5 koefisien debit pada Q70 menjadi:


Cd70 = 0,93 + 0,10 . (0,44/0,5)
= 1,02

B = Q70 / [Cd x 1,704 x H701,5]


= 0,52 / [1,02 x 1,704 x 0,441,5]
= 1,0251
= 1,30 m

Perhitungan kolam olak untuk bangunan terjun miring segi empat:


ΔH = 1,7 m
H1 = 0,31 m
maka:
1,7
= = 5,48
0,31

Dari table A.26 Perbandingan Tak Berdimensi Untuk Loncat Air (dari Bos, Repogle
and Clemens, 1984) Buku KP-04 hal. 216 didapat:
Yu/H1 = 0,1419 maka Yu = 0,1447 x 0,31 = 0,045 m
Hu/H1 = 7,493 maka Hu = 7,493 x 0,31 = 3,18 m
Yd/H1 = 1,974 maka Yd = 1,974 x 0,31 = 0,86 m
Hd/H1 = 2,013 maka Hd = 2,013 x 0,31 = 0,62 m
vu2/(2.g.h1) = 7,3506 maka vu = (7,3506 x 2 x 9,8 x 0,31)0,5 = 6,68
Dasar kolam olak sekarang dapat diperkirakan:
Das = 47,85 - Hd
= 47,85 – 0,62 = +47,23

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 19
Bab VII Perencanaan Jaringan Utama

n = 47,85 – H2 – Das
= 47,85 – 0,39 – 47,23 = 0,23
Bilangan Froude (Fr) = vu / (g.Yu)0,5 = 6,68 / (9,8 x 0,045)0,5 = 10,06

Pada perencanaan ini digunakan kolam olak USBR – type IV.


Panjang kolam:
L = 2 . Yu . [(1 + 8.Fr2)0,5-1]
= 2 x 0,045 x [(1 + 8 x 10,062)0,5-1]
= 2,47 m
Kedalaman muka air hilir minimum:
Y2 + n > 1,1 Yd
0,39 + 0,23 > 1,1 x 0,86
0,62 > 0,946 , belum OK, kurangi elevasi dasar menjadi +46,90.
Das = +46,80
n = 47,85 – H2 – Das
= 47,85 – 0,39 – 46,80 = 0,66
Bilangan Froude (Fr) = vu / (g.Yu)0,5 = 6,68 / (9,8 x 0,045)0,5 = 10,06
L = 2 . Yu . [(1 + 8.Fr2)0,5-1]
= 2 x 0,045 x [(1 + 8 x 10,062)0,5-1]
= 2,47 m
Kedalaman muka air hilir minimum:
Y2 + n > 1,1 Yd
0,39 + 0,66 > 1,1 x 0,86
1,05 > 0,946 , OK.
Sketsa Bangunan

Rancangan Teknis Rinci (DED) Bangunan Utama Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Sidey VII - 20

Anda mungkin juga menyukai