Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS BALIKPAPAN

BAB IV
APLIKASI EKONOMI TEKNIK

4.1 Menerapkan MARR


MARR (Minimum Attractive Rate Of Return) adalah tingkat suku bunga
pengembalian minimum yang menarik , di mana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan
dasar atau indikator keputusan manajemen sehubungan dengan pemilihan alternatif-
alternatif biaya (cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan suatu
investasi (feasibility study).
Ada beberapa cara yang disarankan (white dkk) untuk menetapkan besarnya MARR,
yaitu :
1. Tambahkan suatu persentase tetap pada ongkos modal (cost of capital)
perusahaan.
2. Nilai rata-rata tingkat pengembalian (ROR) selama satu tahun yang lalu
digunakan sebagai MARR tahun ini.
3. Gunakan MARR yang berbeda untuk horizon perencanaan yang berbeda dari
investasi awal.
4. Gunakan MARR yang berbeda untuk perkembangan yang berbeda dari
investasi awal.
5. Gunakan MARR yang berbeda pada investasi baru dan investasi yang berupa
proyek perbaikan.
Pertimbangan-pertimbangan menetapkan MARR :
1. Jumlah uang yang tersedia untuk investasi, dana sumber serta biaya dari dana
tersebut.
2. Jumlah proyek yang tersedia untuk investasi dan keperluannya
3. Besarnya resiko yang berhubungan dengan peluang-peluang investasi dan biaya yang
diperkirakan untuk mengelola proyek dalam perencanaan jangka pendek terhadap
jangka panjang
4. Jenis organisasi yang terlibat (pemerintah, utilitas publik, atau industri kompetitif).

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 36


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

MARR dapat dinyatakan sebelum pajak maupun sesudah pajak. Hubungan keduanya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
𝑀𝐴𝑅𝑅 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘)
𝑀𝐴𝑅𝑅 (𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘) =
1−𝑡
t = tingkat pajak pendapatan kombinasi

contoh 4.1
Jika MARR sesudah pajak suatu proyek adalah 25% dan tingkat pendapatan pajak kombinasi
adalah 45% maka hitunglah MARR (sebelum pajak) ?

Jawab.
𝑀𝐴𝑅𝑅 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘)
𝑀𝐴𝑅𝑅 (𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘) =
1−𝑡
0,25
= = 0,4545 𝑎𝑡𝑎𝑢 45,45 %
1 − 0,45

Menghitung cost of capital (Ongkos Modal)


1. Menentukan cost of capital masing-masing pembiayaan (modal sendiri ataupun
pinjaman)
2. Menjumlahkan masing-masing cost of capital tersebut dengan bobot tertentu
3. Maka rumus cost of capital (ie)
ie = rd.id + (1-rd)ie dimana :
rd = rasio antara hutang dengan modal keseluruhan
1-rd = rasio antara modal sendiri dengan modal keseluruhan
id = tingkat pengembalian (Rate of Return) yang dibutuhkan pada modal
pinjaman
ie = tingkat pengembalian yang dibutuhkan pada modal sendiri

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 37


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

contoh 4.2
Seorang investor memperoleh pinjaman dari Bank sebesar 38% dan dikenakan bunga 16%
setahun. Dan selebihnya modal sendiri yang diharapkan menghasilkan tingkat pengembalian
12%, tentukan cost of capital ?
Jawab.
ie = (0,38)(0,16)+(1-0,38)(0,12)
= 0,0608 + 0,0744
= 0,1352 atau 13,52 %

4.2 Analisa Nilai Sekarang (PW)


Present Worth Analysis (Analisis Nilai Sekarang) adalah metode studi ekonomi teknik
yang didasarkan kepada keekivalenan nilai dari seluruh cashflow (incashflow ataupun out
cashflow) pada suatu titik waktu relatif yang disebut waktu sekarang (present). Metode PW
biasa digunakan pada analisis dari berbagai usulan alternatif biaya maupun studi kelayakan
investasi. Untuk memperoleh PW sebagai fungsi dari i% dari serangkaian aliran kas masuk
(in cashflow) dan aliran kas keluar (out cashflow), yang berada pada periode di depan titik
sekarang perlu didiskon (dikalikan faktor bunga) ke masa sekarang dengan menggunakan
suatu tingkat bunga (MARR) selama periode penelaahan.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝑁
𝐴𝑡
𝑃(𝑖) = ∑ 𝑎𝑡𝑎𝑢
(1 + 𝑖)𝑡
𝑡=0
𝑁
𝑃
𝑃(𝑖) = ∑ 𝐴𝑡 ( , 𝑖%, 𝑡)
𝐹
𝑡=0

Dimana
P (i) = nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i%
At = aliran kas pada periode t
i = MARR
N = Periode

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 38


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Gambar flow chart analisa sekarang (PW)

0 1 2 3 4 5 6
● ● ● ● ● ● ●
pada gambar diatas memproyeksikan jumlah pendapatan dan pengeluaran ke Tahun Awal.
Suatu Proyek dikatakan layak apabila PW ≥ 0
 Untuk kategori pendapatan, kreteria PW terbesar
 Untuk kategori pengeluaran, Kriteria PW terkecil
 Selain kategori Pendapatan dan Pengeluaran, criteria (PW Pemasukan – PW
Pengeluaran)

4.3 Metode Nilai Sekarang Untuk Proyek Abadi


Metode analisis nilai sekarang dapat digunakan dalam mengevaluasi dan
membandingkan alternatif-alternatif yang memiliki umur tak terhingga (N = ~ ) dan disebut
dengan metode “Capitalized Worth”. Contoh : Proyek jalan raya, proyek-proyek untuk
pelayanan umum.
Pada metode ini aliran kas dinyatakan dalam deret uniform pertahun selama waktu tak
terhingga, dan dikonversikan ke nilai P dengan i% tertentu.
𝐴
𝐶𝑊 =
𝑖
Jika deret seragam terdiri dari ongkos-ongkos, maka nilai P dari aliran kas disebut dengan
“Capitalized Cost”. Dan jika ada onkos awal, disamping ongkos deret seragam :
𝐴
𝐶𝐶 = 𝑃 +
𝑖
dimana
CW = Capitalized Worth
CC = Capitalized Cost
P = ongkos disamping deret seragam
A = besarnya deret seragam per periode (tahun)

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 39


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Contoh 4.3
Seorang pengusaha hendak membeli mesin genset untuk mecukupi kebutuhan listrik dalam
kegiatan produksi yang bergerak dibidang makanan ringan (camilan “HOLIDAY”). Harga
suatu mesin Genset Tipe “X” adalah Rp. 55 juta, dengan biaya pemeliharaan tiap tahun
sebesar Rp. 750.000 dengan umur ekonomis selama 6 tahun dan tidak memiliki nilai sisa.
Sedangkan Mesin Genset Tipe “X1” adalah Rp. 90 Juta, pada tahun pertama biaya
pemeliharaan Rp. 350.000 dan tiap tahun besarnya sama dan umur teknis selama 12 tahun,
dengan nilai sisa ditaksir sebesar Rp. 7 jt. Genset Tipe manakah yang akan dipilih Pengusaha
camilan Holiday, bilamana nilai suku bunga sebesar (i) = 8% ?

Jawab :
Genset Tipe “X”

0 1 6 12

A = 750 Rb

55 jt 55 jt

Genset Tipe “X1”


7 jt

0 1 6 12

A = 350 Rb

90 jt

PW (Genset “X”) = Rp. 55 jt + Rp. 750 Rb (P/A,8%,12) + Rp. 55 jt (P/F,8%,6)


= Rp. 55 jt + Rp. 5.652.075 + Rp. 34.661.000
= Rp. 95.313.075
PW (Genset “X1”) = Rp. 90 jt + Rp. 350 Rb (P/A,8%,12) - Rp. 7 jt (P/F,8%,12)
= Rp. 90 jt + Rp. 2.637.635 - Rp. 2.779.700
= Rp. 89.857.935

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 40


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Kesimpulan :
Dari perhitungan diatas dipilih nilai PW (Genset “X1”) karena memiliki nilai PW yang lebih
kecil dari PW (Genset ”X”).

4.4 Analisa Deret Seragam (Equivalent Uniform Annual Cost)


Analisa deret seragam memproyeksikan semua aliran kas ke jumlah tahunan nilai
dan nilai tahunan dengan tingkat bunga sebesar MARR. Jika perhitungan deret seragam
dilakukan dari P maka berlaku hubungan :
𝑁
𝑃 𝐴
𝐴 (𝑖) = [∑ 𝐴𝑡 ( , 𝑖%, 𝑡)] ( , 𝑖%, 𝑁)
𝐹 𝑃
𝑡=0

Gambar analisa deret seragam :

0 1 2 3 4 5 6
● ● ● ● ● ● ●

Pemilihan dua (2) alternatif atau lebih :


1. Jika Annual Worth (AW) berdasarkan pendapatan, maka pilih alternatif nilai AW
terbesar
2. Jika Annual Worth (AW) berdasarkan biaya/pengeluaran , maka pilih alternatif AW
terkecil
3. Jika Annual Worth (AW) ≥ 0, maka proyek dikatakan layak

4.5 Perhitungan Pembalikan Modal (Capital Recovery)


Capital Recovery Cost (CR) dari suatu investasi adalah deret seragam dari modal yang
tertanam dalam suatu investasi selama umur investasi tersebut. Tujuan nilai CR bisa
digunakan untuk melihat apakah suatu investasi akan memberikan pendapatan yang cukup
untuk menutupi modal termasuk bunganya selama umur investasi tersebut. Dan nilai sisa

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 41


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

dalam suatu perhitungan CR dianggap sebagai pendapatan, sehingga rumusnya dapat


dinyatakan sebagai berikut :
𝐴 𝐴
𝐶𝑅 (𝑖) = 𝑃 (𝑃 , 𝑖%, 𝑁) − 𝐹(𝐹 , 𝑖%, 𝑁)

dimana
CR(i) = ongkos recovery pada MARR sebesar i%
P = modal yang ditanamkan sebagai investasi awal
F = estimasi nilai sisa pada tahun ke N
i = MARR
N = estimasi umur investasi
atau
𝐴
𝐶𝑅 (𝑖) = (𝑃 − 𝐹) ( , 𝑖%, 𝑁) + 𝐹𝑖
𝑃
𝐴
𝐶𝑅 (𝑖) = (𝑃 − 𝐹) ( , 𝑖%, 𝑁) + 𝑃𝑖
𝐹
𝑃 𝐴
𝐶𝑅 (𝑖) = [𝑃 − ( , 𝑖%, 𝑁)] ( , 𝑖%, 𝑁)
𝐹 𝑃

Contoh 4.3
Diketahui dua (2) alternative investasi, yaitu investasi dengan alternatif A dengan nilai awal
Rp. 100 juta, biaya pengoperasian dan pemeliharaan tiap tahun Rp. 1.5 juta dan nilai sisa Rp.
Rp. 500.000,- selama 6 tahun. Sedangkan alternatif B, biaya awal sebesar Rp. 25 jt biaya
pengoperasian dan pemeliharaan tiap tahun Rp. 300.000 dengan nilai sisa sebesar
Rp.150.000 selama 10 tahun, dengan tingkat suku bunga (i) 9%, tentukanlah biaya
pengembalian modal (CR) ?

Jawab :
Alternatif A
CR = 100 jt (A/P, 9%, 6) – 500.000 (A/F,9%,6) + 1.5 jt
= 22.290.000- 664.500 + 1.5 jt
= 23.125.500

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 42


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Alternatif B
CR = 25 jt (A/P, 9%, 10) – 150.000 (A/F,9%,10) + 300.000
= 3.895.000- 9.870 + 300.000
= 4.185.130
Kesimpulan : alternatif yang dipilih adalah alternatif yang kedua/alternatif B karena memiliki
nilai atau biaya yang dikeluarkan tiap kecil sebih kecil dari alternatif A.

4.6 Analisa Nilai Mendatang (FW)


Pada metode ini semua aliran kas dikonversikan ke suatu nilai pada satu titik dimasa
mendatang (future worth) dengan tingkat bunga sebesar MARR. Nilai mendatang (F) dapat
diperoleh dengan melalui cara, antara alain :
1. Dengan mengkonversi langsung semua aliran kas ke nilai F
𝑁
𝐴𝑡
𝐹 (𝑖) = ∑
(1 + 𝑖)𝑁−1
𝑡=0

dimana :
F (i) = nilai mendatang dari semua aliran kas selama N
At = aliran kas terjadi pada periode ke- t
atau
𝑁
𝐹
𝐹 (𝑖) = ∑ 𝐴𝑡 ( , 𝑖%, 𝑁 − 𝑡)
𝑃
𝑡=0

2. Dengan mengkonversikan nilai sekarang (P) dari semua aliran kas selama N periode
𝐹
𝐹 (𝑖) = 𝑃(𝑖) ( , 𝑖%, 𝑁)
𝑃
3. Dengan mengkonversikan nilai seragam seluruh aliran kas selama N periode
𝐹
𝐹 (𝑖) = 𝐴(𝑖) ( , 𝑖%, 𝑁)
𝐴

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 43


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Contoh 4.4
Perusahaan industri kayu lapis (plywood) merencanakan membeli mesin produksi pada
bagian pengupasan kulit kayu (veneer). Terdapat 2 (dua) penawaran yaitu Pemasok A
dengan harga Rp. 780 jt dengan umur ekonomis 10 tahun dengan nilai sisa Rp. 50 jt dan
biaya perawatan, operasional, asuransi diperkirakan sebear Rp. 8 jt pertahun. Pada tahun-
tahun selanjutnya pendapatan diperoleh sebesar Rp. 250 jt pertahun.
Pemasok B menawarkan dengan harga Rp. 900 jt dengan umur ekonomis 10 tahun, nilai sisa
Rp. 35 jt, biaya perawatan, operasional, pajak, asuransi sebesar Rp. 12 jt dan naik sebesar
Rp. 0,6 jt tiap tahun dan pendapatan diperkirakan sebesar Rp. 400 jt.
Tentukanlah keputusan yang diambil Perusahaan dengan melalui analisa :
 Nilai Mendatang (F)
 Nilai Deret seragam (A)
MARR sebesar = 15%

Jawab :
Pemasok A

I = 15 % ; A2 = Rp. 250jt
Rp. 50jt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A1 = Rp. 8 jt

Rp. 780jt

Nilai Mendatang
FA = Rp. 250 jt (F/A, 15%,10) + Rp. 50 jt – Rp. 780 (F/P, 15%, 10) - Rp. 8 jt (F/A, 15%, 10)
= Rp. 5.076 jt + Rp. 50 jt – Rp. 3.155,568 jt – Rp. 162,4296 jt
= Rp. 1.808,0024 jt

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 44


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Nilai Deret Seragam


A = F (F/A, i%, N)
= Rp. 1.808,0024 jt (F/A, 15%,10)
= Rp. 36.709,138 jt

Pemasok B
Bilamana Pemasok A memiliki umur ekonomis 10 tahun, maka Pemasok B harus disamakan
umur ekonomisnya menjadi 10 tahun.

I = 15 % ; A2 = Rp. 130jt

Rp. 35jt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rp. 14,4 jt
A1 = Rp. 12 jt
G = Rp. 0,6 jt
Rp. 900jt

Nilai Mendatang
FA = Rp. 400 jt (F/A, 15%,10) + Rp. 35 jt – Rp. 900 (F/P, 15%, 10) [(- Rp. 900 jt + Rp. 35 jt)
(F/A, 15%, 5)]-[(Rp.12 jt + Rp. 0,6 jt (A/G, 15%, 5)](F/A, 15%, 10)
= Rp. 8.121, 48 jt + Rp. 35 Jt – Rp. 3.641,04 jt - Rp. 5.832,176 jt – Rp. 32,98753 jt
= (Rp. 1.349,72353 jt)
Nilai Deret Seragam
A = F (A/F, i%, N)
= Rp. 1.349,72353 jt (F/A, 15%,10)
= Rp. 66,541370 jt

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 45


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

4.7 Analisa Periode Pengembalian (Payback Periode)


Kadangkala kita ingin mengetahui dalam berapa lama (tahun, bulan) suatu investasi
akan kembali. Suatu investasi dinilai layak atau bisa diterima jika investasi memiliki periode
waktu pengembalian yang lebih cepat dari yang dipersyaratkan. Atau bila tidak ada batasan
waktu yang dipersyaratkan maka kriterianya adalah meminimasi periode pengembalian. Ada
beberapa alasan digunakannya metode payback period, yaitu :
1. Pengambil keputusan memiliki informasi yang kurang sehingga memiliki tingkat
ketidakpastian yang tinggi terhadap estimasi cashflow di masa datang.
2. Keterbatasan dana investasi yang terbatas sehingga pengambil keputusan
memprioritaskan pertimbangannya pada proyek investasi yang memberikan periode
pengembalian yang secepatnya.
3. Dalam jangka pendek investasi yang memiliki periode pengembalian yang pendek
akan memberikan earning share yang lebih menarik.
4. Analisisnya sederhana,
Dua metode analisis di atas mengandung kelemahan karena kesederhanaannya itu,
yaitu tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang.
Untuk mendapatkan periode pengembalian pada suatu tingkat pengembalian (rate of
return) tertentu digunakan model formula berikut :
1 𝑃
a. 0 = −𝑃 + ∑𝑁
𝑡=1 𝐴𝑡 (𝐹 , 𝑖%, 𝑡)

Dimana At adalah aliran kas yang terjadi pada periode (t) dan N ’ adalah periode
Pengembalian yang akan dihitung. Dan apabila At sama dari satu periode yang lain (deret
seragam, maka model formula (a) diatas dapat dinyatakan berdasarkan factor P/A, yaitu :
1 𝑃
b. 0 = −𝑃 + ∑𝑁
𝑡=1 𝐴𝑡 (𝐴 , 𝑖%, 𝑡)

Apabila suatu alternatif memiliki masa pakai ekonomis lebih besar dari periode
pengembalian (N’) maka alternatif tersebut layak diterima. Sebaliknya, bila N’ lebih besar
dari estimasi masa pakai suatu alat atau umur suatu investasi atau alat tersebut tidak layak
diterima karena tidak akan cukup waktu untuk mengembalikan modal yang dipakai sebagai
biaya awal dari investasi tersebut.

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 46


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Dalam prakteknya, kalangan industri seringkali menghitung nilai N’ dengan mengabaikan


nilai uang dari waktu atau mengasumsikan bahwa i = 0%, dengan asumsi persamaan (a)
akan berubah menjadi :
1
c. 0 = −𝑃 + ∑𝑁
𝑡=1 𝐴𝑡

Apabila aliran kas berupa deret seragam maka N’ dapat diperoleh dengan rumus :
d. 𝑁′ = 𝑃/𝐴𝑡

Contoh 4.5
Sebuah mesin otomatis bisa dibeli dengan harga Rp. 25 juta dengan tidak memiliki nilai sisa.
Mesin diestimasikan dapat menyumbangkan pendapatan Rp. 4 juta per tahun. Apabila
perusahaan tersebut memperkirakan umur ekonomis mesin tersebut adalah 9 tahun apakah
perusahaan tersebut layak membeli mesin tersebut. Gunakan dengan metode Payback
Period.

a. Dengan menganggap tingkat pengembalian = 0


b. Dengan menggunakan tingkat pengembalian (i) = 13%

Penyelesaian

a. Dengan mengasumsikan tingkat pengembalian = 0 maka diperoleh


P = Rp. 25.000.000
A = Rp. 4.0000.000
N’ = ?

𝑁1

0 = −𝑃 + ∑ 𝐴𝑡
𝑡=1
0 = −𝑅𝑝. 25.000.000 + 𝑁 ′ (𝑅𝑝. 4.000.000)
N’ = Rp. 25.000.0000 /Rp. 4.000.000
N’ = 6,25 Tahun
Karena N’ < N; 6,25 tahun < 9 tahun (estimasi waktu umur ekonomis) sehingga dapat
disimpulkan mesin layak dibeli.
b. Jika menggunakan i = 13 %
𝑁1
𝑃
0 = −𝑃 + ∑ 𝐴𝑡 ( , 𝑖%, 𝑡)
𝐹
𝑡=1
0 = - Rp. 25.000.000 + Rp. 4.000.000 (P/A,15%,N’) + 0 (P/F,15%,N’)

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 47


Sadat N Silalahi Sidabutar
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN

6,25 = (P/A,15%,N’)

Dengan melihat tabel bunga, melihat nilai i = 15 %

(P/A,15%,19)= 6,1982
(P/A,15%,20)= 6,2593

Maka nilai N’ akan berada diantara 19 dan 20 tahun, dapat dicari nilai N’ dengan cara
interpolasi :
𝑎 𝑏
=
𝑎1 𝑏1

6,2500 − 6,1982 6,2593 − 6,1982


=
𝑁 ′ − 19 20 − 19

0,0518 0,0611
=
𝑁 ′ − 19 1

0,0518 = 0,0611𝑁 ′ − 1,1609

1,2127 = 0,0611𝑁 ′

𝑁 ′ = 19,85 tahun

Karena N’ > N; 19,85 tahun > 9 tahun (estimasi waktu umur ekonomis) sehingga dapat
disimpulkan mesin tidak layak dibeli.

DIKTAT KULIAH : EKONOMI TEKNIK 48


Sadat N Silalahi Sidabutar

Anda mungkin juga menyukai