Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.
Kuguratkan kertas
Risau
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunungkidul
Kauulang jua
Kalau.
Karangan Bunga
Datang ke salemba
Sore itu.
Siang tadi.
Salemba
Menuju pemakaman
Siang ini.
BAGAIMANA KALAU
1971
1998
Inilah peperangan
Tanpa jenderal, tanpa senapan
Pada hari-hari yang mendung
Bahkan tanpa harapan
1966
Ibu relakan
Tapi jangan di saat terakhir
Kau teriakkan kebencian
Atau dendam kesumat
Pada seseorang
Walapun betapa zalimnya
Orang itu
pergilah pergi
Iwan, Ida dan Hadi
Pergilah pergi
Pagi ini
1966
DOA
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
1966
Jalan Segara
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ditembuskan ke pungung
Anak-anaknya sendiri
1966
1998
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Kembalikan
Indonesia
padaku
Paris, 1971
KETIKA SEBAGAI KAKEK DI TAHUN 2040,
KAU MENJAWAB PERTANYAAN CUCUMU
1998
3 puisi Taufik Ismail tentang Indonesia – Taufik ismail merupakan penyair besar Indonesia yang sudah
melang melintang di dunia seni syair Indonesia. Banyak karya-karya Puisi Taufik Ismail
yang sudah diterbitkan baik tentang cinta, kehidupan, nasehat, perjuangan, kritikan,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Kembalikan
Indonesia
padaku
Paris, 1971
Taufiq Ismail
kucatat
puluh lima
merdeka
sejarah bangsa
Pemilihan umum pertama, yang sangat bersih dalam
sejarah kita
dilaksanakan
dilangsungkan
ditumpahkan
Pada waktu itu tidak ada satu nyawa melayang
lalu dibakar
berkobar
sogok-sogokan
kecurangan
senyuman
berturutan
dalam ukuran
mereka kibarkan
dikobarkan
berkelahi dan
berbunuhan
dibakar puluhan
sopan
lapangan
tangan bendera
berkibaran
semboyan dan
slogan
melakukan kekerasan
diayunkan
kurasakan
Bangsaku.
2004
II
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
saksi terang-terangan,
IV
1998