Anda di halaman 1dari 9

ISLAM, PEMUDA, DAN PERUBAHAN SOSIAL

Oleh : Ashma Lathifah

“Sesungguhnya fikrah akan berjaya apabila keyakinan padanya kuat, keikhlasan dalam
membawanya sempurna, semangat dalam memperjuangkannya meningkat dan adanya
kesediaan untuk berkorban dan bekerja demi merealisasikannya. Keempat rukun ini
yaitu Keyakinan, Keikhlasan, Semangat, dan Bekerja hampir-hampir menjadi ciri-ciri
pemuda. Ini kerana asas keyakinan ialah akal yang cepat memahami, asas ikhlas
adalah hati yang bersih, asas semangat ialah kehendak yang kuat, asas bekerja ialah
muda keazaman. Ke semua ini tidak dimiliki kecuali Pemuda.”

- Hasan Al Banna -

Selalu ada kisah menarik yang akan kita temukan ketika kita
berbicara tentang pemuda. Banyak kisah yang akan menggugah
semangat kita apabila kita mengupas berbagai sejarah yang telah ada.
Tidak hanya pemuda biasa seperti yang kita temukan pada saat ini
dengan segala prestasi yang telah diraihnya yang tidak sedikit pula
mulai meninggalkan nilai-nilai keislaman dan menganggap bahwa
islam dengan prestasi dan perubahan jaman mereka anggap kurang
relevan dengan kondisi yang terjadi pada saat ini akan tetapi apabila
kita memiliki keinginan untuk selalu belajar apalagi ketika kita
memiliki ghirah dan keinginan kuat belajar dari pemuda terdahulu
maka akan kita temukan kisah-kisah yang luar biasa
mengagumkannya dengan tetap menerapkan aspek-aspek keislaman
dalam setiap tindakannya bahkan menjadikan Al-Qur’an dan as-
sunnah sebagai landasan hidup dan juga acuan pertama dalam
melakukan segala tindakan dan keputusan di dalam hidupnya.
Muhammad Al Fatih misalnya, mampu menaklukan konstatinopel di
usianya yang baru menginjak 21 tahun dengan segala kisahnya yang
telah banyak kita ketahui. Kemudian Nabi Ibrahim a.s., seperti yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah pemuda yang sering berdebat
dengan kaumnya, menentang persembahan terhadap patung-patuung
yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS. Al –
Anbiya/21 : 60 - 67). Kemudian kisah Ashabul Kahfi yang
bersembunyi kemudian tertidur di dalam goa untuk menyelamtkan
aqidah mereka di antar para penyembah berhala. Allah berfirman
dalam kitabnya QS. Al – Kahfi : 13
“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad)kisah mereka dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang
beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk
kepada mereka.”
Berdasarkan penjabaran di atas, apabila kita membandingkan
segala problematika yang kita temukan pada saat ini tak sepatutnya
kita sebagai mengeluh terhadap perjuangan yang kita lakukan
sekarang ini. Karena dengan jelas bahwa pengorbanan dan perjuangan
yang telah para terdahulu kita lakukan jauh lebih berat dan lebih
memerlukan perjuangan yang ekstra untuk menyelamatkan aqidah
mereka. Jelas sangat tidak sebanding apabila kita banyak mengeluh
akan tetapi banyak kemudahan yang kita peroleh tanpa harus berjuang
secara fisik untuk melewati segala permasalahan yang kita alami pada
saat ini.
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad saw. sebagai rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam sevcara harfiah artinya
damai, selamat, tunduk dan bersih. Sedangkan secara bahasa dapat
disimpulkan bahwa islam adalah agama yang membawwa
keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Pada dasarnya islam
merupakan pedoman hidup bagi setiap insan. Bayi yang baru lahir
walaupun berasal dari keluarga non muslim pada hakikatnya suci dan
dalam keadaan bersih, tinggal bagaimana orang tua bayi tersebut
mengarahkan keimanan mereka. Islam mengatur segala aspek yang
ada dalam kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Bahkan islam mengatur ketika kita mengalami mimpi buruk sehingga
kita dapat terhindar segala macam godaan dan hasutan setan dalam hal
sekecil apapun. Islam membimbing manusia ke jalan yang lurus,
seperti yang ada di dalam QS. Al – An’am/6 : 153
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan
kau ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu
dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar
kamu bertakwa.”
Berdasarkan pemaparan pertama yang telah dijabarkan di atas,
pemuda merupakan salah satu pilar utama berdirinya suatu negara.
Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran
menghadapi tantangan. Dengannya ummat menghalau musuh dan
mengangkat bendera kejayaannya. Pemuda adalah unsur kokoh yang
mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta
pembaruan. Ibarat ranting yang masih segar, kelenturannya cukup
untuk terbentuknya pemikiran sekaligus mentransformasikan
pemikiran tersebut kepada orang lain. Sebagai pilar utama bangsa,
hendaknya seorang pemuda memiliki pemahaman yang mendalam
terhadap islam yang akan dijadikan modal utama di dalam
membangun sebuah bangsa dan juga negara.
Pemuda memiliki peran yang sangat kompleks terutama di dalam
sebuah pembangunan suatu negara. Seorang pemuda merupakan
pelaku di dalam melakukan sebuah perubahan sosial yang akan
mendukung pembagunan-pembangunan dalam berbagai aspek
tersebut. Tanpa adanya pemuda, sebuah negara akan mudah goyah
karena pemuda memliki keinginan dan tekad yang kuat tentang
idealisme serta semangat yang terus berkobar untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada
lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai
pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat
itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang
dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan
sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian
memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk
yang heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula
dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun
menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-
hukum yang bersifat formal.
Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih
luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
keperilakuan, struktur-struktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-
lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu
sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial,
kemajuan teknologi dan seterusnya.
Dalam melakukan perubahan-perubahan sosial, seorang pemuda
memilki berbagai peran yang akan selalu melekat dalam diri mereka,
yaitu agen perubahan yang bertugas dalam melakukan perubahan-
perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih baik, iron stock
karena seorang pemuuda diharapkkan menjjadi pemuda-peuda yang
tangguh yang memiliki keahlian terutama sesuai dengan bidang
keilmuwannya dan memiliki akhlak-akhlak mulia yang nantinya
dapat mengantikan generasi-generasi sebelumnya, agent of
development yang bertugas melancarkan atau melaksanakan
pembangunan di berbagai bidang baik bersifat fisik maupun non fisik,
dan agent of modernization yang bertindak dan bertugas dalam
pembaharuan.
Dalam mewujudkan peran-peran diatas tersebut, seorang pemuda
harus memiliki dasar maupun landasan yang kuat sehingga tidak
mudah goyah ketika mengalami berbagai benturan. Untuk
mewujudkan itu semua, seorang pemuda harus memiliki keyakinan
yang kuat dalam setiap tindakannya, keikhlasan di dalam
melaksanakan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik,
semangat dalam setiap nafas dan gerakannya, dan juga siap berkorban
dalam merealisasikan kerja perubahan. Semua penjabaran yang telah
dipaparkan tersebut hendaknya mampu dimiliki oleh kita semua baik
ssebagai kader KAMMI maupun tidak karena semua ini merupakan
tugas bersama yang tidak dapat dilakukan sendiri dan membuuthkan
kerja sama dari berbagai aspek di dalam mewujudkannya. Akan tetapi
seorang kader KAMMI harus mampu memiiliki perbedaan yaitu elalu
meenerapkan nilai-nilai keislaman di dalam setiap tindakan perubahan
yang dilakukannya.

Referensi

Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.

Thahan, Musthafa Muhammad. 2001. Risalah Pergerakan Pemuda


Islam. Kuwait. Thullaby.

https://www.google.co.id/amp/s/elfarad.wordpress.com/2015/12/17/isl
am-pemuda-dan-perubahan-sosial/amp/ (di akses pada 26 Maret 2018
pukul 16.37 WIB)
Problematika Ummat Kontemporer

Oleh : Ashma Lathifah

Problematika atau problem merupakan kata serapan yang bermakna masalah -


masalah yang belum terpecahkan, belum ada solusi (KBBI). dalam hal ini yang di
maksud dengan problem adalah kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal
(mitsaliyah) dan kondisi riil (waqi’iyyah). dimana di era zaman modernisasi terlihat
adanya ketimpangan kondisi umat islam yang sekarang di bandingkan dengan kondisi
ideal umat islam seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits serta realitas umat
terdahulu. Realita sekarang menunjukan bahwa eksistensi ummat islam seperti yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits serta realitas umat terdahulu hilang atau dengan
kata lain,umat islam sekarang sedang terpuruk.

Permasalahan temporer dan pergeseran waktu menyebabkan kaum muslimin buta


terhadap islam. Mereka tidak mengenal islam itu kecuali namanya saja. Kalaupun
mengenal tidak sebagaimana mestinya. Pada zaman di era modernisasi perubahan akibat
pergeseran tersebut memberi dampak yang begitu besar terhadap dunia terkhusus pada
umat islam itu sendiri. Dunia islam di jajah oleh mereka yang membenci islam dan
ingin menguasai negeri islam secara luas, mengambil semua hak islam agar dapat
menjadi penguasa dan bisa meruntuhkan umat dan agama islam.

Apabila kita berbicara terkait zaman, setiap fase generasi manusia memiliki
karakteristik yang menjadi ciri khas dari masing-masing generasi tersebut. Banyak
perubahan yang terjadi seiring perkembangan teknologi terlebih pada generasi saat ini
yang biasa disebut sebagai generasi millenial bahkan hingga generasi alpha. Semakin
berkembang sebuah teknologi pada dasarnya semakin banyak tugas dan tantangan yang
harus kita hadapi dengan berbagai kreatifitas. Hal ini merupakan tugas besar yang harus
kita urai dan segera kita cari solusinya agar umat mampu mengarahkan perkembangan
teknologi yang ada pada saat ini ke arah yang lebih baik.

Seperti yang kita ketahui saat ini, banyak pergeseran nilai-nilai pokok kehidupan
yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini terutama nilai-nilai adab yang bisa kita
lihat dari lingkungan sekitar kita seperti banyaknya pemuda yang tidak menerapkan
sopan santun dan akhlak yang baik kepada orang yang lebih tua dari dirinya bahkan
adab berbicara dan ketaatan mereka kepada orang tua sudah terlampau banyak yang
hilang dari kehidupan kita saat ini. Padahal sudah sangat jelas bahwa segala perilaku
kehidupan dan cara serta bagaimana kita hidup telah diatur dengan sedemikian rupa di
dalam Al-Qur’an dan as-sunnah yang seharusnya menjadi landasan kita semua dalam
bertindak dan menjalani hidup mengingat islam merupakan agama mayoritas yang ada
di bangsa ini.

Melihat fenomena dan apa yang telah terjadi saat kini, ketika islam itu terlanggar
oleh kaumnya sendiri, ketika islam itu tak lagi menjadi asas bagi kaumnya untuk
menentukan kehidupannya di dataran bumi nan luas yang telah diciptakan sang khalik
untuk mereka jaga dan dapat bermanfaat bagi kaum itu sendiri. Siapa yang pantas
disalahkan ketika semua ini telah terjadi dan merajalela bahkan sudah mulai mendarah
daging di dalam keseharian kita. Apakah islam yang harus kita salahkan karena
peraturan yang mayoritas menganggap bahwa islam sudah tidak relevan terhadap
perkembangan zaman yang ada ? Maka jawabannya tidak, bukan sama sekali karena
islam maupun aturannya yang mungkin sudah ketertinggal zaman namun pribadi dalam
diri umat islam yang enggan untuk meneruskan estafet kebaikan yang telah di praktekan
manusia mulia yaitu Rasulullah saw. Ada salah seorang sahabat nabi pernah berkata “al
islam mahjubun bil muslimin” yaitu islam akan terhalang oleh umat islamnya sendiri.
Artinya bahwa maju mundurnya islam dimuka bumi ini sangat di tentukan oleh umat
islam itu sendiri. Lalu masalahnya apa yang menyebabkan islam seperti saat sekarang
ini ?

Umat islam pada saat ini sudah banyak terlenakan oleh berbagai fasilitas dan
kemudahan yang bisa kita nikmati dengan berbagai akses yang telah tersedia dan juga
dimanjakan dengan berbagai hiburan yang ada. Mayoritas kita menganggap bahwa
berbagai kemudahan yang kita peroleh merupakan buah dari kemerdekaan bangsa ini.
Tapi justru tanpa kita sadari bahwa inilah penjajahan nyata yang terstruktur secara apik
tanpa kita merasakan sakit fisik. Inilah masalah besar tengah Bangsa Indonesia hadapi
pada saat ini.
Problematika lainnya yang dapat kita lihat secara riil di kehidupan umat islam
secara global saat ini dan nyata yaitu salah satunya di bidang ekonomi, saat ini terlihat
jelas bagaimana negara – negara islam sebagian besar memiliki problematika dalam
bidang tersebut. Banyaknya masyarakat yang belum mampu bersaing secara global
berjajaran dengan para penguasa kafir, sehingga membuat penguasa kafir tersebut
memudahkan mereka dalam menghasut dan menjatuhkan umat islam melalui ekonomi,
bersaing dengan ekonomi yang menjanjikan dan membuat umat islam tak bisa memilih
kecuali dengan berharap pada penguasa kafir karena telah dapat menguasai kelemahan
umat islam yang juga lamban dalam bergerak di bidang ekonomi. Apabila kita melihat
permasalahan secara lebih mengerucut dapat kita lihat bahwa nilai rupiah yang lebih
sering turun dibaning kenaikan nilai rupiah, kemudian naiknya harga-harga barang
pokok yang tanpa adanya pemberitahuan kepada rakyatnya sehingga tanpa kita bahwa
semakin banyak masyarakat kita yang semakin tercekik akibat ekonomi yang tidak
stabil tersebut.

Permasalahan yang ada pada saat ini sebenarnya tidak bisa juga kita salahkan
sepenuhnya kepada lawan. Akan tetapi dengan adanya permasalahan yang timbul
tersebut maka kita dituntut untuk selalu belajar dan melakukan perubahan kepada
masyarakat kita. Apabila kita semua hanya berfokus kepada penyebab terjadinya
permasalahan-permasalahan tersebut maka akan semakin berkkurang juga fokus kita
terhadap pemecahan masalah dan pemberian solusi yang akan lebih efektif dan lebih
mengena kepada sasaran permasalahan yang akan kita selesaikan apabila terdapat
kepada pembagian yang jelas kepada setiap individunya sesuai dengan kepakaran
keilmuwan yang kita geluti saat ini. Tidak hanya cukup sampai pada diri kita sendiri
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada saat ini akan tetapi kita juga perlu
memperhatikan lingkungan sekitar kita dan memberikan sokongan semangat maupun
materi terhadap orang-orang di lingkuungan kita. Tidak hanya perbaikan secara
keilmuwan saja yang menjadi perhatian kita akan tetapi juga harus melakukan
perbaikan terhadap kerusakan moral yang telah merajalela pada saat ini.

Pada dasarnya problematika umat yang ada pada saat ini merupakan tugas
bersama yang harus kita rangkul dan kita selesaikan secara bersama tanpa adanya saling
menyalahkan satu sama lain apabila kita menginginkan perubahan ke arah yang lebih
baik seperti yang ada dalam firman Allah QS. Ar-Ra’d/13 : 11

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Anda mungkin juga menyukai