Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, baik dalam
bidang informasi, komunikasi dan IPTEK. Ilmu kimia juga semakin berkembang
secara siknifikan, ini ditandai dengan digunakannya ilmu kimia dalam produk-
produk yang dihasilkan manusia, seperti : sabun, detergen, pasta gigi, sampo,
kosmetik, obat, dan produk-produk yang dibutuhkan lainnya. Ilmu kimia juga
sangat berpengaruh dan memiliki peran yang penting dalam perkembangan ilmu
lain, seperti : geologi, pertanian, kesehatan dan dalam menyelesaikan masalah
global.
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek
ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)
namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Sebenarnya apa yang menjadi hakikat ilmu kimia itu sendiri?
Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala
sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada
dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai
produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)
temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,
pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. pembelajaran kimia juga
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Bagaimanakah kedudukan ilmu kimia sebagai proses, produk dan sikap ilmiah?
Pembelajaran kimia di SMA masih dianggap sulit oleh kebanyakan siswa,
ini dikarena sifat ilmu kimia yang abstrak dan mempunyai konsep yang
berjenjang. Unutuk mengatasi hal tersebut, guru kimia harus mempunyai strategi
agar pembelajaran kimia dikelas menjadi mudah dimengerti oleh siswa. Ada
banyak pendekatan, metode dan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru yang dapat menunjang proses pembelajaran dikelas.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan ialah pendekatan
pembelajaran kontekstual mempraktikkan konsep belajar yang mengaitkan materi
yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa. Selain dengan pendekatan
kontekstual, ada berbagai macam model pembelajaran, metode pembelajaran,
serta pendekatan pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran kimia.
Dari paparan diatas didapat sebuah permasalahan yaitu apakah yang menjadi
hakikat pembelajaran kimia?

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Ilmu Kima? dan
2. Apa yang dimaksud dengan Metode Kimia

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan tentang Hakikat Ilmu Kima, dan
2. Mendeskripsikan tentang Metode Kimia.
Selain itu bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui tentang Pancasila sebagai
ideologi negara dan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang sesungguhnya,
dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi
kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu Kimia


1. Pengertian
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya
perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini
berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain.
Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan,
struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau
materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang
dan mempunyai massa.
Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi
dan perbandingan tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur
partikel-partikel penyusun suatu materi atau menggambarkan bagaimana
atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan. Sifat materi mencakup
sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi
dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut. Perubahan materi
meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan
zat baru). Energi yang menyertai perubahan materi menyangkut banyaknya
energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.
Dalam paparan di berbagai literatur, secara umum menyatakan bahwa
saintisme adalah suatu istilah yang digunakan oleh para filsuf untuk
menggambarkan apa yang mereka lihat sebagai pemujaan ilmu pengetahuan,
yakni suatu sikap yang ironisnya banyak ditemukan di kalangan intelektual.
Para pemikir dan pengkritik saintisme berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
bukanlah satu-satunya jenis kegiatan intelektual manusia yang dapat
diandalkan. Ilmu pengetahuan juga tidak seharusnya mendapatkan status yang
istimewa, karena dianggap sebagai satu-satunya jalan yang dapat ditempuh
manusia untuk sampai pada pengetahuan.
Dalam kehidupan nyata sekarang ini, beberapa orang berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan telah memberikan kemudahan pada manusia yang
seharusnya tidak perlu. Artinya, kita akan hidup jauh lebih baik dan manusiawi
tanpa adanya ilmu pengetahuan. Argumen terakhir ini mungkin relevan, jika
ditempatkan pada persoalan tentang penggunaan teknologi dan ilmu
pengetahuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal. Banyak antropolog
juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Eropa
memiliki arogansi kultural, sehingga ilmuwan barat seringkali memandang
rendah kebudayaan–kebudayaan lainnya di luar kebudayaan barat.
Metode pendekatan di dalam ilmu-ilmu alam memiliki koherensi dan
akurasi yang lebih tinggi daripada ilmu-ilmu sosial. Para ilmuwan sosial telah
melakukan analisis yang juga dengan pendekatan ilmu-ilmu alam. Hasilnya
adalah banyaknya penggunaan rumusan matematis dan metode statistik di
dalam ilmu-ilmu sosial. Di dalam sejarahnya, fisika mengalami perkembangan
yang sangat pesat, ketika Galileo memutuskan untuk menerapkan metode
matematis untuk mendeskripsikan gerak benda-benda. Keberhasilan ini
mempengaruhi para ilmuwan sosial untuk menggunakan metode yang sama
untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial. Tentu saja, argumen ini punya
pengandaian dasar yang problematis, bahwa objek penelitian di dalam ilmu–
ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial memiliki kualitas yang sama yang dapat
dimatematiskan.
Berfikir radikal merupakan awal lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan
menganggap secara radikal atau bebas tentang definisi atom dan model atom.
Pikiran radikal diperoleh dari dari kemauan dan kemampuan suatu otak untuk
memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun empriris. Cara berpikir radikal ini,
mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan dunia kimia. Salah satu
mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk
menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul teori-
teori tentang atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau
fundamental dari fenomena dasar mengenai penyusun suatu materi.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan
bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga
terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang
berbeda dengan wujud yang semula. Fakta yang terdapat di alam mempunyai
banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri pemikiran filsafat yang telah
dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis terhadap
suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi
pertanyaan terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ; fakta kimia yaitu
larutan elektrolit dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan ; apa
yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa
yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus
listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan,
kesehatan, dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan
dalam penemuan dan pengembangan material dan sumber energi baru yang
lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.
2. Konsep Kimia
Setelah kita tahu apa pengertian kimia, banyak hal menarik yang bisa
kita pelajari lebih mengenai Ilmu Kimia. Konsep Dasar Kimia merupakan
salah satu hal penting yang wajib kita tahu, kalo kita pengen tahu lebih banyak
tentang Kimia. Konsep Dasar Kimia merupakan kumpulan beberapa hal
penting yang akan dipelajari atau dibahas dalam Ilmu Kimia. Beberapa hal
yang termasuk dalam Konsep Dasar Kimia, antara lain adalah :
a. Tatanama
Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia.
Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang terdefinisi dengan baik.
Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama organik. Senyawa
anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
b. Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang
bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan
beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan positif inti.
Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu
unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat
dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
c. Unsur
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang
sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai
contoh, atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur
karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya adalah
atom unsur uranium. Semua unsur kimia yang telah ditemukan dapat
dilihat pada tabel periodik unsur, yang mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama,
lambang, dan nomor atom dan nomor massa juga tersedia.
d. Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang
kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron. Kation bermuatan
positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion bermuatan negatif
(misalnya klorida Cl-) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium
klorida, NaCl).
e. Senyawa
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih
unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya. Sebagia
contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan oksigen
dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan
oleh reaksi kimia.
f. Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu
senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik
yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat satu
sama lain. Contoh molekul adalah H2O yang dalam kehidupan sehari-hari
dikenal dengan air.
g. Zat Kimia
Suatu zat kimia dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran
senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar
materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu
bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dan lain-lain.
h. Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-
atom dalam molekul atau kristal. Ikatan kimia yang umum adalah ikatan
ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi. Pada banyak senyawa
sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat
digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa
dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga
banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit,
seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena
membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika
kuantum.
i. Wujud Zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis
yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya maupun sifat-sifat
fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks refraksi, dan lain
sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair,
dan gas.
j. Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur
molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul
membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua
atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan
kimia.
3. Karakteristik Kimia
Karakteristik mungkin bisa diartikan sebagai suatu sifat yang khas,
yang melekat pada suatu objek. Sedangkan karakter adalah sifat yang dijadiin
ciri untuk mengidentifikasikan sebuah objek. Wiseman (1981) mengemukakan
bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan
siswa menengah. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri
ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985)
sebagai berikut:
a. Ilmu kimia bersifat abstrak
Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak
nampak, yang menurut siswa membayangkan keberadaan materi tersebut
tanpa mengalaminya secara langsung. Karena atom merupakan pusat
kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak dapat melihat atom secara
langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar
untuk mewakili sebuah atom oksigen kita gambarkan secara bulatan.
b. Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya
Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran
zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah
dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambaran yang
disederhanakan, di mana zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung
dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaanya diperlukan pemikiran
dan pendekatan tertentu agar siswa tidak mengalami salah konsep dalam
menerima materi yang diajarkan tersebut.
c. Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat
Seringkali topik-topik kimia harus dipelajari dengan urutan
tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom untuk
membentuk molekul, jika atom dan karakteristiknya tidak dipelajari
terlebih dahulu. Disamping itu, perkembangan ilmu kimia sangat cepat,
seperti pada bidang biokimia yang menyelidiki tentang rekayasa
genetika, kloning, dan sebagainya. Hal ini menuntut kita semua untuk
lebih cepat tanggap dan selektif dalam menerima semua kunjungan
tersebut.
d. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal
Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal
numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kimia.
Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta-fakta kimia,
aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain.
e. Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak
Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa dituntut
untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang
tersedia dapat digunakan seefisien mungkin.
Arifin (1995) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu
pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah, sehingga jarang diminati.
Hal ini disebabkan :1). Dalam pelajaran kimia terdapat istilah-istilah yang
hanya dihafal siswa tetapi tidak dipahami dengan benar ; 2). Kebanyakan
konsep-konsep atau materi kimia bersifat abstrak seperti atom, molekul atau
ion sehingga siswa sulit membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa
mengalaminya secara langsung ; 3). Kesulitan siswa dalam memahami
perhitungan matematis materi kimia.
4. Kedudukan Kimia dalam Sains
Kimia termasuk salah satu rumpun mata pelajaran IPA SMA yang
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain
itu, kimia dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai
prosedur. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan
selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif).
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta,
teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Ilmu kimia
termasuk dalam ilmu sains yang merupakan aktivitas penelusuran untuk
mencapai pengertian dan jawaban yang memuaskan tentang beberapa realita,
dimana pengertian itu diperoleh dengan cara mempelajarai prinsip-prinsip dan
hukum-hukum yang berlaku yang dapat diuji dengan eksperimen.
Mempelajari sains melibatkan penggalian fakta-fakta melalui observasi,
pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta yang diperoleh
tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat
komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains
sebagai sikap, dan sains sebagai teknologi. Bridgstock Martin (1998: 6)
menyebutkan, Concise Oxford Dictionary mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang sistematis dan teroganisasi. Definisi tersebut di atas dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh, disusun dengan cara
melakukan observasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya saling kait-mengait antara yang satu
dengan cara yang lain.
Sains berkiatan dengan bukti dan teori. Bukti-bukti diperoleh dari
eksperimen. Untuk menjelaskan bukti-bukti, teori-teori dikemukakan
kemudian diuji untuk melihat kebenaran teori sesuai dengan pengamatan.
Hubungan yang pasti antara teori dan bukti adalah sangat kompleks, dan pada
taraf ini kita mencatat bahwa sains melibatkan kedua-duanya.
a. Kimia sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA (Kimia) bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai proses dapat
diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan
maupun untuk menemukan pengetahuan baru.
Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta
didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Salah satu tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui
berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses
inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah
melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan
instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta
menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, merupakan proses
ilmiah yang harus dilakukan untuk memperoleh suatu pengetahuan yang
baru bagi peserta didik.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan
bertindak untuk menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada
di lingkungan. Jadi, kimia sebagai proses menyangkut proses atau cara
kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal
sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki
berbagai keterampilan sains, misalnya:
1) Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
2) Menentukan apa yang diukur dan diamati.
3) Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera
(tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan,
mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan,
4) Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat
secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-
hubungkan hasil pengamatan.
5) Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan
keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan,
6) Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan
hasil-hasil pengamatan, dan
7) Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu
digunakan. Selain itu adalah keterampilan dalam menerapkan konsep,
baik penerapan konsep dalam situasi baru, menggunakan konsep
dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi,
maupun dalam menyusun hipotesis.
Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta
didik melakukan eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit. Peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang
percobaan melalui pemasangan alat uji elektrolit, persiapan bahan,
melakukan eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data, lalu data
yang telah diperoleh tadi diolahan dan dilakukan penafsiran data untuk
memperoleh kesimpulan. Kemudian peserta didik menyampaikan hasil
percobaan secara lisan atau tertulis. Ini merupakan contoh dari proses
kimia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
b. Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang
diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistematika.
Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses berupa
pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia
merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui
bebagai macam proses sains.
Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat
menghantarkan arus lisrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan
yang telah dilakukan. Para ilmuan mencari tahu kenapa larutan NaCl dapat
menghasilkan arus listrik, setelah diselidiki ternyata NaCl dapat terionisasi
dalam air menjadi ion-ionnya, sehingga dapat menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat
hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap
(Hukum Proust), hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), hukum
perbandingan volume (Hukum Gay-Lussac) dan lain sebagainya. Teori-
teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom
demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakan produk yang
lahir dari proses berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori asam-
basa dimulai dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-
Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-lain.
c. Kimia sebagai Sikap Ilmiah
Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui
berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses
inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.

B. Metode Kimia
1. Pengertian
Ilmu Kimia dibangun dan dikembangkan melalui kajian teoritis dan
kajian empiris yang saling mendukung satu sama lain. Pengkajian teoritis
merupakan usaha menerapkan hukum-hukum Fisika dan teori Matematika
untuk mengungkapkan gejala alam. Pengkajian secara empiris merupakan
usaha untuk menemukan keteraturan berdasarkan fakta yang ditemukan di
alam dengan menggunakan teknik atau metode ilmiah. Pengembangan ilmu
Kimia berdasarkan langkah-langkah sistematis disebut dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah adalah metode sains yang menggunakan langkah-
langkah ilmiah dan rasional untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang
muncul dalam pikiran kita. Dalam bentuk yang paling sederhana, metode
ilmiah terdiri atas tahap-tahap operasional berikut:
a. Pengamatan atau observasi
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif (misalnya logam
raksa berwujud cair pada suhu kamar) ataupun kuantitatif (misalnya
tekanan gas pada keadaan standar yaitu sebesar 1 atm). Pengamatan
kuantitatif disebut juga pengukuran.
b. Mencari pola hasil pengamatan
Proses ini sering melahirkan rumusan berupa hukum alam. Hukum
alam yang digali oleh manusia merupakan suatu pernyataan yang
mengungkapkan perilaku umum suatu objek atau gejala yang diamati.
c. Perumusan teori
Suatu teori (disebut juga model) terdiri atas sejumlah asumsi
sebagai pijakan untuk menerangkan perilaku materi yang diamati. Jika
hipotesis sementara sejalan dengan kajian-kajian sejumlah percobaan
maka hipotesis tersebut disebut teori atau model.
d. Pengujian teori
Secara ideal, teori dalam ilmu pengetahuan alam harus selalu
dikoreksi dan dikaji terus-menerus sebab teori merupakan gagasan
manusia untuk menerangkan perilaku alam yang diamati berdasarkan
pengalamannya. Teori harus terus disempurnakan melalui percobaan
dengan cara menyempurnakan baik metode maupun peralatan yang
digunakan. Di samping itu, dapat juga dilakukan melalui simulasi
komputer, agar pendekatan yang diterapkan lebih mendekati gejala alam
yang sebenarnya.
e. Eksperimen dan pengukuran
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang dilandasi berbagai
eksperimen/ percobaan. Salah satu syarat suatu eksperimen dinyatakan
valid adalah bersifat reproducible (menghasilkan hasil yang sama ketika
eksperimen dilakukan kembali). Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mendeskripsikan objek percobaan secara menyeluruh, seperti jumlah,
volume, suhu, tekanan, dan kondisi lainnya. Dengan kata lain, salah satu
hal terpenting dalam ilmu Kimia adalah mengetahui cara mengukur
sesuatu dengan tepat.
2. Sikap ilmiah
a. Rasa ingin tahu, merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
b. Jujur, dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur,
artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak
mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
c. Tekun, berarti tidak mudah putus asa.
d. Teliti, artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh.
e. Objektif, artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi..
f. Terbuka menerima pendapat yang benar, aartinya bahwa kita tidak boleh
mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat.
3. Kegunaan metode ilmiah
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan
penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah
dalam kehidupan manusia antara lain:
a. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan
pembuktian yang memuaskan.
b. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang
objektif.
c. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya
masih teka teki.
4. Kriteria metode ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai
berikut:
a. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang
akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya
khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
b. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh
dari pertimbangan subjektif.
c. Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks,
harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-
musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis,
d. Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir
dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan
persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai
sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
e. Menggunakan ukuran obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran.
Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara
objektif.
f. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus
digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat
dikuantifikasikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan
bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi
deformasi, perubahan letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda
dengan wujud yang semula. Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan
industri dan perdagangan, kesehatan, dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu
Kimia sangat berperan dalam penemuan dan pengembangan material dan sumber
energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan lebih ramah
lingkungan.
Ilmu Kimia dibangun dan dikembangkan melalui kajian teoritis dan kajian
empiris yang saling mendukung satu sama lain. Pengkajian teoritis merupakan
usaha menerapkan hukum-hukum Fisika dan teori Matematika untuk
mengungkapkan gejala alam. Pengkajian secara empiris merupakan usaha untuk
menemukan keteraturan berdasarkan fakta yang ditemukan di alam dengan
menggunakan teknik atau metode ilmiah. Pengembangan ilmu Kimia berdasarkan
langkah-langkah sistematis disebut dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah
metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk
mengungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pikiran kita.

B. Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami
tentang apa itu yang dimaksud dengan hakikat ilmu kimia dan apa itu metode
kimia. Jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa
maupun pemahaman penyusun minta maaf dan mohon dimaklumin karena masih
belajar dalam pembuatan suatu makalah dan semua itu didasari dengan tiadalah
sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://chemistryandkpopforever.blogspot.com/2013/05/hakikat-dan-pembeajaran-
kimia.html

http://sunyonoms.wordpress.com/pengetahuan-umum/apa-kedudukan-filsafat-dalam-
sains/

http://www.bimbingan.org/peranan-zat-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari.htm

http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-bab-metode-kimia.html

http://haroendzt.heck.in/kedudukan-kimia-hakikat-ilmu-kimia-dan-p.xhtml

http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-bab-metode-kimia.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas anugerah-Nya


sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan Makalah tentang Hakikat Ilmu
Kimia dan Metode Kimia. Tak lupa pula sholawat dan salam tercurah untuk junjung
besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kita ketenangan dan kedamaian
untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Makalah ini berisi tentang penjelasan Hakikat Ilmu Kimia dan Metode Kimia
sebagia suatu proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Guru Pembimbing Mata Pelajaran,
juga untuk lebih memperluas pengetahuan para siswa dan siswi khususnya bagi
penyusun. Tak lupa pula penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya makalah ini.
Penyusun telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penyusun pun menyadari akan adanya keterbatasan sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, penyusun memohon maaf dan kritik serta saran bahkan
semua pembaca sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih
juga dalam pengetahuan kita bersama.

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Ilmu Kimia ........................................................................ 3
B. Metode Kimia ................................................................................. 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
HAKIKAT ILMU KIMIA DAN METODE KIMIA

Disusun oleh :

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 03 PONDOK KELAPA
Tahun Ajaran 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai