Makalah Jamban Yang Sehat Oleh
Makalah Jamban Yang Sehat Oleh
PENDAHULUAN
Jamban sehat adalah tempat fasilitas pembuangan tinja yang mencegah kontaminasi
ke badan air, mencegah kontak antara manusia dan tinja, membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga ataupun binatang lainnya, mencegah bau yang tidak sedap, dan
Masyarakat tahun 2008, jamban sehat memiliki arti fasilitas pembuangan tinja yang efektif
Data dari studi dan survei sanitasi, proporsi rumah tangga di Indonesia yang
menggunakan fasilitas buang air besar (BAB) milik sendiri adalah 76,2%, milik bersama
sebanyak 6,7% dan fasilitas umum adalah 4,2%. Rumah tangga yang tidak memiliki
fasilitas BAB atau masih BAB sembarangan (open defecation) yaitu sebesar 12,9%.
Sepuluh provinsi tertinggi rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB/open defecation
adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi Tengah (28,2%), Papua (27,9%),
Gorontalo (24,1%), Maluku (23,4%), Aceh (22,7%), Kalimantan Barat (21,8%), Nusa
perkabupaten Kalimantan tengah tahun 2015 sebesar 32,33%. Pencapaian tertinggi di kota
palangkaraya sebesar 76,44% meskipun demikian masih ada daerah di wilayah kota
1
palangkaraya yang memiliki sanitasi yang kurang seperti di daerah cakupan wilayah
puskesmas pahandut, dari jumlah rumah 5.858 dan 7.781 kepal keluarga yang memiliki
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam dokumen
Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang air besar disebut
sebagai sanitasi yang meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar,
jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Dalam laporan
MDGs 2010, kriteria akses terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat
BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis latrine dan tempat
pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah
(SPAL). Kriteria yang digunakan Joint Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008,
sanitasi terbagi dalam empat kriteria, yaitu improved, shared, unimproved dan open
kotorannya milik sendiri, jenis kloset latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya tangki
Pengertian lain terkait jamban menyebutkan bahwa jamban keluarga adalah suatu
manusia yang lazim disebut jamban atau WC sehingga kotoran tersebut disimpan dalam
suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori
bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama
3
dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula
syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah.1,8
Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5 sampai 8
meter dengan diameter 80-120cm. Dindingnya diperkuat dari batu bata ataupun tidak.
Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambu,
dinding bambu dan atap daun kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurang-
kurangnya 15 meter.
Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan ventilasi pipa.
Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari bambu.
4
Gambar 2.2 Jamban cubluk berventilasi
Jenis jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban empang memungkinkan
terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan
Secara prinsip jamban ini seperti jamban cemplung tetapi lebih dangkal galiannya, di
5
dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang, sampah, dan daun-daunan.
5. Septic tank
Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi syarat. Septic tank
merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan untuk kelompok kecil yaitu
rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak
merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya
Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Air yang terdapat pada leher angsa
adalah untuk menghindarkan bau dan mencegah masuknya lalat dan kecoa.
2. Jamban Cemplung
Jamban ini tidak memerlukan air untuk menggelontor kotoran. Untuk mengurangi bau
serta agar lalat dan kecoa tidak masuk, lubang jamban perlu ditutup.
3. Jamban Plengsengan
Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga ditutup
6
Gambar 2.4 Jenis-jenis jamban
b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan
daerah padat penduduk karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
diare, kolera, disentri, thypus, cacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit
dan keracunan.
7
Jamban juga berfungsi sebagai pemisah tinja dari lingkungan. Jamban yang baik
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman
1. Pada dasarnya tidak ada aturan pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk
menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air. Banyak faktor yang
mempengaruhi perpindahan bakteri melalui air tanah, seperti tingkat kemiringan, tinggi
permukaan air tanah, serta permeabilitas tanah. Yang terpenting harus diperhatikan
adalah jamban atau kolam pembuangan (cesspool) harus ditempatkan lebih rendah, atau
harus dihindari penempatan langsung di bagian yang lebih tinggi dari sumur. Jika
penempatan di bagian yang lebih tinggi tidak dapat dihindarkan, jarak 15m akan
mencegah pencemaran bakteri ke sumur. Penempatan jamban di sebelah kanan atau kiri
akan mengurangi kemungkinan kontaminasi air tanah yang mencapai sumur. Pada tanah
pasir, jamban dapat ditempatkan pada jarak 7,5m dari sumur apabila tidak ada
8
2. Pada tanah yang homogen, kemungkinan pencemaran air tanah sebenarnya nol apabila
dasar lubang jamban berjarak lebih dari 1,5m di atas permukaan air tanah, atau apabila
dasar kolam pembuangan berjarak lebih dari 3m di atas permukaan air tanah.
3. Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban cubluk (pit
privy), jamban bor (bored-hole latrine), kolam pembuangan dan sumur resapan di
daerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu kapur. Hal ini dikarenakan
pencemaan dapat terjadi secara langsung melalui saluran dalam tanah tanpa filtrasi
alami ke sumur yang jauh atau sumber penyediaan air minum lainnya
memenuhi syarat9 :
3. Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau serangga
5. Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna
9
2.7. Septic Tank8,10,12
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air
buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama
beberapa hari.
Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :
a. Pipa ventilasi
Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut:
ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat
masuk ke dalam bak pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang
terjadi karena adanya proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick
tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung
2. Panjang pipa ventilasi 2m dengan diameter pipa 175mm dan pada lubang hawanya
1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.
3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama.
10
c. Pipa penghubung:
1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15cm.
1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah
permukaan tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu
hangat dan konstan sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
a. Rumah Jamban: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkungan sekitar, harus
11
b. Lantai Jamban: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya
harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga
penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau
d. Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung yang bertujuan
menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap bersih. Juga agar
penyakit.
e. Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetap bersih
setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi
kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan peralatan pembersih
f. Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang
air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen, sehingga menghindari
pencemaran lingkungan.
g. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan tinja
yang lengkap berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang bercampur tinja.
12
2.10 Penggunaan Jamban Sehat di Indonesia
Sampai saat ini diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia (khususnya yang
tinggal di daerah pedesaan) masih buang air besar sembarangan, seperti di sungai, kebun,
sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya. Masyarakat pedesaan tersebut enggan
untuk buang air besar di jamban karena banyak yang beranggapan membangun jamban
sangat mahal, lebih enak BAB di sungai, tinja dapat digunakan untuk pakan ikan, dan
alasan lain yang dikatakan merupakan kebiasaan sejak dulu dan diturunkan dari nenek
moyang. Perilaku tersebut sangat merugikan kesehatan, karena tinja merupakan media
tempat hidup bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare dan
masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Maka itu tinja harus
dibuang pada suatu tempat yaitu jamban. Jamban keluarga adalah suatu istilah yang
digunakan sebagai tempat pembuangan kotoran manusia dalam suatu keluarga. Semua
anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak
(termasuk bayi dan balita) dan orang dewasa. Pembuatan jamban keluarga yang sehat,
sebaiknya mengikuti beberapa syarat, yaitu: tidak mengotori tanah maupun air permukaan
di sekeliling jamban tersebut, tidak dapat terjangkau oleh serangga, terutama lalat dan
kecoak, tidak menimbulkan bau, mudah dipergunakan dan dipelihara, sederhana serta dapat
13
BAB VI
PENUTUP
kontaminasi ke badan dari air, mencegah kontak antara manusia dan tinja,
membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga ataupun binatang lainnya,
mencegah bau yang tidak sedap, dan konstruksi dudukannya dibuat dengan baik,
air, Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja, Membuang tinja manusia
yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau serangga vektor lainnya termasuk
- Saran;
14
DAFTAR PUSTAKA
15