Anda di halaman 1dari 8

Proposal Kegiatan

“Desa Online Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat


Di Bidang Informatika”

I. Pendahuluan

Pelaksanaan pembangunan nasional harus dijalankan


atas dasar kekuatan rakyat. Keberhasilan pembangunan tidak
terlepas dari tersalurkannya partisipasi warga. Keterlibatan
aktif warga dalam pembangunan bangsa mutlak dibutuhkan
secara berkesinambungan. Partisipasi warga adalah wujud
nyata hakikat demokrasi sejati. Bagi program strategis
kerakyatan yang dijalankan di semua sektor, rakyat
hendaknya terlibat aktif sebagai subjek utama yang
menentukan dan mengawal sesuai tujuannya. Bagi kebijakan
yang belum sebangun dengan harapan publik, rakyat mesti
kritis secara proporsional. Kritik publik terhadap kebijakan
yang substansinya belum sejalan dengan aspirasi publik
mesti disertai usulan solusi aternatif.

Secara keseluruhan, pengawalan kritis dan partisipasi


aktif segenap warga inilah kunci keberhasilan kepemimpinan,
sekaligus pintu gerbang bangsa ini memasuki era baru yang
lebih berdaulat, berdikari, dan berkepribadian secara
bermartabat. Bangsa ini harus optimis atas masa depannya.
Tinggalkan kebiasaan lama yang membuat bangsa ini
terpuruk. Pemerintahan yang bersih yang bekerja untuk
rakyat, dan pengelolaan kekayaan alam yang adil harus jadi
ciri pemerintahan pro-rakyat.

1
Perubahan paradigma pembangunan desa membuat
sarana informasi desa menjadi kian penting peranannya,
sehingga perlu dikembangkan sarana informasi desa yang
sesuai dengan visi, misi dan tujuan desa. Tujuan desa
termasuk dalam hal penyelenggaran pemerintahan,
pembangunan desa, pembinaan masyarakat, pemberdayaan
masyarakat, pengembangan kawasan perdesaan. Sarana
Informasi diharapkan dapat mempunyai data dan informasi
yang berkualitas baik, komprehensif, terintegrasi, dan dapat
saling bertukar dengan sarana lain.

Sarana informasi diharapkan sesuai dengan


karakteristik desa, yang dapat digunakan untuk membantu
desa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya serta
dalam aspek pengambilan keputusan. Sarana Informasi ini
diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Desa,
masyarakat desa, dan semua pemangku kepentingan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia dibagi habis


pada desa/kelurahan, sehingga mengurus desa berarti
mengurus Indonesia. Karena itu upaya penyelesaian masalah
bangsa harus dimulai dari pembenahan tata kelola
pemerintahan desa. Selama ini permasalahan yang dihadapi
oleh pemerintah dalam pembangunan selalu mengalami miss-
konsepsi, seperti rencana pembangunan jembatan selat
sunda, padahal kita adalah Negara kepulauan yang luas
lautnya lebih besar dari daratan. Oleh karenanya kita
menyebut sebagai Negara poros maritim, pembanguan yang

2
bias kota padahal sebagian besar rakyat miskin tinggal di
desa,

“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat


daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.”

Demikian bunyi agenda ketiga dari sembilan agenda prioritas


dari pemerintahan Jokowi-JK yang lebih dikenal dengan
sebutan Nawacita. Landasan hukumnya adalah UU No.6
Tahun 2014, yang antara lain mengatur kewenangan
pemerintah desa dalam mengelola pembangunan di tingkat
desa dan kawasan perdesaan.

Jika sebelumnya aparat desa menjadi sekadar pelaksana dari


kebijakan yang dibuat dari atas (kabupaten dan/atau
provinsi) maka dengan aransemen hukum dan politik yang
baru ini aparat dan masyarakat desa bisa terlibat langsung
dari tingkat perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan
pembangunan.

Konsepsi ini ditegaskan kembali dalam UU No. 6 tahun


2014 tentang desa, yang menyatakan bahwa desa adalah desa
dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Apa yang kita lihat adalah semangat
“menempatkan desa sebagai subyek pembangunan” dan
3
mengakui adanya keberagaman, dan dengan demikian desa
mendapatkan ruang kesempatan yang lebar untuk tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang
ada.

Secara eksplisit muncul dalam UU Desa, yaitu pada pasal 86


tentang Sistem Informasi Pembangunan Desa dan
Pembangunan Kawasan Perdesaan, yang berisi :

1. Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui Sistem


Informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan
sistem informasi Desa dan pembangunan kawasan
perdesaan;
3. Sistem Informasi Desa sebagai dimaksud pada angka 2
meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak,
jaringan, dan sumber daya manusia;
4. Sistem Informasi Desa sebagaimana dimaksud pada angka
2 meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan
Perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan
Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan;
5. Sistem Informasi Desa sebagaimana dimaksud pada angka
2 dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh
masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan;
6. Pemerintah Daerah Kabupaten menyediakan informasi
perencanaan pembangunan daerah untuk Desa.

Oleh sebab itu pula, konsepsi system informasi desa,


penting untuk dilihat tidak dalam kerangka dari atas ke

4
bawah, tetapi juga dari bawah ke atas dan dinamika relasi
tersebut. Pemerintah Daerah dalam hal ini punya kewajiban
untuk mengembangkan system informasi desa, namun di sisi
yang lain, desa dan para pihak yang mendorong
pembangunan desa, juga memiliki kesempatan untuk
memajukan suatu system, terutama agar informasi yang
tersedia benar-benar informasi yang punya makna dalam
gerak maju desa. Dalam soal yang terakhir ini, desa harus
mulai dengan tiga kebaruan, yakni :

1) Kesadaran baru :
Suatu kesadaran yang menempatkan informasi sebagai titik
penting dalam keseluruhan pergerakan desa untuk
membangun;
2) Ketrampilan baru :
Pada khususnya dalam menghimpun, mengolah, mengelola
dan menggunakan informasi, termasuk penggunaan
teknologi informasi;
3) Kebiasaan baru :
Apa yang paling utama dari hal yang terakhir ini adalah
bahwa soalnya bukan terletak pada penghimpunan
informasi dan menatanya menjadi sumber informasi yang
akurat. Soal utamanya adalah apakah desa akan
mempunyai kemampuan mempergunakan semua informasi
yang ada menjadi elemen penting penggerak seluruh pihak
di desa untuk bersama-sama membangun desa ?
Kemampuan inilah yang harus berkembang, sehingga
system informasi desa, bukan menjadi hal yang bermakna
bagi pihak luar, tetapi bermakna bagi desa dan warga
masyarakat itu desa sendiri.

5
Dengan adanya system informasi yang didukung sarana
informasi yang memadai dan handal kita membayangkan
bahwa segala sesuatu yang terjadi di desa secara otomatis
dapat langsung diketahui oleh pemerintah daerah, pusat dan
lembaga lainnya, sehingga desa sebagai ujung tombak
pemerintahan dapat terintegrasi satu sama lain dalam
pembangunan nasional. Seiring dengan implementasi UU
Desa yang memberikan kewenangan besar kepada desa untuk
mengurusi wilayahnya serta 10% dana perimbangan APBN
yang secara bertahap telah ditransfer kedesa telah semakin
membuat kita yakin betapa Sistem Informasi Desa yang
ditopang dengan sarananya menjadi sangat penting untuk
menunjang kerja-kerja desa khususnya dalam hal prinsip
transparansi dan akuntabilitas serta mekanisme perencanaan
dan pembangunan desa yang berbasis pada kondisi objektif,
oleh karena itu melalui Program Desa Online ini berharap
menjadikan desa sebagai garis depan kemajuan bangsa dapat
menemukan momentumnya.

Melihat beberapa latar belakang diatas dan didukung


oleh sumber daya manusia di Kabupaten ................... cukup
memadai dan juga melihat kebutuhan akan sarana teknologi
informatika masyarakat desa sangat berharap akan
terpenuhinya fasilitas desa online tersebut.

Adapun Program Desa Online ini diarahkan di Desa


dalam wilayah Kecamatan .................... dan
Kecamatan .................. yakni :
1. Kecamatan ......................... untuk ......... Desa :
6
a. Desa .............................;
b. Desa .............................;
c. Desa .............................;
d. Desa .............................;
e. Desa .............................; dan
f. Desa ..............................

2. Kecamatan ................... untuk .......... Desa :


a. Desa .............................;
b. Desa .............................; dan
c. Desa ..............................

3. Dan seterusnya .......................

II. Maksud Tujuan :


1. Untuk mewadahi partisipasi aktif warga masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
di pedesaan;
2. Untuk menjembatani hubungan warga masyarakat dengan
pemerintahan di daerah sampai nasional agar tercipta
pembangunan yang sinergi dan berkesinambungan;
3. Untuk memfasilitasi masyarakat desa dalam pemenuhan
kebutuhan akan informasi yang memanfaatkan jaringan
internet.

III.Fokus lingkup kegiatan meliputi:


1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Teknologi Informatika
(sambungan internet, Komputer, Printer, WIFI);
2. Pengembangan sistem informasi desa (Website Desa, Sistem
Informasi Manajemen Desa) dll;
7
3. Pendidikan dan pelatihan bagi perangkat dan masyarakat
desa dalam bidang teknologi informatika;

IV. Penutup
Demikian Proposal Permohonan Kegiatan Desa Online ini
diajukan. Atas perhatian dan kebijaksanaannya disampaikan
ucapan terima kasih.

KEPALA DESA ................,

..........................

Anda mungkin juga menyukai