Teori singkat
Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan
nilai voltase tinggi ( 1 ) jika semua inputnya bernilai 1. Tanda titik ( . )
digunakan untuk menunjukkan operasi AND. Operasi ini hanya akan
menghasilkan nilai benar jika kedua variabel bernilai benar, selain itu
akan bernilai salah.
Contoh : Y = A . B = A AND B
Tabel kebenaran
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran Operasi AND
Input Output
A B X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi AND adalah IC 7408, karena
IC 7408 adalah IC yang berbasis gerbang logika dasar AND.
Teori singkat
Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan
nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah satu imput-nya bernilai 1. Tanda (+)
digunakan untuk menunjukkan operasi OR. Operasi OR merupakan
operasi yang hanya akan menghasilkan nilai benar(1) jika salah satu
variabelnya bernilai benar(1) serta akan menghasilkan nilai salah jika
kedua variabelnya bernilai salah.
Contoh : Y = A + B = A OR B
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi OR adalah IC 7432, karena IC
7432 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar OR.
Tabel kebenaran
Tabel 3.3 Tabel Kebenaran Operasi NOT
Input Output
A X
0 1
1 0
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NOT adalah IC 7404, karena
IC 7404 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NOT.
Teori singkat
Gerbang NAND terdiri dari dua atau lebih dari masukan dan
sebuah sinyal keluaran. Semua masukan harus berharga tinggi untuk
menghasilkan keluaran rendah.Pada dasarnya gerbang NAND
merupakan kebalikan dari gerbang AND. Lingkaran kecil pada sisi
keluaran gerbang NAND menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NAND adalah logika 1 jika salah satu masukannya
bernilai 0. Gambar di bawah menunjukkan struktur logika dari
gerbang AND dan sebuah gerbang NOT.
Contoh : Y = A . B = A NAND B
Tabel kebenaran
Tabel 3.4 Tabel Kebenaran Operasi NAND
Input Output
A B X
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NAND adalah IC 7400, karena
IC 7400 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NAND.
Teori singkat
Gerbang NOR adalah rangkaian elektronik yang
menggabungkan gerbang OR dan diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya
gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Lingkaran kecil
pada sisi keluaran gerbang NOR menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NOR adalah rendah (0) jika salah satu masukannya
bernilai 1. Operasi NOR mempunyai dua buah lambang yaitu lambang
OR (+) dan NOT ( ‘ ).Contoh : Y = A NOR B
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NOR adalah IC 7402, karena
IC 7402 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NOR.
Teori singkat
E-XOR berarti eklusive OR berarti “yang satu atau yang satunya
tapi tidak keduanya”. Operasi XOR akan menghasilkan keluaran
1(benar) jika jumlah masukan yang bernilai 1 (benar) berjumlah
ganjil.
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi XOR adalah IC 7486,
karena IC 7486 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar
XOR.
Teori singkat
Seperti Gerbang XOR, Gerbang XNOR juga terdiri dari 2
Masukan (Input) dan 1 Keluaran (Output). XNOR adalah singkatan dari
Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari Gerbang XOR dan
Gerbang NOT. Gerbang XNOR akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika
yang sama dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang XOR (Exclusive OR).
Simbol dari XNOR sendiri merupakan penyerdehanaan dari
struktur logika diatas
Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi XOR adalah IC 74266, karena IC
74266 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar EX- NOR.
A Q A Q A Q A Q A Q
B B B B B
3.4.2 Operasi OR
Vcc Vcc
A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B
A B C D E
A Q A Q A Q A A Q
Q
A B C D E
A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B
A B C D E
A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B
A B C D E
A Q A Q A Q A A Q
B B B B B
A B C D E
Vcc Vcc
A Q A Q A Q A A Q
B B B B B
A B C D E
3.5.2 Operasi OR
Tabel 3.9Tabel Data Percobaan Operasi OR
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 0,12 0 0,12 0 0,1 0 0,32 0 Nyala 0,16 0 Mati
0 1 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala
1 0 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala
1 1 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala
180
180
Pada Tabel 3.17 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada Kondisi A (normal) dan Kondisi B (pull up) . Hal ini
sesuai karena pembebanan pull-down berfungsi untuk menegaskan logika
0.
Pada input 1 dan 1 ketika kedua input dihubungkan dengan VCC nilai
tegangan keluarannya adalah 3,49 V sehingga Q bernilai 1. untuk nilai
masukan bernilai A=0 dan B=0 nilai tegangan keluaran sebesar 0,13 V.
Begitu pula untuk nilai masukan A=0, B=1 dan A=1, B=0, terjadi
perbedaan nilai sebesar 0,13 V. Terdapat sedikit perbedaan nilai
tegangan keluaran dengan hasil pada Tabel 3.15. Hal ini dikarenakan
kondisi C ini menggunakan pembebanan pull up yang berarti
menghubungkan output dengan ground untuk menegaskan logika 0.
Hasil percobaan ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
3.6.1.4 Operasi AND Kondisi D
180
Pada Tabel 3.18, LED tidak menyala karena output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala.. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai
5,67 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output high (1) dari IC
sehingga tidak ada beda potensial yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0,0,53 V dari VCC
sehingga LED dapat menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai
dengan teori dan tabel kebenaran.
180
3.6.2 Operasi OR
3.6.2.1 Operasi OR Kondisi A
180 ohm
Pada Tabel 3.22 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada Kondisi A (normal). Pada Kondisi C ini ketika salah
satu kaki berada pada VCC nilai tegangan keluarannya adalah 5 V
lebih kecil dibandingkan dengan Kondisi A yang nilai tegangan
keluarannya sebesar 5,1 V. Hal ini sesuai karena pembebanan pull-down
berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran. Data percobaan di atas
sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.
180 ohm
Pada Tabel 2.3, LED tidak menyala karena output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke
VCC. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak
terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai
nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,6 V dari IC
yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,32 V sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan
tabel kebenaran.
180 ohm
Pada Tabel 3.27 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada kondisi 1 (normal). Pada kondisi ini outputnya
bernilai 3,18 V dan 0,07 V lebih kecil dibandingkan dengan Kondisi A
yang memiliki output sebesar 5 V dan 0,15 V. Hal ini sesuai karena
pembebanan pull-down berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran.
Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.
3.6.3.4 Operasi NOT Kondisi D
180 ohm
Pada Tabel 3.28, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5
V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,26 V dari IC yang
menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari
VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,25 sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan
tabel kebenaran.
180 ohm
180 ohm
180 ohm
Terlihat pada Tabel 3.36 bahwa jika dibandingkan dengan Output pada
kondisi A, tegangan keluaran lebih tinggi. Pada kondisi ini ketika kedua
input dihubungkan pada VCC memiliki output 0,21 V lebih besar
dibandingkan dengan kondisi A dengan nilai output sebesar
0,20 V. Hal ini dikarenakan pembebanan pull-up mempunyai fungsi
untuk menaikkan tegangan output. Namun, pada kondisi ketika kedua input
dihubungkan ke ground memiliki output 5,76V. Data diatas sesuai dengan
teori dan tabel kebenaran.
3.6.5.3 Operasi NOR Kondisi C
180 ohm
Pada Tabel 3.38, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5
V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 5,93 V dari IC yang
menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,50 V sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori bahwa
lampu LED mati pada Q bernilai 1 dan menyala pada Q bernilai 0. Data
percobaan di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran.
180 ohm
Dari Tabel 3.40, terlihat bahwa tegangan keluar bernilai 4,48 V dan
4,47 V ketika salah satu input terhubung pada VCC dimana nilai Q nya
sama dengan 1. Ketika kedua input dihubungkan ke ground maka tegangan
keluar bernilai 0,11 V dan bernilai 0,14 V ketika kedua input dihubungkan
ke VCC. ketika kedua input dihubungkan dengan VCC dan nilai Q nya
sama dengan 0. Data percobaan ini sudah sesuai dengan teori dari gerbang
XOR, bahwa jika salah satu input bernilai 1, maka output bernilai 1. Jika
kedua input bernilai sama, 0 ataupun 1, maka output akan
bernilai 0.
180 ohm
180 ohm
Pada Tabel 3.43, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke
VCC. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak
terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai
nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,45 V dari IC
yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0,28 V, maka terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari
VCC, sedangkan di sisi katode mendapat output 0sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori bahwa jika
Q bernilai 0 maka LED akan menyala dan LED akan mati jika Q bernilai
1. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran.
3.6.6.5 Operasi XOR Kondisi E
180 ohm
180 ohm
180 ohm
8. Pada percobaan, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai 1, sedangkan
jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena dalam rangkaian
percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC. Apabila dalam output
digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi perbedaan potensial, karena pada
sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat
output 4,28 V dari IC yang menyebabkan LED tidak menyala.
9. . Percobaan gerbang EX-NOR operasi pada kondisi normal menunjukkan
hasil percobaan yang dilakukan belum sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian
tersebut dapat disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan, IC yang sudah
usang, atau protoboard yang sudah tidak bekerja dengan baik lagi.