Anda di halaman 1dari 65

Gerbang-Gerbang Logika

3.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui macam-macam gerbang logika dan IC TTL digital.
2. Membuat rangkaian gerbang logika dengan IC TTL digital.
3. Membuktikan tabel kebenaran gerbang-gerbang digital pada AND, OR,
NOT, NAND, NOR, XOR, dan XNOR.

3.2 Dasar Teori


3.2.1 Gerbang Logika AND
 Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 rangkaian operasi dengan gerbang AND

 Teori singkat
Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan
nilai voltase tinggi ( 1 ) jika semua inputnya bernilai 1. Tanda titik ( . )
digunakan untuk menunjukkan operasi AND. Operasi ini hanya akan
menghasilkan nilai benar jika kedua variabel bernilai benar, selain itu
akan bernilai salah.
Contoh : Y = A . B = A AND B

Gambar 3.2 Gambar Simbol dan Fungsi Gerbang AND

 Tabel kebenaran
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran Operasi AND
Input Output
A B X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi AND adalah IC 7408, karena
IC 7408 adalah IC yang berbasis gerbang logika dasar AND.

Gambar 3.3 Gerbang AND dalam IC 7408


3.2.2 Gerbang Logika OR
 Gambar rangkaian

Gambar 3.4 rangkaian operasi dengan gerbang OR

 Teori singkat
Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan
nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah satu imput-nya bernilai 1. Tanda (+)
digunakan untuk menunjukkan operasi OR. Operasi OR merupakan
operasi yang hanya akan menghasilkan nilai benar(1) jika salah satu
variabelnya bernilai benar(1) serta akan menghasilkan nilai salah jika
kedua variabelnya bernilai salah.

Contoh : Y = A + B = A OR B

Gambar 3.5 Gambar Simbol dan Fungsi Gerbang OR


 Tabel kebenaran
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran Operasi OR
Input Output
A B X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi OR adalah IC 7432, karena IC
7432 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar OR.

Gambar 3.6 Gerbang OR dalam IC 7432


3.2.3 Gerbang Logika NOT
 Gambar rangkaian

Gambar 3.7 rangkaian operasi dengan gerbang NOT


 Teori singkat
Gerbang NOT adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan
keluaran bernilai kebalikan dari nilai masukan. Dikenal juga sebagai
inverter. Jika masukannya A maka keluarannya NOT A. Simbol yang
menunjukkan operasi NOT adalah “NOT”, “ ‘ “ atau “ ˉˉˉ “.

Operasi NOT merupakan suatu operasi yang menghasilkan


keluaran nilai kebalikannya. Operasi ini akan mengubah logika
1(benar) menjadi 0(salah) dan sebaliknya, akan mengubah logik
0(salah) menjadi logika 1(benar). Contoh : Y = A’ = A = NOT A

Gambar 3.8 Gambar Simbol dan Fungsi Gerbang NOT

 Tabel kebenaran
Tabel 3.3 Tabel Kebenaran Operasi NOT
Input Output
A X
0 1
1 0

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NOT adalah IC 7404, karena
IC 7404 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NOT.

Gambar 3.9 Gerbang NOT dalam IC 7404


3.2.4 Gerbang Logika NAND
 Gambar Rangkaian

Gambar 3.10 Rangkaian operasi dengan gerbang NAND

 Teori singkat
Gerbang NAND terdiri dari dua atau lebih dari masukan dan
sebuah sinyal keluaran. Semua masukan harus berharga tinggi untuk
menghasilkan keluaran rendah.Pada dasarnya gerbang NAND
merupakan kebalikan dari gerbang AND. Lingkaran kecil pada sisi
keluaran gerbang NAND menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NAND adalah logika 1 jika salah satu masukannya
bernilai 0. Gambar di bawah menunjukkan struktur logika dari
gerbang AND dan sebuah gerbang NOT.
Contoh : Y = A . B = A NAND B

Gambar 3.11 Gambar Struktur logika NAND


Simbol dari NAND sendiri merupakan penyerdehanaan dari struktur
logika diatas

Gambar 3.12 Gambar Simbol NAND

 Tabel kebenaran
Tabel 3.4 Tabel Kebenaran Operasi NAND
Input Output
A B X
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NAND adalah IC 7400, karena
IC 7400 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NAND.

Gambar 3.13 Gerbang NAND dalam IC 7400


3.2.5 Gerbang Logika NOR
 Gambar rangkaian

Gambar 3.14 Rangkaian operasi dengan gerbang NOR

 Teori singkat
Gerbang NOR adalah rangkaian elektronik yang
menggabungkan gerbang OR dan diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya
gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Lingkaran kecil
pada sisi keluaran gerbang NOR menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NOR adalah rendah (0) jika salah satu masukannya
bernilai 1. Operasi NOR mempunyai dua buah lambang yaitu lambang
OR (+) dan NOT ( ‘ ).Contoh : Y = A NOR B

Gambar 3.15 Gambar Struktur logika NOR

Simbol dari NOR sendiri merupakan penyerdehanaan dari


struktur logika diatas

Gambar 3.16 Gambar Simbol NOR


 Tabel kebenaran
Tabel 3.5 Tabel Kebenaran Operasi NOR
Input Output
A B X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi NOR adalah IC 7402, karena
IC 7402 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar NOR.

Gambar 3.17 Gerbang NOR dalam IC 7402

Jika dicermati dengan baik, IC 7402 ini berbeda dengan IC yang


lain karena input ada pada kaki 2 dan 3, dengan output di kaki 1.
3.2.6 Gerbang Logika XOR
 Gambar rangkaian

Gambar 3.18 Rangkaian operasi dengan gerbang XOR

 Teori singkat
E-XOR berarti eklusive OR berarti “yang satu atau yang satunya
tapi tidak keduanya”. Operasi XOR akan menghasilkan keluaran
1(benar) jika jumlah masukan yang bernilai 1 (benar) berjumlah
ganjil.

Gambar 3.19 Gambar Kombinasi gerbang dari gerbang XOR

Simbol dari XOR sendiri merupakan penyerdehanaan dari struktur


logika diatas

Gambar 3.20 Gambar Simbol XOR


 Tabel kebenaran
Tabel 3.6 Tabel Kebenaran Operasi XOR
Input Output
A B X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi XOR adalah IC 7486,
karena IC 7486 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar
XOR.

Gambar 3.21 Gerbang XOR dalam IC 7486


3.2.7 Gerbang Logika XNOR
 Gambar rangkaian

Gambar 3.22 Rangkaian operasi dengan gerbang XNOR dalam IC 74266

 Teori singkat
Seperti Gerbang XOR, Gerbang XNOR juga terdiri dari 2
Masukan (Input) dan 1 Keluaran (Output). XNOR adalah singkatan dari
Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari Gerbang XOR dan
Gerbang NOT. Gerbang XNOR akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika
yang sama dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang XOR (Exclusive OR).
Simbol dari XNOR sendiri merupakan penyerdehanaan dari
struktur logika diatas

Gambar 3.23 Gambar Simbol XNOR


 Tabel Kebenaran
Tabel 3.7 Tabel Kebenaran Operasi XNOR
Input Output
A B X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

 Gerbang IC
IC yang digunakan untuk operasi XOR adalah IC 74266, karena IC
74266 adalah IC yang dibangun dari gerbang logika dasar EX- NOR.

Gambar 3.24 Gerbang XNOR dalam IC 74266

Gambar 3.25 Gerbang XNOR dalam IC 74226

3.3 Alat dan Bahan


1. Protoboard
2. Resistor 180 Ω
3. Power Supply 5 V
4. Kabel Jumper
5. LED
6. IC 7408, IC 7432, IC 7404, IC 7400, IC 7402, IC 7486, dan IC 74266
7. Multimeter Digital
3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Operasi AND

A Q A Q A Q A Q A Q
B B B B B

Gambar 3.26 Operasi dengan Gerbang AND

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7408 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.1.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian AND yang lain.

3.4.2 Operasi OR
Vcc Vcc

A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B

A B C D E

Gambar 3.27 Operasi dengan Gerbang OR

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7432 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.4.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian OR yang lain.
3.4.3 Operasi NOT

A Q A Q A Q A A Q
Q

A B C D E

Gambar 3.28 Operasi dengan Gerbang NOT

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7404 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.7.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian NOT yang lain.

3.4.4 Operasi NAND

A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B

A B C D E

Gambar 3.29 Operasi dengan Gerbang NAND

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7400 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.10.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian NAND yang lain.

3.4.5 Operasi NOR


Vcc

A Q A Q A Q A A Q
Q
B B B B B

A B C D E

Gambar 3.30 Operasi dengan Gerbang NOR

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7402 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.14.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian NOR yang lain.

3.4.6 Operasi XOR


Vcc Vcc

A Q A Q A Q A A Q
B B B B B

A B C D E

Gambar 3.31 Operasi dengan Gerbang XOR

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 7486 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.18.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian XOR yang lain.

3.4.7 Operasi XNOR

Vcc Vcc

A Q A Q A Q A A Q
B B B B B

A B C D E

Gambar 3.32 Operasi dengan Gerbang XNOR

1. Menyiapkan Protoboard dan memasang IC 74266 pada papan


percobaan.
2. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.22.
3. Memberikan kombinasi masukan untuk tiap-tiap rangkaian
percobaan.
4. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED.
5. Melakukan percobaan untuk rangkaian XNOR yang lain.
3.5 Data Percobaan
3.5.1 Operasi AND
Tabel 3.8 Tabel Data Percobaan Operasi AND
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 0,19 0 2,17 0 0,13 0 0,53 0 Nyala 0.20 0 Mati
0 1 0,19 0 2,17 0 0,13 0 0,53 0 Nyala 0,20 0 Mati
1 0 0,19 0 2,17 0 0,13 0 0,53 0 Nyala 0,20 0 Mati
1 1 6,28 1 6,73 1 3,49 1 5,67 1 Mati 4,73 1 Nyala

3.5.2 Operasi OR
Tabel 3.9Tabel Data Percobaan Operasi OR
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 0,12 0 0,12 0 0,1 0 0,32 0 Nyala 0,16 0 Mati
0 1 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala
1 0 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala
1 1 5,1 1 5 1 5 1 4,6 1 Mati 3,64 1 Nyala

3.5.3 Operasi NOT


Tabel 3.10 Tabel Data Percobaan Operasi NOT
Input A B C D E
A V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 5 1 5,32 1 3,18 1 4,26 1 Mati 3,65 1 Nyala
1 0,15 0 0,4 1 0,07 0 0,25 0 Nyala 0,09 0 Mati
3.5.4 Operasi NAND
Tabel 3.11 Tabel Data Percobaan Operasi NAND
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 4,70 1 5,69 1 3,04 1 5,33 1 Mati 3,92 1 Nyala
0 1 5,53 1 5,7 1 3,05 1 5,23 1 Mati 3,93 1 Nyala
1 0 4,77 1 5,7 1 3,08 1 5,24 1 Mati 3,90 1 Nyala
1 1 0,61 0 1,52 0 0,12 0 0,47 0 Nyala 0,20 0 Mati

3.5.5 Operasi NOR


Tabel 3.12 Tabel Data Percobaan Operasi NOR
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 5,72 1 5,76 1 5,78 1 5,93 1 Mati 4,26 1 Nyala
0 1 0,20 0 0,21 0 0,21 0 0,50 0 Nyala 0,21 0 Mati
1 0 0,20 0 0,21 0 0,21 0 0,52 0 Nyala 0,21 0 Mati
1 1 0,18 0 0,19 0 0,19 0 0,48 0 Nyala 0,20 0 Mati

3.5.6 Operasi XOR


Tabel 3.13 Tabel Data Percobaan Operasi XOR
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 0,11 0 0,56 0 0,09 0 0,28 0 Nyala 0,11 0 Mati
0 1 4,84 1 5,08 1 3,25 1 4,45 1 Mati 3,35 1 Nyala
1 0 4,47 1 5,08 1 4,75 1 4,45 1 Mati 3,35 1 Nyala
1 1 0,14 0 0,59 0 0,11 0 0,32 0 Nyala 0,14 0 Mati
3.5.7 Operasi XNOR
Tabel 3.14 Tabel Data Percobaan Operasi XNOR
Input A B C D E
A B V Q V Q V Q V Q LED V Q LED
0 0 5,12 1 5,21 1 4,63 1 5,2 1 OFF 2,31 1 ON
0 1 0,3 0 1,32 0 0,14 0 1,03 0 ON 0,78 0 OFF
1 0 0,4 0 1,32 0 0,13 0 1,03 0 ON 0,78 0 OFF
1 1 6,50 1 5,21 1 4,63 1 5,2 1 OFF 2,31 1 ON

3.6 Analisa dan Pembahasan


3.6.1 Operasi AND
3.6.1.1 Operasi AND Kondisi A

Gambar 3.33 Gambar Rangkaian Gerbang AND Kondisi A

Pada Kondisi A, IC 7408 dirangkai seperti biasa dengan input A di


kaki 1, input B di kaki 2, dan output di kaki 3. Kemudian di ukur
tegangan pada kaki 3 dengan menggunakan multimeter. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 0 volt maka output Q adalah 0. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 5 volt maka output Q adalah 1. Berikut ini
adalah hasil output dari gerbang AND Kondisi A.
Tabel 3.15 Hasil Percobaan Operasi AND Kondisi A
Input A
A B V Q
0 0 0,19 0
0 1 0,19 0
1 0 0,19 0
1 1 6,28 1

Dari Tabel 3.15, terlihat bahwa tegangan keluar sebesar 4,88 V


ketika kedua input dihubungkan ke VCC. Karena mendekati 5 V maka
Q bernilai 1. Ketika kedua input bernilai 0, nilai tegangan keluaran
sebesar 0,19 V. Begitu pula ketika nilai input bernilai A=0, B=1 dan A=1,
B=0, nilai tegangan keluar sebesar 0,19 V. Karena tegangan output
mendekati 0 V maka Q bernilai 0. Hal ini sesuai dengan teori dari gerbang
AND, yang apabila diberi input masukan dengan kedua-duanya bernilai 1,
maka nilai keluarannya bernilai 1 juga, selain itu nilainya 0. Data percobaan
di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.1.2 Operasi AND Kondisi B

180

Gambar 3.34 Gambar Rangkaian Gerbang AND Kondisi B

Pada Kondisi B, IC 7408 dirangkai seperti biasa, namun diberi


pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya dihubungkan dengan
sumber tegangan (VCC) dan resistor sebesar 180 Ω. Resistor dipasang
pada VCC dan pada kaki 3. Berikut ini adalah hasil output dari
gerbang AND Kondisi B.
Tabel 3.16 Hasil Percobaan Operasi AND Kondisi B
Input B
A B V Q
0 0 2,17 0
0 1 2,17 0
1 0 2,17 0
1 1 6,73 1

Pembebanan pull-up mempunyai fungsi untuk menegaskan output


high. Terlihat pada Tabel 3.16 bahwa jika dibandingkan dengan Output
pada kondisi A (normal), tegangan keluaran lebih tinggi. Terlihat pada
input 1 dan 1 nilai tegangan keluarannya mencapai 6,73 V hampir sama
seperti sumber yg diberikan. Terlihat pada Tabel 3.16 untuk nilai masukan
bernilai A=0 dan B=0 nilai tegangan keluaran sebesar 2,17 V. Begitu pula
untuk nilai masukan A=0, B=1 dan A=1, B=0 juga meghasilkan nilai
tegangan keluaran 2,17 V. Terdapat sedikit perbedaan nilai tegangan
keluaran dengan hasil pada Tabel 3.15. Hal ini dikarenakan Kondisi B ini
menggunakan pembebanan pull up yang berarti menghubungkan output
dengan VCC untuk menegaskan logika 1. Data percobaan di atas sudah
sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.1.3 Operasi AND Kondisi C

180

Gambar 3.35 Gambar Rangkaian Gerbang AND Kondisi C


Pada Kondisi C, IC 7408 dirangkai seperti biasa, dengan input A di
kaki 1, input B di kaki 2, output di kaki 3, dan pada outputnya diberi
pembebanan pull-down. Resistor dipasang pada kaki 3 dengan ground.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang AND Kondisi C.

Tabel 3.17 Hasil Percobaan Operasi AND Kondisi C


Input C
A B V Q
0 0 0,13 0
0 1 0,13 0
1 0 0,13 0
1 1 3,49 1

Pada Tabel 3.17 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada Kondisi A (normal) dan Kondisi B (pull up) . Hal ini
sesuai karena pembebanan pull-down berfungsi untuk menegaskan logika
0.
Pada input 1 dan 1 ketika kedua input dihubungkan dengan VCC nilai
tegangan keluarannya adalah 3,49 V sehingga Q bernilai 1. untuk nilai
masukan bernilai A=0 dan B=0 nilai tegangan keluaran sebesar 0,13 V.
Begitu pula untuk nilai masukan A=0, B=1 dan A=1, B=0, terjadi
perbedaan nilai sebesar 0,13 V. Terdapat sedikit perbedaan nilai
tegangan keluaran dengan hasil pada Tabel 3.15. Hal ini dikarenakan
kondisi C ini menggunakan pembebanan pull up yang berarti
menghubungkan output dengan ground untuk menegaskan logika 0.
Hasil percobaan ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
3.6.1.4 Operasi AND Kondisi D

180

Gambar 3.36 Rangkaian Gerbang AND Kondisi D

Pada Kondisi D, IC 7408 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada VCC yang
dihubungkan secara parallel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dimaksudkan untuk membatasi arus yang melewati
LED tersebut. Berikut ini adalah hasil output dari gerbang AND kondisi
4.
Tabel 3.18 Hasil Percobaan Operasi AND Kondisi D
Input D
A B V Q LED
0 0 0,53 0 Nyala
0 1 0,53 0 Nyala
1 0 0,53 0 Nyala
1 1 5,67 1 Mati

Pada Tabel 3.18, LED tidak menyala karena output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala.. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai
5,67 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output high (1) dari IC
sehingga tidak ada beda potensial yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0,0,53 V dari VCC
sehingga LED dapat menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai
dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.1.5 Operasi AND Kondisi E

180

Gambar 3.37 Rangkaian Gerbang AND Kondisi E

Pada Kondisi E, IC 7408 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Sama seperti kondisi 5,
pemberian resistor yang diseri dengan LED dimaksudkan untuk
membatasi arus yang melewati LED tersebut.

Tabel 3.19 Hasil Percobaan Operasi AND Kondisi E


Input E
A B V Q LED
0 0 0,20 0 Mati
0 1 0,20 0 Mati
1 0 0,20 0 Mati
1 1 4,73 1 Nyala

Pada Tabel 3.19, LED menyala karena output digitalnya bernilai 1,


sedangkan jika bernilai 0 maka LED tidak menyala.. Hal ini disebabkan
karena dalam rangkaian percobaan Kondisi E ini, outputnya dihubungkan
ke ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED disambungkan ke
ground, dan di sisi katode mendapat output high (1) dari IC dan terdapat
beda potnsial sebesar 4,73 V yang menyebabkan LED menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,20 V sehingga tidak
ada beda potensial yang menyebabkan LED tidak menyala.

3.6.2 Operasi OR
3.6.2.1 Operasi OR Kondisi A

Gambar 3.38 Rangkaian operasi OR Kondiai 1

Pada Kondisi A, IC 7432 dirangkai seperti biasa dengan input A di


kaki 1, input B di kaki 2, dan output di kaki 3.Kemudian di ukur
tegangan pada kaki 3 dengan menggunakan multimeter. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 0 volt maka output Q adalah 0. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 5 volt maka output Q adalah 1. Berikut ini
adalah hasil output dari gerbang OR Kondisi A.

Tabel 3.20 Hasil Percobaan Operasi OR Kondisi A


Input A
A B V Q
0 0 0,12 0
0 1 5,1 1
1 0 5,1 1
1 1 5,1 1
Dari Tabel 3.20, terlihat bahwa tegangan keluar memiliki nilai 5 V
ketika salah satu atau kedua input dihubungkan ke VCC. Karena mendekati
5 V maka nilai Q menjadi 1. Hal ini sesuai dengan teori dari gerbang OR,
yang apabila salah satu input atau kedua input bernilai 1, maka nilai
keluarannya bernilai 1, jika kedua-duanya 0, maka nilainya 0. Data
percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.2.2 Operasi OR Kondisi B

180 ohm

Gambar 3.39 Rangkaian operasi OR Kondisi B

Pada Kondisi B, IC 7432 dirangkai seperti biasa, namun diberi


pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya diberi sumber
tegangan (VCC) dan resistor sebesar 180 Ω. Resistor dipasang pada VCC
dan pada kaki 3. Berikut ini adalah hasil output dari gerbang OR kondisi
B.

Tabel 3.21 Hasil Percobaan Operasi OR Kondisi B


Input B
A B V Q
0 0 0,12 0
0 1 5 1
1 0 5 1
1 1 5 1
Terlihat pada Tabel 3.21 bahwa jika dibandingkan dengan Output pada
kondisi normal (1), tegangan keluaran lebih tinggi . Hal ini dikarenakan
pembebanan pull-up mempunyai fungsi untuk menaikkan tegangan output.
Ketika salah satu kaki berada pada VCC atau kedua kaki berada pada VCC
maka nilai tegangan keluarannya bernilai 5 V sehingga nilai output Q
menjadi 1. Ketika kedua kaki di groundkan maka tegangan keluaran yang
terukur sebesar 0,12 V sehingga nilai output Q menjadi 0. Data percobaan
di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.2.3 Operasi OR Kondisi C


180 ohm

Gambar 3.40 Rangkaian operasi OR Kondisi C

Pada Kondisi C, IC 7408 dirangkai seperti biasa, dengan input A di


kaki 1, input B di kaki 2, output di kaki 3, dan pada outputnya diberi
pembebanan pull-down. Resistor dipasang pada kaki 3 dengan ground.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang OR Kondisi C.
Tabel 3.22 Hasil Percobaan Operasi OR Kondisi C
Input C
A B V Q
0 0 0,1 0
0 1 5 1
1 0 5 1
1 1 5 1

Pada Tabel 3.22 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada Kondisi A (normal). Pada Kondisi C ini ketika salah
satu kaki berada pada VCC nilai tegangan keluarannya adalah 5 V
lebih kecil dibandingkan dengan Kondisi A yang nilai tegangan
keluarannya sebesar 5,1 V. Hal ini sesuai karena pembebanan pull-down
berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran. Data percobaan di atas
sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.2.4 Operasi OR Kondisi D

180 ohm

Gambar 3.41 Rangkaian operasi OR Kondisi D

Pada Kondisi D, IC 7432 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada VCC yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor
dimaksudkan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Tabel 3.23 Hasil Percobaan Operasi OR Kondisi D
Input D
A B V Q LED
0 0 0,32 0 Nyala
0 1 4,6 1 Mati
1 0 4,6 1 Mati
1 1 4,6 1 Mati

Pada Tabel 2.3, LED tidak menyala karena output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke
VCC. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak
terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai
nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,6 V dari IC
yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,32 V sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan
tabel kebenaran.

3.6.2.5 Operasi OR Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.42 Rangkaian operasi OR Kondisi E


Pada Kondisi E, IC 7432 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B
di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara parallel dengan outputnya. Pemberian resistor
dimaksudkan untuk membatasi arus yang melewati LED.

Tabel 3.24 Hasil Percobaan Operasi OR Kondisi E


Input E
A B V Q LED
0 0 0,16 0 Mati
0 1 3,64 1 Nyala
1 0 3,64 1 Nyala
1 1 3,64 1 Nyala

Pada Tabel 3.24, LED menyala jika output digitalnya bernilai 1,


sedangkan jika bernilai 0, LED tidak menyala.. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi E ini, outputnya dihubungkan ke
ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED disambungkan ke
ground, dan di sisi katode mendapat output 3,64 V dari IC sehingga
terdapat perbedaan 3,64 V yang menyebabkan LED menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,16 V sehingga
menyebabkan LED tidak menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai
dengan teori dan tabel kebenaran.
3.6.3 Operasi NOT
3.6.3.1 Operasi NOT Kondisi A

Gambar 3.43 Rangkaian operasi NOT Kondisi A


Pada Kondisi A, IC 7404 dirangkai seperti biasa, dengan input A di
kaki 1, output di kaki 3 dan diberi nilai pada input sesuai dengan yang
dikehendaki. Berikut ini adalah hasil hasil output dari gerbang NOT
Kondisi A.
Tabel 3.25 Hasil Percobaan Operasi NOT Kondisi A
Input A
A V Q
0 5 1
1 0,15 0

Dari tabel diatas, terlihat bahwa tegangan keluar memiliki nilai 5


V ketika input dihubungkan ke ground. Pada saat dihubungkan ke VCC
tegangan keluarannya bernilai 0,15 V. Hal ini sesuai dengan teori dari
gerbang NOT, yang apabila input bernilai 0, maka output bernilai 1,
sebaliknya jika input bernilai 1, maka output bernilai 0. Data percobaan di
atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.
3.6.3.2 Operasi NOT Kondisi B
180 ohm

Gambar 3.44 Rangkaian operasi NOT Kondisi B

Pada Kondisi B, IC 7404 dirangkai seperti biasa, namun diberi


pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya diberi sumber
tegangan (VCC) dan resistor sebesar 180 Ω. Berikut ini adalah hasil
output dari gerbang NOT Kondisi B.

Tabel 3.26 Hasil Percobaan Operasi NOT Kondisi B


Input B
A V Q
0 5,32 1
1 0,4 0

Terlihat pada Tabel 3.26 Kondisi B ini outputnya bernilai 5,18 V


lebih besar dibandingkan dengan Kondisi A yang memiliki nilai output
sebesar 5,32 V. Sedangkan pada kondisi 0 nilai tegangannya bernilai 0,4
V yang lebih besar dari kondisi A 0,15 V. Pembebanan pull-up
mempunyai fungsi untuk menaikkan tegangan output. Data percobaan di
atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.
3.6.3.3 Operasi NOT Kondisi C
180 ohm

Gambar 3.45 Rangkaian operasi NOT Kondisi C

Pada Kondisi C, IC 7404 dirangkai seperti biasa, dengan input A di


kaki 1, output di kaki 2, dan pada outputnya diberi pembebanan pull- down.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang NOT Kondisi C.

Tabel 3.27 Hasil Percobaan Operasi NOT Kondisi C


Input C
A V Q
0 3,18 1
1 0,07 0

Pada Tabel 3.27 terlihat bahwa output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada kondisi 1 (normal). Pada kondisi ini outputnya
bernilai 3,18 V dan 0,07 V lebih kecil dibandingkan dengan Kondisi A
yang memiliki output sebesar 5 V dan 0,15 V. Hal ini sesuai karena
pembebanan pull-down berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran.
Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.
3.6.3.4 Operasi NOT Kondisi D

180 ohm

Gambar 3.46 Rangkaian operasi NOT Kondisi D

Pada Kondisi D, IC 7404 dirangkai dengan input A di kaki 1, output


di kaki 2, dan diberi beban dan LED pada VCC yang dihubungkan secara
parallel dengan outputnya. Pemberian resistor dimaksudkan untuk
membatasi arus yang melewati LED. Berikut ini adalah hasil output pada
gerbang NOT Kondisi D.

Tabel 3.28 Hasil Percobaan Operasi NOT Kondisi D


Input D
A V Q LED
0 4,26 1 Mati
1 0,25 0 Nyala

Pada Tabel 3.28, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5
V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,26 V dari IC yang
menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari
VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,25 sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan
tabel kebenaran.

3.6.3.5 Operasi NOT Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.47 Rangkaian operasi NOT Kondisi E

Pada Kondisi E, IC 7404 dirangkai dengan input A di kaki 1, output


di kaki 2 dan diberi beban dan LED pada ground yang dihubungkan
secara pararel dengan outputnya. Berikut ini adalah hasil output dari
gerbang NOT Kondisi E.

Tabel 3.29 Hasil Percobaan Operasi NOT Kondisi E


Input E
A V Q LED
0 3,65 1 Nyala
1 0,09 0 Mati

Pada Tabel 3.29, LED menyala jika output digitalnya bernilai 1,


sedangkan jika bernilai 0, LED tidak menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi E ini, outputnya dihubungkan ke
ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED disambungkan ke
ground, dan di sisi katode mendapat output high 3,65 V dari IC sehingga
terdapat perbedaan potensial yang menyebabkan LED menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,09 V sehingga
menyebabkan LED tidak menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai
dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.4 Operasi NAND


3.6.4.1 Operasi NAND Kondisi A

Gambar 3.48 rangkaian operasi NAND kondisi A

Pada kondisi A, IC 7400 dirangkai seperti biasa, dengan input A di


kaki 1, input B di kaki 2, dan output di kaki 3. Kemudian di ukur
tegangan pada kaki 3 dengan menggunakan multimeter. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 0 volt maka output Q adalah 0. Saat tegangan
keluaran mendekati nilai 5 volt maka output Q adalah 1. Berikut ini
adalah hasil output dari gerbang NAND.

Tabel 3.30 Hasil Percobaan Operasi NAND kondisi A


Input A
A B V Q
0 0 4,7 1
0 1 5,53 1
1 0 4,77 1
1 1 0,61 0
Dari Tabel 3.30, terlihat bahwa tegangan keluaran ketika kedua kaki
berada pada VCC sebesar 0,61 V dan bernilai 4,77 V ketika salah satu
kaki berada pada ground. Hal ini sesuai dengan teori dari gerbang
NAND, yang merupakan INVERSE/NOT dari output AND. Data
percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.4.2 Operasi NAND Kondisi B


180 ohm

Gambar 3.49 Rangkaian operasi NAND kondisi B

Pada kondisi B, IC 7400 dirangkai seperti biasa, namun diberi


pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya diberi sumber
tegangan (VCC) dan resistor sebesar 180 Ω. Resistor dipasang pada VCC
dan pada kaki 3. Berikut ini adalah hasil output dari gerbang NAND
kondisi B.

Tabel 3.31 Hasil Percobaan Operasi NAND kondisi B


Input B
A B V Q
0 0 5,69 1
0 1 5,7 1
1 0 5,7 1
1 1 1,52 0

Terlihat pada Tabel 3.31 bahwa jika dibandingkan dengan Output


pada kondisi normal, tegangan keluaran lebih tinggi. Pada kondisi ini
tegangan keluarannya bernilai 5,69 V lebih besar daripada tegangan
keluaran pada kondisi A yaitu sebesar 4,7 . Sedangkan kondisi 0
tegangan keluarannya bernilai 1,52 V yang lebih besar dari percobaan
NAND kondisi A 0,61 V. Kondisi yang benar terjadi dikarenakan
pembebanan pull-up mempunyai fungsi untuk menaikkan tegangan
output. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel
kebenaran.

3.6.4.3 Operasi NAND Kondisi C

180 ohm

Gambar 3.50 Rangkaian operasi NAND kondisi C

Pada kondisi C, IC 7400 dirangkai seperti biasa, dengan input A di


kaki 1, input B di kaki 2, output di kaki 3, dan pada outputnya diberi
pembebanan pull-down. Resistor dipasang pada kaki 3 dengan ground.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang NAND kondisi C.

Tabel 3.32 Hasil Percobaan Operasi NAND kondisi C


Input C
A B V Q
0 0 3,04 1
0 1 3,05 1
1 0 3,08 1
1 1 0,12 0
Pada Tabel 3.32 terlihat bahwa output pada kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada kondisi A. Pada kondisi ini nilai tegangan keluarannya
yaitu sebesar 3,04 V dengan salah satu kaki di groundkan dan
0,12 V dengan kedua kaki pada VCC, lebih kecil dari kondisi A yang
memiliki tegangan keluaran 4,7 V dan 0,61 V. Hal ini sesuai karena
pembebanan pull-down berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran.
Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori dan tabel kebenaran.

3.6.4.4 Operasi NAND Kondisi D


180 ohm

Gambar 3.51 Rangkaian operasi NAND kondisi D

Pada kondisi D, IC 7400 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada VCC yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang NAND kondisi D.

Tabel 3.33 Hasil Percobaan Operasi NAND Kondisi D


Input D
A B V Q LED
0 0 5,33 1 Mati
0 1 5,23 1 Mati
1 0 5,24 1 Mati
1 1 0,47 0 Nyala
Pada Tabel 3.33 , LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala.. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5
V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output high 5,33 V dari IC yang
menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,47 V sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori, ketika
output bernilai 1 maka LED mati dan ketika output bernilai 0 maka
lampu menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan tabel kebenaran.

3.6.4.5 Operasi NAND Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.52 Rangkaian operasi NAND kondisi E

Pada kondisi E, IC 7400 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati
LED. Berikut ini adalah hasil output gerbang NAND kondisi E.
Tabel 3.34 Hasil Percobaan Operasi NAND kondisi E
Input E
A B V Q LED
0 0 3,92 1 Nyala
0 1 3,93 1 Nyala
1 0 3,90 1 Nyala
1 1 0,20 0 Mati

Pada Tabel 3.34, LED menyala jika output digitalnya bernilai 1,


sedangkan jika bernilai 0, LED tidak menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi E ini, outputnya dihubungkan ke
ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED disambungkan ke
ground, , dan di sisi katode mendapat output high 3,92 V dari IC
sehingga terdapat perbedaan potensial yang menyebabkan LED menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,20 V sehingga
menyebabkan LED tidak menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan
tabel kebenaran.
3.6.5 Operasi NOR
3.6.5.1 Operasi NOR Kondisi A

Gambar 3.53 Rangkaian operasi NOR kondisi A

Pada kondisi A, IC 7402 dirangkaidengan input A di kaki 2, input B


di kaki 3, dan output di kaki 1, dan diberi nilai pada input sesuai dengan
yang dikehendaki. Berikut ini adalah hasil output gerbang NOR kondisi
A.

Tabel 3.35 Hasil Percobaan Operasi NOR kondisi A


Input A
A B V Q
0 0 5,72 1
0 1 0,20 0
1 0 0,20 0
1 1 0,18 0

Dari Tabel 3.35, terlihat bahwa tegangan keluar memiliki nilai


5,72 V ketika kedua input terhubung pada ground. Ketika kedua input
berada pada VCC memilki tegangan keluaran 0,20 V. Ketika salah satu
input berada di VCC memiliki tegangan keluaran 0,20 V. Hal ini sesuai
dengan teori dari gerbang NOR, yang merupakan INVERSE/NOT dari
output OR, yaitu jika input kedua-duanya 0, maka output bernilai 1.
3.6.5.2 Operasi NOR Kondisi B
180 ohm

Gambar 3.54 rangkaian operasi NOR kondisi B

Pada kondisi B, IC 7402 dirangkai seperti Kondisi A, namun diberi


pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya diberi sumber
tegangan dan resistor sebesar 180 Ω. Berikut ini adalah hasil output
pada gerbang NOR kondisi B.

Tabel 3.36 Hasil Percobaan Operasi NOR kondisi B


Input B
A B V Q
0 0 5,76 1
0 1 0,21 0
1 0 0,21 0
1 1 0,19 0

Terlihat pada Tabel 3.36 bahwa jika dibandingkan dengan Output pada
kondisi A, tegangan keluaran lebih tinggi. Pada kondisi ini ketika kedua
input dihubungkan pada VCC memiliki output 0,21 V lebih besar
dibandingkan dengan kondisi A dengan nilai output sebesar
0,20 V. Hal ini dikarenakan pembebanan pull-up mempunyai fungsi
untuk menaikkan tegangan output. Namun, pada kondisi ketika kedua input
dihubungkan ke ground memiliki output 5,76V. Data diatas sesuai dengan
teori dan tabel kebenaran.
3.6.5.3 Operasi NOR Kondisi C

180 ohm

Gambar 3.56 Rangkaian operasi NOR kondisi C

Pada kondisi C, IC 7402 dirangkai dengan input A di kaki 2, input B


di kaki 3, output di kaki 1, dan pada outputnya diberi pembebanan pull-
down. Berikut ini adalah hasil output gerbang NOR kondisi C.

Tabel 3.37 Hasil Percobaan Operasi NOR kondisi C


Input C
A B V Q
0 0 5,78 1
0 1 0,21 0
1 0 0,21 0
1 1 0,19 0

Pada Tabel 3.37 input dihubungkan ke ground memiliki output


sebesar 5,78 V. Ketika kedua input dihubungkan ke VCC memiliki output
sebesar 0,19 V.
3.6.5.4 Operasi NOR Kondisi D
180 ohm

Gambar 3.57 Rangkaian operasi NOR kondisi D

Pada kondisi D, IC 7402 dirangkai dengan input A di kaki 2, input B


di kaki 3, dan output di kaki 1, dan diberi beban dan LED pada VCC yang
dihubungkan secara parallel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang NOR Kondisi D.

Tabel 3.38 Hasil Percobaan Operasi NOR Kondisi D


Input D
A B V Q LED
0 0 5,93 1 Mati
0 1 0,50 0 Nyala
1 0 0,52 0 Nyala
1 1 0,48 0 Nyala

Pada Tabel 3.38, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC.
Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5
V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 5,93 V dari IC yang
menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0,50 V sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori bahwa
lampu LED mati pada Q bernilai 1 dan menyala pada Q bernilai 0. Data
percobaan di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran.

3.6.5.5 Operasi NOR Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.58 Rangkaian operasi NOR kondisi E

Pada kondisi E, IC 7402 dirangkai dengan input A di kaki 2, input B


di kaki 3, dan output di kaki 1, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara parallel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output dari gerbang NOR kondisi E.

Tabel 3.39 Hasil Percobaan Operasi NOR kondisi E


Input E
A B V Q LED
0 0 4,26 1 Nyala
0 1 0,21 0 Mati
1 0 0,21 0 Mati
1 1 0,20 0 Mati
Pada Tabel 3.39, LED menyala jika output digitalnya bernilai 1,
sedangkan jika bernilai 0, LED tida menyala.. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan kondisi E ini, outputnya dihubungkan ke
ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka terjadi
perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED disambungkan ke
ground, dan di sisi katode mendapat output 4,26 V dari IC sehingga
terdapat perbedaan potensial yang menyebabkan LED menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,21 V sehingga
menyebabkan LED tidak menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai
dengan tabel kebenaran.

3.6.6 Operasi XOR


3.6.6.1 Operasi XOR Kondisi A

Gambar 3.59 Rangkaian operasi XOR Kondisi A

Pada Kondisi A, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi nilai pada input sesuai dengan
yang dikehendaki. Berikut ini adalah hasil output gerbang XOR
Kondisi A.
Tabel 3.40 Hasil Percobaan Operasi EXOR Kondisi A
Input A
A B V Q
0 0 0,11 0
0 1 4,48 1
1 0 4,47 1
1 1 0,14 0

Dari Tabel 3.40, terlihat bahwa tegangan keluar bernilai 4,48 V dan
4,47 V ketika salah satu input terhubung pada VCC dimana nilai Q nya
sama dengan 1. Ketika kedua input dihubungkan ke ground maka tegangan
keluar bernilai 0,11 V dan bernilai 0,14 V ketika kedua input dihubungkan
ke VCC. ketika kedua input dihubungkan dengan VCC dan nilai Q nya
sama dengan 0. Data percobaan ini sudah sesuai dengan teori dari gerbang
XOR, bahwa jika salah satu input bernilai 1, maka output bernilai 1. Jika
kedua input bernilai sama, 0 ataupun 1, maka output akan
bernilai 0.

3.6.6.2 Operasi XOR Kondisi B


180 ohm

Gambar 3.60 Rangkaian operasi XOR Kondisi B

Pada Kondisi B, IC 7486 dirangkai seperti Kondisi A, namun


diberi pembebanan pull-up, yaitu jalan menuju keluarannya diberi
sumber
tegangan (VCC) dan resistor sebesar 470 Ω. Berikut ini adalah
hasil output gerbang XOR Kondisi A.

Tabel 3.41 Hasil Percobaan Operasi XOR Kondisi B


Input B
A B V Q
0 0 0,56 0
0 1 5,08 1
1 0 5,08 1
1 1 0,59 0

Berdasarkan Tabel 3.41 menunjukkan pada kondisi ini ketika salah


satu input dihubungkan dengan ground memiliki tegangan keluar sebesar
5,08 V, ketika kedua input dihubungkan ke ground maka bernilai 0,56 V
dan bernilai 0,59 V ketika kedua input dihubungkan ke VCC. Data
percobaan di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran dan nilai tegangan
yang dihasilkan lebih besar daripada Kondisi A. Data percobaan di atas
sudah sesuai dengan tabel kebenaran

3.6.6.3 Operasi XOR Kondisi C

180 ohm

Gambar 3.61 Rangkaian operasi XOR Kondisi C


Pada Kondisi C, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B
di kaki 2, output di kaki 3, dan pada outputnya diberi pembebanan pull-
down. Berikut ini adalah hasil output dari gerbang XOR Kondisi C.

Tabel 3.42 Hasil Percobaan Operasi XOR Kondisi C


Input C
A B V Q
0 0 0,09 0
0 1 3,25 1
1 0 4,75 1
1 1 0,11 0

Berdasarkan Tabel 3.42, ketika salah satu input dihubungkan ke


ground bernilai 3,25 V, dan 4,75 V. Ketika kedua input dihubungkan ke
ground bernilai 0,09 V. Dan ketika kedua kaki dihubungkan ke VCC
bernilai 0,11 V. Dari percobaan Kondisi C ini didapatkan data yag lebih
kecil daripada Kondisi A yakni pada saat tersambung dengan VCC. Pada
percobaan ini tidak sesuai dengan tabel kebenaran dan teori bahwa
kondisi pull down berfungsi menurunkan tegangan karena terjadi
kesalahan pengukuran.

3.6.6.4 Operasi XOR Kondisi D

180 ohm

Gambar 3.62 Rangkaian operasi XOR Kondisi D


Pada Kondisi D, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B
di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada VCC yang
dihubungkan secara parallel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XOR Kondisi D.

Tabel 3.43 Hasil Percobaan Operasi XOR Kondisi D


Input D
A B V Q LED
0 0 0,28 0 Nyala
0 1 4,45 1 Mati
1 0 4,45 1 Mati
1 1 0,32 0 Nyala

Pada Tabel 3.43, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke
VCC. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak
terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai
nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output 4,45 V dari IC
yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0,28 V, maka terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari
VCC, sedangkan di sisi katode mendapat output 0sehingga menyebabkan
LED menyala. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan teori bahwa jika
Q bernilai 0 maka LED akan menyala dan LED akan mati jika Q bernilai
1. Data percobaan di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran.
3.6.6.5 Operasi XOR Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.63 Rangkaian operasi XOR Kondisi E

Pada Kondisi E, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XOR kondisi
5.
Tabel 3.44 Hasil Percobaan Operasi XOR Kondisi E
Input E
A B V Q LED
0 0 0,11 0 Mati
0 1 3,35 1 Nyala
1 0 3,35 1 Nyala
1 1 0,14 0 Mati

Berdasarkan Tabel 3.44, LED menyala jika output digitalnya


bernilai 1, sedangkan jika bernilai 0, LED tidak menyala. Hal ini
disebabkan karena dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya
dihubungkan ke ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1,
maka terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED
disambungkan ke ground, dan di sisi katode mendapat output 3,35 V
dari IC sehingga terdapat perbedaan potensial yang menyebabkan LED
menyala. Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0,1 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0,11 sehingga
menyebabkan LED tidak menyala.

3.6.7 Operasi XNOR


3.6.7.1 Operasi XNOR Kondisi A

Gambar 3.64 Gambar Rangkaian XNOR dengan IC 7426 Kondisi A

Pada Kondisi A, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XNOR kondisi A.

Tabel 3.45 Hasil Percobaan Operasi XNOR Kondisi A


Input A
A B V Q
0 0 5,12 1
0 1 0,3 0
1 0 0,4 0
1 1 5,05 1
Berdasarkan datasheet IC TTL 74266 diketahui bahwa output akan
bernilai LOW apabila bernilai kurang dari 0,4 volt dan akan bernilai HIGH
apabila bernilai lebih dari 2,4 volt. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan
diperoleh untuk input A dan B secara berurutan yaitu 0-0, 0-1,
1-0, dan 1-1 diperoleh output 6,87 , 0,14, 0,14, dan 6,50. Dari output
yang diperoleh didapat logika yaitu 1, 0, 0, dan 1. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil percobaan yang dilakukan sudan sesuai dengan teori

3.6.7.2 Operasi XNOR Kondisi B


180 ohm

Gambar 3.65 Gambar Rangkaian XNOR dengan IC 7426 Kondisi B

Pada Kondisi B, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XNOR kondisi B.
Tabel 3.46 Hasil Percobaan Operasi XNOR Kondisi B
Input B
A B V Q
0 0 5,21 1
0 1 1,32 0
1 0 1,32 0
1 1 5,21 1

Berdasarkan datasheet IC TTL 74266 diketahui bahwa output akan


bernilai LOW apabila bernilai kurang dari 0,4 volt dan akan bernilai HIGH
apabila bernilai lebih dari 2,4 volt. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan
diperoleh untuk input A dan B secara berurutan yaitu 0-0, 0-1,
1-0, dan 1-1 diperoleh output 5,21, 1,21, 1,32, dan 5,21. Dari output
yang diperoleh didapat logika yaitu 1, 0, 0, dan 1. Dari data tersebut
dapat dilihat jika hasil percobaan telah sesuai dengan tabel kebenaran
gerbang XNOR.
Terlihat pada tabel diatas bahwa jika dibandingkan dengan Output
pada Kondisi A normal, tegangan keluaran lebih tinggi. Pada kondisi ini
ketika kedua input dihubungkan ke VCC menghasilkan tegangan output
sebesar 5,21 V, bernilai 1,32 V ketika salah satu kakinya dihubungkan
dengan ground.
3.6.7.3 Operasi XNOR Kondisi C

180 ohm

Gambar 3.66 Gambar Rangkaian XNOR dengan IC 7426 Kondisi C

Pada Kondisi C, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XNOR kondisi C.

Tabel 3.47 Hasil Percobaan Operasi XNOR Kondisi C


Input C
A B V Q
0 0 5,61 1
0 1 0,14 0
1 0 0,13 0
1 1 4,63 1

Berdasarkan datasheet IC TTL 74266 diketahui bahwa output akan


bernilai LOW apabila bernilai kurang dari 0,4 volt dan akan bernilai HIGH
apabila bernilai lebih dari 2,4 volt. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan
diperoleh untuk input A dan B secara berurutan yaitu 0-0, 0-1,
1-0, dan 1-1 diperoleh output 4,63, 0,14, 0,13, dan 4,63. Dari output
yang diperoleh didapat logika yaitu 1, 0, 0, dan 1. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil percobaan sudah sesuai dengan teori.
Pada tabel diatas, seharusnya output pada Kondisi C lebih kecil
dibandingkan pada Kondisi A (normal). Pada kondisi ini tegangan output
ketika kedua kaki dihubungkan ke ground adalah sebesar 4,63 V, bernilai
0,14 V ketika salah satu kakinya dihubungkan dengan ground.
Pembebanan pull-down berfungsi untuk menurunkan tegangan keluaran.
Pembebanan pull down ini memasang resistor yang menghubungkan kaki
output lansung ke ground. Sehingga mengakibatkan aliran arus antara
sumber tegangan dan ground terbatas.Tegangan keluar suda mendekati
5V ketika kedua input terhubung pada ground ataupun pada VCC. Karena
menurut teori dari gerbang XNOR, bahwa jika salah satu input bernilai
1, maka output bernilai 0. Jika kedua input bernilai sama, 0 ataupun 1, maka
output akan bernilai 1. Tetapi tegangan keluaran yang dihasilkan bernilai
0 V.

3.6.7.4 Operasi XNOR Kondisi D


180 ohm

Gambar 3.67 Gambar Rangkaian XNOR dengan IC 7426 Kondisi D

Pada Kondisi D, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XNOR kondisi
4.
Tabel 3.48 Hasil Percobaan Operasi XNOR Kondisi D
Input D
A B V Q LED
0 0 5,2 1 Mati
0 1 1,03 0 Nyala
1 0 1,03 0 Nyala
1 1 5,2 1 Mati

Berdasarkan datasheet IC TTL 74266 diketahui bahwa output akan


bernilai LOW apabila bernilai kurang dari 0,4 volt dan akan bernilai HIGH
apabila bernilai lebih dari 2,4 volt. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan
diperoleh untuk input A dan B secara berurutan yaitu 0-0, 0-1,
1-0, dan 1-1 diperoleh output 5,2, 1,03, 1,03, dan 5,2. Dari output yang
diperoleh didapat logika yaitu 1, 0, 0, dan 1.
Pada tabel diatas, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai
1, sedangkan jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena
dalam rangkaian percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke
VCC. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak
terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED mempunyai
nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat output high (1) dari IC
yang menyebabkan LED tidak menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka terdapat perbedaan
potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 5 V dari VCC,
sedangkan di sisi katode mendapat output 0sehingga menyebabkan LED
menyala.
.
3.6.7.5 Operasi XNOR Kondisi E

180 ohm

Gambar 3.68 Gambar Rangkaian XNOR dengan IC 7426 Kondisi E

Pada Kondisi E, IC 7486 dirangkai dengan input A di kaki 1, input B


di kaki 2, dan output di kaki 3, dan diberi beban dan LED pada ground yang
dihubungkan secara pararel dengan outputnya. Pemberian resistor yang
diseri dengan LED dikarenakan untuk membatasi arus yang melewati LED.
Berikut ini adalah hasil output gerbang XNOR kondisi
5.

Tabel 3.49 Hasil Percobaan Operasi XNOR Kondisi E


Input E
A B V Q LED
0 0 2,31 1 Nyala
0 1 0,78 0 Mati
1 0 0,78 0 Mati
1 1 2,31 1 Nyala

Berdasarkan datasheet IC TTL 74266 diketahui bahwa output akan


bernilai LOW apabila bernilai kurang dari 0,4 volt dan akan bernilai HIGH
apabila bernilai lebih dari 2,4 volt. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan
diperoleh untuk input A dan B secara berurutan yaitu 0-0, 0-1,
1-0, dan 1-1 diperoleh output 2,04 ,0,78, 0,78, dan 2,31. Dari output yang
diperoleh didapat logika yaitu 1, 0, 0, dan 1.
Pada tabel diatas, LED seharusnya menyala jika output digitalnya
bernilai 1, sedangkan jika bernilai 0, LED tidak menyala. Hal ini
disebabkan karena dalam rangkaian percobaan Kondisi E ini, outputnya
dihubungkan ke ground. Apabila dalam output digitalnya (Q) bernilai 1,
maka terjadi perbedaan potensial, karena pada sisi anoda dari LED
disambungkan ke ground, dan di sisi katode mendapat output high (1)
dari IC sehingga terdapat perbedaan potensial yang menyebabkan LED
menyala.
Namun, jika output digitalnya bernilai 0, maka tidak terdapat
perbedaan potensial, karena sisi anoda dari LED mempunyai 0 V dari
ground, sedangkan di sisi katode mendapat output 0 sehingga
menyebabkan LED tidak menyala.
Pada input 0 dan 0 memiliki tegangan keluaran sebesar 2,31 V dan
LED yang nyala. Pada input 1 dan 1 memiliki tegangan keluaran sebesar
0,78 V dan lampu LED yang nyala.
3.5 Kesimpulan

1. Gerbang logika adalah dasar yang membentuk rangkaian elektronika,


dengan satu nilai output, dan dua atau lebih nilai input. Gerbang logika
terdiri atas AND, OR, NAND, NOR, NOT, XOR, dan XNOR. Tiap gerbang
mempunyai karakteristik yang berbeda.

2. IC TTL adalah salah satu jenis IC yang menggunakan transistor sebagai


bahan utamanya dan digunakan sebagai variasi logika yaitu IC 7408, IC
7432, IC 7404, IC 7400, IC 7402, IC 7486, dan IC 74266.
3. Pembebanan pull up pada rangkaian digunakan untuk menegaskan
logika 1. Sedangkan pembebanan pull down pada rangkaian digunakan
untuk menegaskan logika 0.
4. Jika output IC dihubungkan dengan sumber dan diberi LED, maka LED
akan menyala apabila output dari IC bernilai 0.
5. Jika output IC dihubungkan dengan ground dan diberi LED, maka LED
akan menyala apabila output dari IC bernilai 1.
6. Berdasarkan percobaan, ketika salah satu input dihubungkan ke ground
bernilai 3,25 V dan 4,75 V. Ketika kedua input dihubungkan ke ground
bernilai 0,04 V. Dan ketika kedua kaki dihubungkan ke VCC bernilai 0,11
V. Dari percobaan kondisi C ini didapatkan data yag mendekati kondisi A
yakni pada saat tersambung dengan VCC. Pada percobaan ini sesuai
dengan tabel kebenaran dan teori bahwa kondisi pull down berfungsi
menurunkan tegangan karena terjadi kesalahan pengukuran.
7. Berdasarkan percobaan menunjukkan pada kondisi ketika salah satu input
dihubungkan dengan ground memiliki tegangan keluar sebesar 5,08 V,
ketika kedua input dihubungkan ke ground maka bernilai 0,56 V dan
bernilai 0,50 V ketika kedua input dihubungkan ke VCC. Data percobaan
di atas sudah sesuai dengan tabel kebenaran dan nilai tegangan yang
dihasilkan lebih besar daripada Kondisi A. Data percobaan di atas sudah
sesuai dengan tabel kebenaran

8. Pada percobaan, LED tidak menyala jika output digitalnya bernilai 1, sedangkan
jika bernilai 0, LED akan menyala. Hal ini disebabkan karena dalam rangkaian
percobaan Kondisi D ini, outputnya dihubungkan ke VCC. Apabila dalam output
digitalnya (Q) bernilai 1, maka tidak terjadi perbedaan potensial, karena pada
sisi anoda dari LED mempunyai nilai 5 V dari VCC, dan di sisi katode mendapat
output 4,28 V dari IC yang menyebabkan LED tidak menyala.
9. . Percobaan gerbang EX-NOR operasi pada kondisi normal menunjukkan
hasil percobaan yang dilakukan belum sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian
tersebut dapat disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan, IC yang sudah
usang, atau protoboard yang sudah tidak bekerja dengan baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai