FAKULTAS FILSAFAT
YOGYAKARTA
2018
PROPOSAL SKRIPSI
I. Nama : Arya Kurnia Putra
Nim : 16/397353/FI/04218
Program Studi : Ilmu Filsafat
Angkatan : 2016
II. Judul Skripsi : UPACARA SEKATEN DITINJAU DARI
PERSPEKTIF HIERARKI NILAI MAX SCHELER
III. Pembimbing Skripsi : Heri Santoso, S.S., M.Hum
i. Permasalahan
Upacara Sekaten atau Sekaten adalah tradisi yang dilalukakn oleh masyarakat
jawa tengah khususnya masyarakat Yogyakarta yang diadakan setiap tahun yaitu
pada bulan ke tiga dalam tahun Jawa guna untuk memperingati hari kelahiran nabi
Muhammad SAW, upacara ini sangatlah menarik perhatian banyak masyarakat
seperti masyarakat Yogyakarta dan masyarakat sekitar kota Yogyakarta, sebab
kegiatan ini penuh dengan nilai-nilai dan makna filosofis yang terkandung di
dalamnya dan hanya diadakan setiap satu tahun sekali, mungkin ini yang membuat
kegiatan ini menjadi sangat menarik banyak masyarakat, tapi bukan hanya itu saja,
masih banyak makna atau nilai-nilai yang terkandung di dalam kegiatan atau
upacara sketan tersebut.
Adapun yang akan saya lakukan yaitu membahas nilai-nilai atau simbol-simbol
yang terkandung di dalam upacara sekaten tersebut dan makna filosofi tentang apa
saja yang munculnya dalam kegiatan sekaten atau upacara sekatenan yang berada di
kota Yogyakarta dengan pandangan perspektif hierarki nilai Max scheler.
Rumusan masalah
Scheler?
lingkup bahasan secara spesifik dalam ruang lingkup Fakultas Filsafat UGM. Sejauh
ini yang saya temukan dari penelitian tersebut hanya penjelaskan tentang pengertian
dan kegiatan pelaksanaan tradisi upacara Sekaten. Akan tetapi pembahasan tersebut
akan saya gunakan sebagai bahan acuan untuk menambah kepustakaan penelitian ini.
iii. Manfaat yang diharapkan
Yogyakarta.
Suyami yang menyinggung perihal tersebut pada tahun 2008, peneliti hanya
membahas tentang hal yang ditujukan langsung terhadap pengertian dari tradisi
tersebut. Pembahasan itu diajukan oleh Suyami dalam tulisan berjudul Upacara Ritual
di Kraton Yogyakarta: Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa (2008). Terdapat kritik
dilakukan penilitian lebih lanjut dari Upacara Sekaten yaitu yang berhubungan dengan
Nilai memiliki hierarki yaitu ada nilai yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.
Susunan hierarkis berbeda dengan klasifikasi. Hierarki nilai disusun menurut urutan
pentingnya, sehingga dapat dibuat tabel nilai yang sesuai. Hierarki ditentukan oleh
preferensi. Seseorang pada umumnya akan lebih memilih atau senang pada nilai yang
lebih tinggi.
Berbagai macam pandangan tentang nilai sangat tergantung pada titik tolak
pandangan masing-masing dalam menentukan hierarki nilai. Nilai-nilai yang ada
tidaklah sama luhur dan sama tingginya. Nilai-nilai dalam kenyataannya ada yang
lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Tinggi rendahnya nilai dikelompokkan oleh
Max Scheler dalam 4 tingkatan (Deeken, A., 1974 : 44-47 dalam Jirzanah, 2013 : 35-
36), yaitu :
1.Nilai-nilai kenikmatan. Tingkatan nilai ini terdapat deretan nilai-nilai mulai dari
yang menyenangkan sampai dengan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang
senang atau menderita. Nilai kenikmatan ini merupakan tingkatan nilai terendah.
2.Nilai-nilai kehidupan. Tingkatan nilai ini terdapat deretan nilai-nilai yang penting
bagi kehidupan. Misalnya : kesehatan, kesegaran badan, kesejahteraan perorangan
sampai dengan keseluruhan (masyarakat).
3.Nilai-nilai kejiawaan. Tingkatan nilai ini terdapat macam-macam nilai kejiawaan
yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai
semacam ini ialah : keindahan, kebenaran, dan pengetahuan umum yang dicapai
dalam filsafat.
4.Nilai-nilai kerohanian. Tingkatan nilai ini terdapat modalitas nilai yang suci dan
tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi, terutama dalam
hubungannya dengan Allah sebagai pribadi tertinggi.
Scheler menjelaskan, bahwa hierarki nilai-nilai ini tidak tergantung pada kemauan
manusia, melainkan secara objektif semestinya memang harus begitu. Manusia tidak
dapat begitu saja mengubahnya menurut keinginan atau pendapatnya sendiri.
Hierarki nilai ini bukan diciptakan oleh manusia, melainkan manusia hanya dapat
menemukan, memahami, dan mewujudkannya. Manusia dapat disebut bertindak
benar apabila dapat menghargai hierarki nilai dan selalu berusaha memilih dan
mewujudkan nilai yang lebih tinggi.
Kriteria untuk menentukan hierarki nilai aksiologis dibedakan menjadi lima macam.
Kriteria ini berbeda dengan kegiatan preferensi dan kriteria ini menjadi ciri khas
hukum preferensi. Kriteria tersebut adalah sifat tahan lama, dapat dibagi tanpa
mengurangi makna, tidak tergantung pada nilai lain, membahagiakan, dan tidak
tergantung pada keyataan tertentu. Semakin sesuai dengan kriteria tersebut tersebut
akan semakin tinggi nilaainya.
Scheler memberikan gambaran yang lebih kongret mengenai hierarki nilai dengan
menunjukkan tipe berbagai tokoh dan berbagai masyarakat, yang masing-masing
secara istimewa yang menonjolkan pengalaman salah satu tingkat dari nilai-nilai
tersebut (Deeken, A., 1974 : 48 dalam Jirzanah, 2013 : 36-38). Nilai-nilai
kenikamatan paling Nampak dalam kehidupan seorang “seniman kenikmatan” (the
artist of enjoyment of the connoisseur) dan suatu masyarakat patembayan (atomic
society) ; nilai-nilai kehidupan menonjol dalam pribadi seorang pahlawan (the hero,
the leading spirit of civilization) dan masyarakat paguyuban (the organic
community) ; nilai-nilai kejiwaan nampak secara paling kuat dalam kehidupan para
ilmuan atau seorang yang sangat pandai (the genius) dan masyarakat berbudaya (the
legal and cultural community) ; dan tertingg, yaitu nilai-nilai kerohanian paling
Nampak dalam pribadi seorang yang suci (Saint) dan masyarakat cinta (community
of love).
IX. METODE PENELITIAN
i. Model penelitian
yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau
fokus kepada pandangan Max scheler tentang hierarki nilai terhadap nilai-nilai yang
ada di dalam Tradisi Upacara Sekaten di Yogyakarta. Beberapa karya yang menjadi
1. Sebagai sumber data primer, beberapa karya penting dari Max Scheler baik
diantaranya;
Yogyakarta.
iii. Jalan penelitian
Sekaten.
X. DAFTAR PUSTAKA
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Motto
Halaman Persembahan
Prakata
Daftar Isi
Intisari
Abstrak
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Masalah
1. Permasalahan
2. Rumusan Masalah
3. Keaslian Penelitian
4. Manfaat Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Tinjauan Pustaka
D. Landasan Teori
E. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
2. Bahan Penelitian
3. Jalan Penelitian
4. Analisis
F. Hasil yang Diharapkan