Anda di halaman 1dari 10

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS FILSAFAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018

PROPOSAL SKRIPSI
I. Nama : Arya Kurnia Putra
Nim : 16/397353/FI/04218
Program Studi : Ilmu Filsafat
Angkatan : 2016
II. Judul Skripsi : UPACARA SEKATEN DITINJAU DARI
PERSPEKTIF HIERARKI NILAI MAX SCHELER
III. Pembimbing Skripsi : Heri Santoso, S.S., M.Hum

IV. Bidang Ilmu : Aksiologi Kebudayaan


V. LATAR PERMASALAHAN

i. Permasalahan

Kebudayaan merupakan hasil dari proses kehidupan masyarakat yang


menjadikannya ciri yang unik dari masyarakat tersebut.Kebudayaan juga merupakan
warisan peninggalan oleh pendahulu yang menjadikan bagian dari kehidupan
manusia dan sangat berharga untuk dilestarikan dan dijaga agar generasi selanjutnya
dapat merasakan betapa menariknya kebudayaan tersebut karena dari itulah maka
terbentuknya kontak sosial masyarakat, kepercayaan masyarakat,dan beberapa hal
lainnya yang menjadikan masyarakat tersebut berbeda dari masyarakat lainnya dan
sebagai identitas diri.

Seiring dengan adanya perkembangan zaman, maka selalu terjadi perubahan-


perubahan di dalam kebudayaan, Perubahan dalam kebudayaan terjadi di sebabkan
oleh beberapa faktor seperti ketidaksesuaian antara beberapa unsur yang terkandung
di dalamnya atau adanya kebudayaan lain yang masuk sehingga terjadi akulturasi
dalam kebudayaan tersebut, Sebagai pencipta kebudayaan sudah sewajarnya manusia
tidak ingin kehilangan eksistensi dan nilai-nilai kebudayaan tersebut, hal ini dapat
diatasi dengan cara mewariskannya dari generasi ke generasi tanpa menghilangkan
makna yang sesungguhnya.

Upacara Sekaten atau Sekaten adalah tradisi yang dilalukakn oleh masyarakat
jawa tengah khususnya masyarakat Yogyakarta yang diadakan setiap tahun yaitu
pada bulan ke tiga dalam tahun Jawa guna untuk memperingati hari kelahiran nabi
Muhammad SAW, upacara ini sangatlah menarik perhatian banyak masyarakat
seperti masyarakat Yogyakarta dan masyarakat sekitar kota Yogyakarta, sebab
kegiatan ini penuh dengan nilai-nilai dan makna filosofis yang terkandung di
dalamnya dan hanya diadakan setiap satu tahun sekali, mungkin ini yang membuat
kegiatan ini menjadi sangat menarik banyak masyarakat, tapi bukan hanya itu saja,
masih banyak makna atau nilai-nilai yang terkandung di dalam kegiatan atau
upacara sketan tersebut.
Adapun yang akan saya lakukan yaitu membahas nilai-nilai atau simbol-simbol
yang terkandung di dalam upacara sekaten tersebut dan makna filosofi tentang apa
saja yang munculnya dalam kegiatan sekaten atau upacara sekatenan yang berada di
kota Yogyakarta dengan pandangan perspektif hierarki nilai Max scheler.

Rumusan masalah

1. Apa itu upacara sekaten ?

2. Apa yang dimaksud hierarki nilai Max Scheler ?

3. Bagaimana upacara sekaten ditinjau dari perspektif hierarki nilai Max

Scheler?

ii. Keaslian penelitian

Sejauh jangkauan peneliti, belum ada penelitian yang memiliki kesamaan

lingkup bahasan secara spesifik dalam ruang lingkup Fakultas Filsafat UGM. Sejauh

ini yang saya temukan dari penelitian tersebut hanya penjelaskan tentang pengertian

dan kegiatan pelaksanaan tradisi upacara Sekaten. Akan tetapi pembahasan tersebut

akan saya gunakan sebagai bahan acuan untuk menambah kepustakaan penelitian ini.
iii. Manfaat yang diharapkan

1. Manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah menambah kepustakaan untuk

menunjang perkembangan ilmu filsafat.

2. Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini bisa memberi pemahaman lebih

luas tentang kebudayaan mengenai Tradisi Sekaten di Yogyakarta.

VI. TUJUAN PENELITIAN

1. Memberikan pemahaman tentang tradisi upacara sekaten yang ada di

Yogyakarta.

2. Memberikan analisis mendalam terhadap pandangan Hierarki nilai dari Max

Scheler atas tradisi upacara Sekaten.

VII. TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan mengenai Tradisi Sekaten masih sangat sedikit. Sejak tulisan

Suyami yang menyinggung perihal tersebut pada tahun 2008, peneliti hanya

membahas tentang hal yang ditujukan langsung terhadap pengertian dari tradisi

tersebut. Pembahasan itu diajukan oleh Suyami dalam tulisan berjudul Upacara Ritual

di Kraton Yogyakarta: Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa (2008). Terdapat kritik

sanggahan terhadap argumentasi Suyami mengenai upacara ritual di Kraton

Yogyakarta, bahwa pembahasan tersebut hanya membahas tentang pengertian dan

langkah-langkah pelaksanaan Upacara Sekaten. Namun dari penelitian ini akan

dilakukan penilitian lebih lanjut dari Upacara Sekaten yaitu yang berhubungan dengan

nilai-nilai berdasarkan hierarki nilai dari pandangan Max Scheler.


VIII. LANDASAN TEORI

Nilai memiliki hierarki yaitu ada nilai yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.
Susunan hierarkis berbeda dengan klasifikasi. Hierarki nilai disusun menurut urutan
pentingnya, sehingga dapat dibuat tabel nilai yang sesuai. Hierarki ditentukan oleh
preferensi. Seseorang pada umumnya akan lebih memilih atau senang pada nilai yang
lebih tinggi.
Berbagai macam pandangan tentang nilai sangat tergantung pada titik tolak
pandangan masing-masing dalam menentukan hierarki nilai. Nilai-nilai yang ada
tidaklah sama luhur dan sama tingginya. Nilai-nilai dalam kenyataannya ada yang
lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Tinggi rendahnya nilai dikelompokkan oleh
Max Scheler dalam 4 tingkatan (Deeken, A., 1974 : 44-47 dalam Jirzanah, 2013 : 35-
36), yaitu :
1.Nilai-nilai kenikmatan. Tingkatan nilai ini terdapat deretan nilai-nilai mulai dari
yang menyenangkan sampai dengan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang
senang atau menderita. Nilai kenikmatan ini merupakan tingkatan nilai terendah.
2.Nilai-nilai kehidupan. Tingkatan nilai ini terdapat deretan nilai-nilai yang penting
bagi kehidupan. Misalnya : kesehatan, kesegaran badan, kesejahteraan perorangan
sampai dengan keseluruhan (masyarakat).
3.Nilai-nilai kejiawaan. Tingkatan nilai ini terdapat macam-macam nilai kejiawaan
yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai
semacam ini ialah : keindahan, kebenaran, dan pengetahuan umum yang dicapai
dalam filsafat.
4.Nilai-nilai kerohanian. Tingkatan nilai ini terdapat modalitas nilai yang suci dan
tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi, terutama dalam
hubungannya dengan Allah sebagai pribadi tertinggi.

Scheler menjelaskan, bahwa hierarki nilai-nilai ini tidak tergantung pada kemauan
manusia, melainkan secara objektif semestinya memang harus begitu. Manusia tidak
dapat begitu saja mengubahnya menurut keinginan atau pendapatnya sendiri.
Hierarki nilai ini bukan diciptakan oleh manusia, melainkan manusia hanya dapat
menemukan, memahami, dan mewujudkannya. Manusia dapat disebut bertindak
benar apabila dapat menghargai hierarki nilai dan selalu berusaha memilih dan
mewujudkan nilai yang lebih tinggi.
Kriteria untuk menentukan hierarki nilai aksiologis dibedakan menjadi lima macam.
Kriteria ini berbeda dengan kegiatan preferensi dan kriteria ini menjadi ciri khas
hukum preferensi. Kriteria tersebut adalah sifat tahan lama, dapat dibagi tanpa
mengurangi makna, tidak tergantung pada nilai lain, membahagiakan, dan tidak
tergantung pada keyataan tertentu. Semakin sesuai dengan kriteria tersebut tersebut
akan semakin tinggi nilaainya.
Scheler memberikan gambaran yang lebih kongret mengenai hierarki nilai dengan
menunjukkan tipe berbagai tokoh dan berbagai masyarakat, yang masing-masing
secara istimewa yang menonjolkan pengalaman salah satu tingkat dari nilai-nilai
tersebut (Deeken, A., 1974 : 48 dalam Jirzanah, 2013 : 36-38). Nilai-nilai
kenikamatan paling Nampak dalam kehidupan seorang “seniman kenikmatan” (the
artist of enjoyment of the connoisseur) dan suatu masyarakat patembayan (atomic
society) ; nilai-nilai kehidupan menonjol dalam pribadi seorang pahlawan (the hero,
the leading spirit of civilization) dan masyarakat paguyuban (the organic
community) ; nilai-nilai kejiwaan nampak secara paling kuat dalam kehidupan para
ilmuan atau seorang yang sangat pandai (the genius) dan masyarakat berbudaya (the
legal and cultural community) ; dan tertingg, yaitu nilai-nilai kerohanian paling
Nampak dalam pribadi seorang yang suci (Saint) dan masyarakat cinta (community
of love).
IX. METODE PENELITIAN

i. Model penelitian

Model yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif,

yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang atau peristiwa yang dapat diamati.

ii. Bahan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang

fokus kepada pandangan Max scheler tentang hierarki nilai terhadap nilai-nilai yang

ada di dalam Tradisi Upacara Sekaten di Yogyakarta. Beberapa karya yang menjadi

bahan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumber data primer, beberapa karya penting dari Max Scheler baik

dalam bentuk buku maupun jurnal yang merupakan argumentasinya dalam

mempertahankan pandangan mengenai Hierarki nilai Max Scheler,

diantaranya;

a. Seminar Filsafat Nilai Dan Realitas Pluralitas Di Indonesia

MENGELOLA REALITAS PLURALITAS DI INDONESIA

DARISUDUT PANDANG FILSAFAT NILAI MAX SCHELER.

Uploaded Tagung,Ryano on Nov 15, 2009

b. Jirzanah, Dra. 2013. Peran Perempuan Menurut Tradisi Jawa dan

Islam dalam PerspektifFilsafat Nilai. Fakultas Filsafat UGM

Yogyakarta.
iii. Jalan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan antara lain:

1. Inventarisasi dan klasifikasi, mengumpulkan data kepustakaan yang

berhubungan dengan judul penelitian sebanyak-banyaknya, kemudian data

tersebut diklasifikasi sesuai kebutuhan penelitian.

2. Analisis, data yang sudah terklasifikasi kemudian digunakan untuk

menganalisis permasalahan dalam penelitian, data tersebut digunakan untuk

menguatkan argumen penelitian.

3. Penyusunan hasil, berupa kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan.

iv. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik:

1. Interpretasi, mencermati data yang telah tersedia guna memahami betul

permasalahan dalam objek penelitian.

2. Deskripsi, usaha penguraian ulang secara sistematis berdasarkan interpretasi

penulis mengenai Hierarki nilai dari Max Scheler.

3. Heuristik, usaha dalam memberikan interpretasi baru pada objek penelitian.


v. Hasil yang diharapkan

1. Memperoleh gambaran sistematis dan komprehensif mengenai teori

inkonsisten dalam kerangka epistemologis.

2. Memperoleh pemahaman baru mengenai teori Hierarki nilai.

3. Memperoleh pemahaman baru tentang kebudayaan khususnya Upacara

Sekaten.

X. DAFTAR PUSTAKA

- Seminar Filsafat Nilai Dan Realitas Pluralitas Di Indonesia

MENGELOLA REALITAS PLURALITAS DI INDONESIA DARISUDUT PANDANG

FILSAFAT NILAI MAX SCHELER. Uploaded Tagung,Ryano on Nov 15, 2009

- Suyami. 2008. Upacara Ritual di Kraton Yogyakarta: Refleksi Mithologi dalam


Budaya Jawa. Yogyakarta, Di kutip pada 25 april 2018.
http://www.jogjasiana.net/index.php/site/adat_tradisi/custom_tradition-2
-gudeg.net. 2014. Riwayat Singkat Perayaan Sekaten. Di kutip pada 25 april 2018.
https://gudeg.net/direktori/345/riwayat-singkat-perayaan-sekaten.html
-Jirzanah, Dra. 2013. Peran Perempuan Menurut Tradisi Jawa dan Islam dalam
PerspektifFilsafat Nilai. Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta : Yogyakarta. Di kutip pada
25 april 2018
XI. RENCANA DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Motto
Halaman Persembahan
Prakata
Daftar Isi
Intisari
Abstrak

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Masalah
1. Permasalahan
2. Rumusan Masalah
3. Keaslian Penelitian
4. Manfaat Penelitian
B. Tujuan Penelitian
C. Tinjauan Pustaka
D. Landasan Teori
E. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
2. Bahan Penelitian
3. Jalan Penelitian
4. Analisis
F. Hasil yang Diharapkan

XII. RENCANA PENULISAN

Persiapan dan Pengumpulan Bahan : 2 Minggu

Analisis dan Penulisan : 2 Minggu

Penyelesaian Akhir : 3 Minggu

Jumlah Total : 7 Minggu

Anda mungkin juga menyukai