Anda di halaman 1dari 22

Klasifikasi media berdasarkan ciri fisik

Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing yang mana masing-masing


media menampilkan fungsi tertentu guna untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Agar sumber dan peran media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu,
maka media-media belajar itu perlu diklasifikasian menurut suatu metode tertentu dengan sifat
dan fungsinya terhadap pembelajaran.
Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran, diantaranya:
1. Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran. Yang dikemukakan oleh
Setyosari & Sihkabuden (2005):
a. Media pembelajaran dua dimensi (2D)
yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja, yang hanya
dilihat dimensi panjang dan lebarnya, Misalnya: peta, gambar, bagan, grafik, papan tulis, dan
semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.

Contoh media 2 dimensi:

b. Media pembelajaran tiga dimensi (3D)


yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja, dan mempunyai
dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Misalnya meja, kursi, mobil, rumah, bola, kotak, dan
sebagainya.

Contoh media 3 dimensi:

c. Media pandang diam


yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang
hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau
gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
Contoh media pandang diam:

d. Media pandang gerak

yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang


dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder
termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar
lainnya.
Contoh media pandang gerak:

2.2 Klasifikasi media berdasarkan unsur pokok


Disini merupakan kelanjutan dari materi diatas yaitu klasifikasi media pembelajaran
berdasarkan unsur pokok (persepsi indra), dimana klasifikasi ini merupakan semua media yang
dapat dilihat maupun digunakan oleh panca indra manusia.
Pada umumnya berdasarkan unsur pokok atau indra yang dirangsanng media
pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Media audio
Yaitu media yang menghasilkan bunyi yang hanya bisa diterima melalui media
pendengaran.
Contohnya yaitu radio, kaset, audio dan MP3.
b. Media visual
Yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilkan
materinya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini
perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya
atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
Contohnya yaitu foto, gambar, poster, kartun, grafik dan lain-lain.
c. Media audio-visual.
Yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar .Sehingga media audio-visual
disebut juga sebagai media video.Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran.Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan
visual.Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran
melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptaan pesan belajar melalui
bentuk visualisasi.
Contohnya : film bersuara, video, televisi, sound slide, multimedia.
Dari pengelompokan ketiga pengelompokan ini dijabarkan lebih lanjut oleh sulaiman
(2001) menjadi sepuluh macam, yaitu:
a. Media audio; media yang menghasilkan bunyi, contoh radio
b. Media visual; media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi
c. Media audio- visual; yang dapat menghasilk an rupa dan suara dalam satu unit media
d. Media audio motion visual; penggunan segala kemampuan audio dan visual dalam kelas,seperti
televisi
e. Media audio still visual; media lengkap kecuali penampilan motion ( tidak memiliki gerak)
f. Media audio semi- motion; media yang berkemam puan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa
menstramisi secara utuh suatu motion yang nyata.
g. Media motionvisual; silent film
h. Media still visual; gambar, OHP
i. Media audio; telepon, radio
j. Media cetak;yang hanya menapilkan informasi berupa symbol- symbol tertentu, seperti buku.

2.3 Klasifikasi media berdasarkan pengalaman belajar


Ada 5 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1. Pengalaman langsung (the real life experiences)
Pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian,
atau objek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan masalah
sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Pengalaman
langsung dan bertujuan ini dapat meraka peroleh dari lingkungan yang berada di sekitar para
siswa baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah bias dijadikan sumber
belajar[1].
2. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang
sebenarnya. Hal ini disebabkan karna dalam proses KBM tak senantiasa dapat digunakan benda-
benda sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor[2]. Karena itu digunakan benda-benda
pengganti yang menggantikan benda-benda sebenarnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan
bagian benda yang kurang perlu serta menonjolkan bagian yang perlu saja. Benda-benda
demikian disebut model atau benda tiruan.
Benda tiruan atau model trbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a) Solid model, yang menunjukkan bagian luar
b) Cross section model, yang menampakkan struktur bagian dalam
c) Working model, yang mendemonstrasikan fungsi atau proses-proses
3. Pengalaman melalui lambang kata (words only )
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-
kata yang ditulis maupun dicetak. Pengalaman ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan.
Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi media
pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam
kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat
kekongkritan dan keabstrakkannya.Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar
kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak.

4. Pengalaman melalui dramatisasi


Pengalaman ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan. Pada dramatisasi ini
biasanya anak-anak sendiri sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau
keadaaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita-cerita masa lampau.[3]
Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka hanya sebagai
penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran dalam dramatisasi bias
dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau, bermain-main peranan atau sosio-drama.
5. Pengalaman gambar hidup pameran
Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan
dan kemajuan sekolah. Pameran bertujuan untuk memperkenalkan hasil pekerjaan siswa kepada
masyarakat, atau agar para siswa mengenal hasil-hasil pekerjaan siswa lainnya, juga untuk
mempertunjukkan kemajuan siswa dalam kegiatan sekolah. Oleh sebab it, pada umumnya
pameran diselenggarakan pada waktu tertentu saja, atau bila ada pertemuan orang tua atau guru
atau pada akhir tahun pelajaran.
Majorie East, dalam bukunya “display for learning” menyatakan, bahwa pameran
membantu belajar dengan alas an sebagai berikut:[4]
a) Memusatkan minat dan perhatian
b) Mempertunjukkan suatu struktur dasar tentang suatu ide
c) Memperjelas ide-ide yang abstrak dengan jelas menghubungkannya dengan benda-benda
kongkret
d) Menghimpun berbagai ide yang beraneka ragam menjadi konsep-konsep baru
2.4 Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya
Menurut Gerlach dan Ely, klasifikasi media menurut penggunaannya dibagi menjadi dua,
yaitu:
1) Berdasarkan jumlah penggunaanya, meliputi:
a. Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya:
 Kelas atau laboratorium elektronik, berupa:
 Laboratorium bahasa
 Laboratorium bahasa dengan media visual
 Laboratorium mobil, tanpa atau dengan media visual
 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam
 Laboratorium Ilmu Pengelahuan Sosial
 Laboratorium pusat sumber belajar.
 Media oto- instruksi, berupa:
 Alat-alat pemeriksa dan pendengar individual
 Buku pelajaran berprogama
 Mesin instruksional
 Kotak unit pengajaran.
Satu unit instruksional yang dilengkapi dengan buku teks film-strip,tape recorder, gambar-
gambar dan bahan latihan
b. Penggunaanya secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c. Penggunaanya secara missal, misalnya televisi.
2) Berdasarkan cara penggunaannya
a. Media tradisional atau konvensional (sederhana).
Media ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa
digunakan oleh guru dalam mengajar dikelas.
Setiap guru secara individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu
berupa semua media yang biasa digunakan guru di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas,
baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
b. Media modern atau kompleks
Media modern seperti computer diintegrasikan dengan media lainnya.
2.5 Klasifikasi media berdasarkan hirakri manfaat media
Media Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin
luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin mudah
penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jenis dan Kalsifikasi media :
1. Berdasarkan berdasarkan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi (2D)
b. Media pembelajaran tiga dimensi (3D)
c. Media pandang diam
d. Media pandang gerak
2. Berdasarkan unsur pokoknya
a. Media audio
b. Media Visual
c. Media Auido-Visual
3. Berdasarkan pengalaman belajar
a. Pengalaman langsung (the real life experiences)
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
c. Pengalaman melalui lambang kata (words only )
d. Pengalaman melalui dramatisasi
e. Pengalaman gambar hidup pameran
4. Berdasarkan penggunaannya
Berdasarkan jumlah penggunaanya, meliputi:
a. Penggunaan secara individual, yakni metode penggunaannya secara individual.
Contohnya: Kelas atau laboratorium elektronik, Media oto- instruksi, Kotak unit pengajaran.
b. Penggunaanya secara berkelompok, misalnya film dan slide.
c. Penggunaanya secara missal, misalnya televisi.
Berdasarkan cara penggunaannya
a. Media tradisional atau konvensional (sederhana).
b. Media modern atau kompleks
5. Berdasarkan hirakri manfaat media
Media Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin
luas lingkup sasarannya.
Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin
mudah penggadaan,sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin
terbatas.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kekurangan ataupun kesalaan didalamnya,
kami mohon krtik dan sarannya bagi para pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya.
Dan semoga makalah ini ber

[1] Asnawi dan M basyirudin Usman, Media Pembelajaran, 2002 hal 108
[2] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, 1994 hal 133
[3]Opcit, hal 105
[4] Opcit hal 138
Jenis Media Pembelajaran
Meskipun sudah banyak ragam dan format media yang dikembangkan dan diproduksi untuk
pembelajaran, namum pada dasarnya media tersebut dapat di kelompokkan menjadi empat
jenis,[1] yaitu sebagai berikut :
a. Media audio
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya
melibatkan pendengaran peserta didik.
b. Media visual
Meida visual adalah jenis media yang dugunakan hanya mengandalkan indera penglihatan
semata.
c. Media audio-visual
Media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia
Multimedia yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam satu kegiatan pembeljaran.

B. Karakteristik Media Pembelajaran


Media audio
Karakteristik media audio berdasarkan kemampuan media dalam membangkitkan
rangsangan indra pendengaran. Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui
media audio dituangkan dalam lambang auditif, baik verba (kedalam kata-kat/bahasa lisan)
maupun nonverbal.[2] Beberapa jenisdari media yang dapat dikelompokkan dalam media audio
antara lain : Radio, alat perekam pita magnetic. Piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

Media visual
Karakteristik dari media visual adalah unsure-unsur terdiri dari garis, bentuk, warna, dan
tekstur. Media visual terbagi dua, yaitu : media visual non-proyeksi dan media visual
proyeksi.[3]

Karakteristik media visual non-proyeksi


Media visual non-proyeksi merupakan jenis media yang sering digunakan dalam
pembelajaran. Media visual nonproyeksi dapat menterjemahkan ide abstrak menjadi lebih
realistik. Jenis-jenis media visual nonproyeksi yaitu : gambar, grafik, diagram, bagan, peta,
lukisan, dan foto.

Media visual proyeksi

Media visual proyeksi adalah media-media visual yang bias diproyeksi. Media-media
visual proyeksi yang menampilkan objek lebih besar dari aslinya pada layar proyeksi. Media-
media proyeksi seperti :

 Power point
 Kamera digital

Media Audio-Visual
Karakteristik yang menonjol dari media audio-visual adlah menggunakan alat keras
selama proses belajar mengajar.[4] Karena media ini dapat menggunakan gambar (visual) dan
suara (audio), atau yang mampu menampilkan gambar bergerak. Media ini dapat menampilkan
unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan. Media audio-
visual terbagi dua macam yaitu: audio visual murni adalah unsur suara dan unsur gambar berasal
dari satu sumber, minsalnya, video dan kaset. Dan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan
unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya dari tape recorder.

Multimedia
Multimedia merupakan penggabungan dua atau lebih format media yang terpadu gseperti
teks, grafik, animasi, dan video. Multimedia merupakan suatu system penyampaian dengan
menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit.[5]
 Multimedia content production
Multimedia adalah penggunaan dan pemrosesan beberapa media yang berbeda untuk
menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia. Minsalnya, media teks, audio,
image, dan video animasi.
 Multimedia communication
Multimedia adalah menggunakan media (masa) seperti : televise, radio, dan internet.

C. Klasifikasi Media Pembelajaran


Setiap jenis media memiliki karakteristik masing- masing dan menampilkan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran dan sumber
media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka media-media belajar
itu perlu di klasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan fungsinya
terhadap pembelajaran. Pengelompokan itu penting untuk memudahkan para peseta didik dalam
memahami sifat media. Menurut Setyosari dan Sihkabudden,[6] ada lima kategori dalam
pengelompokon media pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

a. Pengelompokan Berdasarkan Ciri Fisik.


Berdasarkan cirri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat dikelompokan dalam empat
macam, yaitu :
Media pembelajaran dua dimensi
Media pembelajaran dua dimensi adalah media tampilan yang dapat diamati dari satu arah
pandangan yang dapat dilihat hanya panjang dan lebar saja. Penggunaannya tidak menggunakan
media proyeksi. Seperti : grafik, peta, dan papan tulis.
Media pembelajaran tiga dimensi
Media pembelajaran tiga dimensi adalah media tampilan yang dapat diamati dari arah manapun
saja dan mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal atau timggi. Seperti : gunung, mobil,
rumah, dan sebagainya.
Media pandang diam
Media pandang diam adalah media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan
gambar diam pada layar. Misalnya foto, tulisan, gambar.

Media pandang gerak


Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan
gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi, film atau video recorder.

b. Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman Belajar


Menurut Thomas,[7] Ia mengelompokkan media pembelajaran menjadi tiga kelompok yaitu:
Pengalaman langsung
Pengalaman tiruan
Pengalaman dari kata-kata

c. Pengelompokan Berdasarkan Persepsi Indera


Media audio, media yang menghasilkan bunyi, contoh radio
Media visual, media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi
Media audio-visual, yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media
Media audio motion visual, penggunan segala kemampuan audio dan visual dalam kelas, seperti
televise
Media audio still visual, lengkap kecuali penampilan motion( tidak memiliki gerak)
Media audio semi-motion, media yang berkemampuan menampilkan titik- titik tetapi tidak bisa
menstramisi secara utuh suatu motion yang nyata.
Media mition visual, silent film,
Media still visual, gambar dan transpransi
Media audio, telepon dan radio
Media cetak, yang hanya menapilkan informasi berupa symbol- symbol tertentu, seperti buku.

d. Pengelompokan Berdasarkan Penggunaannya


Bedasarkan jumlah penggunaannya
Berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan hirarki menfaat media

e. Berdasarkan Hirakri Manfaat Media


Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya,
semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup
sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkatnya, semakin murah biaya, semakin
mudah penggadaan, sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin
terbatas.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sudah sangat banyak ragam dan format media yang dikembangkan dan diproduksi untuk
pembelajaran, namum pada dasarnya media tersebut dapat di kelompokkan menjadi empat jenis,
yaitu : Media Audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia.
2. Pengelompokan media pembelajaran itu sangatlah penting. Media pembelajaran diklasifikasikan
berdasarkan ciri fisik, berdasarkan pengalaman belajar, berdasarkan persepsi indera, berdasarkan
pengunaan, dan berdasarkan manfaat atau hirarki.
3. Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing itu semua berdasarkan dari
jenis media pembelajaran.

B. Kritik dan Saran


Demikian makalah psikologi pendidikan yang dapat kami paparkan. Semoga
barmanfa’at. Dan tentunya makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan, dan
kekeliruan. Oleh karena itu penulis memohpon kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Asyhar, Rayandra. 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada.
Sadiman, Arif S. 2009. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta.
PT Rajagrafindo Persada.
http://fatimahsukses21.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-dan-karakteristik-media.html

[1]Rayandra Asyhar. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada. 2010. Hlm 52-53
[2] Arif S. Sadiman. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta.
PT Rajagrafindo Persada.2009. Hlm 49
[3] Rayandra Asyhar. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada. 2010. Hlm 61
[4] Ashar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. 2002. Hlm 30
[5] http://fatimahsukses21.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-dan-karakteristik-media.html
[6] Rayandra Asyhar. . Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada. 2010. Hlm 53
[7] Rayandra Asyhar. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada. 2010. Hlm 57
[8] Rayandra Asyhar. . Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada. 2010. 61

A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, perantara
atau pengantar’. Media merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’. Medium, yang merupakan bahasa
Latin memiliki arti ‘antara’. Sehingga medium dapat diartikan segala sesuatu yang membawa informasi dari suatu
sumber ke penerima (Heinich, 1993: dalam buku media pembelajaran Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A h. 3).
Media pembelajaran memiliki arti yang lebih khusus di bidang pembelajaran, yakni segala sesuatu yang
membawa pesan/informasi untuk tujuan belajar dari sumber ke
penerima. .

B. Klasifikasi Pengalaman Belajar


Sebelum membahas materi tentang jenis dan klasifikasi media pembelajaran terlebih dahulu kita
menghubungkan dengan klasifikasi pengalaman belajar anak mulai hal-hal yang paling konkrit sampai
kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak ,ini dapat dilihat pada diagram Edgar Dale di bawah ini.
Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu
apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih
dikenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Abstra
k
Lambang Kata
Lambang Visual
Gambar Diam, Radio, Rekaman Radio
Televisi
Gambar Hidup Pameran
Karyawisata
Pengalaman dramatisasi
Pengalaman tiruan
Pengalaman langsung
Konkrit

Dari gambar di atas terlihat bahwa kerucut pengalaman tersebut terdiri dari 9 macam klasifikasi
media pembelajaran yang digunakan, yaitu:
1. Pengalaman langsung dan bertujuan, pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung
dengan benda, kejadian, atau objek yang sebenarnya. Di sini siswa secara aktif bekerja sendiri,
memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
2. Pengalaman tiruan, pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang
sebenarnya.
3. Pengalaman melalui dramatisasi, pengalaman ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan.
4. Pengalaman melalui karyawisata, pengalaman semacam ini diperoleh dengan mengajak kelas ke objek di
luar kelas dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa.
5. Pengalaman gambar hidup pameran. Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan
siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah.
6. Pengalaman melalui televisi.
7. Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio.
8. Pengalaman melalui lambang visual. Pengalaman ini diperoleh dari segala sesuatu yang diwujudkan
secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran, misalnya lukisan ilustrasi,
karikatur, kartun, poster, potret, slide, dan sebagainya.
9. Pengalaman melalui lambang kata. Pengalaman ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan.

C. Taksonomi Media
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru
dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam
berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian
timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada
pembuatan taksonomi media menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari
berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran
yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 2008. h. 27 ). Karakteristik
media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam
hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk
pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (dalam Sadiman, dkk., 1990. h. 27 ) juga
mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan
situasi belajar tertentu.
Arsyad (2002) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan
teknologi, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-masing
kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Rudi Bretz (1977. Dalam buku Media Pendidikan, Karangan Dr. Arief Sadiman M.Sc. dkk. h. 20)
mengklasifikasi ciri utama media pembelajaran pada tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak.
Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol. Usaha-
usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan
simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan
media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8
kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media
visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Beberapa ahli yang lain , membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus
pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya,
mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada
7 macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak,
gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi
13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga
belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media
cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai,
televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami
perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut,
Arsyad (dalam buku Media Pembelajaran, karangan, Prof. Dr. Azhar Arsyad. Th. 2009. h.29-32)
mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi
audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak
dan komputer. .

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan


mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat
pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang
disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pebelajar, akan sangat
menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran

BAB III
PEMBAHASAN

A. JENIS DAN KLASIFIKASI MEDIA

Pada dasarnya media yang banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah media
komunikasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian ini. Salah satu cara
diantaranya ialah dengan menekankan pada teknik yang dipergunakan dalam pembuatan media
tersebut. Sebagai contoh, seperti gambar, fotografi, rekaman audio, dan sebagainya. Ada pula yang
dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan. Contoh, ada penyampaian yang
disampaikan melalui siaran televisi dan melalui optik. Berbagai bentuk presentasi media yang kita terima,
membuat kita sadar bahwa kita menerima informasi dalam bentuk tertentu. Pesan-pesan tersebut dapat
berupa bahan cetakan, bunyi, bahan visual, gerakan, atau kombinasi dari berbagai bentuk informasi ini.
Masih banyak ciri yang membedakan media yang satu dengan yang lain, sehingga
tidaklah mudah untuk menyusun klasifikasi tunggal yang mencakup semua jenis media. Faktor
lain yang juga mempersulit klasifikasi ini ialah untuk menentukan mana yang termasuk dan
mana yang tidak termasuk media. Sebagai contoh, beberapa ahli membedakan antara media
komunikasi dan alat bantu komunikasi. Yang menjadi dasar utama dari pembedaan ini ialah
apakah suatu sarana komunikasi dapat menyampaikan program secara lengkap atau
tidak.
Berdasarkan pembedaan ini, film dapat digolongkan sebagai media, karena film dapat
menyampaikan pesan yang lengkap selama waktu putarnya. Sedangkan Over Head Transparansi (OHT)
digolongkan sebagai alat bantu saja, karena OHT tidak dapat berdiri sendiri. Hal tersebut hanya dapat
digunakan oleh instruktur untuk membantu menerangkan pembelajarannya. Walaupun pendapat ini
masuk akal, tetapi di sini kita akan membahas media dalam perspektif yang lebih luas, yaitu semua alat
atau bahan yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan pengertian media
pembelajaran sebelumnya.
Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan mengklasifikasi media
penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media
audio visual diam, dan media audio visual gerak. Kemudian dapat kita teliti media ini untuk membedakan
proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara atau gambar itu kita terima, apakah
melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi. Kita akan keempat
cara ini sebagai cara penyajian dari sebuah media.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita mendapatkan
suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu:

1. Kelompok Kesatu. Media Grafik, Meliputi : Media Grafis, Bahan Cetak dan Gambar
Diam
a. Media Grafis.
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat
simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah:
bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam
bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan
serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan
ringkasan visual suatu proses, grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain :
1) Grafik, 2) Diagram, 3) Bagan, 4) Sketsa, 5) Poster, 6) Papan Flanel, 7) Bulletin Board.
 Kelebihan Media Grafis
 Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
 Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
 Pembuatannya mudah dan harganya murah.
 Kelemahan Media Grafis
 Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
 Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

b. Media Bahan Cetak


Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing
atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini
diantaranya adalah :
1) Buku Teks, 2) Modul, 3) Bahan Pengajaran Terprogram.

 Kelebihan Media Bahan Cetak


 Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
 Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-
masing.
 Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
 Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
 Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
 Kelemahan Media Bahan Cetak
 Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
 Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
 Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.
c. Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses
fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.
 Kelebihan Media Gambar Diam
 Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.
 Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.
 Pembuatannya mudah dan harganya murah.

 Kelemahan Media Gambar Diam


 Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.
 Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.

2. Kelompok Kedua. Media Proyeksi Diam, Meliputi : OHP/OHT, Opaque Projector,


Slide, dan Filmstrip.
Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu
(misal proyektor) dalam penyajiannya. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat
disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara
penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan
obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya
memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan
keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan
untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan
teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada
jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan
kebutuhan.
a. Media OHP Dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi
yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya berukuran
8,5 X 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
1. Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat ditulisi atau digambari secara
langsung dengan menggunakan spidol.
2. PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau
gambar dengan menggunakan mesin photocopy.
3. Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan
menggunakan mesin thermofax. OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.

 Kelebihan Media OHT/OHP


 Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.
 Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
 Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
 Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
 Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
 Program OHT dapat digunakan berulang-ulang.

 Kelemahan Media OHT/OHP


 Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya.
 OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak
bisa diproyeksikan melalui OHP.
 Urutan OHT mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.

b. Media Opaque Projektor


Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-
model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak
memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan.

c. Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut
dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang
terbuat dari karton atau plastik.

 Kelebihan Media Slide


 Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat
dipadukan dengan unsur suara.
 Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit.
 Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
 Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.

 Kelemahan Media Slide


 Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.
 Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
 Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
 Hanya dapat menyajikan gambar yang diam.

d. Media Filmstrip
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada
dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan
satu kesatuan.
Kelebihan filmstrip dibanding film slide adalah media filmstrip mudah penggandaannya karena
tidak memerlukan bingkai, juga frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena merupakan satu
kesatuan. Akan tetapi pengeditan dan perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus
dilakukan di laboratorium khusus.

3. Kelompok Ketiga. Media Audio, Meliputi : Media Radio, Media Alat Perekam Pita Magnetik
Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang
disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang
melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri
sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan
jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat
mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi
masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik
dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).

a. Media Radio
Radio adalah media audio uang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang
elektromagnetik dari suatu pemancar.

 Kelebihan Media Radio


 Memiliki variasi program yang cukup banyak.
 Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.
 Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.

 Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok
digunakan untuk pengajaran bahasa.
 Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak.
 Harganya relatif murah.

 Kelemahan Media Radio


 Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
 Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendengarkannya.
 Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar
siswa secara individual.

b. Media Alat Perekam Pita Magnetik


Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya
melalui proses perekaman kaset audio.

 Kelebihan Media Alat Perekam Pita Magnetik


 Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
 Mengembangkan daya imajinasi siswa.
 Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
 Penggandaan programnya sangat mudah.

 Kelemahan Media Alat Perekam Pita Magnetik


 Daya jangkauannya terbatas.
 Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.

4. Kelompok Keempat. Media Audio Visual Diam, Meliputi : media sound slide (slide suara), film strip
bersuara, dan halaman bersuara
Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera
pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau
sedikit memiliki unsur gerak.
Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam.
Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada media audiovisual diam.

5. Kelompok Kelima : Film (Motion Pictures)


Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures)
yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

 Kelebihan Media Film


 Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh siswa.
 Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
 Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
 Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
 Memebrikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

 Kelemahan Media Film


 Harga produksinya cukup mahal.
 Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
 Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
 Memerlukan penggelapan ruangan.

6. Kelompok Keenam. Televisi, Meliputi : Televisi terbuka (open boardcast television), televisi siaran
terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/CCTV), dan video-cassette recorder (VCR).
Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama
dengan film).
a. Media Televisi Terbuka
Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang penyampaian pesannya melalui
pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh pemirsa
melalui pesawat televisi.

Kelebihan Media Televisi Terbuka


1. Informasi/pesan yang disajikannya lebih aktual.
2. Jangkauan penyebarannya sangat luas.
3. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
4. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
5. Mengatasi keterbatasan ruangdn waktu.
6. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kelemahan Media Televisi Terbuka
1. Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai kebutuhan.
2. Sifat komunikasinya hanya satu arah.
3. Gambarnya relatif kecil.
4. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
b. Media Televisi Siaran Terbatas (TVST)
TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistribusikan
melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio,
misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-
kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas.
Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya adalah
komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui
intercom), kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahannya adalah
jangkauannya relatif terbatas.
c. Media Video Cassette Recorder (VCR)
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset
video, dan penayangannya melalui pesawat televisi; sedangkan media film, perekaman gambarnya
menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke layar.
kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini memiliki kelebihan lainnya
yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya adalah jangkauannya terbatas.
7. Kelompok Ketujuh : Multi Media
Multi media merupakan suatu sistem penyempaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan
belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan
cetak, bahan audio, dan bahan audio visual.

 Kelebihan Multi Media


 Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
 Dapat menghilngkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih bervariasi.
 Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.

 Kelemahan Multi Media


 Biayanya cukup mahal.
 Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.

BAB IV
KESIMPULAN

Pengertian tentang media pembelajaran adalah segala sesuatu yang


menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari
sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi
lebih efektif.
Dalam awal perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar,
media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap
dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi
komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar
dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
Taksonomi media pembelajaran telah dilakukan oleh para ahli dengan dasar pertimbangannya
masing-masing. Duncan dan Scrhamm mengelompokkan media berdasarkan kerumitan dan biaya.
Sedangkan Gagne dan Briggs, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus
pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Rudy Bretz,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi
berdasarkan pemanfaatan dan perkembangan teknologi dilakukan oleh Arsyad dan Seels & Glasgow.
Walaupun demikian, belum ada taksonomi media yang baku, berlaku umum dan mencakup segala
aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Pengelompokan media yang sudah
ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya,
sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
Setiap jenis media memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai
segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya
oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk
penggunaannya untuk mengatasi kondisi pembelajaran).
Tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem
taksonomi) media yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan
mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang
tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar, Prof. Dr. Ed. 11,2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: RajaGarafindo Persada..
Asyhar H.Rayandra, Dr.rer.nat.M,Si.2011.Kreatif Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Press
Kustandi Cecep,M.Pd & Sutjipto Bambang,Drs.M.Pd. 2011.Media Pembelajaran;Manual dan
Digital Bogor : Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai