Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA VIII

PUMPING TEST 2
Dosen Pembimbing : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si
Asisten Dosen : Retno Hatmanti Wilujeng

Oleh :
Nadya Aulia Rahma
160722614643
Off H/2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep Pumping Test.
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan Pumping Test meggunakan metode
Chou dan Thei Recovery
3. Mahasiswa bisa menganalisis hasil perhitungan Pumping Test metode Chou dan
Thei Recovery

II. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Penggaris.
2. Laptop.
3. Kalkulator.
4. Alat tulis

BAHAN :
1. Kertas A4
2. Kertas semi log
3. Data drawdown hasil pumping test

III. DASAR TEORI


Pumping Test disebut juga dengan uji akuifer. Uji akuifer ini untuk
mengetahui ketetapan akuifer seperti koefisien permeabilitas dan koefisien
penampungan (storage coefficient). Jika koefisien permeabilitas itu digunakan
sebagai koefisien transmisibilitas (Koefisien permeabilitas dikali dengan tebal
akuiher), maka perhitungannya akan lebih mudah (Mori dkk., 1999).
Untuk mendapatkan hasil uji akuifer yang baik maka diperlukan kondisi-
kondisi sebagai berikut (Mori dkk., 1999) : Sumur pembuangan sebisa mungkin
mempunyai konstruksi yang dapat mengeluarkan air tanah dari seluruh akuifer yang
akan diuji. Permukaan air tanah sumur pembuangan harus terlihat baik pada sumur-
sumur pengamatan. Saringan sumur pembuangan dan sumur-sumur pengamatan
harus dipasang pada akuifer yang sama. Sumur-sumur pengamatan harus terletak
pada bagian atas dan bawah dari gradien hidrolik dengan sumur pembuangan
sebagai titik pusat. Rumus yang diterapkan untuk uji akuifer itu dibagi dalam 2
metode, yakni rumus tidak keseimbangan dengan konsep waktu dan rumus
keseimbangan tanpa konsep waktu.

Pemompaan Uji Penurunan Bertingkat/ Uji Surut Muka Air Secara Bertahap (Step
draw-down test). Air dapat dipompa secara terus menerus dari sumur artinya kondisi
besarnya pemompaan yang tetap dapat diperoleh pada permukaan air yang tetap. Jadi
air yang keluar dari sumur diperkirakan terjadi pada penurunan permukaan air dan
umumnya air yang keluar itu sama dengan besar pemompaan (Todd, 1959). Selama
waktu pemompaan itu kecil, kapasitas spesifik air yang keluar yakni besar pemompaan
per-satuan penurunan permukaan air relatif besar. Tetapi jika pemompaan menjadi
besar, maka besarnya air yang keluar tahap demi tahap menjadi kecil dan terkadang
banyaknya pasir dan lumpur dalam air yang dipompa meningkat yang disebabkan oleh
pergerakan yang terdapat dalam akuifer (Todd, 1959).

Metode Chow

Metode ini merupakan pengembangan dari metode Theis yang mempunyai


ketidak akuratan dalam pertampalan antara kurva baku dan kurva data. Metode ini tidak
dibatasi oleh harga r yang kecil dan harga t yang besar seperti yang dimiliki metode
Jacob. Metode Chow menggunakan data drawdown dari sumur observasi yang di plot
pada kertas semilog. Nilai s dan t diperbolehkan satu siklus log.

Dengan:
T = transmisivitas (m2/hari)
S = koefisien storage
s = drawdown (m)
Q = debit pemompaan (m3/hari)
r = jarak sumur pemompaan (m)
Metode Theis Recovery

Metode ini menggunakan data residual drawdown (s’). Data ini merupakan data
kenaikan muka air tanah ketika pompa dimatikan. Residual drawdown menggambarkan
perbedaan antar tinggi muka air mula-mula sebelum pemompaan dimulai dengan tinggi
muka air pada waktu t’ setelah pompa dimatikan.

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Lakukan perhitungan pumping test metode Chow.
3. Lakukan perhitungan pumping test metode Theis Recovery
4. Lakukan perhitungan nilai pumping test melalui metode yang ditentukan.
5. Analisis hasil perhitungan metode Chow dan Theis Recovery.
6. Menyusun laporan praktikum.

V. DIAGRAM ALIR

Siapkan alat dan bahan.

Lakukan perhitungan pumping test metode Chow.

Lakukan perhitungan pumping test metode Theis Recovery

Lakukan perhitungan nilai pumping test melalui metode yang


ditentukan.

Analisis hasil perhitungan metode Chow dan Theis


Recovery.

Menyusun laporan praktikum.


VI. HASIL PRAKTIKUM
1. Perhitungan metode Chow sumur A, B, C. Dan Perhitungan metode Theis
Recovery sumur A, B, C. (terlampir)
2. Kurva metode Chow sumur A, B, C pada kertas semi log. (terlampir)
3. Kurva metode Theis Recovery sumur A, B, C pada kertas semi log. (terlampir)

VII. PEMBAHASAN
Pumping test perhitungan drawdown tiga buah sumur menggunakan metode
Chow dan Theis Recovery. Perhitungan pumping test dilakukan untuk dapat
menganalisis kemampuan sumur didalam menampung air tanah. Perhitungan
metode Theis Recovery memerlukan kurva baku yang berfungsi sebagai alat
pembantu penilaian data. Hasil perhitungan Theis Recovery diperoleh nilai
transmisivitas sumur A sebesar 430,71m²/hari, sumur B sebesar 446,6 m²/hari, dan
sumur C juga didapatkan nilai sebesar 187,76 m²/hari.
Hasil dari perhitungan Chow diperoleh nilai transmisivitas sumur A sebesar
286,62 m²/hari, sumur B sebesar 315,47 m²/hari dan sumur C didapatkan nilai
sebesar 423,5 m²/hari. Nilai transmisi sumur A yang paling kecil dibandingkan
dengan sumur B dan C. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi kedalaman
sumur serta kondisi litologi bawah tanah pada sumur. Hasil perhitungan nilai
koefisien storage dari yang terbesar pada sumur C yaitu 2,5. Perhitungan
menggunakan metode Chow dapat dilihat bahwa C mampu menyimpan air paling
banyak.
Perbedaan dari kedua metode ini ialah pada metode Theis Recovery
menggunakan kurva baku untuk menentukan nilai data sumur. Kurva baku yang
digunakan pada melaksanaan metode Theis Recovery ini dapat menyebabkan hasil
data penilaian yang berbeda disebabkan oleh presepsi pembaca setiap orang yang
berbeda. Metode Chow tidak menggunakan kurva baku dalam penentuan nilai data
sumur dalam perhitungannya. Metode Jacob yang dapat dilakukan secara langsung
lebih mempersingkat waktu. Dalam pembacaan setiap orang memiliki tingkat
keakuratan yang berbeda beda. Dalam penentuan nilai S setiap orang memiliki
presepsi yang berbeda dikarenakan faktor peletakan garis pemotong siklus air yang
tidak sama.
VIII. KESIMPULAN
Perhitungan pumping test dilakukan untuk dapat menganalisis kemampuan
sumur didalam menampung air tanah. Nilai transimisivitas dan stronge metode
Metode Theis Recovery dan Chow memiliki nilai yang berbeda disebabkan oleh
perbedaan karakteristik penilaian. Perhitungan menggunakan metode Theis
Recovery dapat dilihat bahwa sumur C mampu menyimpan air paling sedikit. Hasil
perhitungan metode Chow sumur C mampu menyimpan air lebih banyak dari pada
sumur A dan B.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pengelolaan dan Pendayagunaan Air Tanah, 2008. Pedoman Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pemboran Sumur Uji Produksi di Wilayah Pamali
Juwana.
Masitoh, Ferriyati. 2016. Panduan Praktikum Geohidrologi. Universitas Negeri
Malang.
Mori, Kiyotoka dkk. 1999. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta. Penerjemah: L. Taulu, Editor: Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku
Takeda.
Todd, D.K., 1959. Groundwater hydrology. John Wily & Sons, Inc., New York.
X. LAMPIRAN
1. Perhitungan metode Chow sumur A, B, C dan Perhitungan metode Theis
Recovery sumur A, B, C.
2. Kurva metode Chow sumur A, B, C pada kertas semi log.

3. Kurva metode Theis Recovery sumur A, B, C pada kertas semi log.

4.

Anda mungkin juga menyukai