Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


GEOHIDROLOGI

Dosen Pengampu : Ferriyati Masitoh, S.Si, M.Si

ACARA 4

PUMPING TEST 2

Disusun oleh :
NAMA : ARVIAN AMIRUDIN
NIM : 170722637078
OFFERING : G 2017
ASISTEN PRAKTIKUM : Ilyas Roys Syafii

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
S1 ILMU GEOGRAFI
2019
ACARA 4

PUMPING TEST 2

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami mengenai jenis aliran airtanah dan metode
uji pemompaan airtanah yang diterapkan
2. Mahasiswa dapat mengolah data uji pemompaan airtanah menggunakan
Metode Chow dan Theis Recovery

II. DASAR TEORI


Analisis debit airtanah dapat dilakukan dengan uji pompa, bertujuan
selain untuk mengetahui kemampuan sumur bor dalam memproduksi airtanah
juga mengetahui kelulusan lapisan pembawa air (akuifer) (Bisri, 2012). Uji
pompa adalah memompa air dari suatu sumur dengan debit tertentu, mengamati
penurunan muka air selama pemompaan berlangsung dan mengamati
pemulihan kembali muka air setelah pompa dimatikan sesuai dengan selang
waktu tertentu. Uji pompa dapat dibagi menjadi dua yaitu pengujian sumur dan
pengujian akuifer. Dari pengukuran debit (Q) dan penurunan muka air (s), maka
akan diperoleh kapasitas jenis sumur (specific discharge) atau sebaliknya
penurunan jenis sumurnya. Kapasitas jenis sumur merupakan ukuran
kemampuan produksi suatu sumur. Tujuan pengujian sumur yaitu untuk
menetapkan kemampuan sumur yang akan diproduksi (Bisri, 2012).
Storage Coefficient atau koefisien penyimpanan didenifisikan sebagai
volume air yang dilepaskan atau disimpan tiap satuan luas penampang yang
tegak lurus 30 permukaan akuifer pada tiap perbedaan head hidraulik pada
permukaan tersebut. Koefisien penyimpanan merupakan suatu besaran tanpa
satuan yang melibatkan volume air dalam akuifer. Storage Coefficient atau
storativitas adalah koefisien cadangan air bawah tanah yang dapat disimpan
atau dilepaskan oleh suatu akuifer setiap satuan luas akuifer pada satu satuan
perubahan kedudukan muka air bawah tanah atau bidang piezometrik. (Todd,
1995).
Koefisien Transmisivitas adalah besar aliran di bawah gradien hidrolik
yang sama, melalui suatu penampang pada seluruh tebal akuifer. Definisi ini
berarti banyaknya air yang dapat mengalir melalui suatu penampang akifer
sebesar satu satuan panjang selama satu hari. Metode pemulihan Theis pada
prinsipnya adalah mengamati pemulihan kembali muka air tanah. Dalam
metode ini dikenal istilah residual drawdown.

CHOW METHOD
Metode ini merupakan pengembangan dari Metode Theis yang
mempunyai ketidak akuratan dalam penampalan antara kurva baku dan kurva
data. Metode Chow tidak dibatasi oleh harga r yang kecil dan t yang besar,
seperti yang dimiliki Metode Jacob. Kemudian nilai S dan T didapat dari
persamaan berikut:

𝑠
F (u) =
Δs

𝑄
T=
4𝑥𝜋𝑥𝑆

4𝑥𝑇𝑥𝑡𝑥𝑢
S=
𝑟2

Dimana:

T = Transmisivitas (m2/hari) s = s terpilih


Q = Debit pemompaan t = t terpilih
(m3/hari) r = Jarak pizometer ke sumur (m)
S = Storativitas selama pemompaan
(Sulianto & Setiono, 2015)

THEIS RECOVERY
Saat pompa dimatikan setelah uji pemompaan, permukaan air didalam
sumur dan atau piezometer akan mulai naik. Kenaikan kedalaman air ini dikenal
sebagai drawdown sisa, s'. Hal ini dinyatakan sebagai perbedaan antara kedalaman
muka air asli sebelum dimulainya pemompaan dan kedalaman muka air yang
diukur pada suatu waktu setelah penghentian pemompaan. Gambar di bawah ini
menunjukkan perubahan kedalaman muka air dengan waktu selama dan setelah uji
pemompaan. Pengukuran uji pemulihan memungkinkan unuk menghitung
transmisivitas akuifer, sehingga memberikan checking independen terhadap hasil
uji pemompaan.

Theis (1935) mengembangkan metode ini untuk mendapatkan nilai


transmisivitas (T). Metode ini mudah dilakukan karena tidak membutuhkan sumur
pantau ketika uji pompa. Sumur yang dipompa sekaligus dijadikan sumur pantau.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai transmisivitas adalah sebagai
berikut:

2,30 𝑥 𝑄
T=
4 𝑥 𝜋 𝑥 Δs`

Dimana:

T = Transmisivitas (m2/hari)
Q = Debit pemompaan
s’ = Selisih kenaikan residual
drawdow
III. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Alat tulis
b. Penggaris
c. Kalkulator
2. BAHAN
a. Data drawndown Data drawdown hasil pumping test Chow Method
b. Data drawdown hasil pumping test Theis Recovery Method
c. Kurva baku untuk mencari u dan W(u)
d. Kertas Semi-Log

IV. LANGKAH KERJA

Chow Method
1. Melakukan plot data drawdown (s) ke sumbu vertical dan data waktu (t) pada
sumbu horizontal pada kertas semilogaritma. Plot data dilakukan pada WELL A,
WELL B, dan WELL C.
2. Menarik garis lurus Menarik garis lurus berdasarkan sebaran plot drawdown (s)
terhadap waktu (t)
3. Menentukan 1 titik tertentu untuk mendapatkan nilai s dan t (terpilih)
4. Menghitung selisih drawdown (Δs) dalam 1 siklus logaritma
𝑠
5. Menghitung nilai F(u) dengan rumus F(u) = , dimana s adalah s terpilih
Δs

dan Δs adalah selisih s dalam 1 siklus


6. Melakukan plot nilai F(u) di sumbu vertical sesuai dengan nilai F(u) hasil
perhitungan pada kurva baku Chow
7. Menarik garis lurus horizontal dari sumbu F(u) ke kanan hingga bertemu dengan
kurva u (garis lengkung). Kemudian, tarik vertical ke bawah sesuai titik
pertemuan F(u) dengan u maka didapat nilai W(u)
𝑄
8. Menghitung nilai Transmissivity (T) dengan persamaan: T =
4𝑥𝜋𝑥𝑆
4𝑥𝑇𝑥𝑡𝑥𝑢
9. Menghitung Storage Coefficient (S) dengan persamaan: S =
𝑟2
Theis Recovery Method
1. Membuat tabel dengan 4 kolom yang berisi t (waktu), t`(selisih t dan t0), t/t’, dan
s`(data residual drawdown Theis Recovery)
2. Melakukan plot data t/t’ pada sumbu horizontal dan s` pada sumbu vertical di kertas
semilogaritma
3. Menarik Menarik garis lurus berdasarkan sebaran plot data residual drawdown (s`)
terhadap t/t’
4. Menghitung selisih data residual drawdown (Δs`) dalam 1 siklus logaritma
2,30 𝑥 𝑄
5. Menghitung nilai Transmissivity (T) dengan persamaan: T =
4 𝑥 𝜋 𝑥 Δs`

V. HASIL
1. Kurva Chow Method Sumur A, B, dan C (Terlampir)
2. Perhitungan F(u), Transmissivity (T), dan Storage Coefficient (S) Chow Method
(Terlampir)
3. Kurva baku Chow Method (Terlampir)
4. Tabel t, t`, t/t`, dan s` Theis Recovery Method (Terlampir)
5. Kurva Theis Recovery Method Sumur A, B, dan C (Terlampir)
6. Perhitungan Transmissivity (T) Theis Recovery Method (Terlampir)

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Bisri, M. 2012. Air Tanah Studi tentang pendugaan Air Tanah, Sumur Airtanah, dan
Upaya dalam Konservasi Airtanah
Harjito. 2014. Metode Pumping Test sebagai Kontrol untuk Pengambilan Airtanah
Secara Berlebihan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 6(2) pp. 138-
149
Todd, David K.. 1995. Groundwater Hydrology Second Edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai