PANDUAN PELAYANAN Ponek
PANDUAN PELAYANAN Ponek
A. Definisi
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu
melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena
B. Ruang Lingkup
C. Tata Laksana
Pelayanan Kehamilan
1. Pemeriksaan ANC
Prosedurnya :
1. Buatkan status Ibu (buku KIA atau kartu ibu) untuk pasien baru
1
e. Ukur fundus uteri
- Pemeriksaan HIV
- Pemeriksaan BTA
ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
- Kesehatan ibu
persalinan
2
- Asupan gizi seimbang
- KB Pasca bersalin
- Imunisasi TT
(Brain booster).
2. Pemeriksaan Leopold
Prosedurnya :
LEOPOLD I
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
3. Angkat jari telunjuk kiri ( dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
ibu.
4. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.
3
LEOPOLD II
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar
3. Geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
LEOPOLD III
1. Atur posisi penderita pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki
ibu
2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu,
LEOPOLD IV
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
2. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-
4
3. Perhatikan sudut-sudut yang dibentuk oleh jari-jari (konvergen atau
divergen)
4. Setelah itu ,pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
pinggang bayi)
jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
hamil
Prosedurnya :
1. wilayah kerja
5. Persiapan kelas ibu hamil , mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai
8 bulan
6. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitator dan
5
Menetukan waktu pertemuan yang disesuaikan dengan kesiapan ibu
Prosedurnya:
benar.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau
darah dalam waktu 1 jam. Bila tetap maka berarti ada kenaikan
bawah.
6
Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan
operatif
Prosedurnya :
tertutup):
– Kateter nelaton
– Gunting episiotomi
10 U
Lain-Lain
– Partograf
digunakan di kabupaten
– Pena
– Thermometer
7
– Pita ukur
– Fetoskop
– Stetoskop
– Tensimeter
persalinan
– kantong plastik
– Set infus
– 3 ampul oksitosin 10 U
dalam 25ml)
8
Bahan-Bahan untuk Penjahitan episiotomi :
jarumnya
– 20ml Lidokain 1%
– Pemegang jarum
– Pinset
– Jarum jahit
Prosedurnya
2. Sexio Caesar
Prosedurnya :
Persiapan pasien
6. obat anestesi
LANGKAH-LANGKAH
9
4. memberitahu dokter bahwa pasien sudah siap
Pelayanan Nifas
Prosedurnya :
2) Tanyakan pada ibu atau keluarga jika ada masalah tentang ibu dan
bayinya.
4) Pakai sarung tangan steril bila melakukan kontak dengan darah atau
5) Periksa tanda – tanda vital ibu (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan
darah). Periksa payudara ibu amati bila puting retak atau infeksi payudar
Lochea yang pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna
coklat, dan pada hari ke 8 -10 menjadi sedikit dan berwarna merah
mudah.
hari ketiga.
10
9) Cuci tangan dan periksalah bayi. Periksa tali pusat bayi setiap kali
kunjugan. Tali pusat harus tetap kering dan ibu diberitahu cara merawat
10) Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada ibu tentang pemberian
ASI. Misalnya bayi tidak mau menyusui , waktu jaga, cara bayi
11) Perhatikan warna kulit bayi apakah ada ikterus atau tidak.
12) Bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin perhatikan bayi menyusui
dengan baik
Jika ada hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu atau bayinya
ke rumah sakit.
Prosedurnya :
PEMERIKSAAN
N
FISIS YANG KEADAAN NORMAL
O
DILAKUKAN
11
atau bisul.
tidak menagis
Hitung denyut
cordis
Lakukan
pengukuran suhu
5 - 36,5 - 37,5 derajat selcius
ketiak dengan
thermometer
6 pertama.
menangis
12
Lihat mata
7 - Tidak ada kotoran atau sekret
Lihat bagian
langit – langit
pusat
PEMERIKSAAN
DILAKUKAN
11 kaki
13
baik atau bengkok kedalam atau
keluar
- Hindari
- Tanyakan pada
sudah bab
14
usia 2 minggu umumnya telah
panjang badan 52 cm
15
Dan lingkar - Lingkar kepala normal 33 – 37
kepala bayi cm
Kembang (SDIDTK)
Prosedurnya :
1. Alat
- Ballpoint
15
- Tensimeter
- Meteran
- Pita Lila
- Doppler
- Leanec
2. Bahan
- Kartu ibu
1. Identitas Keluarga
6. Keterangan lahir
7. Pemeriksaan neonatus
9. Pemberian vitamin A
Masa Antenatal
Prosedurnya :
16
Persiapan pasien dan alat/obat
a. Persetujuan tindakan
LANGKAH-LANGKAH
dengan antibiotik.
Lakukan pendokumentasian
Prosedurnya :
Persiapan pasien
LANGKAH-LANGKAH
17
3. segera tansfusi darah bila pasien anemia
4. setelah ada rencana tindakan beritahu pasien atas tindakan yang akan
dilakukan
lakukan pendokumentasian
Preeklampsi / Eklampsi.
Prosedurnya :
lakukan pendokumentasian
Prosedurnya :
18
3) beri obat antikonvulsan(magnesium sulfat)
Masa Intranatal
Prosedurnya :
PERSIAPAN PASIEN
LANGKAH-LANGKAH
3. Berikan 02
19
7. Bila gawat janin karena dari ibu dengan demam segera terapi dengan
antibiotic
Prosedurnya:
PERSIAPAN ALAT
2. oksitosin
LANGKAH-LANGKAH
4. Pantau his dan djj tiap 30 menit dan TTV tiap 4 jam
Seksio sesarea
Prosedurnya :
Persiapan pasien
20
4) Persiapan alat dan obat
6) obat anestesi
LANGKAH-LANGKAH
Prosedurnya :
PERSIAPAN PASIEN
-Infont consent
LANGKAH-LANGKAH
lakukan pendokumentasian
21
Plasenta manual
Prosedurnya :
Persiapan pasien:
2. Persiapan alat:
6. obat uterotonika
7. set partus
8. wadah plasenta
9. kateter nelaton
LANGKAH-LANGKAH
tangan seperti memberi salam dan tangan kiri menahan pundus uteri.
22
9. kontaminasi alat dengan larutan larutan klorin
Prosedurnya :
PERSIAPAN ALAT/OBAT
2. spoit 3cc
3. hanscoen steril
4. Oxytosin
5. set hecting
PERSIAPAN PASIEN
LANGKAH-LANGKAH
3. periksa TTV
23
11. segera setelah tindakan rendam alat dalam klorin
Keluarga Berencana
Prosedurnya :
Alat :
a. Tampong Tang
b. Tenakulum
c. Sonde uterus
e. Bibave Spekulum
f. Gunting
i. Lampu sorot
Bahan :
c. Kasa
d. Selimut
e. Betadine 10 %
Atur peralatan dan bahan – bahan yang akan dipakai dalam tempat (
24
Pasien disarangkan untuk mengosongkan kandung kemih
Pakai sarung tangan baru (sekali Pakai) Masukkan spekulum dan usap
untuk menjepit serviks secara hati – hati pada posisi vertikal (jam 10
atau jam 2)
5. Masukkan sonde uterus secara hati – hati pada posisi uterus dan
6. Pasang AKDR :
25
10. Buang bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas
sarung tangan
12. Ajarkan pasien cara memeriksa benang AKDR dan beritahu pasien
13. Beri resep (vitamin dan anlgesik) dan kartu pengunjung jika
memerlukan antibiotik
16. Buat rekam medik dan lengkapi kartun IUD untuk akseptor.
Prosedurnya :
PERSIAPAN ALAT
3. Alat resusitasi
4. lampu pemanas
5. pengisap lender
PERSIAPAN PASIEN
-infont consent
26
LANGKAH-LANGKAH
2. Mencuci tangan
4. nilai bayi bila bayi belum bernafas spontan lakukan VTP dan pemberian
oksigen
5. Lakukan pendokumentasian
hiperglikemi,
Prosedurnya :
a. Subkutan 0,05 – 0,2 u/kg stiap 4-6 jam sambil memonitor kadar GD
pada jam 1,2 dan 4 dan memoitor kadar K setiap 6 jam. Cara ini lebih
27
c. Bolus insulin 0,05 – 0,1 u/kg iv (bias sampai 3 kali bolus). Kemudian
dengan insulin.
d. Bila kadar GD serum masih > 180 mg/dL maka dosis insulin dinaiikan
0,01-0,02 unit/kg/jam.
12. Jika terjadi hipoglikemia, stop infus insulin dan berikan bolus D10% 2
penatalaksaan hipoglikemia
28
14. Dalam keadaan hiperglikemia, pemberian lipid, teofilin, pheniton,
cafein sitrat dan steroid pada bayi lebih baik hentikan atau diturunkan ke
dosis minimum
asfiksia
Prosedurnya :
(lampiran 1).
b. Berikan epinefrin 0,1 - 0,3 ml/kg 1:10000 IV atau melalui ETT (dapat
diulang setiap 3-5 menit) bila Hr , 60 x/menit dan telah mendapat paling
dada.
60ml/kg) bila syok atau ganggua perfusi, dapat jg dengan whole blood
selanjutnya
Prosedurnya :
A. PERSIAPAN :
29
1. Ibu yang akan menyusui
3. Kapas puting
4. Nierbeken
B. PELAKSANAAN
4. Atur posisi ibu (dalam keadaan yang rileks, baik posisi duduk ataupun
tidur memiring)
pada perut ibu memegang tubuh bayi hingga bokong sedangkan tangan
ibu yang satunya lagi menyokong payudara agar areola dan puting
menyusui
10. Bayi anjurkan kepada ibu untuk menyendawakan bayi dengan posisi
punggung bayi.
30
13. Ibu dan bidan mencuci tangan
Prosedurnya :
a. Persiapan
1. kapas puting
2. baju kangguru
b. Pelaksanaan
1. Pastikan Ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan siapkan semua peralatan
5. Palingkan kepala bayi ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit
menengadah.
6. Posisikan paha bayi dalam posisi fleksi dan ekstensi seperti “kodok”,
7. Ikatkan kain dengan kuat agar saat Ibu bangun dari duduk bayi tidak
tergelincir, dan pastikan ikatan yang kuat dari kain tersebut menutupi si
bayi.
8. Lakukan pengukuran suhu tubuh bayi setiap satu jam sekali pada saat
31
9. Awasi frekuensi pernapasan bayi, bila terjadi periode apnoe (tidak
bernafas) dengan ≥ 20 detik dan bibir bayi menjadi biru segera lakukan
tindakan resusitasi
Resusitasi Neonatus,
Prosedurnya :
3. Pada persalinan yang diduga beresiko tinggi, dihadiri oleh minimal tiga
8. Nyalakan pengisap lender mekanik (tekanan diatur pada 100 mmHg, bila
10. Bungkus bayi dengan plastic polyetilen sampai setinggi leher bila bayi BB
32
11. Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka
12. Pasang oksimetri pada tangankanan bayi untuk menilai oksigenasi (karena
15. Bersihkan jalan napas dengan menghisap mulut terlebih dahulu kemudian
penghisap).
17. Bila bayi bernapas spontan dan teratur, HR > 100x/menit, tidak ada
19. Bila bayi cukup bulan cukup bulan lebih baik dilakukan resusitasi dengan
20. Bila HR <60 x/menit walaupun telah mendapat VTP dan kompresi dada,
berikan epinefrin 1: 10000 0,1 - 0,3 ml/kg (0,01-0,03 mg/kg) IV atau 0,3
21. Bila syok hipovolemik (pucat, nadi lemah) dapat diberikan NaCl 0,9% 10
22. Bila ditemukan tanda atau hasil AGD asidosis metabolic, berikan NaBic
mEq/kg/menit
33
23. Lakukan penilaian selama proses resusitasi dan jangan lupa mencatat nila
24. Selesai melakukan proses resusitasi, lakukan penilaian skor gawat napas
25. Bila bayi dalam keadaan stabil, lettakkan bayi di perut ibu (kontak kulit
dengan kulit), kemudian ibu dan bayi diselimuti dengan kain kering dan
26. Pastikan bayi dalam keaddan stabil dan atau dalam keadaan STABLE
ditindaklanjuti.
Sepsis Neonatorum
Prosedurnya :
darah (+), sepsis awitan lambat dengan klinis (+) dan kultur (+) atau bayi
dengan klinis sakit berat dapat diberikan langsung antibiotic lini II.
34
7. Bila didapatkan bahwa penyebab sepsis adalah jamur, dapat diberikan
a. Amphotericin B
b. Fluconazole
9. Pemberian IVIG dosis tunggal 750 mg/kg/dosis pada bayi premature dan
1 gr/kg untuk bayi aterm (bila bayi sakit berat, klinis memburuk dan tidak
berespon dengan pemberian antibakteri sampai lini III serta anti jamur)
11. Berikan bolus NaCl 0,9% 10-20 ml/kg (maks 60 ml/kg) bila terjadi
Aspirasi Mekonium
Prosedurnya :
3. Bayi baru lahir dengan meconium yang kental, dengan apnea atau depresi
napas (tidak bugar) harus diintubasi dan dihisap dengan kateter penghisap
kembali
resusitasi
35
7. Kosongkan isi perut untuk menghindari aspirasi lebih lanjut
pulmonary toilet
12. Dapat dilakukan fisioterapi dada setiap 30 menit sampai 1 jam untuk
Kolestatis
Prosedurnya :
1. Bayi dengan kolelitas tidak boleh dilakukan terapi sinar karena dapat
kolelitas
6. berikan ASI atau susu formula yang mengandung MCT (medium chain
triglycerides),
36
7. hindari pemberian galaktosa dan fruktosa, bila penyebabnya
terutama pada kolestasis ec TPN, post operasi Kasai (ES : diare yang
BBLR
Prosedurnya :
Suhu tubuh normal bayi: diukur dari kulit adalah 36-36,5°C, dari rektal
36,5-37,5°C, sedangkan dari aksila 0,5-1 °C lebih rendah dari suhu rektal
Pengaturan suhu:
Pada bayi dengan berat lahir 1800-2500 gram : dirawat dintempat tidur
Pada bayi dengan berat lahir 1000-1800 gram yang sehat: dirawat di
Pada bayi dengan lahir 1000-1800 gram yang sakit: dirawat di bawah
37
Pada bayi dengan berat lahir < 1000 gram: dapat dirawat di dalam
Hari pertama: pada bayi yang sakit berat terkadang membutuhkan cairan
Pada < 800-1000 gram: membutuhkan tambahan cairan sampai kulit bayi
menjadi matur (5-7 hari). Pemberian cairan (> 160 ml/kg/hari) terkadang
pada NCB
38
Vit.A : diferensiasi sel epitel saluran na[pas dan sintesis pigmen retina
(2000 IU)
Vit.E : Antioksidan
6. Psikososial
ASI
Hipotermi
Prosedurnya :
5. Rawat unkubator bayi yang tidak bugar atau bayi dengan BB < 1800 gr
39
12. Letakkan termometr ditngah aksilla dengan lengan ditempelkan secara
13. Jangan mengukur suhu tubuh bayi lewat rektal, pengukuran hanya
Resusitasi BBL
Prosedurnya :
3. Pada persalinan yang diduga beresiko tinggi, dihadiri oleh minimal tiga
8. Nyalakan pengisap lender mekanik (tekanan diatur pada 100 mmHg, bila
40
10. Bungkus bayi dengan plastic polyetilen sampai setinggi leher bila bayi BB
11. Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka
12. Pasang oksimetri pada tangankanan bayi untuk menilai oksigenasi (karena
15. Bersihkan jalan napas dengan menghisap mulut terlebih dahulu kemudian
penghisap).
17. Bila bayi bernapas spontan dan teratur, HR > 100x/menit, tidak ada
19. Bila bayi cukup bulan cukup bulan lebih baik dilakukan resusitasi dengan
20. Bila HR <60 x/menit walaupun telah mendapat VTP dan kompresi dada,
berikan epinefrin 1: 10000 0,1 - 0,3 ml/kg (0,01-0,03 mg/kg) IV atau 0,3
21. Bila syok hipovolemik (pucat, nadi lemah) dapat diberikan NaCl 0,9% 10
41
22. Bila ditemukan tanda atau hasil AGD asidosis metabolic, berikan NaBic
mEq/kg/menit
23. Lakukan penilaian selama proses resusitasi dan jangan lupa mencatat nila
24. Selesai melakukan proses resusitasi, lakukan penilaian skor gawat napas
25. Bila bayi dalam keadaan stabil, lettakkan bayi di perut ibu (kontak kulit
dengan kulit), kemudian ibu dan bayi diselimuti dengan kain kering dan
26. Pastikan bayi dalam keaddan stabil dan atau dalam keadaan STABLE
Hipotiroid Konginetal
Prosedurnya :
normal
42
5. Konsulkan ke bagian Endokrinologi
usia
N
Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
o
(Pulse)
ada kuat
(Respiratory
43
3 Tonus Otot Lemah Ekstremita Gerakan Prosedurnya
s aktif/ :
refleksi s fleksi
ada k
(Gimace) Mimik
) h
D. Dokumentasi
2. SOP
44
PONEK 24 JAM
A. Definisi
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi, dan section caesaria.
B. Ruang Lingkup
C. Tata Laksana
1) Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas 2 kelas,
antara lain :
Pelayanan Kehamilan
Pelayanan Persalinan
Pelayanan Nifas
(SDIDTK)
45
2) Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan Risiko Tinggi
Masa antenatal
Masa intranatal
Persalinan lama
Ekstraksi Cunam
Sexio Caesar
Episiotomi
Distosia bahu
46
Plasenta manual
Histerektomi
Sukar bernafas
BBLR
Masa Nifas
Keluarga Berencana
1. Pemasangan IUD
2. Pemasangan Implant
Hiperbilirubinemi
Asfiksia
47
hipoglikemi
kejang
sepsis neonatal
Renjatan (shock)
Aspirasi Mekonium
Resusitasi Neonatus,
4) Pelayanan Gynekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan menoragia
Abses Pelvik
HIV-AIDS
Pelayanan Kehamilan
Pelayanan Nifas
48
Asuhan Bayi Baru Lahir (HCU/IMCU)
NICU
Endoskopi
Masa Antenatal
Hipertensi, Preeklamsia/Eklamsia
Kehamilan Metabolik
Kelainan Vaskular/Jantung
Masa Intranatal
Persalinan macet
Ekstraksi Cunam
Sexio Caesar
Episiotomi
49
Kraniotomi dan Kraniosentesis
Blok pudendal
Masa Nifas
Keluarga Berencana
Hiperbillirubin
Asffiksia
trauma kelahiran
hipoglikemi
kejang
Plasenta manual
Sepsis neonatal
Aspirasi mekonium
Koma
IMD
50
Resusitasi Neonatus
4) Pelayanan Gynekologi
Kehamilan ektopik
1) Pelayanan Darah
Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non
tersebut.
(3) Kompetensi
51
Mempunyai sertifikat pengetahuan dan keterampilan tentang :
– Transfusi darah
– Penerimaan darah
– Penyimpanan darah
Dokter Umum
Tenaga Administrator
Pekarya
Ukuran minimal 24 m2
Peralatan Utama
2) Perawatan intensif
Perawatan sepsis
(3) Kompetensi
52
(4) SDM
3) Pencitraan
Radiologi
4) Laboratorium
Kimia
D. Dokumentasi
2. SOP
53
RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI
A. Definisi
Rawat gabung ( rooming – in ) ialah suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu
dirawat dala satu unit.Dalam pelaksanaanya, bayi harus selalu berada di samping ibu
sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal yang baru. Di
lingkungan rumah sakit dan rumah bersalin, sistem perawatan dalam satu ruangan
Istilah rawat gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya
dalam beberapa jam seharinya, misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam
hari bayi dirawat di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modifikasi dalam praktik bahwa pada saat
kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi
dengan pengunjung. Station bayi dibuat dengan dinding kaca agar pengunjung dapat
melihat bayi.
Ada beberapa tujuan dari rawat gabung antara lain sebagai berikut :
1. Bantuan emosional
Setelah menunggu selama 9 bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si
ibu akan sangat senang bahagia bila dekat dengan bayi. Si ibu dapat membelai-
54
2. Penggunaan Air Susu IBu (ASI)
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan
lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara menetekkan sejak
bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari – hari pertama, yang keluar
adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi
akan kurang minum, karena bayi harus kehilangan cairan pada hari – hari
3. Pencegahan infeksi
Pada tempat perawatan bayi di mana banyak bayi disatukan, infeksi silang
sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang.
Bayi yang melekat pada kulit si ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si
ibu. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi
seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi
sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini akan
4. Pendidikan kesehatan
dan nasihat makanan yang baik, merupakan bahan – bahan yang diperlukan si
ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan
manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek dan sesuai
55
1. Aspek Psikologis
Dengan rawat gabung, antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding).
Rasa aman, kasih sayang, dan percaya pada orang lain (basic trust ) merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri pada bayi. Hal ini sangat mempengaruhi
2. Aspek Fisiologis
Dengan rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering
dan menimbulkan reflek prolaktin yang memacu prose produksi ASI dan
Berencana, asal memenuhi syarat yaitu usia bayi belum berusia 6 bulan, ibu
belum haid lagi, dan bayi masih diberikan ASI secara eksklusif.
3. Aspek Fisik
Dengan rawat gabung, ibu dengan mudah menyusui kapan saja bayi
4. Aspek Ekonomi
untuk membuatnya dapat dihemat. Ruang bayi tidak perlu ada dan ruang dapat
digunakan untuk hal yang lain. Lama rawat juga bisa dikurangi sehingga
5. Aspek Edukatif
56
Dengan rawat gabung ibu, terutama yang primipara, akan mempunyai
pengalaman menyusui dan merawat bayinya. Ibu juga segera dapat mengenali
perubahan fisik atau perilaku bayi dan menanyakan pada petugas hal-hal yang
di anggap tidak wajar. Sarana ini dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan
bagi keluarga.
6. Aspek Medis
Dengan rawat gabung, ibu merawat bayinya sendiri. Bayi juga tidak terpapar
samping itu, kolostrum yang banyak mengandung berbagai zat protektif akan
B. Ruang Lingkup
1. Poliklinik Kebidanan
2. Kamar Bersalin
3. Ruangan Perawatan
4. Ruang Follow Up
C. Tata Laksana
1. Di Poliklinik Kebidanan
sebagainya.
57
f. Membantu ibu – ibu yang mempunyai masalah – masalah dalam hal kesehatan
2. Di Kamar Bersalin
b. Kriteria yang diambil sebagai syarat untuk dirawat bersama ibunya adalah:
2. Berat badan lebih dari 2500 gr, kurang dari 4000 gr.
6. Ibu sehat.
c. Dalam jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya untuk
f. Catat pada lembaran pengawasan, jam berapa bayi baru lahir dan jam berapa
3. Di Ruangan Perawatan.
58
b. Waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan ke ruangan lain.
c. Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan
– keadaan yang tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga.
f. Bila ASI masih kurang, boleh ditambahkan air putih atau susu foemula dengan
sendok.
g. Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk
merawat payudaranya.
i. Bila bayi sakit atau perlu diobservasi lebih teliti, bayi dipindahkan ke ruang
j. Bila ibu dan bayi boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang cara –
cara merawat bayi dan pemberian ASI serta perawatan payudara dan makanan
ibu menyusui.
k. Kepada ibu diberikan leaflet mengenai hal tersebut dan dipesan untuk
4. Di Ruang FOLLOW - UP
ASI.
59
4. Memberi nasihat mengeni makanan bayi, cara menyusukan bayi dan
D. Dokumentasi
2. SOP
60
INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI ESKLUSIF
A. Definisi
Segera manaruh bayi didada ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact)
segera setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri.
Apabila bayi sehat diletakkan segera pada perut dan dada ibu setelah lahir untuk
kontak kulit ibu dan kulit bayi, bayi memperhatikan kemampuan yang menakjubkan.
Bayi siaga. Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan ibu yang lembut,
melintas perut ibu mecapai payudara. Bayi mulai menyentuh dan menekan payudara.
sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau kepala bayi pada payudara
meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium, menyentuh
dengan mulut dan menjilat putting ibu. Akhirnya bayi melekat pada payudara dan
B. Ruang Lingkup
1. Kamar Bersalin
2. Ruangan Perawatan
3. Ruang Follow Up
C. Tata Laksana
2. Disarankan untuk tidak atau mengurangi pengguna obat kimiawi saat persalinan.
Dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aromatherapy atau gerakan
61
5. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankanminimum satu jam atau
setelah menyusu awal selesai. keduannya diselimuti. Jika perlu digunakan topi
bayi.
6. Biarkan bayi mencari putting susu ibu. ibudapat merangsang bayi dengan sentuhan
7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu.
8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu yang melahirkan
9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap stetlah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive misalnya suntikan vitamin K dan
10. Rawat gabung-ibu dan bayi dirawat satu kamar selama 24 jam-bayi tetap tidak
dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman prelaktal
menutupi punggung bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
5. Jika inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu ketika
62
dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di
D. Dokumentasi
2. SOP
63
PERAWATAN METODE KANGGURU
A. Definisi
Perawatan Metode Kanngguru adalah Metode perawatan BBLR seperti bayi kangguru
berada dalam kantung kangguru selama diperlukan. bayi berada didalam dekapan ibu
dalam posisi tegak, kepala miring ke kiri atau ke kanan sehingga bayi merasakan
sumber panas secara alami (36-37 C) terus menerus langsung dari kulit ibu ke kulit
bayi serta mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu yang berada dalam
B. Ruang Lingkup
64
C. Tata Laksana
1. Menyampaikan informasi kepada ibu atau keluarga mengapa bayi perlu dirawat
2. Ibu/pengganti ibu membersihkan daerah dada dan perut dengan cara manndi
4. Bayi jangan dimandikan, cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat.
5. Memasang tutup kepala/topi dan popok bayi. Setiap popok bayi basah karena
6. Bayi diletakkan dalam posisi vertical, letaknya dapat ditengah payudara atau
sedikit kesamping kanan/kiri sesuai kenyamanan bayi serta ibu. Saat ibu
– Imunisasi
– ASI Ekslusif
D. Dokumentasi
2. SOP
65
RUMAH SAKIT SAYANG IBU BAYI
A. Definisi
Ruamh Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) adalah rumah sakit pemerintah maupun
B. Ruang Lingkup
2. Rumah Sakit khusus yang menangani ibu dan anak (RS Bersalin dan RS Ibu anak)
C. Tata Laksana
2. Pelayanan di UGD adalah pelayanan pertama bagi kasus gawat darurat obstetric
dan Neonatal yang memerlukan organisasi yang baik (Tim PONEK 24 jam),
pembiayaan termasuk sumber pembiayaan, SDM yang baik dan terlatih, mengikuti
3. Poliklinik adalah pelayanan rawat jalan bagi ibu hamil dan menyusui. Disini tenaga
kesehatan (SpOG, Bidan, Perawat dll) dapat memberikan pelayanan dan konseling
mengenai kesehatan ibu dan bayi termasuk KB, imunisasi, Gizi dan tumbuh
4. Kamar bersalin adalah ruangan tempat ibu melakukan persalinan, dimana selalu
ada bidan jaga 24 jam, yang dilengkapi dengan peralatan resusitasi bayi) dan depo
66
5. Kamar operasi adalah ruangan tempat dilakukan operasi Caesar yang lengkap
episiotomy. Disini juga baiknya tersedia ruangan dan aktivitas senam nifas
D. Dokumentasi
2. SOP
67
PELAYANAN RUJUKAN
A. Definisi
terjadinya pelimpahan tanggung jawab atas problem yang timbul baik secara vertical
maupun horizontal kepada yang lebih mampu. Pelimpahan tanggung jawab tersebut
B. Ruang Lingkup
1. Rujukan Medis
2. Rujukan Kesehatan
3. Rujukan Manajemen
C. Tata Laksana
a) Rujukan Medis
Rujukan Pasien
adalah pengiriman pasien (dalam hal ini Maternal dan Neonatal) dilakukan
oleh unit pelayanan kesehatan yang kurang mampu kepada unit kesehatan yang
kurag mampu kepada unit kesehatan yang lebih mampu akan mengembalikan
dan neonatal.
kerumah sakit.
68
Mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan yang dilaksanakan di dalam
Di rumah sakit
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa segala tindakan yang
perawatan/persalinannya.
Rujukan Laboratorium:
b) Rujukan Kesehatan
Pengirim asisten ahli senior (yang hampir lulus) ke RS kelas C, yang belum ada
spesialisnya.
69
Pengiriman tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, dll) dari RS kelas D dan C
dalam satu bidang keahlian terutama bedah, kebidanan dan penyakit kandungan,
c) Rujukan Manajemen
Pengiriman Informasi
system informasi.
Dapat berupa biaya, tenaga, peralatan dan obat. Dapat berupa permintaan atau
D. Dokumentasi
2. SOP
70