Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Jerman Jepang Fix
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Jerman Jepang Fix
Asuransi Kesehatan
Merupakan suatu keharusan bagi semua yang tinggal di Jerman untuk memiliki
asuransi kesehatan. Hal itu juga berlaku untuk kunjungan ke Jerman sebagai turis wisata
selama beberapa bulan. Kita membutuhkan surat asuransi kesehatan ini ketika melakukan
registrasi /Immatrikulation studi. Saat mendaftarkan diri pada badan asuransi kesehatan, kita
memerlukan tanda pernyataan dari perguruan tinggi bahwa kita adalah pelajar atau telah
diterima di perguruan tinggi tersebut.
Jika seorang pembayar asuransi memiliki keluarga (anak dan pasangan hidup), jumlah
yang harus dibayar tetap sama dengan jika dia seorang diri. Keluarganya ikut dalam
asuransinya tanpa perlu membayar lagi, disebutnya mitversichert. Aturan baru kesehatan di
Jerman, mulai tahun 2004, anggota keluarga yang mitversichert diharuskan membayar biaya
dokter tambahan. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi anak dibawah 18 tahun.
b. TK (Tekniker Krankenkasse)
e. BKK (Betriebskrankenkasse)
Selain dari pada itu adalah asuransi privat. Namun, penting untuk digaris bawahi,
bahwa untuk belajar/Kuliah, pada umumnya diwajibkan untuk memakai asuransi pemerintah.
(Tapi tidak semua universitas atau fachhochschule, dapatkan info mengenai hal ini lebih
detail di universitas masing - masing) Untuk Studienkolleg (persiapan kuliah) banyak yang
dibolehkan menggunakan asuransi privat. (Kadang terbalik, yaitu syarat untuk bisa
1
mendapatkan asuransi pemerintah, harus terdaftar di universitas sebagai student, bukan
student dari studienkolleg)
Jasa untuk tiap asuransi berbeda-beda. Sebaiknya kita menanyakannya pada badan
asuransi dimana kita mendaftar. Dengan asuransi ini kita tidak perlu membayar pemeriksaan
dokter. Bahkan untuk pelajar dan anak-anak dibawah usia 18 tahun, dikenai aturan
pembebasan biaya obat. Bagi para pekerja harus tetap membeli sendiri obat-obatan yang
dibutuhkan. Lain halnya jika kita anggota dari asuransi kesehatan privat, kita harus
membayar segala biaya pemeriksaan baik dokter ataupun jasa kesehatan lainnya terlebih
dahulu, kemudian baru meminta penggantian ke asuransi.
Dokter
Di Jerman sudah umum jika harus membuat janji atau termin untuk pemeriksaan
dokter. Walaupun untuk beberapa dokter umum tinggal datang dan menunggu giliran
dipanggil. Terkadang pada beberapa dokter ahli seperti mata, THT atau kulit, kita harus
menunggu sampai lebih 3 minggu, kecuali jika kasusnya darurat.
Kita dapat membuat termin melalui telpon atau langsung datang ke tempat praktek
dokter. Usahakan untuk datang tepat waktu sekitar 15 menit sebelum termin. Umumnya
keterlambatan menyebabkan kita harus menunggu lama karena giliran kita yang seharusnya
‚dilompati‘ oleh pasien lain yang memiliki termin yang berurutan. Sehingga kita harus
menunggu sampai setelah 2 atau 3 pasien. Belum lagi terkadang resepsionis yang sinis jika
keterlambatan melebihi dari 30 menit. Walaupun hal ini tidak berlaku umum untuk semua
dokter. Untuk mengantisipasinya, jika kita tidak bisa datang tepat waktu, sebaiknya kita
menelpon untuk memberitahukan keterlambatan itu.
Ke dokter mana kita harus pergi? Informasi pertama biasanya dari teman terdekat atau
keluarga. Alternatif lain yang lebih memiliki banyak pilihan adalah mencari di buku telpon.
Hampir semua dokter tertera di buku telpon. Tinggal mencari yang terdekat dengan tempat
tinggal kita lalu menelpon membuat termin dan menanyakan jam prakteknya. Agar semua
data kesehatan anda dapat terkontrol dan terdokumentasi dengan rapi, sebaiknya kita
memiliki dokter umum tetap
Semua dokter di Jerman bekerja dengan komputer dan sistem database yang canggih.
Sistem manajemen data, baik pasien, penyakit dan obat sangat bagus. Mereka mempunyai
pasti data obat berikut kandungannya dan harga di apotek. Kita bisa lebih mudah
mendapatkan obat alternatif yang sama. Jika kita mempunyai obat pribadi dari Indonesia dan
kehabisan, kita dapat menanyakannya ke apotek atau langsung ke dokter untuk dicarikan
gantinya dengan kandungan dan komposisi yang sama.
Bagi yang memiliki anak, setibanya beserta keluarga, kita harus segera membuat
termin dengan dokter anak. Di Jerman, walaupun anak tidak sakit, terdapat pemeriksaan rutin
2
anak yang harus dilakukan sesuai dengan umurnya. Pemeriksaan kesehatan keseluruhan dan
perkembangan anak juga imunisasi.
Pada tahun 2007 diputuskan reformasi sistem kesehatan. Bagian pokoknya ialah dana
kesehatan sentral. Mulai tahun 2009 semua iuran yang disetor kepada badan asuransi
kesehatan wajib, baik oleh karyawan maupun oleh pemberi kerja, disalurkan ke dana
tersebut. Jumlahnya ditambah dengan tunjangan dari fiskus. Per peserta, ke-200 lebih
asuransi kesehatan wajib yang ada menerima sejumlah uang yang pasti dari dana sentral itu.
Badan asuransi kesehatan yang banyak anggotanya adalah orang lanjut usia, penyandang
penyakit kronis dan orang berpendapatan rendah mendapat uang tambahan. Pemerintah
Federal bertujuan agar badan asuransi dalam jangka panjang menjadi lebih otonom dalam
penetapan iuran, dan perbedaan menurut daerah dapat dimungkinkan. Rencana selanjutnya,
besar iuran peserta dilepaskan dari tingkat pendapatan, namun akan adanya faktor
pengimbang sosial. Supaya biaya pemeliharaan kesehatan sedapat mungkin dipisahkan dari
biaya sampingan imbalan kerja, bagian iuran yang dibayar oleh pemberi kerja tidak akan
dinaikkan lagi.
Sistem jaminan hari tua pun dirombak secara mendasar. Asuransi purnakarya yang
diatur oleh undang-undang tetap menjadi sumber pendapatan utama di hari tua, namun
persiapan dana purnakarya oleh perusahaan atau perorangan semakin penting. Dengan
adanya asuransi pelengkap “Riester-Rente”, serta “Rürup-Rente” untuk penyandang profesi
mandiri, telah tercipta model yang memungkinkan pengumpulan dana purnakarya pribadi
yang terjamin oleh modal dan mendapat keringanan pajak. Begitu juga diberi subsidi untuk
pemilikan tempat tinggal di masa purnakarya melalui undang-undang khusus. Pembaruan
tersebut mencakup pula kenaikan usia masuk masa purnakarya dari 65 menjadi 67 tahun.
Mulai tahun 2012 sampai tahun 2035, batas usia itu akan dinaikkan sebanyak satu bulan per
tahun.
3
Model asuransi kesehatan sosial (Social Health Insurance). Model ini dirintis sejak
Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882. Model inilah yang berkembang di beberapa
Negara Eropa, Jepang (sejak 1922) dan kemudian ke Negara-negara Asia lainnya yakni
Philipina, Korea, Taiwan dll. Kelebihan sistem ini memungkinkan cakupan 100% penduduk
dan relatif rendahnya peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Pada abad ke-19 Jerman
telah menjadi negara tujuan bagi sejumlah besar migran. Sejak pertengahan kedua abad ke-
20, jumlah pendatang di Jerman adalah yang terbesar di seluruh Eropa. Pada tahun 1950,
bagian warga asing dalam jumlah penduduk seluruhnya di Republik Federal Jerman hanya
mencapai sekitar 500.000, atau kurang lebih satu persen. Hal itu telah berubah secara jelas:
Dewasa ini sekitar 6,7 juta warga asing tinggal di Jerman, yaitu 8,2 persen dari jumlah
penduduk seluruhnya, di antaranya 2,4 juta warga UE. Kira-kira setiap orang asing kelima
yang tinggal di Jerman lahir di sini, dengan demikian tergolong generasi migran kedua atau
ketiga. Asuransi kecelakaan kerja yang diwajibkan oleh undang-undang merupakan asuransi
tanggung wajib yang dibayar oleh pengusaha untuk pekerjanya. Dengan demikian para
pekerja mempunyai jaminan terhadap akibat kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan.
Hampir semua penduduk Jerman menjadi anggota asuransi kesehatan, atau yang
wajib (89 persen) atau yang privat (hampir 11 persen). Asuransi kesehatan menanggung
biaya perawatan oleh dokter, obat-obat an, perawatan di rumah sakit dan tindakan preventif.
Iuran asuransi kesehatan dibayar oleh pekerja dan majikan. Peserta asuransi kesehatan wajib
tidak harus membayar iuran untuk anggota keluarganya yang tidak mempunyai
pendapatan. Asuransi wajib terhadap risiko ketergantungan dari perawatan mulai
dilaksanakan pada tahun 1995 sebagai “tiang kelima” asuransi jaminan sosial. Untuk
pembiayaannya ditarik iuran yang sama tingginya dari pekerja dan majikan menurut pola
pembagian antarpeserta. Menurut rencana, cara pembiayaan tersebut akan dilengkapi dengan
unsur-unsur pendanaan yang terjamin oleh modal. Asuransi purnakarya yang diwajibkan
oleh undang-undang adalah sokoguru terpenting bagi jaminan hari tua. Pembiayaannya
didasarkan atas pola pembagian antarpeserta: Iuran yang dibayar setiap bulan oleh para
pekerja dan majikan dipakai untuk membayar uang purnakarya secara teratur kepada peserta
asuransi yang sudah mencapai usia pensiun. Dengan menyetor iuran selama masa kerja aktif,
peserta asuransi memperoleh hak penerimaan uang purnakarya atas nama sendiri. Dana untuk
membayar uang purnakarya itu di masa depan harus dikumpulkan dari iuran generasi
berikutnya lagi (“perjanjian antargenerasi”). Di samping itu sistem jaminan hari tua didukung
oleh tiang kedua dan ketiga berupa dana persiapan hari tua yang disediakan oleh perusahaan
atau yang dikumpulkan secara perseorangan. Dengan persyaratan tertentu jenis dana itu
mendapat subsidi dari negara.
4
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN NEGARA JEPANG
1. PROFIL NEGARA
Negara dengan luas 377,864 km² (145,894 miles²) dan berpenduduk 126.9 juta jiwaini
merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat
pesat.Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870,
danperekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat p adat teknologi.
Secarageografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai
kepulauan.Yang utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak)
danHokkaido. Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% da ri luas total
diolah.Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m
2 pada pasar saham dan real estat pada akhir tahun1980an. Pada akhir tahun 1989 gelembung
pecah, dan setelah itu harga saham turunsebanyak 75% dan nilai tanah komersial di Tokyo
turun sebesar 85%. Ini adalah masa terjadinya krisis yang menyebabkan negara ini memiliki
defisit anggaran yang terusmeningkat hingga saat ini.Perdagangan Jepang mulai terbukan
pada tahun 1990 -an, sebagai tekanan hargadan persaingan pasar global telah mendorong
perusahaan Jepang untuk melirik pasar luar negeri dalam mengembangkan produk, teknologi,
design dan jasa. Tetapi bagi parainvestor, Jepang masih merupakan pasar dengan biaya
tinggi, serta memakan banyakwaktu untuk para investor melaksanakan kegiatan
produksi.Jepang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ageing populations
tercepat didunia, yang disebabkan tingginya tingkat har apan hidup dan rendahnya tingkat
kelahiran. Akibatnya saat ini populasi di Jepang mulai berkurang, penduduk usia kerja
diperkirakan akan di kontrak lebih lama 20 persen selama 25 tahun ke depan jika tren initerus
berlanjut. Hal ini menyebabkan tantangan yang sudah sangat familiar terjadi di Negara-
negara maju di Eropa, yaitu permasalahan penyediaan sistem pensiun dan jaminan kesehatan
dimasa yang akan datang.
5
(beras)untuk mendapatkan jaminan asuransi bagi seluruh masyarakat, benefit yang diterima
masih berupa kebutuhan dasar pada saat itu Dari sini kemudian skema asuransi kesehatan
diJepang mengalami perkembangan yang cukup pesat.Secara umum perkembangan sistem
jaminan kesehatan di Jepang dibagi menjadi 2periode, yaitu Periode Sebelum PD danPeriode
Setelah PD
pada tahun 1922. Pada sistem jaminan kesehatan ini hanya sedikit perusahaan yang
memberikan jaminan kesehatan secara penuh kepada para pekerjanya. Sistem jaminan
kesehatan yang diperkenalkan inihanya memberikan perlindungan secara parsial kepada para
pekerjanya dan benefit yang diterima tidak komprehensif. Ketentuan bagi jaminan kesehatan
hanya berlaku untukperusahaan dengan jumlah pegawai >10 orang dan dengan pendapatan
mi nimal dibawah1,200 yen tidak mendapatkan jaminan, serta hanya diberikan pada pekerja
(tidak untuk tanggungannya).Pembelakuan sistem jaminan kesehatan pada periode ini
mendapat hambatan yangsangat besar dengan terjadinya Great Depression pada tahun 1929
yang berdampakmeluas keseluruh dunia. Namun akhirnya sejalan dengan perbaikan dalam
pertumbuhanperekonomian paska terjadinya krisis tadi, sistem jaminan kesehatan kembali
mengalamikestabilan dalam pengelolaannya. Ketika Jepang menghadap i PD II, sistem
jaminankesehatan telah secara bertahap mengalami perbaikan dan diperluas sebagai bagian
upayapemerintah untuk memperkuat angkatan kerja. Tahun 1938 dibentuk Kementrian
Kesehatandan Kesehatan, dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang be rbasis regional
dibentukpada tahun yang sama
Periode Reformasi Jaminan Kesehatan 1980-an, pada periode ini ditandai dengan
diperkenalkannya jaminan kesehatan bagi penduduk usia lanjut dengan diterbitkannya Law of
Health and Medical Services for The Elderly
6
Pada tahun 1982 dan efektif diberlakukan pada 1983. Kemudian pada tahun 1984
kembali dilakukan pembaruan dalam sistemjaminan kesehatan dengan menetapkan 10% cost
sharing dari pasien, serta pengenalanbagi pengobatan dengan menggunakan teknologi
modern dan yang juga sebuah perubahanyang cukup penting adalah diberlakukannya jaminan
kesehatan bagi para pensiunan.
Jepang memiliki sumber daya yang cukup baik untuk dapat menciptakan
sebuahsistem jaminan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakatnya. Jaminan
kesehatandiberikan kepada seluruh masyarakatnya, sesuai dengan program yang diikuti,
mulai daripenyakit umum hingga penyakit yang memerlukan penanganan khusus
denganmenggunakan teknologi yang mutakhir seperti Tubercolosis (TBC). Di Jepang saat
initerdapat lebihdari 1000 rumahsakit mental, 8700 general hospital dan 1000
comprehensivehospital dengan total 1.5 jutatempa ttidur. Ditambah dengan
klinikgigisebanyak 48.000 sertasejumlah 79.000 unit layanan kesehatan dengan fasilitas
rawat jalan maupun rawat inap
Jumlah tenagamedis di Jepang, pada awal tahun 1990 terdapat hampir 191.400
dokter,66.800 doktergigi, 333.000 perawatdanlebihdari 200.000 tenagamedisalternatif
bersertifikasi.Di Jepang dokter dapat dengan bebas mengajukan klaim atas berbagai
layanankesehatan yang mereka ingin berikan. Dan juga tidak ada batasan bagi pasien
dalammenentukan apakah mereka ingin menggunakan jasa dokter umum ataupun oleh
spesialis.Indikator tenaga kesehatan di Jepang dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan Total Health Expenditure terhadap GDP di
Jepang, pada tahun 1995 total pengeluaran kesehatan di Jepang sebesar 6.9% dari totalGDP,
yang kemudian terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2005menjadi
8.2% dan kemudian kembali turun menjadi 8.1% p ada tahun 2008.Pengeluarankesehatan
masih didominasi oleh pengeluaran belanja kesehatan oleh pemerintah, dimanakomposisi
pengeluaran yang dilakukan pemerintah berada pada >80% dari totalpengeluaran kesehatan.
Pada tahun 1995 porsi pengeluaran pemerintah mencapai 83%dari THE dan pengeluaran
sektor privat hanya sebesar 17%, dan dominasi ini terus berlanjut.
Sistem pembiayaan pada jenis asuransi ini berasal dari dua belah pihak, yaitu
pekerja dan pemberi kerja, yang secara umum kontribusi pada seluruh jenis asuransi
Employer-Based Insurance adalah sebesar 8,5% dari pendapatan peserta yangdibagi
rata antara pekerja dan pemberi kerja. Seorang pekerja yang bekerja padaperusahaan
yang memiliki 5 orang harus terdaftar pada asuransi ini, atau jikabekerja pada
perusahaan Hojin tanpa memperdulikan mengenai usia dankewarganegaraam. Secara
khusus perusahaan atau pabrik yang dimaksud disini harus memiliki penetapan secara
hukum (formal), baik yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa. Hal ini juga
berlaku bagi para pekerja part time yang memilikibaik hari atau jam kerja sebanyak ¾
kali dari hari atau jem kerja para pekerja penuh.
Benefit yang didapatkan dari asuransi ini terbilang cukup lengkap mulai
daripelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap, layanan tambahan
dalampelayanan kesehatan, ambulans, pelayanan bagi penyakit yang mengharuskan
treatment khusus, kelahiran sampai dengan pelayanan pemakaman, diberikan kepada
peserta maupun tertanggung. Bahkan sampai dengan layanan kesehatanyang tidak
termasuk dalam bentuk pelayanan dalam asuransi dapat diberikankepada peserta
maupun tertanggung dengan pengaturan yang lebih lanjut danadanya pengenaan cost
sharing atas layanan yang diterima oleh peserta maupuntertanggung. Benefit yang
diterima oleh peserta adalah sebesar 80% dari total biayadan untuk tertanggung dibagi
menjadi 2 yaitu 80% untuk layanan rawat inap dan70% untuk layanan rawat jalan.
Pengecualian dib erikan kepada pekerja untuklayanan kesehatan yang mencapai cost
sharing yang melebihi 64.000 yen (34.500yen bagi yang berpendapatanrendah)
perbulan,makake seluruhan biaya ditanggung asuransi.
KESIMPULAN
Share yang berbeda bagi pasien. Konstribusi dikenakan bagi para pekerja dan pemberi kerja
secara merata (Employer Based Insurance) dan bagi peserta National Health Insurance
tergantung pada pendapatan,aset (property) dan jumlah tanggungan dalam keluarganya.
Sedangkan bagi para pendudukusia lanjut pembebanan premi hanya maksimal 2000 yen
perbulan untuk rawat jalan dan1100 yen perhari untuk rawat inap.Dengan kondisi demografi
yang menuju pada terjadinya
population ageing pemerintah Jepang saat ini dihadapkan pada kenyataan berkurangny a
kapasitas pembiayaan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang, karena dengan sistem pay
as ougo
yang masih diterapkan saat ini, akan sangat mungkin jika tidak dilakukan reformasi dalam
sistem pembiayaan asuransi kesehatan, Jepang akan mengalami tantang an yang luar biasa.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/inhaltsseiten/glossary08.html
http://www.forkom-jerman.org/
http://studi-jerman.blogspot.com/2010/01/sistem-kesehatan.html
www.japan-zone.com/new/welfares.html
www.sia.go.jp/index.html
www.mhlw.go.jp
12