Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENYULUHAN “PERAN KELUARGA”

Ruang Patimura RSUD Arjawinangun Kab. Cirebon 2018

Disusun Oleh:

1. Widia Siti Sarah


2. Juwita Kartika
3. Muhammad Faisal Indrasyah
4. Andhika Shahnaz Garini
5. Sry Irma Arischa

Pembimbing:
dr. Eri Achmad Achdiar, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD ARJAWINANGUN
MEI 2108
PENYULUHAN
“PERAN KELUARGA”

1. TOPIK
“ PENYULUHAN PERAN KELUARGA”

2. TUJUAN
1) Tujuan Umum
a. Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa
2) Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
a. Pengertian Kekambuhan
b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

3. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah institusi terkecil yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pentingnya peran serta keluarga dalam perawatan kondisi kesehatan keluarganya
sangat berpengaruh besar bagi anggota keluarganya, karena keluarga merupakan sistem
pendukung utama yang memberikan perhatian langsung pada setiap keadaan klien.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung
utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh
karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai
pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan penyuluhan guna
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.

4. SUSUNAN PANITIA
a. Pembicara dan MC
Tugas :
i. Memimpin dan membuka acara
ii. Menyampaikan penyuluhan
b. Dokumentasi
Tugas :
i. Mendokumentasikan acara
c. Sekretaris
Tugas :
i. Mendata peserta yang datang
ii. Membuat resume
PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN
PASIEN GANGGUAN JIWA

A. Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda.
Kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga cukup parah dan
mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan rawat inap dan rawat jalan yang tidak
terjadwal.

B. Tanda – tanda kekambuhan


Tahap I :
Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension), sering mengeluh
cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kata – kata dalam pertengahan kalimat,
adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri yang menurun.
Tahap II :
Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction conciusness), depresi, mudah
bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik diri
dari aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus eksternal.
Tahap III :
Kadang – kadang menunjukan penampilan psikotik, hipomania, gangguan persepsi, gangguan
isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang
Tahap IV :
Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham secara terus menerus
Tahap V :
Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai penipu. Dapat pula
penderita mengamuk.
Tahap VI :
Penderita tampak seperti robot dn bingung serta gelisah.

Jika muncul tanda – tanda di atas segera :


 Bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
 Segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.
C. Penyebab kekambuhan
Faktor – faktor yang menyebabkan kekambuhan :
1. Tidak teratur minum obat, pemakaian obat neuroleptik yang lama dapat menyebabkan efek
samping “tardive dyskinesia” (gerakan tidak terkontrol)
2. Lingkungan dengan stressor tinggi
3. Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi
4. Kurangnya aktivitas dan latihan serta suplai nutrisi.

D. Perawatan penderita di rumah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat pasien di
rumah antaralain :
1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari – hari
2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan suatu kegiatan,
misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.
3. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jika klien mulai menyendiri atau
berbicara sendiri
4. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya : pengajian,
kerja bakti dll
5. Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang dapat dilakukan
pasien
6. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan emapti. Hindari
tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
8. Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing terjadinya marah
9. Mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang menyimpang atau obat
habis.

Anda mungkin juga menyukai